Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMETAAN KAJIAN TARTIL DAN TAJWID

DOSEN PENGAMPU:
Ahmad Mulukalfian , M .H.

DI SUSUN OLEH :

ALMIRA TERTIA ZULAIKHA (2211040159)

LARA ANDRIANI (2211040047)

HESTI NURMALA (2211040188)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tamamarilah kitaucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahma
tkarunia-Nya, penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Alhamdulilah dengan
semangat yang tinggi pula merupakan modal bagi kami untuk dapat menyelesaikan makalah
ini.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang
“Pemetaan kajian Tartil dan Ilmu Tajwid serta Macam-macam Imlaq dan Metode
Pembelajarannya”. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang banyak untuk sendiri
maupun orang lain.

Dalam penulisan ini,kami mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah ikut serta
membantu sehingga makalah ini dapat diselesai kan tepat pada waktunya dan saya memohon
maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih ada kesalahan.karena sesungguhnya kami
sadari bahwa, tidak ada satupun yang sempurna didunia ini kecuali Allah SWT yang telah
menciptakanalamsemesta dan isinya.

Kami berharap semoga makala ini bermanfaat dan berguna untuk para pembaca kami juga
dengan senang hati menerima keritik dan saran yang membangun guna untuk memperbaiki
setiap kekurangan dari makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................i

Daftar Isi......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................1

C. Tujuan...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tartil.................................................................................................2

B. Tingkatan Tartil..................................................................................................5

C. Pengertian Tajwid……………………………………………………………..

D. Materi ilmu Tajwid……………………………………………………………

E. Pentingnya Mempelajari Tajwid………………………………………………

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Al-qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat
Jibril sebagai suatumu’jizat yang paling agung. Bahwasanya Allah yang maha agung sertamulia
mempunyai para ahli dari golongan manusia. Dikatakan “siapakah mereka ya Rasulallah?”
Rasulullah SAW. Bersabda: ahlul al-Qur’an, mereka adalah ahlullah yang telah dikhususkan dan
telah diistimewakan oleh Allah.

Allah SWT tidak akan menerima suatu amal perbuatan kecuali perbuatan itu dilakukan dengan
ikhlas, tulusserta benarmaksud ketulusan atau kemurniannya suatu perbuatan itu sendiri adalah
sesuatu yang dituntut untuk dilakukan semata pada Allah SWT sedangkan kebanaran suatu
perbuatan yakni sesuai dengan dasar-dasardan tujuan yan syar’i.

Oleh karena itu kita sebagai pembaca al-Qur’an hendaknya mengetahui cara membaca al-Qur’an
dengan baik dan benar, dengan mempelajari Ilmu Tajwid agar kita dapat membaca Al-Qur’an
dengan Tartil.

B. RumusanMasalah

1. Apa yang di maksud tartil?

2. Apa saja tingkatan tartil ?

3. Apa yang di maksud Tajwid?

4. apa saja materi ilmu tajwid?

4. Bagaimana pentingnya mempelajari ilmu tajwid?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang Tartil.

2. Untuk mengetahui tingkatan dalam Tartil

3. Untuk mengetahui tentang tajwid

4. Untuk mengetahui materi apa saja yang terdapat dalam ilmu Tajwid

5. Untukmengetahui pentingnya mempelajari Tajwid


BAB II

PEMBAHASAN

A. Tartil

1. Definisi Tartil

Tartil adalah perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa. Diantaranya, memperhatikan potongan ayat,
permulaan dan kesempurnaan makna, sehingga seorang pembacaakan berpikir terhadap apa
yang sedang ia baca.

Allah berfirman,“Dan bacalah Al-Qur’an itudenganperlahan-lahan.” (QS. Al-Muzammil: 4).

Ibnu Katsir berkata,“Bacalah dengan perlahan-lahan,karena hal itu akan membantu untuk
memahami Al-Qur’an dan men-tadabburi-nya. Dengan cara sepertiitulah Rasulullah membaca
Al-Qur’an. Aisyahberkata, “Beliau membaca Al-Qur’an dengan tartil sehingga seolah-olah
menjadi surat yang paling panjang.”Beliau senantiasa memutus-mutus bacaannya ayat demi
ayat.

