Anda di halaman 1dari 7

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

REKODE JPH Maret 2021; 4 (2): 137-143


http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTENSI PADA PENDUDUK


DESA TLAHAH, PURWOSARI, BOJONEGORO
Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Faktor Hipertensi Pada Penduduk Di Desa Tlatah,
Purwosari, Bojonegoro

Ayu Sekar Pawening1, Dani Nasirul Haqi1


1Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Indonesia
ayu.sekar.pawening-2017@fkm.unair.ac.id

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

Sejarah Artikel: Latar belakang: Hipertensi atau yang juga dikenal dengan tekanan darah
Diterima: tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan utama di masyarakat terutama di
Oktober, 28th , 2020 negara berkembang seperti Indonesia. Seperti yang terjadi di Desa Tlatah, Purwosari,
Bojonegoro, kasus hipertensi menempati urutan ke-3 kasus tertinggi yang dilaporkan
Diperbaiki: dalam laporan kunjungan dinas kesehatan desa tahun 2019 dengan banyaknya faktor
Mulai Desember, 1NS , penyebab hipertensi dimana faktor-faktor tersebut terbagi menjadi faktor yang
2020 dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat diubah.Tujuan: Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di
Diterima: Desa Tlatah Kecamatan Purwosari Kabupaten Bojonegoro. Metode: Jenis penelitian
Desember, 28th , 2020 ini adalah deskriptif analitik analisis dengan desain penelitian cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh populasi sebanyak 557 orang dan
Dipublikasikan secara online:
sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 83
Maret, 4th, 2021 orang.Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang signifikan secara
statistik dan memiliki hubungan yang signifikan adalah variabel kebiasaan olahraga
dengan p-value < 0,05 (p = 0,000; OR = 0,528 CI = 0,767-0,239). Kesimpulan:
Kesimpulan penelitian ini adalah kebiasaan olahraga merupakan faktor risiko yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi di Desa Tlatah, Purwosari, Bojonegoro.
Kata kunci : kebiasaan olahraga, hipertensi, faktor hipertensi

ABSTRAK
Latar Belakang: Hipertensi atau tekanan darah tinggi, yaitu salah
satu masalah kesehatan yang cukup besar yang terjadi pada masyarakat
khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Seperti halnya yang
terjadi di Desa Tlatah, Purwosari, Bojonegoro, kasus terkait dengan urutan
ke 3 dalam kasus tertinggi yang dilaporkan dalam laporan kunjungan
layanan kesehatan desa pada tahun 2019 dengan banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya hipertensi dimana faktor tersebut terklasifikasikan
menjadi faktor yang dapat diubah dan tidak bisa diubah.Tujuan: Penelitian
ini bertujuan untuk mencari tahu faktor risiko yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi di Desa Tlatah, Purwosari, Bojonegoro. Metode: Jenis
penelitian ini yaitu analisis deskriptif analitik yang memanfaatkan desain
studi penampang. Populasi pada penelitian ini menemukan seluruh jumlah
557 orang serta pengambilan sampel teknik contoh acak sederhana nomor
83 orang. Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang secara
statistik memiliki signifikan dan memiliki hubungan yang bermakna yaitu
variabel kebiasaan olahraga dengan nilai p<0,05 (p=0,000; OR=0,528
CI=0,767-0,239). Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah
kebiasaan olahraga sebagai faktor risiko yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi di Desa Tlatah, Purwosari, Bojonegoro.
Kata kunci: kebiasaan olahraga, hipertensi, faktor hipertensi

137
Ayu, dkk. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan REKODE JPH Maret 2021; 4 (2): 137-143
Hipertensi Pada Penduduk Desa Tlatah, Purwosari, http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Bojonegoro

