Anda di halaman 1dari 140

MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI

(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

PERAN ORANGTUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK


Oleh : Moises S. Guterres, S.Pd.
(Guru SMP 7 September ’99 Atambua) .............................................250

PERAN GURU DALAM MENGATASI DAMPAK NEGATIF


PENGGUNAAN HANDPHONE DI KALANGAN PESERTA
DIDIK
Oleh : Sara Refina Benusu, S.Pd.
(SDI Tanah Merah I)..........................................................................254 MENGAKARKAN
TIPS MENGATASI SISWA SMP YANG MALAS KE SEKOLAH
Oleh : Maria Dalima Bete, S.Pd. LITERASI,
Antologi
MEMBERDAYAKAN
(Guru SMPN Raimanuk)...................................................................257

SULIT BERBAHASA INGGRIS, TEKS DIALOG SOLUSINYA Artikel Ilmiah


Guru SD & SMP
GENERASI
Oleh : Theresia Wilhelmina Pani, S.Pd.
(Guru SMP Negeri Derokmasin-Lelowai) ..........................................261
Se-Kabupaten Belu

JILID 2

Editor :
Mariano Sengkoen, S.Fil.,M.Sos

xvi
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

GURU BK SAHABAT PESERTA DIDIK


Oleh : Mariana Gonsalve Iku, S.Pd.
(Guru SMP Negeri Piebulak) .............................................................220

PERAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM AKTIVITAS BELAJAR


Oleh : Mariana Kale Rihi, S.Pd.
(Guru SDI Nufuak) ...........................................................................225

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN


MEMBACA PESERTA DIDIK
Oleh : Kristina Apu, S.Pd.
Mengakarkan Literasi, Memberdayakan Generasi (Guru SMPN Derokmasin)................................................................229
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)
GURU DAN PROSES PENDIDIKAN YANG DIHARAPKAN
Editor : Mariano Sengkoen, S.Fil.,M.Sos Oleh : Paulina Jenny Lopez, S.Pd.
Lay Out & Cover : Agna Moya (Guru SMPN Halituku).....................................................................232
Hak cipta dilindungi oleh undang undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini PENGARUH BAHASA DAERAH TERHADAP BAHASA
tanpa izin tertulis dari Penerbit INDONESIA
Oleh : Drs. Stanis Bria Seran
Cetakan 1, Desember 2022 (Guru SMPN Haliwen Atambua) ......................................................234

Penerbit INOVASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN


Cahaya Cakrawala Nusantara Oleh : Yustinus Noprikardus Mau, S.Pd.
Jl. Bundaran PU, Gang TDM IV (Guru SDI Lalosuk) ...........................................................................237
(Lorong Depan SMA Arnoldus-Kupang-NTT)
Email: penerbitcakrawala@gmail.com
PENINGKATAN KETRAMPILAN TEKNOLOGI INFORMASI
WA: 081236298530/081315250239
BAGI GURU (MELALUI PENGIMBASAN PESERTA PROGRAM
GOOGLE MASTER TRAINER) PERAN ORANG TUA DALAM
Mengakarkan Literasi, Memberdayakan Generasi
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)
Oleh : Rosalinda Uwak, S.Pd.
Cet.
(Guru SDI Tanah Merah II)...............................................................243
xvi+ 264 hlm, 145 x 210 mm

ISBN: 978-623-5849-24-9 PERAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER


I. Mengakarkan Literasi, Memberdayakan Generasi I. Judul PESERTA DIDIK
II. Antologi Oleh : Magdalena Meak Hane, S.Pd.
(Guru SMP Negeri Tulatudik, Kabupaten Belu) ................................246

ii xv
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI


PERKALIAN DASAR DENGAN METODE JARIMATIKA DAN
DRILL MELALUI MEDIA VIDEO
Oleh : Cergiana Herwinda Sasi, S.Pd. SEKAPUR SIRIH
(Guru SD Santa Angela Atambua) .....................................................185 dr. TAOLIN AGUSTINUS, Sp.PD-KGEH, FINASIM
BUPATI BELU
MENGEMBANGKAN BAKAT DAN MINAT PESERTA DIDIK
MELALUI PROGRAM SEKOLAH
Oleh : Alfonsius Leto, S.Pd
(Guru SMP Negeri Lasiolat)...............................................................192

GURU KREATIF MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN,


PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MENINGKAT.
Oleh : Merlyn N. Joan lengo, S.Pd.,Gr
(Guru SMP Negeri 1 Tasifeto Barat) ..................................................198

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA DI KELAS


H arus diakui bahwa keberhasilan sebuah pendidikan
memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Untuk menggapai generasi yang lebih gemilang diperlukan kerja
Oleh : Martha Lepa Seran, S.Pd. sama dari semua pihak agar mimpi besar akan generasi emas
(Guru SDN Fatukmetan) ...................................................................203
dapat diraih dengan pasti. Pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh
agama, tokoh budaya, dan agen-agen lain yang mempunyai
MENINGKATKAN MINAT BACA MELALUI PEMBELAJARAN
INTERAKTIF kepedulian terhadap dunia pendidikan adalah para pihak yang
Wenselina Ryma Bria,S.Pd.,Gr dibutuhkan untuk bahu membahu meraih mimpi besar ini.
(Guru SMP Negeri Satu Atap Wekakeu) ............................................205 Maju bersama, hebat semua adalah cemeti semboyan yang harus
membangunkan semangat para pendidik untuk berkeyakinan
MINAT MEMBACA PESERTA DIDIK WAJIB DITINGKATKAN bahwa tugas untuk melahirkan generasi emas adalah tugas kita
Oleh : Noviana Lenci Naatonis, S.Pd.
bersama. Memimpikan generasi emas dengan insan-insan yang
(Guru SDI Bekotaruik) ......................................................................210
bermartabat seperti itu harus terus menyatu dalam jiwa dan raga
MENGATASI SISWA YANG MALAS MENGERJAKAN TUGAS setiap pendidik. Keberhasilan generasi mendatang, kehebatan,
Oleh : Lidia Natalia Ulu, S.Pd. dan keunggulan yang mereka tunjukan harus lebih baik dari
(Guru SMPK HTM Halilulik) ...........................................................213 apa yang kita capai sekarang ini. Itulah buah dari pendidikan
sejati; itulah keberhasilan pendidikan yang sesungguhnya,
PERAN GURU PADA KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM
PEMBELAJARAN
yaitu melahirkan generasi yang lebih baik daripada generasi
Oleh : Maria Yosefa Anoit, S.Pd. sebelumnya.
(Guru SDI Buitae) ............................................................................216

xiv iii
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Kita semua harus sadar bahwa pada dasarnya setiap insan muda MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMULA
bangsa ini memiliki cita-cita yang baik, tetapi apabila cita-cita MELALUI MEDIA KARTU HURUF
Oleh : Ardila L. Sari, S.Pd.
itu tidak diberdayakan dengan baik, maka cita-cita tersebut akan
(Guru SD Santa Angela Atambua) .....................................................158
menjadi mimpi kosong yang tidak akan berbuah apa-apa. Dalam
keyakinan inilah, Pemerintah Kabupaten Belu melalui Dinas PENGARUH BAHASA IBU TERHADAP KECAKAPAN
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu menyelenggarakan BERBAHASA INDONESIA
“Workshop Literasi” selama tiga hari penuh bersama Media Oleh : Emiliana Moru, S.Pd.
Pendidikan Cakrawala NTT. Bimtek literasi ini merupakan (SMP Negeri 1 Lamaknen).................................................................162
bagian dari program nasional sekaligus visi pembangunan
Pemerintah Kabupaten Belu untuk menghidupkan budaya STRATEGI MENINGKATKAN MOTIVASI
literasi di kalangan para guru dan peserta didik agar menjadi BELAJAR PESERTA DIDIK
Oleh : Fransiska Ambar Suherni, S.Pd.
pribadi yang cerdas, berkarakter, dan berwawasan global.
(Guru SMP Negeri 3 Atambua) .........................................................165
Oleh karena itu, kegiatan “Workshop Literasi” tidak hanya
dapat memberikan motivasi dan keyakinan baru kepada para MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA
guru bahwa budaya literasi adalah “roh” dari belajar, tetapi lebih INGGRISBERBASIS KELAS
dari itu di mana para guru mampu menjelajah dunia dengan Oleh : Martina Ultany Luan, S.Pd.
(Guru SMPN 1 Tasifeto Timur) .........................................................168
ide dan gagasan cemerlang. Buku “Mengakarkan Literasi,
Memberdayakan Generasi” adalah kumpulan artikel ilmiah MENUMBUHKAN KEMBALI MINAT MEMBACA PESERTA
populer yang berisi tentang beragam metode pendampingan DIDIK
(mengajar) para guru yang diramu dari berbagai metode dan Oleh : Wilhelmina Uduk, S.Pd.
sudut pandang. Mereka menulis semua praktik pendampingan (Guru SMPN 1 Tasifeto Timur) .........................................................171
dan atau metode mengajar yang tepat sesuai dengan konteks
kebutuhan peserta didik di sekolahnya. Kami meyakini bahwa PENTINGNYA MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
jika sekolah khususnya para guru memelihara dan menjalankan Oleh : Katharina Lobeti Pereira Loe, S.Pd.
(Guru SMPS Karya Mandiri) .............................................................175
budaya literasi dengan baik, maka kualitas dan mutu pendidikan
di akan terus meningkat dan dengan demikian generasi emas,
PELESTARIAN TENUN IKAT SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI
masa depan bangsa dan negara ini bakal tercipta. LINGKUNGAN SEKOLAH
Pada kesempatan ini, saya selaku Bupati Belu menyampaikan Oleh : Madalena Maria Alves
(Guru SMP Negeri Satap Wetear) ......................................................178
terima kasih kepada pihak Media Pendidikan Cakrawala NTT
yang telah mendukung penuh program kegiatan literasi di daerah MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PESERTA DIDIK
ini. Kegiatan yang produktif dan bermartabat ini akan terus Oleh : Maria Bita, S.Pd.
dilanjutkan demi peningkatan profesionalisme guru di daerah (Guru SDN Fatukmetan) ...................................................................183

iv xiii
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI TEKS NARASI: ini. Guru merupakan figur penting di dalam dunia pendidikan,
BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS SECARA SIMULTAN terkhususnya di Wilayah Kabupaten Belu. Dengan terciptanya
Oleh : Rosalinda Moru, S.Pd.
proses pendidikan yang bermutu, maka pola pikir masyarakat
(Guru SMP Negeri Ainiba) ................................................................125
akan semakin maju dalam melihat, menganalisasi, dan
MEDIA GAMBAR SOLUSI BERCERITA IMAJINASI
memecahkan setiap persoalan yang ada. Hal itu tentunya sesuai
Oleh : Theocletia Leon, S.Pd. dengan visi bersama kita, yakni mewujudkan masyarakat Belu
(Guru SMP Santa Angela Atambua)...................................................130 yang sehat, berkarakter, dan kompetitif. Sehat berarti keadaan
yang sempurna, baik secara fisik, mental, maupun sosial, sehingga
MEMBACA AYAT-AYAT KITAB SUCI UNTUK kesehatan menjadi dasar bagi pembangunan yang berkelanjutan.
MENINGKATKAN MINAT MEMBACA SISWA Kondisi tersebut bisa terwujud melalui proses pendidikan yang
Oleh : Yasinta Ili Bau, S.Ag. berkualitas dan tentunya melalui peran penting guru sebagai
(Guru SDK Dafala) ............................................................................134 tenaga pendidik. Jika kondisi tersebut telah dicapai, maka proses
PERAN GURU DAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH pembentukan karakter dan semangat berkompetisi di kalangan
Oleh : Yuliana Fince Ukat, S.Pd. masyarakat akan berlangsung dengan baik. Dengan demikian,
(Guru SMPN Silawan) .......................................................................137 kegiatan dan penerbitan buku yang sangat luar biasa ini bisa
menjadi awal yang baik untuk menyambut generasi emas NTT,
MENULIS MENJADI ASYIK DENGAN INTEGRATED terkhususnya generasi emas Belu, di masa mendatang melalui
LEARNING dunia pendidikan dan literasi.
Oleh : Maria Theresia Baki, S.Pd.
(Guru SMP Santa Angela Atambua)...................................................141 Akhirnya, selamat menikmati dan bergumul dalam getaran
sukma para pelukis wajah bangsa ini. Profisiat dan kiranya
GERAKAN SATU SISWA SATU JERGEN AIRUNTUK MENGATASI kehadiran buku ini dapat membangkitkan semangat kita untuk
MASALAH KEKURANGAN AIR terus berkarya dan berbakti untuk generasi bangsa yang cerdas
Oleh : Agustinus Adrianus Tallo Ati, S.Pd. dan berkarakter.
(Guru SMPN Satu Atap Sabulmil) .....................................................145

PELAJAR SMP NEGERI 2 ATAMBUA KELAS VII BELUM BISA Salam Literasi!
MEMBACATEKS PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Oleh : Dionisius Mau Tes, S.Pd.,Gr.
(Guru SMP Negeri 2 Atambua) .........................................................148

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PELAJARAN


BAHASA INDONESIA
Oleh : Santi Elisabet Handamay, S.S.,Gr.
(SMP Negeri 1 Tasifeto Barat) ............................................................154

xii v
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

KATA PENGANTAR OPTIMALISASI LITERASI SEKOLAH SEBAGAI UPAYA


Dr. Wirman Kasmayadi, S.Pd, M.Si MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA
Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Nusa Tenggara Timur Oleh : Noviana Krispina Lake, S.Pd.
(Guru SMPK Don Bosco Atambua).....................................................93

TINGKATKAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA


KATOLIK DENGAN MEDIA CERITA BERGAMBAR

S alah satu mimpi besar yang harus ada dalam benak setiap
pendidik adalah lahirnya generasi emas, generasi masa depan
yang berkharakter, unggul dan handal dalam bidangnya serta
Oleh : Lusia Kolo, S.AG.
(Guru SDI Haliulun) ...........................................................................97

CARA MUDAH GURU MENGATASI KEJENUHAN BELAJAR


berbudi pekerti luhur dan bermartabat mulia. Memimpikan
DI KELAS
generasi emas dengan insan-insan yang bermartabat seperti Oleh : Teresiana Elisabeth M. Pama, S.Pd.
itu harus terus menyatu dalam jiwa dan raga setiap pendidik. (Guru SMPN Kimbana) ....................................................................103
Keberhasilan generasi mendatang, kehebatan dan keunggulan
yang mereka tunjukan harus lebih baik dari apa yang kita MENINGKATKAN MINAT BACA BAGI SISWA/I
capai sekarang ini. Itulah buah dari pendidikan sejati; itulah Oleh : Juliana Sen, S.Pd.
keberhasilan pendidikan yang sesungguhnya yaitu melahirkan (Guru SMPN Kimbana) ....................................................................107
generasi yang lebih baik daripada generasi sebelumnya.
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
Harus diakui bahwa keberhasilan sebuah pendidikan METODE DEMONSTRASI
memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Oleh : Jose Saldanha, S.Pd.
Untuk menggapai generasi yang lebih gemilang diperlukan (Guru SDN Haekriit) ........................................................................110
kerja sama dari semua pihak agar mimpi besar akan generasi
emas dapat diraih dengan pasti. Pemerintah, tokoh masyarakat, CARA MUDAH MENGATASI SISWA NAKAL DI KELAS
tokoh agama, tokoh budaya dan agen-agen lain yang mempunyai Oleh : Juvinal Soares De Deus, S.Pd.
kepedulian terhadap dunia pendidikan adalah para pihak yang (Guru SMP Negeri Raimanuk) ..........................................................113
dibutuhkan untuk bahu membahu meraih mimpi besar ini.
CARA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA
Maju bersama, hebat semua adalah cemeti semboyan yang harus
Oleh : Yasinta Metkono, S.Pd.
membangunkan semangat para pendidik untuk berkeyakinan (Guru SMP Negeri Umanen) .............................................................117
bahwa tugas untuk melahirkan generasi emas adalah tugas kita
bersama. PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN GERAKAN LITERASI
Kita semua harus sadar bahwa pada dasarnya setiap insan
Oleh: Benedikta Talo Mali, S.Pd
muda bangsa ini memiliki cita-cita besar tetapi apabila cita- (Guru SMPN 1 Lamaknen) ..............................................................121
cita itu tidak diberdayakan dengan baik, maka cita-cita tersebut

vi xi
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

PENINGKATAN MINAT MEMBACA SISWA KELAS VI MELALUI akan menjadi mimpi kosong yang tidak akan berbuah apa-
METODE PENDAMPINGAN INDIVIDUAL apa. Dalam keyakinan inilah, Pemerintah Kabupaten Belu
Oleh : Elisabeth A. S. Waleng, S. Pd
melalui Dinas Pendidikan dan Kebuadayaan Kabupaten Belu
(Guru SD Inpres Halibesin) .................................................................61
menyelenggarakan Workshop Literasi selama tiga hari penuh
MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN
bersama Media Pendidikan Cakrawala NTT. Bimtek literasi ini
METODE DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN TEACHING merupakan bagian dari program nasional dengan dasar sebuah
REMIDIAL pemikiran bahwa hanya dengan literasi para guru dan peserta
Oleh : Fransiska Yasinta Neolaka, S.Pd. didik mampu bersaing dan jendela dunia terbuka lebar.
(SMP Negeri 2 Tasifeto Timur) ............................................................65
Oleh karena itu, kegiatan Workshop Literasi tidak hanya dapat
MENINGKATKAN HASIL BELAJARPESERTA DIDIK memberikan motivasi dan keyakinan baru kepada para guru
MELALUI METODE INQUIRY bahwa budaya literasi adalah “roh” dari belajar tetapi lebih dari
Oleh : Florensia Danyati Mau, S.Pd itu di mana para pelukis wajah bangsa ini mampu menjelajah
(Guru SDK Sta. Theresia Atambua) .....................................................70 dunia dengan ide dan gagasan cemerlang. Buku “Mengakarkan
Literasi Memberdayakan Generasi” adalah kumpulan artikel
KESALAHAN PENULISAN KATA “DI” SESUAI DENGAN ilmiah populer yang berisi tentang beragam metode mengajar
FUNGSINYA DALAM KALIMAT
dari berbagai disisplin ilmu. Mereka menulis semua praktik
Oleh : Theodora Bete Muda, S.Pd.
(Guru SMP Negeri Mandala) ...............................................................74
baik atau metode mengajar yang tepat sesuai dengan konteks
kebutuhan peserta didik di sekolahnya. Kami meyakini bahwa
PERAN MEDIA ELEKTRONIK DALAM PROSES jika sekolah khususnya para guru memelihara dan menjalankan
PEMBELAJARAN LISTENING budaya literasi dengan baik maka kualitas dan mutu pendidikan
Oleh : Yoakim Dimas Mautaek, S.Pd di sekolah swasta akan terus meningkat dan dengan demikian
(Guru SMP Taruna Citra) ....................................................................78 generasi emas, masa depan bangsa dan negara ini bakal tercipta.

BERMAIN KARTU HURUF UNTUK MELATIH KEMAMPUAN


Pada kesempatan ini, saya selaku Kepala Balai Guru Penggerak
MEMBACA Provinsi Nusa Tenggara Timur menyampikan terima kasih kepada
Oleh : Edelburga Moy Asa, S.Pd. Bapak Bupati Belu yang telah mendukung penuh program
(Guru SDI Motamaro) .........................................................................86 kegiatan literasi di daerah ini. Semoga kebijakan pembangunan
pendidikan khususnya upaya peningkatan kesejahteraan dan
BANGKITKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI KELAS profesionalime guru terus digelorakan di waktu-waktu yang
Oleh : Oksilia M. N. Asa, S.Pd. akan datang. Akhirnya, selamat menikmati buah literasi para
(Guru SDK Teun) ................................................................................89 pelukis wajah bangsa ini. Profisiat dan kiranya kehadiran buku
ini, membangkitkan semangat kita untuk terus berkarya dan
berbakti untuk generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter.

x vii
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

DAFTAR ISI BELAJAR BAHASA INDONESIA YANG MENYENANGKAN


MENGGUNAKAN METODE 3B (BERBICARA, BERNYANYI,
BERMAIN)
Oleh: Rama Fitriaty Mursalin, S.Pd.
(Guru SMP Negeri 2 Tasifeto Timur) ..................................................25
SEKAPUR SIRIH
dr. TAOLIN AGUSTINUS, Sp.PD-KGEH, FINASIM PANTASKAH GURU MENJADI PANDU BAGI ANAK-ANAK
BUPATI BELU .....................................................................................iii DIDIK?
Oleh: Apriyanti Nubatonis, S.Pd.
KATA PENGANTAR (Guru SMP Taruna Citra Fatubenao) ...................................................30
Dr. Wirman Kasmayadi, S.Pd, M.Si
Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Nusa Tenggara Timur ................vi MEMBIASAKAN LITERASI MEMBACA 15 MENIT
Oleh : Matilde Telik, S.Pd.
(Guru SDI Susuk) ................................................................................36
DAFTAR ISI .......................................................................................viii

PENINGKATAN MINAT MEMBACA SISWA KELAS TIGA


KOTAK SARAPAN PAGI UNTUK MENINGKATKAN MINAT
MELALUI POJOK MEMBACA
MEMBACA SISWA KELAS V SD
Oleh : Agustina Mau Tuan, S.Pd.
Oleh : Klemensia Eviana G. Bataona, S.Pd.
(Guru SDK Manewain) .......................................................................40
(Guru SDI Wekakeu) .............................................................................1

MENGHADAPI SISWA YANG SULIT MEMBACA


KETERLAMBATAN SISWA MENYELESAIKAN TUGAS
Oleh : Maria Monika Lelyani Langi
Oleh : Maria Marek, S.Pd.
(Guru SD Inpres Tini) .........................................................................46
(Guru SMP Negeri Umanen) .................................................................7

ICE BREAKING UNTUK BELAJAR BAHASA INGGRIS BERHITUNG DENGAN MEDIA SEDERHANA BIJI-BIJIAN
YANG SERU DAN MENYENANGKAN Oleh : Andriana Meak, S.Pd.
Oleh : Kornelia Paskah Perdana Tuga Siga, S.Pd. (Guru SDI Tini Atambua)....................................................................49
(Guru SMP Negeri Sadi) ......................................................................11
GURU: APAMU YANG DIGUGUH, APAMU YANG DITIRU?
BELAJAR IPS SERU DAN MENYENANGKAN Oleh : Drs. Yohanes Bere Aton
Oleh : Maria Drosta Manek, S.Pd. (Guru SMPN Dafala)...........................................................................54
(Guru SMP Negeri Sadi) ......................................................................17
MENINGKATKAN DAYA SERAP SISWA
LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KENYAMANAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN LUAR KELAS DI SDN OETFO
PESERTA DIDIK Oleh : Mikhael A. Paebesi, A.Ma.Pd
Oleh : Leni Marcelina Moruk, S.Pd. (Guru SDN Oetfo) ..............................................................................58
(Guru SMP Negeri Halibete) ...............................................................22

viii ix
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

juga berlangsung saat peserta didik berlomba memecahkan


games yang diberikan guru. Dengan keterlibatan peserta didik KOTAK SARAPAN PAGI UNTUK
yang mau belajar dan berkembang, pendekatan effective learning MENINGKATKAN MINAT MEMBACA
pun telah dilaksanakan. SISWA KELAS V SD
Guru perlu menyadari bahwa peserta didik bukanlah Oleh : Klemensia Eviana G. Bataona, S.Pd.
objek melainkan subjek. Sebagai subyek belajar, peserta didik (Guru SDI Wekakeu)
harus berperan aktif dalam pembelajaran, karena mereka
adalah manusia yang dinamis, memiliki daya cipta, dan dapat
berkembang. Guru hendaknya tidak pelit memberikan pujian
kepada peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan atau
memahami apa yang disampaikan guru. Pujian menumbuhkan
rasa percaya diri pada peserta didik. Demikian pula, para
peserta didik perlu tetap bersemangat dan menyadari bahwa
B uku merupakan jendela dunia. Demikianlah kata pepatah.
Namun, yang terjadi saat ini, membaca tidak begitu
digemari oleh anak anak sekolah dasar. Dalam praktiknya, anak-
kewajibannya sebagai pelajar adalah belajar dengan baik dan anak seringkali hanya melihat sepintas sebuah buku atau bacaan,
maksimal. Sebab, orang sukses adalah orang yang pernah atau bahkan tidak menyentuhnya sama sekali. Di lain pihak,
merasakan malas, bingung, jenuh dan gagal. Namun mereka anak-anak dituntut untuk membaca, sebab membaca dapat
memilih tetap maju dan terus bergerak. melatih otak untuk berpikir lebih kritis dan mengetahui banyak
hal. Sabarti Akhadiah dkk, (1991:22) mengungkapkan bahwa
membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan seperti mengenali
huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi dan
maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud jawaban.
Dalam pengalaman penulis sebagai guru bagi para siswa
Kelas 5 di SDI Wekakeu, ternyata hanya sebagian kecil siswa
yang minat membaca yang tinggi. Pada saat diberikan tugas
untuk membaca sebuah buku atau bacaan tertentu, hanya ada
sebagian kecil yang sangat antusias. Sementara itu, sebagian besar
siswa cenderung hanya membuka buku tersebut sepintas lalu,
atau asal-asal membaca saja sehingga tidak mampu memahami
isi dari bacaan tersebut. Sebagai seorang guru, penulis sangat
berharap para siswa tersebut memiliki antusias dan minat yang
besar untuk membaca. Kegiatan membaca akan meningkatkan
kemampuan para siswa dalam memahami kata dan kalimat,

16 1
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

meningkatkan kemampuan berpikir, meningkatkan kreatifitas, dianggap ada. Untuk peserta didik yang berhasil, bisa diberikan
dan berkenalan dengan gagasan-gagasan baru. Oleh karena itu, pujian atau hadiah sederhana. Untuk peserta didik yang belum
apabila kondisi minat baca yang rendah itu tidak diatasi, maka berhasil, diberikan motivasi agar bersemangat menantikan
akan berdampak buruk bagi mutu pendidikan di SDI Wekakeu. permainan berikutnya.
Siswa Kelas 5 SDI Wekakeu berjumlah 20 orang. Berdasarkan Dengan adanya permainan tebak kata dan adanya apresiasi
pengamatan dan evaluasi tentang minat membaca, penulis dari guru, peserta didik dan guru menjalani hubungan timbal
mengelompokkan para siswa tersebut ke dalam tiga kelompok. balik yang harmonis. Peserta didik juga tidak hanya terpaku pada
Kelompok pertama terdiri dari 6 orang siswa (30%) dengan buku, namun bisa melihat dan belajar tentang hal-hal yang ada
minat baca sangat tinggi; kelompok kedua terdiri dari 6 orang di sekitarnya. Mereka tidak lagi hanya membaca buku, namun
siswa (30%) dengan minat baca yang sedang; dan kelompok melihat barang-barang sekeliling dan dicarikan terjemahannya
ketiga terdiri dari 8 orang siswa (40%) dengan minat baca yang dalam Bahasa Inggris. Pelajaran Bahasa Inggris yang sebelumnya
sangat kurang. dirasa membosankan, menjadi menarik dan dinanti-nantikan.
Persentase yang demikian menjadi beban bagi penulis sebagai Guru yang sebelumnya tidak terlalu diharapkan kehadirannya,
guru dan wali kelas. Komposisi siswa yang memiliki minat baca menjadi seseorang yang dirindukan oleh peserta didik.
yang rendah itu secara otomatis mempengaruhi kelancaran proses Dalam proses mengajar, metode ceramah memang baik
pembelajaran di kelas. Ketika penulis mengajar, tidak semua dilakukan agar materi seutuhnya bisa tersampaikan. Namun
siswa dapat dengan cepat memahami materi yang diajarkan. Hal dengan hanya berbicara, aktivitas belajar akan terasa sangat
tersebut juga terjadi dengan materi atau kegiatan pembelajaran membosankan bagi peserta didik, terutama pada pelajaran bahasa
yang berhubungan dengan bacaan. Sebagian besar siswa kesulitan asing, dalam hal ini Bahasa Inggris. Guru juga dinilai tidak
memahami isi dari bacaan yang dibacanya. Buktinya, ketika kreatif dan menjadi kurang akrab dengan para peserta didik.
selesai membaca sebuah bacaan, dan penulis meminta para siswa Namun pengajaran yang diselingi teknik ice breaking, berupa
tersebut untuk menyampaikan isi bacaan yg dibacanya, para permaianan tebak kata, akan mengubah suasana kaku menjadi
siswa lebih banyak terlihat kebingungan dan diam saja. Kondisi menyenangkan. Teknik ice breaking meningkatan semangat
ini diperparah dengan efek dari Pandemi Covid-19 yang sempat peserta didik untuk tidak merasa terpaksa mengikuti pelajaran di
membuat proses belajar mengajar secara langsung (di kelas) dalam kelas.
terhenti. Ice breaking dalam hal metode permainan menjadikan
Beberapa literatur menyebutkan bahwa minat siswa dalam sitausi kelas terasa tidak memberatkan peserta didik. Proses
membaca yang rendah ini bisa saja disebabkan oleh atau berasal belajar seperti ini berhasil menerapkan strategi pendekatan AJEL
dari siswa sendiri, seperti dalam hal kemampuan membaca, (Active, Joyfull & Effective). Guru berhasil melakukan active
memahami makna yang terkandung dalam bacaan, serta learning, di mana peserta didik bisa mengemukakan pendapat
kurangnya membiasakan membaca di sekolah dan di rumah. mengenai materi yang tertuang dalam bentuk permaianan.
Walau demikian, beberapa literature juga menyebutkan bahwa Joyfull learning yang memiliki makna pelajaran menyenangkan

2 15
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Permainan ini bisa dimulai dengan membagi anak-anak kendalanya bukan hanya dari siswa saja, tetapi dari guru sendiri,
ke dalam kelompok dan bisa juga dilakukan secara individu. terutama dalam hal kemampuan guru untuk menyajikan bahan
Metode permainan tebak kata Bahasa Inggris secara individu bacaan, menata lingkungan, dan membangun aktivitas membaca
atau bisa disebut connected word, dilakukan secara perorangan. yang kurang menarik, sehingga membuat siswa merasa bosan.
Permaianan ini dimulai dari guru yang menulis satu kata dan Setelah melalui refleksi yang cukup mendalam, untuk
dari kata tersebut, peserta didik melanjutkan kata lain dari
menyelesaikan masalah kurangnya minat siswa dalam membaca,
huruf terakhir. Sebagai contoh: English-House-Empty-You, dan
penulis merancang aktivitas membaca di kelas dengan gaya baru,
seterusnya. Permainan seperti ini dilakukan oleh semua peserta
yakni melalui Kotak sarapan Pagi di kelas. Penulis menyiapkan
didik di dalam ruangan kelas. Mereka akan berlomba mencari
sebuah kotak dari kardus yang dilubangi bagian atasnya. Ukuran
kata, entah menggunakan kamus atau sekedar mengandalkan
lubang itu dibuat secukupnya sehingga memudahkan para siswa
ingatan. Jika kosa kata Bahasa Inggris yang ditulis itu salah,
pada saat mengambil bacaan yang telah disimpan di dalam kotak
peserta didik wajib memperbaiki hingga benar agar tebak kata
tersebut. Kotak Sarapan Pagi ini dihias semenarik mungkin,
bisa dilanjutkan oleh peserta didik selanjutnya. Tak lupa, mereka
sehingga menimbulkan rasa penasaran dan ketertarikan dari
diminta untuk menyebutkan arti kosa kata Bahasa Inggris yang
para siswa. Kotak tersebut diletakan di dalam kelas dekat pintu
sudah ditulis tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
masuk.
Permaianan tebak kata secara berkelompok bisa dilakukan
Di dalam kotak tersebut penulis telah menyiapkan berbagai
setelah peserta didik dibagi menjadi dua kelompok atau lebih.
bacaan singkat. Setiap bacaan singkat terdiri dari satu paragraf.
Guru menyiapkan kartu atau gambar yang kata atau namanya
Bacaan yang disiapkan selalu bervariasi bentuknya, misalnya
dalam Bahasa Inggris akan ditebak oleh setiap kelompok.
berupa teks narasi (cerita singkat asal usul suatu suku di daerah
Permaianan seperti ini bisa disebut guessing picture. Grup yang
tersebut), teks deskripsi (seperti gambaran kondisi di suatu
berhasil menjawab banyak kata akan memperoleh skor tertinggi.
tempat tertentu), teks procedural (seperti cara menghidupkan
Dalam permaianan tebak kata secara berkelompok, guru sekaligus
dan mematikan computer), atau juga teks yang menyangkut
melatih kekompakan dari para peserta satu sama lain. Dengan
bahan pelajaran. Penulis berusaha sekreatif mungkin untuk
demikian, bukan hanya hubungan guru dan peserta didik saja
menyediakan teks dengan isi yang berbeda, sehingga selalu ada
yang menjadi lebih dekat, namun juga sesama peserta didik yang
bahan bacaan baru bagi para siswa setiap harinya.
menjadi lebih akrab.
Kotak Sarapan Pagi ini disediakan setiap hari. Biasanya para
Metode permainan menunjukkan kekreatifan guru
siswa memulai aktivitas di sekolah dengan apel pagi. Setelah itu,
sekaligus peserta didik. Mereka tidak lagi sekedar duduk dan
para siswa dan guru akan masuk kelas untuk memulai aktivitas
mendengarkan materi namun juga berpikir untuk menyelesaikan
belajar mengajar, yang didahului dengan doa bersama. Setelah
suatu permainan yang berfungsi memperdalam ilmu. Guru
doa bersama, kegiatan di kelas dimulai dengan Kotak Sarapan
bisa memberikan apresiasi. Apresiasi atau bentuk penghargaan
Pagi. Para siswa diberi nomor. Penulis menyiapkan lagu-lagu
adalah cara untuk menjadikan peserta didik merasa dihargai atau
untuk dinyanyikan bersama-sama. Di tengah atau pada akhir

14 3
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

nyanyian tersebut, penulis akan menyebutkan nomor tertentu juga dianggap sebagai orang tua kedua. Orang tua bertanggung
untuk mulai masuk ke kegiatan inti atau utama dari Kotak jawab dan berperan penting untuk menjadikan anaknya
Sarapan Pagi. bersemangat menjalani kesehariannya. Sebagai guru, ada banyak
Pada umumnya, penulis akan menyebut nomor secara acak. cara yang bisa dilakukan untuk menjadikan ruang kelas menarik
Siswa yang memegang nomor yang disebutkan oleh penulis bagi peserta didik agar merasa betah. Dalam menjadikan ruang
diminta untuk maju dan mengambil satu teks bacaan dari dalam kelas menarik, guru tidak hanya wajib menjadikan ruangan
Kotak Sarapan Pagi. Cara mengambil teks adalah dengan tidak menjadi bersih dan nyaman, namun juga mengubah teknik
melihat ke dalam kotak. Hal ini dimaksudkan agar para siswa dalam mengajar. Dalam pelajaran Bahasa Inggris, guru yang
bias mendapatkan teks bacaan yang bervariasi antara hari yang hanya menggunakan metode ceramah akan menjadikan kelasnya
terasa sangat membosankan. Gurupun dinilai tidak kreatif
satu dengan hari yang lainnya. Ketika teks sudah diambil, siswa
yang bersangkutan langsung membaca isi teks tersebut dengan sehingga materi tidak sepenuhnya diterima oleh peserta didik.
suara yang jelas dan lantang. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis coba menawarkan
agar dalam memberikan pelajaran, guru bisa melakukan teknik
Setelah siswa membacakan teks tersebut, penulis meminta
ice breaking. Teknik ini merupakan permainan atau kegiatan yang
siswa tersebut untuk menceritakan atau menjelaskan kembali
sederhana dan ringan. Namun dalam arti yang sesungguhnya, ice
apa yang telah dibacanya, dengan menggunakan kata-katanya
breaking adalah kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tertentu
sendiri. Hal ini dimaksudkan agar penulis dapat mengetahui
untuk mencairkan suasana yang kaku atau kurang nyaman.
apakah siswa tersebut mampu menangkap informasi yang sudah
Ketika ice breaking telah dilakukan, setiap orang di dalam
disajikan pada teks atau bacaan yang telah dibacakan. Penulis
perkumpulan tersebut akan merasa rileks dan lebih nyaman.
akan memberikan penjelasan tambahan apabila penjelasan dari
Dalam melaksanakannya, harus memilih metode yang paling
siswa tersebut belum lengkap. Setelah prose situ selesai, penulis
cocok untuk diaplikasikan ke dalam perkumpulan. Mulai dari
akan meminta siswa yang lainnya untuk memberikan apresiasi
metode ceramah untuk kegiatan yang khusus membahas tentang
dengan tepuk tangan. Alur aktivitas yang demikian kemudian
motivasi, kemudian metode studi kasus yang meminta peserta
berlanjut sampai semua siswa mendapatkan giliran.
untuk memecahkan masalah, dan metode permainan. (https://
Kegiatan membaca model dengan Kotak Sarapan Pagi ini entrepreneurcamp.id/apa-itu-ice-breaking/)
dilakukan setiap hari sebelum memulai inti pelajaran di kelas.
Ice breaking berfungsi untuk mengubah kebekuan, kekakuan,
Dengan demikian, siswa selalu mempunyai waktu untuk
rasa bosan dan kantuk dalam pembelajaran. Untuk pelajaran
membaca di kelas, dan dengan itu kebiasaan membaca dapat
Bahasa Inggris, guru bisa menggunakan teknik ice breaking
terbangun, sampai pada akhirnya dapat terbentuk pula minat
dengan metode permainan tebak kata yang tidak hanya bisa
siswa untuk membaca.
meredakan rasa bosan namun juga menambah kemampuan kosa
Dalam pengalaman penulis, Kotak Sarapan Pagi ini menjadi kata berbahasa Inggris untuk peserta didik. Permainan tebak kata
salah satu dari sekian banyak solusi untuk membantu siswa bisa melatih para peserta didik untuk berpikir.