Tata caram embaca Al-Qur’an yang dinukil dari Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam dan para
sahabat menunjukkan pentingnya perlahan-lahan dalam membaca dan memperindah suara
bacaan Zaid bin Tsabit radiallahu ‘anhu pernah ditanya, “Bagaimana pendapatmu tentang
bacaan Al-Qur’an dalam tujuh hari?” Ia menjawab, “Baik, dan jika saya membacanya dalam
setengah bulan atau satu bulan lebih sayasukai, mengapa demikian?” Orang tadi bertanya, “Saya
akan bertanya demikian itu.”Zaid berkata, “Agar saya dapat men-tadabbur-i dan berhenti dalam
setiap bacaan.”

Ibnu Hajar berkata, “Sesungguhnya orang yang membaca dengan tartil dan mencermatinya,
ibarat orang yang bershadaqah dengan satu permata yang sangat berharga, sedangkan orang
yang membca dengan cepati barat bershadaqah beberapa permata, namun nilainya sama dengan
satu permata .Boleh jadi, satu nilai lebih banyak dari pada beberapa nilai atau sebaliknya.”

Pendapat yang bena radalah, sesungguhnya seseorang yang membaca dengan tergesa-gesa, maka
ia hanya mendapatkan satu tujuan membaca Al-Qur’an saja, yaitu untuk mendapatkan pahala
bacaan Al-Qur’an, sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan tartil disertai perenungan,

Maka ia telah mewujudkan semua tujuan membaca Al-Qur’an, sempurna dalam mengambil
manfaat Al-Qur’an, serta mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam dan para sahabat
yang mulia.
B. tingkatan Tartil

Terdapat tempat macam tingkatan atau mertaba tbacaan Al Quran yaitu bacaan dari segi cepat
atau perlahan:

a. Pertama At- Tahqiq: Bacaannya seperti tartil Cuma lebih lambat dan perlahan, seperti
membetulkan bacaan huruf dari makhrajnya, menepatkan kadar bacaan mad dan dengung.
Tingkatan bacaan tahqiq ini biasanya bag imereka yang baru belajar membaca Al Quran
supaya dapat melatih lidah menyebut huruf dan sifat huruf dengan tepat dan betul, atau lebih
tepat dipakai untuk proses belajar mengajar atau dunia pendidikan.

b. Kedua Al-Hadr: Bacaan yang cepat dengan tetap menjaga hukum-hukum bacaan tajwid.
Tingkatan bacaan hard ini biasanya bagi mereka yang telah menghafal Al Quran, supaya mereka
dapat mengulang bacaannya dalam waktu yang singkat.

c. Ketiga At-Tadwir: Bacaan yang pertengahanan ctara tingkatan bacaan tartil dan hadr,
dengan tetap menjaga hukum-hukum tajwid.

d. Keempat At-Tartil: Bacaannya perlahan-lahan, tenang dan melafazkan setiap huruf dari
makhrajnya secara tepat serta menurut hukum-hukum bacaan tajwid dengan sempurna,
merenungkan maknanya, hukum dan pengajaran dariayat.Tingkatan bacaan tartil ini biasanya
bagi mereka yang sudah mengenal makhraj-makhraj huruf, sifat-sifat huruf dan hukum-hukum
tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik dan lebih diutamakan.

Lahn adalah suatu kesalahan atau kondisi yang menyimpang dari kebenaran. Kesalahan itu
dibagi menjadi dua macam :

1. Lahn Jali (besar) yaitu kesalahan yang terdapatdalamlafazh dan mempengaruhi tata
carabacaan, baikitumengubah arti atautidakmengubahnya. Dinamakan
“kesalahanbesar” karenakesalahaninidiketahui oleh ulama qiro’ahmaupun orang awam,
seperti:

a. Perubahanhurufdenganhuruf

Seharus ‫ ِق ْي َم‬Hَ‫ ست‬dibac ‫ ِق ْي م‬Hَ‫صت‬


َ ‫اَ ْل ُم‬
nya
‫ ْل ُم‬Hَ‫ ا‬a

Seharusnya ‫لَّ ِذ ْي َن‬Hَ‫ا‬dibaca‫ َّل ِز ْي َن‬Hَ‫ا‬

Sehar ‫ضا ِل’ ْي َن‬


dib ‫ل ِ’ل ْي َن‬Hَ‫ا‬
usnya
‫ل ظا‬Hَ‫ا‬aca
Seharusnya
ْ ‫ا‬dibaca‫ْ ب‬ ‫اَ ْل َم ْق‬
‫ب‬
‫ْل َم ْغ و‬ ‫و‬

