Anda di halaman 1dari 72

FORMULASI GEL SPIRITUS DENGAN PENAMBAHAN

CARBOPOL DAN NA-CMC

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

AQILLA FADIA HAYA

NIM: 2019004

AKADEMI FARMASI

YAYASAN RANAH MINANG

PADANG

2022
Karya Tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian

akhir program studi D-III pada Akademi Farmasi Yayasan Ranah Minang

Padang

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

apt. Vivaldi Ersil, M.Farm apt. Nedita Putri Bandaro, M.Farm

Diketahui Oleh:

Direktur Akademi Farmasi Ranah Minang Padang

apt. Netti Kemala Sari, M. Farm

ii
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Akhir

Program Studi D-III Akademi Farmasi Yayasan Ranah Minang Padang

Pada Tanggal 2 September 2022

No Nama Jabatan TandaTangan

1. apt. Vivaldi Ersil, M. Farm Ketua

2. apt. Nedita Putri Bandaro, M. Farm Sekretaris

3. apt. Netti Kemala Sari, M. Farm Anggota

4. apt. Elisa Ayudia, M. Farm Anggota

5. Nur Afriyanti, M. Si Anggota

iii
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT taburan cinta dan kasih

sayang mu telah memberikanku kekuatan membekaliku dengan ilmu serta

memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia dan kemudahan yang engkau

berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam selalu diimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Ya Allah….

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi

takdirku, sedih, bahagia dan bertemu dengan orang-orang yang memberiku sejuta

pengalaman bagiku, yang telah memberi warna dikehidupanku. Kubersujud

dihadapanmu, Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai dipenghujung

awal perjuanganku segala puji bagiMu ya Allah.

Terima kasih ya Allah…

Engkau telah memberikan aku kesempatan untuk bisa sampai pada titik

ini, sampai pada penghujung awal perjuanganku. Semoga keberhasilan ini

menjadisatu langkah awal bagiku untuk meraih keberhasilan dimasa depan.

iv
Alhamdulillaahirabbil`aalamiin
Rasa syukur berlimpah hanya kepada Allah…
Manjadda wajadda…
Kata sakit yang membuatku bangkit
Meskipun jalan yang ditempuh sulit
Tak menyurutkan semangatku walau sedikit
Aku percaya janji Allah pasti
Walau sulit tetap kujalani
Karna tidak ada yang berharga didunia ini
Selain senyum bangga dibibir orang tuaku
Saat kupersembahkan karya ini…
Teristimewa untuk yang terhormat Ayahanda (Sapari Heryanto) berkat

jerih payah Ayahandalah aku bisa meraih mimpi-mimpi yang bagiku besar,

mekipun kulangkah belum sampai disini. Bagaimanapun takan kulupakan apapun

yang telah ayah berikan kepadaku. Maafkan anakmu ini yang masih belum bisa

membahagiakan mu. Dengan sampai ketahap inilah aku bisa mewujudkan

keinginanmu. Untuk Ibunda tercinta (Risnawati), meskipun kita sering berbeda

pendapat tapi aku tau kau begitu mencintaiku. Maafkan anak mu ini karna sering

mengeluh padamu. Love you mam and dad. Do`aku selalu berharap menjadi anak

yang berbakti kepadamu sampai akhir hayat. Aku sangat bersyukur karena telah

dilahirkan didalam keluarga ini yang tiada kata menyerah, selalau bersyukur atas

apa yang diberikan oleh Allah, tiada mengeluh demi mewujudkan cita-cita

anaknya meskipun kadang-kadang dihina atau diremehkan oleh orang lain, dibalik

semuanya itu ada banyak dorongan dan dukungan dari keluarga maupun

lingkungan sekitar. Alhamdulillah satu persatu cita-cita anak mu ini telah sampai,
v
yang aku salut dari keluarga aku ini, mau tak mau tahun ini juga aku harus

melanjutkan pendidikan ke S1walaupun bisa dikatakan belum punya uang yang

cukup tapi selalu diusahakan karena mimpi mereka berdua adalah ingin aku

menjadi seorang Apoteker.

Untuk my sister and brother… adikku yang kalau dirumah sering berantem

tapi aku tau kalian sangat menyayangiku. Maafkan kakak mu yang sering

mengganggu kalian sampai menangis. Meskipun begitu kalian sering menanyakan

bagaimana kabar hari ini kak, nangis dan marah kalau kakaknya nggak angkat

telpon.

Terimakasih kepada abang angkat dan kak ipar yang telah mensuport dan

memberi motivasi dan bimbingan selama ini. Maafkan aku karena sering

nyusahin.

Teruntuk Dosen Pembimbingku…

Pak (apt. Vivaldi Ersil, M. Farm) yang paling banyak memberiku ilmu,

bimbingan motivasi yang sangat berharga bagiku. Meskipun bapak sering marah

kepadaku, tapi marahnya bapak tidak aku ambil hati karena aku tau itu sebuah

pelajaran yang berharga yang berguna untuk kedepannya. Marahnya bapak akan

selalu dirindukan dikemudian hari. Maaf selama ini Aqilla sering buat bapak kesal

dan hal-hal yang mungkin tidak bapak sukai. Selama ini bapak marah Aqilla tidak

nangis bukan karena nggak takut, tapi menurut Aqilla untuk apa sih nangis kan ini

pelajaran juga. Selama penelitian dan bimbingan bukannya Aqilla nggak takut

pak, cuma hanya beranikan diri dengan modal nekat sebenarnya didalam hati
vi
degdekan parah karena takut dimarahi. Terima kasih pak untuk ilmu dan pelajaran

yang berharga yang bapak berikan. Pelajaran dan marahnya bapak akan selalu

Aqilla ingat pak. Marahnya bapak pasti dirindukan.

Ibu (apt. Nedita Putri Bandaro, M. Farm) terima kasih atas bimbingan

selama ini buk, maafkan Aqilla sering buat ibuk kesal atau marah. Ilmu dan

pelajaran yang ibuk berikan akan selalu Aqilla ingat.

Teruntuk dosen-dosenku terimakasih banyak telah mendidik dengan

penuh perhatian dan kasih sayang. Terima kasih juga buat bunda (apt. Selvi

Merwanta, M. Farm) yang tiada henti memberikan arahan dan motivasi setiap

belajar, bahkan bisa dikatakan lebih banyak ceritanya dari pada belajarnya. Maaf

ya bun jika selama ini qila bikin kesalahan dan mungkin ada kata kata-kata yang

dapat menyinggung hati bunda. Bakalan rindu ni ceritanya bunda. Tiga tahun

lamanya kita bersama, kadang sering membuat Bapak/Ibuk kesal atas sikap dan

kelalaian kami. Tetapi Bapak/Ibu selalu memberikan yang terbaik buat kami.

Teruntuk teman seperjuanganku (BP 2019)

Terima kasih telah melalui suka dan duka selama tiga tahun bersama.

Maafkan teman mu ini sering membuat kesal atau hal-hal yang tidak disengajai.

Keseruan selama ini akan dirindukan dan dikenang. Perpisahan ini bukan akhir

dari pertemuan, semoga kita semua saling sapa dan mengingat teman

seperjuangan. Semoga kita semua sukes selalu. Aamiin Ya Allah..

vii
Teristimewa kepada teman-teman ku yang selalu ada suka dan duka (Pijah,

Ante Sinta, Nadya, Ica, Ingka, Ginta, Mia, Vina, Wulan dan Cece) yang selalu

membuat hari-hari penuh cerita, tiada hari tanpa cerita. Bakalan sangat

dirindukan. Kita sering masak-masak, mandi di air terjun, bikin rujak sampai-

sampai jatuh dari pohon mangga dikos cece, apalagi ditaplau tempat ternyaman

untuk menghilangkan beban pikiran dan terimakasih juga teman-teman yang

sering bantuin aku pas penelitian.

Teruntuk pijah teman sekamar sekaligus besti paling best makasih yang

selalu perhatian dan bawa makanan ketika aku belum makan ketika penelitian.

Sangat dirindukan nanti ya pijah apalagi diingat-ingat kita pernah pada titik

terendah yang punya uang cuma 2000.

Tak lupa juga buat wulan dan cece yang bantuin selama penelitian,

maafkan aku selalu menyusahkan kalian. Pengalaman paling berkesan penelitian

pergi pagi pulang sore bawa alat dan bahan penelitan yang bagitu banyak bahkan

pernah sampai magrib hanya tinggal kami bertiga dilabor. Lelahnya selama

penelitan dan revisi hilang ketika bertemu dengan kalian. Semoga ini bukan akhir

dari pertemanan kita. Jangan pernah lupakan ini semua yaa teman. Maaf selama

ini aku sering nyusahin kalian.

Buat Ingka, Ginta dan Mia sipaling makan banyak tapi masih kurus

makasih jadi teman sekaligus aku anggap sendiri sebagai saudara tempat suka dan

duka berkeluh kesah dan teman yang selalu siap siaga bantuin aku pindah kos

wkwkw. Tak lupa aku ucapkan kepada Vina teman pulang kampung aku sipaling

viii
suhu sipaling gas kalo kemana-mana makasih yaaa udah hadir dihidupku teman

cerita dan teman tempat berbagi kebahagiaan, bakalan rindu nih masa-masa

pulkam. Thanks juga buat geng mantap-mantap Pijah, ante Sinta, Icha dan Nadya

teman seperjuangan dari maba sampai alhamdulillah sekarang udah wisuda yaa…

bakalan rindu kalian semua..Jangan pernah lupa ya teman sama kita semua.

Ditunggu yaa undangan baraleknyo wkwk.