4 13
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Seorang guru Bahasa Inggris tidak hanya bertanggung jawab meningkatkan minat dalam hal membaca. Sejauh pengamatan
menjadikan peserta didik lancar berbicara. Sebelum sampai penulis, terdapat peningkatan antusiasme para murid dalam
pada tahap itu, guru Bahasa Inggris wajib membuat pelajaran membaca. Para siswa yang sebelumnya minat bacanya kurang,
bahasa asing ini menjadi terasa seru dan menyenangkan. Coba bahkan tidak ada sama sekali, sudah mulai terlihat bisa dan biasa
pikirkan, apakah peserta didik mampu mengetahui banyaknya membaca di kelas. Hal ini terjadi karena mereka dibiasakan
perbendaharaan kata dalam Bahasa Inggris jika pengajaran terasa untuk membaca setiap hari (setiap pagi) sebelum memulai
membosankan? Sebagai guru Bahasa Inggris, penulis dengan kegiatan pembelajaran.
tegas menjawas ‘Tidak!’. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan tersebut, penulis
Masalah kurangnya gairah atau semangat dari pesera didik yakin bahwa apabila cara tersebut dilakukan di kelas atau sekolah
bukan hal baru dalam dunia pendidikan. Semua guru pasti yang lain, minat para siswa untuk membaca akan semakin
mengalami hal tersebut. Ketika peserta didik tidak bersemangat, bertumbuh. Perlahan namun pasti, para siswa akan mulai merasa
mereka memutuskan untuk tidak datang ke sekolah. Karena bahwa membaca merupakan aktivitas yang menyenangkan,
kurangnya kehadiran, banyak materi atau ilmu yang tidak penting, dan terbiasa dilakukan setiap hari. Untuk terus menjaga
diperoleh. Walaupun terdapat beberapa peserta didik yang rajin semangat membaca para siswa melalui Kotak Sarapan Pagi, guru
datang ke sekolah, mereka malah menjadikan sekolah sebagai dapat menjelaskan bahwa kegiatan membaca tidak saja dilakukan
tempat bermain atau hanya untuk mendapatkan jajanan. Akibat dengan membaca buku pelajaran, tetapi membaca apa saja yang
dari perilaku buruk ini, maka peserta didik tidak hanya akan ditemukan oleh para siswa untuk menambah informasi dan
mengalami kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah, namun juga pengetahuan. Tentu, guru juga perlu memberitahukan kepada
bisa merasa kesal dan stres saat berada di sekolah. para murid agar bacaan yang dibaca hendaknya merupakan
Sadirman (2007 : 77) menyatakan beberapa permasalahan bacaaan yang bermanfaat, yang tidak boleh ada unsur negatif,
yang mempengaruhi kurangnya semangat belajar siswa, di apalagi berbau SARA.
antaranya : bullying, metode pengajaran yang buruk, materi yang Untuk meningkatkan minat membaca siswa di sekolah, guru
sulit, takut gagal, lingkungan yang tidak mendukung, dan ruang perlu selalu mempunyai cara dan terus berkreasi di kelas, misalnya
kelas yang tidak bersahabat. Setelah diamati di kelas, peserta melalui Kotak Sarapan Pagi yang telah penulis lakukan dan
didik menjadi kurang bersemangat karena teknik pengajaran dari jelaskan. Kreativitas seperti itu dapat digunakan oleh guru untuk
guru yang terasa membosankan. Metode pengajaran yang kurang memotivasi siswa, memberikan arahan, serta membiasakan para
menyenangkan ini membuat materi terasa sulit untuk dicerna. siswa untuk membada tanpa harus menggunakan kekerasan.
Aktivitas di kelas yang monoton dan membosankan tidak Upaya ini tentu membutuhkan dukungan dari para orang tua
dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung siswa. Peningkatan minat siswa dalam membaca merupakan tugas
keberhasilan kegiatan belajar-mengajar Bahasa Inggris. bersama para guru dan orang tua, sesuai dengan kesempatan
Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang dan ruang yang dimilikinya. Orang tua dapat mendukung upaya
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Namun, guru guru dengan cara meluangkan waktu untuk menanyakan tentang

12 5
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

apa yang dilakukan atau dipelajari oleh anaknya (para murid)


di sekolah. Selanjutnya orang tua dapat membimbing anak- ICE BREAKING UNTUK BELAJAR
anaknya (para siswa) untuk meneruskan apa yang dilakukan atau BAHASA INGGRIS
dipelajarinya di sekolah ketika para siswa berada di rumah. YANG SERU DAN MENYENANGKAN
Kesuksesan seorang anak (siswa) dalam pendidikan, khususnya Oleh : Kornelia Paskah Perdana Tuga Siga, S.Pd.
(Guru SMP Negeri Sadi)
dalam hal minat membaca, selalu membutuhkan kerjasama dari
berbagai pihak, terutama guru dan orang tua. Oleh karena itu,
perlu dibangun hubungan yang baik antara para guru dan orang
tua, sehingga apa yang dilakukan di sekolah bisa dilanjutkan dan
diperkuat di rumah. Membangun pendidikan, menumbuhkan
minat membaca bagi para siswa adalah salah satu bentuk
upaya membangun bangsa. Maka tepatlah semboyan persatuan
Indonesia: Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
M enurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, semangat
adalah kemauan atau gairah untuk berjuang, bekerja,
dan sebagainya. Ketika memiliki semangat, pekerjaan dapat
dilakukan tanpa ada rasa tertekan. Seseorang bisa bersemangat
ketika merasa bahagia di tempat di mana ia berada. Hal demikian
juga yang akan terjadi ketika seorang peserta didik merasa
bahagia saat berada di kelas. Perasaan bahagia itu membuatnya
bersemangat dalam belajar. Kegiatan pembelajaran lantas tidak
lagi dianggap sebagai suatu beban, melainkan menjadi hal yang
menyenangkan.
Sayangnya, hal seperti ini tidak ditemui dalam diri beberapa
peserta didik ketika menerima pelajaran Bahasa Inggris di
kelas. Keberhasilan pengajaran Bahasa Inggris belum terasa
akibat kurangnya semangat dari beberapa peserta didik. Sikap
tidak bersemangat ini berpengaruh terhadap kurangnya
kehadiran mereka di dalam kelas. Ketidakhadiran menyebabkan
terlewatkannya meteri-materi yang harus diperoleh dan
mengakibatkan peserta didik tidak bisa mengerjakan soal-soal
latihan dengan baik.
Tentu saja guru bertanggung jawab atas apa yang terjadi
di dalam kelas. Di dalam kelas, guru tidak hanya memberi
pengajaran tetapi juga memberikan bimbingan dan motivasi.

6 11
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

mungkin biasa di lakukan diantaranya: Untuk menumbuhkan


kedisiplinan dalam diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku KETERLAMBATAN SISWA
disiplin, guru disarankan untuk bersikap empati, dan peduli MENYELESAIKAN TUGAS
kepada siswa yang bermasalah, guru juga bisa menerima apapun Oleh : Maria Marek, S.Pd.
alasan yang disampaikan oleh siswa tersebut dengan memberikan (Guru SMP Negeri Umanen)
tindakan yang bisa membuat siswa tersebut berubah, guru juga
harus terbuka dengan siswa dalam menyikakapi persoalan yang di
hadapi oleh siswa tersebut, Guru harus terampil berkomonikasi
yang efektif sehingga mampu menerima prasan dan mendorong

K
kepatuhan siswa tersebut. Guru disarankan dapat menunjukan eterlambatan merupakan salah satu hal yang menghambat
secara tepat prilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam suatu proses, terlebih didalam proses belajar mengajar.
mengatasi perilakunya yang salah dan memanfaatkan akibat- Keterlambatan ini sendiri juga merupakan salah satu prilaku
akibat logis dan alami dari prilaku yang salah. yang menyimpang, yang melanggar tata tertib sekolah baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis.
Keterlambatan ini dibagi menjadi dua yaitu: keterlambatan
yang disengaja maupun keterlambatan yang tidak disengaja.
Keterlambatan yang disengajakan oleh siswa yaitu siswa dengan
sengaja tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru, sedangkan keterlambatan yang tidak disengajakan yaitu,
siswa sudah menyelesaikan tugas namun lupa untuk membawa
kesekolah.
Banyak factor yang meyebabkan siswa terlambat dalam
menyelesaikan tugas, yaitu kurangnya perhatian dari orang tua,
banyak siswa yang tinggal bersama keluarga karena orang tuanya
merantau, dan kurangnya kesadaran siswa itu sendiri.
Keterlambatan siswa dalam menyelesaikan tugas, merupakan
salah satu hal yang fenomenal yang terjadi di setiap satuan
pendidikan, dan keterlambatan ini jelas akan menghambat
kelancaran proses belajar, mengajar didalam kelas. Banyak siswa
yang suka menunda-nundakan tugas yang diberikan oleh guru
pada saat akhir jam pelajaran berlangsung, dengan berbagai
alasan yang tidak jelas.

10 7
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Hal ini disebabkan karena siswa belum menyadari, pentingnya Hal yang paling penting dalam mengatasi siswa yang sering
tugas yang diberikan oleh Bapak/ibu guru didalam kelas, siswa terlambat dalam menyelesaikan tugas adalah, adanya kesadaran
juga menganggap remeh tugas yang diberikan oleh guru, oleh siswa itu sendiri, melatih diri disiplin waktu, untuk terbiasa
sehingga dapat menimbulkan kejenuhan, kemalasan dalam diri menyelesaikan tugas tepat waktu, karena tidak ada gunanya
siswa tersebut. Banyak siswa yang dengan sengaja tidak mau pemberian sangsi yang tegas yang diberikan oleh pihak sekolah
menyelesaikan tugas dengan berbagai macam alasan. apa bila tidak adanya kesadaran atau keinginan untuk berubah
Dengan demikian untuk mengetahui alasan mengapa dari siswa itu sendiri.
siswa sering terlambat dalam menyelesaikan tugas, maka Berdasarkan persoalan yang dilakukan siswa-siswi SMP
guru melakukan pendekatan kepada siswa-siswa tersebut. Negeri Umanen tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesadaran
Pendekatan yang dilakukan oleh guru adalah memanggil siswa siswa-siswi SMP Negeri Umanen dalam disiplin sekolah masih
yang bersangkutan, diberikan bimbingan oleh guru BK, namun sangat rendah, Hal ini dikarenakan masih ada saja siswa yang
setelah diberikan bimbingan oleh guru BK, dan siswa tersebut terlambat mengumpulkan tugas. Keterlambatan tersebut bukan
masih tetap melakukan hal yang sama, maka para wali kelas akan tanpa sebab, berbagai macam alasan di ungkapkan para siswa
memberikan surat panggilan kepada orang tua siswa tersebut. yang sering terlambat mengumpulkan tugas, diantaranya adalah
Dari hasil pendekatan yang dilakukan oleh guru, dapat siswa yg orang tuanya merantau dan hanya tinggal bersama
diketahui bahwa, siswa-siswa yang sering terlambat dalam keluarga. Hal semacam inilah yang membuat banyak siswa yang
menyelesaikan tugas tersebut, lebih menghabiskan waktu untuk lalai dengan tugas dan kewajibannya.
bermain gem, berkeliaran dengan motor, bermain dintetangga, Berbagai macam sangsi yang dibuat oleh sekolah untuk
dan lain-lain. Maka siswa-siswa tersebut, akan diberikan sangsi mengatasi siswa-siswi yang sering terlambat mengumpulkan
seperti: Menyiram bunga, Membersihkan toilet, Mencabut tugas. Mulai dari sangsi yang ringan seperti mencabut rumput,
rumput di halaman sekolah dan lingkungan sekolah untuk menyiram bunga, membersihkan toilet, membersihkan kelas
memberikan efek jera kepada siswa tersebut, Membersihkan sampai mengepel lantai kelas, namun hal tersebut belum
kelas, Mengepel lantai kelas dan menyapu halaman kelas. memberikan efek jerah bagi siswa yang sering terlambat
Adapun solusi yang diambil bagi siswa yang sering terlambat mengumpulkan tugas, meskipun frekuensi ketidak taatan siswa
dalam menyelesaikan tugas yaitu: Adanya pemberian sangsi dari hari kehari semakin menurun.
yang tegas dan dapat memberikan efek jera kepada siswa yang Keterlambatan siswa dalam menyelesaikan tugas sangat
melanggar aturan sekolah oleh pihak sekolah. Ini dimaksut berpengaruh pada proses belajar mengajar di kelas, karena guru
agar siswa lebih patuh pada aturan sekolah dan yang paling tidak bisa meninggalkan siswa yg blum memahami materi dengan
penting siswa tersebut menyadari akan tugas dan kewajibannya. melanjutkan ke materi yang baru.
Meminta peran orang tua dirumah, agar orang tua lebih banyak
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa yang sering
meluangkan waktu kepada anaknya, dan bisa memantau
terlambat mengumpulkan tugas, ada beberapa upaya yang
perkembangan anak lebih maksimal.

8 9
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Permasalahan karakter anak yang buruk dilatarbelakangi


oleh beberapa hal seperti ada siswa yang orang tuanya broken BELAJAR IPS SERU DAN
home, tinggal atau di asuh oleh orang lain karena orang tua MENYENANGKAN
merantau dan ada siswa yang kedua orang tuanya bekerja Oleh : Maria Drosta Manek, S.Pd.
sehingga mungkin kurang memberikan perhatian kepada anak- (Guru SMP Negeri Sadi)
anak mereka. Ada juga anak-anak yang turut menjadi tulang
punggung dalam rumah, pagi bersekolah dan siang sampai sore
hari membantu orang tua berjualan sayur di pasar. Waktu bekerja
ini membuat anak tidak punya kesempatan untuk mengerjakan
tugas rumah dan di pagi hari terlambat datang sekolah. Selain itu
juga pengaruh buruk lingkungan, anak-anak ada yang bergaul
dengan anak-anak putus sekolah, mabuk-mabukan dan tentunya
P endidikan memegang peranan penting untuk membebaskan
orang-orang dari kebodohan dan dapat mengeluarkan
seseorang dari kemiskinan, apabila segala pengetahuan yang
hal buruk ini sangat mempengaruhi kualitas karakter mereka. dimiliki dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai orang tua asuh di sekolah, guru mengemban tugas Pendidikan yang diterima di bangku sekolah seyogyanya dalam
berat dalam mengarahkan anak-anak ini menjadi lebih baik. di terima dan membawa manfaat bagi peserta didik apabila ada
Tentunya berbagai daya upaya di lakukan untuk menyelesaikan umpan balik dari peserta didik itu sendiri.
permasalahan ini, ya meskipun tidak sepenuhnya berhasil tetapi Motivasi merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
guru terus dan terus mencoba. Seperti kata bijak janganlah proses belajar. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi
pernah menyerah ketika masih mampu berusaha lagi. Tidak ada belajar maka enggan untuk melaksanakan aktivitas belajar baik
kata berakhir sampai kamu berhenti mencoba. (Brian Dyson). di kelas maupun di rumah. Motivasi belajar adalah keseluruhan
Adapun berbagai upaya yang dilakukan yaitu berusaha daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
menjadi contoh bagi anak-anak. Datang lebih awal, mengecek belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
keberadaan siswa dan berusaha menjadi figur yang layak ditiru. memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
Hal positif ini penulis jadikan sebagai langkah awal untuk dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman,
membentuk dan ditiru serta berharap menjadi kebiasaan bagi 1986: 75).
anak didik. “Pertama kita membentuk kebiasaan dan kebiasaan Semakin tinggi motivasi yang dimiliki oleh siswa, semakin
akan membentuk kita. Kalahkan kebiasaan buruk mu, atau mereka mendorong ia untuk belajar dengan semangat. Akan tetapi
akan mengalahkan kamu”. (Dr. Rob Gilbert) motivasi belajar dalam diri peserta didik ini juga dipengaruhi oleh
Selain itu, penulis berusaha menjadi apresiator bagi mereka, beberapa faktor di antaranya kurangnya perhatian dari orang tua,
selalu memberikan apresiasi atas hal kecil apapun yang mereka kondisi lingkungan sekitar serta rendahnya pemahaman peserta
lakukan, memberikan pujian bagi yang rajin datang lebih awal, didik dan orang tua akan pentingnya pendidikan.
mengerjakan tugas rumah. Guru berharap langkah ini meskipun

32 17
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan Di sekolah selain menjadi guru mata pelajaran, guru juga
mata pelajaran yang sering dianggap sulit oleh sebagian siswa, diberikan tugas tambahan sebagai wali kelas. Tentunya bukan hal
hal ini dikarenakan mata pelajaran IPS memiliki cakupan materi mudah, wali kelas ibarat orang tua asuh dari jam 7 pagi hingga jam
yang cukup luas dan mengharuskan siswa untuk menguasai 13.00 siang jam pulang sekolah. Selain mampu mentransfer ilmu
materi yang dijelaskan oleh guru. Dengan jam pelajaran yang pengetahuan, guru juga juga dituntut harus mampu mendidik
terbatas maka guru memiliki keterbatasan waktu dalam hal dan membentuk karakter anak yang merupakan kelanjutan dari
penyampaian materi sehingga apa yang disampaikan oleh tanggung jawab orang tua dirumah. Tetapi nyatanya sebagai
guru tidak dapat diserap dengan baik oleh sebagian siswa. Di wali kelas banyak permasalahan karakter anak yang terbawa
samping itu, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada dari dalam rumah ke lingkungan sekolah. Anak-anak malas
hakikatnya mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan mengerjakan tugas rumah, malas hadir di sekolah, tidak disiplin,
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Ruang lingkup mata kurang sopan santun bahkan hampir semua karakter yang melekat
pelajaran IPS yang sangat luas ini menuntut peserta didik untuk adalah karakter pembangkang. Berdasarkan permasalahan di atas
berpikir luas dan mengharuskan siswa untuk menguasai materi maka penulis, memberikan judul pantaskan guru menjadi pandu
sehingga siswa merasa jenuh, bosan dan tidak tertarik untuk bagi anak-anak didik?
mempelajarinya. Faktor kebiasaan siswa yang selalu hanya ingin
Pendidikan karakter merupakan hal melekat dalam kurikulum
bermain di dalam kelas menjadi hambatan tersendiri bagi guru
2013, dimana selain transfer ilmu pengetahuan, guru juga harus
untuk membangkitkan motivasi belajar dalam diri peserta didik.
memberikan pendidikan karakter dalam lingkungan belajar
Dari uraian masalah-masalah di atas, apabila tidak ditanggapi
anak, baik itu melalui pembelajaran di kelas ataupun kegiatan-
secara serius maka akan berdampak pada tujuan pembelajaran kegiatan yang menumbuh kembangkan karakter anak menjadi
yang tidak dapat tercapai secara optimal.
baik. Secara terminologis karakter diartikan sebagai sifat, tabiat
Rendahnya motivasi belajar peserta didik kelas VIIIA di SMP atau kebiasaan manusia. Karakter yang baik dapat terintegrasikan
Negeri Sadi pada mata pelajaran IPS ini dapat dilihat pada melalui pembelajaran di sekolah. Pendidikan karakter menjadi
keaktifan siswa di dalam kelas yang sangat kurang, terdapat siswa sesuatu yang penting untuk membentuk generasi yang berkualitas.
yang sering mengantuk di dalam kelas, dan kondisi ini sangat
Dalam keseharian di sekolah, sebagai wali kelas, penulis
berdampak pada hasil capaian belajar siswa yang sangat rendah.
diperhadapkan dengan berbagai permasalahan seperti anak malas
Hal ini dapat diketahui melalui hasil pretest yang dilaksanakan ke sekolah, malas mengerjakan tugas rumah, tidak percaya diri
oleh guru, di mana tidak ada siswa yang nilainya mencapai dan bersifat acuh tak acuh. Masalah kedispilinan merupakan
kriteria ketuntasan minimum (KKM).
masalah paling krusial yang di hadapi setiap hari. Masalah-
Kurangnya motivasi belajar peserta didik yang dipengaruhi masalah ini membuat penulis sebagai orang tua di kelas hampir
oleh kondisi orang tua yang termasuk dalam kategori ekonomi menyerah dan terkadang memancing emosi serta mengeluarkan
lemah, menyebabkan banyak orang tua dari peserta didik yang kata-kata kasar bahkan terkadang memberikan sangsi ringan
merantau ke luar negeri untuk mencari penghidupan yang lebih seperti berlutut.

18 31
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

baik, hal ini mengakibatkan sebagian besar peserta didik yang


PANTASKAH GURU MENJADI PANDU dititipkan pada keluarga terdekat. Kondisi ini menimbulkan
BAGI ANAK-ANAK DIDIK? keadaan di mana siswa-siswi tidak diperhatikan dalam belajarnya
Oleh: Apriyanti Nubatonis, S.Pd. sehari-hari, bahkan jika ada siswa-siswi yang tidak ke sekolah
(Guru SMP Taruna Citra Fatubenao) pun tidak ditanyakan oleh keluarganya. karena kurangnya
perhatian orang tua, kurangnya perhatian orang tua ini tidak
terlepas dari pendidikan orang tua yang sangat rendah. Sehingga
orang tua merasa tanggung jawab terhadap anak hanya sebatas
mendaftarkan anak masuk sekolah, selebih dari itu merupakan
tanggung jawab dari guru di sekolah sehingga siswa mengalami
T ulisan ini diawali dengan sebuah pertanyaan yang
sebenarnya menjadi refleksi bagi diri sendiri apakah guru
pantas menjadi pandu bagi anak-anak didik dikelas. Menjadi
kemajuan atau tidak dalam belajar tidak lagi menjadi perhatian
bagi orang tua peserta didik.
guru bukanlah hal mudah, terkadang secara pribadi berpikir Di masa sekarang yang penuh dengan kemajuan teknologi,
mengapa harus memilih menjadi guru? Mengapa penulis memilih internet dapat diakses kapanpun dan di manapun membuat
pilihan ini dan kemudian menjalaninya bertahun-tahun? peserta didik mudah mengakses segala hal melalui dunia
Menjadi guru bukanlah hal mudah, setiap orang yang maya. Siswa lebih tertarik dengan media sosial, youtube, yang
mendalami profesi ini pasti merasakan hal yang sama. Guru akan sangat bermanfaat jika digunakan untuk mencari materi
merupakan tongkat pengukur keberhasilan siswa. Tentunya pelajaran, tetapi lebih banyak dimanfaatkan untuk kesenangan
dalam menjalani profesi keseharian penuh dengan tantangan, semata. Siswa-siswi sanggup menghabiskan waktu berjam-jam
baik itu berkaitan dengan transfer pengetahuan ataupun masalah untuk bermain games.
karakter anak. Tugas berat ini digariskan oleh yang Maha Kuasa Materi pelajaran IPS yang sangat melekat dengan menghafal
untuk dijalankan dengan sepenuh hati. Namun terkadang dan mencatat ini membuat siswa merasa jenuh, cepat bosan
penulis berpikir ingin lari dari kenyataan. Tapi apa daya sudah mengikuti pelajaran, bahkan sampai mengantuk di dalam kelas.
terlalu jauh melangkah memainkan peran ini. Materi yang sangat kompleks dan niat belajar yang sangat rendah
Empat tahun sudah penulis mengabdikan diri sebagai seorang ini membuat peserta didik enggan untuk menerima pelajaran
guru yayasan di salah satu sekolah swasta di kabupaten Belu. yang diberikan. Hal ini menyebabkan materi yang disampaikan
Penulis begitu menikmati sehingga tak sadarkan diri empat tahun tidak dapat diterima siswa atau tidak dapat dipahami dengan
sudah menjadikan diri sebagai figur yang sering di sapa ibu guru. baik.
Penulis merupakan lulusan sarjana Pendidikan Kimia Universitas Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VIIIA
Nusa Cendana pada September 2017 dan sejak Februari 2018 terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) maka guru
hingga saat ini mengabdikan diri sebagai guru yayasan di SMP dapat menciptakan pelajaran yang tidak hanya mencatat tetapi
Taruna Citra Fatubenao dan mengasuh Mata pelajaran IPA. juga dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik di dalam

30 19
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

kelas. menggunakan strategi mengajar yang mengajak peserta mereka menyusun kalimat. Selain itu, melalui metode ini dapat
didik untuk bersama-sama membuat peta timbul pada materi memberikan rangsangan positif kepada peserta didik untuk lebih
mengenal wilayah ASEAN. Dalam kegiatan ini, peserta didik aktif dalam pembelajaran di kelas.
dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Tujuannya agar setiap Bahasa daerah merupakan warisan budaya yang tetap
anggota kelompok dapat terlibat aktif dalam aktivitas kelompok. dilestarikan, tetapi tidak diutamakan dalam penggunaannya pada
Peta timbul yang dibuat dapat menggunakan bahan-bahan yang lingkungan formal. Hal ini dikarenakan lebih mengutamakan
mudah ditemukan di sekitar kita, seperti menggunakan serbuk bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa persatuan
kayu atau menggunakan koran bekas untuk menggambarkan bangsa Indonesia. Melalui bahasa Indonesia, dapat meningkatkan
peta masing-masing wilayah ASEAN dan dilengkapi dengan pengetahuan dan menambah kosa kata peserta didik.
bendera masing-masing negara tujuannya agar peserta didik dapat
Permasalahan penggunaan bahasa daerah di kelas dapat diatasi
mengingat dengan baik letak masing-masing negara ASEAN dan dengan mengimplementasikan metode 3b (berbicara, bernyanyi,
benderanya masing-masing. Untuk mempermudah kegiatan bermain). Melalui metode ini, pembelajaran di kelas menjadi
belajar mengajar yang dilaksanakan, guru juga menggunakan
menyenangkan.
video pembelajaran tentang materi yang dipelajari agar peserta
didik tidak bosan dengan materi yang diberikan. Di akhir Sehubungan dengan hasil pembahasan di atas, adapun
kegiatan pembelajaran untuk mengukur pemahaman peserta beberapa saran diantaranya: perlunya kesadaran dalam diri
didik mengenai materi yang ajarkan melalui praktik pembuatan peserta didik betapa pentingnya menggunakan bahasa Indonesia
peta timbul, maka guru memberikan post test. Post test yang dalam berkomunikasi di lingkungan sekolah. Tidak hanya
diberikan pun tidak melulu menggunakan soal uraian ataupun bentuk kecintaan kita terhadap bahasa Indonesia tetapi bentuk
pilihan ganda tetapi juga memberikan test materi dalam bentuk menghargai sesama peserta didik maupun guru dari berbagai
teka-teki silang, sehingga peserta didik benar-benar diberikan daerah yang berbeda bahasa daerah. Selain itu, penggunaan
materi maupun test dengan cara yang sedikit berbeda. bahasa Indonesia harus diterapkan dan membiasakan
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan
Dalam kegiatan ini terlihat jelas semua siswa terlibat aktif sehari-hari.
mulai dari menyiapkan alat dan bahan, peserta didik juga
mengeluarkan kreativitasnya dalam menggambar peta dan
membuat peta timbul menggunakan bahan serbuk kayu. Nilai-
nilai karakter yang diharapkan pun dapat dicapai di antaranya
kerja sama, bertanggung jawab, kerja keras, kreativitas dan saling
menghargai. Dari hasil post test yang diberikan, 98% siswa yang
dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum(KKM). Pada
pertemuan berikutnya ketika guru melemparkan pertanyaan
tentang letak masing-masing negara anggota ASEAN,

20 29
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dan mendiskusikan materi tentang teks berita. Ketiga, setelah maka dapat dipastikan bahwa peserta didik kelas VIIIA dapat
selesai membaca dan berdiskusi guru menunjuk secara acak menunjukkan dengan tepat letak dan bendera masing-masing
anggota kelompok yang akan menyampaikan hasil diskusi negara anggota ASEAN. Suasana kelas yang sebelumnya terlihat
minimal 2 sampai dengan 4 anak yang berbicara dari tiap membosankan akhirnya jadi lebih santai dan menyenangkan
kelompok. Keempat, setelah selesai dipresentasikan guru Motivasi belajar mata pelajaran IPS yang sangat
memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk kompleks, dapat di tingkatkan dengan menciptakan pelajaran
saling menanggapi hasil diskusi kelompok. Kelima, guru yang menyenangkan dengan cara pembuatan peta timbul,
menambahkan dan melengkapi konsep atau ide yang kurang yang didukung dengan penggunaan video pembelajaran yang
jelas disampaikan dari masing-masing kelompok. Keenam guru menarik, serta tes formatif yang beragam sehingga siswa tidak
bersama peserta didik membuat kesimpulan mengacu pada topik merasa bosan dengan aktivitas yang sama sehari-hari. Dari
diskusi berdasarkan data-data yang ada. pembelajaran yang sebelumnya terasa membosankan dan diubah
Selanjutnya, metode bernyanyi dilakukan setelah diskusi menjadi lebih menyenangkan apabila ada usaha dari peserta didik
kelompok selesai. Langkah pertama, guru mengecek pemahaman dan guru untuk menjadikannya menjadi pembelajaran yang
mereka dengan melakukan tanya jawab. Kedua, guru memberi lebih bermakna, seorang guru harus belajar mengembangkan
sanksi kepada peserta didik yang tidak bisa menjawab dengan kemampuan dan kreativitasnya hal-hal baik yang dapat
bernyanyi. Ketiga, peserta didik yang bisa menjawab berhak membangun dan mengeluarkan kemampuan peserta didik.
menentukan judul lagu berbahasa Indonesia untuk peserta didik
Dari tulisan-tulisan di atas saya mengharapkan bagi pihak
yang mendapatkan sanksi.
sekolah agar menyediakan alat-alat pembelajaran seperti
Metode bermain merupakan metode permainan lempar bola proyektor yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di
kata. Langkah-langkah diantaranya, pertama guru melempar bola kelas. Bagi orang tua peserta didik, anak adalah titipan Tuhan
kata kepada peserta didik. Kedua, peserta didik yang menerima yang paling berharga, oleh karena itu hendaknya orang tua
bola berhak memilih teman untuk menyusun kalimat sesuai benar-benar dapat memperhatikan tumbuh kembang peserta
kata dalam bola tersebut. Ketiga, peserta didik yang tidak bisa didik tidak hanya menyerahkan tanggung jawab pada guru dan
menjawab mendapat sanksi dari teman yang bisa menyusun kata sekolah karena mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas
menjadi kalimat. kita bersama.
Metode 3b merupakan sebuah metode pengajaran untuk
membantu masing-masing peserta didik memecahkan
permasalahannya yaitu melatih keterampilan berbicara
menggunakan bahasa Indonesia. Penerapan metode ini
menghasilkan proses belajar mengajar lebih efektif, aktif, kreatif,
dan menyenangkan. Hal ini terlihat dari semangat peserta didik
menjawab pertanyaan agar tidak mendapat sanksi dan kreatifitas

28 21
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

mereka semakin lancar dan baik berkomunikasi menggunakan


LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KENYAMANAN bahasa Indonesia.
BELAJAR PESERTA DIDIK Komunikasi menggunakan bahasa Indonesia di sekolah
Oleh : Leni Marcelina Moruk, S.Pd.
khususnya di kelas antara peserta didik dengan peserta didik
(Guru SMP Negeri Halibete)
dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
yang baik dan benar dan semakin banyak menguasai kosa
kata. Hal tersebut akan membantu peserta didik lebih mudah
memahami proses pembelajaran yang diberikan oleh guru di
kelas. Guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang

L ingkungan merupakan salah satu faktor penunjang proses


pembelajaran. Lingkungan sekolah yang nyaman dan
kondusif memudahkan peserta didik untuk berkonsentrasi
menyenangkan dan kreatif dengan menerapkan berbagai strategi,
model, metode, atau teknik di kelas.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan
dengan baik. Menurut Aqib (2002 : 65), lingkungan belajar
kemampuan berbahasa Indonesia adalah menggunakan metode
sangat berpengaruh terhadap proses terjadinya pembelajaran dan
3b (berbicara, bernyanyi, bermain). Penerapan metode 3b ini
hasil belajar. Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat,
dilakukan dengan suasana yang menyenangkan. Metode berbicara
peserta didik dapat menikmati proses belajar dan berpeluang
membantu peserta didik melatih mental, percaya diri, dan
memperoleh hasil belajar yang maksimal. Lingkungan belajar
menunjukkan kemampuan dalam berbahasa Indonesia. Metode
peserta didik terbagi menjadi tiga, yaitu lingkungan keluarga,
bernyanyi membantu peserta didik mengenal, mengingat, dan
lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Sebaliknya
memahami isi lagu. Lagu yang dinyanyikan adalah lagu berbahasa
lingkungan sekolah yang kurang kondusif dan kurang
Indonesia dan saat bernyanyi, guru memperhatikan cara
menyenangkan, akan menimbulkan rasa bosan.
pengucapan peserta didik apakah masih kesulitan mengucapkan
Dalam proses pembelajaran rasa nyaman ini sangat beberapa kosa kata dalam lagu tersebut. Hal ini dilakukan agar
dibutuhkan, karena sangat berpengaruh dengan hasil belajar peserta didik berlatih untuk terbiasa mengucapkan kata atau
peserta didik dan keberhasilan proses belajar mengajar itu kalimat dalam bentuk bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
sendiri. Jika peserta didik dapat merasakan kenyamanan selama Metode bermain dilakukan untuk merangsang pola pikir peserta
proses pembelajaran, maka dapat dipastikan peserta didik mampu didik dengan membuat beberapa kalimat menggunakan bahasa
menerima materi dengan baik. Lain halnya bila selama proses Indonesia.
pembelajaran, peserta didik merasa tidak nyaman, maka secara
Adapun langkah-langkah penerapan metode 3b (berbicara,
otomatis dia akan kurang fokus pada materi yang disampaikan
bernyanyi, bermain) dalam pembelajaran di kelas diantaranya,
dan dapat menyebabkan gagalnya proses transfer pengetahuan
metode berbicara dalam bentuk diskusi kelompok. Pertama,
tersebut.
peserta didik diminta membentuk kelompok diskusi. Kedua,
masing-masing kelompok diberikan tugas untuk membaca

22 27
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

peserta didik di sekolah. Kebiasaan penggunaan bahasa daerah Untuk dapat menciptakan rasa nyaman selama pembelajaran,
ini menghambat komunikasi antar mereka bahkan antar guru. diperlukan kerja sama antara guru dan peserta didiknya. Guru
Seiring perkembangan teknologi yang semakin berkembang, memiliki peran yang penting dalam menciptakan kenyamanan
tingkat komunikasi peserta didik menggunakan bahasa Indonesia belajar bagi para peserta didiknya, yang dapat dilakukan dengan
sangat penting. Mengingat slogan Badan Bahasa Kementerian berbagai cara tergantung kreativitas dari guru tersebut. Hal yang
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yaitu utamakan penting dilakukan adalah seorang guru harus mampu memahami
bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing. situasi dan kondisi para peserta didiknya. Jangan sampai selama
Oleh karena itu, fenomena yang sering dijumpai pada peserta proses belajar dan mengajar, peserta didik merasa bosan atau
didik menggunakan bahasa daerah perlu mendapatkan perhatian tidak tertarik pada materi yang disampaikan. Seperti contoh
yang lebih serius untuk mengutamakan bahasa Indonesia dalam kecil, ketika guru tersebut mendapat pelajaran di jam terakhir
berkomunikasi di sekolah. yang tepat diwaktu siang hari, tentu di saat tersebut peserta didik
sudah lelah, bosan, dan mengantuk. Hal itu diperparah dengan
Permasalahan yang sering terjadi saat pembelajaran di kelas
situasi kelas yang panas karena beralaskan tanah dan beratapkan
adalah komunikasi antar peserta didik menggunakan bahasa
seng seadanya, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan
daerah, kesulitan menjawab pertanyaan guru menggunakan
dalam diri para peserta didik. Di sini, guru dituntut untuk bisa
bahasa Indonesia yang baik dan benar, menjelaskan diskusi
memahami kondisi peserta didiknya dan menciptakan suasana
kelompok atau menyampaikan penjelasan ulang tentang materi
yang nyaman, serta menyenangkan.
atau tugas kepada teman menggunakan bahasa daerah, dan
sulitnya berbicara di depan kelas menggunakan bahasa Indonesia Pentingnya lingkungan belajar yang nyaman juga turut
yang baik dan benar. Selain itu, guru harus menjelaskan berulang- dirasakan oleh SMP Negeri Halibate yang terletak di Fatubeilera,
ulang kepada beberapa peserta didik karena sulitnya memahami Desa Maneikun, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu. Awal
penjelasan menggunakan bahasa Indonesia. mula hadirnya SMP Negeri Halibete merupakan berita bagus
Beberapa permasalahan di atas sering terjadi dikarenakan bagi masyarakat setempat. Kehadiran sekokah ini menjadi sesuatu
yang mewah dan spesial bagi masyarakat setempat. Apalagi
bahasa yang digunakan sehari-hari di lingkungan keluarga dan
wilayah ini masih jauh dari sentuhan pembangunan. Akses
lingkungan bermain lebih sering menggunakan bahasa daerah
transportasi menuju wilayah ini tidak mudah karena sebagian
sehingga saat memasuki di lingkungan sekolah, alat komunikasi
mereka dominan menggunakan bahasa daerah. Untuk dapat jalan masih rusak, meskipun terdapat beberapa infrastruktur
berkomunikasi dengan baik, peserta didik harus menguasai empat jalan yang mulai membaik. Sementara fasilitas lainnya, seperti
sinyal internet di sebagian tempat masih sulit dijangkau. Namun,
keterampilan berbahasa bahasa Indonesia yang harus dikuasai
yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. berkat kerja sama antara pihak sekolah, orang tua atau wali
peserta didik, dan pemerintah setempat, maka lingkungan belajar
Keempat keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan yang
saling berhubungan dan mendukung dalam berkomunikasi. Oleh yang nyaman, aman, dan kondusif dapat terwujud sebagaimana
mestinya. Minat belajar peserta didik pun semakin meningkat
karena itu, guru perlu sering melatih kepada peserta didik agar

26 23
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dan tentunya mempengaruhi hasil belajar. Pencapaian hasil


belajar peserta didik pun menunjukan tren yang positif dan BELAJAR BAHASA INDONESIA YANG
maksimal. MENYENANGKAN MENGGUNAKAN
Jadi kesimpulannya, kenyaman belajar sangat dipengaruhi oleh METODE 3B (BERBICARA,
suasana dan lingkiungan sekolah. Tak dapat dipungkiri, semakin BERNYANYI, BERMAIN)
meningkat dan bagus, baik lingkungan fisik sekolahnya berupa Oleh: Rama Fitriaty Mursalin, S.Pd.
(Guru SMP Negeri 2 Tasifeto Timur)
penataan ruang belajar, perlengkapan sarana, dan prasarana
sekolah, kerja sama dengan masyarakat lingkungan sekolah,
maka akan semakin tertib kegiatan akademiknya. Lingkungan
sekolah yang bagus, berperan besar dalam meningkatkan displin
sekolah dan meningkatkan kondisi belajar yang kondusif.

