CBR Fisika Umum
CBR Fisika Umum
FISIKA UMUM
Ellysurinde Turnip
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Critical Book Riview adalah:
a. Membandingkan kelebihan dan kekurangan buku
b. Mencari dan mengetahui informasi dari buku yang di review
c. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan memberi
kritik pada buku
d. Untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah Fisika Umum
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan Critical Book Review adalah:
a. Untuk menambah pengetahuan tentang alat alat opti
b. Menambah wawasan akan pengertian dan materi Fisika Umum tentang alat- alat
optik
c. Melatih diri untuk mampu menilai atau mengambil kesimpulan dari sebuah buku
BAB II
ISI BUKU
2.1 Identitas Buku
A. Buku Utama
Judul :OPTIK
Penerbit buku :Mulawarman University PRESS
Penulis buku :Riskan Qadar, Zeni Haryanto, Muliati Syam
Tahun terbit :2019
ISBN : 978-602-6834-80-5
Tempat terbit :Universitas Mulawarman, Samarinda
Tebal halaman :169
B. Buku Pembanding
Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup merupakan rasio sudut penglihatan melalui
lensa dengan sudut melihat langsung benda. Perbesaran ini disebut perbesaran angular (M).
Sudut bayangan dalam retina melihat langsung benda adalah 𝜃0 = ℎ/25 dan sudut
penglihatan melalui lensa adalah 𝜃 = ℎ, /25 = h/p. Yang terlihat di dalam lup adalah bayangan jadi
q = -25 cm, maka
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25+𝑓
= 𝑝 + 𝑞 = 𝑝 + −25 𝑐𝑚 = 𝑝 - −25 𝑐𝑚 → = + 25 𝑐𝑚 =
𝑓 𝑝 𝑓 25𝑓
Perbesaran angularnya
𝜃 h/p 25 25+𝑓 25 𝑐𝑚
M= 𝜃 = ℎ/25 = = 25 ( 25𝑓 ) = 1 +
0 𝑝 𝑓
Perbesaran ini disebut perbesaran maksimum karena dilihat lebih dekat dari titik fokus, maka
ditulis
25 𝑐𝑚
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 1 +
𝑓
Walaupun mata dapat melihat pada jarak lebih dekat dari titik fokus namun mata dapat melihat
bayangan jarak tak berhingga yakni benda diletakkan pada titik fokus f. Maka perbesarannya
adalah
𝜃 h/p 25
M= 𝜃 = ℎ/25 =
0 𝑓
25 𝑐𝑚
M= 𝑓
Contoh:
Berapakah perbesaran maksimum pada lensa yang jarak fokusnya 10 cm, dan perbesaran
jika dilihat secara rileks?
Solusi
Data: f = 10 cm
25 𝑐𝑚 25 𝑐𝑚
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 1 + =1+ = 3.5 perbesaran sudut dengan akomodasi maksimum.
𝑓 10 𝑐𝑚
25 𝑐𝑚 25 𝑐𝑚
M= = = 2,5 perbesaran dengan mata rileks.
𝑓 10 𝑐𝑚
2. Mata
Antomi mata
Bentuk mata hampir menyerupai bentuk bola dengan diameter sekitar 2,5 cm. Bagian-
bagian mata adalah:
Kornea (indeks bias 1,3771), berupa selaput tipis yang kuat, tembus pandang, dan
berfungsi sebagai pelindung mata dari gangguan luar.
Aqueous humor (indeks bias 1,3374), yaitu cairan pengisi antara kornea dan lensa mata.
Aqueous humor berfungsi memberi bentuk dan kekukuhan pada mata.
• Lensa kristalin atau lensa mata (indeks bias 1,4200), yaitu berupa bahan bening, berserat,
dan kenyal yang berbentuk cembung. Lensa mata berfungsi untuk membiaskan cahaya
sehingga menghasilkan bayangan yang tajam dan jatuh tepat di retina. Bentuk lensa mata
dapat menebal atau memipih, tergantung jarak benda yang diamati.