Teristimewa diri sendiri terima kasih telah kuat sampai titik ini meskipun

dibalik ini ada cerita yang tidak dilupakan. Terkadang aku merasa heran dan

sempat drop pas disemester 3 ada sih beberapa teman yang bisa dibilang entah iri

atau nggak senang ya yang membuat mental aku drop dan mengkompori teman

dengan menuduh aku punya soal ujian dikarena ketika ujian aku selalu cepat

selesai dan alhamdulillah dapat nilai yang bagus. Aku heran kok tega sih nuduh

kayak gitu, karena gini prinsip aku kalo ujian ya buat apa nunggu lama buat isi

ujian kalo nggak tau jawabannya yaa isi aja semampunya, tohh kalau nyontek

ngggak bakalan bisa.

Alhamdulillah dibalik beberapa teman yang kayak gitu aku punya banyak

teman kampus yang selalu mensuport dan memotivasi aku untuk tetap kuat dan

makasih buat kak Resti sipaling dewasa pemikiran diantara teman kelas atas

nasehat sehingga aku bisa bangkit lagi. Selang setelah kejadian ini teman yang

buat aku gini minta maaf dan mengakui kesalahannya. Kejadian yang aku alami

ini bisa menjadi motivasi untuk adik-adik agar tetap semangat dalam menjalani

pendidikan, setiap pendidikan pasti ada rintangan dan masalah yang dihadapi.

Terimakasih pula aku ucapkan kepada teman yang membuat aku terpuruk
ix
sehingga aku mendapat pengalaman dan pelajaran yang berharga. Disini

bukannya aku ingin mengungkapkan cerita perjalanan kuliah tetapi hanya ingin

memberi pelajaran untuk yang membaca KTI ini. Aku sangat beruntung bisa

kenal dan dipertemukan orang-orang yang baik disekeliling aku.

Teruntuk teman dekat ku apt. Yogi Saputra, S. Farm yang nggak sengaja

aku temui pas PKL di PBF makasih telah bantuin perjuangan selama proses

pembuatan KTI sampai sekarang.

By Aqilla Fadia Haya

x
xi
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : AQILLA FADIA HAYA

NIM : 2019004

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah ini yang

berjudul "Formulasi Gel Spiritus Dengan Penambahan Carbopol Dan Na-cmc "

adalah benar-benar karya sendiri kecuali dalam pengutipan dari substansi yang

telah disebutkan sumbernya dan belum pernah diajukan di instansi manapun, dan

saya siap bertanggung jawab penuh atas keabsahan isinya sesuai dengan sikap

ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya

tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi

akademik jika ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Padang, Juli 2022

Penulis

xii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi

maha penyayang yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Formulasi Gel Spiritus Dengan Penambahan Carbopol dan Na-CMC”

yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan

Diploma III Farmasi di Akademi Farmasi Yayasan Ranah Minang Padang.

Adapun hasil penelitian ini dibuat dengan tujuan dan pemanfaatannya ini

telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar hasil penelitian ini. Untuk itu

dengan segala hormat penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Ibu dr. Efrida Aziz, M. Sc, Selaku ketua Yayasan Ranah Minang

Padang.

2. Ibu apt. Netti Kemala Sari, M. Farm, selaku Direktur Akademi

Farmasi Yayasan Ranah Minang Padang.

3. Bapak apt. Vivaldi Ersil, M. Farm, selaku pembimbing 1 dalam

penyelesaian karya tulis ilmiah ini yang telah banyak membantu

penulis serta banyak meluangkan waktu untuk membimbing

penulis serta memberikan motivasi.

4. Ibu apt. Nedia Putri Bandaro, M. Farm, selaku pembimbing 2

dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini yang telah banyak

memberikan koreksi serta arahan bagi penulis.

xiii
5. Bapak/ibu penguji yang telah memberikan masukan dalam

melengkapi karya tulis ilmiah ini.

6. Bapak serta ibu dosen Akademi Farmasi Yayasan Ranah Minang

Padang yang telah banyak membantu penulis.

7. Kedua orang tua serta keluarga penulis yang sangat penulis cintai

dan sayangi, yang telah banyak memberikan doa serta melakukan

banyak hal untuk penulis.

8. Teman-teman seperjuangan penulis mahasiswa angkatan

2019jurusan Farmasi dan teman-teman penulis hafizah, cece,

wulan, yuni dan teman dekat apt.Yogi Saputra S.Farm yang telah

membantu dan melancarkan segala urusan penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini dan banyak memberikan dukungan

kepada penulis.

Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh

karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka selebar-

lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan saran kritik kepada penulis

sehingga dapat memperbaiki Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari hasil penelitian ini dapat di

ambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap

pembacanya.

Padang, 14 maret 2022

Aqilla Fadia Haya


xiv
YAYASAN RANAH MINANG PADANG
AKADEMI FARMASI
Karya Tulis Ilmiah, juli 2022
Nama : Aqilla Fadia Haya
Nim : 2019004

Pembimbing 1 : apt. Vivaldi Ersil, M. Farm


Pembimbing 2 : apt. Nedita Putri Bandaro, M. Farm

FORMULASI GEL SPIRITUS DENGAN PENAMBAHAN


CARBOPOL DAN NA-CMC
XXI + 51 Halaman, 7 Tabel, 12 Gambar
ABSTRAK
Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
Etanol adalah salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Etanol
cair memiliki banyak kekurangan terutama dalam transformasi yaitu sulit dibawa
kemana-mana karena bahan bakar cair mudah sekali tumpah. Untuk itu perlu
dilakukan pembuatan gel spiritus (sterno gel).
Sterno gel meupakan bahan bakar yang dapat dijadikan sebagai kompor
pada industri catering dan kegiatan outdoor seperti pendaki gunung dan
penelusuran alam bebas. Sterno gel bisa juga digunakan untuk memanaskan
masakan. Akan tetapi, masih belum banyak masyarakat menyadari tentang
keberadaan sterno gel tersebut.
Sterno gel dibuat dengan cara mengembangkan bahan pengental carbopol
dan Na-cmc lalu dicampurkan dengan spiritus dan diaduk hingga homogen. Pada
penelitian ini dilakukan variasi penambahan bahan pengental carbopol dan Na-
cmc dengan konsentrasi 0 gram, 0,5 garam, 1 gram dan 2 gram dengan melakukan
tiga kali pengujian.Untuk sterno gel dilakukan pengujian warna nyala, lama waktu
nyala dan berat sisa gel yang terbakar. Warna nyala yang dihasilkan warna biru
dan merah. Lama waktu nyala yang diperoleh sterno gel terbaik pada formula 1
dengan lama waktu nyala 1 jam 25 menit 33 detik. Berat sisa gel yang terbakar
paling banyak meninggalkan sisa pada formula 2 yaitu 113 gram.
Kata kunci : Sterno gel, carbopol, Na-cmc, spiritus, bahan bakar.
Daftar Bacaan : 20 (2013-2019)

xv
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................ i


Halaman Pengesahan Pembimbing ............................................................................... ii
Halaman Pengesahan Penguji........................................................................................ iii
Halaman Persembahan................................................................................................... iv
Foto Mahasiswa ............................................................................................................... vii
Halaman Pernyataan ...................................................................................................... ix
Kata Pengantar ............................................................................................................... x
Abstrak ............................................................................................................................. xii
Daftar Isi .......................................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................................. xv
Daftar Gambar ................................................................................................................ xv
Daftar Tabel ..................................................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitan ............................................................................................ 4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 6
2.1 Kajian Teoritis ................................................................................................. 6
2.1.1 Sterno Gel ............................................................................................. 6
2.1.2 Bahan Bakar ........................................................................................... 7
2.1.3 Gel Dan Tahap Pembentukanya ............................................................ 8
2.1.4 Jenis-Jenis Bahan Pengental .................................................................. 9
2.1.5 Faktor Mempengaruhi Proses Pembentukan Gel................................... 12
2.2 Tinjauan Hasil Penelitan Terdahulu ................................................................ 13

xvi
BAB III KERANGKA KONSEP ................................................................................... 17
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................................ 17
3.2 Variabel Penelitan ........................................................................................... 18
3.2.1 Variabel Bebas ......................................................................................... 18
3.2.2 Variabel Terkendali ................................................................................. 18
3.2.3 Variabel Tergantung ................................................................................ 18
3.3 Defenisi Operasional ....................................................................................... 18
3.4 Hipotesa Penelitian .......................................................................................... 19
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................................ 20
4.1 Jenis penelitian ................................................................................................ 20
4.2 Tempat dan WaktuPenelitian .......................................................................... 20
4.3 Pola Penelitian ................................................................................................. 20
4.3.1 Alat dan Bahan....................................................................................... 20
4.3.2 Formula Dasar Gel ................................................................................. 21
4.3.3 Formulasi Gel Spiritus ........................................................................... 21
4.3.4 Prosedur Kerja ....................................................................................... 21
4.4 Cara Pengumpulan Data dan Analisis Data .................................................... 23
4.5 Skema Kerja .................................................................................................... 24
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 25
5.1 Hasil ................................................................................................................ 25
5.2 Pembahasan ..................................................................................................... 28
5.2.1 Pengaruh Jumlah Carbopol Dan Na-cmc Terhadap Warna
Nyala Sterno gel ..................................................................................... 21
5.2.2 Warna Nyala Api Sterno Gel Menggunakan
Pembanding ............................................................................................. 21
5.2.3 Pengaruh Jumlah Carbopol Dan Na-cmc Terhadap Warna
nyala Sterno Gel ...................................................................................... 21
5.2.4 Lama Waktu Nyala Api Sterno Gel Menggunakan
Pembanding ............................................................................................ 21
5.2.5 Pengaruh Jumlah Caropol Dan Na-cmc Terhadap Berat Sisa
Sterno Gel Yang Terbakar ....................................................................... 25

xvii
5.2.6 Berat Sisa Gel Yang Terbakar Pada Sterno Gel Menggunakan
Pembanding ............................................................................................. 25
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................... 35
6.1 Kesimpulan...................................................................................................... 35
6.2 Saran ................................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 37
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 39

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

Lampiran 1. Data Analisa ................................................................................................. 39