N egara Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya


akan keberagaman. di antaranya keberagaman budaya,
bahasa, agama, suku, maupun ras. Salah satu diantaranya adalah
keberagaman bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa sebagai alat
komunikasi yang digunakan sehari-hari. Bahasa yang digunakan
beragam baik menggunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah,
bahkan bahasa asing. Di antara beberapa bahasa tersebut, yang
sering digunakan dalam lingkungan pendidikan terutama pada
peserta didik banyak menggunakan bahasa daerah karena tidak
semua peserta didik memahami pengggunaan bahasa Indonesia
yang baku. Selain itu, kurangnya pemahaman mereka tentang
bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional sebagai alat
pemersatu bangsa dan juga menunjukkan identitas bangsa.
Sehubungan dengan hal di atas, hal ini sering terjadi di
sekolah-sekolah bagian pedesaan seperti pada peserta didik kelas
VIII di SMP Negeri 2 Tasifeto Timur. Peserta didik lebih fasih
atau pelafalannya lebih lancar menggunakan bahasa daerah.
Penggunaan bahasa daerah berpengaruh terhadap komunikasi

24 25
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

kepada siswa untuk membaca sendiri,guru memanggil siswa tidak sepenuhnya membuahkan hasil indah tapi setidaknya
secara bergiliran membaca huruf dan membedakan huruf vocal memberikan perubahan kecil bagi anak-anak lewat tindakan
dan konsonan. kecil.
Dan yang ketiga kurangnya pendampingan dari orangtua Hal lain yang juga dapat lakukan adalah berusaha menanamkan
yang di karenakan pekerjaan orangtua adalah pedagang pasar pendidikan moral, mengajarkan sopan santun dan terkadang
yang setiap harinya pergi ke pasar sebelum anak mereka bangun berbagi cerita inspiratif seperti pengalaman-pengalaman yang
tidur dan pulang sudah malam hari sehingga orang tua kurang bisa dijadikan pembelajaran bagi anak-anak. Meskipun demikian
memperhatikan anak,sebagai guru saya melakukan pendekatan usaha tidak selalu mendatangkan hasil yang baik. Ada siswa yang
dengan orang tua agar membimbing anaknya belajar di semakin hari semakin berubah, ada siswa yang tetap dengan
rumah,menyampaikan kelebihan anak dalam berhitung,namun kebiasaan bahkan ada yang menghindar dari lingkungan sekolah.
ada kelemahan atau kekurangan anak dalam hal membaca dan
Surat panggilan dikeluarkan oleh pihak sekolah sebagai bentuk
juga memotivasi anak untuk rajin ke sekolah.
penertiban tetapi ada orang tua yang merespon dengan baik,
Dari cara yang saya gunakan, ada perubahan yang terjadi pada ada juga yang bersifat acuh-tak acuh dan tidak mengindahkan.
siswa yang belum lancar membaca. hal ini berdampak pada Merasa punya tanggung jawab terkadang sebagai orang tua asuh,
keaktifan anak dalam belajar membaca dan juga meningkatkan guru mendatangi rumah anak didik untuk bertemu dengan
kehadiran mereka di kelas karena mereka tidak perlu merasakan orang tua tetapi respon yang diberikan pun benar menjengkelkan
ketakutan atau kecemasan dalam belajar membaca. dan menguji kesabarn. “Ibu cari saaa, tidak tau di mana!!!
Belum pulang rumah sampai pagi ini” (menggunakan gaya
Hal ini menunjukkan bahwa mengajar pada hakekatnya adalah
bahasa sehari-hari) . Kesedihan begitu mengiris hati, dimanakah
membentuk suatu kebiasaan sehingga melalui pengulangan
bentuk kepedulian sebagai orang tua yang melahirkan? Sungguh
huruf yang tertukar,mengacak huruf, dan juga pendampingan
miris. Coretan ini hanya sebagai bentuk curhatan atas apa yang
orangtua sehingga melalui pengulangan-pengulangan siswa akan
penulis alami sebagai seorang guru di tempat penulis. Semoga
lancar membaca,oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran
di tempat bapak ibu guru pembaca tidak mengalami hal serupa.
guru sangatlah penting dalam mengajar.
Sebagai insan penuh keterbatasan terkadang guru pun
Oleh karena itu melalui tulisan ini kita sekalian para guru diajak
melontarkan kata-kata kasar kepada anak “ahhhhhh kamu
untuk meningkatkan peran guru dengan mengajarkan siswa kita
ini sebenarnya manusia kah bukan” kurang ajar sekali.....
dengan mengali kelemahan atau kendala yang di hadapi siswa
(menggunakan gaya bahasa sehari-hari) dan terkadang juga
kita.Dan juga bagi para orangtua agar mengatur waktu belajar
memberikan sangsi ringan seperti berlutut, menjewer telinga
anak di rumah dan selalu meluangkan waktu bagi anak dalam
hanya untuk sekedar memberikan kesadaran. Terkadang sangsi
membimbing anak belajar di rumah.
penertiban ini dapat diterima dengan baik, tetapi adapula yang
direspon dengan buruk bahkan mendatangkan malapetaka
bagi guru. Warga se-RT bisa didatangkan untuk marah-marah

48 33
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dan protes di sekolah. Pepatah kuno di ujung rotan ada emas kata yang dibaca dan yang ketiga kurangnya pendampingan dari
tetapi tidak dengan keadaan sekarang, di ujung rotan ada rumah orangtua.
penginapan sementara alias bui. Tindakan seperti ini pantaskah
Salah satu penyebab utama adalah siswa sulit belajar membaca
bagi guru-guru? Pantaskah kalian menitipkan anak pada lembaga
adalah karena siswa tidak mengenal huruf dengan baik,ada
pendidikan? Pantaskan kami disebut guru bagi anak-anak mu?
beberapa huruf yang sering tertukar di ingatan anak,seperti
Jika mendidik menurut versi orang tua adalah yang terbaik,
huruf “d” dan huruf “b” untuk mengatasi hal tersebut,sebagai
didiklah anak dirumah. Sebab sudah tak pantas lagi guru menjadi
seorang guru saya harus sering merangsang ingatan anak dengan
pandu bagi anak-anak disekolah. cara mengacak huruf dan meminta siswa mengambil salah satu
Seperti yang penulis torehkan di atas, sangat berat menjadi huruf untuk menebaknya,jika siswa tersebut mengambil huruf dan
orang tua asuh bagi anak-anak di sekolah, setiap usaha tidak menebaknya dengan benar maka saya akan memberi apresiasi ke
membuahkan hasil yang menyenangkan hati. Anak-anak ibarat siswa tersebut, sedangkan siswa yang salah mengambil dan menebak
permata bagi penulis, seperti peribahasa Cina Kuno mengatakan huruf maka akan mengulangi sampai siswa tersebut mengambil dan
bahwa “ Sebuah permata tidak dapat dipoles tanpa gesekan, menebak huruf dengan benar.
demikian juga seseorang tidak akan sukses tanpa tantangan”.
Dan yang kedua siswa belum bisa memahami serta
Terkadang deraian air mata dan katukan tangan dengan bisikan
menyuarakan susunan huruf,namun tidak mengerti dengan
doa dalam hati memohon pada yang Maha Kuasa menjadikan
makna dari kata tersebut,apa yang harus saya lakukan, dengan
mereka mereka anak-anak yang baik.
cara menyiapkan gambar-gambar diatas tulisan yang di baca
Sebagai guru, penulis berefleksi sudah pantaskan semua siswa. Dengan cara ini siswa bisa memahami maksud dari kata yang
hal yang lakukan? Sudah pantaskan penulis menjadi panutan telah selesai ia baca,Namun sebagai guru juga harus menyesuikan
bagi anak-anak dikelas? Penulis berharap bapak ibu guru yang dengan sikap anak,sebab ada juga siswa yang lebih senang menebak
mengalami hal serupa mampu terus menjadi teladan bagi anak- gambarnya tanpa membaca tulisan,jika terjadi itu terjadi guru
anak kita demi tercapainya generasi yang baik. Semua cara yang bisa mengatasinya dengan cara menutup terlebih dahulu gambar
dilakukan oleh guru semata-mata hanya ingin melihat anak tersebut,setelah siswa selesai membaca,baru membuka gambarnya
didiknya menjadi orang baik, tidak perlu berjas dan berseragam. dan tunjukan kata yang siswa baca tadi merupakan nama dari
Cukup menjadi orang baik. gambar itu.
Di akhir tulisan ini, penulis menyimpulkan bahwa dalam Belajar membaca siswa harus melalui tahap belajar membaca
membangun karakter anak yang baik tidak hanya dimulai dari suku kata sedikit demi sedikit, guru bisa menyiapkan kartu
sekolah. Orang tua dan lingkungan anak diasuh menjadi kunci kecil dengan tulisan satu sampai dua suku kata yang terdiri dari
utama menanamkan pendidikan moral dan karakter yang baik. huruf vocal dan konsonan. pertama guru menyiapkan kartu kecil
Lingkungan sekolah hanya sebagai tempat lanjutan belajar anak. dengan tulisan satu sampai dua suku kata yang terdiri dari huruf
Orang tua harus punya peran lebih besar dalam memperhatikan vocal dan konsonan, Kedua guru dan siswa sama membaca
dan mendidik anak di rumah seperi kata bijak “cara terbaik huruf vocal dan konsonan, ketiga guru memberikan kesempatan

34 47
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

menididik anak adalah melalui kepribadian terbaik orang tua


MENGHADAPI SISWA YANG karena anak akan melihat, meniru apa yang dilakukan orang tua”.
SULIT MEMBACA Peran dan dukungan orang tua sangat memberikan kontribusi
Oleh : Maria Monika Lelyani Langi besar bagi pembentukan karakter baik anak. Guru dan sekolah
(Guru SD Inpres Tini) hanya sebagai menitipkan dan melanjutkan apa yang sudah
tertanam dalam rumah masing-masing.
Setiap rangkaian kata yang dituliskan hanya sebagai bentuk
mengutarakan tantangan terbesar guru di zaman sekarang ini
dan apabila ditempat bapak/ibu guru ada yang mengalami hal
serupa, semoga kita diberikan kesabaran dalam menididik dan

M embaca merupakan kegiatan sehari-hari yang paling


sering dilakukan oleh manusia. Menurut Tarigan (
2015:7) Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta di
membentuk anak-anak menjadi orang baik.

pergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,yang hendak


disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata / bahasa tulis.
Setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing,Namun ketika siswa menunjukkan tanda-tanda sulit
membaca ,saya sebagai seorang guru atau pendidik mulai merasa
kecemasan atau kegalauan,mulai berpikir Mengapa hal ini
terjadi,Apakah metode pembelajaran yang saya ajarkan kurang
di pahami atau di mengerti sehingga masih ada siswa yang belum
bisa membaca.Sehingga mempengaruhi ketidakhadiran mereka
di dalam kelas.
Masalah diatas menjadi tugas saya sebagai seorang guru di SD
Inpres Tini jumlah siswa dalam kelasnya banyak,sehingga dalam
proses pembelajaran kurang merata,sehingga beberapa siswa
kurang perhatian yang berakibat siswa belum mengenal huruf
sehingga belum lancar membaca.
setelah saya telusuri ternyata ada beberapa alasan yang
mendasar yang mempengaruhinya yaitu yang pertama anak belum
mengenal huruf dengan baik,yang kedua anak belum memahami

46 35
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

pun harus sesuai dengan jenis buku karena diperpustakaan saya


MEMBIASAKAN LITERASI belum tertata dengan baikdan masih banyak tempat yang kosong.
MEMBACA 15 MENIT Selain penggunaan internet dalam mencari sesuatu seperti tugas
Oleh : Matilde Telik, S.Pd. PR, dsb, berusahalah mencari informasi melalui membaca buku
(Guru SDI Susuk) - buku. Ala bisa karena biasa kita bisa karena terbiasa.

M embaca adalah sesuatu cara untuk mendapatkan informasi


dari sesuatu yang ditulis,Membaca menambah banyak
ilmu yang kita dapat dan bisa diterapkan kepada anak bangsa
kita, Buku adalah jendela dunia, namun kenyataanya banyak
siswa bakat membaca sangat minim, salah satu faktor penyebab
karena berkembang teknologi yang mempengaruhi siswa
dilingkungan sekolah. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa,
sebagai pendidik dan pengajar memiliki wawasan yang luas
dan kritis dalam berbicara dan berpikir secara logika. Literasi
membaca adalah belajar sepanjang hidup bagi generasi emas
menjadi tumbuh kembang dan berbudi pekerti yang luhur
menuju generasi emas. Perkembangan Generasi Emas abad ke 21
ini Guru sebagai Agen/fasilitator penggerak utama dalam dunia
Pendidikan, guru selalu terampil dalam aspek kognitif, afektif
dan spsikomotor dalam literasi membaca bersama siswa 15
menit sebelum pembelajaran dimulai. Sudah sangat jelas literasi
membaca 15 menit untuk keberhasilan siswa khususnya untuk
dunia pendidikan anak bangsa kita,maka perlu membudayakan
literasi membaca dan menulis dikalangan dunia pendidikan.
Melalui Pendidikan Nasional guru kembangan karakter moral
etika bangsa bagi generasi gemilang menuju kebangkitan generasi
emas di abad ke 21.

36 45
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

karena mereka sudah mengetahui kegiatan rutin menyenangkan Selama masa pandemic covid 19 budaya literasi membaca
yang selalu menunggu untuk dilakukan dikelas dan disekolah. dan menulis sangat minim, khususnya bagi Anak-anak sekolah
Kadang ada anak yang hari ini tidak datang, besoknya baru dasar. Selama masa pandemic covid 19, guru dan siswa yang
datang, anak tersebut merasa minder dengan teman2 yang lain mengalami kesulitan dan ketertinggalan dalam pembelajaran
karena anak tersebut dilewatkan dari kegiatan dan guru tidak literasi membaca dan menulis, siswa sudah lupa dalam pengenalan
mungking mengulang lagi hal yang sama untuk dia, sehingga dia bentuk huruf, perbendaharaan kosa kata, hal itu membuat proses
ketinggalan materi. belajar menghambat bahkan tersendat bagi siswa belum bisa
Minat membaca menjadi potensi yang harus dimiliki oleh mengenal bentuk huruf abjad secara menyeluruh khususnya bagi
siswa kelas 1 sekolah dasar.
setiap manusia tanpa ada paksaan dari siapapun dan sangat
melekat pada setiap pribadi seseorang. Tanpa membaca dan Masalah terjadi karena upayah peningkatan mutu pendidikan
menulis manusia tidak bisa berintraksi satu sama lain dalam guru kurang inovatif dalam pembuatan bahan ajar (RPP) dan
lingkungan masyarakat. Minat membaca juga sangat melekat dan siswa kurang mendapat perhatian orang tua dalam membimbing
sangat mempengaruhi anak-anak usia sekolah dimana jika anak- anak belajar di rumah,kurang adanya Kerjasama orang tua dengan
anak tidak bisa membaca otomatis tidak bisa menulis ketika guru pihak sekolah, Guru tidak memiliki alat peraga/media bantu
mendikte dan sebaliknya. Untuk mengerakan literasi membaca dalam pembelajaran di kelas, Seorang guru harus inovatif dan
di adakan pojok membaca dan menulis, disertai membaca 15 professional dalam merancang media pembelajaran, membuat
menit sebelum memulai kegiatan belajar mengajar di kelas. bahan ajar yang berkreatif dan menyenangkan selalu terampil
dalam penyampain materi agar siswa tidak cepat jenuh atau
Untuk meningkatkan minat belajar membaca dan menulis
bosan.
tentunya sebagai guru harus mampu menguasai materi pelajaran,
yang di akan ajarkan dengan berbagai metode. Senantiasa selalu Untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam
berinovatif dan berkreatif merancang pembelajaran tersebut, literasi membaca dan menulis, siswa yang sudah lupa dalam
sehingga selalu menjadi pembelajaran yang menyenangkan pengenalan bentuk huruf dan perbendaharaan kosa kata, guru
bagi anak-anak. Sebagai orang tua wajib menanyakan keadaan dapat merancang metode pembelajaran dalam bentuk membaca.
anaknya saat berada di sekolah maupun, diluar sekolah tentang Guru mengambil strategi literasi membaca bersama selama 15
kegiatan apa saja yang di lakukan anak tersebut.untuk sekolah menit sebelum pembelajaran dimulai.
diharapkan mengadakan buku-buku bacaan komik yang berisi Guru bersama siswa menyiapkan bahan – bahan diantaranya;
cerita bergambar, untuk memacu kemampuan literasi membaca Kertas huruf yang di print oleh guru, kardus bekas, Gunting,
anak. Perpustakaan sebagai saran dalam meningkatkan minat kater, Lem. Cara membuatnya guru membagi siswa secara
membaca anak-anak, harus memperhatikan beberapa hal dalam berkelompok 4 orang siswa bekerjasama dalam membuat kartu
upaya meningkatkan minat baca anak-anak, misalnya buku- huruf menggunakan bahan-bahan yang ada,menggunting huruf
buku yang ada di dalam perpustakaan semakin banyak agar dan memotong kardus secara ukuran persegi sesuai ukuran huruf
anak tidak mudah bosan untuk membaca, cara menata bukunya lepas, lalu ditempel pada kardus bekas setelah menyelesaikan

44 37
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

pekerjaan membuat kartu huruf, guru mengelompokan siswa, menanyakan kegiatan belajar mengajar jika pelajaran atau materi
setiap kelompok 4 orang siswa yang sudah bisa membaca dan yang di ajarkan belum mengerti. Hal ini menandakan bahwa
yang belum bisa membaca. Guru menunjukan kartu huruf saya bukan saja guru untuk anak - anak tetapi, saya sebagai
kepada kelompok yang belum mengenal bentuk huruf dan teman anak - anak yang selalu di cari untuk menanyakan hal - hal
meminta siswa untuk mengenal bentuk huruf abjad. Sedangkan yang mereka tidak mengerti. Mereka juga selalu semangat untuk
siswa yang sudah bisa membaca tugas mereka menyusun huruf berkelompok dalam kegiatan belajar mengajar, karena didalam
menjadi suku kata dan membacanya. kelompok ada yang membantu teman yang belum mengerti
Guru membagikan kartu huruf untuk siswa yang belum bisa menjadi mengerti dan ada juga, anak - anak yang lain, tidak
menyukai belajar secara berkelompok karena tidak menyukai
membaca dan menyebutkan bentuk huruf secara bergiliran, guru
teman yang usil, karena sering membuat keributan disaat proses
menunjukan kartu huruf kepada siswa secara acak dan berulang-
belajar berlangsung.
ulang agar siswa dapat mengenal bentuk model huruf abjad,
guru menyuruh siswa yang sudah bisa membaca menyusun Sering waktu, pojok membaca dan menulis yang dibuat oleh
kartu huruf menjadi suku kata. Guru menyiapkan kertas huruf saya, mampu mengacuh pikiran dari anak - anak tersebut untuk
yang diacak hurufnya dan membagikan kepada siswa dengan selalu semangat belajar menulis dan membaca, sehingga anak -
permainan BINGO, guru menyebut huruf dan menyuruh siswa anak mampu menulis isi bacaan yang dibaca dari buku bacaan
untuk meletakan benda seperti batu pada pilhan huruf pada cerita pendek yang berisi cerita bergambar yang berikan setiap
kertas huruf menjadi sebuah suku kata yang sudah dibagikan jam isterahat. Tetapi disaat kegiatan ini berlansung ada anak -
guru secara berkelompok. anak yang tidak membaca tetapi hanya melihat gambar- gambar
yang ada di dalam buku cerita tersebut secara tidak langsung,
Guru menyuruh siswa memperkenalkan diri dan
anak tersebut menceritakan kembali apa yang di lihat dari gambar
menyebutkan nama panggilan lalu menyuruh siswa menempel
itu tanpa membaca keseluruhan isi buku bacaan.
nama dengan menggunakan huruf lepas pada papan literasi
kelas. Guru bersama siswa mengatur sudut baca pada ruang Dengan adanya pojok membaca,anak - anak juga senantiasa
kelas, ada rak buku, buku-buku non teks pelajaran saat jam diberikan kesempatan, untuk selalu membaca 15 menit sebelum
istirahat siswa bisa membaca buku. perbendaharaan kosa kata di memulai kegiatan belajar mengajar. Anak-anak juga sering
kelas. Guru mengadakan jadwal literasi baca di luar jam pelajaran menceritakan keaadan yang terjadi pada dirinya, saat dia berada
sekolah,kegiatan sore hari seminggu 2 kali pertemuan pos baca. di rumah,maupun di luar rumah. Anak- anak bisa menceritakan
tentang pristiwa atau kejadian, yang terjadi di lingkungan
Atas permasalahan di atas penulis mengambil solusinya
sekitarnya dengan bahasanya masing - masing. Kegiatan ini
mengubah metode pembelajaran yang bervariasi, kreatif, menarik,
sangat membantu anak-anak dalam literasi membaca yang di
inovatif dan menyenangkan bagi tumbuh kembang generasi
gerakan saat ini, demi memenuhi kebutuhan membaca anak-
penerus bangsa Indonesia menuju abad 21 yang berkrakter
anak. Dengan adanya kegiatan ini anak -anak lebih aktif dan
berakhlak mulia berbudi pekerti luhur dengan gerakan literasi
tidak ingin terlambat ataupun alpa untuk datang kesekolah
membaca 15 menit sebelum memulai pembelajaran di kelas

38 43
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

masyarakat tidak menyukai anak tersebut sehingga selalu siswa dapat memahami secara baik. perlu adanya dukungan dan
merasa risih di mana dia menanggap dirinya tidak diterima oleh kerjasama yang baik dari pihak sekolah,bersama pemerintah
masyarakat setempat. setempat dan toko masyarakat, komite sekolah agar dapat
Langkah yang perlu di ambil saat menghadapi anak yang memperhatikan generasi penerus bangsa dalam mendukung
malas membaca dan menulis adalah dengan Mengadakan dunia pendidikan khususnya guru sebagai pendidik yang
professional dalam tugas yang bermakna bagi orang lain.
Pojok Membaca dan Menulis yang ada didalam kelas. Seperti
setiap pagi dan setiap sebelum jam pulang sekolah saya sebagai Literasi adalah kunci untuk terus menerus belajar dan
guru kelas bawah, wajib memberikan aturan di mana setiap meningkat kompetensi agar siap masuk kedunia kerja.Dengan
anak menuliskan kata- kata yang disebut oleh guru dan anak litersi membaca tulis kita dapat memahami informasi melalui
tersebut wajib membaca tulisannya sendiri tanpa ada bantuan media teks,audio,vidieo,dan gambar dan menuangkan gagasan
dari teman - teman. Setelah anak tersebut membaca, anak ke dalam tulisan. Literasi baca tulis merupakan pintu masuk
wajib menempel atau mengantungkan hasil tulisannya di pojok ke dunia pengetahuan.Guru dan siswa adalah ujung tombak
membaca.tetapi disaat melakukan kegiatan ini, saya menemukan di dunia Pendidikan Indonesia.Demi meningkatnya budaya
ada beberapa anak yang bisa menyebut kata-kata tersebut tetapi membiasakan siswa membaca 15 menit sebelum pembelajaran
tidak bisa menulis di kertas, ini menimbulkan kebinggunan pada dimulai membaca buku non teks pelajaran secara membaca
dirinya sendiri sehingga tidak fokus untuk mengikuti kegiatan bersama,membaca nyaring,membaca pemahaman membaca
selanjutnya.selain itu ada anak yang bisa menulis mengikuti guru mandiri.
yang menulis di papan tetapi tidak bisa membaca hasil tulisan Strateginya seluruh warga sekolah Guru,Tenaga
itu. Kependidikan,agar memperhatikan siswa memanfaatkan waktu
Dari kejadian di atas saya mengelompokan anak yang lancar setiap hari untuk literasi membaca agar meningkatnya budaya
menulis dan membaca dengan anak yang belum lancar menulis membaca disekolah.Harapannya siswa terbiasa membaca buku
dan membaca sehingga, saling membantu satu sama lain, ketika setiap hari dan terbentuk budaya baca disekolah.Guru menjadi
ada anak yang mendapat kesulitan dalam belajar menulis dan teladan bagi siswa,agar terciptanya budaya membaca lingkungan
membaca. Saya sebagai guru mengontrol anak - anak dari sekolah harus kondusif bagi kegiatan membaca siswa yaitu
kelompok yang satu kekelompok yang lain, dimana jika mereka mendekatkan mereka pada lokasi buku seperti adanya sudut
menemukan kesulitan yang tidak bisa di selesaikan bersama, baca, pojok literasi. Menjadikan siswa dalam kegiatan membaca
saya membantu dan membimbing kelompok tersebut untuk yang menyenangkan dalam meraih generasi emas di abad 21.
menyelesaikan masalah yang terjadi pada kelompok tersebut. Bapak kepala sekolah bersama staf dewan guru agar
Tujuannya untuk saling melengkapi dan gotong rayong serta mengupayakan setiap kelas mengadakan kegiatan pembiasaan
membangun kerja sama satu sama lain di dalam kelompok literasi membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Bagi
tersebut,serta kedekatan anatara guru dengan anak - anak. Disaat para toko masyarakat dan pemerintah setempat agar mendukung
saya mengontrol dan membimbing mereka, ada anak yang sering pihak sekolah dan lingkungan masyarakat dalam literasi
membaca setiap hari.
42 39
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

yang bisa membaca dan menulis.orang rajin membaca dan


PENINGKATAN MINAT MEMBACA menulis tidak akan ketingalan dengan berbagai informasi yang
SISWA KELAS TIGA ada. Kondisi ini terjadi dikelas saya,siswa saya berjumlah 15
MELALUI POJOK MEMBACA orang,11 laki-laki dan 4 orang anak perempuan,dari 15 siswa ini
Oleh : Agustina Mau Tuan, S.Pd. yang sudah lancar membaca ada 7 anak sedangkan 8 anak belum
(Guru SDK Manewain) lancar membaca dan menulis.
Mengapa hal ini bisa terjadi karena, kurang bimbingan dari
Guru saat siswa tersebut berada disekolah terlebih di dalam kelas
tentang pelajaran yang diberikan. Sebaliknya siswa tersebut saat
berada dirumah,kurang bimbingan dari orang-orang terdekat
M inat merupakan keinginan seseorang terhadap sesuatu
tanpa ada dorongan dari pihak lain. Misalnya minat
terhadap pelajaran, olahraga dan hobi terutama pada membaca.
terlebih orang tua kandungnya, disertai dengan pola asuh anak
yang tidak memadai.sering orang tua tidak ingin tahu tentang
perkembangan belajar anaknya di sekolah sehingga orang tua
Minat berkaitan erat dengan motivasi seseorang tentang sesuatu
yang tidak pernah menanyakan keadaan anaknya di sekolah,
yang di pelajari serta digemari. Artinya,sesuatu yang sebelumnya
terkait dengan pembelajaran yang diterima saat anaknya berada
tidak diminati, dapat berubah menjadi sesuatu yang diminati
disekolah. Kurang pendekatan dari orang tua dengan guru
kerena adanya masukan - masu[;pkan tertentu atau wawasan
terhadap anak-anak yang menimbulkan anak bejalar semaunya
baru dan pola pemikiran yang baru. Minat menimbulkan sikap
saja, tanpa bimbingan dari orang tua mau pun guru sehingga
positif dari suatu objek.
terjadi kemalasan untuk belajar menulis dan membaca.
Maka minat membaca adalah potensi untuk membaca secara
Minat membaca tidak ada karena faktor lingkungan sekitar
suka rela dari pribadi siswa tersebut tanpa ada paksaan oleh
serta pribadi anak yang tidak mau mengikuti saran dari guru
siapapun. Minat membaca akan menjadi kebiasaan membaca
maupun dari orang tuanya sendiri, sehingga menyebabkan anak
jika tersedia bahan bacaan yang sesuai untuk di baca dan ada
tersebut malas untuk membaca dan menulis atau dititipkan
cukup waktu untuk dibaca. Siswa kelas tiga saat ini rata - rata
pada Kakek Nenek serta sanak saudara lainnya ketika ditinggal
belum lancar membaca dan menulis disebabkan karena, malas
pergi oleh orang tua untuk mencari nafkah, mengakibatkan anak
memabaca dan menulis, ada yang bisa membaca tetapi malas
tersebut kurang perhatian dan kasih sayang yang seharusnya anak
untuk membaca dan sebaliknya.
tersebut, dapat dari orang tua kandung sendiri tanpa dari orang
Membaca dan menulis adalah satu hal yang sangat melekat lain sehingga menimbulkan kekacauan mental yang tidak di
pada diri setiap manusia yang berada di muka bumi. Jika manusia inginkan oleh orang lain ataupun dirinya sendiri. Mengakibatkan
tidak bisa membaca dan menulis maka manusia tersebut akan anak tersebut jarang tinggal dirumah, sering berkeliaran di
sulit beradaptasi dengan lingkungan, di bandingankan dengan lingkungan masyarakat dan membuat keributan yang membuat

40 41
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Setelah melakukan pendampingan individual secara


terus menerus, tentu ada peningkatan yang terlihat dalam BERHITUNG DENGAN MEDIA
menumbuhkan minat membaca siswa. Salah satunya adalah SEDERHANA BIJI-BIJIAN
adanya kesadaran siswa untuk membaca secara mandiri. Siswa Oleh : Andriana Meak, S.Pd.
tidak lagi menunggu arahan atau perintah dari guru untuk (Guru SDI Tini Atambua)
membaca. Kemampuan membaca yang baik memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki minat baca
tinggi maka prestasi belajarnya pun semakin tinggi.
Keterampilan dan kreatifitas guru dalam mengolah
pembelajaran di kelas perlu ada. Guru diharapkan mampu
menguasai kelas, menciptakan suasana belajar mengajar yang
kondusif serta menarik, sehingga dapat menumbuhkan minat
K egiatan belajar mengajar guru merupakan fasilitator
dalam menunjang terlaksananya proses pembelajaran
agar dapat berjalan secara efektif dan terarah, dimana dalam
siswa untuk aktif dalam proses belajar. Hal ini juga sangat menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik, agar peserta
berpengaruh dalam meningkatkan minat seorang siswa dalam didik dapat menerimanya dengan baik demi tercapainya
belajar dan membaca. tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guru perlu melakukan
perencanaan dengan menyiapkan perangkat pembelajaran seperti
Selain itu, dengan adanya pendampingan yang berbeda
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan sarana prasarana
pada individu dalam proses belajar membaca diharapkan setiap
penunjang pembelajaran seperti media pembelajaran. Menurut
individu merasa nyaman dengan pembelajaran yang diterimanya
Miarso (2004:67) berpendapat bahwa “Media Pembelajaran
sehingga berpengaruh juga terhadap kemampuan membacanya.
Adalah Segala Sesuatu Yang Digunakan Untuk Menyalurkan
Dengan demikian penerapan metode pendampingan individual
Pesan Serta Dapat Merangsang Pikiran, Perasaan, Perhatian,
merupakan metode yang tepat dan sangat dianjurkan untuk
Dan Kemauan Si Belajar Sehingga Dapat Mendorong Terjadinya
diterapkan dalam meningkatkan minat membaca siswa. Oleh
Proses Belajar”. Media pembelajaran ini sebagai penunjang dari
karena itu, Kepala Sekolah dan guru perlu mempertahankan
RPP yang telah disiapkan oleh guru agar membantu peserta didik
serta meningkatkan lagi budaya membaca dalam lingkungan
dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
sekolah sehingga anak memiliki minat membaca yang tinggi. Di
samping itu, orangtua juga diharapkan memberikan perhatian Pada saat sekarang sering kita temukan dimana dalam proses
dan dukungan secara khusus dalam proses perkembangan minat mengajar seorang guru tidak mengunakan media penunjang dan
membaca siswa. hanya mengunakan metode pembelajaran yang monoton yakni
ceramah sehingga menciptakan suasana kelas yang membosankan
yang berdampak pada minat belajar siswa terhadap muatan
pembelajaran matematika pada siswa kelas II sekolah dasar
menurun, yang mana guru tidak menciptakan suasana kelas yang

64 49
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

menyenangkan sesuai dengan usia siswa kelas II sekolah dasar Kedua, menciptakan suasana belajar yang menarik dan
yang masih dalam tahap usia bermain, sehingga guru diharapkan menyenangkan. Suasana belajar yang menyenangkan
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dimana siswa mempengaruhi konsentrasi dan minat siswa dalam belajar
belajar sambil bermain. maupun membaca. Suasana yang menarik dan menyenangkan
Guru kelas dalam hal ini guru sekolah dasar khususnya kelas bisa dilakukan dengan membuat pojok baca atau sudut baca
di dalam kelas. Selain itu, dapat juga ditempel berbagai poster
II dituntut agar bisa membimbing siswa-siswi yang dididiknya
kalimat yang memotivasi siswa.
untuk dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
proses pembelajaran. Namun bukanlah perkara mudah. Hal Ketiga, menyediakan buku bacaan dengan beragam judul.
ini dapat dilihat bahwa kelas II, dimana siswa-siswi nya masih Rendahnya minat membaca dikarenakan siswa belum
identik dengan dunia bermain dan banyak siswa yang belum menemukan buku yang tepat. Jika sudah ada buku yang menarik,
mengerti atau memahami cara pembagian pada muatan mata perlahan-lahan akan timbul minat membaca. Oleh karena itu,
pelajaran matematika dengan baik. Peran media dalam suatu di dalam kelas guru menyiapkan beragam buku bacaan yang
proses pembelajaran sangatlah penting. Karena media dapat menarik dan variatif. Jika dikelilingi buku, perlahan siswa
menerjemahkan atau dapat mengkonkritkan suatu pesan yang akan tertarik untuk menyentuh bukunya dan mulai membaca
abstrak. Dengan demikian siswa akan lebih cepat mengerti. halaman per halaman.
Selain itu media juga berperan untuk menghidupkan suasana Keempat, melakukan kegiatan sharing dengan siswa seputar
pembelajaran di kelas, sebab dengan adanya media yang baik dan manfaat dari membaca. Siswa akan lebih termotivasi untuk
menarik akan membuat siswa semakin antusias dalam mengikuti membaca kalau mereka tahu bahwa gurunya juga membaca.
proses pembelajaran di kelas. Media juga dapat membuat proses Oleh sebab itu, semua hal yang berkaitan dengan minat baca
pembelajaran menjadi sebuah komunikasi dua arah dimana siswa siswa kembali pada guru itu sendiri. Guru dapat membawa siswa
tidak hanya menjadi objek dalam sebuah pembelajaran namun ke tempat yang nyaman di luar kelas atau di bawah pohon yang
juga dapat menjadi subyek. rindang dalam lingkungan sekolah untuk sama-sama membaca.
Ada banyak jenis media yang dapat digunakan dalam suatu Setelah aksi membaca dilakukan, guru dapat mengambil
proses pembelajaran, disini saya memilih media sederhana waktu untuk sharing tentang manfaat membaca. Di sini Guru
berupa biji-bijian. Pemilihan media biji-bijian disebabkan karena memberitahukan kepada siswa bahwa dengan membaca siswa
biji-bijian mudah diperoleh di lingkungan sekitar tempat tinggal dapat memperoleh pengetahuan dan informasi yang lebih
siswa. Sehingga siswa tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan. banyak, menambah wawasan baru dan juga baik untuk kesehatan
Hal ini juga mengajarkan anak bahwa benda-benda disekitar otak. Dengan cara ini, siswa yang awalnya tidak suka membaca
juga bisa menjadi media yang membantu proses belajar. menjadi menyukainya, bahkan menjadikan membaca menjadi
suatu kebiasaan yang baik.
Hasil dari proses pembelajaran muatan pembelajaran
matematika pada siswa kelas II sekolah dasar ditemukan

50 63
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Kemampuan membaca siswa kelas VI di SDI Halibesin masih bahwa sebagian besar peserta didik tidak mampu menghitung
sangat rendah. Siswa belum mampu untuk membaca secara pembagian dengan benar, hal ini dikarenakan siswa kurang
lancar. Bahkan ada beberapa siswa yang masih mengeja per suku memahami cara menghitung dengan benar. Dari persoalan
kata. Penyebab utama rendahnya kemampuan membaca siswa pembelajaran yang dihadapi dikarenakan metode pembelajaran
terletak pada minat siswa itu sendiri untuk membaca. Hal ini yang diterapkan oleh guru hanya mengunakan metode ceramah
terjadi karena tidak adanya motivasi dari siswa itu untuk belajar dan tidak mengunakan media berupa alat bantu hitung yang
dan terus berlatih membaca secara mandiri. Adapun faktor lain dapat memudahkan siswa untuk berhitung.
yang sangat besar dampaknya yakni kurangnya perhatian dan Menghadapi kenyataan di atas guru berinisiatif mengunakan
dukungan dari orang tua dalam proses perkembangan minat
media pembelajaran yang sederhana yang bisa ditemukan siswa
membaca siswa. Selain itu perbedaan tingkat kecerdasan antara
di lingkungan tempat tinggalnya yakni mengunakan biji-bijian
siswa yang satu dengan yang lainnya akan berpengaruh juga
untuk melakukan operasi hitung pembagian bilangan pada siswa
terhadap kemampuan siswa dalam membaca.
kelas II sekolah dasar, Adapun langkah penggunaan media biji-
Dalam proses pembelajaran perlu adanya upaya peningkatan bijian adalah sebagai berikut:
terhadap minat membaca siswa. Terutama bagi siswa yang belum
Pertama guru dan siswa bersama-sama menyiapkan biji-bijian
mampu membaca. Kemampuan membaca di dalam kelas perlu
yang mudah didapat misalnya biji jagung, kacang merah, kacang
ditumbuhkan oleh seorang guru, sehingga tidak hanya sebatas
tanah, dan sebagainya dan guru dan siswa menyediakan wadah
keinginan membaca dari siswa saja. Guru mesti aktif dalam
bekas seperti kemasan botol air mineral atau wadah bekas es krim.
pembelajaran untuk menghindari kebosanan siswa dalam
belajar membaca. Guru juga harus mempunyai metode untuk Kedua guru menjelaskan materi disertai dengan simulasi
membimbing dan memotivasi siswa dalam membaca. menghitung mengunakan media biji-bijian Untuk contoh
pembagian 25 : 5, maka siswa pertama diminta untuk
Dalam rangka peningkatan minat membaca siswa Kelas VI di
menghitung biji-bijian sebanyak 25 dan dipisahkan menjadi
SDI Halibesin, Penulis melakukan beberapa hal berikut ini.
satu kelompok dalam satu wadah terpisah setelah itu siswa
Pertama, pendampingan individual kepada setiap siswa. diminta untuk mengambil 5 wadah kosong (sesuai dengan
Pendampingan yang dilakukan adalah dengan memberikan jumlah bilangan pembagi nya), melalui bimbingan guru siswa
waktu kepada siswa untuk memilih bacaan yang ingin dibacanya. diminta untuk membagikan biji-bijian (25 biji) yang tadi sudah
Setelah itu, guru memanggil siswa satu persatu untuk maju ke dikelompokkan tersebut dengan sama banyak pada setiap
depan meja guru, siswa diberikan kesempatan untuk membaca wadah. Setelah itu Siswa diminta menghitung berapa jumlah
bacaan minimal 1 atau 2 paragraf. Ketika siswa mengalami setiap kelompok biji-bijian pada setiap wadah. Maka itulah hasil
kendala dalam membaca maka guru langsung mendampingi pembagiannya dan hasilnya adalah setiap wadah berisi 5 biji yang
sehingga siswa menjadi paham apa yang sedang dibaca. sama banyak jadi hasil dari 25:5 adalah 5 buah biji. Dengan cara
yang sama guru menjelaskan pada beberapa contoh soal sampai
siswa memahaminya.