PENGANTAR yang terjadi pada individu pada usia lebih


Hipertensi atau bisa dikenal dengan dari 40 tahun lebih tinggi dibandingkan
tekanan darah tinggi merupakan kondisi rasio tekanan darah tinggi pada usia
pembuluh darah yang sering mengalami kurang dari 40 tahun. Ini menjelaskan
peningkatan tekanan (WHO, 2020). Hipertensi bahwa semakin tua Anda, semakin besar
merupakan salah satu jenis penyakit risiko Anda terkena hipertensi. Selain itu,
degeneratif yaitu penyakit yang disebabkan paparan asap rokok dapat menjadi faktor
oleh penurunan kinerja organ tubuh (Alifariki, risiko terjadinya hipertensi. Paparan asap
2019). Hipertensi didiagnosis jika tekanan rokok dapat terjadi dimana saja, salah
darah sistolik 140 mmHg selama dua hari dan satunya berasal dari dalam rumah yang
tekanan darah diastolik 90 mmHg (WHO, 2019) berasal dari anggota keluarga. Ada 85,4%
selama dua hari. Hipertensi merupakan salah yang merokok saat berada di rumah
satu masalah di bidang kesehatan masyarakat dalam lingkup nasional, saat berkumpul
yang cukup besar. Menurut WHO, sekitar 1,13 atau berhubungan dengan anggota
miliar orang di seluruh dunia pada tahun 2015 keluarga lainnya. Penelitian sebelumnya
menderita tekanan darah tinggi. Satu dari tiga yang dilakukan oleh Arista (2017),
orang di dunia teridentifikasi mengidap menunjukkan bahwa paparan asap rokok
hipertensi. Setiap tahun, penderita hipertensi secara pasif memiliki hubungan dengan
meningkat dengan cepat. Diprediksi penderita kejadian tekanan darah tinggi (p = 0,000).
darah tinggi akan mencapai 1,5 miliar pada Kim et al (2019) juga mengungkapkan
tahun 2025 dan diprediksi ada 9 orang. 4 juta dengan menunjukkan bahwa paparan
orang setiap tahun kehilangan nyawanya asap rokok secara signifikan terkait
karena memiliki tekanan darah tinggi dan dengan hipertensi,
komplikasi yang diderita secara bersamaan Latihan fisik juga memiliki pengaruh yang
(Kemkes, 2019). Prevalensi hipertensi pada baik terhadap berbagai sistem yang bekerja di
orang yang berusia di atas 18 tahun di Jawa dalamnya, salah satunya adalah kardiovaskular.
Timur menunjukkan angka 3,5%, cukup tinggi Aktivitas fisik yang sering dilakukan, seperti
jika dibandingkan dengan provinsi lain di olahraga, perlu dilakukan karena manfaatnya
Indonesia (Riskesdas, 2018). Hipertensi disebut yang sangat besar bagi kesehatan. Pada
sebagai “silent killer” karena tidak adanya hipertensi, orang yang tidak aktif dibarengi
gejala yang dapat dirasakan oleh penderitanya dengan aktivitas fisik yang kurang akan membuat
sehingga membuat sebagian besar otot jantung bekerja lebih keras (Fauzan, A &
masyarakat tidak menyadari akan adanya Qariati, NI, 2018). Berdasarkan pemeriksaan yang
penyakit tersebut (WHO 2019). Banyak faktor dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sungai
yang menyebabkan hipertensi. Dilansir dari Besar pada laki-laki usia 18 sampai 44 tahun
Kementerian Kesehatan, latar belakang risiko menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang
tekanan darah tinggi dapat diklasifikasikan tidak melakukan olahraga (Sriani et al, 2016).
menjadi dua, termasuk faktor risiko yang tidak Semakin keras dan semakin sering dilakukan,
dapat diubah, seperti usia, jenis kelamin, dan semakin besar tekanan pada arteri. Hal tersebut
riwayat keluarga, serta faktor risiko yang dapat dapat mempengaruhi potensi terjadinya
diubah, seperti perilaku merokok, hipertensi. Penelitian Librianti (2016)
menunjukkan bahwa jika ada hubungan penting
kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi,
Peneliti ingin melakukan penelitian untuk Seperti yang terjadi di Desa Tlatah, Purwosari,
beberapa variabel faktor risiko yang tidak dapat Bojonegoro, masih ada laporan kasus terkait hipertensi.
diubah dan faktor risiko yang masih dapat diubah. Hipertensi merupakan salah satu kasus yang muncul
Salah satu dari beberapa faktor risiko hipertensi setiap tahun dan masih belum tertangani. Hal ini
yang tidak dapat dihindari adalah usia. Insiden terlihat dari catatan yang dilaporkan dalam laporan
tekanan darah tinggi meningkat dengan kunjungan pelayanan kesehatan masyarakat tahun
bertambahnya usia. Berdasarkan penelitian 2019. Berdasarkan data hipertensi yang diperoleh di
sebelumnya yang dilakukan oleh Sartik et al (2017), wilayah kerja Puskesmas Purwosari, peneliti tertarik
hasil penelitian membuktikan bahwa usia memiliki untuk meneliti guna melihat hubungan dengan
hubungan penting dan mempengaruhi kasus berbagai faktor risiko yang berhubungan dengan
tekanan darah tinggi (p = 0,000; OR = 6,55). Hasilnya tingginya kejadian tekanan darah, yang terdiri dari usia,
juga menunjukkan bahwa rasio tekanan darah tinggi paparan