Lampiran 2. Perhitungan Bahan Sterno Gel ..................................................................... 40
Lampiran 3. Gambar ......................................................................................................... 42

xix
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

Gambar 1. Kerangka Konsep ............................................................................................ 17


Gambar 2. Skema Kerja .................................................................................................... 23
Gambar 3. Penimbangan Bahan ........................................................................................ 43
Gambar 4. Bahan Yang Telah Dikembangkan ................................................................. 44
Gambar 5. Air Dan Spiritus Untuk Pencampuran Sediaan ............................................... 45
Gambar 6. Menggerus sediaan .......................................................................................... 46
Gambar 7. Penimbangan Sediaan Sterno Gel ................................................................... 47
Gambar 8. Pengulangan 1 ................................................................................................. 48
Gambar 9. Pengulangan 2 ................................................................................................. 49
Gambar 10. Pengulangan 3 ............................................................................................... 50
Gambar 11. Pengulangan Menggunakan Perbandingan Produk Lain .............................. 51
Gambar 12. Berat Sisa Gel Yang Sudah Terbakar........................................................... 52

xx
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN

Tabel 1. Formula Dasar Gel ............................................................................. 19


Tabel 2. Formulasi Standar Gel Dengan Basis Na-CMC ................................ 20
Tabel 3. Formulasi Gel Spritus ........................................................................ 20
Tabel 4. Data Hasil Analisa Gel Terhadap Warna Nyala ................................ 25
Tabel 5. Data Hasil Analisa Gel Terhadap Lama Waktu Nyala ...................... 26
Tabel 6. Data Hasil Analisa Gel Terhadap Berat Sisa Gel Yang Terbakar ..... 27
Tabel 7. Data Pengamatan Proses Pembuatan Data Analisa Sterno Gel ......... 39

xxi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sterno gel merupakan bahan bakar padat yang biasanya terbuat dari

campuran spiritus dan alkohol yang berbentuk gel. Dengan bentuknya yang

bersifat gel, biasanya sterno gel banyak digunakan oleh industri makanan sebagai

bahan bakar penghangat makanan dalam sajian dan kegiatan outdoor sebagai

kompor. Biasanya, sterno gel diproduksi dari spiritus yang dicampurkan oleh

berbagai bahan kimia sehingga berbentuk gel. Gel adalah sistem padat atau

setengah padat paling sedikit dua konstituen yang terdiri dari massa seperti agar

yang rapat dan diisi oleh cairan (Lubena, dkk, 2020).

Semakin banyak kuliner dan catering menjadikan kebutuhan sterno atau

pengganti spiritus cair menjadi meningkat. Hal ini dikarenakan sterno gel

merupakan salah satu bahan bakar berbentuk padat, yang pengemasannya lebih

praktis dan tidak mudah menguap. Selain itu, selama proses pembakaran tidak

mengeluarkan asap, serta tidak menghasilkan emisi gas yang berbahaya dan

karsinogik (Kartika, dkk, 2021).

Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.

Etanol adalah salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan yang

menghasilkan gas emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bensin

atau sejenisnya. Etanol jelas lebih menguntungkan karena lebih ramah lingkungan

dan bahan bakar alternatif yang satu ini dapat diperbarui (Aziz, 2016).

Etanol cair banyak memiliki kekurangan terutama dalam transportasi dan

safety yaitu sulit untuk dibawa kemana-mana karena bahan bakar cair mudah

1
sekali tumpah. Dari segi safety, bahan bakar cair mempunyai resiko yang besar

untuk disimpan mudah sekali tersambar api. Pada saat tertentu bahan bakar cair

ini juga sangat berguna untuk bahan bakar bagi kendaraan. Dari kekurangan itu

diambil alternatif untuk membuat bahan bakar semi padat untuk mengurangi

resiko bahan bakar cair tersebut (Azis, 2016).

Etanol gel memiliki beberapa kelebihan jika dibanding dengan bahan

bakar padat parafin yaitu terbarukan, selama pembakaran tidak berasap, tidak

menimbulkan jelaga, tidak menghasilkan gas berbahaya, bersifat non karsinogenik

dan non korosif. Bentuknya gel memudahkan dalam pengemasan dan

pendistribusian (Azis, 2016).

Dalam menghasilkan sterno gel diperlukan bahan tambahan pengental atau

gelling agent seperti CMC (Carboxymethyl Cellulose), carbopol atau carbomer,

karagenan, alginat dan lain-lain. Na-CMC dengan variasi massa sebesar 3 gram

ditambahkan dalam bioethanol cair dengan berat 100 gram, melalui proses gelasi

dapat menghasilkan bioethanol gel yang mempunyai nilai kalor sebesar 2,3

kal/gram dan laju pembakaran 0,03 gram/detik dengan residu pembakaran sekitar

45-46% (Kartika, dkk,2021). Menurut Nugroho Almira, Restuhadi F. (2016)

dengan bahan pengental jenis Na-CMC pada massa 1,5 gram akan menghasilkan

nilai kalor sebesar 11,75 j/gr dengan banyaknya residu pembakaran sebesar

29,44%.

Menurut Az-zahra et al. (2020) Untuk bioethanol gel dari sugar cane

dengan bahan pengental carbopol akan dihasilkan nilai kalor sebesar 33064,25

kj/kl. Sedangkan Tyastando et al. (2019) dengan variasi tertentu dari bahan

2
pengental CMC air pada penambahan bioethanol 90% akan dihasilkan nilai kalor

berkisar 4412,9 - 5113,9 kal/g.

Menurut Sutarsa et al. (2017) dengan menghubungkan Na-CMC dan asam

stearat pada kondisi tertentu (1 g CMC : 2 g asam stearat) didapatkan nilai kalor

Higer Heating Value (HHV) dan Lower Heating Value (LHV) sebesar 3163,2

cal/g dan 2562,6 cal/g. Terdapat juga penelitian yang menggunakan pengental

antara carbopol dengan natrosol.

Sterno merupakan salah satu jenis bahan bakar gel berbahan dasar ethanol

yang mempunyai peluang besar untuk di proses menjadi bahan bakar alternatif.

Dikarenakan bahan bakar gel bersifat tidak dapat menimbulkan emisi gas beracun

serta merupakan bahan yang terbarukan. Selain itu sterno juga dapat digunakan

sebagai bahan pengganti spiritus cair atau parafin. Pada pembuatan sterno, bahan

pengental mempunyai peranan yang sangat penting dalam tekstur dan

karakteristiknya. Dalam mengetahui karakteristik dari sterno gel yang dihasilkan

dilakukan analisa warna nyala, lama waktu nyala dan berat sisa ethanol gel yang

terbakar yang dihasilkan sehingga dapat diketahui formulasi terbaik untuk

menghasilkan sterno gel (Kartika, dkk, 2021).

Adapun kegunaan dari sterno gel pada umumnya dapat dijadikan sebagai

kompor pada industri katering dan kegiatan outdoor seperti pendakian gunung dan

penelusuran alam bebas. Dikarenakan sterno gel merupakan bahan bakar,

sehingga bisa untuk mendidihkan masakan dengan cara yang mudah. Akan tetapi

masih belum banyak masyarakat yang menyadari tentang keberadaan sterno gel

tersebut (Lubena, dkk, 2020). Maka dari itu, pada penelitian kali ini peneliti

3
mengkaji proses pembuatan gel spiritus dengan penambahan carbopol dan Na-

CMC.

Bahan pengental yang digunakan adalah carbopol karena carbopol

merupakan bahan pembentuk gel sempurna yang bersifat hidrofilik, dapat

membentuk gel dengan baik dan juga memiliki kekentalan yang baik. Bahan

pengental menggunakan Na-CMC memiliki viskositas yang stabil pada suatu

sediaan yang dibutuhkan sehingga didapatkan hasil bioetanol gel yang terbaik.

Namun basis gel Na-CMC memiliki kekurangan yang dapat membentuk larutan

koloida dalam air yang membentuk bintik-bintik dalam gel yang membuat sediaan

gel menjadi tidak jernih. Dengan menggunakan basis gel carbopol dapat

memperbaiki kekurangan dari basis gel Na-CMC dan dapat dihasilkan gel yang

jernih dengan daya sebar yang baik (Sari, dkk, 2021).

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana pengaruh konsentrasi etanol dan jumlah penambahan carbopol

dan Na-CMC terhadap gel spiritus yang terbentuk?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memformulasikan gel spiritus dengan penambahan jumlah

carbopol dan Na-CMC.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui pengaruh rasio berat pengental carbopol dan Na-CMC

dan terhadap karakteristik sterno gel (warna nyala, lama penyalaan dan

berat sisa sterno gel yang terbakar).

4
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian formulasi gel spiritus sebagai bahan bakar alternatif

adalah:

1. Bagi peneliti dapat bermanfaat sebagai persyaratan untuk menyelesaikan

program pendidikan program Diploma III Farmasi Akademi Farmasi Ranah

Minang Padang

2. Menambah pengetahuan dan keilmuan tentang pembuatan gel spiritus

sebagai bahan bakar semi padat alternatif untuk ilmu pengetahuan dan

teknologi.

3. Untuk membantu kepentingan pemerintah dalam mewujudkan aspirasi

masyarakat sebagai bahan bakar alternatif.

4. Dapat menjadi referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya dengan

metode dan formulasi yang berbeda.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi formulasi gel

spiritus dengan penambahan carbopol dan Na-CMC.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Sterno Gel

Sterno gel merupakan bahan bakar gel berbahan dasar etanol yang

mempunyai peluang yang sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan bakar

alternatif. Sterno gel dapat juga disebut juga ethanol gel atau bioetanol gel.