• Iris atau selaput pelangi, yaitu lapisan tipis di depan lensa mata. Iris berfungsi mengatur
besar-kecilnya celah pupil. Iris juga berfungsi memberi warna pada mata.
• Pupil, yaitu celah lingkaran yang dibentuk iris dan tempat masuk cahaya ke retina melewati
lensa.
• Vitreous humor (indeks bias 1,3360), yaitu cairan bening pengisi bola mata yang terletak
di antara lensa mata dan retina. Vitreous humour berfungsi yang sama dengan aqueous
humour, yaitu memberi bentuk dan kekukuhan pada mata.
• Retina atau selaput jala, yaitu bagian belakang dinding dalam bola mata yang berisi dua
jenis sel yang sensitif terhadap cahaya dan berfungsi sebagai layar penerima cahaya. fovea
centralis, yakni tempat terjadinya penglihatan paling tajam di retina berdiameter sekitar
0,25mm.
• Saraf optik, yaitu saraf yang meneruskan sinyal optik ke otak untuk diproses sebagai sinyal
penglihatan.
Dua jenis sel sensitif di retina, yakni batang (rod) dan kerucut (cone). Batang lebih sensitif
pada cahaya dari pada kerucut, jumlahnya sekitar 1,3x108 batang dan kerucut lebih sensitif akan
perubahan warna daripada batang dan jumlahnya sekitar 7x106 kerucut. Berdasarkan kepekaan
yang dimiliki maka batang lebih banyak berfungsi di malam hari dan dikatakan sebagai
penglihatan malam sedangkan kerucut lebih banyak berfungsi di siang hari sehingga dikatakan
penglihatan siang.
Menyesuaikan berbagai jarak benda yang dilihat agar menghasilkan bayangan tajam pada
retina dilakukan oleh otot siliar. Otot ini menjepit lensa mata yang mengakibatkan lensa mata dapat
mengembung atau memipih untuk mengubah jarak fokusnya. Adanya kemampuan lensa mata
dapat mengembung dan memipih bertujuan untuk menyesuaikan jarak fokus lensa mata f agar
jarak bayangan tetap. Proses ini dinamakan penyesuaian atau akomodasi.
Penglihatan Normal
Mata normal adalah mata yang dapat melihat benda dalam jarak dekat maupun jauh.
Bayangan benda dekat atau benda jauh tepat dibentuk di retina.
Orang yang tidak mampu melihat benda jauh dengan jelas karena terbatasnya titik jauh
(titik jauh matanya kurang dari ) yang dimiliki, mata orang tersebut dinamakan miopia
(berpenglihatan dekat). Bayangan benda jauh yang jaraknya melebihi titik jauhnya berada di depan
retina disebabkan kornea matanya terlalu cembung. Adapun orang yang tidak dapat melihat benda
dekat dengan jelas karena terbatasnya titik dekat (titik dekat matanya berada lebih 25 cm) yang
dimiliki, mata orang tersebut dikatakan hiperopia (berpenglihatan jauh). Bayangan dari benda yang
lebih dekat dari titik dekatnya berada di belakang retina disebabkan kornea matanya kurang
cembung. Adapun mata yang tidak mampu melihat benda dengan jelas pada jarak dekat (berada
di 25 cm) maupun jarak jauh ( berada di ) dikenal sebagai presbiopi (mata tua). Keadaan ini
disebabkan kemampuan kornea matanya untuk berakomodasi sudah berkurang seiring bertambah
tuanya seseorang.
Astigmatism
Astigmatism adalah kesalahan bias, merupakan masalah bagaimana mata memfokuskan
cahaya. Bagi mata astigmatism, cahaya yang datang tidak ke titik fokus tunggal pada retina untuk
menghasilkan penglihatan jelas. Sebaliknya, titik fokus terjadi di depan atau di belakang retina
(atau keduanya). Penyebab astigmatism adalah bola mata yang korneanya tidak teratur seperti bola
bisbol, dalam beberapa kasus disebabkan oleh lensa matanya. Bola mata yang korneanya teratur
disebut stigmatism. Astigmatism yang disebabkan oleh kornea disebut astigmatis kornea,
sedangkan yang disebabkan oleh lensa disebut atigmatisme lenticular. Ada tiga jenis astigmatis;
(a) astigmatis miopia, (b) astigmatis hiperopia, dan (c) astigmatis presbiopia.