‫ض‬ ‫ض‬

b. Perubahan harokat dengan harokat

Seharusnya ُ diba‫ُ ْ ِت‬


‫قل‬
‫ل‬ْ ُ‫ق‬ca
‫ت‬
‫َر‬
‫ر‬
Seharusnya ِ َ
dibaca
‫ب‬ ‫ب‬
Seharusnya ‫أ‬dibaca‫ت‬ ‫أَ ْن َع ْم‬
‫ت‬ ‫ْن َ ع ْم‬
Seharus ‫لَ ْم َي ِلْد‬dibaca Hُ‫ِلد‬
‫َل ْم‬
nya

c. Penambahan huruf

Seharusnya َ ‫ ن‬dibaca‫ما ْن كا َن‬


‫كا‬ ‫َم ْن‬

Seharusnya ‫ ِم ْن ُك ْم‬dibaca‫مي ْنُك ْم‬

d. Penghilangantasydid

Seharusnya َ dibaca ‫ع ر‬
َ
‫ف‬ ّ ‫ف‬
‫ر‬

‫ع‬

Seharusnya ‫ َب ِد’ ْل‬dibaca ‫ِ د ْل‬

e. Penambahantasydid

Seharusnya dibac‫ِ َح‬

‫ح‬ di ‫ َف ِر ج‬a ’
Seharusnya
‫ َم َر‬baca ‫ر‬
‫ج‬

‫َّر‬

‫ف‬

‫م‬
f. Penghilanganbacaanpanjang

Seharusnya ‫َا ْل‬dibaca‫اَ ْل ِكتَ ب‬


‫ب‬ ‫ا‬Hَ‫ِكت‬

Seharusnya ‫ ْل َب َيا َن‬Hَ‫ا‬dibaca‫ ْل َب َي َن‬Hَ‫ا‬

Kesalahan-kesalahan di atas hokumnya haram. Ulama telah sepakat tentang ke haraman nya, dan
pelaku nya berdosa.

2. Lahn Khafi (kecil)


yaitu kesalahan yang berkaitan dengan tidak sempurnanya pengucapan bacaan;
kesalahan seperti ini hanya diketahui oleh orang yang ahli dalam bidang ini
(bidangqiro’ah, pent.), seperti:

a. Tidak sempurna dalam pengucapan dhommah.

‫ ْود‬Hُ‫ ون‬Seharusnya dibaca wanuuduu tetapi dibaca wanoodoo


‫ْوا‬
b. Tidak sempurna dalam pengucapan kasroh.

‫س ِب ْي ِل ِه‬ → Seharusnya dibaca sabiilih tetapi dibaca sabiileh

c. Tidak sempurna dalam pengucapan fathah.

َHَ‫ →باطل ْل ا‬Seharusnya dibaca al-baathilu tetap idibaca al-boothilu

d. Menambah qalqalah pada kata yang seharusnya tidak berqalqalah.

Hُ‫ →َفضَله‬Seharusnya dibaca fadhlahuu tetapi dibaca fadhe‘lahuu

e. Mengurangi bacaan ghunnah.