Mengingat bahan bakar gel mempunyai keunggulan dan dapat dijadikan sebagai

bahan bakar alternatif. Menurut Purba, dkk (2017) kalsium asetat sangat

berpengaruh terhadap bioethanol gel yang dihasilkan berdasarkan dari nilai

viskositas, nilai kalor, efisiensi termal, persentase residu pembakaran dan kadar

abu. Sedangkan Lubena, dkk (2020) membuat biosterno gel dari limbah kulit

mangga sebagai bahan bakar dengan penggunakan Na-CMC sebagai bahan

pengentalnya. Bioetanol padat terbentuk karena adanya penambahan zat pemadat.

Pada prinsipnya pembentukan gel terjadi karena adanya pembentukan jala atau

jaringan tiga dimensi oleh molekul primer yang terentang pada seluruh volume gel

yang terbentuk dengan merangkap sejumlah air didalamnya (Khamir, 2013).

Pada pembuatan sterno, bahan pengental mempunyai peranan yang sangat

penting dalam tekstur dan karakteristiknya. Sterno gel adalah bahan semi padat

yang berwarna biru dan digunakan untuk memasak ataupun untuk memanaskan

masakan. Secara umum sterno gel dijual dalam bentuk refill atau kemasan dalam

kaleng. Untuk dapat menghasilkan sterno gel ada bahan pengental yang

ditambahkan seperti gel atau polimer organik seperti gum alam (natrium alginat,

6
karagenan, pektin, asam stearat), carbopol, Na-CMC dan polietilen (Kartika, dkk,

2021). Bioethanol padat sangat cocok digunakan untuk memasak, dibawa saat

berkemah (Meilianti, 2013).

2.1.2 Bahan Bakar

Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi.

Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan

dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses

pembakaran dimana bahanbakar tersebut akan melepaskan energi dapat melalui

reaksi nuklir (Azis, 2016).

Jenis-jenis bahan bakar:

a. Bahan bakar padat

Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padatan dan

kebanyakan menjadi menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan

batubara. Energi panas yang dihasilkan bisa digunakan untuk

memanaskan air menjadi uap untuk menggerakan peralatan dan

menyediakan energi (Azis, 2016).

b. Bahan bakar cair

Bahan bakar yang berbentuk cair, paling populer adalah bahan bakar

minyak atau BBM. Selain bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi

uap, bahan bakar cair biasa digunakan kendaraan bermotor. Karena

bahan bakar cair seperti bensin bisa dibakar dan menjalankan mesin

(Azis, 2016).

c. Bahan bakar gas

7
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compresed Natural Gas

(CNG) dan Liquid Petroleum Gas (LPG). CNG pada dasarnya terdiri dari

metaa sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan

kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama

bahannya dengan bahan bakar gas yang biasa digunakan untuk sebagian

kendaraan bermotor (Azis, 2016).

2.1.3 Gel Dan Tahap Pembentukkannya

Gel adalah sistem padat atau setengah padat dari paling sedikit dua

konstituen yang terdiri dari massa seperti agar yang rapat dan diisi oleh cairan.

Gel terdiri dari dua fase kontinyu yang saling berpenetrasi. Fase yang satu

berupapadatan, tersusun dari partikel-partikel yang sangat tidak simetris dengan

luas permukaan besar (Azis,2016).

Ada 3 teori yang digunakan untuk menjelaskan pembentukkan gel, yaitu:

a. Teori adsorpsi pelarut

Teori ini menyatakan bahwa gel terjadi sebagai akibat adsorpsi molekul

pelarut oleh partikel terlarut selama pendinginan yaitu dalam bentuk

pembesaran molekul akibat pelapisan zat terlarut oleh molekul-molekul

pelarut. Pembesaran partikel terjadi terus-menerus sehingga molekul zat

terlarut yang telah membesar bersinggungan dan tumpang tindih melingkari

satu sama lain sehingga seluruh sistem menjadi tetap dan kaku. Adsorpsi zat

pelarut akan meningkat dengan makin rendahnya suhu (Azis, 2016).

b. Teori jaringan tiga dimensi

Teori ini menyatakan bahwa kemampuan senyawa-senyawa untuk

mengadakan gelasi disebabkan oleh terbentuknya struktur berserat atau

8
terjadinya reaksi didalam molekul itu sendiri dan membentuk serat. Selama

pendinginan serat tersebut membentuk jaringan tiga dimensi. Ikatan primer

dari gugus fungsional dan ikatan sekunder yang terdiri dari ikatan hidrogen

atau dapat juga terjadi antara gugus alkil. Tipe ikatan yang terdapat dalam

jaringan tiga dimensi akan menetukan tipe gel yang dihasilkan (Azis, 2016).

c. Teori orientasi partikel

Teori ini menyatakan bahwa pada posisi tertentu terdapat kecendrungan

bagi partikel terlarut dan solven untuk berorientasi dalam konfigurasi yang

tertentu melalui pengaruh gaya dengan jangkauan yang panjang, seperti

yang terjadi pada kristal (Azis, 2016).

Mekanisme pembentukan gel dapat berbeda-beda tergantung pada jenis

bahan pembentukkannya. Diantaranya yang paling berbeda dalam hal jenis

dan sifat-sifatnya adalah gel yang dibentuk oleh gelatin, suatu jenis protein

dan gel yang dibentuk oleh polisakarida (Intan, 2013).

2.1.4 Jenis-Jenis Bahan Pengental

1. Asam stearat

Asam stearat (nama trivalnya, asam oktadekanat, CH3(CH2)16

COOH adalah asam lemak berantai panjang yang mengandung 18 atom

karbon tanpa ikatan rangkap. Meskipun diklasifikasikan sebagai asam

lemak jenuh, bermanfaat bagi industri biochemical, penandaan nutrisi

dan rekomendasi untuk program diet makanan, data yang terkumpul

selama 50 tahun terakhir menunjukkan bahwa asam stearat berbeda

dibanding asam lemak jenuh lain didalam makanan. Tidak seperti asam

lemak jenuh berantai panjang yang umum seperti asam palmitat,

9
myristat dan laurat dimana meningkatkan tingkat kolestrol dalam darah,

asam stearat telah menunjukkan efek yang netral terhadap tingkat

kolestrol dalam darah dan tingkat low density lipoprotein dalam darah

(LDL). Asam stearat berfungsi sebagai pengemulsi dan pemadat. Pada

umumnya, penggunaan asam stearat mengacu pada karakteristik fungsi

ganda yang dimiliki, yaitu grup polar yang dapat menempel pada kation

logam dan grup non polar yang dapat larut pada pelarut organic

(Kartika, dkk, 2021).

2.Carboxymethyl cellulose

Carboxymethyl cellulose atau Na-CMC merupakan salah satu

bahan pengental turunan selulosa yang berfungsi sebagai stabilizer,

thickening agent dan emulsifer pada makanan. Na-CMC dapat larut

didalam air dingin dan air panas dan menghasilkan larutan yang

jernih, tanpa warna dengan aroma netral. Na-CMC adalah bahan

pengental yang larut dalam air, anionik dan polimer linier. Na-CMC

adalah salah satu turunan selulosa yang disebut dengan eter selulosa

(Cellulose Ethers). Na-CMC diproduksi melalui reaksi substitusi

neofilik, yaitu proses metilasi selulosa alkali dengan metil halida

(CH3X). Adapun sifat dan fungsi Na-CMC yaitu mudah larut dalam

air dingin maupun panas dan dapat membentuk lapisan yang bersifat

stabil terhadap lemak dan tidak larut dalam pelarut organik serta

bersifat sebagai pengikat. Na-CMC juga dapat menyerap air yang

terkandung dalam udara dimana banyaknya air yang terserap dan laju

penyerapannya bergantung pada jumlah kadar air yang terkandung

10
dalam Na-CMC serta kelembaban dan temperatur udara sekitarnya

(Kartika, dkk, 2021).

3. Carbopol atau carbomer

Carbopol merupakan polimer yang bersifat stabil dan merupakan

salah satu bahan pengemulsi. Selain itu larut dalam air hangat,

ethanol, berwarna putih, tidak bersifat beracun dan berbahaya,

memiliki viskositas yang cukup serta bersifat hidrofil. Secara umum

konsentrasi yang digunakan dalam bahan pengental atau gelling agent

adalah sekitar 0,5 - 2% pada kondisi pH 6 -11 (Kartika, dkk, 2021).

4. Karagenan

Karegenan merupakan polisakarida linier yang dihasilkan dari

rumput laut merah dan mempunyai peranan penting dalam bahan

pangan. Pada bidang industri berfungsi sebagai stabilisator (pengatur

keseimbangan), thickener (bahan pengental) dan pembentuk gel

(Kartika, dkk, 2021).

5. Pektin

Pektin adalah senyawa polisakarida kompleks yang terdapat dalam

dinding sel tumbuhan dan terdapat berbagai jenis tanaman pangan.

Diantaranya dapat dihasilkan dari ekstraksi kulit pisang dengan variasi

temperatur, dari ekstraksi kulit mangga dengan memvariasikan suhu

dan waktu tertentu, dari kulit jeruk dengan metode ekstraksi ultrasonic

menggunakan zat pelarut berupa air. Penggunaan pektin dibidang

industri antara lain sebagai bahan tambahan selai, jelly juga dapat

digunakan sebagai bahan pengental (Kartika, dkk, 2021).

11
6. Natrium alginat

Natrium alginat adalah suatu produk pemurnian karbohidrat yang

diektraksi dari bahan baku alga coklat melalui basa lemah. Sifat dari

natrium alginat larut sangat lambat didalam air, tidak larut dalam ethanol

dan eter serta dapat membentuk larutan kental. Menurut Putriyana, dkk

(2018) natrium alganat dapat dihasilkan dengan proses ekstraksi padat cair

dari bahan baku Sargassum Sp. Selain itu natrium alginat bisa juga

dihasilkan dari alga coklat (Kartika, dkk, 2021).