Ukuran fokus lensa kacamata yang untuk mata miopia dan hiperopia dirumuskan
1 1 1
= +𝑞
𝑓 𝑝
dengan ukuran daya kacamatanya adalah
1
P = 𝑓(𝑚)′
P = daya kacamata (satuan diopter), f = fokus lensa kacamata, p = jarak benda, q = jarak
bayangan benda (jarak penglihatan tanpa kacamata) bertanda minus.
Dalam bentuk sederhana persamaan lain untuk cacat mata miopia dan hiperopia adalah:
𝑃𝑚𝑎𝑡𝑎+ 𝑃𝑘𝑎𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎= 𝑃𝑝𝑒𝑛𝑔𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑛
1 1 1
+𝑓 =
𝑓𝑚𝑎𝑡𝑎 (𝑚) 𝑙𝑒𝑛𝑠𝑎 (𝑚) 𝑓𝑡𝑢𝑗𝑢𝑎𝑛 (𝑚)
Keterangan:
P= = daya (diopter)
𝑓𝑚𝑎𝑡𝑎 = jarak penglihatan mata (m)
𝑓𝑘𝑎𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎= jarak fokus lensa kacamata (m)
𝑓𝑡𝑢𝑗𝑢𝑎𝑛 = jarak penglihatan yang diinginkan (m)
3. Kamera
Kamera merupakan peralatan optik yang paling lazim. Kamera adalah kata latin yang berarti
sebuah kamar atau ruangan tertutup. Kamera menghasilkan bayangan dari benda dan merekam
benda itu pada film. Elemen dasar dari kamera adalah sebuah lensa konvergen. Jumlah cahaya
yang menumbuk film dikontrol oleh laju penutup (shutter) dan celah lensa (lens aperture). Ukuran
luas yang "dilihat' oleh lensa itu sebanding dengan 1⁄𝑓 2 .
Luas efektif lensa itu dikontrol dengan bantuan sebuah celah lensa yang dapat diatur, atau
diafragma, yakni sebuah lubang yang hampir berbentuk lingkaran dengan diameter D yang
berubah-ubah; maka luas efektif itu sebanding dengan 𝐷2 .
Intensitas cahaya yang mencapai film dengan lensa tertentu sebanding dengan 𝐷2 ⁄𝑓 2 .
Kemampuan mengumpulkan cahaya dari sebuah lensa biasanya dinyatakan oleh fotografer dalam
rasio 𝑓/𝐷, yang dinamakan bilangan-f (f-number) dari lensa itu.
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑓𝑜𝑘𝑢𝑠 𝑓
Bilangan -f =𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑐𝑒𝑙𝑎ℎ = 𝐷
Untuk sebuah lensa dengan celah yang diametemya berubah-ubah, penambahan diameter
oleh sebuah faktor sebesar √2 akan mengubah bilangan-f sebesar 1/√2dan menambah intensitas
di film itu oleh sebuah faktor sebesar 2. Celah yang dapat diatur biasanya mempunyai skala yang
ditandai dengan bilangan-bilangan yang berturutan [seringkali dinam akan perhentian-f (f-stop)]
yang dikaitkan dengan faktor sebesar √2 . seperti 𝑓/2; 𝑓/2,8; 𝑓/4; 𝑓/5,6; 𝑓/8; 𝑓/11; 𝑓/16
dan seterusnya. Bilangan yang lebih besar menyatakan celah dan bukaan (exposure) yang lebih
kecil, dan setiap langkah bersesuaian dengan sebuah faktor dua dalam intensitasnya Gambar 20.2.
Bukan sesungguhnya (jumlah total cahaya yang mencapai film itu) sebanding dengan luas celah
dan waktu bukaan. Jadi f/4 dan 1/500 125 s, f/5,6 dan 1/250 s, dan f/8 dan 1/125 s, semuanya
menyatakan bukaan yang sama.
