Anda di halaman 1dari 8

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

RSU ESHMUN No Dokumen No Revisi Halaman

 1/2

00
PROTAP Tanggal Terbit Direktur RSU ESHMUN
PELAYANAN

RADIOLOGI Dr Rudy
Pengertian Pemeriksaan secara radiolog
melihat kelainan
cukup dengan pemeriksaan radiologi konvensional
Tujuan Menegakkan diagnosa
1. SK Kepala RS No. …… tentang Kebijakan
Umum Pelayanan Umum Rumah Sakit Umum
ESHMUN.
2. SK Kepala RS No. ………… tentang
Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Umum
Kebijakan ESHMUN.
Prosedur A. Persiapan
Alat : Marker, apron, kaset semua ukuran, pakaian pasien dan
lysholm
Pasien : - Setiap benda yang menimbulkan artefak pada foto
harus dilepas/ disingkirkan, misalnya kalung, subang,
uang logam, penjepit rambut, rambut wanita yang
panjang, pakaian dalam dalam wanita.
- Pakaian dibuka (pada foto thorax, vertebtae dan
abdomen) termasuk juga celana panjang dan rok di
ganti dengan pakaian pasien.
B. Indikasi
1. Trauma
2. General Check up
3. Kelainan patologis
4. akut abdomen
C. Cara Kerja
1. Foto Thorax (Dewasa)
a. Postero-Anterior (PA)
- Pasien berdiri dengan dada bagian depan kontak dengan kaset
,pasien tolak pinggang dan kedua siku digerakkan ke depan.
- Arah sinar horizontal dari punggung ke depan, jarak (FFD)=
150 cm, centrasi setinggi vertebrae thoracal IV
(sejajar garis
axilla)
b. Lateral
- Pasien berdiri dengan salah satu sisi thorax menempel kaset
- Kedua tangandigerakkan keatas dan diletakkan diatas kepala
- Arah sinar horizontal dengan centrasi setinggi vertebrae
thoracal IV-VI (setinggi axilla)
- FFD = 150 cm; kV = 60-65; mAs=25-40 (dengan grid)
catatan : seluruh foto thorax , pasien harus full inspirasi
2. Foto Thorax (Anak)
a. Antero-Posterior (AP)
- Pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan, kedua
tangan digerakkan keatas dan kaset menempel pada
punggung pasien
- Arah sinar horizontal dengan centrasi setinggi vertebrae
thoracal IV atau sejajar axilla
- Jarak (FFD)=150 cm
-Kondisi pemotretan tanpa grid kV=40-45;mAs=2,5-8.
Prosedur b. Lateral
- Pasien tidur dengan salah satu sisi dari thorax menempel kaset
dan dalam keadaan true lateral
- Kedua tangan digerakkan diatas kepala
- arah sinar vertikal dan centrasi setinggi vertebrae thoracal IV
(axilla)
- Jarak (FFD)=150 cm
- Kondisi pemotretan kV=46-50;mAs=10-16 (tanpa grid)
3. Schaedel
a. Antero-Posterior (AP)
- Posisi pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan dengan
posisi true AP
- Kaset ditempatkan dibawah meja pemeriksaan bila mengguna-
kan bucky dan diatas meja pemeriksaan bila menggunakan
lysholm
- Arah sinar vertikal dan centrasi pada glabela
- Jarak (FFD)=100 cm dengan grid
- Kondisi pemotretan kV=65-70;mAs=25-32 dengan grid
b. Lateral
- Posisi pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan,kemu-
dian kepala dipalingkan ke salah satu sisi yang sakit dan kontak
dengan meja pemeriksaan
- Tangan disisi yang sakit digerakkan dibelakang dan tangan sisi
yang sehat ditempatkan didepan wajah
- Posisi kepala true lateral
- Arah sinar vertikal dan centrasi 2,5 cm diatas MAE
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=65-70;mAs=25-32 (dengan grid)
- Keterangan : bila pasie trauma (emergensi) sinar horizontal

4. Sinus Paranasal
a. Water's
- Posisi pasien berdiri/prone dan dagu menempel meja pemeri-
saan sehingga OMBL 45⁰
- Arah sinar horizontal/vertikal dan centrasi dari vertex menem-
bus ujung hidung (acntion)
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=65-70;mAs=25-32 (dengan grid)
b. Lateral
- Posisi pasien berdiri dan salah satu sisi kepala menempel pa-
da meja pemeriksaan dan true lateral
- Arah sinar horizontal dan centrasi pada sudut mata(auther
canthus)
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=60-65;mAs=16-20 dengan grid
5. Os Nasal
a. Antero-Posterior (AP)
- Posisi pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan dengan
posisi true AP
- Kaset ditempatkan dibawah meja pemeriksaan bila mengguna-
kan bucky dan diatas meja pemeriksaan bila menggunakan