2.1.5 Faktor Yang Mempengaruhi Pada Proses Pembentukkan Gel

1. Konsentrasi

Konsentrasi hidrokoloid sangat mempengaruhi pada proses

kekentalan. Untuk konsentrasi yang rendah larutan hidrokoloid biasanya

akan bersifat sebagai aliran Newtonian dengan meningkatnya konsentrasi

maka sifat alirannya akan berubah menjadi non Newtonian. Hampir semua

hidrokoloid memiliki kekentalan yang tinggi pada konsentrasi yang sangat

rendah antara 1 - 5% kecuali pada gom arab yang sifat Newtoniannya tetap

dipertahankan sampai dengan konsentrasi 40% (Kartika, dkk, 2021).

2. Temperatur

Temperatur juga akan mempengaruhi kekentalan, karena suhu

dapat mengubah sifat aliran yang semula non Newtonian menjadi

Newtonian (Kartika, dkk, 2021).

3. pH

Hidrokoloid pada umumnya akan membentuk gel dengan baik

pada kisaran pH tertentu. Hal ini ditunjukkan oleh terjadinya peningkatan

12
kekentalan dengan meningkatnya pH hingga mencapai 6 - 8 dan kemudian

akan makin menurun bila pH terus ditingkatkan (Kartika, dkk, 2021).

4. Pengaruh ion

Beberapa jenis hidrokoloid membutuhkan ion-ion logam tertentu

untuk membentuk gel nya, karena pembentukkan gel tersebut melibatkan

pembentukan jembatan melalui ion-ion selektif (Kartika, dkk, 2021).

5. Pengaruh komponen aktif lainnya

Sifat fungsional beberapa jenis hidrokoloid dapat dipengaruhi oleh

adanya hidrokoloid lain. Pengaruh ini dapat bersifat negatif dalam arti sifat

fungsional makin berkurang dengan adanya hidrokoloid lain ataupun

bersifat negatif karena adanya pengaruh sinergis antara hidrokoloid-

hidrokoloid yang bergabung (Kartika, dkk, 2021).

6. Pengadukan (Agitasi)

Pengadukan juga berpengaruh dalam pembentuk gel dimana terjadi

proses pencampuran gelling agent dan pelarut bioethanol. Pengadukan

dengan kecepatan yang berkala dapat membuat gel yang terbentuk dalam

proses pencampuran sempurna dan tidak merusak ikatan molekul terjadi

(Kartika, dkk, 2021).

2.2 Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

1. Nama Peneliti : Rini Kartika, Muyassaroh, Jimmy.

Judul penelitian : Karakteristik Sterno Gel Daun Bunga Sepatu (Hibiscus

rosa sinensis L.) dengan variasi penambahan Carbopol-940 sebagai salah satu

bahan bakar alternatif.

13
Hasil Penelitian : Hasil yang terbaik apabila dilihat dari nilai emisi gas dan

nilai kalor terdapat pada perbandingan massa fitrat daun bunga sepatu 60

gram pada carbopol 2 gram dengan nilai emisi gas NOx 3 ppm, SO2 3 ppm

dan H2S 2 ppm dan nilai kalor sebesar 3.500 kal/gram. Sedangkan untuk

lama waktu penyalaan didapatkan yang terbaik adalah 25,02 menit yang

terdapat pada massa filtrat daun bunga sepatu 60 gram dan massa carbopol

2,5 gram. Untuk nilai pH semuanya kecendrungan bersifat netral yaitu

berkisar pH 6 -7 sedangkan, untuk warna penyalaan hampir semuanya

menghasilkan warna biru merata. Dengan hasil didapatkan, dapat dikatakan

bahwa daun bunga sepatu dapat diproses menjadi sterno gel atau bahan bakar

alternatif.

2. Nama Peneliti : Lubena, Nur Kholilah, Dilla Septiana Daniarissa.

Judul Penelitian : Efektifitas Limbah Kulit Mangga (Mangifera indica.L)

untuk pembuatan biosterno gel sebagai bahan bakar.

Hasil Penelitian : Hasil fermentasi terbaik diperoleh pada hari ke 5 dengan

kadar alkohol 56 %. Lama waktu nyala bioetanol gel kadar 56 % hanya 1,5

menit dengan warna nyala api yang kurang stabil. Hal ini dikarenakan kadar

alkohol hanya 56 %. Nyala api yang stabil akan didapat jika kadar alkohol

diatas 65%. Penggunaan limbah kulit mangga untuk pembuatan biosterno gel

kurang efektif karena kadar alkohol yang dihasilkan hanya 56 %.

3. Nama Peneliti : Dwi Ana A., Harimbi S., Dian Kurnia S., Mona Riso S.

Judul Penelitian : Formulasi Bioetanol padat dengan variasi gelling agent

sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

14
Hasil Penelitian : Asam stearat memberikan hasil terbaik bila dibandingkan

CMC dan xantham gum. Nilai kalor dan residu hasil pembakaran terbaik

adalah bioetanol padat dengan zat pemadat asam stearat dengan rasio

perbandingan antara bioethanol 90 % berat dan zat pemadat ditambah air 10

% berat sebesar 3850,87 Kkal/kg dan 5 %. Laju pembakaran terbaik adalah

bioethanol padat dengan zat pemadat asam stearat dengan rasio perbandingan

antara bioetanol 85 % berat dan zat pemadat ditambah air 15 % berat sebesar

1,41 gram/menit. Bentonit tidak cocok digunakan sebagai pengental pada

pembuatan bioetanol padat karena pengembangan bentonit yang maksimal

terjadi pada konsentrasi etanol 35 % mol.

4. Nama Peneliti : Iwan Jaya Azis

Judul Penelitian : Pembuatan Etanol Gel sebagai bahan bakar semi padat

alternatif dengan menggunakan Karboksimetil Sellulosa (CMC) sebagai

Gelling Agent.

Hasil Penelitian : Berdasarkan pada karakteristik etanol gel yang

terbentuk, bila dilihat dari uji nyala, temperatur nyala dan stabil nyala apinya

maka etanol gel yang terbaik diperoleh pada konsentrasi etanol 70%, pada

penambahan Na-CMC sebanyak 5 gram. Diperoleh etanol gel dengan lama

waktu nyala etanol gel selama 1 menit dan temperatur nyala adalah 476 °C.

Konsentrasi etanol berpengaruh pada temperatur nyala, warna nyala dan lama

waktu nyala. Sedangkan rasio Na-CMC lebih berpengaruh pada sifat gel yang

terbentuk. Na-CMC dapat digunakan sebagai pembentuk gel pada etanol gel

dengan berat 1 - 5 gram untuk 50 ml etanol.

15
5. Nama peneliti : Rinaldi, Fauziah, Azmalina Adriani, Ernita Silviana, Rita

Zahara.

Judul penelitian : Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus

heterophyllus Lam. L) Dengan Basis Na-CMC Dan Carbopol.

Hasil penelitian : Sediaan gel ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus

heterophyllus Lam. L) dengan Basis Na-CMC dan Carbopol memenuhi

persyaratan sediaan gel untuk parameter organoleptis, homogenitas, pH,

daya sebar dan viskositas.

16
BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Formulasi
Carbopol Parameter Yang Diuji
Gel Spiritus

Na-CMC Warna Nyala

Spiritus 90% Lama Waktu Nyala

Aquadest
Berat Sisa Sterno Gel
Yang Terbakar

Gambar 1. Kerangka Konsep

17
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel Bebas

Carbopol dan Na-CMC.

3.2.2 Variabel Terkandali

Spiritus 90% dan aquadest.

3.2.3 Varibel Tergantung

Sifat fisik gel spiritus berupa warna nyala, lama penyalaan dan

berat sisa sterno gel yang terbakar.

3.3 Definisi Operasional

1. Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi atau yang mempengaruhi

variabel bebas pada penelitian ini adalah carbopol dan Na-CMC. Carbopol

adalah basis gel yang pembentukan gel tergantung pada pH. Na-CMC adalah

zat pengental dan sebagai zat tambahan yang berfungsi sebagai penstabil dan

pengemulsi.

2.Variabel terkendali adalah variabel yang dari awal sampai akhir tetap

variabel terkendali pada penelitian ini adalah konsentrasi spiritus 90% dan

aquadest. Spiritus adalah zat cair yang mengandung alkohol, mudah menguap

dan terbakar.Aquadest adalah air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat

pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium.

3.Variabel tergantung adalah hasil dari manipulasi variabel tergantung pada

penelitian ini adalah respon sifat fisik.

4. Sifat fisik merupakan respon yang dihasilkan yaitu warna nyaladan berat sisa

sterno gel yang terbakar.

18
3.4 Hipotesis Penelitian

H0:Gel spiritus dengan penambahan carbopol dan Na-CMC dapat

dijadikan sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan.

H1:Gel spiritus dengan penambahan carbopol dan Na-CMC tidak dapat

dijadikan sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan.

19
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan motode

eksperimental.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2022 dilaboratorium farmasetika

Akademi Farmasi Ranah Minang Padang.

4.3 Pola Penelitian

4.3.1 Alat dan Bahan

Alat penelitian yang dipakai adalah kertas perkamen, timbangan analitik

gelas ukur, stopwatch, corong, lumpang dan stamper, hot plate dan kaleng sterno

gel.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah carbopol, Na-CMC,

spiritus 90 %, dan aquadest .

4.3.2 Formula Dasar Gel

Tabel 1. Formulasi standar gel dengan basis carbopol (Voight, 1994).


No Bahan Kadar
1. Carbopol 0,5 %
2. TEA 1%
3. Metil paraben 0,075%
4. Gliserin 30%
5. Aquadest Ad 100 ml

20
Tabel 2. Formulasi standar gel dengan basis Na-CMC (Voigt, 1994).
No Bahan Kadar
1. Na-CMC 5%
2. Gliserin 10%
3. Propilen glikol 5%
4. Aquadest Ad 100 ml

4.3.3 Formulasi Gel Spiritus

Tabel 3. Formulasi gel spiritus


Formulasi (%)
Bahan
F1 F2 F3 F4

Carbopol 0,6 0,3 0 2


Na-CMC 0,3 0,6 2 0
Spiritus 90% 35 35 35 35
Aquadest Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100
ml ml ml ml

4.3.4 Prosedur Kerja

1. Pembuatan Gel Basis Carbopol

Ditimbang carbopol sesuai dengan yang diperlukan dan carbopol

dilarutkan kedalam aquadest dan digerus hingga terbentuk basis gel

(Nailufar, 2013) .