Untuk kamera digital
4. Mikroskop
Mikroskop; alat yang digunakan untuk melihat benda-benda ukuran kecil. Jika lup
menggunakan sebuah lensa cembung maka mikroskop menggunakan dua buah lensa cembung.
Lensa yang berada dekat benda dikatakan lensa objektif dan lensa yang berada dekat mata
dikatakan lensa okuler. Perbesaran bayangan benda pada mikroskop diperoleh dari perbesaran
lensa objektif (𝑚𝑜 ) dan perbesaran lensa okuler (𝑀𝑒 ). Perbesaran lensa objektif adalah
𝑞 𝑙 − 𝑓𝑒
𝑚𝑜 = − = −
𝑝 𝑝
Perbesaran okuler
𝑁
𝑀𝑒 = 𝑓 untuk mata rileks
𝑒
𝑁
𝑀𝑒 = 𝑓 + 1 utuk mata berakomodasi
𝑒
5. Teleskop
Ada dua jenis teleskop, keduanya didesain untuk membantu mengamati benda jarak jauh
seperti planet dalam sistem tata surya, yakni: (1) teleskop refrakting, yang mana menggunakan
kombinasi lensa untuk membentuk bayangan, dan (2) teleskop reflekting, yang mana
menggunakan cermin cekung dan lensa untuk membentuk bayangan.
Pada teleskop refraksi, dua lensa yang tersusun, lensa objektif 𝑓𝑜 membentuk bayangan nyata 𝑙1
dan terbalik yang sangat dekat atau pada titik fokus lensa okuler 𝑓𝑒 . Jarak kedua lensa atau panjang
teleskop adalah 𝑓𝑒 + 𝑓𝑜 , bayangan akhir yang terbentuk 𝑙2 berasal dari bayangan 𝑙1. Perbesaran
angular yang dihasilkan teleskop diperoleh 𝜃⁄𝜃 , yang mana 𝜃𝑜 adalah sudut objek pada lensa
𝑜
objektif dan 𝜃 adalah sudut bayangan akhir.
ℎ′
tan 𝜃𝑜 ≈ 𝜃𝑜 ≈ 𝑓
𝑜
ℎ′
tan 𝜃𝑜 ≈ 𝜃𝑜 ≈ 𝑓
𝑒
𝜃 − ℎ′/𝑓𝑒 𝑓
M=𝜃 = = - 𝑓𝑒
𝑜 ℎ′ /𝑓𝑜 𝑜
Panjang teleskop L adalah
L= 𝑓𝑒 + 𝑓𝑜
B. Buku Pembanding
BAB III
• Kornea adalah bagian depan mata yang merupakan lapisan pelindung, mempunyai
kelengkungan lebih tajam, dan dilapisi oleh selaput tipis. Kornea berfungsi untuk
menerima dan meneruskan cahaya yang masuk ke mata serta melindungi lensa mata
dari bulu-bulu.
• Aqueous humor adalah cairan bening dibelakang kornea yang berfungsi untuk
membiaskan cahaya yang masuk ke mata.
• Iris atau selaput pelangi, berfungsi untuk memberi warna pada mata.
• Pupil merupakan celah lingkaran yang dibentuk oleh iris dan berfungsi untuk
mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata atau mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk ke dalam mata.
• Retina merupakan lapisan kompleks di bagian belakang mata yang tersusun atas sel-
sel saraf. Retina berfungsi untuk menangkap bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil
dari suatu benda di depan mata atau tempat terbentuknya bayangan.
• Lensa mata (lensa kristalin) adalah bagian mata yang terbuat dari bahan bening
berserat dan kenyal serta mempunyai permukaan rata yang berfungsi untuk mengatur
pembiasan cahaya yang masuk ke mata.
• Bintik kuning yaitu bagian pada retina yang sangat peka terhadap cahaya.
• Saraf optik merupakan saraf yang berfungsi meneruskan rangsangan cahaya yang
telah di ubah oleh retina menjadi sinyal-sinyal (impuls saraf) menuju ke otak.
