Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi dan Latar Belakang Penelitian Fenomenologi


Pendekatan fenomenologi berfokus pada pengalaman seseorang terhadap suatu
fenomena seperti kesedihan, kemarahaan, kegembiraan dll. Tujuan dari penelitian
fenomenologi yaitu untuk mereduksi pengalaman individu terhadap sebuah fenomena
menjadi sebuah deskripsi tentang esensi yang universal. Fenomenologi tidak hanya
terkait deskripsi semata, tetapi juga dipandang sebagai proses interpretatif dimana
peneliti melakukan interpretasi terhadap makna dari pengalaman yang dihayati.
Peneliti mengumpulkan data dari orang-orang yang telah mengalami
fenomena tersebut dan mengembangkan deskripsi gabungan yaitu "apa" yang mereka
alami dan "bagaimana" mereka mengalaminya. Stewart dan Mickunas (1990)
menekankan empat perspektif filosofis dalam fenomenologi, yaitu:

1) Kembali ke tugas tradisional filsafat.

2) Filsafat tanpa prasangka,

3) Intensionalitas kesadaran.

4) Penolakan dikotomi subjek – objek.

2. Tipe-tipe dari Penelitian Fenomenologi


Terdapat dua pendekatan fenomenologi yang akan dibahas yaitu
fenomenologi hermeneutik (Van Marren, 1990) dan fenomenologi empiris,
transendental, atau psikologis (Moustakas, 1994).
A. Fenomenologi hermeneutik menggambarkan penelitian yang berorientasi pada
pengalaman hidup (fenomenologi) dan menafsirkan "teks" kehidupan
(hermeneutika).
B. Fenomenologi transendental atau psikologis memfokuskan pada interpretasi
peneliti dan deskripsi terhadap pengalaman peserta, di mana peneliti
mengesampingkan pengalaman mereka untuk mengambil perspektif baru
terhadap fenomena yang diteliti.

3. Prosedur untuk Melakukan Penelitian Fenomenologi


1) Menentukan apakah masalah penelitian paling baik diteliti dengan pendekatan
fenomologi
2) Fenomena yang menarik untuk dipelajari
3) Mengenali dan menentukan asumsi filosofis

1
4) Mengumpulkan data dari individu-individu terkait
5) Mengajukan pertanyaan kepada para peserta
6) Melakukan analisis terhadap data
7) Menulis deskripsi tentang apa yang dialami peserta
8) Menulis deskripsi komposit yang menyajikan esensi dari fenomena tersebut

4. Tantangan Penelitian Fenomenologi


Penelitian Fenomenologi memberikan pemahaman yang mendalam tentang
suatu fenomena seperti yang dialami oleh beberapa individu. Dalam penelitian ini
terdapat beberapa tantangan bagi peneliti yaitu sebagai berikut.

1) Peneliti harus mampu mengumpulkan data secara efisien dengan hanya


memasukkan satu atau beberapa wawancara dengan peserta. Salah satu
cara dengan menggunakan pendekatan Moustakas (1994) yang tujuannya
untuk menganalisis data serta dapat membantu memberikan pendekatan
terstruktur bagi peneliti pemula.

2) Fenomenologi membutuhkan beberapa pemahaman tentang asumsi


filosofis yang lebih luas, dan ini harus diidentifikasi oleh peneliti.
Partisipan dalam penelitian ini perlu dipilih secara cermat untuk menjadi
individu-individu yang pernah mengalami fenomena yang bersangkutan,
sehingga peneliti pada akhirnya dapat menjalin pemahaman yang sama.

3) Mengelompokkan pengalaman pribadi mungkin sulit diterapkan oleh


peneliti.

4) Peneliti perlu memutuskan bagaimana dan dengan cara apa pemahaman


pribadinya akan diperkenalkan ke dalam penelitian.

5. Memperkenalkan dan Memfokuskan Studi


Studi fenomenologi, di sisi lain, tidak berfokus pada kehidupan individu tetapi
lebih pada konsep atau fenomena yang dialami oleh individu yang menjadi partisipan
wawancara (esensi pengalaman), dan bentuk studi ini berusaha untuk memahami
maknanya. pengalaman individu tentang fenomena ini, akhirnya mengembangkan
deskripsi pengalaman tentang fenomena yang dimiliki semua individu. Dalam studi
fenomenologi, yang ingin diketahui lebih dalam permasalahannya adalah hal-hal
yang lebih banyak tentang fenomena tertentu dan pengalaman umum individu dengan

2
fenomena tersebut.