Prosedur - Arah sinar vertikal dan centrasi pada os nasal


- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=65-70;mAs=25-32 dengan grid
b. Lateral
- Posisi pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan kemudi-
an kepala dipalingkan kesalah satu sisi yang sakit dan kontak
dengan meja pemeriksaan
- Tangan disisi yang sakit digerakkan dibelakang dan tangan yang
yang sehat ditempatkan didepan wajah
- Posisi kepala true lateral
- Arah sinar vertikal dan centrasi pada os nasal
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=45-50;mAs=8-12 dengan grid
6. Schaedel Basis
- Posisi pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan dibawah
bahu diganjal dengan box sehingga OMBL sejajar dengan kaset
- Arah sinar vertikal dan tegak lurus terhadap OMBL (5⁰ - 10⁰ caudo
cranial) dan centrasi diantara kedua angulus mandibula menem-
bus vertex
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=75-80;mAs=40-50 dengan grid

7. Mastoid
a. Mayer's
- Posisi pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan kemudi-
an kepala dipalingkan kesalah satu sisi yang sakit sehingga MSP
= 45⁰
- Arah sinar 45⁰ cranio caudal menembus ke mastoid yang sakit
dan penempatan kaset disesuaikan dengan kemiringan sinar
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=70-75;mAs=32-40 dengan grid
b. Schuller's
- Posisi pasien tidur telungkup diatas meja pemeriksaan kemudi-
an kepala dipalingkan kesalah satu sisi yang sakit, daun telinga
dilipat kedepan (true lateral)
- Arah sinar 45⁰ cranio caudal dan centrasi 2 inchi diatas dan 2
inchi dibelakang MAE yang jauh dari meja pemeriksaan dan me-
nembus mastoid yang dekat k emeja pemeriksaan
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=60-65;mAs=20-25 dengan grid
8. Temporo Mandibula Joint (TMJ)
- Posisi pasien tidur telungkup diatas meja pemeriksaan kemudi-
an kepala dipalingkan kesalah satu sisi yang sakit, daun telinga
dilipat kedepan (true lateral)
- Arah sinar 45⁰ cranio caudal dan centrasi 2 inchi didepan dan 2
inchi diatas MAE yang jauh dari meja pemeriksaan dan menem-
bus TMJ yang dekat ke meja pemeriksaan
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=60-65;mAs=25-32 dengan grid
Prosedur - Penempatan kaset disesuaikan dengan arah sinar
- Exposi I : dengan buka mulut (open mouth)
- Exposi II : dengan tutup mulut (closed mouth)
9. Mandibula
a. Potero-Anterior (PA)
- Posisi pasien tidur telungkup diatas meja pemeriksaan true PA
- Arah sinar vertikal dan centrasi menembus pertengahan angu -
lus mandibula
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=60;mAs=20 dengan grid
b. Eisler's
- Posisi pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan
- Kepala dipalingkan kesalah satu sisi yang sakit dan mendongak
- Arah sinar 45⁰ cranio caudal dan centrasi diantara angulus mandi
bula
- Penempatan kaset disesuaikan dengan arah sinar
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=60-65;mAs=20-25 dengan grid
10. Vertebrae Cervical
a Antero-Posterior (AP)
- Posisi pasien berdiri membelakangi meja pemeriksaan true AP
dan dagu mendongak keatas
- Arah sinar 15⁰ cranio caudal dan centrasi setinggi cervical III-IV
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=60;mAs=20 dengan grid
b. Lateral
- Posisi pasien berdiri dan salah satu sisi bahu menempel pada
meja pemeriksaan dagu mendongak
- Arah sinar horizontal dan centrasi setinggi cervical III
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=65;mAs=25 dengan grid
11. Vertebrae Thoracal
a. Antero-Posterior (AP)
- Posisi pasien berdiri membelakangi meja pemeriksaan true AP
kedua tangan disamping tubuh.
- Arah sinar vertical pada pertengahan tubuh dan centrasi setinggi
thoracal VI.
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=65;mAs=25-32 dengan grid
- Eksposi dilakukan pada saat tahan nafas.
- Bila perlu dibuat posisi oblique RPO untuk foramen interverte-
bralis kiri dan LPO untuk foramen intervertebralis kanan.
b. Lateral
- Posisi pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan dan
salah satu sisi tubuh menempel pada meja pemeriksaan dengan
true lateral, kedua tangan ditempatkan didepan wajah.
- Arah sinar vertikal dan centrasi pada os nasal
- Jarak = 100 cm.k (FFD)
- Kondisi pemotretan kV= 70-75;mAs=32-40 dengan grid
- Eksposi dilakukan pada saat tahan nafas.
Prosedur 12. Vertebrae Lumbal
a. Antero-Posterior (AP)
- Posisi pasien tidur diatas pemeriksaan true AP, kedua tangan
disamping tubuh.
- Arah sinar vertical pada pertengahan tubuh centrasi umbilicus.
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=65-70;mAs=25-32 dengan grid
- Eksposi dilakukan pada saat tahan nafas.
- Bila perlu dibuat posisi oblique RPO untuk foramen interverte-
bralis kiri dan LPO untuk foramen intervertebralis kanan.