َّHَ‫ →ن أ‬Seharusnya tasydid dibaca dengan dengung sekitar dua harakat tetapi tidak
dibaca harus dengung
f. Terlalu memanjangkan bacaan panjang.
َ‫ َ→مان َّرح ال‬Seharusnya mim tersebut dibaca dua harakat tetapi dibaca empat, lima, atau
enam harokat.
g. Terlalu menggetarkan ro’.
ُ‫ر ْو ُك ال َذ‬ Seharusnya dibaca adz-dzukuur tetapi dibaca adz-dzukuurrr

C. Pengertian Tajwid

1. Definisi ilmu Tajwid atau Tahsin

a.Tajwid

Tajwīd (‫ )تجويد‬secarah arfiah bermakna melakukansesuatu dengan elok dan indahataubagus dan
membaguskan, tajwid berasaldari kata Jawwada ( ‫تجويدا‬-‫ود’ يج‬-‫ )ود’ ج‬dalam bahasa
Arab.DalamilmuQiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan
sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana
caram embunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapatdalam kitab suci al-Quran
maupun bukan.

Istilah (terminologi) ialah:

Hَ‫ست‬ ‫ِم‬ ِ ‫خ َرا‬


‫ِه َم طا حق‬
‫َحَّقه‬ ‫ْن َم‬ ‫’ل‬
‫َعإِع خ ِئ ّ ُه َو‬
‫ُم‬ ‫َ ر ِ ج ِه‬ ‫ح ْر‬ ‫ج‬
‫ٍف‬ ُ‫ك‬

“Mengeluarkan setiap hurufdari tempat keluarnya masing-masing sesuai dengan hak dan
mustahaqnya.”

Haq huruf yaitu sifat asli yang senantiasa ada pada setiap huruf atau seperti sifat Al-jahr, Isti’la,
dan lain sebagainya.Hak huruf meliputi sifat-sifat huruf dan tempat-tempat keluar huruf.
Mustahaq huruf yaitu sifat yang sewaktu-waktu timbul oleh sebab-sebab tertentu ,seperti; izh-
har, ikhfa, iqlab, idgham, qalqalah, ghunnah, tafkhim, tarqiq, mad, waqaf, dan lain-lain.

Imam Ali bin Tholib mengatakan bahwa Tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari
makhrojnya dan memberikan hak setiap huruf (yaitu sifat yang melekat pada huruf tersebut
seperti qolqolah, Hams, dll) dan mustahaq huruf (yaitu sifat-sifat huruf yang terjadi karena
sebab-sebab tertentu, seperti izhar, idghom, dll.)

Pengertian lain dariilmu tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari
tiap-tiap bacaanayat al-Quran.

b.Tahsin

Pengertian tahsin (‫حسين‬H‫ )ت‬secara bahasa sama seperti pengertian tajwid yang berasal dari kata
‫ح س‬- - ‫ْ س ْينًا‬Hَ‫ ح ت‬yang berarti membaguskan atau memperbaiki.
‫ح ’سن َن‬Hُ‫ي‬

Adapun masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah makharijul huruf (tempat
keluar-masukhuruf), shifatulhuruf (cara pengucapan huruf), ahkamulhuruf (hubungan antar
huruf), ahkamulmaddiwal qasr (panjang dan pendek ucapan), ahkamulwaqafwalibtida’
(memulai dan menghentikan bacaan) dan al-Khat al-Utsmani.

2 . Hukum MempelajariIlmu Tajwid (Tahsin)

Para ulama menyatakan bahwa hokum bagi mempelajari tajwid itu adalah fardhu kifayah
tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca al-Quran adalah fardhu ain atau wajib kepada lelaki
dan perempuan yang mukall f atau dewasa.

Dalil kewajiban membaca Alquran dengan tajwid adalah sebagai berikut:

.SubhanhuWaTa'ala Allah Firman 1

‫ ْرِت ْي ًِل‬Hَ‫ ْراَنت‬Hُ‫ ِِل ْلق‬H’‫ َو َر ِت‬..

“Dan bacalah AlQuran dengan tartil.” (Q.S. Al-Muzzammil 73: 4).

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SubhanhuWaTa'ala memerintahkan Nabi Muhammad
Shallallaahu’alaihiwasallam untuk membaca Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dengan
tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).