2. Pembuatan Gel Basis Na-CMC

Ditimbang bahan sesuai dengan yang diperlukan, dikembangkan

Na-CMC terlebih dahulu dalam air panas digerus sehingga basis

gelhomogen. Basis gel ditambahkan dengan bahan lainnya (Rahman,

2010) .

21
3. Pembuatan Sterno Gel

a. Masukan carbopol dengan aquadest kedalam lumpang untuk

dikembangkan lalu gerus hingga homogen

b. Kemudian masukan Na-CMC yang telah dikembangkan dengan air

panas lalu digerus hingga homogen

c. Selanjutnya masukan spiritus 90% kedalam lumpang yang telah diisi

carbopol dan Na-cmc lalu gerus hingga homogen

d. Kemudian masukan sediaan yang telah homogen tadi kedalam kaleng

sterno gel.

4. Analisa Sterno Gel

1. Analisa warna nyala dari pembakaran sterno gel

a. Membakar sterno gel

b. Mengamati warna nyala dari hasil pembakaran sterno gel

tersebut (Azis, 2016).

2. Lama waktu nyala sterno gel untuk setiap gram per satuan waktu

a. Menyiapkan stopwatch

b. Membakar sterno gel tersebut bersamaan dengan menghidupkan

stopwach

c. Mematikan stopwach apabila sterno gel sudah tidak terbakar

d. Mencatat waktu yang diperlukan untuk membakar gel tersebut

(Azis, 2016).

3. Berat sisa sternol gel yang terbakar

a. Membakar sterno gel sampai gel sudah tidak bisa terbakar lagi

b. Menimbang berat akhir sisa sterno gel yang sudah dibakar

22
c. Berat sterno gel yang terbakar adalah selisih berat awal dengan

akhir (Azis, 2016).

4.4 Cara Pengumpulan Data dan Analisis Data

Metode pengumpulan data berdasarkan eksperimental di laboratorium dan

analisis data dengan mengamati pengujian pada warna nyala, lama waktu nyala

dan berat sisa gel yang terbakar.

23
4.5 Skema Kerja

Formulasi Gel
Spiritus

Pembuatan Kadar
Etanol Dari Carbopol
Dan Na-CMC

F1 : F2 : F3 : F4 :

Carbpol 0,6 Carbopol Carbopol Carbopol


% 0,3% 0% 2%

Na-CMC Na-CMC Na-CMC Na-CMC


0,3% 0,6% 2% 0%

Karakteristik Sterno Gel


1. Warna Nyala
2. Waktu Nyala
3. Berat Sisa Sterno Gel Yang
Terbakar

Analisis Data

Hasil

Kesimpulan

Gambar 2. Skema Kerja

24
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Tiap percobaan menggunakan spiritus 90 % sebanyak 35 ml dan untuk

variabel yang membedakan tiap sampelnya adalah konsentrasi jumlah bahan

carbopol dan Na-cmc yang dipakai. Variasi konsentrasi carbopol yaitu 1 gram, 0,5

gram, 0 gram dan 2 gram. Sedangkan variasi untuk bahan Na-cmc yaitu 0,5 gram,

1 gram, 2 gram dan 0 gram. Setelah didapatkan sterno gel kemudian dilanjutkan

dengan analisa untuk melihat kualitas sterno gel yang terbaik. Analisa tersebut

antara lain warna nyala, lama waktu nyala dan berat sisa sterno gel yang terbakar.

Tabel 4. data hasil analisa sterno gel terhadap warna nyala

No. Formulasi Pengulangan Warna nyala

1. F1 1 Merah

2 Biru-merah

3 Merah-biru

2 F2 1 Biru-merah

2 Biru-merah

3 Merah-biru

3. F3 1 Merah-biru

2 Biru-merah

3 Merah-biru

4. F4 1 Merah-biru

2 Biru-merah

25
3 Biru-merah

5. Pembanding 1 Biru-merah

2 Biru-merah

3 Biru-merah

Tabel 5. data hasil analisa sterno gel terhadap lama waktu nyala

No. Formulasi Pengulangan Lama waktu Rata-rata


nyala

1. F1 1 25 menit 40 1 jam 25
detik menit 33
detik

2 1 jam 55
detik

3 1 jam 4 detik

2. F2 1 29 menit 40 1 jam 12
detik menit 40
detik

2 1 jam 1 menit

3 1 jam 6 menit

3. F3 1 29 menit 45 1 jam 16,33


detik menit 23,5
detik

2 1 jam 2 menit
2 detik

3 1 jam 18
menit

4. F4 1 34 menit 55 1 jam 20
detik menit 29,5
detik

2 1 jam

3 1 jam 6 menit
4 detik

26
5. Pembanding 1 2 jam 57 2 jam 27,67
menit 52 menit 52
detik detik

2 2 jam 16
menit

3 2 jam 10
menit

Tabel 6. data hasil analisa sterno gel terhadap berat sisa gel yang terbakar

No. Formulasi Pengulangan Berat sisa gel Rata-rata


yang terbakar

1. F1 1 123 garm 97,33 gram

2 98 gram

3 96 gram

2. F2 1 121 gram 113 gram

2 114 gram

3 104 gram

3. F3 1 141 gram 103,67 gram

2 78 gram

3 92 gram

4. F4 1 112 gram 100 gram

2 97 gram

3 91 gram

5. Pembanding 1 19 gram 33,33 gram

2 38 gram

3 43 gram

27
5.2 Pembahasan

Perubahan fase dari cair menjadi gel (semi padat) tentu akan merubah

beberapa sifat fisik yang ada pada suatu senyawa atau larutan tersebut. Hal ini

terjadi pada spiritus yang berubah fase dari cair menjadi gel.

Penambahan jumlah carbopol dan Na-cmc memiliki peran utama pada

bentuk gel yang akan dihasilkan. Pada penambahan carbopol sebanyak 1 gram

dan Na-cmc 0,5 gram menghasilkan gel yang kental dan jernih sedangkan

penambahan carbopol sebanyak 0,5 dan Na-cmc 1 gram juga menghasilkan gel

yang kental dan jernih. Untuk penambahan Na-cmc 2 gram menghasilkan gel

yang padat dan kental dan gel yang dihasilkan tidak jernih sedangkan carbopol 2

gram menghasilkan gel yang padat dan kental dan gel yang dihasilkan jernih.

Banyaknya penambahan jumlah carbopol dan Na-cmc akan

mempengaruhi bentuk gel. Semakin banyak menggunakan carbopol maka gel

yang dihasilkan akan kental dan jernih sedangkan semakin banyak Na-cmc yang

digunakan maka gel yang dihasilkan akan padat dan gel yang dihasilkan menjadi

tidak jernih. Penambahan bahan pengental yang terlalu banyak dapat berpengaruh

terhadap gel yang terbentuk. Salah satunya adalah berat gel yang terbentuk.

5.2.1 Pengaruh Jumlah Carbopol Dan Na-cmc Terhadap Warna Nyala

Sterno Gel

Pada pengujian ini berat tiap kaleng sterno gel yang digunakan adalah 180

gram. Pada formula 1 pengulangan 1 menghasilkan warna nyala berwarna merah.

Pada pengulangan 2 menghasilkan warna nyala biru yang lama-kelamaan muncul

warna api berwarna merah. Pengulangan 3 menghasilkan warna nyala berwarna

merah yang lama-kelamaan muncul warna api berwarna biru.

28
Pada formula 2 pengulangan 1 warna nyala yang dihasilkan adalah warna

biru lama-kelamaan muncul api berwarna merah. Pengulangan ke 2 warna nyala

yang dihasilkan adalah warna biru yang lama-kelamaan akan muncul warna

merah. Pada pengulangan 3 warna nyala yang dihasilkan adalah warna merah

yang lama-kelamaan muncul api berwarna biru.

Formula 3 pengulangan 1 menghasilkan warna nyala api merah setelah

beberapa menit api menyala, muncul warna api berwarna biru. Pengulangan 2

warna nyala api berwarna biru setelah beberapa menit muncul api berwarna

merah. Pada pengulangan 3 warna nyala api berwarna merah setelah itu muncul

api berwarna biru.

Formula 4 pengulangan 1 menghasilkan warna nyala nyala api merah

lama-kelamaan berubah menjadi warna biru. Untuk Pengulangan 2 warna nyala

api yang dihasilkan adalah warna biru yang lama-kelamaan berubah warna

menjadi warna merah. Pengulangan 3 untuk warna nyala yang dihasilkan adalah

warna biru setelah itu muncul warna api berwarna merah. Pada penelitian

sebelumnya menggunakan Na-cmc warna api yang dihasilkan adalah warna merah

kekuningan (Azis, 2016).

5.2.2 Warna Nyala Api Sterno Gel Menggunakan Pembanding

Pada pengujian tiap pembanding menggunakan pembanding dengan berat

180 gram dilakukan 3 kali pengulangan. Pengulangan 1 menggunakan spiritus

menghasilkan warna nyala api berwarna biru dan merah. Pengulangan 2

menggunakan spiritus menghasilkan warna nyala api berwarna biru dan merah.

Pengulangan 3 menggunakan spiritus menghasilkan warna nyala api berwarna

biru setelah itu muncul api berwarna merah.