138
Ayu, dkk. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan REKODE JPH Maret 2021; 4 (2): 137-143
Hipertensi Pada Penduduk Desa Tlatah, Purwosari, http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Bojonegoro

asap rokok, serta kebiasaan olahraga yang Keperawatan, Universitas Airlangga, Surabaya (No :
dilakukan oleh masyarakat di Desa Tlatah, 1769-KEPK)
Wilayah Kerja Puseksmas Purwosari, Kabupaten
Bojonegoro. HASIL
Distribusi frekuensi karakteristik
METODE responden menunjukkan bahwa mayoritas
Metode penelitian yang digunakan
responden berjenis kelamin laki-laki
adalah penelitian deskriptif analitik dengan
sebanyak 51 orang (60,7%), sedangkan 33
desain penelitian cross sectional. Proses
(39,3%) berjenis kelamin perempuan.
peninjauan dilakukan sejak Desember 2019
Menurut jenjang pendidikan, sebanyak 42
hingga Januari 2020 di Desa Tlatah, Purwosari,
orang (50%) menyelesaikan pendidikan
Bojonegoro. Populasi penelitian ini adalah
sampai dengan tingkat SD, 28 orang
seluruh penduduk Desa Tlatah yang berjumlah
(21,4%) pada tingkat SLTP, 21 orang (25%)
557 jiwa. Penelitian ini menggunakan teknik
pada tingkat SLTA, dan 3 orang (3.6) pada
pengambilan sampel dengan metode simple
jenjang diploma/perguruan tinggi.
random sampling. Pengambilan sampel
Menurut pekerjaan, 31 orang (36,9%)
dilakukan 10-15% dari total populasi sehingga
bekerja sebagai petani, 15 orang (17,9%)
jumlah sampel sebanyak 83 orang dengan
bekerja sebagai buruh tani, 13 orang
kriteria inklusi sehat jasmani dan rohani,
(15,5%) bekerja sebagai wiraswasta, 11
berdomisili di Desa Tlatah, Purwosari,
orang (13,1%) menganggur, dan 14 orang
Bojonegoro, dan bersedia menjadi responden.
( 16,7%) bekerja di bidang lain. Hasil
Sedangkan ciri khusus dari penelitian ini adalah penelitian juga menunjukkan bahwa dari
masyarakat yang kurang sehat jasmani dan 87 responden, 67 orang (79,8%)
rohani. Jenis data yang dikumpulkan adalah data merupakan penderita hipertensi dan 17
sekunder dan data primer. Media/alat yang orang (20,2%) tidak menderita hipertensi.
digunakan adalah kuesioner yang diisi sendiri
> 40 tahun. Pada variabel paparan asap rokok
oleh responden terkait data pribadi, anggota
mayoritas partisipan terpapar asap rokok
keluarga yang merokok, dan kebiasaan olahraga
sebanyak 56 orang (66,7%) dan 28 orang
merupakan bagian dari data primer. Dimana
(33,3%) tidak terpapar asap rokok. Selanjutnya
instrumen tersebut telah diuji validitas dan
sebagian besar responden atau 45 orang
reliabilitasnya. Data sekunder diperoleh melalui
(66,7%) tidak melakukan kebiasaan olahraga
laporan data di Puskesmas Desa Tlatah,
dan sisanya 39 orang (46,4%) melakukan
Purwosari, Bojonegoro. Penelitian ini telah lulus
kebiasaan olahraga. Hal itu ditunjukkan pada
tinjauan etik di Fakultas
variabel kebiasaan berolahraga.

Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Peserta di Desa Tlatah, Purwosari, Bojonegoro


Karakteristik Peserta Frekuensi (f) Persentase (%)

Seks
Pria 51 60.7
Perempuan 33 39.3
Tingkat pendidikan
Sekolah dasar 42 50.0
SMP 18 21.4
SMA 21 25.0
Diploma / Perguruan Tinggi 3 3.6
Hunian
Petani 31 36.9
Buruh tani 15 17.9
Pengusaha 13 15.5
Penganggur 11 13.1
Yang lain 14 16.7
Kejadian Hipertensi
Hipertensi 67 79.8

139
Ayu, dkk. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan REKODE JPH Maret 2021; 4 (2): 137-143
Hipertensi Pada Penduduk Desa Tlatah, Purwosari, http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Bojonegoro

Karakteristik Peserta Frekuensi (f) Persentase (%)

Tidak ada Hipertensi 17 20.2


Usia
40 tahun 40 47.6
> 40 tahun 44 52.4
Paparan Asap RokokYa
56 66.7
Tidak 28 33.3
Kebiasaan Berolahraga

Ya 18 21.4
Tidak 66 78.6
Total 84 100.0

Tabel 2 menunjukkan hasil analisis menggunakan Sedangkan dua variabel lainnya tidak
uji potong lintang: terdapat 1 variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan
memiliki persamaan berhubungan dengan kejadian tekanan darah tinggi yaitu umur
tekanan darah tinggi pada penduduk Tlatah, (p = 0,767) dan paparan asap rokok (p =
Purwosari, Bojonegoro yaitu variabel kebiasaan 0,922). Variabel yang memenuhi kriteria
berolahraga (p = 0,000; OR = 0,528 CI = adalah variabel yang memiliki arti statistik
0,767-0,239). Dapat disimpulkan bahwa kelompok (p<0,05) dan hanya variabel kebiasaan
yang tidak memiliki kebiasaan olahraga 0,528 kali berolahraga.
lebih mungkin mengalami hipertensi.

Meja 2. Hubungan Variabel dengan Kejadian Hipertensi di Desa Tlatah, Purwosari,


Bojonegoro.
Faktor risiko Hipertensi Tidak Total P- ATAU 95% CI
Hipertensi Nilai
F % F% F %
Usia 0,644
40 tahun 27 47,6 13 15,5 40 63,1 7.113 (0.705 –
0,061)
> 40 tahun 40 32,1 4 4,8 44 36,9
Total 67 79,7 17 20,3 84 100,0
Paparan Rokok 0,377
Merokok
Ya 43 51,2 13 15,5 56 66,7 0,922 (1.104 –
0,727)
Tidak 24 28,5 4 4,8 28 33,3
Total 67 79,7 17 20,3 84 100,0
Kebiasaan Berolahraga 0,528
Ya 7 8,3 11 13,1 18 21,4 0,000 (0.767 –
0,239)
Ya 60 71,5 6 7,1 66 78,6
Total 67 79,8 17 20,2 84 100,0