Firman Allah SubhanhuWaTa'ala yang lain:

“Dan Kami (Allah) telahbacakan (Al-Qur’an itu) kepada (Muhammad )secaratartil (bertajwid)”.
(Q.S. Al-Furqaan (25): 32)

Firman Allah SubhanhuWaTa'ala:


Yang dimana artinya:

“Orang-orang yang telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan
yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya.Dan barang siapa yang ingkar kepadanya,
maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al Baqarah: 121)

Dan mereka tidak akan membaca dengan sebenarnya kecuali harus dengan tajwid, kalau
meninggalkan tajwid tersebut maka bacaan itu menjadi bacaan yang sangat jelek bahkan kadang-
kadang bias berubah arti. Ayat ini menunjukkan sanjungan Allah SubhanhuWaTa'ala bagi siapa
yang membaca Al-Qur’an dengan bacaan sebenarnya.

2. Sabda Rasul:

‫َوا‬
‫ ح ْو نِ ا ْل‬H‫َنِبل‬Hَ‫ ْرآ‬Hُ‫)رواهالطبران(ِإ ْق َر ُؤ ْواا ْلق‬
‫ِت َها‬
‫َع َرِب َوأ‬
‫ص‬
“Bacalah Al-Qur’an dengancara dan suara orang Arab yang fasih”. (HR. Thabrani)

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah Semoga Allah meridhainya (istri Nabi
Muhammad Shallallaahu’alaihiWasallam), ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan dan
sholat Rasulullah Shallallaahu’alaihiwasallam, maka beliau menjawab: “Ketahuilah bahwa
Baginda Shallallaahu’alaihi wasallam sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika
beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau
tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanyan sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga
menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah
Shallallaahu’alaihiwasallam dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan)
huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi).

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah Ibnu ‘Amr, Rasulullah Shallallaahu
‘alaihiwasallambersabda:

“Ambillah bacaan Al-Qur’an dariempat orang, yaitu: Abdullah Ibnu Mas’ud, Salim, Mu’adz bin
Jabal dan Ubai bin Ka’ad.” (Haditske 4615 dari Sahih Al-Bukhari).

Dalam hadits lain:

“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ketika ditanya bagaimana bacaan Nabi shallallahu
‘alaihiwasallam, maka beliau menjawab bahwa bacaan beliau Nabi Muhammad Shallallahu
'AlaihiwaSallam itu dengan panjang-panjang kemudian dia membaca
“Bismillahirrahmanarrahiim” memanjangkan (bismillah) serta memanjangkan (arrahmaan) dan
memanjangkan arrahiim.” (HR. Bukhari)

D. Materi ilmu Tajwid


Secara umum, yang menjadi inti pembahasan dari ilmu tajwid adalahsemua kalimat yang
terkadung di dalam Al-Qur’an Oleh karena itu, dalamilmu tajwid terdapat beberapa macam
pembahasan, seperti makhorijul huruf, shifatul huruf, waqaf, ibtida’ dan lainnya yang berkaitan
dengan tata caramembaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

1. Makhraj huruf

Makhraj huruf adalah tempat-tempat keluarnya bunyi huruf hijaiyah ketika dibaca, agar bunyi
huruf itu dapat dibedakan dengan bunyihuruf lainnya

Ada lima tempat keluarnya huruf hijaiyah, yaitu:

a. Rongga mulut dan rongga tenggorokan (jauf )


b. Tenggorokan (halq)
c. Lidah (lisan)
d. Dua bibir (syafatain)
e. Hidung (khaisyum)

2. Sifat-Sifat Huruf

Sifat-sifat huruf adalah sesuatu yang melekat pada huruf-huruf hijaiyah, sehingga tidak terjadi
kekaburan pada saat pelafalan huruf hijaiyah yang satu dengan lainnya.

3. Waqaf dan Ibtida’ Waqaf

adalah menahan atau berhenti sejenak untuk mengambilnafas kemudian melanjutkan bacaan.
Sedangkan ibtida’ adalah memulai bacaan atau setelah berhenti di tengah pada perkataan yang
tidak merusak arti dan susunan kalimat.

