Anda di halaman 1dari 2

Vanessa Prudence O 205130100111008

Azmi Tsabitah 205130101111005


Aryasani Shaleh 205130100111016

IDIOPATIK DERMATITIS PADA KUCING

Gambar 1. Gambar lesi makroskopik di kedua belah mata.

A. Deskripsi Morfologi Lesi Makroskopik


Terdapat kerak hitam sekitar mata berjumlah kurang dari 8 dengan ukuran 0,2 - 1 cm,
berwarna kehitaman, berkonsistensi padat, berbentuk irregular dan distribusinya multifocal.
Terdapat juga lesi merah pucat sekitar mata, distribusi fokal, berukuran 4 cm mengelilingi mata
yang disertai dengan kerontokan rambut pada bagian lesi merah pucat tersebut. Lesi ini tersebar di
30% bagian muka tepatnya di sekitar mata.

B. Diagnosis Patologi Anatomi


Diagnosis patologi anatomi yang kami curigai adalah dermatitis. Dermatitis merupakan
peradangan yang terjadi pada kulit, dengan ciri adanya ruam, kemerahan, dan rasa gatal pada titik
tersebut. Diduga bahwa kucing telah menggaruk kulitnya karena gatal sehingga terjadi luka dan
biasa diiringi dengan infestasi bakteri atau jamur, oleh karena itu pada lesi terlihat adanya bentuk
seperti keropeng berwarna kehitaman dan lesi kemerahan (Rhodes & Werner, 2018).

C. Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari idiopatik dermatitis yaitu berupa reaksi injeksi, reaksi benda asing,
infeksi bakteri, infeksi jamur, infeksi viru, Demodex gatoi, trauma, luka bakar dan hipersensitifitas
(Jakson & Marsella, 2021).
D. Deskripsi dan Skema Patogenesis

Agen patogen
Lalat menempel
Transudat (air mata) menginduksi
mambawa agen
dihinggapi lalat hypersensitifitas type
patogen
IV

Kerak hitam,
Kucing menggaruk Transudat mengering
dermatitis, folikulitis
bagian mata, kotoran bersama dengan pus
dan kebotakan rambut
dari kaki terbawa dan darah
pada sekitar mata

Gambar 2. Skema patogenesis idiopatik dermatitis pada kucing.

Patogenesis dari idiopatik dermatitis pada kucing yaitu pertama-tama adanya transudat air
mata yang tidak dibersihkan didukung dengan lingkungan kucing yang kurang bersih sehingga
adanya infestasi lalat yang menempel pada bagian mata yang terdapat eksudat tersebut.
Selanjutnya lalat membawa agen patogen dan agen patogen tersebut masuk melalui folikel rambut
dan kulit yang menyebabkan terinduksinya hypersensitifitas type IV (Titeux, et al. 2018). Lalu
menimbulkan respon kucing menggaruk pada bagian mata. Biasanya hal ini disertai dengan
infestasi bakteri dan jamur akibat kaki kucing yang kurang bersih saat menggaruk. Kucing
menggaruk hingga berdarah lalu transudat, pus, serta darah mengering sehingga menimbulkan
kerak hitam, dermatitis, folikulitis, dan kebotakan rambut pada sekitar mata (Grant & Rusbridge,
2014).

E. Referensi
Grant, D. I. and Rusbridge, C. (2014). Topiramate in the management of Feline Idiopathic
Ulcerative Dermatitis in a two-year-old cat. Veterinary Dermatology 25 (3): 326-330.
Jakson, H. and Marsella, R. (2021). BSAVA Manual of Canine and Feline Dermatology. 4th ed.
London: BSAVA.
Rhodes, K. H and Werner, A. H. (2018). Small Animal Dermatology. 3rd ed. California:
Blackwell’s.
Titeux, E., et al. (2018). From Feline Idiopathic Ulcerative Dermatitis to Feline Behavioral
Ulcerative Dermatitis: Grooming Repetitive Behaviors Indicators of Poor Welfare in Cats.
Frontiers in Veterinary Science, 5 (81): 2-10.

Anda mungkin juga menyukai