62 51
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Ketiga guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok


dan memberikan tugas untuk dikerjakan secara bersama-sama PENINGKATAN MINAT MEMBACA
dalam kelompok guru mendampingi setiap kelompok untuk SISWA KELAS VI MELALUI METODE
mengerjakan soal- soal yang ada. Dimana dalam kelompok guru PENDAMPINGAN INDIVIDUAL
membimbing siswa yang belum bisa memahami dengan baik Oleh : Elisabeth A. S. Waleng, S. Pd
dan menugaskan siswa yang sudah bisa mengerjakan soal dengan (Guru SD Inpres Halibesin)
benar untuk membantu temannya yang belum bisa, disini
guru menerapkan tutor teman sebaya dalam membantu teman
sebayanya yang kurang mampu memahami mengerjakan soal-
soal yang ditugaskan.
Dari cara yang saya gunakan, ada perubahan yang terjadi
pada siswa yakni dalam proses pembelajaran siswa lebih aktif
dalam menghitung untuk menemukan hasil dari hitungan
B ahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia, sehingga
pengajaran bahasa sangatlah penting bagi perkembangan
mata pelajaran lainnya. Oleh karena itu, pelajaran bahasa
tersebut tidak terlihat lagi siswa yang hanya duduk diam tanpa Indonesia diberikan kepada semua jenjang pendidikan formal.
mengikuti proses pembelajaran dengan semangat, dengan begitu Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup 4 aspek yaitu
kemampuan menghitung pembagian sudah bisa dilakukan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek
dengan hasil yang tepat. berbahasa di dalam bahasa Indonesia yang penting yaitu aspek
Hal ini menunjukan bahwa untuk meningkatkan membaca. Banyak pakar yang berpendapat bahwa dengan
keaktifan siswa dalam menjalankan proses pembelajaran dan membaca kita mampu melihat dunia. Oleh karena itu, membaca
meningkatkan pemahaman siswa pada suatu materi pelajaran memiliki peran yang sangat vital bagi generasi penerus bangsa.
perlu digunakan media, seperti yang diungkapkan oleh Miarso Melalui membaca setiap siswa dapat menimba pengetahuan
(2004:67) berpendapat bahwa “Media pembelajaran adalah sebanyak-banyaknya, baik dari buku-buku ilmu pengetahuan
segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta maupun buku sumber lainnya.
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan Kemampuan membaca yang dimiliki oleh siswa di sekolah
si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar”. sesuai dengan jenjang pendidikannya seharusnya sudah
Pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan dengan menggunakan mencapai target yang diharapkan. Namun, kenyataan yang
media yang tepat dan menarik sehingga pembelajaran menjadi terjadi adalah kemampuan membaca siswa di sekolah belumlah
hidup dan menyenangkan serta dialogis sehingga siswa menjadi memuaskan. Hal ini terjadi karena belum lancarnya siswa dalam
aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Penggunaan media membaca maupun minat siswa untuk membaca secara mandiri
yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran akan belumlah ada.
membuat pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga pesan

52 61
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

pembelajaran di luar kelas, siswa dan siswi dapat mengalami yang ingin disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh
susana belajar yang variatif dan menyenangkan. siswa.
Dari deskripsi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Dari penggunaan media sederhana namun tepat sasaran
dalam kegiatan pembelajaran diperlukan penggunaan metode saran saya kepada rekan guru bahwa sangat bermanfaat bagi
dan strategi yang tepat, yang disesuaikan dengan materi serta kita guru seperti menyiapkan media pembelajaran yang sesuai
kondisi siswa dan siswi, sehingga pembelajaran tersebut bisa dengan materi yang akan disajikan, memperhatikan keserasian
menjadi efektif dan efesien. Peran guru sangat diperlukan dalam dan ketepatan media, metode, dan materi, Selalu menggunakan
membangkitkan semangat belajar siswa. Guru harus menciptakan media dalam setiap pembelajaran. Sebab dengan mengunakan
suasan yang menyenangkan saat belajar di kelas maupun di luar media pembelajaran siswa lebih aktif dan tidak bermain saat
kelas agar siswa dan siswi tidak merasa bosan. Siswa dan siswi guru menjelaskan materi pembelajaran, serta siswa memiliki
diberi keleluasaan untuk berinovasi dalam menerima setiap minat terhadap pembelajaran yang sulit sekali pun sehingga siswa
pembelajaran sesuai metode terbaik yang disediakan oleh guru. lebih paham tentang pembagian bilangan dengan begitu dapat
meningkat prestasi belajar siswa dalam muatan pembelajaran
matematika di sekolah dasar kelas dua.

60 53
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Menurut Djamarah (2006), metode dapat diartikan sebagai


GURU: APAMU YANG DIGUGUH, suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
APAMU YANG DITIRU? ditetapkan. Permasalahan yang dialami oleh peserta didik Kelas
Oleh : Drs. Yohanes Bere Aton VI SD Negeri Oetfo terjadi karena kurangnya kemampuan guru
(Guru SMPN Dafala) di kelas rendah untuk menerapkan daya serap siswa. Metode dan
strategi yang sering diterapkan oleh guru kelas rendah adalah
metode ceramah. Daya serap siswa sangatlah rendah karena
konsep yang ditanamkan oleh seorang guru tidak memotivasi
siswa dalam menerima pembelajaran.
Daya serap siswa yang rendah itu juga terjadi dalam pelajaran

S asaran utama tulisan ini adalah untuk menggugah


kesadaran para guru demi memahami makna keguruan
yang sesungguhnya. Bahwa mungkin saja, dikarenakan oleh
Bahasa Indonesia. Di hadapan kondisi tersebut, penulis berefleksi
dan akhirnya memutuskan untuk menggunakan suatau motode
untuk menyelesaikan masalah daya serap siswa dan siswi yang
perubahan zaman dan kemajuan iptek, juga semakin banyaknya rentah. Metode yang digunakan ini dapat dijelaskan dalam
tuntutan tugas dan tekanan-tekanan hidup, maka para guru tahapan-tahapan sebagai berikut.
akhirnya menjadi kabur dalam memahami makna sesungguhnya
Pertama, siswa dan siswi dibawa keluar dari ruangan kelas
dari keguruan yang sedang disandang saat ini.
untuk mengamati keadaan lingkungan sekitar sekolah. Kedua,
Istilah Guru berasal dari kata Bahasa Sansekerta, yang berarti Sebagai panduan dalam pengamatan tersebut, guru memberikan
membawa kepada terang. Kata itu merupakan gabungan dari 3 kata kunci kepada setiap siswa, seperti kata Pohon, Langit,
kata Gu yang berarti gelap dan kata Ru yang berarti terang. Lapangan, dll. Ketiga, dari hasil pengamatannya, siswa dan siswi
Guru dapat dipahami sebagai penuntun jalan untuk keluar dari diinstruksikan untuk menuliskan 3 kata kunci tersebut menjadi
kondisi kegelapan menuju terang. Sementara itu, istilah Guru tiga kalimat sesuai dengan apa yang mereka amati. Keempat,
juga sering diartikan sebagai orang yang digugu (dipatuhi, ketika waktu yang dialokasikan telah selesai, para siswa dan
ditaati) dan ditiru (diteladani) tanpa diragukan ketepatannya/ siswi masuk kembali ke dalam kelas untuk menyampaikan hasil
kebenarannya (A. Samana, 1994). Jadi guru merupakan orang menulis mereka.
yang dipercayai dan dipatuhi tanpa ragu akan kebenaran dari
Berdasarkan hasil penyampaian, ternyata diketahui bahwa
apa yang diajarkannya karena guru itu adalah orang pandai yang
para siswa dan siswi bisa menulis apa yang mereka alami atau
selalu benar. Demikian juga guru adalah orang baik dan terpuji
pikiran. Hal ini memunculkan kesimpulan bahwa selama ini daya
yang sikap dan tindakannya selalu menjadi acuan contoh-teladan
serap rendah disebabkan kurangnya metode dan strategi serta
bagi orang lain.
pendampingan secara terus menerus oleh para guru. Walaupun
Berdasarkan arti dan makna dari kata Guru seperti diuraikan hasilnya belum sempurna, tapi pikiran mereka bisa berubah
di atas, bila disandingkan dengan kenyataan umum para guru dengan cara atau langkah yang di terapkan. Selain itu, dengan

54 59
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

saat ini, diakui bahwa terdapat kesenjangan antara harapan dan


MENINGKATKAN DAYA SERAP SISWA kenyataan. Maka untuk memenuhi kepantasanya, ada beberapa
DALAM PEMBELAJARAN LUAR hal prinsip yang harus diupayakan agar dimiliki oleh setiap insan
KELAS DI SDN OETFO guru.
Oleh : Mikhael A. Paebesi, A.Ma.Pd Pertama, seorang guru itu haruslah pintar dan harus mampu
(Guru SDN Oetfo)
memintarkan, agar bisa diguguh. Tidak boleh ada guru yang
tidak pintar (bodoh). Bagiamana mungkin seorang bodoh dapat
memintarkan orang lain? Demikian juga seorang guru haruslah
memiliki kemampuan untuk memintarkan orang lain, sebab
pada kemampuan “memintarkan orang lain” inilah manfaat dari

P endidikan pada dasarnya merupakan usaha untuk menumbuh


kembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik
dengan cara mendorong dan memanifestasikan kegiatan belajar
seorang guru menjadi nyata. Bahwa ada banyak sekali orang
pintar, tetapi tidak semua orang pintar itu mampu memintarkan
orang lain. Hanya guru-lah orang pintar yang sekaligus orang
siswa. Mewujudkan pendidikan yang bermutu tentu tidaklah yang mampu memintarkan orang lain.
begitu mudah, karena banyak komponen yang saling berkaitan
Kedua, pada umumnya, masyarakat menganggap guru sebagai
salah satunya adalah guru.
orang pintar yang tahu segala hal. Oleh karena itu, adalah mutlak
Dalam proses pembelajaran, tidak semua siswa mampu (tidak boleh ditawar-tawar), seorang guru itu “haruslah tahu”
berkonsentrasi dalam waktu yang cukup lama. Daya serap untuk hal apa saja, terlebih tentang ilmu bidang asuhnya. Maka
siswa menjadi suatu permasalahan yang dialami saat ini. Faktor adalah suatu keharusan bagi setiap guru bahwa dalam perjalanan
intelegensi mempengaruhi daya serap siswa terhadap materi karirnya hingga akhir hayatnya, ia harus selalu dalam usaha
yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi pada Sekolah Dasar pencarian yang terus-menerus untuk “semakin menjadi tahu” bagi
Negeri Oetfo, di mana siswa kelas 6 mengalami rendahnya daya dirinya sendiri, dan untuk menemukan formula terbaik sebagai
serap. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sering “cara membuat tahu” para siswa-siswinya. Dalam rangka itu,
menggunakan metode dan strategi yang kurang tepat. Maka dari seorang guru berkewajiban untuk terus-menerus “mengevaluasi
itu, mutu daya serap siswa pada SD Negeri Oetfo, khususnya dirinya” sepanjang karir keguruannya agar ia bisa menemukan
kelas 6 sangatlah rendah, karena disebabkan factor intelegensi kekurangan-kekurangan dirinya untuk diperbaiki dan kelebihan-
dari seorang guru saat menyampaikan materi pembelajaran. kelebihan dirinya untuk terus ditumbuh-kembangkan.
Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh Ketiga, seorang guru juga harus selalu menjadi figur “contoh-
dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, teladan baik” di sekolah, agar keberadaannya selalu dilihat secara
kepribadian, sosial, dan professional (Depdikdas 2007). langsung untuk dicontohi dan diteladani. Guru mesti menjadi
Kurangnya kemampuan guru berinovasi dalam pembelajaran di “alat peraga pendidikan yang hidup” bagi siswa-siswinya. Dalam
kelas berdampak pada siswa/I di kelas tersebut. dirinya, para siswa-siswi dapat melihat dan mengalami secara

58 55
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

langsung apa yang dimaksud dengan baik dan benar itu. Hal Barangkali saja, keadaan pendidikan dan pengajaran di tempat
sedemikian inilah yang dirasakan belum terjadi sepenuhnya pada tugas setiap guru juga masih belum optimal. Jika berani berefleksi,
diri-diri kita sehingga sering keberadaan kita para guru di sekolah guru-guru akan menyadari bahwa berbagai kondisi yang tidak
malah menjadi figur contoh-teladan buruk, yang akan mendidik optimal tersebut merupakan akibat dari keberadaaan diri para
siswa-siswa secara salah dan terbalik. guru yang masih belum cukup berhasil menjadi figur-figur yang
Walau demikian, beberapa fenomena ini patut disimak. patut diguguh dan ditiru. Kita belum menyadari sepenuhnya
Pertama, di media sosial, ada artis yang menyatakan, “saat ini ada akan makna kata “GURU” yang sedang melekat pada diri kita
banyak guru mengajar, tetapi guru mendidik jumlahnya sedikit”. masing-masing ini. Bahwa sesungguhnya kita ini guru mengajar
Sesungguhnya ia mau menyatakan bahwa banyak guru sekarang dan guru mendidik.
ini memiliki kemampuan mengajar yang lumayan tetapi kualitas Sebagai guru yang mengajar, setiap guru bertugas mengajarkan
mendidiknya (contoh-teladannya) memprihatinkan. Kedua, ilmu kepada sisiwa-siswa dengan kepandaiannya. Dengan kata
ada siswa yang terlambat lalu dihukum, dalam sungut-sungut lain, setiap guru haruslah pintar. Demikian juga sebagai guru yang
dia menyatakan, “Apibala guru terlambat, itu bukan masalah. mendidik, setiap guru bertugas mendidikan kebaikan-kebaikan
tetapi ketika kami (siswa-siswi) yang terlambat merupakan suatu kepada siswa-siswinya melalui teladan langsung darinya. Dengan
masalah. Megapa kami tidak bisa terlambat, padahal kami sedang kata lain, guru haruslah memiliki kepribadian yang baik. Dengan
melakukan hal yang sama dengan para guru?” memenuhi dua tuntutan ideal itulah, seorang guru akan dapat
memahami dan memaknai perannya sebagai seorang guru.
Kedua fenomena ini patut membawa para guru kepada refleksi
bahwa sesungguhnya ada banyak hal pada diri seorang guru yang
harus dibenahi demi kepantasan diri sebagai guru pendidik,
guru pembentuk karakter bangsa. Sebuah kutipan dalam Bahasa
Inggris mengatakan:“Don’t too worry that children never listen
to you, but worry that they are always watching you!” (Janganlah
terlalu kuatir bahwa anak-anak tidak perna mendengarkanmu,
tetapi kuatirlah karena mereka selalu melihatmu).
Sebagai insan guru yang sedang ditugaskan khusus untuk
“mengajar dan mendidik”, yang dapat diartikan sebagai panggilan
untuk meningkatkan kecerdasan otak dan membentuk kebaikan
hati anak-anak bangsa, sudah sepantasnya para guru melihat
hal-hal yang masih kurang ini dengan berbesar hati. Guru harus
berani untuk merefleksi diri, dan bila ada kurangnya maka para
guru harus mengakui, menerima, dan memperbaikinya.

56 57
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Dalam proses pembelajaran dikelas, saya memulai langkah-


langkah dalam menguasai bahasa Inggris speaking (berbicara). MENGATASI KESULITAN BELAJAR
Dalam proses selanjutnya, anak didik saya mengalami banyak PESERTA DIDIK DENGAN
kendala yang membuat saya harus memikirkan cara-cara lain METODE DIAGNOSIS KESULITAN
agar apa yang saya ajarkan tidak berakhir sia-sia. Kendala BELAJAR DAN TEACHING REMIDIAL
yang saya hadapi dalam mengajarkan bahasa internasional ini Oleh : Fransiska Yasinta Neolaka, S.Pd.
adalah kebanyakan dari mereka adalah berasal dari pedesaan, (SMP Negeri 2 Tasifeto Timur)
yang mana setiap sekolah yang berlokasi dipedesaan belum
mewajibkan setiap siswanya untuk bertutur kata dan saling
menyapa memakai bahasa internasional ini sehingga ketika
mengenyam pendidikan dibangku SLTP, saya yang merasa
kesulitan untuk mentransformasi ilmu dari bahasa internasional
ini. Bukan saja sekolah dasar yang berada dipelosok yang tidak
mengajarkan bahasa internasional ini, tetapi ada juga sekolah
G uru adalah insan pendidik, pengajar, dan pelatih di sekolah
atau kelas yang tugas rutin hariannya adalah merencanakan
pembelajaran atau membuat RPP, melaksanakan kegiatan belajar
dasar yang berada di kota pun melakukan hal yang senada.
mengajar, mengevaluasi, membimbing, serta melatih peserta
Ketika mereka berkumpul dalam satu kelas, lalu saya ajarkan
didik dan melaksanakan tugas tambahan lainnya (PP No.74,
materi pembelajaran bahasa Inggris, masalah yang saya hadapi
pasal 52 tahun 2008 tentang guru).
adalah mereka tidak bisa meniru kata yang saya ucapkan. Mereka
kesulitan untuk meniru atau melafalkan kembali kata yang saya Guru adalah sosok orangtua kedua bagi anak didiknya. Tentu
ucapkan, lantaran mereka belum mendapatkan materi dasar di peran guru sangat penting dalam memberikan pendidikan,
sekolah dasar sehingga ketika melanjutkan pendidikan ke jenjang baik secara akademik maupun moral membentuk prilaku dan
SLTP, mereka pun mengalami kesulitan. Kendala yang berikutnya karakter anak didiknya. Sangat diPenulisngkan apabila pelajaran
adalah tidak adanya keinginan yang kuat dari peserta didik untuk yang diberikan oleh bapak ibu guru tidak dapat diterima dengan
memulai mengenal dan memulai belajar bahasa Inggris sehingga baik atau tidak diserap dengan baik oleh peserta didik.
mereka terkesan acuh dan kapan saya sebagai guru memulai Kesulitan belajar sering dialami oleh peserta didik dalam
percakapan dengan mereka, ada yang tersipu malu dan ada pula belajar di sekolah. Masalah ini terlihat dari ketidakmampuan
hanya mengangguk. Atau dengan kata lain, rasa ingin tahu akan peserta didik menyerap pelajaran yang diberikan guru di kelas.
bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan internasional belum Pada kenyataannya Bagi tenaga pendidik atau guru diperlukan
merasuk dalam keinginan mereka untuk dipelajari sebagai bahasa cara khusus untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami
ketiga. Mereka sering duduk bersama dengan yang berasal dari peserta didik tersebut.
desa yang sama serta berbicara menggunakan bahasa ibu atau
bahasa daerah, bahasa daerah yang mereka ungkapkan dalam Masalah kesulitan belajar peserta didik merupakan masalah
keseharian sudah mendarahdaging semenjak dibangku sekolah umum yang terjadi dalam proses belajar mengajar terutama

80 65
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dalam prinsip belajar tuntas. Kesulitan belajar yang dialami (mendengarkan) adalah siswa kelas VII belum begitu familiar
peserta didik itu bermacam-macam apakah itu dalam menerima dengan kata-kata yang diucapkan oleh guru atau native speaker
pelajaran atau dalam menyerap pelajaran atau kedua-duanya, sehingga sangat sulit bagi di peserta didik untuk mencoba untuk
tidak mengerjakankan tugas yang diberikan oleh bapa ibu guru menulisnya pada lembar kerja siswa. Hal lain yang saya dapatkan
dan gangguan belajar lainnya seperti sering teriak dalam kelas, dari mereka adalah mereka sering mendengar kata tersebut
pendiam, mengganggu teman dalam kelas, suka bolos, mudah namun sangatlah sulit untuk mengucapkannya, jika inputnya
tersinggung dan lain sebagainya. Belum ada pengertian yang kurang bagus maka outputnya pun tidak bagus. Mengapa saya
baku dikalangan guru tentang kesulitan belajar peserta didik, mengambil kata input dan output? Karena hasil pelafalannya
biasanya guru menganggap bahwa peserta didik yang berprestasi yang diungkapkan lewat tulisan tentunya tidak terlepas dari
rendah atau memiliki nila di bawah rata-rata adalah mereka proses mendengar yang bagus pula. Setiap kali pula saya
yang mengalami kesulitan atau gangguan belajar. Oleh karena memperdengarkan lagu-lagu dan percakapan-percakapan dalam
itu menurut pandangan Drs. H. Yunus Namsa,MSi (2004) bahasa Inggris dengan menggunakan media laptop dan speaker
“pendidik harus memiliki dan menetapkan metode sesuai dengan yang diperdengarkan kepada mereka dan saya sebagai guru
bahan dan materi pengajaran” (Gerbang edisi 11, 2004; 46). memberikan lembar kerja siswa dengan memberikan instruksi
Langkah-langkah atau usaha yang Penulis ambil untuk untuk menuliskan kata yang dihilangkan atau teks rumpang
mengatasi kesulitan belajar peserta didik kelas VIIA SMP dalam dunia bahasa, namun, hasilnya belum memuaskan. Disisi
Negeri 2 Tasifeto Timur adalah menerapkan metode Diagnosis lain, saya merasa terbebani dengan kondisi tersebut namun, saya
sebagai guru harus selalu mencoba dengan berbagai cara sebisa
Kesulitan Belajar dan Teaching Remidial. Diagnosis
mungkin agar apa yang saya ajarkan tidak berakhir sia-sia.
kesulitan belajar merupakan proses menentukan masalah atas
ketidakmampuan peserta didik dalam belajar dengan meneliti Pemahaman peserta didik akan bahasa Inggris sebagai salah
latar belakang penyebabnya dan atau dengan cara menganalisis satu bahasa pergaulan internasional tentunya tidak terlepas dari
gejala-gejala kesulitan atau hambatan belajar yang tampak. pola interaksi antara kita dengan dunia luar. Dunia luar yang
Sementara itu, Teaching Remidial adalah suatu bentuk pengajaran saya maksudkan disini adalah proses penyerapan informasi yang
yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan kian berkembang cepat dan tanpa saya sebagai seorang sadari
pengajaran dan membuatnya menjadi lebih baik dalam rangka bahwa mempersiapkan anak didik untuk bergumul dalam dunia
mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal (https//pramuka. pergaulan antarbangsa yang senantiasa menuntut kita untuk
unmul.ac.id/statis-8konsepdiagnostikkesulitanbelajar.html#). bisa berkolaborasi didalamnya. Disini saya sebagai seorang guru
Berdasarkan konsep diagnosis kesulitan belajar maka yang memberikan sebuah pemahaman bahkan penekanan setiap proses
pertama Penulis buat adalah menentukan fenomena kesulitan belajar mengajar didalam kelas bahwa bahasa Inggris itu sangat
belajar siswa melalui observasi yaitu mengamati peserta didik penting, bukan saja ketika mendengar musik dan percakapan
dalam belajar, baik sikap dalam belajar, memeriksa buku catatan yang dilakukan oleh native speaker, namun juga, anak didik pun
dan peralatan peserta didik dalam belajar, kemudian melakukan saya genjot agar harus bisa berbicara (speaking).

66 79
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

tes diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang


PERAN MEDIA ELEKTRONIK dialami peserta didik melalui wawancara langsung pada peserta
DALAM PROSES didik yang bersangkutan dan wawancara secara tidak langsung
PEMBELAJARAN LISTENING dengan orang tua dan teman dekat untuk mendapatkan informasi
Oleh : Yoakim Dimas Mautaek, S.Pd tentang peserta didik tersebut, dan yang terakhir adalah melalui
(Guru SMP Taruna Citra) dokumentasi yaitu melihat arsip catatan dokumentasi yang
berkaitan dengan peserta didik yang sedang diselidiki dengan
melihat riwayat hidupnya, kaktifan dalam belajar, catatan harian
atau jurnal, absensi, hasil ulangan, maupun nilai raport..
Terdapat 15 dari 35 peserta didik kelas VIIA SMP Negeri

M edia elektronik sebagai wahana belajar bagi anak didik


pada zaman milenial seperti sekarang membuat guru pun
tak bisa ketinggalan dalam menggali berbagai informasi, dalam
2 tasifeto Timur yang Penulis temukan mengalami kesulitan
belajar yang tidak hanya ditentukan oleh faktor intelegensia
menurunnya prestasi belajar peserta didik di mana nilainya
hal ini bahan belajar untuk memudahkan proses belajar mengajar. berada di bawah rata-rata yang dicapai peserta didik lainnya.
Saya sebagai seorang guru yang mengasuh matapelajaran Bahasa Ada juga oleh faktor non-intelegensia, ada kesulitan belajar yang
Inggris pun mengoptimalkan peran media elektronik sebagai salah disebabkan oleh penggunaan metode belajar yang tidak sesuai,
satu bahan acuan dalam mentransformasi ilmu yang saya asuh misalnya media pembelajaran yang tidak tepat atau bahan atau
kepada siswa. Media elektronik yang dimaksudkan oleh penulis materi pelajaran yang sangat kompleks.
adalah bagaimana si anak siswa mengikuti tren lagu-lagu dalam
Aktivitas belajar peserta didik juga terkadang mengalami
bahasa Inggris dan mulai melafalkannya secara step by step dalam
gangguan baik berasal dari diri sendiri yang dipengaruhi oleh
kesehariannya, atau pun meng-update pola pengucapan (spelling)
kondisi internal yang tidak mendukung proses aktivitas belajar
dalam bahasa Inggris. Di sini, media elektronik sebagai wadah
seperti kondisi yang kurang sehat, cacat, minat, motivasi,
belajar pun mulai diikutsertakan dalam proses pembelajaran di
kesehatan mental juga faktor orang tua, suasana di rumah,
dalam pembelajaran Bahasa Inggris dikelas VII.
keadaan ekonomi keluarga, lingkungan sekolah, media massa
Sebagai guru, saya mencoba memberikan ruang gerak bagi serta lingkungan sosial di mana peserta didik berdomisili. Setelah
siswa untuk belajar memakai media elektronik berupa laptop itu Penulis membuat pemetaan peserta didik yang mengalami
dan speaker aktif untuk mentransformasikan salah satu skill gangguan seperti kesehatan mental, faktor orang tua, keadaan
(kemampuan) dalam pelajaran Bahasa Inggris yaitu listening ekonomi keluarga, media massa serta lingkungan sosial Penulis
(mendengarkan) untuk mendengarkan kata-kata dan lagu-lagu lanjutkan penanganannya ke guru BK, sedangkan peserta didik
yang diucapkan atau dinyanyikan oleh native speaker. yang menurun prestasi belajar, tidak aktif menyelesaikan tugas,
Adapun masalah yang terjadi didalam kelas ketika saya tidak memiliki catatan dan yang nilainya berada di bawah rata-
membawakan materi pelajaran Bahasa Inggris dalam listening rata Penulis lakukan remedial.

78 67
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Remidial Teaching berasal dari dua kata “remedy” yang artinya kegiatan belajar anak tersebut di rumah, terutama berkaitan
menyembuhkan sedangkan “teaching” artinya pengajaran. dengan tugas-tugas yang diberikan kepada siswa. Dengan selalu
Remidial teaching biasanya dikenal dengan istilah pengajaran mengontrol anak belajar di rumah, anak tersebut akan terbiasa
perbaikan dalam sistim kurikulum sekolah yang berfungsi untuk membaca dan memahami setiap materi yang diberikan di
untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi sekolah.
lebih baik (http:jejak pendidikan.com/2016/12/¬pengertian- Setelah melakukan berbagai upaya ini, saya melihat banyak
remidial-teaching.html?m=1). Setelah melakukan tes diagnostic perubahan yang terjadi pada para siswa. Mereka dengan sendirinya
selanjutnya, Penulis menerapkan metode remedial teaching terbiasa menulis dengan selalu memperhatikan kaidah yang
untuk menolong peserta didik mencapai hasil yang diharapkan benar pada penulisan kata yang menggunakan kata ”di”, baik
yaitu layanan perbaikan pengajaran disesuaikan dengan
yang berfungsi sebagai imbuhan maupun yang berfungsi sebagai
karakteristik 15 peserta didik kesulitan belajar. Pertama; Penulis kata depan. Sebagai contoh, ketika saya mendikte sebuah kalimat
lakukan adalah menyusun dan melaksanakan program remedial. yang terdapat kata “di”, secara spontanitas mereka langsung
Kedua, Kesulitan belajar yang dialami peserta didik itu bermacam-
menyebutkan fungsi dan cara penulisannya dengan tepat dan
macam apakah itu dalam menerima pelajaran atau dalam
benar. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa sudah mengalami
menyerap pelajaran atau kedua-duanya, tidak mengerjakankan
kemajuan dalam memahami fungsi dan cara penulisan kata “di”
tugas yang diberikan guru dan gangguan belajar lainnya seperti
yang tepat dan benar.
sering teriak dalam kelas, pendiam, mengganggu teman dalam
kelas, suka bolos, mudah tersinggung dan lain sebagainya. Ketiga, Di akhir tulisan ini saya berharap kepada para siswa, agar
pembimbingan pada 15 peserta didik yang mengalami kesulitan tetap membiasakan penulisan kata “di” yang benar sesuai dengan
yang berbeda sehingga peserta didik yang mengalami kesulitan fungsinya masing-masing sebagai bentuk cinta terhadap bahasa
yang sama. Keempat; memberikan pembelajaran ulang dengan Idonesia. Saya juga berharap kepada teman-teman guru, agar
metode dan media yang berbeda, dan kelima; pembimbingan selalu membiasakan siswa untuk menulis sesuai dengan kaidah
dengan memberikan tugas-tugas latihan secara khusus baik Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dan yang terakhir, saya
secara individu maupun kelompok. berharap kepada orang tua siswa, agar selalu mengontrol kegiatan
belajar anak di rumah sehingga mereka terbiasa untuk memahami
Kesimpulannya bahwa mengatasi kesulitan belajar peserta
materi yang diajarkan oleh guru.
didik dengan mencari sumber penyebab utama mutlak bagi
seorang guru, mengambil langkah-langkah yang tepat dalam
mendiagnosa dan memperbaiki kesulitan belajar adalah hal
yang sangat penting demi tercapainya tujuan pembelajaran yang
sudah ditetapkan dalam rancangan pembelajaran. Tidak hanya
melihat faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dari peserta
didik semata tetapi juga guru perlu menggunakan metode dan

68 77
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Jika ada siswa yang salah, maka siswa tersebut akan mendapatkan media pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik materi yang
sanksi sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat bersama. diajarkan serta menguasai teknik mengajar.
Setelah itu, bergantian pada siswa yang berikutnya sampai semua
Penerapan metode Diagnosi Kesulitan Belajar merupakan
siswa mendapatkan giliran.
metode yang membutuhkan diagnose yang komperhensif
Selain dengan teknik bermain kata, saya meminta siswa untuk menemukan kesulitan belajar peserta didik dan Teaching
untuk menemukan kalimat-kalimat di dalam teks bacaan yang Remidial tidak hanya sekedar memberikan ulangan ulang
mengandung penggunaan kata “di” yang berfungsi sebagai terhadap materi yang belum dikuasai oleh peserta didik secara
imbuhan dan penggunaan kata “di” yang berfungsi sebagai kata tuntas tetapi merupakan suatu upaya bantu untuk memperbaiki
depan. Siswa diminta untuk membaca teks yang ada dalam buku prestasi belajar peserta didik.
pegangan siswa, kemudian siswa menuliskan lima kalimat yang Harapan Penulis untuk bapak ibu guru hebat teruslah
menggunakan kata “di” sebagai imbuhan dan lima kalimat yang bersemangat dalam mencerdaskan peserta didik yang dititipkan
menggunakan kata “di” sebagi kata depan. Setelah itu, siswa kepadamu dengan terus berinovasi menggunakan berbagai
diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan ditanggapi metode khususnya Metode Diagnosis Kesulitan Belajar Peserta
oleh siswa yang lain. Jika masih terdapat kesalahan, siswa diminta Didik dan membantu mengatasi kesulitan belajar mereka serta
untuk menemukan lagi kalimat yang lain sebagai perbaikan meningkatkan prestasi belajarnya dengan menggunakan Metode
kalimat yang salah sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk Teaching Remidial baik itu kegiatan perlakuan pengajaran
mengukur kemampuan siswa dalam memahami penggunaan maupun kegiatan bimbingan yang dapat membantu peserta
kata “di” sesuai dengan fungsinya masing-masing. didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
Tidak hanya itu, saya juga melakukan pembiasaan dengan secara optimal.
selalu mengingatkan penulisan yang benar saat mendikte kalimat-
kalimat yang terdapat penggunaan kata “di” sebagai imbuhan
dan penggunaan kata “di” sebagai kata depan. Ketika saya
membacakan kalimat yang menggunakan kata “di”, saya selalu
menanyakan apa fungsi kata “di” yang terdapat dalam kalimat
tersebut, dan bagaimana penulisannya yang benar. Tujuannya
agar siswa bisa menentukan fungsi penggunaan kata “di” dalam
kalimat, dan selalu mengingat penulisan yang benar pada kata
yang mengandung “di” sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Yang terakhir, melakukan pendekatan dengan orang tua
siswa, yang menurut saya siswa tersebut perlu pendampingan
ekstra, agar mengontrol kegiatan belajar anaknya di rumah. Saya
menelepon orang tua siswa untuk mengecek dan mengontrol

76 69
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

kata depan. Yang ketiga, siswa dan siswi tidak dibiasakan untuk
MENINGKATKAN HASIL selalu memperhatikan penulisan kata “di” yang benar sesuai
BELAJARPESERTA DIDIK dengan fungsinya dalam sebuah kalimat. Yang terakhir, latar
MELALUI METODE INQUIRY belakang sosial dan dukungan dari orang tua untuk selalu
Oleh : Florensia Danyati Mau, S.Pd mengontrol kegiatan belajar anak di rumah. Hal-hal inilah yang
(Guru SDK Sta. Theresia Atambua) mengakibatkan para siswa kelas VII SMP Mandala tidak bisa
menentukan fungsi dengan tepat dan tidak bisa menuliskan kata
“di” dengan benar dalam tulisan yang mereka hasilkan.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka saya mencoba
melakukan sebuah permainan yang melibatkan semua siswa agar

P eningkatan mutu Pendidikan dewasa ini merupakan


kebutuhan yang sangat mendesak dan harus dicari jalan
keluarnya, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat
siswa bisa membedakan penggunaan kata “di” sebagai imbuhan,
dan penggunaan kata “di” sebagai kata depan. Permainan
dimulai dengan membagi kelas menjadi empat kelompok,
penting bagi kehidupan manusia untuk meningkatkan daya dengan jumlah anggota kelompoknya 6-7 orang. Setiap siswa
saing. wajib menuliskan lima kata yang mengandung kata “di” yang
Sumber daya manusia yang berkualitas harus tercapai melalui berfungsi sebagai imbuhan, dan lima kata yang mengandung kata
pendidikan seperti tertuang dalam tujuan Pendidikan nasional “di” sebagai kata depan. Setelah itu, kami membuat kesepakatan
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan untuk membuat kode yang bisa membedakan penggunaan kata
manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman, “di” yang berfungsi sebagai imbuhan dan sebagai kata depan. Jika
bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki kata yang disebutkan menggunakan kata “di” sebagai imbuhan,
pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, maka siswa bertepuk tangan sekali. Dan jika kata yang disebutkan
berkeperibadian mantap, serta memiliki rasa tanggung jawab menggunkan kata “di” sebagai kata depan, maka siswa bertepuk
kemasyarakatan dan kebangsaan. tangan dua kali. Selain itu, jika ada kata-kata yang sudah
disebutkan oleh siswa yang terdahulu, maka tidak boleh diulang
Peran guru sangat besar dalam pengelolaan kelas, karena guru lagi oleh siswa pada kelompok yang lain. Siswa yang memiliki
sebagai penanggung jawab kegiatan belajar mengajar sehingga kata yang sama, segera mengganti dengan kata yang lain. Bagi
guru dituntut penuh kreatifitas dalam pengelolaan kelas. siswa yang salah akan mendapatkan sanksi edukatif.
Dalam menjalankan tugasnya seorang guru s etidaknya harus
mempunyai kemampuan menguasai metode mengajar, serta Setelah semua siswa menuliskan lima kata yang ditentukan,
mampu memilih metode yang tepat sesuai dengan materi yang secara bergilir mereka menyebutkan setiap kata yang sudah
akan diajarkan. ditulis. Ketika salah satu siswa menyebutkan katanya, siswa dari
kelompok lain segera menanggapi dengan bertepuk tangan sesuai
dengan fungsi penggunaan kata “di” pada kata yang disebutkan.