29
5.2.3 Pengaruh Jumlah Carbopol Dan Na-cmc Terhadap Lama Waktu Nyala

Sterno Gel

Pada pengujian ini berat masing-masing kaleng sterno gel adalah 180

gram dan dilakukan 3 kali pengulangan. Banyaknya penambahan jumlah carbopol

dan Na-cmc dapat mempengaruhi lamanya waktu nyala sterno gel. Semakin

banyak penambahan carbopol dan Na-cmc maka gel yang terbentuk akan semakin

kental dan padat. Sifat inilah yang akan mempengaruhi lama waktu nyala dari

sterno gel. Dimana semakin padat gel, maka semakin sulit spiritus menguap,

sehingga pada saat pembakaran, sterno gel dapat menyala untuk waktu yang lebih

lama (Azis, 2016).

Pada formula 1 pengulangan 1 menggunakan carbopol sebanyak 1 gram

dan Na-cmc 1 gram menghasilkan lama waktu nyala sterno gel adalah 25 menit

40 detik. Pada pengulangan 2 menghasilkan lama nyala api 1 jam 55 detik.

Pengulangan 3 lama waktu nyala apinya adalah 1 jam 4 detik.

Pada formula 2 untuk pengulangan 1 menggunakan carbopol sebanyak

0,5gram dan Na-cmc 1 gram menghasilkan lama waktu nyala 29 menit 40 detik.

Pengulangan 2 menghasilkan lama waktu nyala 1 jam 1 menit. Pengulangan 3

menghasilkan lama waktu nyala api 1 jam 6 menit 2.

Formula 3 pengulangan 1 hanya menggunakan Na-cmc sebanyak 2 gram

waktu nyala api yang dihasilkan adalah 29 menit 45 detik. Pengulangan 2

menghasilkan waktu nyala api 1 jam 2 menit 2 detik. Pengulangan 3 lama waktu

nyala api 1 jam 18 menit.

Formula 4 pengulangan 1 hanya menggunakan carbopol sebanyak 2 gram

menghasilkan lama waktu nyala yaitu 34 menit 55 detik. Pada pengulangan 2

30
lama waktu nyala yang dihasilkan 1 jam. Pengulangan 3 lama waktu nyala adalah

1 jam 6 menit 4 detik.

Rata-rata pengujian lama waktu nyala dilakukan 3 kali pengulangan

formula 1 didapatkan rata-rata 1 jam 25 menit 33 detik. Rata-rata pengujian lama

waktu nyala dilakukan 3 kali pengulangan formula 2 didapatkan rata-rata yaitu 1

jam 12 menit 40 detik. Rata-rata pengujian lama waktu nyala dilakukan 3 kali

pengulangan formula 3 didapatkan rata-rata 1 jam 16,33 menit 23,5 detik. Rata-

rata pengujian lama waktu nyala dilakukan 3 kali pengulangan formula 4

didapatkan rata-rata 1 jam 20 menit 29,5 detik.

Setelah dilakukan pengujian sebanyak 3 kali pengulangan didapatkan hasil

lama waktu nyala api pada sterno gel paling lama pada formula 1 yaitu dengan

penambahan jumlah carbopol sebanyak 1 gram. Pada pengujian ini dapat dilihat

bahwa banyaknya carbopol yang digunakan maka lama waktu nyala api akan

lebih lama dan sangat berpengaruh terhadap lamanya waktu nyala sterno gel

tersebut.

Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan carbopol, Na-cmc

dengan memvariasikan konsentrasi dan spiritus didapatkan hasil kesemua formula

lama waktu nyala api yang bagus serta api yang dihasilkan stabil dan tinggi. Pada

penelitian sebelumnya menggunakan Na-cmc sebanyak 5 gram dengan kadar

etanol 50 % dan berat gel 5 gram memiliki waktu nyala paling lama dibandingkan

dengan yang lain, dengan lama waktu nyala 2 menit 9 detik (Azis, 2016).

31
5.2.4 Lama Waktu Nyala Api Sterno Gel Menggunakan Pembanding

Pada penelitian ini menggunakan 1 pembanding dilakukan 3 kali

pengulangan dengan berat masing-masing pembanding 180 gram. Pengulangan 1

menghasilkan lama waktu nyala api yaitu 2 jam 57 menit 52 detik. Pengulangan 2

lama waktu nyala api yang dihasilkan adalah 2 jam 16 menit. Pengulangan 3

menghasilkan lama waktu nyala api yaitu selama 2 jam 10 menit. Setelah

dilakukan pengujian dan pengamatan didapatkan hasil bahwa pembanding yang

paling lama waktu nyala apinya adalah pada pengulangan I. Meskipun

pembanding menghasilkan lama waktu nyala yang sangat lama tapi api yang

dihasilkan tidak cukup tinggi. Untuk rata-rata pengujian menggunakan

pembanding lama waktu nyala yang dihasilkan yaitu 2 jam 27,67 menit 52 detik.

5.2.5 Pengaruh Jumlah Carbopol Dan Na-cmc Terhadap Berat Sisa Sterno

Gel Yang Terbakar

Pada formula 1 pengulangan 1 menghasilkan berat sisa gel yang terbakar

sebanyak 123 gram. Pada pengulangan 2 menghasilkan berat sisa gel yang

terbakar yaitu 98 gram. Pengulangan 3 menghasilkan berat sisa gel yang terbakar

sebanyak 96 gram.

Formula 2 pengulangan 1 berat sisa gel yang terbakar didapatkan sebanyak

121 gram. Formula 2 pengulangan 2 didapatkan hasil berat sisa gel yang terbakar

yaitu 114 gram. Pengulangan 3 menghasilkan berat sisa gel yang terbakar yaitu

104 gram.

Formula 3 pengulangan 1 didapatkan hasil berat sisa gel yang terbakar

sebanyak 141 gram. Pada pengulangan 2 menghasilkan berat sisa gel yang

terbakar yaitu 78 gram. Pengulangan 3 berat sisa gel yang terbakar sebanyak 92
32
gram.

Formula 4 pengulangan 1 menghasilkan berat sisa gel yang terbakar

adalah 112 gram. Pengulangan 2 berat sisa gel yang terbakar sebanyak 97 gram.

Pengulangan 3 berat sisa gel yang terbakar yang dihasilkan adalah 91 gram.

Rata-rata yang didapatkan setelah dilakukan 3 kali pengulangan

didapatkan rata-rata pada formula 1 yaitu 97,33 gram, formula 2 sebanyak 113

gram, formula 3 sebanyak 103,67 gram dan formula 4 sebanyak 100 gram. Pada

penelitian sebelumnya menggunakan Na-cmc sebanyak 5 gram dengan berat gel 5

gram paling banyak meninggalkan berat sisa gel yang terbakar yaitu 1,796 gram

(Azis, 2016).

Sterno gel yang terbakar ternyata tidak dapat habis semuanya. Semakin

banyak Na-cmc yang digunakan maka semakin banyak pula sisa sterno gel yang

tidak dapat terbakar (Azis, 2016). Bila dibandingkan dengan penambahan

carbopol dan Na-cmc, Na-cmc lebih banyak menghasilkan berat sisa gel yang

terbakar dibandingkan dengan carbopol. Penambahan banyaknya jumlah

pengental dapat berpengaruh terhadap berat sisa gel yang terbakar pada sterno gel.

Sterno gel yang banyak mengandung bahan pengental juga banyak meninggalkan

berat sisa gel yang terbakar.

Setelah dilakukan pengujian didapat dilihat bahwa pembuatan sterno gel

dengan menggunakan carbopol dan Na-cmc dengan memvariasikan jumlah

konsentasi serta menggunakan spiritus menghasilkan sisa arang yang sedikit. Pada

pengujian berat sisa gel yang terbakar paling banyak meninggalkan sisa pada

formula 3 dengan 3 kali pengulangan menggunakan Na-cmc sebanayak 2 gram

yaitu sebanyak 103,67 gram.

33
5.2.6 Berat Sisa Gel Yang Terbakar Pada Sterno Gel Menggunakan

Pembanding

Pada pengujian ini menggunakan pembanding dengan berat masing-

masing pembanding 180 gram dan dilakukan 3 kali pengulangan. Pengulangan 1

menghasilkan berat sisa gel yang terbakar sebanyak 19 gram. Pengulangan 2

berat sisa gel yang terbakar adalah 38 gram. Pengulangan 3 didapatkan hasil berat

sisa gel yang terbakar sebanyak 43 gram. Rata-rata berat sisa gel yang terbakar

menggunakan pembanding adalah 33,33 gram.

Setelah dilakukan pengujian dan pengamatan didapatkan bahwa

pembanding yang menggunakan spiritus menghasilkan sedikit berat sisa gel yang

terbakar dikarenakan lama waktu nyala api dapat bertahan lama. Semakin lama

waktu nyala api, maka semakin sedikit pula hasil berat sisa gel yang terbakar yang

didapatkan. Pada pembanding sterno gel ini menghasilkan sisa arang yang cukup

banyak dan menggumpal. Pembanding yang paling bagus adalah pengulangan 1

dikarenakan menghasilkan berat sisa gel yang terbakar sedikit.

34
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Formulasi dengan penambahan carbopol dan Na-cmc dapat dijadikan

sebagai sterno gel.

2. Banyaknya penambahan jumlah carbopol dan Na-cmc dapat

mempengaruhi warna nyala, lama waktu nyala dan berat sisa gel yang

terbakar.

3. Warna nyala api yang dihasilkan warna biru dan merah. Lama waktu nyala

sterno gel paling lama pada formula 1 yaitu menggunakan carbopol 1 gram

dan Na-cmc 0,5 gram dengan rata-rata lama waktu nyala 1 jam 25 menit 33

detik. Berat sisa gel terbakar paling banyak dihasilkan pada formula 2 dengan

penambahan carbopol 0,5 gram dan Na-cmc 1 gram dengan berat 113 gram.

35
6.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan bahan

pengental yang lain dan memvariasikan bahan pengental

2. Peneliti menyarankan untuk penelitian lebih lanjut perlu dilakukan

analisa yang lebih banyak seperti pengujian nilai kalor atau viskositas

untuk produk sterno gel.