E. Pentingnya mempelajari ilmu Tajwid

Membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca bahan bacaan lain,seperti majalah, koran,
novel, dan lainnya. Untuk itu, membacanyamempunyai etika zahir dan batin karena Al-Qur’an
merupakan kalam Allahyang istimewa. Salah satu etika zahir dan batin adalah membaca
dengantartil. Untuk itu membaca Al-Qur’an dengan tartil merupakan suatukeharusan. Anjuran
itupun terdapat dalam firman Allah yang berbunyi:

‫ٰ ن ر ِت ْي ا ل‬ ‫َا ْو ْ عَل ور ا ُْلق‬


‫ا ت‬ ‫د ْيه ِت’ ل‬
‫ر‬ ‫ز‬
Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil (perlahan-lahan)

(QS. Al-Muzammil: 4) Disinilah peran penting dari ilmu tajwid. Tidak akan mungkinseseorang
dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil tanpa mengetahui kaidah-kaidah atau hukum-hukum tata
cara membaca Al-Qur’an atau yang biasadikenal dengan ilmu tajwid.Dengan mempelajari dan
menerapkan ilmu tajwid, dapatmenghindarkan lisan dari kekeliruan dalam membaca ayat-
ayat Al-Qur’an dan mendapatkan pahala dari Allah karena membaca Al-Qur’an merupakan
ibadah Selain itu, keberadaan ilmu tajwid juga menjadikan bacaan ayat-ayatAl-Qur’an sesuai
dengan makna dan pesan yang terkandung di dalamnya

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tartil adalahperlahan-lahan dan tidaktergesa-gesa. Diantaranya,
memperhatikanpotonganayat, permulaan dan kesempurnaanmakna,
sehinggaseorangpembacaakanberpikirterhadapapa yang
sedangiabaca.
2. Menurut segi perlahan atau cepatnya membaca Al-Qur’an, ada empat tingkatan, yaitu
at-tahqiq, al-hadr, at-tadwir,danat-tartil
3. Tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara membaca atau melafalkanhuruf-huruf
Al- Qur’an dengan baik dan benar.
4. Ada tiga pembahasan umum yang terdapat dalam ilmu tajwid, yaitumakhraj huruf, sifat-
sifat huruf, serta waqaf dan ibtida’
5. Al-Qur’an bukanlah sebuah bacaan biasa, Al-Qur’an merupakan kalamullah yang
sangat istimewa. Untuk itu, sangat penting bagi orangIslam untuk mempelajari ilmu
tajwid karena ilmu tersebut menjadi panduan bagi seseorang untuk bisa membaca Al-
Qur’an sesuai kaidahyang berlaku.

B.Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tertuang dan dapatdipertanggungjawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik
atau saran terhadap penulisan juga bisauntuk menanggapi terhadap pemaparan materi yang
telah dijelaskan.

DAFTAR PUSTAKA
Abu Faris, Abdul Qadir. 2005. Menyucikan Jiwa Terj. Habiburrahman Saerozi.

Jakarta: Gema Insani Press.

Amal, Taufik Adnan. 2005.Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an Tangerang:

PTPustaka Alvabet.

As-Sahbuny, Ali. 2016.Kamus Al-Qur’an: Quranic Explorer Jakarta: Shahih.El-Mahfani,


Khalillurrahman. 2015.Belajar Cepat Ilmu Tajwid Mudah dan

Praktis Jakarta: WahyuQolbu.

Machmud, Ammar. 2015.Kisah Penghafal Al-Qur’an Jakarta: PT Elex MediaKomputindo.


Nizhan, Abu. 2018. Buku Pintar Al Qur’an Jakarta: Qultum Media.Qardhawi, Yusuf. 1999.

Berinteraksi dengan Al-Qur’anTerj. Abdul Hayyie

Al-Kattani. Jakarta: Gema Insani Press.

Sudiarjo, Aso, dkk. 2015. Aplikasi Pembelajaran Ilmu Tajwid, Waqaf dan

Makharijul Huruf Berbasis Android. Jurnal Sisfotek Global (2). 55

.Syarbini, Amirulloh dam Abu Mufidah. 2010. Langkah Lancar Membaca

Al-Qur’an Bandung: Ruang Kata.

Wahidi, Ridhoul. 2012.Cara Praktis Belajar Tajwid Yogyakarta: Interpena.Zamani, Zaki.


2012.Belajar Tajwid untuk Pemula Yogyakarta: Mutiara Media

Anda mungkin juga menyukai