140
Ayu, dkk. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan REKODE JPH Maret 2021; 4 (2): 137-143
Hipertensi Pada Penduduk Desa Tlatah, Purwosari, http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Bojonegoro

DISKUSI dilakukan oleh Janah, dkk (2017). Hal ini


Hasil pengujian menggunakan cross-sectional menunjukkan bahwa faktor risiko penduduk di
menunjukkan bahwa faktor usia bukan merupakan faktor yang memberikan Desa Tlatah, Purwosari, Bojonegoro untuk
kontribusi korelasi yang signifikan terhadap kejadian hipertensi di Kelurahan mengalami hipertensi tidak berasal dari paparan
Tlatah, Purwosari, Bojonegoro (p = 0,767). Hal ini tidak relevan dengan teori yang asap rokok atau faktor risiko lain yang
dikemukakan oleh Kementerian Kesehatan dalam Sartik (2017) yang menyatakan menyebabkannya.
bahwa tekanan darah tinggi sejalan dengan bertambahnya usia sehingga Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mengakibatkan perubahan struktural pada pembuluh darah besar. Perubahan ini faktor kebiasaan berolahraga mempunyai
menyebabkan lumen mengecil dan menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku hubungan yang bermakna dan signifikan secara
dan akhirnya meningkatkan tekanan darah sistolik. Hasil penelitian ini relevan statistik terhadap kejadian hipertensi di Desa
dengan penelitian Wicaksono (2015) di Dusun 1 Desa Kembangseri Kecamatan Tlatah, Purwosari, Bojonegoro (p = 0,000; OR =
Talang Empat Bengkulu yang menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang 0,528 CI = 0,767-0,239) dimana odds rate adalah
signifikan antara usia dengan kasus hipertensi (p = 0,0944). Namun hasil 0,528 yang Artinya kelompok yang tidak
penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartik et al melakukan kebiasaan olahraga berisiko 0,528 kali
(2017), menunjukkan bahwa rasio tekanan darah tinggi pada usia 40 tahun lebih besar terkena hipertensi dibandingkan
cenderung lebih tinggi dibandingkan rasio hipertensi yang diderita seseorang kelompok yang rutin berolahraga. Penjelasan ini
yang berusia kurang dari 40 tahun. Hasil uji variabel umur menunjukkan dominasi sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
penderita hipertensi pada kelompok umur >40 tahun sebanyak 40 orang (47,6%). dilakukan oleh Karim (2018) di wilayah kerja
Hal ini dikarenakan usia mempengaruhi hipertensi berupa penyempitan Puskesmas Tagulandang Kabupaten Sitaro yang
pembuluh darah seiring bertambahnya usia seseorang. Namun, pembuluh darah menunjukkan bahwa ada hubungan aktivitas fisik
seseorang tidak mengalami penyempitan seiring bertambahnya usia jika selama dengan derajat hipertensi (p = 0,039). Penelitian
hidupnya orang tersebut menjalani gaya hidup yang baik. Ini bisa mencegah sebelumnya juga menyatakan bahwa aktivitas
perubahan struktur pembuluh darah. Hasil uji variabel umur menunjukkan fisik yang berat akan lebih berpengaruh terhadap