• Otot siliaris merupakan otot yang berfungsi untuk mengatur panjang fokus lensa
kristalin.
• Vitreous humor merupakan bahan bening yang mengisi bola mata (rongga utama
mata di antara lensa dan retina).
Daya Akomodasi
Untuk dapat melihat benda di depan mata dengan jelas, maka bayangan benda harus
terbentuk di retina dengan sifat nyata, terbalik dan diperkecil
Agar bayangan selalu jatuh tepat di retina, maka lensa mata harus mempunyai kemampuan
untuk memfokuskan cahaya. Kemampuan lensa mata untuk menipis atau menebal sesuai dengan
jarak benda yang dilihat disebut daya akomodasi. Daya akomodasi mata diatur oleh otot siliaris.
Ketika mata melihat benda-benda di tempat kejauhan, otot siliaris mengendur sehingga lensa mata
menipis. Pada keadaan demikian, mata dikatakan tak berakomodasi. Sementara itu, ketika mata
tersebut melihat benda-benda dekat, otot siliaris menegang sehingga lensa mata menebal.
Pada keadaan demikian, mata dikatakan berakomodasi maksimum. Titik dekat mata adalah
titik terdekat yang dapat dilihat dengan jelas oleh mata dalam keadaan berakomodasi maksimum.
Sedangkan titik jauh mata adalah titik terjauh yang dapat dilihat dengan jelas oleh mata tanpa
berakomodasi.
b. Kacamata
Cacat Mata dan Cara Menanggulanginya
Jika jangkauan penglihatan seseorang tidak terletak di antara 25 cm dan tak hingga, maka
dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut mengalami cacat mata atau aberasi. Cacat mata
(aberasi) dapat diatasi dengan memakai kacamata, lensa kontak, atau melalui suatu operasi.
Mata normal atau emetropi memiliki titik dekat (Sn=25 cm) dan titik jauh tak terhingga (∞).
• Rabun Jauh (Miopi)
Mata rabun jauh mempunyai titik dekat lebih kecil dari 25 cm dan tiitk jauh yang berhingga (pada
jarak tertentu). Jika bayangan benda tidak tepat jatuh di retina tetapi di depan retina, hal ini akan
menyebabkan mata tidak dapat melihat benda-benda di kejauhan dengan jelas sehingga mata di
katakan mengalami rabun jauh (miopi). Keadaan ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi
pipih 26 sebagaimana mestinya, sehingga bayangan benda yang sangat jauh terbentuk di depan
retina.
Gambar 3: (a) Rabun jauh (b) Rabun jauh ditolong dengan kacamata berlensa negatif
Untuk mengatasi rabun jauh, dapat digunakan kacamata lensa cekung (negatif). Lensa
cekung akan memancarkan cahaya sebelum cahaya masuk ke mata (lihat Gambar 3b). Dengan
menggunakan persamaan pembiasan pada lensa, kita dapat menentukan kekuatan lensa (P) yang
harus digunakan oleh penderita miopi yaitu:
1 1 1
P = 𝑓 = 𝑠 + 𝑠′
Karena 𝑠 ′ = −𝑃𝑅(titik jauh), dan 𝑠 = ∞, maka
1
P=− 𝑃𝑅
dengan :
P = kekuatan lensa (dioptri),
PR = titik jauh (m),
f = titik fokus (m)
100
P=− 𝑃𝑅 ( jika PR dinyatakan dalam cm )
Gambar 4: (a) Rabun dekat (b) Rabun dekat ditolong dengan kacamata berlensa positif
• Astigmatisma
Dengan menggunakan persamaan lensa, maka persamaan di atas dapat di tata ulang sebagai
berikut. Karena s’=-𝑠𝑛′ , maka :
1 1 1
= +
𝑓 𝑠 𝑠′
1 1 1
=𝑓+=𝑠
𝑠 𝑛
1 𝑓+𝑠𝑛
=
𝑠 𝑓.𝑠𝑛
Jadi perbesaran anguler lup untuk mata berakomodasi maksimum menjadi:
𝑠
𝑀𝑎 = 𝑓𝑛 + 1
dengan: s = jarak benda ke lup (m)
b) Mikroskop
• Bagian-Bagian Mikroskop
Bagian-bagian mikroskop pada Gambar 7 di atas dapatdijelaskan sebagai berikut.