70 75
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Kurangnya perhatian akan pelajaran IPA di kelas IV SDK St.


KESALAHAN PENULISAN KATA Theresia Atambua II membuat banyak peserta didik mendapatkan
“DI” SESUAI DENGAN nilai yang merosot. Hal tersebut disebabkan karena banyak peserta
FUNGSINYA DALAM KALIMAT didik yang melamun, bermain, dan bercerita saat pembelajaran
Oleh : Theodora Bete Muda, S.Pd. berlangsung, sehingga para peserta didik tidak antusias menjawab
(Guru SMP Negeri Mandala) dengan pasti semua pertanyaan yang diberikan.
Metode inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan.

K ata “di” merupakan sebuah kata yang sangat pendek karena


hanya terdiri dari dua huruf, namun sangat berpengaruh
pada penulisan yang tepat dalam sebuah kalimat. Terlihat sepele,
Dengan menggunakan metode inquiry peserta didik mampu
mengembangkan pola pikir mereka ke arah yang lebih baik.
Penerapan metode inquiry berfungsi efektif, di mana guru
namun perlu dipahami dengan baik karena ketika kita salah
hendaknya memberikan pujian dan semangat kepada peserta
menentukan fungsinya maka akan salah juga dalam penulisannya.
didik sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar serta
Sekecil apapun kesalahan yang kita buat, menunjukkan seberapa
semangat juang diantara para peserta didik.
besar rasa cinta kita terhadap penggunaan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Metode inquiry merupakan suatu cara dalam menyampaikan
bahan pengajaran dengan memberikan kesempatan kepada
Kata “di” memiliki dua fungsi, yaitu sebagai kata depan dan
peserta didik untuk belajar mengembangkan intelektualitasnya.
sebagai imbuhan (awalan). Penulisan kata “di” bisa dirangkai dan
Dengan metode inquiry peserta didik diberi kesempatan untuk
bisa dipisah tergantung fungsinya dalam sebuah kalimat. Jika
berpikir secara kritis dan kreatif serta mencari kesimpulannya
fungsinya sebagai kata depan, maka penulisannya dipisah, dan
sendiri yang didasarkan atas observasi yang mereka lakukan.
jika fungsinya sebagai imbuhan maka penulisannya dirangkai
atau disambung. Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry
peserta didik ditempatkan sebagai subjek belajar, seluruh
Banyak siswa-siswi kelas VII SMP Mandala belum bisa
aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari
menggunakan kata “di” dengan tepat dan benar dalam sebuah
dan menemukan sendiri sehingga dapat menumbuhkan sikap
kalimat, sehingga terjadi kesalahan dalam penulisannya.
percaya diri, mengembangkan daya kreativitas peserta didik,
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Yang
memberikan kebebasan pada peserta didik untuk bertindak dan
pertama, siswa-siswa memiliki daya serap yang lemah akibat
mendorong peserta didik untuk berpikir secara kreatif.
pendemi yang baru saja berlalu, sehingga sangat kesulitan untuk
memahami materi ini. Yang kedua, siswa belum bisa membedakan
penggunaan kata “di” sebagai imbuhan, dan kata “di” sebagai

74 71
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Metode inqury dapat mengembangkan kemampuan berpikir Penggunaan metode inquiry dapat meningkatkan kemampuan
secara sistematis, logis dan kritis serta dapat mengembangkan berpikir peserta didik untuk mencari dan menemukan
kemampuan intelektual peserta didik. Dalam pembelajaran sendiri materi yang akan dipelajarinya, melatih kepekaan diri,
inqury, peserta didik tidak hanya dituntut agar menguasai materi menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi,
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan prestasi serta hasil belajar, dan memberikan ruang kepada peserta
kemampuan mereka secara optimal. didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, selain itu
Metode inquiry memberikan kesempatan kepada peserta didik juga dapat memberikan semangat juang dan persaingan diantara
untuk berpikir secara aktif dan belajar mencari serta menemukan peserta didik.
jawabannya sendiri, dan guru tidak menyajikan bahan pelajaran Dalam pelaksanaan belajar mengajar guru dihimbau
dalam bentuk final, tetapi memberikan kesempatan kepada peserta menggunakan metode inquiry dalam pembelajaran IPA agar
didik untuk mengembangkan potensi intelektualnya melalui proses pembelajaran lebih mengaktifkan peserta didik dan
suatu kegiatan yang mereka susun sendiri untuk menyelesaikan guru lebih kreatif dalam memilih motode pembelajaran serta
permasalahan yang sengaja diberikan kepada peserta didik. memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar lingkungan
sekolah agar peserta didik lebih mudah memahami materi yang
Langkah-langkah model pembelajaran inquiry adalah
diajarkan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta
guru mengkondisikan peserta didik siap melaksakan proses
didik.
pembelajaran dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu, guru
menjelaskan topik dan hasil yang ingin dicapai peserta didik,
serta menjelasakan pokok-pokok kegiatan, seperti mengamati
tumbuhan di lingkungan sekitar sekolah. Peserta didik dibagi ke
dalam beberapa kelompok kecil untuk mengamati lingkungan
sekitar dengan didampingi guru. Masing-masing kelompok
peserta didik diberikan persoalan yang menantang pola pikir
mereka serta menuliskan beberapa soal yang harus dijawab oleh
kelompoknya sendiri. Bagi kelompok-kelompok yang telah
selesai mencari informasi, mereka akan diberikan kesempatan
untuk berdiskusi bersama-sama mendeskripsikan penemuan-
penemuan yang sudah mereka selidiki di lingkungan sekitarnya.
Akhirnya, setelah melakukan diskusi bersama, peserta didik
mempresentasikan hasil temuan mereka di depan kelas dengan
percaya diri dan kelompok yang lain menanggapi hasil presentasi
kelompok tersebut.

72 73
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Dengan adanya program literasi sekolah, siswa yang awalnya dasar padahal saya sebagai guru di SLTP sudah mewajibkan
tidak bersemangat atau malas, jadi bersemangat membaca buku mereka untuk berbahasa Inggris setiap hari.
ke rak buku pojok baca, mading sekolah, dan membaca kitab suci.
Kata orang bijak,”tidak ada kata terlambat untuk memulai.”
Menggiatkan literasi sekolah memang tidak semudah membalik
Dari filosofi orang bijak ini, saya merasa terdorong untuk
telapak tangan. Pihak sekolah harus terus membuat inovasi agar
memulai mentransformasikan ilmu yang saya miliki kepada
siswa semakin tertarik membaca dan semangat menulis.
peserta didik, walaupun momennya tidak sesuai lagi dengan
Sangat banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kondisi riil dilapangan. Dalam kondisi yang demikian, saya pun
minat baca. Yang paling utama adalah motivasi dan niat dari mencoba untuk bergerak dari dasar untuk menanamkan ilmu
dalam hati untuk membaca. Membaca dapat menambah bahasa Inggris kepada mereka. Untuk memulainya, dibutuhkan
meningkatkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan. keseriusan yang mendalam agar apa yang saya berikan bisa
Pengertahuan yang luas dapat menghantar para siswa menuju diserap oleh sang peserta didik. Bergerak dari dasar bukan berarti
pintu gerbang kesusksesan. saya sebagai guru SLTP harus “turun kasta” dari SLTP ke SD
namun, substansinya yang saya perhatikan yaitu ilmu yang akan
saya transformasikan haruslah dimulai dari dasar agar si peserta
didik bisa memulai memahami dan bisa mengungkapkan bahasa
internasional tersebut secara fasih.
Tentunya untuk memulai sesuatu yang baik untuk diberikan
kepada peserta didik, haruslah dilandasi oleh rasa optimis agar
apapun yang kita rencanakan dan lakukan bisa bermanfaat.
Tentunya, saya sebagai guru yang mengasuh matapelajaran
bahasa Inggris mengurutkan langkah-langkah pembelajaran
dan cara-cara yang komprehensif agar si peserta didik mampu
berbahasa Inggris secara benar dan fasih.
Dalam proses pembelajaran tersebut membutuhkan langkah-
langkah yang komprehensif. Saya memulainya dari kata yang
paling sederhana dalam bertegur sapa, “hai dan hello, good
morning.” Walaupun terkesan sangat simple dalam mengucapkan
namun jika tidak dilakukan secara kontinuitas maka ibarat
“benih yang ditaburkan lalu tertiup angin.” Walaupun tidak
setiap hari saya mempunyai jam bahasa Inggris, tetapi saya selalu
speak little by little dengan mereka sehingga apa yang sudah saya
berikan kepada mereka tidak pupus.

96 81
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Langkah yang berikutnya adalah saya mulai menanyakan siswa, sehingga siswa lebih mampu menjawab tantangan hidup
keadaan mereka, “how are you this morning?” sang anak didik pada masa-masa mendatang.
menjawab, “ I am fine, Sir. And how about you?” Saya sebagai Kehadiran pojok baca di setiap kelas terbukti mampu
guru merespon dengan kata yang simple, “ same with you.” Atau menumbuhkan minat baca siswa. Hal ini dapat dilihat dari
“Fine, thanks.” Setelah mereka paham dan fasih dengan cara oral, tingginya permintaan dari para siswa untuk penambahan buku-
maka, saya mencoba dengan cara penggunaan media elektronik. buku baru di pojok baca yang ada di kelas. Sebagian besar siswa
Langkah yang berikut sebelum saya menggunakan media SMPK Don Bosco Atambua sudah mampu menerapkan budaya
elektronik, saya memberikan vocabulary (kosakata) baik membaca tanpa disuruh Bapak/Ibu guru. Siswa juga ikut merawat
dalam bentuk kata ataupun dalam bentuk kalimat. Bukan saja dan membersihkan buku bacaan yang ada dipojok baca. Kondisi
saya sekedar menulis dipapan tulis tetapi juga pronounciate demikian memunculkan optimisme bahwa aktivitas pojok baca
(mengucapkan) kepada peserta didik dan mereka mengikuti kata dapat menjadi salah satu strategi efektif untuk menciptakan
dan kalimat yang saya ucapkan baik secara keseluruhan atau pun generasi penerus yang gemar membaca. Dengan membaca, para
tiap siswa didalam kelas tersebut. Pada langkah ini sangatlah siswa telah mulai ‘membuat kuncinya sendiri’ untuk membuka
urgen dalam membiasakan mereka dengan kata-kata dan kalimat pintu gerbang kesuksesan pada masa yang akan datang. Tidak
yang saya putarkan atau perdengarkan melalui laptop dan speaker ada pelajar yang sukses tanpa membaca.
aktif didalam kelas agar peserta didik dikelas yang saya ajar bisa Sementara itu, aktivitas mading sekolah di SMPK Don Bosco
familiar dengan pelajaran yang saya asuh dan media elektronik didampingi oleh pembina dan pengurus anggota OSIS serta
yang saya gunakan. guru-guru Bahasa Indonesia. Mading dijadikan sebagai motivasi
Dalam proses pembelajaran listening (mendengar) dikelas, bagi siswa dalam menulis, dan sebagai media di mana hasil karya
saya memberikan materi vocabulary (kosakata) dan harus para siswa dipublikasikan. Hal ini dilakukan untuk membantu
melafalkannya secara terstruktur dan tepat dan peserta didik meningkatkan aktivitas literasi kreatif, yang diwujudkan dengan
diharuskan untuk memahami setiap kata yang mereka tulis, baca mendorong para siswa untuk mulai berlatih menulis, dengan
dan bisa mendengar dengan baik. Kalau ketiga komponen tulis, pendampingan dan arahan dari para guru.
baca dan mendengar sudah dipahami dengan baik, maka, ketika Kehadiran membaca kitab suci juga dilakukan secara rutin.
saya sebagai guru mulai menggunakan media elektronik, siswa Setiap siswa diwajibkan membawa Kitab Suci dari rumah.
diharapkan bisa mendengarkan kata dan kalimat yang diucapkan Adapun perikop bacaan sudah disediakan dimasing-masing
oleh native speaker dengan seksama dan memahami. kelas yang dibuat oleh Kaur Kerohanian. Kegiatan membaca
Adapun media elektronik yang saya gunakan untuk mata kitab suci ini dijalankan sebelum memulai pelajaran agar para
pelajaran listening (mendengarkan) dikelas tujuh adalah laptop siswa mampu meningkatkan iman, pengetahuan, wawasan, dan
dan speaker aktif untuk mendengarkan (listening). Pada bagian kesadaran, sesuai dengan visi SMPK Don Bosco.
penggunaan media elektronik tersebut saya putarkan lagu-lagu

82 95
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

pelatihan-pelatihan, menyiapkan sarana-prasarana yang atau percakapan didepan kelas dan siswa diharapkan untuk
memadai yang mendukung pembelajaran, menerapkan sekolah mendengarkan lagu dan percakapan yang telah disiapkan untuk
ramah anak dan sekolah ramah lingkungan, mengoptimalkan diperdengarkan serta mengisi lembar kerja siswa yang sudah
Gerakan literasi sekolah dengan menerapkan kurikulum K13. disiapkan oleh guru. Dalam lembar kerja siswa tersebut, siswa
Proses pembelajaran di SMPK Don Bosco Atambua dimulai diminta untuk mengisi setiap kata dan kalimat yang dirumpangkan
atau dihilangkan sebagian untuk menguji kemampuan listening
pukul 07.30 hingga 12.40 WITA. Dengan sarana-prasarana
(mendengarkan) mereka.
sekolah yang kurang mendukung, maka optimalisasi literasi
siswa dalam minat membaca sangat berkurang. Ini disebabkan Langkah yang berikutnya adalah saya sebagai guru memeriksa
karena jumlah siswa lebih banyak dari pada persediaan buku- hasil kerja mereka. Setelah memeriksa hasil kerja mereka, kalau
buku bacaan yang ada di sekolah. masih terdapat kesalahan penulisan maka saya memperdengarkan
sekali lagi kepada mereka agar diperbaiki. Pada langkah ini,
Membaca adalah sebuah kegiatan yang sudah menjadi
merupakan sebuah langkah yang sangat krusial bagi peserta
kebutuhan dasar dalam kehidupan sehari-hari. Membaca
merupakan upaya untuk mendapatkan informasi sehingga dapat didik. Mengapa? Karena sebagian besar peserta didik ditempat
menambah ilmu pengetahuan, meningkatkan kemampuan saya mengabdi berasal dari desa yang notabene mereka bisa
berpikir kreatif, serta memunculkan ide-ide baru. Membaca mendengar siaran radio dalam bahasa Indonesia atau bahkan
sebenarnya merupakan kegiatan yang cukup mudah dan ringan. hanya menonton televisi yang disiarkan memakai bahasa
Namun, pada kenyataannya jarang sekali dilakukan oleh banyak Indonesia. Ataupun disekolah dasar mereka pun tidak mendapat
siswa. pelajaran bahasa Inggris dan ketika berada di bangku SLTP,
mereka seperti kebingungan dalam mengucapkan, menulis dan
Kegiatan literasi merupakan salah satu program gerakan mendengarkan.
pemerintah yang diterapkan untuk menumbuhkan minat baca
siswa. Namun, pada kenyataannya minat baca siswa masih Langkah yang berikutnya adalah untuk membuat peserta
tergolong rendah dan masih belum membiasakan diri untuk didik terlihat familiar dengan matapelajaran bahasa Inggris
membaca karena faktor kemalasan dari dalam diri dan kurangnya maka saya sebagai guru pengasuh matapelajaran tersebut, harus
kunjungan ke perpustakaan karena terbatasnya pada saat jam selalu memperdengarkan lagu-lagu yang mereka sukai atau
istirahat karena siswa disibukkan dengan jajan di kantin sekolah. film atau drama dengan durasi pendek untuk mendengarkan
pengucapan didalam setiap jam pelajaran bahasa Inggris dengan
Dengan adanya problem di atas, maka SMPK Don Bosco menggunakan laptop dan speaker aktif. Setelah mereka mulai
Atambua menghadirkan pojok baca atau perpustakaan kecil di memahami, maka langkah berikutnya adalah saya memberikan
setiap kelas, mading sekolah, dan kegiatan membaca perikop tugas kepada mereka dengan mendengarkan lagu-lagu dan film
Kitab Suci. Hal ini dibuat untuk memperoleh pengetahuan dan dengan durasi pendek lalu menuliskan kembali kata-kata yang
wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasan tidak familiar atau baru didengar lalu dibahas dikelas. Dan itu
saya lakukan secara rutin pada setiap jam pelajaran saya dikelas.

94 83
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Pada penggunaan cara diatas, setiap siswa kelas VII (tujuh)


yang saya asuh mulai menunjukkan geliatnya untuk belajar OPTIMALISASI LITERASI SEKOLAH
bahasa Inggris dengan menggunakan media elektronik untuk SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
membuat mereka lebih senang dengan cara yang saya terapkan MINAT BACA SISWA
dikelas. Dengan cara ini, sebagian besar siswa mulai menunjukkan Oleh : Noviana Krispina Lake, S.Pd.
minatnya untuk belajar bahasa Inggris dengan cara listening (Guru SMPK Don Bosco Atambua)
(mendengarkan) atau dengan kata lain, mereka menyukai
matapelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan metode
audio-visual dalam proses pembelajaran bahasa Inggris dikelas.
Bahkan, terdapat seorang peserta didik menawarkan kepada saya
sebagai guru untuk membawakan sebuah lagu yang mempunyai
kosakata yang rumit bila didengarkan dengan menggunakan
media laptop dan speaker aktif dan siswa tersebut menuliskannya
P endidikan dapat diperoleh dari lembaga formal maupun
nonformal. Proses Pendidikan secara formal diwujudkan
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Kegiatan pembelajaran
dipapan tulis dan menghilangkan sebagian kata dan siswa yang di kelas merupakan jantung kurikulum. Kegiatan belajar
lain diminta untuk menuliskan kembali kata-kata tersebut, mengajar adalah situasi dimana guru dan siswa melaksanakan
namun, apa yang terjadi? Sungguh menakjubkan! Keseluruhan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu upaya yang
siswa didalam kelas VII (tujuh) tersebut berhasil menjawab dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan
semua kata yang dihilangkan tersebut dengan benar. Saran ilmu pengetahuan dan menciptakan sistem lingkungan dengan
saya buat setiap kepala sekolah agar dapat melakukan berbagai berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar
terobosan dalam proses pembelajaran yaitu penggunaan media secara efektif, efisien, serta dengan hasil yang optimal.
elektronik didalam kelas agar guru tidak monoton bercermah
dan siswa amat monoton dalam mendengar dan mencatat. SMPK Don Bosco Atambua merupakan salah satu lembaga
Metode ceramah dan mencatat serta mendengarkan yang selama Pendidikan yang bernaung pada Yayasan Pendidikan As’tanara
ini dipakai sudah usang. yang berada di Kabupaten Belu, Kecamatan Atambua Barat,
Kelurahan Tulamalae. SMPK Don Bosco memiliki 683 peserta
Saya sebagai penulis berkesimpulan bahwa tak ada yang didik serta guru dan pegawai yang berasal dari berbagai latar
mustahil dalam mengerjakan sesuatu yang baik. Bila dikaitkan belakang. SMPK Don Bosco memiliki Visi Mewujudkan
dengan dunia pendidikan, berbagai macam cara untuk Warga Don Bosco yang Unggul dalam Ilmu dan Iman serta
meningkatkan kualitas pendidikan di Nusa Tenggara Timur sesuai Berprestasi dan Misi Menyiapkan generasi unggul dalam
dengan khususnya disekolah tempat saya mengabdi. Salah satu IPTEK dan dalam terang iman, membentuk SDM yang
terobosan yang dilakukan dalam memajukan pendidikan yaitu berprestasi, kreatif, berkarakter, inovatif, berbasis teknologi,
optimalisasi media elektronik dalam proses pembelajaran dikelas, mengembangkan potensi siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler,
sangat efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan jaman yang meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan melalui

84 93
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Penulis mengajak peserta didik untuk bermain bola yang sudah sudah mengglobal. Hal ini terbukti ketika saya menggunakan
diberi label huruf dan kata. Bola tersebut akan dilempar oleh media elektronik dalam proses pembelajaran bahasa Inggris,
peserta didik yang satu ke peserta didik lainnya. Peserta didik peserta didik yang semula biasa-biasa saja berubah menjadi siswa
yang menerima bola tersebut akan diminta untuk membaca yang pro-aktif dan menyenangkan. Guru yang berdiri didepan
huruf, kata, suku kata, dan kalimat yang telah dipersiapkan oleh kelas harus menjadi pelopor penggerak perubahan dalam proses
penulis. Aktivitas ini sekaligus menjadi “ice breaking” dalam pembelajaran bukan membawa hal-hal yang telah usang untuk
proses pembelajaran di kelas, sehingga hanya dilakukan selama diterapkan kembali dikelas. Hal-hal yang telah usang tentunya
beberapa menit, dan dengan demikian hanya beberapa peserta tidak terlepas dari metode mengajar yang usang contohnya
didik yang mendapatkan giliran. metode ceramah dan memulai memakai metode baru dengan
menempatkan siswa sebagai pusat belajar dikelas. Tentunya
Dari beberapa kiat tersebut, ternyata banyak sekali perubahan
bukan saja baca dan tulis yang diperhatikan bagi siswa tetapi
kemampuan membaca para peserta didik. Jika pada awalnnya
juga pengenalan dan pemahaman akan teknologi pun harus
mereka yang belum mengenal huruf, sekarang mereka sudah
diperhatikan agar setiap siswa tidak ‘GAPTEK’ atau ‘Gagap
bisa mengeja suku kata. Jika pada awalnya mereka belum bisa
Teknologi’.
mengeja suku kata, sekarang mereka sudah bisa membaca kata.
Jika pada awalnya mereka belum bisa membaca kata, sekarang Saya sebagai salah satu guru yang juga salah satu pemerhati
mereka sudah bisa membaca kalimat. pendidikan di Kabupaten Belu, memberikan usul dan saran
agar setiap guru yang mengabdi disetiap sekolah khususnya
Bertolak dari pengalaman tersebut, penulis menyimpulkan
guru bahasa Inggris agar mulai sekarang mengurangi
bahwa kemampuan peserta didik dalam membaca sangat
metode ceramah didalam mengajar dan mulai menempatkan
ditentukan oleh variasi pembelajaran yang dikembangkan oleh
siswa sebagai pusat belajar dan tidak boleh ketinggalan pula
guru. Jika dipetakan dalam persentase, kontribusi guru dalam
menggunakan media teknologi dalam belajar yaitu media belajar
membentuk kemampuan membaca peserta didik berada pada
yang telah direkomendasikan oleh Kementerian Pendidikan dan
kisaran 75-80 %. Kesimpulan yang demikian menjadi landasan
Kebudayaan seperti media elektronik dalam proses pembelajaran
bagi penulis untuk mengajukan saran bagi para guru untuk terus
dalam kelas apalagi siswa sekarang membutuhkan sesuatu yang
berkreasi dalam menciptakan proses pembelajaran yang menarik,
bisa merangsang mereka untuk lebih giat dalam belajar dan siswa
sehingga minat dan kemampuan peserta didik dalam membaca
milenial sudah bosan dengan metode lama (metode ceramah).
dapat semakin bertumbuh.
Media elektronik yang saya gunakan dalam menstimulus siswa
Tanpa memiliki kemampuan membaca, peserta didik kelas tujuh disekolah tempat saya mengabdi, membuat hasil
akan sama dengan prajurit yang maju ke medan perang tanpa belajar yang sebelum saya mengabdi biasa-biasa saja menjadi
membawa senjata. Setiap guru memikul tanggungjawab untuk impresif walaupun diawal-awalnya saya harus berjibaku dengan
memastikan agar ‘senjata’ itu benar-benar dimiliki oleh peserta segala macam keterbatasan yang dimiliki namun saya sebagai
didiknya, sehingga peserta didiknya tidak gugur sia-sia di medan guru pengasuh berinisiatif untuk memulai sendiri dan hasilnya
perang bernama kehidupan. pun sangat impresif.

92 85
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Kedua, penulis memperkaya presensi setiap kali memulai


BERMAIN KARTU HURUF UNTUK dan mengakhiri jam sekolah dengan membaca. Presensi tidak
MELATIH KEMAMPUAN MEMBACA dilakukan dengan membacakan nama setiap peserta didik, tetapi
Oleh : Edelburga Moy Asa, S.Pd. dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
(Guru SDI Motamaro) membaca huruf-huruf vokal dan konsonan, serta membunyikan
suku kata yang telah dipersiapkan pada pajangan kelas. Peserta
didik yang telah mampu membaca huruf dan membunyikan
suku kata dianggap telah mengisi presensi, sedangkan yang
belum mampu, diberi kesempatan mengulang sampai berhasil
membaca huruf dan membunyikan suku kata secara benar.

S etiap guru pasti mengaharapkan peserta didiknya berkembang


secara baik dan mencapai keberhasilan yang optimal dalam
pendidikan. Harapan itu mendorong setiap guru untuk
Ketiga, sebagai kelanjutan dari kiat pertama di atas, penulis
memilih peserta didik dari Kelompok A untuk menjadi “Guru
Kecil” di kelas. Setiap hari, penulis memilih 6 orang sebagai “Guru
melakukan yang terbaik agar kegiatan pembelajaran berhasil Kecil”. Pilihan ini berganti-gantian, sesuai dengan perkembangan
mengantarkan peserta didik ke gerbang kesuksesan. Memilih kemampuan membaca dari seluruh peserta didik di kelas. “Guru
metode atau media pembelajaran yang menarik merupakan Kecil” ini diminta untuk membantu teman-temannya dari
bagian dari upaya tersebut. Kelompok B dan Kelompok C dalam latihan membaca. Selain
Dalam pengalaman penulis sebagai guru Kelas II di SDI sebagai bentuk apresiasi kepada peserta didik yang telah mampu
Motamaro, penulis mendapati bahwa kemampuan peserta membaca, “Guru Kecil” ini juga dimaksudkan sebagai motivasi
didik dalam membaca permulaan masih jauh dari ideal. Masih bagi peserta didik dari Kelompok B dan Kelompok C untuk giat
ada banyak peserta didik yang belum mampu mengenal huruf. belajar, sehingga mereka juga bisa dipilih menjadi “Guru Kecil”.
Seharusnya, kemampuan mengenal huruf sudah dimiliki oleh Keempat, untuk menunjang pemilihan “Guru Kecil”
peserta didik ketika mereka berada di Kelas I. Namun pada sebagaimana telah dijelaskan di atas, penulis menyiapkan jurnal
kenyataannya, hingga duduk di Kelas II pun banyak siswa belum penilaian harian. Peserta didik yang dipercayakan sebagai “Guru
mampu mengenal huruf-huruf. Kecil” adalah mereka yang menunjukkan grafik penilaian
Kondisi ini mengganggu pikiran penulis. Penulis merasa kemampuan membaca yang meningkat setiap harinya. Selain
ditantang untuk mengupayakan solusi dengan memperbaiki itu, jurnal penilaian harian dimaksudkan untuk memudahkan
kondisi tersebut. Penulis mencoba mengubah cara mengajar penulis dalam mengontrol perkembangan kemampuan membaca
peserta didik untuk mengenal huruf, dari semula dengan cara dari peserta didik.
mendikte, ke cara baru melalui penggunaan media. Media yang Kelima, penulis berupaya untuk membuat aktivitas
digunakan adalah kartu huruf. pembelajaran di kelas menjadi seru dan menyenangkan. Contoh
konritnya adalah melalui aktivitas bermain huruf dan kata.

86 91
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

SDK Teun merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Belu. Untuk melaksanakan perubahan cara mengajar tersebut, guru
Sejauh pengalaman penulis sebagai guru di sekolah tersebut, mempersiapkan sendiri media yang akan digunakan. Pertama-
ternyata banyak terdapat peserta didik dengan kemampuan tama, penulis menyiapkan Dos bekas atau Kertas Karton, Kertas
membaca yang rendah. Hal ini terlihat dari kecepatan dan Manila, Lem, Gunting Kertas, dan Spidol. Penulis menggunting
ketepatan peserta didik dalam membaca sebuah teks. Masih kertas manila berbentuk bulat, menyerupai tutupan gelas. Di
terdapat banyak peserta didik yang terbata-bata, bahkan tampak permukaan kertas manila yang telah digunting itu, penulis
tidak dapat berbuat apa-apa, di hadapan sebuah teks bacaan. Hal menuliskan huruf (satu kartu untuk satu huruf ). Dengan
ini sangat menghambat proses pembelajaran yang telah dirancang menggunakan lem, penulis kemudian menempelkan kartu yang
oleh guru sesuai dengan kalender akademik sekolah. telah ditulis dengan huruf itu pada Dos bekas yang juga telah
digunting dengan bentuk kotak. Hal ini dimaksudkan agar kartu
Di hadapan masalah yang demikian, penulis berupaya untuk
huruf tersebut lebih tebal sehingga tidak mudah sobek dan bisa
mencari cara penyelesaian sesuai dengan kemampuan terbaik
lebih bertahan lama.
yang dapat diupayakan. Berdasarkan reefleksi penulis, rendahnya
kemampuan peserta didik dalam membaca disebabkan oleh Setelah menyiapkan media kartu huruf, penulis menggunakan
metode pengajaran yang kurang menarik dan cenderung kartu huruf tersebut untuk pembelajaran di kelas sebagai alat
membuat peserta didik merasa diri rendah. Aktivitas membaca bermain peran dan tebak kata. Dalam bermain peran, misalnya,
lekas menjadi hal yang membosankan, bahkan ditakuti oleh penulis memilih lima anak untuk mengambil dan menyusun
peserta didik. Akibatnya, minat belajar peserta didik menjadi kata ‘BUNDA’ dengan menggunakan kartu huruf. Susunan yang
menurun. telah dibuat itu kemudian ditunjukkan kepada semua peserta
didik di kelas. Jika susunan itu salah, peserta didik yang ada
Dari refleksi tersebut, penulis kemudian mencoba menerapkan
diminta untuk memperbaiki susunan tersebut. Dalam bermain
beberapa kiat praktis untuk menumbuhkan minat dan
tebak kata, misalnya, penulis menyiapkan susunan huruf-
kemampuan peserta didik dalam membaca, sebagai berikut.
huruf yang membentuk kata ‘KATAK, namun penulis sengaja
Pertama, dalam mengajarkan peserta didik untuk memiliki menghilangkan huruf ‘A’ dan huruf ‘T’, lalu membiarkan peserta
kemampuan membaca, penulis membentuk kelompok- didik mencari huruf-huruf tersebut pada tumpukan kertas huruf,
kelompok berdasarkan tingkat kemampuan peserta didik dalam dan memasangnya pada posisi yang benar.
membaca. Pada umumnya terdapat tiga kelompok. Kelompok
Permainan-permainan tersebut berhasil membuat proses
A berisi peserta didik yang memiliki kemampuan membaca
pembelajaran di kelas menjadi seru dan menarik. Peserta didik
baik; Kelompok B untuk yang kemampuan membacanya
didorong untuk menjadi aktif selama proses pembelajaran.
sedang; dan Kelompok C untuk yang memiliki kemampuan
Dengan itu, peserta didik tidak menjadi obyek, tetapi menjadi
rendah. Pengelompokan tersebut menjadi acuan bagi penulis
subyek dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik terdorong
untuk mengintensifkan pendampingan sesuai dengan tingkat
untuk menemukan dan menghasilkan pengetahuan dalam
kemampuan membaca peserta didik.
tingkatan yang sederhana, melalui permainan kartu huruf.

90 87
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Hasil dari perubahan cara mengajar yang demikian juga


berpengaruh terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Secara BANGKITKAN KEMAMPUAN
perlahan-lahan, peserta didik mulai mengenali huruf-huruf dan MEMBACA ANAK DI KELAS
menyusun huruf-huruf tersebut menjadi kata-kata tertentu. Jadi, Oleh : Oksilia M. N. Asa, S.Pd.
selain belajar mengenali huruf, peserta didik sudah diarahkan (Guru SDK Teun)
untuk mengenali kata. Dengan media yang sederhana, seperti
kartu huruf tersebut, penulis berhasil membantu peserta didik
Kelas II SDI Motamaro dalam belajar membaca.
Berdasarkan pengalaman ini, penulis menyarankan kepada
para guru untuk kreatif memanfaatkan hal-hal sederhana yang
ada di lingkungan sebagai media pembelajaran. Media kartu huruf
yang penulis rancang justru dibuat dengan menggunakan bahan-
bahan sederhana (bahkan bahan bekas). Penulis yakin, dengan
P endidikan tak dapat dilepaskan dari literasi. Bahkan,
jika diperhatikan secara saksama, literasi merupakan isi
dari pendidikan. Menurut KBBI, literasi berkaitan dengan
kreativitas yang ada, para guru dapat menciptakan media-media kemampuan membaca dan menulis. Dua hal ini merupakan
pembelajaran yang jauh lebih bagus, untuk membantu peserta kemampuan utama yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik,
didik dalam memahami materi pelajaran. Jadi, selain mengajar, mulai dari tingkat yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
guru juga perlu belajar, agar kemampuan dan profesionalitasnya Secara sederhana dapat dikatakan bahwa membaca dan
dalam mengajar semakin berkembang. menulis merupakan dua jenis aktivitas pengetahuan yang saling
terkait. Jika membaca dapat diartikan sebagai cara memperoleh
pengetahuan, maka menulis menjadi cara untuk menyampaikan
pengetahuan. Untuk dapat menulis, setiap peserta didik harus
mampu membaca dengan baik. Dua hal itu, yakni memperoleh
dan menyampaikan pengetahuan, merupakan inti dari
pendidikan.
Dalam mencapai kondisi ideal tersebut, dibutuhkan
perjuangan yang keras, baik dari peserta didik, orang tua, dan
guru. Akibat dari persepsi yang keliru dari masyarakat, guru
masih diposisikan sebagai penanggungjawab utama dalam
pemenuhan kebutuhan anak dalam hal pendidikan. Oleh karena
itu, guru perlu memikirkan dan menggunakan berbagai macam
cara guna menuntun peserta didik menuju keberhasilan dalam
pendidikan.