dominasi penderita hipertensi pada kelompok umur >40 tahun sebanyak 40 kejadian hipertensi dibandingkan dengan aktivitas
orang (47,6%). Hal ini dikarenakan usia mempengaruhi hipertensi berupa rendah dan sedang. dimana kegiatan tersebut
penyempitan pembuluh darah seiring bertambahnya usia seseorang. Namun, tergantung pada jenis kegiatan, seberapa sering,
pembuluh darah seseorang tidak mengalami penyempitan seiring bertambahnya istilah, dan frekuensi kegiatan (Karim, 2018).
usia jika selama hidupnya orang tersebut menjalani gaya hidup yang baik. Ini bisa Dimana frekuensi detak jantung pada seseorang
mencegah perubahan struktur pembuluh darah. Hasil uji variabel umur yang tidak melakukan aktivitas fisik akan
menunjukkan dominasi penderita hipertensi pada kelompok umur >40 tahun mengalami peningkatan yang memicu otot
sebanyak 40 orang (47,6%). Hal ini dikarenakan usia mempengaruhi hipertensi jantung bekerja terlalu keras. Namun faktor
berupa penyempitan pembuluh darah seiring bertambahnya usia seseorang. olahraga bukanlah faktor pasti yang memiliki
Namun, pembuluh darah seseorang tidak mengalami penyempitan seiring hubungan dan mempengaruhi setiap kejadian
bertambahnya usia jika selama hidupnya orang tersebut menjalani gaya hidup hipertensi karena penelitian sebelumnya
yang baik. Ini bisa mencegah perubahan struktur pembuluh darah. menunjukkan bahwa setiap daerah memiliki
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko hipertensi yang berbeda-beda. Hal ini
paparan asap rokok tidak memiliki hubungan dibuktikan dengan hasil penelitian sebelumnya
yang signifikan dengan kejadian hipertensi di yang dilakukan oleh Hartanti et al. (2015) di
Tlatah, Purwosari, Bojonegoro (p = 0,922). Hal Kabupaten Rembang yang menyatakan bahwa
ini berbeda dengan penelitian Arista (2017) jika tidak ada hubungan yang terjadi pada
yang menjelaskan bahwa paparan asap rokok kebiasaan olahraga terhadap kejadian hipertensi
pasif berkorelasi dengan kejadian tekanan karena terdapat variabel lain yang lebih kuat dari
darah tinggi/hipertensi (p = 0,000). Penelitian faktor risiko hipertensi pada setiap penelitian.
sebelumnya menyebutkan bahwa bagian
dalam asap rokok mengandung komposisi zat KESIMPULAN
berbahaya (racun), terdiri dari nikotin yang Berdasarkan hasil penelitian
diserap oleh caliper pembuluh darah di paru- diperoleh kesimpulan bahwa terdapat
paru, kemudian dikirim ke darah dan ke otak. hubungan yang bermakna secara statistik
Secara umum, paparan rokok yang diterima antara faktor risiko kebiasaan olahraga (p =
oleh individu cenderung berdampak dan 0,000; OR = 0,528 CI = 0,767-0,239) dengan
menjadikannya salah satu faktor risiko kejadian kejadian hipertensi pada penduduk di Tlatah
hipertensi. Namun, paparan asap rokok Desa Purwosari, Bojonegoro dimana nilai
terbukti tidak memiliki korelasi dengan odds sebesar 0,528 berarti kelompok yang
kejadian prehipertensi dalam sebuah penelitian tidak memiliki kebiasaan berolahraga akan