Lensa okuler Terdapat di ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini
berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif, selain itu juga
berfungsi sebagai lup.
Lensa objektif Lensa objektif berfungsi untuk membentuk bayangan nyata, terbalik,
diperbesar. Pembesaran dari lensa objektif dapat diatur oleh bagian revolver yang ada pada
mikroskop
Meja preparat Meja preparat merupakan tempat untuk meletakkan objek (preparat) yang
akan diamati. Objek diletakkan di atas meja denagn dijepit oleh penjepit.
Diafragma Diafragma berfungsi mengatur sedikit banyaknya cahaya yang masuk.
Cermin Cermin berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang masuk dengan
cara memantulkan cahaya tersebut.
Objek atau benda yang diamati dengan menggunakan teropong bintang berada pada
jarak sangat jauh (sob=∞) maka bayangan terbentuk di titik fokus lensa objektif (s’ob=
fob). Dengan demikiant, maka panjang teropong dapat ditentukan dengan persamaan:
d= fob + sok
Pembentukan bayangan dengan teropong bintang pada mata yang berakomodasi
maksimum ditunjukkan pada Gambar 11.
Untuk mata yang tidak berakomodasi, s’ob=fob dan sok=fok sehingga panjang teropong
menjadi:
d = fob + f ok
Pembentukan bayangan pada teropong bintang untuk mata tak berakomodasi
ditunjukkan pada Gambar 12.
Oleh karena jarak benda dari lensa objektif terletak pada jarak tak hingga (sob=∞)
maka pada lena objektif berlaku persamaan:
s'ob = fob
Untuk mata yang tidak berakomodasi, bayangan yang terbentuk oleh lensa okuler
berada pada jarak yang sangat jauh (s’ok=∞) sehingga juga berlaku persamaan:
sok = fok
Perbesaran sudut atau perbesaran anguler pada teropong bintang merupakan
perbandingan antara sudut penglihatan yang menggunakan teropong bintang (ß) dengan
sudut penglihatan tanpa menggunakan teropong bintang (α).
Dari definisi ini, maka perbesaran anguler pada teropong bintang dapat dihitung
dengan persamaan:
𝑡𝑎𝑛𝛽
𝑀=
𝑡𝑎𝑛𝛼
besar bayangan/𝑠𝑜𝑘
= besar bayangan/𝑓
𝑜𝑏
𝑓𝑜𝑏
M=𝑠
𝑜𝑘
Untuk mata yang tidak berakomodasi (sok = fok), perbesaran anguler teropong bintang
menjadi:
𝑓
M = 𝑠 𝑜𝑏
𝑜𝑘
Untuk mata yang berakomodasi maksimum, bayangan pada lensa okuler terletak di titik
dekat mata (s’ok = -sn ), sehingga pada lensa okuler berlaku persamaan:
1 𝑓𝑜𝑘 + 𝑠𝑛
=
𝑠𝑜𝑘 𝑓𝑜𝑘 . 𝑠𝑛
dan perbesaran anguler pada teropong bintang untuk mata berakomodasi maksimum
menjadi:
𝑓 𝑓
M = 𝑓𝑜𝑏 ( 𝑠𝑜𝑘 + 1)
𝑜𝑘 𝑛
• Teropong Bumi
Teropong bumi adalah teropong yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-
benda di darat atau di laut yang letaknya jauh. Dengan kata lain, teropong bumi adalah teropong
yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang terdapat di permukaan bumi termasuk
keragaman bentuk permukaan bumi. Teropong bumi menggunakan tiga buah lensa cembung, yaitu
lensa objektif, lensa pembalik dan lensa okuler. Lensa objektif lebih dekat dengan objek, lensa
okuler lebih dekat dengan mata, dan lensa pembalik terletak di antara lensa objektif dan lensa
okuler.