36
DAFTAR PUSTAKA

A. A. Purba, B. Admadi, and I. W. Arnata, “Pengaruh Penambahan Kalsium


Asetat (Ca(CH3COO)2) Dan Bioethanol Terhadap Karakteristik
Bioethanol Gel,” J. Rekayasa Dan Mnaj. Agroindustri, vol. 05, n0. 01, pp.
120-127,2017,[Online].Available:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jtip/article/view/29419.
Arum Kavita Sari and Dwi Saryanti,”Optimasi Penggunaan Carbopol Dan Na-
CMC Pada Formula Gel Ekstrak Ethanol Daun Kayu Putih (Melaleuca
leucadendra L.),”Jurnal Ilmiah Manuntung, Vol. 7, no 2. 2021: 175-181.
Dwi Ana A., Harimbi S., Dian Kurnia S., and Mona Riso S., “Formulasi
Bioethanol Padat Dengan Variasi Felling Agent Sebagai Bahan Bakar
Alternatif Yang Ramah Lingkungan,”Program Studi Teknik kimia,
Fakultas Teknologi Industri Teknologi Nasional Malang, vol. 4, no.2,
2014 : 13-19.
Hanif,Intan. 2013. Makalah Gel. http:/id. scribd. com/doc/145067133/ Makalah-
Gel#scribd. Diakes 27 Oktober 2015.
Iwan Jaya Aziz, “Pembuatan Ethanol Gel Sebagai Bahan Bakar Semi Padat
Alternatif Dengan Menggunakan Karboksimetil Selulosa (CMC)
SebagaiGelling Agent,”Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Palembang, 2016.
Khamir. 2013. Theory Of Solid Bioethanol. Terjemahan dari http://google.com.
Lubena, N. Kholilah, and D.S. Daniarissa, “Efektivitas limbah kulit mangga
(Mangifera indica.L) untuk biosterno gel sebagai bahan bakar,” J.
Konversi, vol. 9, no. 2, pp. 7-16, 2020.
Meilianti, S. 2013. Formulasi Gel Bioethanol Dengan Pengental Polimer Asam
Akrilat. Skripsi Institut Pertanian Bogor.
Nailufar NP. “Pengaruh Variasi Gelling Agent Carbomer 934 Dalam Sedian Gel
Ekstrak Etanolik Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L.)
Terhadap Sifat Fisik Gel Dan Aktivitas Antibakteri Staphylococcus
Aureus”. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2013.
N. W. N. M. Sutarsa, B. A. Harsojuwono, and I. W. Arnata, “Pengaruh
Formulasi Carboxymethyl cellulose Dan Asam Stearat Terhadap
Karakteristik Gel Bioethanol,” J. Rekayasa Dan Manaj. Agroindustri, vol.
5, no. 2, pp. 18-27, 2017.

37
R. D. Tyastando, J. Ardiansah, A. E. Pramudita, and D. Riandadari,
“Studi Experimental pembuatan Bioethanol Gel Dengan Pengental
Carboxymethyl cellulose Dan Pengujian performance Bioethanol Gel,“
Indones. J. Eng. Technol., vol. 1, no. 2, pp. 2623-2464, 2019.
R. S. Putriyana, I. Abdullah, I. Purwaningsih, and L. Silvia, “Sintesis Natrium
Alginat dari sargassum sp. dengan Proses Leaching, “Pros. Ind. Res.
Work. Natl. Semin., vol. 9, pp. 89-93, 2018.
Rahman DA. “Optimasi Formula Sediaan Gel Gigi Yang Mengandung Ekstrak
Daun Jambu Biji (Psidium guajaya L.) Dengan Na-CMC Sebagai Gelling
Agent”. 2009.
Rinaldi, Fauziah, Azmalina Adriani, Ernita Silviana and Rita Zahara. “Studi
Formulasi Gel Ekstrak Ethanol Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus
Lam. L) Dengan Basis Na-CMC dan Carbopol,” Vol. 4, no 3. 2020 : 99-
107.
Rini Kartika, Muyassaroh, and Jimmy,”Karakteristik Sterno Gel Daun Kembang
Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) Dengan Variasi Penambahan Carbopol-
940 Sebagai Salah Satu Bahan Bakar Alternatif,” Departement of
Chemical Enginering, Institut Teknologi Nasional Malang, Fakultas
Teknologi Industri, vol. 02 no. 02, 2021.
Sukma Budi Ariyani, and Nana Supriyatna, “Perbandingan Carbopol Dan
Karboksimetil Selulosa Sebagai Pengental Pada Pembuatan Bioethanol
Gel,” Biopropal Industri, vol. 4 n0. 2, 2013 : 59-64.
Voigt R, Soewandi SN. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gajah Mada
University Press; 1994.
W. Az-zahra, N. Harahap, S. Putra, and M. Sinaga, “Production of Bioethanol Gel
from Sugar Cane Waste with Carbopol as Alternative Fuel,” in
International Conference on Chemical Science and Technology Innovation,
Jan. 2019, pp. 124-129, doi: 10.5220/0008857501240129.
Yohanes Wikan Yogesthinaga,”Optimasi Gelling Agent Carbopol Dan Humektan
Propilen Glikol Dalam Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Ethanol Daun
Binahong (Anredera Cordifolia Ten.Steenis), ”Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2016.
Zafar, S. 2018. Energy Potential Sumber : http://www. Bioenergy consult.
com/energy-potential-bagasse/Diakses : Jum`at, 21 Desember 2018 pukul
3:53 WIB.

38
Lampiran 1. Data Analisa
Tabel 6. Data Pengamatan Proses Pembuatan Data Analisa Sterno Gel

No Perlakuan Pengamatan

1. Persiapan bahan baku - Berat carbopol 0, 0,5, 1 dan 2 gram.


- Carbopol berupa bubuk putih dapat larut
dengan air, etanol dan gliserin.
- Berat Na-cmc 0, 0,5, 1 dan 2 gram.
- Na-cmc berupa bubuk putih dapat larut dengan
air .
- Spiritus.
- Aquadest.

2. Pembuatan sterno gel - Masukan carbopol dengan aquadest kedalam


lumpang untuk dikembangkan lalu gerus hingga
homogen
- Kemudian masukan Na-CMC yang telah
dikembangkan dengan air panas lalu digerus
hingga homogen
- Selanjutnya masukan spiritus 90% kedalam
lumpang yang telah diisi carbopol dan Na-cmc
lalu gerus hingga homogen
- Kemudian masukan sediaan yang telah
homogen tadi kedalam kaleng sterno gel.

3. Analisa warna nyala - Api yang menyala warna biru dan merah
- Api yang dihasilkan stabil dan tinggi.

4. Analisa lama waktu - Penambahan jumlah carbopol dan Na-cmc


nyala akan berpengaruh terhadap lama waktu nyala
api.
- Lama waktu nyala paling lama adalah 1 jam 25
menit 33 detik.

5. Analisa berat sisa gel - Semakin banyak Na-cmc yang digunakan,


yang terbakar maka semakin banyak pula sisa hasil
pembakaran gel.

39
Lampiran 2. Perhitungan Bahan Sterno Gel

1. Perhitungan formula 1

Carbopol 0,6 % = 0,6 / 100 × 180 gram

= 1 gram

Na-cmc 0,3 % = 0,3 / 100 × 180 gram

= 0,5 gram

Spiritus = 35 ml

Aquadest ad 100 ml = 100 - (0,5+1+35)

= 100 - 36,5

= 63,5 ml

2. Perhitungan bahan formula 2

Carbopol 0,3 % = 0,3 / 100 × 180 gram

= 0,5 gram

Na-cmc 0,6 % = 0,6 / 100 × 180 gram

= 1 gram

Spiritus = 35 ml

Aquadest ad 100 ml = 100 - (0,5+1+35)

= 100 - 36,5

= 63,5 ml
40
3. Perhitungan bahan formula 3

Carbopol 0 % = 0 / 100 × 180 gram

= 0 gram

Na-cmc 1,15 % = 1,15 / 100 × 180 gram

= 2 gram

Spiritus = 35 ml

Aquadest ad 100 ml = 100 - (0+2+35)

= 100 - 39

= 63 ml

4. Perhitungan bahan formula 4

Carbopol 1,15% = 1,15 / 100 × 180 gram

= 2 gram

Na-cmc 0 % = 0 / 100 × 180 gram

= 0 gram

Spiritus = 35 ml

Aquadest ad 100 ml = 100 - (2+0+35)

= 100 - 39

= 63 ml

41
Lampiran 3. Gambar

Gambar 3. Penimbangan bahan Carbopol (A) Na-cmc (B)

42
Lampiran 3 (lanjutan)

Gambar 4. Bahan yang telah dikembangkan Na-cmc dikembangkan (A) carbopol


dikembangkan (B) campuran Na-cmc dan carbopol yang telah dikembangkan (C)

43
Lampiran 3 (lanjutan)

Gambar 5. Air dan spiritus untuk pencampuran sediaan air untuk carbopol
(A) air panas untuk Na-cmc (B) spiritus (C)

44
Lampiran 3 (lanjutan)

Gambar 6. saat menggerus sediaan (A) sediaan setelah digerus (B)

45
Lampiran 3 (lanjutan)

Gambar 7. Penimbangan sediaan sterno gel

46
Lampiran 3 (lanjutan)

Gambar 8. Pengulangan 1 saat api masih menyala (A) api tidak menyala (B)

47
Lampiran 3 (lanjutan)

Gambar 9. Pengulangan 2 saat api masih menyala (A) api tidak menyala (B)

48
Lampiran 3 (lanjutan)

Gambar 10. Pengulangan 3 saat api masih menyala (A) api tidak menyala (B)

49
Lampiran 3 (lanjutan)

Gambar 11. Pengujian menggunakan perbandingan produk lain saat api masih
menyala (A) api tidak menyala (B)

50
Lampiran 3 (lanjutan)

Gambar 12 . Berat sisa gel yang sudah terbakar sediaan yang dibuat
(A) pembanding (B)

51

Anda mungkin juga menyukai