141
Ayu, dkk. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan REKODE JPH Maret 2021; 4 (2): 137-143
Hipertensi Pada Penduduk Desa Tlatah, Purwosari, http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Bojonegoro

0,528 kali lebih mungkin mengalami https://doi.org/10.20473/jbe.v6i12018.43-


hipertensi dibandingkan kelompok yang 50
memiliki prevalensi olahraga. Fauzan, A & Qariati, NI, 2018. Faktor Risiko
Hipertensi Pada Lansia di Wilayah Kerja
SARAN
Puskesmas Kota Banjarmasin. Jukesia,
Saran yang dapat peneliti sampaikan
melalui hasil penelitian bagi pihak Puskesmas 9(1)
adalah melakukan kegiatan yang dapat Hanns, PW 2008. Hipertensi. Jakarta : Buana
meminimalisir terjadinya hipertensi terutama Ilmu Populer
skrining awal guna mengetahui adanya Hartanti, MP, & Mifbakkhuddin. (2015).
hipertensi pada populasi, selain itu populasi Beberapa Faktor yang Berhubungan
juga membutuhkan diberikan pemahaman
dengan Kejadian Hipertensi pada Petani.
tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
rutin terhadap status kesehatannya. Promosi Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia,10
kesehatan lainnya juga dapat dilakukan (1), 30–37.
dengan menggunakan media berupa poster di Janah, M & Martini, S. 2017. Hubungan
tempat-tempat tertentu yang dilalui warga. Antara Paparan Asap Rokok dengan
Warga juga disarankan untuk rutin Kejadian Prehipertensi. Jurnal
berolahraga sebagai upaya menghindari
Yayasan Manajemen Kesehatan Rs. dr
hipertensi, mengingat faktor olahraga memiliki
Soetomo,3(1), 1 - 13 .
hubungan dengan kejadian hipertensi di Desa
Tlatah, Purwosari, Bojonegoro. Perlunya Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian
penyuluhan terkait risiko pajanan rokok yang dan Pengembangan. 2018. Hasil Utama
didapat warga saat beraktivitas sehari-hari Riset Kesehatan Dasar.Kementerian
sebagai tindakan preventif sebelum pajanan Kesehatan Republik Indonesia, 1–100.
rokok merupakan risiko utama yang memiliki http://www.depkes.go.id/resources/downl
hubungan dengan kejadian hipertensi.
oad/info-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf
Puskesmas setempat juga disarankan untuk
Kim, Kang, Kim, Seo, Sung, Kim, & Kang.
memantau dan mengevaluasi pasien
hipertensi. 2019. Hubungan antara Paparan Asap
Bekas dan Hipertensi pada 106.268
UCAPAN TERIMA KASIH Perokok Korea Self-Reported Never-
Peneliti ingin mengungkapkan Smoker Diverifikasi oleh Cotinine.
terima kasih kepada semua pihak yang telah Jurnal Kedokteran Klinis, 8(8), 1238.
memberikan bimbingan dan bantuan selama https://doi.org/10.3390/jcm8081238
penelitian dari persiapan sampai akhir penelitian. Kim, S., Kang, SH, Han, D., Kim, SH,
Kim, HJ, Park, JJ, Cho, Y., Yoon, YE,
REFERENSI Han, K. Do, Oh, IY, Yoon, CH, Suh, JW,
Ain, QU, & Regmi, K. 2015. Pengaruh
Lee, HY, Cho, YS, Youn, TJ, Cho, GY ,
Merokok dalam Mengembangkan
Chae, IH, Choi, D.
Hipertensi di Pakistan: Tinjauan Sistematis.
J., & Kim, CH 2017. Hubungan antara
Jurnal Kesehatan Masyarakat Asia Tenggara
Paparan Asap Bekas dan Faktor
, 5(1), 4–11.
Risiko Kardiovaskular pada Tidak
https://doi.org/10.3329/seajph.v5i1.24845
Pernah Perokok. Jurnal Hipertensi,35
Alifariki, LO 2019. Epidemiologi Hipertensi
(10), 1976-1982.
: Sebuah Tinjauan Berbasis Riset.
https://doi.org/10.1097/HJH.000000000
Leutikaprio
0001426
Amanda, D., & Martini, S. 2018. The
Linda. 2017. Faktor Risiko Terjadinya
Hubungan Karakteristik Demografi
Penyakit Hipertensi. Jurnal Kesehatan
dan Obesitas Sentral dengan
Prima, 11(2) , 150-157.
Hipertensi. Jurnal Berkala
Nugraheni, AT, & Wijayanti, AC 2017.
Epidemiologi, 6(1), 43.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

142
Ayu, dkk. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan REKODE JPH Maret 2021; 4 (2): 137-143
Hipertensi Pada Penduduk Desa Tlatah, Purwosari, http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Bojonegoro