88 89
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

kelompoknya. Guru juga harus mencukupi fasilitas untuk


mempermudah siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian, TINGKATKAN MINAT BELAJAR
materi yang sulit dapat dipelajari oleh para siswa dengan cara PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
yang lebih menyenangkan. DENGAN MEDIA CERITA
BERGAMBAR
Oleh : Lusia Kolo, S.AG.
(Guru SDI Haliulun)

P endidikan merupakan salah satu unsur penting bagi


keberlangsungan hidup setiap warga negara Indonesia,
karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan
juga merupakan jalan untuk mewujudkan tujuan dari negara
Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan setiap warga yang
berada di negara ini. Di tengah lajunya pembangunan yang
ada, masih saja menghadapi masalah berat, dalam hal kualitas
Pendidikan. Hal ini terjadi karena minimnya minat baca.
Minimnua minat baca menyebabkan ketertinggalan pengetahuan
dan informasi. Hal ini yang terjadi pada siswa-siswi sekarang.
Banyak siswa-siswi tidak memahami materi pelajaran karena
belum bisa membaca dan memahami bacaan.
Lingkungan sekolah merupakan wadah yang sangat strategis
untuk meningkatkan kebiasaan membaca. Kegiatan membaca
sudah semestinya merupakan aktivitas rutin sehari-hari bagi
siswa-siswi untuk memperoleh pengetahuan dan informasi.
Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab merencanakan
dan melaksanakan pengajaran dalam proses belajar mengajar,
sehingga sebagai tenaga professional harus memiliki kemampuan

112 97
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

mengaplikasikan berbagai teori belajar dalam bidang pengajaran, suatu rangkaian dan dapat digunakan untuk mengetahui sebuah
kemampuan memilih dan menerapakan metode pengajaran yang hambatan listrik tanpa harus menggunakan alat yang dinamakan
efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi Multimeter. Selain itu materi tentang hukum ohm ini sangat
aktif dan kemampuan membuat suasan belajar yang berguna khususnya yang mendalami kelistrikan. Karena dengan
menyenangkan demi menunjang tercapainya tujuan pendidikan. adanya hukum ohm dan kita dapat mengerti tentang kelistrikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin Untuk itu kita harus mempelajari lebih dalam tentang Hukum
mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam proses belajar. Ohm dengan cara mempraktekkannya dalam percobaan dengan
Oleh karena itu, guru dituntut agar mampu menggunakan alat- aplikasi simulasi.
alat yang disediakan oleh sekolah. Selain itu, guru juga dituntut Alat alat yang digunakan untuk mempraktek rangkaian listrik
untuk dapat mengembangkan keterampilan dengan membuat adalah Baterai sebagai sumber listrik, Kabel sebagai penghantar
media pembelajaran sendiri untuk dipergunakan dalam arus, Fiting sebagai dudukan bola lampu, Saklar sebagai alat
pembelajaran. menghubunkan arus dan memutuskan arus, dan Bola lampu
Rendahnya minat baca pada siswa-siswi berpengaruh pada untuk mengubah arus menjadi teran
kegiatan pembelajaran di kelas, khususnya pada pelajaran Agama Adapun cara membuat rangkaian paralel atau rangkaian seri
Katolik. Siswa-siswi belum mampu menyerap materi pelajaran adalah sebagai berikut. Masukkan baterai ke tempat baterai,
secara optimal. Banyak siswa-siswi mengalami kesulitan ketika kemudian rangkaikan kabel dan lampu secara saling berhubungan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, contohnya pada satu sisi. Kabel yang ada kemudian dihubugkan ke salah
menyelesaikan soal-soal latihan dan soal evaluasi belajar. Siswa satu kutub baterai. Selanjutnya pada masing-masing sisi kabel
tidak dapat menjawab pertanyaan secara benar, dan malah merasa yang lain dihubungkan ke masing-masing saklar.
tertekan, karena tidak memahami pertanyaan akibat dari belum
Dalam mengajar materi tentang Hukum Ohm, guru
bisa membaca.
melakukan praktik siswa. Hasil praktek di bawah ini dipakai
Dalam proses belajar di kelas, banyak siswa-siswi yang untuk pertimbangan dalam memilih metode mengajar yang
saling mengganggu teman-temannya, sehingga suasana kelas sesuai dalam pembelajaran IPA. Dengan media pendidikan yaitu
menjadi ribut. Ketika diberi tugas, hanya siswa tertentu saja demonstrasi siswa dapat terlibat langsung dapat menimbulkan
yang memahami materi, sedangkan kebanyakan siswa megalami rasa ingin tahu juga dapat mendorong motifasi belajar mereka.
kesulitan menerima materi yang diberikan oleh guru. Kesulitan Dalam mengajar materi Hukum Ohm, guru mencari solusi
siswa dalam menerima materi disebabkan juga karena tidak agar siswa lebih memahami materi yang diajarkan, dengan
adanya persiapan media oleh guru. Karena itu dalam Pelajaran mengati teori menjadi praktek. Guru memberi contoh dengan
Agama Katolik, media cerita bergambar menjadi salah satu salah satu siswa didepan kelas dalam percobaan praktek
sarana yang dapat digunakan untuk memberikan materi yang akan dilakukan terlebih dahulu sehigga siswa dapat
pembelajaran dan memudahkan siswa untuk memahami materi, memahami terlebih dahulu sebelum bekerja sama dengan teman

98 111
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

yang disampaikan dengan menstimulasi siswa untuk melihat


UPAYA MENINGKATKAN HASIL dan membaca isi cerita dan gambar.
BELAJAR SISWA MELALUI Media adalah alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari
METODE DEMONSTRASI bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
Oleh : Jose Saldanha, S.Pd. yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media
(Guru SDN Haekriit)
merupakan alat yang membantu dalam keperluan dan aktivitas,
di mana sifatnya dapat mempermudah bagi siapa saja yang
memanfaatkannya. Media cerita bergambar adalah cerita dalam
bentuk teks narasi atau kata-kata dan gambar yang menyatu
dalam keterpaduan sehingga ilustrasi tersebut menggambarkan
keseluruhan alur narasi yang disajikan.
R angkaian listrik sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Tanpa adanya suatu rangkaian listrik yang lengkap,
kita tidak mungkin dapat menikmati fasilitas dari listrik. Hukum
Dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan menggunakan
media cerita bergambar perlu adanya langkah-langkah persiapan.
Ohm merupakan suatu hukum yang berperan dalam suatu Pertama-tama, guru merencanakan dan menyiapkan materi
rangkaian listrik, baik dalam bentuk rangkaian seri, paralel, pembelajaran atau bahan ajar. Sebelum memulai kegiatan
maupun rangkaian campuran. Hukum Ohm mengatakan bahwa pembelajaran, guru perlu membuat suatu rencana yang bertujuan
besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang sesuai dengan
beda potensial (tegangan). tujuan pembelajaran yang mau dicapai siswa. Guru perlu
Untuk menemukan hubungan di antara istilah-istilah yang menyiapkan perangkat mengajar yang sesuai dengan materi
ada dalam sebuah rangkaian listrik diperlukan sebuah praktikum ajar, termasuk media pembelajaran. Persiapan ini termasuk
yang dapat membuktikannya. Dalam praktikum kita harus juga merumuskan tujuan pembelajaran yang perlu dicapai.
membutuhkan beberapa alat pendukung untuk membuktinya. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai harus bisa sampai ke
Namun kendala ketersediaan alat pendukung dan resiko siswa, supaya siswa menyadari alasan mengapa mereka harus
tersengat listrik menjadi masalah bagi kita untuk memprakteknya mempelajari topik-topik yang sedang dibahas dalam setiap
bahkan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Dalam hal ini pertemuan pembelajaran.
kita membutuhkan alat berbasis simulasi yang lebih efisien dan Hal yang juga perlu dilakukan oleh guru adalah mempersiapkan
mudah. Simulasi bisa diartikan sebagai alat peraga yang lebih situasi kelas yang nyaman dan menyenangkan. Suasana belajar
efisien dan akurat. yang tenang dan kondusif merupakan faktor yang menunjang
Dengan melakukan simulasi ini kita dapat mengetahui dan fokus belajar siswa dan efektitivitas mengajar guru. Dalam
mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus pada menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan peran guru
yang dibutuhkan adalah memahami kondisi sosial anak.
Senyuman dan keramahan seorang guru memberikan motivasi

110 99
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dan semangat belajar bagi siswa-siswi dan juga terciptanya Dengan langkah-langkah tersebut, ternyata terjadi perubahan
suasana pembelajaran yang menyenangkan. yang baik. Siswa yang semula tidak memiliki minat membaca
mulai berminat membaca. Dimulai dari membaca buku pada
Dalam menggunakan media cerita bergambar, siswa-siswa
saat pelajaran, sampai saat ini lebih banyak siswa yang gemar
dikondisikan dalam bentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri
membaca buku. Hal terpenting yang harus terus dilakukan ke
dari 4 sampai 5 orang. Guru menyiapkan dan menggunakan cerita
depannya adalah memperkuat kegemaran membaca tersebut
bergambar yang sesuai dengan materi pembelajaran. Guru dapat
dengan beragam kegiatan membaca yang kreatif dan menarik.
menyiapkan media belajar dengan mengambil cerita bergambar
dari internet atau menyiapkan cerita bergambar secara manual Menurut penulis, salah satu cara yang baik adalah menyediakan
pada buku atau kertas lalu dibagikan pada siswa atau juga bisa taman baca di lingkungan sekolah, agar saat siswa bosan
belajar dalam kelas, siswa bisa membaca buku di taman baca di
menayangkan video dan gambar disertakan dengan keterangan
gambar. Misalnya, pada materi tentang Keanekaragaman dan lingkungan sekolah. Untuk mewujudkan harapan tersebut, tentu
Kesatuan Bangsa Indonesia, guru menampilkan gambar-gambar dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, sehingga minat baca
siswa dapat terus bertumbuh.
keanekaragaman, seperti gambar pakaian adat, tempat-tempat
ibadat sesuai agama dan keyakinan, rumah adat, tarian tradisional
dan lainnya.
Dalam pengalaman penulis menggunakan media cerita
bergambar dalam pelajaran Agama Katolik di Kelas VI SDI
Haliulun, tampak siswa-siswi begitu antusias dan memperhatikan
dengan seksama gambar-gambar yang ditayangkan dan berusaha
untuk membaca setiap tulisan yang tertera pada gambar. Mereka
menjadi semangat ketika guru mulai mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang berhubungan dengan gambar. Siswa-siswi yang
tadinya tidak mempunyai minat membaca, dengan melihat
gambar, langsung tertarik, merasa penasaran dan timbul rasa
ingin tahu dengan situasi atau peristiwa yang terjadi pada gambar.
Melalui media cerita bergambar, siswa -siswi lebih antusias untuk
bertanya dan mampu menceritakan kembali pesan atau perkataan
yang disampaikan oleh guru.
Peranan media cerita bergambar dalam desain pengembangan
bahan ajar memperjelas pesan-pesan yang abstrak, menarik
perhatian, dan menimbulkan motivasi siswa-siswi, serta gairah
untuk belajar, memungkinkan siswa dapat belajar mandiri,

100 109
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Dukungan dan motivasi diri dari berbagai pihak untuk dan memberi rangsangan bagi siswa-siswi dalam proses
menumbuhkan minat baca dalam diri para siswa amat pembelajaran. Dalam pembelajaran Agama Katolik, media cerita
dibutuhkan, terutama dari guru dan orang tua siswa. Banyak bergambar memiliki peran dalam menyalurkan pesan dari Allah
cara membiasakan diri pada seorang siswa dalam membaca, sehingga meransang perhatian, minat, perasaan, dan pikiran
misalnya dengan mengoleksi buku buku bacaan atau cerita peserta didik, dengan maksud agar mereka menjadi semakin
yang berhubungan dengan pengetahuan. Selain itu untuk beriman kepada Tuhan. Penerapan media cerita bergambar dalam
meningkatkan minat bacadi kalangan siswa ada beberapa hal pembelajaran Agama Katolik mengantar siswa-siswi untuk lebih
yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa itu sendiri. antusias belajar, sehingga terlihat jelas pada perubahan tingkah
laku yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kondisi minat baca siswa SMP Kimbana sangat menurun.
Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis memanfaatkan buku Hasil belajar siswa setelah menggunakan media ceritera
yang tersedia di perpustakaan sekolah. Setiap kali melakukan bergambar sangat memuaskan. Siswa-siswi yang kurang aktif
aktivitas belajar-mengajar di kelas, penulis meminta para siswa menjadi aktif dan lebih bersemangat dalam pembelajaran
untuk mengambil dan membagikan buku di perpustakaan khususnya pada Pelajaran Agama Katolik. Pemanfaatan media
kepada setiap siswa. Penulis kemudian meminta para siswa untuk cerita bergambar dalam pembelajaran Agama Katolik di sekolah
membaca buku yang dibagikan tersebut, sesuai dengan materi khususnya di SDI Haliulun sangat diyakini tepat karena dapat
pelajaran yang sedang dibahas. Untuk memancing keseriusan menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai kepada peserta
membaca, guru memberikan beberapa pertanyaan yang dapat di didik atau siswa-siswi.
ambil dari dalam buku yang siswa baca. Dari pengalaman yang Adapun hasil dari penggunaan media cerita bergambar yang
terjadi, ternyata ada siswa yang aktif menjawab pertanyaan dan
didapatkan dapat berupa tumbuh minat baca bagi peserta
lebih banyak siswa yang tidak aktif menjawab pertanyaan.
didik untuk membaca, tercapainya tujuan pembelajaran yang
Penulis mengamati bahwa ada siswa tidak bisa membaca efektif dan efisien, memperjelas materi yang absrak menjadi
sendiri tanpa dituntun oleh guru. Oleh karena itu, penulis terus konkrit, menarik dan memusatkan perhatian para siswa-siswi,
mengontrol siswa di dalam kelas untuk melihat siswa membaca memberikan kejelasan agar pengetahuan mudah dipahami, serta
buku. Setiap kali mendapati siswa yang tidak bisa membaca, memberikan motivasi dan stimulasi untuk belajar.
penulis akan mendampinginya secara lebih intens. Dengan Penggunaan media cerita bergambar sangat berguna dalam
cara itu, siswa menjadi aktif dalam membaca. Pertanyaan
setiap pembelajaran, khususnya dalam Pelajaran Agama Katolik.
yang diberikan oleh penulis juga dapat dijawab dengan baik
Media cerita bergambar dalam pembelajaran Agama Media
dan benar. Selanjutnya, penulis juga mewajibkan para siswa
cerita bergambar dalam pembelajaran Agama Katolik dipahami
membuat ringkasan materi yang telah dipelajarinya. Ringkasan
sebagai salah satu media yang dapat menyalurkan pesan
itu kemudian dipajang secara rapih pada media papan informasi
atau bahan pembelajaran sehingga dapat menarik maupun
yang tersedia di kelas.
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa siswi
dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, sebagai insan

108 101
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

professional, guru harus lebih efektif menggunakan media


cerita bergambar sehingga anak-anak mempunyai minat untuk MENINGKATKAN MINAT
membaca buku, terampil bercerita, dan mampu memahami BACA BAGI SISWA/I
materi pembelajaran. Oleh : Juliana Sen, S.Pd.
(Guru SMPN Kimbana)

M embaca merupakan salah satu cara untuk mendapatkan


informasi dari sesuatu yang ditulis. Semakin banyak
membaca semakun banyak pula informasi yang kita dapatkan,
Banyak orang menyatakan bahwa buku merupakan jendela
dunia. Mengapa demikian? Karena buku itu semdiri dapat
membuka wawasan yang sangat luas, tidak hanya informasi yang
ada dalam negeri, melainkan informasi tentang dunia, bahkan
alam semesta.
Pada zaman sekarang ini jarang kita temukan siswa yang
gemar membaca. Kebanyakan dari mereka lebih memilih
bermain facebook, game, dan lain-lain. Walau demikian, masih
ada sebagian dari mereka yang gemar membaca dan masih dapat
memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat seperti
membaca atau belajar.
Secara umum terdapat dua bagian yang mempengaruhi tinggi
rendahnya minat baca siswa yaitu faktor internal dan external.
Faktor internal berasal dari dalam diri siswa seperti pebawaan,
kebiasaan, dan ekspresi diri. Sementra itu, faktor external berasal
dari luar diri siswa atau lingkugan, baik dari lingkungan keluarga
maupun lingkungan sekolah. Kedua faktor ini mempengaruhi
adanya motivasi kemauan dan kecenderungan untuk selalu
membaca.

102 107
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Dari cara yang saya gunakan ada perubahan yang terjadi pada
siswa pada pelajaran IPA dan mendapatkan hasil yang lebih baik. CARA MUDAH GURU MENGATASI
Hal ini menunjukan bahwa mengajar pada hakekatnya adalah KEJENUHAN BELAJAR DI KELAS
membentuk suatu kebiasaan, sehingga melalui pengulangan- Oleh : Teresiana Elisabeth M. Pama, S.Pd.
pengulangan siswa akan melakukan sesuatu dengan baik. (Guru SMPN Kimbana)
Guru harus memiliki ide-ide yang luar biasa untuk mengatasi
kejenuhan belajar pada siswa.

A pakah kamu merasa jenuh saat belajar? Sebagai seorang guru


saya menjawab “ya” karena setiap orang pasti memiliki rasa
jenuh atau bosan jika belajar terus menerus. Belajar hal-hal yang
sama setiap haripun pasti merasa bosan. Sebagai guru yang kreatif
harus meunculkan ide baru untuk menekan kejenuhan siswa.
Secara umum kejenuhan belajar atau learning plateu adalah
kondisi emosional yang terjadi pada seseorang ketika merasa
lelah atau bosan akibat meningkatnya tuntutan belajar sehingga
kurang bergairah, kurang antusias, atau tidak mempunyai
ketertarikan dalam melakukan aktivitas belajar. Menurut
Ahmadi dan Sipriyono (1991), kejenuhan belajar adalah kondisi
emosional ketika seseorang merasa lelah dan jenuh secara mental
atau fisik sebagai akibat tuntutan belajar yang meningkat.
Ada beberapa aspek yang menyebabkan adanya kejenuhan
dalam belajar. Pertama, kelelahan emosional yang disebabkan
oleh tuntutan yang berlebihan yang bisa menyebabkan depresi,
rasa sedih, ketakutan yang tidak mendasar dan kecemasan.
Kedua, kelelahan fisik yang ditandai dengan sakit kepala, mual,
susah tidur dan kurangnya napsu makan. Ketiga, kelelahan
kognitif yang ditandai dengan tidak mampu berkonsentrasi,
mudah lupa dan kesulitan mengambil keputusan. Keempat,

106 103
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

kehilangan motivasi ditandai dengan hilangnya idealisme dan kondisi kurang baik yang bisa menyebabkan kejenuhan pada
kehilangan semangat. anak. Sebagai guru, kita tidak mungkin membiarkan hal ini
terjadi terus menerus. Cara mengatasi kejenuhan siswa saat
Salah satu problem yang terjadi yang sedang dihadapi guru
belajar IPA di kelas antara lain sebagai berikut. Pertama,
di sekolah adalah kejenuhan siswa dalam pembelajaran di
mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa, karena berdoa
kelas. Kejenuhan belajar mempengaruhi jalannya proses belajar
mampu menggerakan hati masing-masing agar tetap semangat
mengajar antara lain banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa
dalam belajar. Hal yang kedua mengubah posisi tempat duduk.
dan tingginya absensi. Bentuk yang paling dapat diamati dari
kejenuhan tersebut adalah kurang aktifnya siswa dalam proses Kita bisa mengubah posisi tempat duduk tiap anak setiap dua
KBM di kelas. Hal itu di pengaruhi oleh banyak faktor. Salah minggu supaya anak bisa beradaptasi dengan teman-teman lain.
Yang ketiga, menggunakan metode belajar yang bervariasi. Yang
satunya adalah srategi pembelajaran yang kurang menarik bagi
siswa. Siswa yang cenderung datang duduk diam, mendengarkan, keempat, mengadakan outing class. Guru perlu mengajak anak-
kemudian diberi tugas untuk mengerjakan evaluasi, memberikan anak belajar di luar kelas dengan cara melihat dan mengamati
pemandangan lingkungan dan alam, selain mengunjungi tempat-
dampak kejenuhan bagi siswa sehingga pola pikir siswa tidak
tempat edukasi. Yang kelima, melakukan pendekatan terhadap
dapat maju dan berkembang.
anak, yang memudahkan guru memberikan pengarahan kepada
Salah satu mata pelajaran yang menurut siswa menjenuhkan siswa untuk berpikir positif. Yang terakhir adalah merefleksi diri.
adalah mata pelajaran IPA. Menurut mereka pada mata pelajaran Sebagai guru perlu sadar bahwa kita kurang bisa membawa anak-
IPA menyajikan banyak hafalan, di antaranya rumus-rumus anak menuju suasana belajar yang menyenangkan dan perlu
fisika dan penyelesaiannya yang terlalu rumit, rumus-rumus dikembangkan supaya menjadi pengajar yang disukai anak.
kimia, bahkan bagian boilogi yang harus menghafal nama nama
Kejenuhan belajar merupakan suatu problem yang sedang kita
tumbuhan, dan hewan dalam Bahasa Latin. Akibatnya, mereka
suka mencari-cari alasan ketika pembelajaran sedang berlangsung. hadapi di setiap sekolah, khususnya di SMPN Kimbana pada
Di antaranya ijin ke toilet, ijin buang sampah, dll. matapelajaran IPA, yang menyebabkan kondisi pembelajaran
di kelas tidak berjalan dengan baik. Banyak fakor yang
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kejenuhan mempengaruhi terjadinya kejenuhan tersebut, di antaranya
dalam pembelajaran IPA yang dialami siswa, termasuk adalah metode mengajar yang digunakan oleh guru. Selain itu
penggunaan metode mengajar. Metode mengajar yang digunakan ada juga beberapa aspek penyebab siswa jenuh belajar yaitu
oleh guru tidak disukai oleh siswa, media pembelajaran yang kelelahan emosional, kelelahan fisik, kelelahan kognitif, dan
tidak mendukung, serta saat mengajar guru terlalu monoton kehilangan motivasi. Faktor dan aspek yang terjadi biasa diatasi
kepada siswa tanpa adanya relaksasi dalam belajar. dengan cara mengawali pembelajaran dengan berdoa, mengubah
Semua orang tua maupun guru pasti mengharapkan yang tempat duduk, menggunakan metode pebelajaran bervariasi,
terbaik untuk anak-anak dalam belajar. Namun terkadang mengadakan outing class, dan melakukan pendekatan terhadap
anak.

104 105
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

pada bagian akhir kalimat, (3) kata ganti orang pada bagian
kalimat yang dikutip diganti dengan kata ganti orang ketiga, (4) CARA MUDAH MENGATASI
berkata lugas misalnya bahwa, sebab, untuk, supaya, dan (5) SISWA NAKAL DI KELAS
hanya berbentuk kalimat berita. Oleh : Juvinal Soares De Deus, S.Pd.
(Guru SMP Negeri Raimanuk)
Untuk lebih jelas, dapat diperhatikan contoh di bawah ini.
Bentuk pertama adalah teks wawancara, sedangkan bentuk kedua
adalah teks narasi.
Bentuk Pertama.
Wartawan : “Wahhhh, hebat ! Adik telah berhasil menjadi

Pelajar :
Juara Pertama Lomba Mengarang”.
“Terimakasih.” S iswa merupakan salah satu subyek pendidikan utama di
sekolah. Tanpa siswa, guru tidak dapat mengajar atau
melakukan tugas pokoknya sebagai seorang guru. Setiap sekolah
Wartawan : “Berapa lama Adik mempersiapkan diri untuk berharap dapat menciptakan siswa yang berkwalitas, beriman,
lomba ini? dan bertakwa. Namun untuk mendapat siswa yang berkwalitas,
Pelajar : “Yahhh, kira- kira 1 tahun.” beriman, dan bertakwa, tentu butuh kerja keras dari elemen-
elemen terkait untuk membentuk karakater siswa yang baik.
Karakter baik akan menghasilkan output yang baik pula. Untuk
Bentuk Kedua. menghasilkan output yang baik, tentu membutuhkan peran aktif
dari seluruh komponen seperti orang tua, guru, pemerintah.
“Seorang pelajar telah berhasil menjadi Juara Pertama Lomba
Mengarang. Hingga berhasil menjadi juara, ia mempersiapkan Kenakalan siswa (Juvenile delinauencv) adalah tingkah laku
dirinya selama 1 tahun.” atau perbuatan yang berlawanan dengan hukum yang berlaku
yang dilakukan oleh anak-anak antara umur 10 tahun sampai
Contoh di atas dapat menjelaskan bahwa dengan mengubah
umur 18 tahun. Kenakalan siswa merupakan hal yang lumrah
teks wawancara menjadi teks narasi, peserta didik dapat
terjadi hampir di setiap generasiPada tulisan ini penulis ingin
mengalami beberapa pengalaman belajar sekaligus, mulai dari
membahas secara khusus mengenai kenakalan-kenakalan siswa
belajar membaca dan menulis, juga belajar tentang kalimat
yang penulis alami di Sekolah, khususnya ketika mengajar
langsung dan kalimat tidak langsung. Hal ini menunjukkan
di kelas, serta penulis menawarkan solusi sederhana dalam
bahwa dalam satu kegiatan pembelajaran, guru dapat melatih
mengatasinya.
peserta didik untuk memiliki beberapa kemampuan dasar literasi.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kenakalan siswa
Berdasarkan deskripsi di atas, penulis berharap agar
di kelas. Pertama, Kurang adanya perhatian dari orang tua,
para guru sebagai penggerak literasi di sekolah perlu
guru wali kelas maupun orang-orang di sekelilingnya. Siswa

128 113
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

yang kurang mendapat perhatian dari orang terdekatnya Bagaimana tidak, untuk dapat menuliskan teks narasi, peserta
biasanya paling menonjol dengan menunjukkan tingkah laku didik dikondisikan untuk memahami teks wawancara secara
yang aneh agar ia diperhatikan. Kedua, Siswa yang umurnya baik. Dalam menulis teks narasi, peserta didik juga harus
lebih tua dari siswa lainnya . Siswa yang umurnya lebih tua membaca kembali teks wawancara, sehingga teks narasi yang
biasanya menganggap diri paling kuat sehingga dia melakukan dihasilkan tidak bertentangan atau mereduksi isi teks wawancara
perudungan dan kekerasan terhadap siswa yang lebih lemah sebagai sumber utamanya. Peserta didik dituntut untuk teliti
darinya. Ketiga, Salah pergaulan. Siswa yang mudah bergaul memperhatikan apa yang dibaca (teks wawancara) dan apa yang
dengan orang yang tidak sekolah biasanya bersikap tidak sopan dituliskannya (teks narasi).
baik terhadap temannya maupun guru. Keempat, Kurangnya
Ketelitian itu dapat terlihat dan dipastikan dari keseriusan
minat siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu. Siswa yang
peserta didik dalam mencatat poin-poin pokok yang
minat belajarnya rendah biasanya nakal dan susah diatur.
diperolehnya dari membaca teks wawancara. Poin-poin pokok
Ada beberapa cara sederhana yang penulis terapkan untuk tersebut kemudian dihubungkan satu dengan yang lainnya
mengatasi kenakalan siswa di kelas ketika proses belajar mengajar secara berurutan, sehingga dapat dihasilkan sebuah teks narasi
berlangsung. Dari cara-cara sederhana ini, penulis mendapat yang runut dan tuntas. Hubungan itu dapat dilakukan dengan
beberapa perubahan karakter pada diri siswa, di mana siswa yang menggunakan kata-kata kunci tertentu, atau dengan membuat
bersangkutan mulai terlibat aktif dalam proses belajar mengajar pengantar singkat. Contoh kata kunci yang digunakan, misalnya
di kelas serta semakin sadar akan tugas dan tanggung jawabnya ‘selanjutnya’; ‘kemudian’; atau ‘akhirnya’. Sementara itu contoh
sebagai siswa. pengantar yang digunakan misalnya ‘bertolak dari pernyataan
sebelumnya, narasumber mengatakan demikian’; ‘untuk
Pertama, mencoba untuk mendekati dan menjadi teman
mempertegas hal ini, narasumber melanjutkan penjelasannya
atau sahabat berbagi, dengan menjadi sahabat maka siswa
sebagai berikut’.
yang bersangkutan akan merasa diperhatikan. Kedua, Jangan
menegur dengan kata-kata kasar, apalagi memberikan label- Dalam mengubah teks wawancaran menjadi teks narasi,
label aneh (kata-kata negatif ) di depan umum atau di depan peserta didik juga berlatih memahami perbedaan antara kalimat
teman-temannya karena dengan seperti itu akan memunculkan langsung dan kalimat tidak langsung. Pada umumnya, teks
rasa benci siswa kepada kita. Ketiga, Jangan menuntut siswa wawancara selalu menggunakan kalimat langsung. Adapun cirri-
untuk melakukan sesuatu sesuai kehendak kita. Keempat, ciri kalimat langsung di antaranya (1) menggunakan tanda petik
Memberi pujian kepada mereka ketika mereka melakukan hal (‘’…. “), (2) intonasi bagian yang dikutip lebih tinggi daripada
positif. Kelima, Memberikan teladan yang baik, karena untuk bagian lain, (3) kata ganti orang pada bagian kalimat yang dikutip
membentuk pribadi siswa yang baik, sopan dan mengikuti aturan tetap, (4) tidak berkata lugas, dan (5) kalimat yang diberi tanda
tidak cukup hanya dengan memberi nasehat saja. Keenam, petik bisa berbentuk kalimat berita, kalimat tanya, atau kalimat
Mendoakan siswa. Selain langkah-langkah konkrit yang dilihat perintah. Sebaliknya, ciri-ciri kalimat tidak langsung antara lain
siswa, mendoakan siswa yang nakal agar menjadi baik karena (1) tidak bertanda petik, (2) intonasi mendatar dan menurun

114 127
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

diarahkan untuk menuliskan kembali isi teks wawancara tersebut dengan mendoakan siswa akan membuat kita lebih sabar dalam
dalam bentuk teks narasi. menghadapi kenakalan siswa.
Teks wawancara merupakan bentuk penyajian informasi yang Dalam pengalaman penulis, ada beberapa siswa di SMPN
diperoleh melalui aktivitas tanya-jawab antara pewawancara Raimanuk yang sangat nakal di kelas, seperti membuat
dengan orang yang diwawancarai (nara sumber) tentang suatu keributan, mengganggu teman yang sedang belajar, menjawab
tema atau hal tertentu. Teks wawancara biasanya terdiri dari guru dengan bahasa yang tidak sopan, suka alpa, dan lain
pertanyaan dan jawaban wawancara yang disusun secara terpisah sebagainya. Kenakalan yang demikian membuat hampir setiap
satu sama lain, misalnya, dalam bentuk penomoran daftar guru mengeluhkan hal yang sama seperti yang dialami oleh
pertanyaan dan jawaban. Dengan demikian, setiap bagian dari penulis. Untuk mengatasinya, penulis pernah menggunakan
teks wawancara dapat dibaca secara terpisah, karena di dalamnya segala macam cara. Namun hasilnya nihil. Perubahan baru
terdapat informasi yang spesifik tentang suatu tema tertentu. terjadi, ketika penulis menerapkan cara-cara sederhana yang
telah penulis jelaskan di atas. Para siswa yang nakal tersebut
Guna menghindari keterputusan rangkaian informasi, teks
mulai sadar dan terlibat aktif dalam setiap kegiatan baik disaat
wawancara perlu disusun secara komprehensif. Dalam hal inilah
proses belajar mengajar di kelas maupun kegiatan ekstrakurikuler
teks narasi dapat berperan. Teks narasi merupakan bentuk
lainnya.
penyajian informasi yang tersusun secara sistematis sesuai
dengan urutan waktu dan kejadian, yang menggambarkan suatu Cara efektif yang penulis gunakan untuk mengatasi kenakalan
keadaan atau hal dari awal hingga akhir secara runut dan tuntas. siswa adalah menjadikan mereka sebagai sahabat. Ketika
Dengan membaca teks narasi, pembaca dapat memperoleh menempatkan posisi kita sebagai guru maka mereka sebagai
gambaran yang lebih utuh tentang sebuah hal. siswa, pasti akan ada jarak emosional. Jarak yang demikian
menyebabkan mereka sungkan untuk bercerita dengan kita. Oleh
Untuk dapat mengubah teks wawancara ke dalam teks
karena itu, penulis selalu berusaha untuk menjadikan para siswa
narasi, hal pertama yang harus dilakukan adalah membaca
yang nakal sebagai sahabat. Penulis menggunakan waktu-waktu
keseluruhan teks wawancara tersebut. Dengan membaca sebuah
tertentu, seperti waktu istirahat, untuk bercerita dengan mereka,
teks secara utuh, pembaca dapat memahami luas dan dalamnya
menyanyakan kabar, atau sekadar basa-basi. Dengan cara seperti
cakupan isi wawancara tersebut. Berdasarkan pemahaman yang
itu, mereka mulai akrab dan merasa dirinya diperhatikan.
menyeluruh tersebut, pembaca dapat menceritakan ulang hal
yang disampaikan dalam teks wawancara dalam bentuk tulisan Selain menjadi sahabat kita juga perlu menjaga perasaan
teks narasi. mereka artinya kita tidak boleh menegur mereka dengan kata-
kata kasar seperti mengatakan mereka bodoh atau hal negatif
Dalam pengalaman penulis di SMP Negeri Ainiba,
lainnya. Hal itu akan membuat mereka sakit hati dan akan
integrasi kemampuan membaca dan menulis melalui latihan
memeunculkan rasa benci berkepanjangan terhadap kita dan
mengubah teks wawancara menjadi teks narasi ternyata
ketika kita mengajar pun mereka tidak menaruh perhatian
mampu meningkatkan konsentrasi dan minat peserta didik.
terhadap materi yang kita ajarkan. Yang penulis gunakan di sini

126 115
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

adalah menjaga perasan mereka ketika menegur mereka. Dengan


menjaga perasan mereka bukan berarti tidak menegur kesalahan MENGUBAH TEKS WAWANCARA
yang mereka lakukan. Kita menegur mereka tetapi dengan kata- MENJADI TEKS NARASI: BELAJAR
kata yang wajar dan sopan dan hindari untuk tidak menegur MEMBACA DAN MENULIS
mereka di depan umum atau di depan teman-teman mereka. SECARA SIMULTAN
Menurut penulis, kenakalan siswa termasuk perliku yang Oleh : Rosalinda Moru, S.Pd.
(Guru SMP Negeri Ainiba)
menyimpang dari norma hukum dan akan merugikan diri
sendiri serta orang lain di sekitarnya. Adapun faktor yang
melatarbelakangi terjadinya kenakalan siswa adalah Kurang
adanya perhatian dari orang tua, guru serta masyarakat di
sekitanya, di samping itu umur juga merupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya kenakalan siswa. Untuk mengatasinya ada
bebrapa cara sederhana seperti, mencoba untuk mendekati dan
menjadi teman atau sahabat, tidak menegur dengan kata-kata
K egiatan literasi pada dasarnya berkaitan dengan tiga
kemampuan dasar, yakni membaca, menulis, dan berhitung.
Pada tingkat SMP, kegiatan literasi sudah semestinya berjalan
kasar, tidak menuntut siswa untuk melakukan sesuatu di atas secara terpadu. Artinya, ketiga kemampuan dasar tersebut
kemampuannya, memberikan pujian ketika mereka melakukan perlu diintegrasikan, sehingga dapat berjalan bersamaan.
hal positif, memberikan teladan yang baik, serta mendoakan Pengintegrasian tersebut dapat terjadi untuk tiga kemampuan
mereka. dasar tersebut, atau untuk dua kemampuan dasar, misalnya
membaca dan menulis.
Sebagai seorang guru di SMP Negeri Ainiba, penulis berupaya
mengintegrasikan kemampuan dasar literasi tersebut melalui
serangkaian kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini dimaksudkan
untuk membentuk kecakapan peserta didik dalam menguasai
kemampuan literasi secara bersamaan dalam satu kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian, misalnya, kegiatan membaca
tidak dipisahkan dari kegiatan menulis. Dengan cara demikian,
hasil dari satu kegiatan pembelajaran dapat langsung menyentuh
dua kemampuan dasar literasi secara simultan.
Hal inilah yang penulis lakukan dalam kegiatan pembelajaran
membaca teks wawancara. Penulis mengintegrasikan kegiatan
membaca teks wawancara tersebut dengan kegiatan menulis teks
narasi. Setelah membaca sebuah teks wawancara, peserta didik

116 125
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

semua siswa sudah mulai lancar membaca walaupun belum


100%. Siswa yang malas membaca mulai rajin karena adanya CARA MENINGKATKAN MINAT
aktivitas literasi sebagai aktivitas rutin dan wajib sebelum BELAJAR IPA SISWA
terlaksananya KBM. Oleh : Yasinta Metkono, S.Pd.
(Guru SMP Negeri Umanen)
Berdasarkan pengalaman tersebut, penulis menyimpulkan
bahwa aktivitas literasi sangat penting bagi siswa. Oleh karena itu,
guru perlu wajib mengadakan aktivitas literasi, misalnya selama
15 menit, sebelum KBM berlangsung setiap harinya. Aktivitas
literasi ini bisa dilakukan di perpustakaan atau bisa di ruang kelas
masing-masing. Sebelum berkembang menjadi kemampuan,
membaca mesti menjadi kebiasaan. Dengan membaca, siswa
akan berkembang secara baik dalam hal intelektualitas, sehingga
memudahkannya dalam proses belajar pada tingkat-tingkat yang
B elajar merupakan jembatan pengetahuan,
menyebrangkan manusia dari kondisi ketidak tahuan
menuju pengetahuan. Itulah alasan mengapa belajar sangat
yang

lebih tinggi. penting bagi manusia. Tanpa belajar, manusia tidak akan
mengetahui apa yang sebenarnya dapat ia ketahui. Dengan
asumsi seperti itu, belajar dapat dikategorikan sebagai kebutuhan
primer bagi setiap manusia. Artinya, untuk dapat hidup sebagai
dan menjadi manusia, belajar adalah salah satu prasyarat
utamanya.
Walau demikian, kegiatan belajar sendiri sering dianggap
sebagai kegiatan yang membosankan dan merepotkan. Bertolak
dari anggapan tersebut, maka setiap guru dituntut untuk lebih
mampu membuat aktivitas belajar menjadi menarik.
Mata pelajaran IPA menjadi penting karena memuat materi-
materi yang memberikan pengetahuan tentang alam secara
sistematis. Kegunaan belajar IPA antara lain memahami berbagai
hal yang berkaitan dengan alam, memberikan wawasan luas
tentang konsep alam yang berguna untuk kehidupan sehari hari,
juga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap bagaimana kondisi
lingkungan alam dan melakukan upaya-upaya untuk melindungi
kelestariannya.