Untuk mata berakomodasi maksimum
𝑓
Perbesaran anguler: M = 𝑠 𝑜𝑏
𝑜𝑘
dan panjang teropong bumi :d=fob +4fp + sok
dengan: fp = Panjang focus lensa pembalik
• Teropong Prisma
Teropong prisma atau teropong binokuler terdiri atas dua buah lensa cembung dan dua
buah prisma yang diletakkan antara lensa objektif dan lensa okuler. Kedua prisma yang diletakkan
di antara lensa objektif dan lensa okuler tersebut berfungsi untuk membalikkan bayangan
berdasarkan prinsip pemantulan total.
2) Teropong Pantul
Teropong pantul merupakan teropong yang menggunakan cermin cekung sebagai
pengganti lensa onyektif.
• Periskop
Periskop adalah teropong pantul yang digunakan pada kapal selam untuk melihat atau mengamati
keadaan bendabenda diatas permukaan air laut. Periskop terdiri dari dua buah lensa cembung dan
dua buah prisma siku-siku sama kaki.
2. Kamera
Kamera merupakan alat yang digunakan untuk mengambil gambar atau foto. Elemen-elemen dasar
lensa adalah sebuah lensa cembung, celah diafragma, dan film (pelat sensitif).
1) Bagian-Bagian Kamera
• Lensa
Kamera menggunakan lensa positif untuk membentuk bayangan. Sifat bayangan yang dibentuk
kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil. Lensa terletak di bagian depan kamera dan berfungsi
mengatur keluar masuknya cahaya agar terlihat dengan baik di film.
• Film
Film merupakan media untuk menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa. Bayangan
harus selalu jatuh pada film, walaupun letak benda berubah-ubah. Karenanya film dapat diatur
dengan cara menggeser jarak lensa terhadap filmnya. Untuk memperoleh gambar foto yang jelas
dan tajam, kamera perlu difokuskan. Pemfokusan ini dilakukan dengan cara mengubah kedudukan
lensa terhadap benda sesuai dengan jarak benda yang akan difoto.
• Diafragma (Aperture)
Diafragma merupakan bagian kamera berupa celah yang berfungsi mengatur jumlah cahaya yang
masuk ke kamera. Jumlah cahaya yang masuk dapat diatur dengan menyesuaikan ukuran
diafragma. Jika cahaya terlalu terang,celah diafragma dibuat kecil,dan sebaliknya jika ruangan
redup celah cahaya dibuka lebar. Pada beberapa jenis kamera, besarnya celah dinyatakan dengan
angka diafragma, misalnya f4, f8, f11,dan sebagainya. Semakin besar angka diafragma, celah yang
dihasilkan semakin kecil. Sebaliknya, semakin kecil angka diafragma, celah yang terbuka makin
besar.
3.2 Kekurangan
Buku Utama
• Ada beberapa halaman yang kosong
• Tidak ada peta konsep diawal bab
• Ada juga gambar yang berwarna hitam putih yang membuat gambar terlihat kurang jelas
• Ada penggunaan tanda baca yang kurang tepat
Buku Pembanding
• Ada beberapa halaman yang setengahnya kosong dikarenakan ukuran gambar yang tidak
sesuai dengan sisa halaman tetapi kelihatannya menjadi tidak rapi
• Ada halaman yang kosong
• Ada beberapa gambar yang berwarna hitam putih sehingga apa yang ada dalam gambar
kurang jelas
• Ada beberapa format penulisan dalam buku yang tidak sama seperti buku fisika yang
biasanya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kedua buku diatas membahas materi mengenai alat- alat optik.
Hanya saja urutan atau penyampaian materi pada buku berbeda. Kedua buku tersebut juga
memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing, namun pada dasarnya pembuatan buku
tersebut untuk menambah informasi bagai para pembaca tersebut.Akan lebih baik jika kedua
buku digunakan untuk memperbanyak informasi yang lebuh banyak mengenai alat- alat optik.
DAFTAR PUSTAKA