Kejadian Hipertensi pada Perempuan Suhaidi, R.dkk. 2016. Hipertensi Seluk Beluk
Dewasa Muda di Kabupaten : Peningkatan Kompetensi Klinis Untuk
Sukoharjo Tahun 2017. Kolokium Pelayanan Kefarmasian. Yogyakarta : Pers
Riset Universitas ke-8 2018 Universitas Sanata Dharam
Universitas Muhammadiyah Suryanda. 2017. Analisis Faktor Risiko
Purwokerto, 1(1), 46– 51. Hipertensi Sekunder pada Pengguna
Nuraini, B. 2015. Hipertensi Manajemen Kontrasepsi Aktif di Puskesmas Tanjung
Komperhensif. Jakarta : Pers Agung. Jurnal Riset Kesehatan, 6(2), 17–
Universitas Airlangga 22.
Pikir, BS, dkk. 2015.Prosedur Penelitian Tohari, DA & Soleha, U. 2016. Gambaran
Suatu Mendekati Praktik. Jakarta : Keteraturan Mengontrol Tekanan Darah
Rineka Karya Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas
Putriastuti, L. 2016. Analisis Hubungan Antara Kedurus Surabaya.Jurnal Ilmiah
Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian Kesehatan, 9(1), 49 - 51
Hipertensi pada Pasien Usia 45 Tahun Umbas, IM, Tuda, J., & Numansyah, A.
Keatas. Jurnal Berkala Epidemiologi,4 2019. Hubungan Antara Hubungan
(2), 225–236. dengan Hipertensi di Puskesmas
https://doi.org/10.20473/jbe.v4i2.2016.22 5 Kawangkoan.Jurnal Keperawatan, 7(1).
Wahyuningsih, S., Amalia, M., & Bustamam,
Retnaningsih, D., Kustriyani, M., & Sanjaya, N. 2018. Pengaruh Derajat Hipertensi,
BT 2016. Perilaku merokok dengan Lama Hipertensi dan Hiperlipidemia
Kejadian Hipertensi pada Lansia. Jurnal dengan Gangguan Jantung dan
Kesehatan Andalas., 27(10), 122-130. RI, Hipertensi Ginjal Pasien di POSBINDU
KK 2018. Kementerian Kesehatan Cisalak Pasar. Jurnal Kesmas Indonesia.
Republik Indonesia. Kementerian 10(1), 54-67.
Kesehatan RI, 1. SIAPA. (2019). Hipertensi.Lembar fakta
https://www.depkes.go.id/article/view/19 SIAPA. Diperoleh dari https://
020100003 /hari-kanker-sedunia- www.who.int/news-room/factsheets/
2019.html detail/hypertension
RM, S., Tjekyan, S., & Zulkarnain, M. 2017. SIAPA. 2020.Hipertensi. Topik Kesehatan
Faktor - Faktor Risiko dan Angka SIAPA. Diperoleh dari
Kejadian Hipertensi pada Penduduk https://www.who.int/
Palembang. 2017.Jurnal Ilmu healthtopics/hipertensi
Kesehatan Masyarakat. 8(3), 180–191.
https://doi.ord/10.26553/ Wicaksono, S. 2015. Lansia dengan
jikm.2017.8.3.18 0-191 Peningkatan Tekanan Darah
Sartik, dkk. 2017. Faktor - Faktor Risiko dan (Hipertensi) Di Dusun 1 Desa
Angka Kejadian Hipertensi Pada Kembangseri Kecamatan Talang Empat
Penduduk Palembang. Jurnal Ilmu Bengkulu Tengah Tahun 2015.[
Kesehatan Masyarakat, 8(3). 180 - 191. Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
https://doi.org/10.26553/jikm.2017.8.3.18 Universitas Bengkulu, 1–6. https://
0-191 doi.org/10.1017/CBO9781107415
Sriani, KI, Fakhriadi, R., Rosadi, D.. 2016. 324.004
Hubungan Antara Perilaku Perilaku dan
Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian
Hipertensi pada Laki-Laki Usia 18-44
Tahun. Jurnal Publikasi Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 3(1), 1–6.

143

Anda mungkin juga menyukai