Dengan menambahkan satu set pertanyaan prosedural yang terkait dengan


prosedur dalam fenomenologi, seseorang muncul dengan subpertanyaan. Misalnya,
mengikuti prosedur Moustakas (1994), subpertanyaan prosedural berikut terkait
dengan fenomenologi:

a) Pernyataan apa yang menggambarkan pengalaman ini?

b) Tema apa yang muncul dari pengalaman ini?

c) Apa konteks dan pemikiran tentang pengalaman?

d) Apa inti keseluruhan dari pengalaman?

6. Pengumpulan Data dalam Penelitian Fenomenologi


1) Partisipan dalam Studi Fenomenologi
Partisipan haruslah individu yang telah mengalami semua fenomena yang sedang
dieksplorasi dan dapat mengartikulasikan pengalaman hidup mereka. Semakin
beragam karakteristik individu, semakin sulit bagi peneliti untuk menemukan
pengalaman umum, tema, dan esensi keseluruhan dari pengalaman untuk semua
peserta.
2) Masalah Akses
Penting mendapatkan izin untuk memiliki akses ke individu rentan yang
berpartisipasi dalam studi fenomenologi.
3) Strategi Pengambilan Sampel
Semua peserta harus memiliki pengalaman tentang fenomena yang sedang dipelajari.
Pengambilan sampel kriteria berfungsi dengan baik ketika semua individu yang
diteliti mewakili orang-orang yang pernah mengalami fenomena tersebut.
4) Bentuk Data
Poin pentingnya adalah mendeskripsikan makna dari fenomena tersebut untuk
sejumlah kecil individu yang pernah mengalaminya. Seringkali beberapa wawancara
dilakukan dengan masing-masing peserta penelitian. Selain wawancara dan refleksi
diri, Polkinghorne (1989) menganjurkan pengumpulan informasi dari penggambaran
pengalaman di luar konteks proyek penelitian, seperti deskripsi yang diambil dari
novelis, penyair, pelukis, dan koreografer.
5) Masalah Etika

3
Seorang peneliti melindungi anonimitas partisipannya, dan untuk mendapatkan
dukungan dari partisipan, seorang peneliti kualitatif menyampaikan kepada
partisipan bahwa mereka berpartisipasi dalam suatu penelitian, menjelaskan tujuan
penelitian, dan tidak melakukan penipuan tentang hakikat penelitian.

7. Analisis dan Representasi Fenomenologi

Pendekatan yang digunakan yaitu metode Stevick-Collaizzi Keen yang dibahas oleh
Moustakas (1994) yaitu:

a) Menggambarkan pengalaman pribadi dengan fenomena yang diteliti.


b) Mengembangkan daftar pernyataan.
c) Mengelompokkan pernyataan menjadi informasi yang berguna.
d) Mendeskripsikan bagaimana pengalaman penelitian terjadi

8. Penulisan Penelitian Fenomenologi

Ada 2 struktur dalam penulisan penelitian fenomenologi, diantaranya:

1) Struktur Retorika Keseluruhan


Dalam struktur retorika keseluruhan terdapat 2 model yang diuji. Model yang
pertama direkomendasikan oleh Moustakas (1994) dalam “membuat naskah
penelitian”. Sedangkan model yang kedua ditemukan di Polkinghome (1989)
yang membahas tentang “laporan penelitian”.
2) Struktur Retorika Tertanam
Dalam struktur retorika tertanam, literatur memberikan bukti yang terbaik.
Penulis memberikan pengalaman kepada partisipan dengan membuat sketsa
dalam bentuk narasi atau dalam bentuk gambar.

9. Standar Evaluasi Penelitian Fenomenologi

a) Apakah penulis menyampaikan pemahaman tentang prinsip filosofi fenomenologi?


b) Apakah penulis memiliki fenomena yang jelas untuk dipelajari?
c) Apakah penulis menggunakan prosedur analisis data dalam fenomenologi?
d) Apakah penulis menyampaikan esensi dari pengalaman peserta? Apakah
esensi ini mencakup deksripsi pengalaman dan konteks dimana hal ini terjadi?
e) Apakah penulis refleksif selama penelitian?

4
DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John W.2007. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five
Approaches. Second Edition. London: Sage Publications Ltd.

Anda mungkin juga menyukai