124 117
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Minar siswa Kelas VII SMP N Umanen terhadap pelajaran untuk melakukan aktivitas literasi. Penulis memberikan
IPA sangat rendah. Hal ini terjadi karena dua faktor. Secara kesempatan kepada siswa untuk membaca buku yang telah
internal, lemahnya motivasi, kemauan, dan keingintahuaan disiapkan. Setelah membaca, siswa diberikan kesempatan
siswa menyebabkan mata pelajaran IPA seringkali dipandang lagi untuk menulis kembali apa yang mereka baca dengan
sebagai pelajaran yang menyiksa. Sementara itu secara eksternal, menggunakan kata-kata sendiri tanpa melihat kembali isi bacaan.
keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran, seperti buku Kedua, saat Pembelajaran Bahasa Indonesia, sebelum masuk
dan media pembelajaran, menyebabkan kegiatan pembelajaran pada materi, penulis memberikan kesempatan kepada siswa
IPA di kelas menjadi sangat membosankan. Di satu sisi, guru untuk membacakan teks yang disediakan secara bergantian.
kesulitan membantu siswa untuk memahami materi, sementara Setelah membacakan teks, penulis memberikan pertanyaan sesuai
di sisi lain, siswa pun kekurangan alternatif sumber pembelajaran.
dengan isi keks bacaan, dan para Siswa menjawab pertanyaan
Secara konseptual diketahui bahwa minat Belajar didapat dari tersebut.
suasana pembelajaran yang memberikan motivasi dan kebebasan Ketiga, penulis memberikan kesempatan kepada siswa untuk
dalam mengeksplorasi atau menganalisis pengalaman belajar. mngunjungi perpustakaan saat guru mata pelajaran tidak berada
Oleh karena itu, dibutuhkan desain pembelajaran yang kondusif. di tempat atau memiliki halangan tertentu. Siswa diminta untuk
Desain pembelajaran yang kondusif akan memberikan kebebasan membacakan materi yang berkaitan dengan materi pelajaran
bagi para siswa untuk mengekspresikan ide dan memungkinkan tersebut, kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terjadinya aktivitas belajar mandiri. sudah disediakan.
Metode Metode untuk meningkatkan minat dan motivasi Keempat, penulis memberikan bimbingan khusus bagi siswa
belajar siswa antara lain sebagai berikut. Pertama, memberikan yang belum lancar membaca di luar jam pelajaran atau pada sore
siswa kesempatan untuk mengambil keputusan serta kontrol. hari. Tujuan bimbingan belajar ini agar setelah mendapatkan
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih beberapa pelayanan bimbingan belajar siswa dapat mencapai perkembangan
pilihan dan control terhadap apa yang terjadi dikelas sebenarnya secara optimal, dalam hal ini, bisa lancar membaca. Tujuan lain
adalah salah satu cara terbaik yang bias guru lakukan agar siswa dari kegiatan ini adalah agar siswa dapat memahami tentang
terlibat dalam pembelajaran. Contohnya memberi kesempatan dirinya sendiri, khususnya pada kemampuan membacanya.
kepada siswa untuk memilih jenis tes apa yang diharapkan Kegiatan ini merupakan salah satu pengabdian ilmu yang dapat
olehnya. penulis lakukan sebagai guru. Dengan adanya bimbingan tersebut
Kedua, mengubah suasana belajar. Untuk meningkatkan siswa yang dulunya belum lancar membaca bahkan tidak bisa
ketertarikan siswa dalam mempelajari suatu materi, guru dapat membaca sama sekali sudah mulai ada perubahan, walaupun
berikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kelas. belum berhasil sempurna.
Hal ini akan menjadikan otak siswa lebih segar dalam mencari Setelah diadakan aktivitas literasi dan bimbingan khusus
dan mengembangkan pengetahuan. Selain itu, hal-hal baru sebagaimana digambarkan di atas, penulis menemukan hampir

118 123
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam yang didapatkan di luar kelas akan menjadikan siswa semakin
kehidupan sehari-hari, sehingga literasi tidak bisa dilepaskan dari termotivasi untuk belajar.
kemampuan berbahasa dan membaca.
Ketiga, membangun kerjasama antara guru, orang tua, dan
Salah satu masalah yang mendasar bagi siswa SMPN 1 siswa. Peran orang tua dibutuhkan untuk mengingatkan dan
Lamaknen adalah kurangnya kemampuan membaca. Hal mempersiapan anak sarapan sebelum pembelajarn dimulai
ini disebabkan karena adanya Pandemi Covid-19, sehingga agar energinya terpenuhi sehingga anak tetap semangat dalam
pembelajaran tatap muka tidak dilaksanakan kurang lebih selama mengikuti preses belajar mengajar di kelas. Orang tua juga dapat
dua tahun. Guru hanya melakukan pembelajaran secara daring mengontrol aktivitas siswa di rumah, sehingga terjalin koordinasi
atau lebih dikenal dengan BDR (Belajar dari Rumah) yang untuk mendukung proses belajar siswa di sekolah.
mana pelaksanaannya tidak maksimal,karena tidak semua siswa
Keempat, menawarkan hadiah atau penghargaan. Menawarkan
mengikuti dengan baik.
hadiah kepada siswa jika mereka berhasil melakukan sesuatu
Berdasarkan pengalaman penulis sebagai Guru Mata pelajaran merupakan salah satu cara jitu untuk meningkatkan motivasi
Bahasa Indonesia di SMPN 1 Lamaknen dan melihat kondisi belajar. Penghargaan yang diberikan kepada siswa dapat
nyata di sekolah, penulis menemukan masalah yakni kurangnya meningkatkan kepercayaan diri mereka menumbuhkan
kemampuan siswa dalam membaca. Hal ini dikarenakan motivasi belajar dan mengembangkan diri, sehingga siswa lebih
adanya Pandemi Covid-19 sehingga pembelajaran tatap muka bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas.
ditiadakan, dan guru menggunakan pembelajaran secara daring
Kelima, belajar kelompok. Belajar kelompok adalah sebuah
atau lebih dikenal dengan BDR (Belajar Dari Rumah). Pandemi
model pembelajaran dimana peserta didik belajar bekerja sama
Covid-19 ini sudah mengubah di seluruh dunia, termasuk dalam
dalam sebuah kelompok untuk menyelesaikan tugas belajar
bidang pendidikan.
serta membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Belajar
Siswa yang awalnya rajin belajar kini mulai malas, karena kelompok dapat meninggikan rasa percaya diri terhadap
Pembelajaran Daring atau yang sering disebut dengan BDR kemampuan siswa, mengembangkan kemampauan siswa dalam
berjalan tidak maksimal. Siswa sudah mulai malas belajar bersosialisasi, mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif, hingga
karena yang terlintas di pikiran mereka adalah “Kami Angkatan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan bantuan teman
Covid pasti lulus”, atau “kami angkatan Covid pasti naik kelas” sejawat. Lima hal di atas merupakan bentuk variasi kegiatan
walaupun tidak bisa membaca. Dengan mental seperti ini, siswa pembelajaran IPA yang dilakukan penulis untuk siswa Kelas VII
mulai malas membuka buku, apalagi membaca buku. SMP N Umanen. Penulis memberikan ruang yang luas kepada
Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis melakukan siswa untuk mengusulkan pilihan aktivitas belajar sesuai dengan
beberapa hal berikut ini. materi yang sedang dibahas, misalnya belajar kelompok, belajar
di luar kelas, praktikum, atau belajar dengan menggunakan
Pertama, penulis menerapkan Gerakan Literasi, di mana 15 media audio visual yang sederhana. Penulis juga menyiapkan dan
menit sebelum pembelajaran dimulai, semua siswa diwajibkan

122 119
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

memberikan hadiah-hadiah kecil, seperti buku dan pena, ketika


ada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan secara benar. Untuk PENINGKATAN KEMAMPUAN
menjamin tetap bertumbuhnya minat belajar siswa, penulis juga MEMBACA SISWA DENGAN
berupaya untuk mengenal orang tua siswa, dan meminta mereka MENGGUNAKAN GERAKAN
untuk memberikan nasehat dan arahan kepada para siswa ketika
LITERASI
sedang berada di rumah. Perkembangan siswa, sejauh dapat Oleh: Benedikta Talo Mali, S.Pd
dilakukan, selalu penulis sampaikan kepada orang tua. (Guru SMPN 1 Lamaknen)
Dengan metode-metode tersebut, minat siswa terhadap
pelajaran IPA semakin bertumbuh. Salah satu buktinya adalah
jika sebelumnya banyak siswa yang sering meminta izin ke toilet
ketika pelajaran IPA sedang berlangsung lama-kelamaan semakin
berkurang. Dari fenomena itu, penulis berkesimpulan bahwa
apa yang terjadi sebelum penulis menerapkan metode-metode
tersebut adalah karena siswa tidak memiliki minat terhadap
pelajaran IPA. Akan tetapi, kondisinya semakin berubah ketika
M enurut Nurhadi (2016:2), membaca adalah proses
pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan
pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang
penulis mulai menerapkan metode-metode tersebut. bacaan itu, yang diikuti oleh penilaian terhadap keadaan, nilai,
Berdasarkan deskripsi di atas, penulis menyimpulkan bahwa fungsi, dan dampak bacaan itu. Membaca juga merupakan
minat belajar sangat dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru kegiatan melihat tulisan, bacaan, dan proses memahami isi teks
dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru perlu memikirkan dengan bersuara atau dalam hati. Tujuan membaca yang paling
cara yang kreatif untuk mengubah pola pikir siswa, bahwa materi utama adalah memahami seluruh informasi yang tertera dalam
yang diajarkan bukan dimaksudkan untuk membuat siswa teks bacaan untuk mengembangkan intelektual yang dimiliki
tertekan, tetapi sebaliknya agar siswa memiliki pengetahuan yang pembaca.
kelak akan bermanfaat bagi hidupnya. Selain itu, guru juga perlu Keuntungan yang didapat dari membaca antara lain, pertama,
membangun kerjasama dengan orang tua siswa, sehingga motivasi dengan membaca pengetahuan kita semakin bertambah. Kedua,
dan dorongan untuk belajar bisa berkelanjutan antara guru di dengan membaca kita dapat berlatih untuk menghadapi dan
sekolah dengan orang tua di rumah. Kerjasama yang demikian memecahkan masalah. Ketiga, membaca dapat menuntun kita
dapat mendorong siswa untuk lebih antusias belajar, dan dengan ke arah yang lebih dewasa. Keempat, membaca dapat melatih
demikian dapat memperoleh hasil belajar yang semakin baik. seseorang untuk berpikir kreatif.
Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada
seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam
membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan

120 121
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

hingga pelaksanaan, hal apa saja yang mempengaruhi kebiasaan memikirkan bentuk-bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat
di dalam kehidupan sehari-hari? mengintegrasikan kemampuan-kemampuan dasar literasi
secara bersamaan. Selain lebih menghemat waktu, hal ini dapat
Dari kegiatan integrated learning di atas, penulis mendapatkan
membawa hasil yang signifikan terhadap kemampuan siswa
beberapa perubahan dalam pembelajaran khususnya menulis
untuk menguasai kemampuan dasar literasi. Dengan demikian,
teks laporan percobaan. Peserta didik mampu menulis sesuai
literasi di sekolah dapat ditumbuh-kembangkan secara efektif
dengan struktur dan kaidah kebahasaan yang terkandung
dan efisien melalui kegiatan pembelajaran di kelas.
dalam teks laporan percobaan. Peserta didik dengan mudahnya
menuangkan semua gagasan dan ide dikarenakan percobaan
dilaksanakan secara langsung atau dengan kata lain sendiri terjun
melakukan percobaan dan mencari refrensi/sumber informasi
secara mandiri.
Di akhir tulisan ini, penulis menyimpulkan bahwa kegiatan
menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi hasil dari
proses pembelajaran dan ketekunan dalam berlatih. Karena
menulis merupakan suatu proses. Proses penciptaan teks laporan
percobaan pun harus secara kreatif dengan berkolaborasi dengan
mata pelajaran lain/integrated learning, tidak semata mempelajari
struktur dan kaidah kebahasaan saja, melainkan mengajak peserta
didik untuk saling bekerjasama dalam interaksi dan pertukaran
informasi. Kerjasama yang kondusif dalam proses pembelajaran
di lapangan bisa meningkatkan antusiasme peserta didik dalam
menulis teks laporan percobaan.
Harapan penulis untuk rekan-rekan guru Bahasa Indonesia
agar lebih meningkatkan keterampilan menulis dalam ranah
pembelajaran dengan berkolaborasi dengan bidang ilmu lainnya.
Menulis itu asyik jika kita kreatif, yakni tidak hanya fokus dengan
metode dan teknik yang konvensional, tetapi lebih berinovasi
dengan melihat sesuatu yang konkrit dalam kehidupan sehari-
hari. Saran penulis kepada sekolah, agar lebih perbanyak buku-
buku bacaan non fiksi di perpustakaan sebagai refrensi agar lebih
meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.

144 129
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

percobaan membuat pelangi sederhana. Kegiatan kolaborasi ini


MEDIA GAMBAR SOLUSI mencakup beberapa tahap.
BERCERITA IMAJINASI Pertama, literacy/literasi. Dalam tahap ini, peserta didik
Oleh : Theocletia Leon, S.Pd.
secara bersama dalam kelompok mencari tahu/membaca refrensi
(Guru SMP Santa Angela Atambua)
terkait latar belakang percobaan dan juga landasan teori yang
mendasari percobaan tersebut. Sumber literasi bisa ditemukan di
internet maupun buku-buku yang tersedia di perpustakaan, baik
buku pelajaran, buku bacaan umum, ensklopedia, dan kamus.
Setelah Peserta didik mengeksplorasi materi, peserta didik
mengkonfirmasi ke guru pendamping, dan mengelaborasi hasil

S udahkah Anda berbicara dengan baik? Apakah pesan yang


Anda sampaikan dapat dimengerti dengan baik oleh orang
lain? Sebagai seorang guru bahasa Indonesia penulis tentu akan
temuan ke dalam tema proyek.
Kedua, planning/perencanaan. Dalam tahap ini, peserta didik
merencanakan pelaksanaan. Persiapan proyek dilakukan sesuai
menjawab “Belum tentu”. Jawaban ini mengandung keraguan
dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam hal ini, peserta
antara siswa bisa atau tidak. Mengapa demikian, tentu ada
didik membuat rancangan proyek mulai dari persiapan alat dan
alasan yang mendasari jawaban yang penulis sampaikan tadi.
bahan serta langkah kerja. Selain itu, peserta didik juga membuat
Salah satunya penulis menemukan betapa susahnya seorang
laporan perencanaan kegiatan.
siswa berbicara (bercerita) dongeng secara baik kepada teman-
temannya. Hal tersebut dapat terjadi tentu ada beberapa faktor Ketiga, doing/pelaksanaan. Dalam tahap ini, peserta didik
yang mempengaruhinya. Salah satu yang menjadi fondasi kuat melaksanakan perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan
adalah komunikasi. Komunikasi akan efektif jika lawan bicara proyek ini diuukur dengan melihat persentase keberhasilan
dapat mengerti apa yang disampaiakan. proyek dan kendala-kendala yang dialami.
Berbicara berarti menyampaikan pesan atau gagasan kepada Keempat, presentation/presentasi. Tahap presentasi ini, peserta
lawan bicara agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti didik dari setiap kelompok memprentasikan percobaan/proyek
dengan baik. Sebagai seorang guru bahasa Indonesia, penulis yang telah dibuat dan memaparkan hasilnya.
menemukan kesulitan terbesar seorang siswa dalam bercerita Kelima, evaluation/evaluasi. Setelah melewati beberapa tahap
dongeng adalah ketidakmampuan siswa dalam menyampaikan di atas, perlu juga melakukan evaluasi dan refleksi sebelum
ide/gagasan kepada orang lain. Hal ini terjadi karena kurangnya menulis teks laporan percobaan. Kegagalan atau kesalahan
kosa kata yang dimiliki siswa karena minat baca yang rendah, apakah yang terjadi selama proses proyek? Faktor apa saja yang
selain itu juga kurangnya rasa percaya diri siswa dalam menyebabkan terjadinya kegagalan atau kesalahan? Solusi
menyampaikan gagasan/ide kepada orang lain, serta siswa kurang apa yang sudah dilakukan untuk mengatasai kegagalan atau
mampu merangkai kalimat dengan baik dan benar agar pesan kesalahan tersebut? Selama pelaksanaan proyek mulai dari proses
yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.
130 143
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

tujuan memberikan informasi kepada pembaca tentang hasil Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, ada empat
percobaan yang telah dibuat. Mengutip dari laman Guru Berbagi keterampilan yang perlu dikuasi oleh seorang siswa, di antaranya
Kemdikbud, teks laporan percobaan menjelaskan tentang tujuan, keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengar
proses, hingga hasil dari sebuah percobaan. (menyimak). Empat keterampilan ini hendaknya menjadi acuan
seorang siswa dalam meningkatkan literasi.
Masalah yang mendasar dari rendahnya kemampuan peserta
didik menulis teks laporan percobaan dikarenakan model Sebagian besar aktivitas manusia berhubungan erat dengan
pembelajaran visual yang sering digunakan (tayangan video komunikasi. Untuk itu, manusia memerlukan kemampuan
percobaan) dalam menghantar peserta didik untuk menulis komunikasi yang baik dengan lawan bicara. Berbicara berarti
teks. Peserta didik begitu mahir menguasai struktur dan kaidah kita mengungkapkan pikiran/gagasan kepada orang lain (lawan
kebahasaan yang terkandung dalam teks laporan percobaan, bicara) sehingga apa yang dituangkan/disampaikan dapat
namum begitu sulit menuangkan ide dan gagasannya dalam dimengerti dengan baik oleh lawan bicara. Selain itu diperlukan
bentuk tulisan. Kendala yang lain datang dari rendahnya minat kepecayaan diri yang baik dalam mengungkapkan maksud
baca peserta didik terhadap segala jenis bacaan khususnya bacaan dan tujuan kita saat berbicara dengan orang lain. Berbicara
sains, dalam kasus ketika kompetensi dasar materi teks laporan berhadapan dengan banyak orang tentu merupakan hal yang
percobaan berkaitan dengan ilmu sains. menakutkan bagi mereka yang belum terbiasa apalagi berbicara
di hadapan/banyak orang.
Atas dasar permasalahan di atas, penulis mencoba
mengaplikasikan teknik integrated learning (Pembelajaran Komunikasi yang baik menuntut kita harus paham tentang
Integratif dari Beberapa Disiplin Ilmu). Integrated learning siapa yang kita ajak bicara, sehingga kita patut peka pada cara
adalah proses pembelajaran terpadu berbasis project. Menurut pandang dan kebiasaan lawan bicara. Kita pun harus tahu situasi
Atkinson, 1989 (https://blogwirabuana.wordpress.com/2015/05/22/ dan kondisi lawan bicara kita ketika kita ajak bicara. Masalah ini
integrated-learning-pembelajaran) pembelajaran terpadu pula yang dihadapi oleh sebagian siswa-siswi kelas VII B SMP
merupakan suatu aplikasi salah satu strategi pembelajaran Santa Angela Atambua dalam menyampaikan informasi kepada
berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan lawan bicara, dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan
untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara bercerita kepada orang lain, sehingga pesan yang disampaikan
relevan dan bermakna bagi para peserta didik. Pembelajaran tidak bisa diterima dengan baik oleh lawan bicara.
terpadu ini didasarkan pada pendekatan i nquiry, yaitu Terhadap permasalahan tersebut, penulis coba mengajukan
melibatkan peserta didik mulai dari merencanakan, solusi dengan melatih siswa bercerita dongeng (imajinasi) dengan
mengeksplorasi, dan brain storming dari peserta didik. Dengan menggunakan media gambar. Hal ini tentu menyenangkan bagi
pendekatan terpadu, peserta didik didorong untuk berani bekerja siswa karena dapat membantu siswa dalam menyampaikan ide/
secara kelompok dan belajar dari hasil pengalamannya sendiri. gagasannya dengan baik kepada orang lain. Selain itu juga dapat
Dalam hal ini, penulis berkolaborasi dengan mata pelajaran meningkatkan kepercayaan diri siswa dari rasa takut dan gugup
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Percobaan yang dilakukan yakni apalagi berhadapan dengan banyak orang.

142 131
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Dalam praktik bercerita dongeng (imajinasi) dengan media MENULIS MENJADI ASYIK
gambar, pertama-tama penulis meminta siswa menyiapkan DENGAN INTEGRATED LEARNING
sebuah cerita imajinasi serta menguasainya tanpa harus Oleh : Maria Theresia Baki, S.Pd.
menghafal kata demi kata maupun kalimat demi kalimat. Siswa (Guru SMP Santa Angela Atambua)
diberi keleluasaan untuk mengembangkan sendiri ide cerita
sesuai dengan pemikirannya masing-masing dan tidak harus
terpaku dengan isi cerita dongeng yang ada dalam buku. Dengan
demikian siswa lebih leluasa dalam menyampaikan ide dan
gagasannya kepada orang lain.
Selanjutnya, siswa diminta membuat (menggambar) sendiri
pola-pola gambar yang akan diceritakan sebagai acuannya dalam
P entingkah anak terampil dalam menulis? Sebagai guru
Bahasa Indonesia yang sudah 4 tahun mengajar di Sekolah
Menengah Pertama, khususnya peserta didik kelas 9, saya
menyampaikan gagasan/ide kepada orang lain. Gambar-gambar menemukan masalah rendahnya kemampuan peserta didik
tersebut dibuatnya dengan coretannya sendiri sehingga ia lebih menulis teks laporan percobaan. Permendikbud No.37 Tahun
paham dengan maksud dari gambar buatannya itu. 2018 tentang Perubahan KI dan KD K13 yang menguraikan
kompetensi dasar pembelajaran Bahasa Indonesia memuat
Akhirnya, siswa diberi kesempatan untuk bercerita satu per
kompetensi dasar keterampilan setiap materi yang menekankan
satu di depan teman-temannya yang lain dengan membawa
agar setiap peserta didik mampu menyajikan gagasan dan ide
gambar yang telah dibuatnya. Sementara bercerita, teman-
lewat tulisan dalam bentuk teks. Jadi, setiap peserta didik harus
temannya yang lain mendengarkan dengan penuh perhatian.
mampu menulis teks.
Dengan demikian siswa yang lain lebih antusias karena bisa
mendengarkan temannya bercerita dengan gambar tanpa harus Memang diakui menulis bukanlah hal yang mudah.
terpaku dengan teks cerita yang ada. Selain itu juga, siswa lebih Tetapi apapun masalahnya, keterampilan menulis harus terus
percaya diri dan semangat dalam menuangkan gagasannya diasah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah
kepada teman-temannya. satu ruang untuk belajar menulis dan di situlah keterampilan
menulis dibentuk karena terintegrasi langsung dengan materi
Dari solusi yang dilakukan oleh penulis, ditemui beberapa
pembelajaran. Nietzsche, filosof Jerman abad ke-19, pernah
perubahan seperti siswa sangat percaya diri dalam menuangkan
mengatakan bahwa setiap penulis tidak pernah merasa puas
gagasannya kepada orang lain, serta siswa lebih berusaha lagi
dengan realitas. Dan karena tidak puas dengan realitas, ia
dalam menyelesaikan tugasnya karena diperhatikan oleh banyak
berusaha mengubah realitas, menjadikannya lebih tertahankan,
teman-temannya. Dengan begitu, siswa lebih ingin menjadi
lebih bisa diterima, dan lebih memuaskan baginya, dan mungkin
pencerita yang paling baik di antara teman-temannya. Selain
bagi setiap orang yang lain.
itu juga dengan menggunakan media gambar siswa sangat
antusisas untuk bercerita karena sangat membantu mereka dalam Pembelajaran materi teks laporan percobaan sendiri adalah
menyampaikan gagasannya kepada orang lain. Pada intinya teks yang digunakan untuk melaporkan hasil percobaan dengan

132 141
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

peserta didik menjadi meningkat setelah diterapkan Gerakan sebagian siswa sudah mulai memiliki keterampilan bercerita
Literasi Sekolah(GLS). Di akhir tulisan ini diharapkan peserta (berbicara) dengan orang lain dengan baik dan penuh percaya
didik menjadi meningkat setelah diterapkan Gerakan Literasi diri karena tanpa harus terpaku dengan teks cerita yang ada.
Sekolah (GLS) , karena dengan adanya gerakan litersi sekolah Di akhir tulisan ini, penulis ingin mengulang pertanyaan di
dapat memberikan pemahaman akan pentingnya membaca buku bagian awal : Sudahkah Anda berbicara dengan baik? Apakah
dan peserta didik dapat lebih menggemari membaca buku baik pesan yang Anda sampaikan dapat dimengerti dengan baik
disekolah maupun diluar lingkungan sekolah. oleh orang lain? Berbicara yang baik adalah dasar atau kunci
dari komunikasi yang efektif agar pesan yang disampaikan
oleh pembicara dapat diterima (dimengerti) dengan baik oleh
pendengar (penyimak). Karena dengan komunikasi yang efektif
akan memperjelas maksud dan tujuan kita serta pesan yang
disampaikan dapat diterima dengan baik oleh lawan bicara.
Penulis berharap kepada para guru hendaknya membiasakan
siswa membaca banyak buku bacaan agar siswa mampu berbicara
(berkomunikaasi) dengan baik serta memiliki banyak kosa
kata untuk mempermudahnya dalam berkomunikasi dengan
orang lain dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi saat
berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu juga para orang
tua hendaknya memperhatikan waktu belajar siswa di rumah
agar bisa memanfaatkan waktu dengan baik untuk hal-hal
yang positif. Untuk pemerintah, penulis berharap ada sumbang
buku baik itu fiksi maupun nonfiksi ke sekolah-sekolah sesuai
dengan kebutuhan agar kemampuan literasi siswa dapat semakin
ditingkatkan.

140 133
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dan harus diberi memo oleh guru. Fenomena rendahnya budaya


MEMBACA AYAT-AYAT KITAB SUCI literasi pada masyrakat indonesia ini melahirkan pandangan yang
UNTUK MENINGKATKAN menyatakan bahawa hal tersebut antara lain karena masyarakat
MINAT MEMBACA SISWA indonesia dianggap melewati suatu fase yaitu tradisi lisan ke
Oleh : Yasinta Ili Bau, S.Ag. tradisi tontonan sebelum memasuk tradisi membaca menulis
(Guru SDK Dafala) Hal ini menyebabkan tradisi literasi belum menjadi budaya kita.
kemampuan literasi akan sangat memengaruhi penalaran dan
kompetensi,sehingga siswa perlu dibekali dengan kecintaan pada
aktivitas literas dini.
Gerakan litersi sekolah (GLS) di SMP Negeri silawan dalam

P entingnya membaca bagi segenap insan ciptaan Tuhan


di jagat raya ini. Membaca adalah kunci dari semua ilmu
pengetahuan. Tanpa membaca manusia tidak dapat berbuat
tiga tahap: Tahap pembiasaan, pada tahap ini peserta didik
melakukan kegiatan 15 menit membaca dilakukan sebelum
proses pembelajaran, dalam tahap ini peserta didik didampingi
apa-apa. Apalagi di era digital sekarang, semua serba online, oleh guru yang mengajar di kelas tersebut dan guru ikut serta
tentu saja membaca merupakan kuncinya. Dengan demikian membaca dengan peserta didik. sebelum kegiatan 15 membaca
maka membaca sangat penting dan membaca adalah jendela ketua kelas terlebih dahulu mengambil buku bacaan dilemari
pengetahuan. Dua tahun trakhir bahkan hampir tiga tahun literasi kelas dan membagikan keteman-temannya. Jumlah buku
dengan adanya covid 19 siswa diliburkan. Dari sebab itu maka yang dibaca sesuai jumlah peserta didik di kelas.
siswa tidak lagi belajar seperti dialami oleh sekolah kami yang di
Tahap kedua yaitu, Tahap pengembangan, pada tahap ini
desa, yang di mana jauh dari jaringan internet.
peserta didik membuat hasil ringkasan bacaan kedalam jurnal
Salah satu kendala yang saya hadapi dalam proses belajar yang dimiliki masing-masing peserta didik didalam jurnal
mengajar di dalam kelas, banyak anak yang belum bisa membaca. tersebut peserta didik menyimpulkan hasil bacaannya dan
Hal ini tentu saja membuat saya mengalami ketidaktuntasan ditandatangani oleh wali kelas dan guru piket. Pelaksanaan
materi yang diberikan. Masalah ini terjadi karena pengaruh GLS, hasil jurnal peserta didik juga diberi penilaian dari non-
dari Covid 19, anak diliburkan berkepanjangan sehingga siswa akademik seperti: dalam mata pelajaran IPS ada penambahan
tidak dapat belajar selama dua tiga tahun terakhir. Dan sekarang nilai dalam sikap.
dampak dari Covid 19 itu, banyak anak yang tidak bisa membaca
Tahap terakhir yaitu tahap pembelajarn, pada tahap ini peserta
bahkan kelas tunggi juga sebagian membaca dengan mengeja.
didik menanggapi buku bacaan dan adanya penilaian akademik
Untuk memotivasi minat membaca dari siswa, etiap hari terkait mata pelajaran. Pada mata pelajaran bahasa indonesia
Senin, Rabu dan Sabtu, guru mewajibkan siswa kelas 3-6 untuk peserta didik harus membaca satu buku tamat kemudian
membawa Kitab Suci (Alkitab) dan sebelum masuk kelas, pada membuat ringkasan dan kemudian dan menanggapi buku
bacaan dari buku yang dibaca. Jadi dapat disimpulkan minat baca

134 139
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Rendahnya budaya literasi di SMP Negeri silawan sangat apel pagi, siswa membaca ayat-ayat Kitab Suci yang disiapkan
miris, berdasarkan uraian tersebut, kondisi kesadaran literasi oleh guru. Dari perikop yang ada, setiap kelas membaca secara
yang sangat rendah itu bukan hanya ditingkat siswa tetapi juga bergilir. Dalam kegiatan membaca perikop itu, peserta didik yang
guru, salah satu hambatan literasi disebutkan bahwa kebiasaan duduk di kelas yang paling tinggi diminta untuk membacakan
yang belum menjadi prioritas bisa mengacu pada siswa dan guru, ayat yang paling panjang, dan seterusnya, sampai kelas yang
bisa saja kegiatan membaca hanya menjadi kegiatan penyelesaian paling rendah. Hal ini dilakukan karena peserta didik yang
akademik dan tugas semata, membaca masih didasari sikap berada di kelas yang lebih tinggi pada umumnya sudah lebih
paksaan pemenuhan kewajiban. terbiasa dengan teks-teks yang panjang.
Ada banyak harapan agar guru bisa menjadi peneliti, khususnya Kegiatan membaca perikop ini dilakukan secara terus-menerus
dalam penelitian literasi di sekolah. Pengalaman penulis yang juga setiap hari. Ketika pada peserta didik membaca teks kitab suci,
guru mata pelajaran bahasa indonesia di SMP Negeri silawan guru juga ikut membaca dalam hati. Tujuannya adalah agar guru
selama mengikuti kegiatan literasi sangat berkurang minat baca bisa mengetahui apabila ada kesalahan membaca yang dilakukan
yang di miliki sisawa terlalu kecil. Oleh karena itu penulis berikan oleh para murid. Jika ada kesalahan, guru akan memberikan
bimbingan khusus agar siswa mampu menulis membaca dengan perbaikan kata yang salah sebut waktu baca oleh siswa dan
kegiatan literasi. mengulang sesuai ucapan guru.
Berdasarkan hasil penelusuran terhadap artikel literasi, peneliti Selain itu, sebagai guru mata pelajaran agama, ketika telah
literasi berasal dari kalangan guru berjumlah sedikit dalam berada di kelas, guru menggunakan waktu sepuluh sampai dua
sebuah tulisan guru sudah banyak menulis karya ilimiah tetapi puluh menit untuk membaca ayat-ayat kitab suci yang ada
tidak mempublikasikan. Hal ini terjadi karena belum adanya dalam materi pembelajaran. Misalnya, dalam materi Kelas 3 SD
pemahaman yang benar tentang publikasikan karya ilimiah dan ada perikop Kitab Suci tentang kisahYakub. Ada dua ayat yang
nilai angka kredit tulisan tersebut. menarik guru menuliskan pada kertas buffalo yang ditempel di
papan dan siswa membaca satu-satu di depan.
Kenyataan itu tidak berbanding positif dengan peran
guru tentang pentingnya literasi disekolah. Hal kecil yang Guru juga memberi tugas kepada siswa mencari perikop dalam
mengkondisikan siswa aktif membaca dan menulis sangatlah Kitab Suci, dengan mewajibkan siswa kelas 4-6 memiliki buku PR
kecil keefektifan dilakukan jika kelas tidak dapat memungkinkan mingguan, agar dapat menuliskan perikop Bacaan I, II, dan Injil,
untuk observasi. siswa juga tidak membutuhkan waktu lama untuk serta judul khotbah dalam misa, pada misa setiap hari minggu.
membaca minimal 10 menit, siswa yang mengalami kesulitan Buku PR mingguan ini harus ditandatangani oleh pastor yang
menjadi terampil konon tanpa di dasari siswa memaksakan memimpin misa, dan guru agama sekolah, dengan mengetahui
diri untuk mengingat sesuatu meski itu adalah kekurangannya. orang tua. Guru juga mengatur petugas sebagai Lektor (Pembaca
kebiasaan menulis dan terus menulis sebuah pembelajaran Bacaan Kitab Suci) ketika SDK Dafala mendapat giliran tugas
biasanya siswa menulis refleksi secara pribadi.tidak dianjurkan tanggungan koor misa di gereja. Pengaturan ini dilakukan secara
siswa harus menulis lebih banyak tetapi sebuah kewajiban rutin

138 135
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

bergilir sesuai tingkat kelas. Misalnya, jika pada tanggungan


minggu ini Kelas 6 yang bertugas menjadi Lektor, maka PERAN GURU DAN GERAKAN
tanggungan kali berikut adalah tugas Kelas 5, dan seterusnya. LITERASI SEKOLAH
Oleh : Yuliana Fince Ukat, S.Pd.
Sekarang, sedikit demi sedikit, anak-anak sudah bisa membaca.
(Guru SMPN Silawan)
Anak-anak juga tampak senang sekali karena sudah mulai bisa
membaca lancar. Tugas-tugas yang diberikan juga dilaksanakan
dengan rajin. Ternyata, dengan adanya kegiatan membaca
Perikop Kitab Suci setiap hari Senin, Rabu, dan Sabtu secara
terus-menerus, akhirnya siswa/siswi SDK Dafala sudah bisa
berminat untuk membaca, baik membaca Kitab Suci maupun
membaca buku-buku pelajaran yang lain.
Sesuai pembahasan di atas, maka solusi untuk meningkatkan
K egiatan membaca sebagai keterampilan yang bisa diukur
melalui membaca dan menulis. Literasi membaca dan
menulis bukan hanya untuk siswa melainkan untuk guru. Guru
minat membaca siswa SDK Dafala adalah membiasakan anak-
harus membaca dan menulis. Melalui tulisan guru, siswa bisa
anak membaca perikok-perikop Kitab Suci, serta melaksanakan
belajar nyata dan meneladani literasi pada guru. Tulisan guru bisa
tugas-tugas lainnya. Oleh karena itu, penulis berharap agar Kepala
beraneka ragam ilimiah dan nonilimiah. Tulisan-tulisan tersebut
Sekolah dan rekan-rekan guru SDK Dfala terus mendukung
bisa menjadi bukti bahwa guru juga melakukan kegiatan literasi.
kegiatan ini, untuk membentuk minat dan kemampuan anak-
anak dalam membaca, demi mempersiapkan sumber daya Guru juga sebagai fasilitator dan motivator dalam kegiatan
manusia masa depan yang bermutu dan dapat diandalkan. literasi, dalam kegiatan literasi yang memiliki kelebihan untuk
menjadi peneliti. Guru juga bisa menjadi peneliti yang baik yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan peneliti yang lain. Hal
ini guru juga sebagai tenaga profesional yang mempunyai fungsi,
peran dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi
dalam pendidikan.
Untuk itu tugas guru sebagai tenaga profesional dan mampu
menjadi pijakan siswa dalam menyadari pentingnya literasi.
Kesadaran literasi dalam diri siswa akan menjadi dasar penguatan
kompetensi literasi di Indonesia. Dengan demikian semua
peserta didik diharapkan dapat mempunyai pengetahuan lebih,
mempunyai ketrampilan lebih baik di sekolah maupun dirumah.
Oleh karena itu kesadaran literasi dalam diri siswa akan menjadi
dasar penguatan kompetensi literasi di Indonesia.