b. Lateral
- Posisi pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan dan
salah satu sisi tubuh menempel pada meja pemeriksaan dengan
true lateral, kedua tangan ditempatkan didepan wajah.
- Arah sinar vertikal dan centrasi setinggi spina iliaca posterior
inferior (SIPI).
- Jarak = 100 cm.k (FFD)
- Kondisi pemotretan kV= 75-80;mAs=32-40 dengan grid
- Eksposi dilakukan pada saat tahan nafas.
Prosedur 13. Sacrum
a. Antero-Posterior (AP)
- Posisi pasien tidur diatas pemeriksaan true AP, kedua tangan
disamping tubuh.
- Arah sinar caudo-cranial 15 centrasi 2 inch diatas symphisis pubis
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=65-70;mAs=25-32 dengan grid
- Eksposi dilakukan pada saat tahan nafas.
b. Lateral
- Posisi pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan dan
salah satu sisi tubuh menempel pada meja pemeriksaan dengan
true lateral, kedua tangan ditempatkan didepan wajah.
- Arah sinar vertikal dan centrasi setinggi spina iliaca posterior
inferior (SIPI).
- Jarak = 100 cm.k (FFD)
- Kondisi pemotretan kV= 75-80;mAs=32-40 dengan grid
- Eksposi dilakukan pada saat tahan nafas.
Prosedur 14. Coccygeus
a. Antero-Posterior (AP)
- Posisi pasien tidur diatas pemeriksaan true AP, kedua tangan
disamping tubuh.
- Arah sinar cranio-caudal 15 centrasi 2 inch diatas symphisis pubis
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=60-65;mAs=25-32 dengan grid
- Eksposi dilakukan pada saat tahan nafas.
b. Lateral
- Posisi pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan dan
salah satu sisi tubuh menempel pada meja pemeriksaan dengan
true lateral, kedua tangan ditempatkan didepan wajah.
- Arah sinar vertikal pada pertengahan tubuh dan centrasi pada
pada coccygeus.
- Jarak = 100 cm.k (FFD)
- Kondisi pemotretan kV= 70-75;mAs=25-32 dengan grid
- Eksposi dilakukan pada saat tahan nafas.

15. BNO/Abdomen
a. Antero-Posterior (AP)
- Posisi pasien tidur diatas pemeriksaan true AP, kedua tangan
disamping tubuh.
- Arah sinar vertikal dan centrasi pada umbilicus
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=60-65;mAs=25-32 dengan grid
- Eksposi dilakukan pada saat full inspirasi dan tahan nafas.
16. Pelvic dan Articulatio Coxae
a. Antero-Posterior (AP)
- Posisi pasien tidur diatas pemeriksaan true AP, kedua tangan
disamping tubuh.
- Arahkan titik pada pertengahan antara kedua SIAS
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=60-65;mAs=16-25 dengan grid
- Eksposi dilakukan pada saat tahan nafas.
17. Akut Abdomen
a. Antero-Posterior (AP)
- Posisi pasien tidur diatas pemeriksaan true AP, kedua tangan
disamping tubuh.
- Arah sinar vertikal dan centrasi pada umbilicus
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=60-65;mAs=25-32 dengan grid
- Eksposi dilakukan pada saat tahan nafas.
b. Setengah Duduk (Erect)
- Pasien setengah duduk/erect diatas meja pemeriksaan dengan
dengan kedua tangan menopang tubuh.
- Arah sinar horizontal dan centrasi diatas umbilicus 5 cm
- Kaset vertikal dan menempel pada tubuh bagian belakang
dengan batas bawah sedikit dibawah crista iliaca diatas diafrag-
ma.
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=65-70;mAs=32-40 dengan grid
- Eksposi dilakukan pada saat full inspirasi dan tahan nafas.
c. Left Lateral Decubitus (LLD)
- Posisi pasien tidur diatas meja pemeriksaan dengan tubuh
bagian kiri menempel meja pemeriksaan (true lateral)
- sisi tubuh bagian kiri diganjal dengan sponge
- Arah sinar horizontal dengan centrasi setinggi umbilicus
kaset vertikal dan menempel pada tubuh bagian belakang
dengan batas bawah sedikit dibawah crista iliaca diatas diafrag-
ma serta sisi tubuh bagian kanan masuk kedalam ruang lingkup
kaset.
- Jarak (FFD)=100 cm
- Kondisi pemotretan kV=65-70;mAs=32-40 dengan grid
- Eksposi dilakukan pada saat tahan nafas.

Ka. Radiologi

Anda mungkin juga menyukai