136 137
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

modul ajar yang menarik. Modul ajar yang menarik bisa


menggunakan media kartu huruf. GERAKAN SATU SISWA SATU
Dalam pembelajaran membaca permulaan, ada beberapa JERGEN AIRUNTUK MENGATASI
langkah yang digunakan antara lain sebagai berikut. Pertama, MASALAH KEKURANGAN AIR
Metode Eja. Metode Eja adalah belajar membaca yang dimulai Oleh : Agustinus Adrianus Tallo Ati, S.Pd.
(Guru SMPN Satu Atap Sabulmil)
dari mengeja huruf demi huruf. Pembelajaran metode eja terdiri
dari pengenalan huruf atau abjad A sampai Z. Guru mengucapkan
huruf abjad A sampai Z, dan peserta didik mengikuti. Setelah
peserta didik mengikuti ejaan huruf A sampai Z, peserta didik
akan mampu mengeja sendiri huruf demi huruf.
Kedua, Metode Bunyi dan Abjad. Metode Bunyi dan Abjad
adalah metode pengajaran dengan memperkenalkan huruf yang S MPN Satu Atap Sabulmil terletak di desa Lakmaras, kecamatan
Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu. SMPN Satu Atap
Sabulmil terletak di lereng bukit, dengan kondisi ketersediaan air
harus dilafalkan menurut bunyi dalam abjad. Setelah mampu
melafalkan abjad tersebut, peserta didik dapat belajar merangkai yang terbatas, terutama pada musim kemarau.
huruf-huruf tersebut menjadi suku kata dengan bantuan guru. Sebagaiamana kita ketahui bahwa air merupakan kebutuhan
Selanjutnya, peserta didik mengembangkan lagi kemampuannya vital bagi makluk hidup. Air sebagai kebutuhan vital, memiliki
untuk dapat merangkai suku kata menjadi kata, dan akhirnya banyak manfaat, antara lain dipakai untuk makan dan minum,
menjadi kalimat. mandi, menyirami tanaman, dan masih banyak manfaat lainnya.
Guru melakukan perencanaan agar peserta didik mampu Tanpa air, makluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
membaca dengan baik yaitu menyusun perangkat pembelajaran, Menyadari pentingnya air bagi kehidupan makluk hidup,
merencanakan tujuan pembelajaran, menyiapkan alat dan dan lebih khusus masalah kekurangan air di SMPN Satu Atap
bahan ajar dengan tujuan meningkatkan kemampuan membaca Sabulmil, maka Gerakan Satu Siswa Satu Jergen untuk mengatasi
permulaan peserta didik kelas satu melalui media kartu huruf. masalah kekurangan air dianggap penting dan urgen dilakukan.
Setelah menggunakan media kartu huruf, kartu suku kata, Kekurangan air menjadi salah satu masalah pelik yang dihadapi
kata, dan kalimat, peserta didik Kelas I SD Santa Angela Atambua SMPN Satu Atap Sabulmil dan masyarakat di sekitar sekolah.
sudah mulai tertarik dan kosentrasi saat pelajaran membaca Dampak kekurangan air di sekolah yang dirasakan yakni para
pemula. Setelah selesai pelaksanaan membaca permulaan guru dan siswa kesulitan mengakses MCK atau bahkan mencari
menggunakan media kartu huruf, peserta didik memperoleh MCK di rumah warga terdekat, juga tidak dapat mencuci tangan
nilai baik dengan nilai rata-rata 100. Hal ini menunjukkan setelah melakukan suatu kegiatan. Selain itu, tanaman, seperti
bahwa pembelajaran membaca permulaan memenuhi batas bunga-bunga yang sudah ditanam, menjadi kering dan layu
tuntas yang ditetapkan. Dengan demikian, pembelajaran bahkan mati.

160 145
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Masalah kekurangan air menjadi satu masalah yang sudah Pelajaran di kelas rendah biasanya disebut pelajaran membaca
lazim di kalangan masyarakat sekitar sekolah karena terjadi permulaan, sedangkan di kelas tinggi disebut pelajaran membaca
dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena letak sekolah lanjut. Penggunaan model pembelajaran dan media sangat
yang terdapat di lereng bukit, ditambah lagi dengan kebiasaan membantu dalam pengajaran membaca permulaan bagi peserta
masyarakat yang sering menebang pohon pada masa persiapan didik Kelas I SD Santa Angela Atambua.
musim tanam tanpa menanam kembali, yang menyebabkan
Peserta didik Kelas I SD pada umumnya baru berusia enam
debit air pada musim panas tidak dapat tersimpan untuk musim
tahun, sehingga masih berada pada taraf berfikir konkret. Peserta
panas.
didik akan mudah mengenali hal-hal yang bersifat nyata. Di
Adapaun pemerintah desa telah mengambil langkah- samping itu, dengan alat bantu yang digunakan oleh guru secara
langkah, di antaranya melalui koordinasi dan kerjasama dengan bervariasi akan membangkitkan minat peserta didik dalam
PAMSIMAS melalui bantuan perpipaan dan bak-bak air, namun mengikuti pelajaran. Salah satu media yang memungkinkan
hanya mampu bertahan pada musim hujan atau paling kurang digunakan oleh guru dalam pengajaran membaca ini adalah
bertahan sampai persediaan air masih ada di bak penampungan. melalui media kartu huruf.
Ada juga jasa tangki air, namun biaya yang diminta oleh pemilik
Pada umumnya peserta didik Sekolah Dasar, khususnya Kelas
tangki lumayan mahal, terlebih pada musim kemarau.
I, harus bisa membaca dengan baik. Namun di SD Santa Angela,
Berdasarkan pengalaman yang dialami dan menyadari masih ada sebagian peserta didik yang belum mampu membaca
akan pentingnya manfaat air bagi sekolah maka sekolah mulai dengan baik. Peserta didik yang belum mampu membaca adalah
menyusun rencana. Langkah pertama yang diambil adalah peserta didik yang belum mengenal huruf abjad. Peserta didik
kepala sekolah mengadakan rapat bersama dengan dewan guru kelas satu adalah peserta didik peralihan dari TK ke SD sehingga
dan pegawai. Dalam rapat awal tahun pelajaran, kepala sekolah sebagian peserta didik besar belum mengenal huruf abjad
bersama dewan guru dan pegawai mengambil satu kebijakan dengan baik. Selain itu, peserta didik juga kurang mendapatkan
yang efektif dan ekonomis, yakni melalui gerakan Satu Siswa pendampingan yang intens di rumah serta juga kurang kosentrasi
Satu Jergen Air. Para siswa diminta membawa satu jergen air saat pelajaran.
setiap hari. Hasil rapat dewan guru pegawai ini disampaikan lagi
Pelaksanaan membaca permulaan di Kelas I SD dilakukan
pada rapat bersama Orang Tua Siswa, untuk mendapat dukungan
dalam dua tahap. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan
dari para orang tua. Orang tua juga mendukung kegiatan yang
dengan cara mengajar dengan menggunakan media atau alat
direncanakan oleh sekolah.
peraga selain buku misalnya kartu gambar (dalam bentuk power
Setelah mendapat dukungan orang tua siswa, Gerakan Satu point), kartu huruf (bentuk power point), kartu suku kata,
Siswa Satu Jergen Air dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya, kartu kata, dan kartu kalimat. Sementara itu, pembelajaran
sekolah membuatkan jadwal untuk membagi tugas kepada para membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca
siswa. Ada siswa yang bertugas menyirami tanaman, ada yang dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran. Untuk
mengisi air di bak kamar mandi (WC), dan ada pula yang mengisi meningkatkan kemampuan membaca guru perlu menyediakan

146 159
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

air di tempat-tempat cuci tangan. Hasilnya, tanaman menjadi


MENINGKATKAN KEMAMPUAN segar, para guru, pegawai dan para siswa tidak lagi bersusah
MEMBACA PEMULA MELALUI payah mencari air atau mencari tempat untuk buang air dan lain-
MEDIA KARTU HURUF lain. Satu hal positif dari kegiatan ini adalah menanam kebiasaan
Oleh : Ardila L. Sari, S.Pd. kepada siswa dalam menyelesaikan masalah yang dialami di
(Guru SD Santa Angela Atambua) lingkungannya secara mandiri.
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk mengatasi masalah kekurangan air di sekolah dapat
ditempuh melalui Gerakan Satu Siswa Satu Jergen Air dan juga
menanamkan kebiasaan kepada para siswa dalam berpikir solutif
untuk menyelesaikan masalah yang dialaminya.

M embaca merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk


mendapatkan sebuah informasi, memperoleh ilmu dan
pengetahuan, serta pengalaman baru. Pada hakikatnya, aktivitas
Terkait masalah air ini, Pemerintah Kabupaten Belu, melalui
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu, pada
tanggal 16 September 2022, sudah melakukan pendataan terkait
membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses
sumber pemakaian air bersih di sekolah-sekolah, yakni apakah
dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu
memakai sumur, PDAM, atau tangki. Diharapkan, pendataan
pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai
awal ini dapat ditindaklanjuti untuk mengatasi kekurangan
produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan
air di sekolah-sekolah di Kabupaten Belu, guna mewujudkan
pada saat membaca ( Puji Santosa dkk, 2005: 6.3).
sekolah yang berkecukupan air, guna menjamin kelancaran
Kegiatan membaca merupakan aktivitas yang unik dan rumit, proses pendidikan, terciptanya kebersihan dan kesehatan serta
sehingga seseorang tidak dapat melakukan hal tersebut tanpa keindahan lingkungan sekolah. Hal ini penting, sebab lingkungan
mempelajarinya, terutama peserta didik usia sekolah dasar sekolah yang nyaman, termasuk berkecukupan air, merupakan
yang baru mengenal huruf atau kata. Pada umumnya, dalam modal dasar untuk kegiatan pembelajaran yang efektif.
pelaksanaan pengajaran membaca, guru sering kali dihadapkan
pada peserta didik yang mengalami kesulitan, baik yang
berkenaan dengan hubungan huruf, suku kata, kata, atau kalimat
sederhana. Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi Bahasa
Indonesia 2004, pada Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia, khususnya membaca, dikatakan bahwa peserta didik
dituntut untuk mampu membaca huruf, suku kata, dan kalimat.
Pembelajaran di SD Santa Angela Atambua dilaksanakan
sesuai dengan perbedaan atas kelas rendah dan kelas tinggi.

158 147
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

pelajaran tersebut. Penulis mengambil contoh lain, misalnya


PELAJAR SMP NEGERI 2 mengenai materi cerita fabel. Untuk mengajarkan tentang contoh
ATAMBUA KELAS VII BELUM BISA cerita fable, seorang guru dapat mengambil beberapa contoh
MEMBACATEKS PADA video dari YouTube, yaitu video cerita fabel yang memiliki kaitan
PELAJARAN BAHASA INDONESIA dengan tema yang sedang dipelajari. Penggunaan video sebagai
Oleh : Dionisius Mau Tes, S.Pd.,Gr. media audio visual dalam materi cerita fabel akan memacu
(Guru SMP Negeri 2 Atambua) respon dan partisipan aktif peserta didik, sehingga daya serap
peserta didik terhadap materi yang diberikan menjadi lebih baik.
Dari penggunaan media dan metode yang digunakan selama
ini terjadi perkembangan terhadap semangat belajar peserta
didik di sekolah di SMP N 1 Tasifet Barat. Perkembangan

P elajar adalah seorang anak yang sedang melaksanakan proses


pendidikan di sebuah lembaga pendidikan bernama sekolah.
Pelajar Sekolah Menengah Pertama adalah anak yang secara
yang sangat pesat dirasakan saat pembelajaran dalam kelas.
Peserta didik selalu memberikan respon dan partisipan aktif
saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru.
normatif berusia antara 12-15 tahun. Pada rentangan usia ini, Selain itu, peserta didik selalu menanyakan hal-hal yang kurang
seorang anak masuk pada fase pembelajar aktif atau dengan kata dipahami saat pelajaran berlangsung.
lain pelajar produktif. Dari deskripsi di atas dapat ditegaskan bahwa penggunaan
Merebaknya Covid19 pada akhir tahun 2019 secara global, media Power Point dan video-video yang diambil dari YouTube
yang kemudian mulai muncul di Indonesia pada awal Maret dalam pembelajaran dapat memberikan dampak yang signifikan
tahun 2020, sangat berdampak pada perkembangan belajar bagi peserta didik. Oleh karena itu, kita sebagai guru harus
peserta didik usia produktif tersebut. Kondisi ini sangat pandai dalam memilih media yang tepat agar tercipta sistem
mengguncang sendi-sendi pada aspek sosial, ekonomi, budaya, pembelajaran yang menyenangkan. Ketepatan pemilihan media
pendidikan dan lain sebagainya. pembelajaran akan efektif memancing respon dan partisipan
dari peserta didik, yang membuat peserta didik semakin mampu
Hampir dua tahun lebih, anak usia produktif sekolah
memahami materi yang sedang dipelajari.
dirumahkan atau belajar mandiri di rumah. Adapun kebijakan-
kebijakan darurat dari pemerintah melalui Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan yang melibatkan seluruh satuan pendidikan
dengan dilakukannya pembelajaran secara daring/online dan
luring/offline namun semuanya seolah hanya berjalan di tempat
tanpa ada perubahan yang berarti secara nasional. Dampak
ikutannya adalah pelajar seolah-olah libur berkepanjangan tanpa
ada batasan waktu untuk kembali bersekolah.

148 157
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Untuk mendapatkan hasil yang optimal saat pembelajaran, Tahun pelajaran 2022/2023 sedikit mendapat angin segar
guru dapat menggunakan media berupa audio visual yang ketika ada kebijakan pemerintah yang mengizinkan aktivitas
memicu anak-anak untuk dapat berpikir secara kritis saat pembelajaran di sekolah mulai kembali secara normal. Dampak
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari gambar atau video ikutan lainnya mulai terasa pada saat penerimaan peserta
yang disajikan. Guru wajib mendesain perengkat dan media didik baru kelas VII pada SMP Negeri 2 Atambua. Survei
pembalajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan membuktikan, sebagian dari pelajar yang mendaftar dan diterima
diajarkan. sebagai pelajar SMP Negeri 2 Atambua, terdapat pelajar yang
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan guru belum bisa membaca. Pertanyaan reflektif “mengapa dia bisa
tamat dan lulus pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar selama
yaitu menggunakan Power Point. Guru dapat menggunakan
enam tahun itu?”
piranti-piranti yang terdapat dalam media Power Point untuk
membantu peserta didik memahami materi yang sedang dibaha.
Misalnya, dalam pelajaran denga tema teks prosedur, di mana Durasi waktu lebih dari dua tahun ketika siswa belajar dari
guru menampilkan tulisan dan gambar yang berkaitan dengan rumah, satu-satunya organ penting yang bisa menanggulangi
langkah-langkah dalam melakukan suatu hal. masalah ini adalah orang tua atau wali dari pelajar itu sendiri.
Hal inilah yang dilakukan penulis. Ketika penulis mengambil Siswa ketika di rumah tanpa bimbingan orang tua atau walinya,
tema mengenai cara membuat Jagung Bose yang terdapat pada pada akan kehilangan arah bagaimana dia belajar. Siswa butuh
topik pembahasan teks prosedur (cara membuat sesuatu), penulis pendampingan, siswa butuh ada orang yang bisa mengarahkannya
menggunakan media Power Point. Di dalam Power Point, penulis untuk belajar dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru secara
tidak saja menampilkan tulisan langkah-langkah, tetapi juga daring maupun luring.
menampilkan gambar mengenai tema tersebut. Dengan gambar Pelajar akan merasakan situasi belajarnya terjadi apabila
yang dimunculkan dalam peserta didik yang awalnya bosan dan ada orang tua atau wali siswa dapat bersedia untuk bisa
jenuh akhirnya menikmati pelajaran dengan begitu antusias. membimbingnya belajar dalam kondisi ini. Kemudian bagaimana
Dengan melihat tulisan dan penjelasan pada Power Point yang dengan pelajar dengan latar belakang orang tuanya yang super
ditayangkan, peserta didik dilatih untuk bisa mempraktekan apa sibuk dan yang tidak punya waktu menemani siswa untuk
yang dipelajarinya dalam kehidupan keseharian. Dibandingkan belajar? Mereka akan seperti siswa dalam kelas yang gurunya
dengan hanya menggunakan kata-kata, gambar lebih mudah tidak pernah masuk mengajar dan yang membiarkan saja mereka
direkam oleh memori manusia, terutama pada anak-anak. belajar seperti anak ayam kehilangan induknya, yang berjalan
Selama ini banyak guru hanya mengunakan media cetak sebagai tanpa arah tujuan yang pasti.
bahan acuan dalam mengajar. Untuk memacu pembelajaran yang Peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Atambua memiliki
menarik, sebaiknya guru menggunakan media audio visual yang pelajar aktif sebanyak 329 pelajar, yang terdiri dari 148 pelajar
pada tema-tema tertentu dengan cara menayangkan video-video laki-laki dan 181 pelajar perempuan. Berdasarkan jumlah pelajar
yang membangkitkan semangat peserta didik untuk mengikuti

156 149
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

tersebutm ada 8 % siswa yang belum bisa membaca dengan 3 pembelajaran dalam kelas. Guru yang awalnya menggunakan
kategori; kategori pertama adalah siswa yang membaca dengan media cetak atau buku-buku pelajaran yang berada di
mengeja huruf, kategori kedua adalah siswa yang bisa membaca perpustakaan sekolah ahirnya menambah media audio visual
dengan mengeja suku kata, kategori 3 adalah siswa yang membaca pada beberapa materi pembelajaran untuk dapat meningkatkan
tanpa penjedaan atau tidak memperhatikan tanda baca. hasil belajar siswa.
Siswa SMP kelas VII sudah harus memiliki kompetensi Dalam proses belajar mengajar, penggunaan media secara
membaca dan menulis. Idealnya siswa tersebut sudah harus bisa tepat membawa konsekuensi pada output belajar peserta didik,
mengenal huruf, mengeja suku kata, sampai pada tingkatan sehingga mempunyai arti sangat penting. Dalam kegiatan
membaca sebuah teks atau wacana dengan baik. Enam tahun pembelajaran, ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat
waktu belajar yang dibutuhkan oleh seorang pelajar agar bisa dibantu dengan menghadirkan media audio visual sebagai
dan layak duduk di bangku kelas VII SMP. Tentu melalui proses perantara secara tepat. Kerumitan materi yang akan disampaikan
yang terarah, terbimbing, dan terukur dari kelas 1 sampai kelas kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan
VI Sekolah Dasar. media audio visual. Media audio visual dapat mewakili apa yang
kurang mampu diucapkan oleh guru melalui kata-kata atau
Sangat disayangkan, pelajar yang sudah duduk di bangku SMP
kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan materi dapat dikonkritkan
kelas VII SMP Negeri 2 Atambua didapati tidak bisa membaca.
dengan kehadiran media audio visual.
Beberapa hal yang melatarbelakanginya yaitu, pertama pelajar
yang tinggal dengan orang tuanya berlatar belakang bekerja di Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas di SMP
pasar yang secara otomatis harus keluar rumah pada waktu subuh, Negeri 1 Tasifeto Barat terdapat beberapa masalah, misalnya
dan pulang kembali ke rumah sudah malam. Kedua, pelajar yang guru tidak mampu merancang media pembelajaran, penggunaan
tinggal dengan walinya karena orang tua kandungnya sudah media pembelajaran yang kurang optimal; serta keterampilan
meninggal atau merantau ke luar daerah bahkan yang merantau guru dalam penggunaan media audio visual pada pembelajaran
ke luar negeri. Ketiga, pelajar yang orang tuanya cukup waktu di masih sangat rendah. Masalah-masalah ini apabila dibiarkan
rumah, namun tidak punya waktu buat memperhatikan pelajar akan mengakibatkan menurunnya hasil belajar siswa secara
untuk belajar. Keadaan ini yang pasti sangat memprihatinkan. berkesinambungan pada setiap jenjang pendidikan dan tahun
SMP Negeri 2 Atambua, untuk jenjang kelas VII, dibagi ajaran. Masalah-masalah tersebut terjadi karena kadang-kadang
menjadi sebelas rombongan belajar (rombel). Setiap kelas atau guru tidak mampu merancang media pembelajaran atau jarang
rombongan belajar terdiri dari 29 hingga 31 pelajar. Dari setiap menggunakan media yang tepat saat pembelajaran berlangsung.
kelas rata-rata ada 3 sampai 5 pelajar yang belum bisa membaca Masalah yang kedua yaitu guru hanya semata-mata menggunakan
dengan tiga kategori yang sudah disebutkan di atas. Hal ini media cetak yaitu buku pelajaran yang ada diperpustakaan.
sangat berpengaruh bahkan menghambat proses belajar mengajar Selain itu juga masalah yang ditemukan yaitu sangat minimnya
di kelas yang sudah dirancang oleh guru sesuai alur dan batasan pengetahuan penggunaan IT yang dimiliki seorang guru juga
waktunya. menjadi pemicu pembelajaran yang kurang optimal.

150 155
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang


PENGGUNAAN MEDIA AUDIO SMP, berdasarkan kurikulum 2013 (K13), berbasis atau bergenre
VISUAL PADA PELAJARAN teks. Setiap materi ajar yang ditampilkan dalam pembelajaran
BAHASA INDONESIA Bahasa Indonesia, selalu diawali dengan membaca sebuah
Oleh : Santi Elisabet Handamay, S.S.,Gr. teks atau bacaan. Kondisi ini tentu sangat mengganggu proses
(SMP Negeri 1 Tasifeto Barat) pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas.
Guru mengalami kesulitan ketika harus mengejar materi secara
administratif dengan kondisi riil yang terjadi. Guru bahasa
Indonesia mengalami masalah tersendiri yakni tuntutan secara
administratif guru harus mengajar sesuai materi yang sudah
dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), namun
akan terhambat ketika harus menyetarakan pemahaman atau
I mplementasi pendidikan saat ini pada setiap satuan
pendidikan formal menuntut agar guru sebagai fasilitator
pendidikan harus menguasai media untuk pembelajaran dalam
ketuntasan materi bersama dari siswa yang sudah lancar membaca
dengan baik dengan siswa yang belum bisa membaca.
kelas. Penguasaan penggunaan media pembelajaran akan Menyikapi masalah ini, para guru pengampuh mata pelajaran
berdampak pada tingkat daya serap dan hasil belajar peserta bahasa Indonesia dan Bimbingan Konseling (BK) melakukan
didik terhadap materi pembelajaran. Oleh karena itu, setiap guru kerjasama dengan mendata setiap pelajar pada masing-masing
perlu mempersiapkan diri dengan baik dan berkualitas, sehingga kelas. Dari pelajar kelas VII yang terdiri dari 11 rombel ini,
materi pembelajaran yang disampaikan dapat dipahami secara terdapat 2 kelas atau 2 rombongan belajar yang semua pelajar
baik dan benar oleh seluruh peserta didik. dalam kelasnya sudah lancar membaca yakni kelas VIIA dan
Selama melaksanakan kegiatan pembelajaran pada satuan Kelas VIIB.
Pendidikan SMP Negeri 1 Tasifeto Barat, terutama pada masa Pendataan pelajar yang belum bisa membaca dilakukan dengan
new normal dikarenakan pandemi covid-19, guru kurang cara; (1) memberikan sebuah teks bacaan kepada pelajar untuk
menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran Bahasa dibacakan, (2) guru pendamping melakukan pendampingan
Indonesia. Kurangnya media pembelajaran pada materi-materi langsung kepada pelajar pada saat membaca teks, (3) pelajar
yang diberikan menyebabkan hasil yang diperoleh beberapa yang ditemukan belum bisa membaca, didata namanya dan buat
peserta didik pada SMP Negeri 1 Tasifeto Barat belum memenuhi jadwal untuk pelaksanaan bimbingan khusus.
standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh guru pendamping
Untuk mengatasi permasalahan ini maka penulis, sebagai yaitu; (1) Melakukan kunjungan rumah. Pada tahapan ini,
guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, memandang perlu pendamping guru bisa melihat langsung kondisi riil pelajar
mengupayakan ketepatan dalam penggunaan media tersebut dan mengetahui hal-hal yang mungkin menjadi penyebab
pelajar mengalami kesulitan dalam membaca. 2) Mengajak

154 151
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

kerjasama dengan orang tua/wali pelajar untuk bisa mengontrol pendidikannya, minimal mesti memiliki kompetensi, yang
perkembangan membacanya di rumah. Tahapan ini diharapkan salah satunya adalah membaca. Pelajar yang dikategorikan bisa
kepada orang tua/wali pelajar agar bisa meluangkan waktu untuk membaca adalah pelajar yang sudah bisa membedakan huruf,
mendampingi anaknya. 3) Pendampingan di sekolah dibuat mengeja suku kata, membaca kata, memahami tanda baca dalam
terjadwal dan dilaksanaan pada saat jam istrahat dan waktu 30 bacaan, dan yang mampu membaca teks atau wacana dengan
menit setelah keluar sekolah. Tahapan ini dilaksanakan tiga kali baik. Untuk setiap pimpinan satuan pendidikan sekolah dasar
pertemuan dalam sepekan. perlu memperhatikan dan menyaring betul pelajarnya yang
Dampak positif yang boleh dirasakan oleh pelajar melalui akan menyelesaikan studi pada jenjang pendidikan sekolah
dasar. Jika tidak demikian, jenjang pendidikan hanya akan
pendampingan guru terhadap pelajar yang belum bisa membaca
menjadi mata rantai untuk melempat-pindahkan tanggungjawab
yaitu, (1) pelajar dapat membaca teks dengan baik dan benar, (2)
terhadap keberhasilan pendidikan, tanpa ada upaya serius untuk
pelajar dapat membaca kata, kalimat, dan tanda baca dalam teks
memastikan kualitas pelajarnya.
bacaan dengan baik dan benar, (3) pelajar dapat mengikuti setiap
mata pelajaran sesuai alur pembelajaran tanpa pendampingan
khusus dari guru, 4) pelajar lebih percaya diri dalam belajarnya
dan terhindar dari bullying oleh teman sekelasnya akibat belum
bisa membaca.
Musibah global covid19 yang juga dialami bangsa Indonesia
awal Maret 2020 dan hingga tahun pelajaran 2022/ 2023, sangat
berdampak pada pelajar SMP Negeri 2 Atambua kelas VII. Secara
terpadu dan simultan para guru pendamping, tanpa mengenal
lelah, menerobos lorong-lorong gelap kevakuman belajar yang
dialami para pelajar yang saat ini duduk di bangku kelas VII
SMP. Kevakuman ini tidak serta merta menghalangi semangat
guru dalam mengatasi kemerosotan literasi pelajar. Segala daya
upaya dilakukan oleh guru, agar pelajar dapat keluar dari zonanya
nyamannya ketika hanya di rumah tanpa berbuat sesuatu yang
berarti untuk masa depannya. Antusias pelajar cukup signifikan
sehingga ia dapat keluar dari belenggu kemerosotan literasi
membaca.
Berdasarkan refleksi terhadap kondisi siswa SMP Negeri
2 Atambua kelas VII, perlu dikemukakan bahwa pelajar
Sekolah Dasar yang dinyatakan tamat dan lulus dari satuan

152 153
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dengan pemanfaatan kemajuan teknologi, salah satunya melalui membaca permulaan dapat dikatakan sudah mencapai tujuan
penggunaan media belajar dalam proses pembelajaran. yang diharapkan.
Belakangan ini, tidak dapat dipungkiri, mayoritas guru masih Hasil belajar merupakan salah satu ukuran berhasil tidaknya
menggunakan metode pembelajaran yang bersifat konvensional, seseorang setelah menempuh kegiatan belajar di sekolah dengan
seperti ceramah, mendikte, hingga penugasan masal, yang hanya menggunakan penilaian berupa tes. Hasil belajar mempunyai
berpusat pada guru dan tidak mampu menciptakan suasana peran penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian
pembelajaran yang kondusif. Misalnya, peserta didik kerap terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada
merasa jenuh, bosan, apatis, dan bahkan tidak dapat mengikuti guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya kegiatan
proses pembelajaran secara maksimal karena pola mengajar guru pembelajaran setelah selesai dilakukan. Hasil belajar dalam
yang monoton dan tidak dinamis. Akibatnya, keaktifan peserta peningkatan kegiatan membaca permulaan peserta didik dengan
didik dan perolehan hasil belajar pun menurun. Maka dari itu, menggunakan media kartu huruf mengalami peningkatan atau
setiap guru dituntut untuk mampu mengaplikasikan setiap memenuhi batas pencapaian indikator keberhasilan.
kurikulum pada kegiatan belajar dan mengajar dengan baik dan Dalam meningkatkan kemahiran membaca, guru dan sekolah
berimbang. perlu menjadikan kegiatan membaca sebagai bagian dari kegiatan
Untuk mendidik dengan baik, tentu diperlukan wawasan harian di kelas. Artinya, peserta didik diberikan banyak waktu
yang luas, kesiapan yang matang dan terstruktur, serta kepekaan untuk membaca setiap hari. Misalnya, sekolah dan guru mengatur
terhadap situasi. Media pembelajaran sangat penting digunakan agar 10-15 menit sebelum memulai pelajaran setiap pagi setiap
karena dasar dari kegiatan belajar mengajar adalah materi yang harinya, peserta didik diberi kesempatan untuk membaca. Selain
terstruktur. Dengan perkembangan yang modern saat ini, tentu itu, guru juga dapat membuat jadwal perpustakaan bagi peserta
kelengkapan sumber belajar yang tepat dan hal baru yang menarik didik, minimal satu kali dalam seminggu, misalnya dengan waktu
mampu memicu peserta didik untuk mempelajari, berpikir, dan tiga puluh menit setelah selesai pelajaran. Dengan pembiasaan
menganalisa setiap materi pembelajaran yang diberikan. Di sini, yang demikian, kemampuan dan kemahiran membaca di
guru juga harus mampu merekam dan menganalisa proses belajar tingkat SD dapat terus ditingkatkan. Hal ini pada akhirnya akan
peserta didik, kendala yang diperoleh, hingga strategi yang tepat menjadi bekal bagi peserta didik ketika melanjutkan pendidikan
untuk mengatasi setiap persoalan di dalam kelas. Jika hal tersebut ke tingkat yang lebih tinggi.
dilakukan dengan baik, maka pemilihan media pembelajaran
bisa sesuai dengan kondisi riil di dalam kelas.
Dalam mencerdaskan anak bangsa hingga mencapai hasil
yang maksimal tentu memerlukan kesadaran serta kerja
sama dari berbagai pihak. Penyediaan perpustakaan dengan
kelengkapan dari pemerintah misalnya, mampu melancarkan
kegiatan belajar mengajar dan memberikan kemudahan bagi

176 161
PENGARUH BAHASA IBU TERHADAP
KECAKAPAN BERBAHASA INDONESIA PENTINGNYA MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Oleh : Emiliana Moru, S.Pd. Oleh : Katharina Lobeti Pereira Loe, S.Pd.
(SMP Negeri 1 Lamaknen) (Guru SMPS Karya Mandiri)

B ahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikenal oleh seorang


anak. Pada umumnya, bahasa ibu adalah bahasa daerah
yang ada dan dipakai oleh sebagian orang pada tempat tertentu.
D ewasa ini, teknologi menjadi bagian penting dalam
kehidupan manusia. Semakin maju hal tesebut, maka akan
semakin mempermudah kelangsungan hidup manusia, sebab
Bagi sebagian besar orang Indonesia, kedudukan bahasa daerah segala sesuatu akan mudah dikuasai melalui berbagai media.
menempati tingkat pertama bila dilihat dari segi emosional, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media adalah
keakraban, dan perolehannya itu sendiri (YN Kusmawanto, alat, sarana komunikasi, perantara, dan penghubung yang dapat
2019). Karena kedudukannya yang sangat kuat inilah, maka merangsang pikiran, perasaan, minat, perhatian, persetujuan,
bahasa daerah sangat berpengaruh dalam pembelajaran Bahasa penolakan, dan pengetahuan. Media sangat berperan untuk dunia
Indonesia. Fungsi Bahasa Indonesia tidak dianggap penting oleh pendidikan, bisnis, dan seni. Di dalam dunia pendidikan, media
sebagian anak karena kecenderungan menggunakan bahasa ibu dapat membantu dan mempermudah proses pembelajaran.
untuk bercakap-cakap di lingkungan sekolah lebih besar. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa media mampu menunjang
proses interaksi antara guru dan peserta didik dalam pembelajaran
Penggunaan bahasa ibu yang terlalu dominan dalam kehidupan
untuk mempermudah jalannya transfer ilmu.
sehari-hari seorang anak dapat mempengaruhi interaksi anak
tersebut dengan rekan atau guru menjadi terbatas. Akhirnya, Dalam mentranfer ilmu pengetahuan, guru bertindak sebagai
anak tidak memiliki kecakapan berbahasa dasar yang seharusnya insan pendidik, pengajar, dan pelatih yang tugas rutin hariannya
sudah dimiliki pada usia mereka. Misalnya, anak akan kesulitan adalah merencanakan pembelajaran (RPP), melaksanakan
berbicara menggunakan Bahasa Indonesia ketika diminta untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), membuat evaluasi (mengukur
membuat kalimat sederhana. Masalah lain yang timbul ketika hasil), membimbing peserta didik, dan melaksanakan tugas
anak dominan menggunakan bahasa ibu, yaitu anak tidak lancar tambahan (PP No.74 Pasal 52 Tahun 2008 tentang Guru)
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. saat menjalankan tugasnya, guru selalu berpedoman pada
kurikulum pendidikan yang berlaku. Hal itu juga dipengaruhi
Bahasa ibu yang digunakan sering kali terbawa dalam situasi
oleh perkembangan teknologi saat ini yang kian merembes
formal dan resmi yang seharusnya menggunakan Bahasa
masuk ke dalam dunia pendidikan. Untuk itu, guru harus
indonesia yang baik dan benar. Dalam proses pembelajaran di
mampu mengolaborasikan substansi kurikulum pendidikan

162 175
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

memiliki daya tarik sendiri bagi peserta didik sehingga dapat sekolah, peserta didik diwajibkan agar selalu menggunakan
meningkatkan minat membaca. Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Artinya, bukan dalam
tulisan saja, melainkan dalam ucapan secara lisan. Peserta
Melalui upaya-upaya tersebut, penulis berharap agar minat
didik yang lazim menggunakan bahasa ibu di rumah besar
membaca peserta didik bisa meningkat seiring berjalannya
kemungkinan akan terbiasa berkomunikasi dalam bahasa
waktu. Dengan membiasakan kegiatan membaca di lingkungan
tersebut dalam kesehariannya di lingkungan sekolah.
sekolah, maka peserta didik dapat meningkatkan kecakapan
dan kemampuan literasinya. Selain itu, proses penambahan Pada aktivitas setiap hari di sekolah, sering terdapat ucapan
wawasan, ide, dan ilmu yang inovatif bisa terus berkembang peserta didik dengan menggunakan bahasa daerah, bahkan peserta
karena banyaknya sajian nutrisi pengetahuan yang diperoleh didik sering menjawab pertanyaan guru dengan menggunakan
dari kegiatan membaca. Dengan demikian, proses pembelajaran bahasa daerah atau bahasa ibu. Misalnya, saat pelajaran bahasa
di dalam bisa berjalan dengan baik karena meningkatnya aspek sedang berlangsung, peserta didik diminta untuk membuat
intelekualitas peserta didik. kalimat perintah. Ketika tiba gilirannya, si anak dengan spontan
menjawab, “Ambilkan Boil itu untukku!” (Boil itu berarti
bolpoin dalam bahasa Bunaq). Bukan hanya di dalam ruang
kelas, peserta didik terkadang berbicara dengan menggunakan
bahasa daerah dalam rutinitasnya, seperti menyapa teman atau
guru dalam bahasa daerah.
Terkait kenyataan di atas, terdapat beberapa pendekatan
yang digunakan penulis untuk mengatasi masalah dominasi
penggunaan bahasa ibu terhadap Bahasa Indonesia. Pertama,
mewajibkan mereka untuk berbicara menggunakan bahasa
Indonesia di lingkungan sekolah. Kedua, guru melakukan
pendekatan secara personal pada peserta didik yang sering
berbicara menggunakan bahasa daerah. Ketiga, meminta peserta
didik yang bersangkutan untuk memimpin doa pada waktu apel
pagi dan siang. Keempat, menjadikan teman sejawat sebagai
pengawas untuk teman yang sering berbicara menggunakan
bahasa daerah. Ketika anak tersebut merasa dipantau, maka
otomatis dia akan berusaha berbicara menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Kelima, memberi kesempatan
kepada anak untuk bercerita pengalaman sehari-hari di awal
pembelajaran.

174 163
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Lebih l anjut, perlu adanya kesadaran orang tua secara dini Ketiga, mendorong peserta didik untuk berkunjung ke
untuk melatih anak berbicara menggunakan Bahasa Indonesia perpustakaan. Ruangan perpustakaan yang terbatas dapat
tanpa mengabaikan bahasa daerah sebagai bahasa ibu. Dan dihindari dengan melakukan penjadwalan untuk masing-masing
sebaliknya, sebagai masyarakat Indonesia, sudah seharusnya kelas. Setiap kelas dijadwalkan secara bergantian agar peseerta
peserta didik menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan didik terbiasa untuk mengunjungi perpustakaan. Contohnya,
benar. Ketika berbicara, jangan mencampuradukan Bahasa pada hari Senin, yang berkunjung ke perpustakaan adalah
Indonesia dengan bahasa daerah agar tidak menimbulkan kosakata kelas VIII A, pada hari Rabu yang mendapat jadwal untuk ke
baru. Sebab, bila hal itu terjadi, maka tujuan pembicaraan akan perpustakaan adalah kelas VIII C, begitu pun dengan kelas yang
sulit dipahami oleh pendengar. lain akan dijadwalkan pada kegiatan selanjutnya.
Keempat, membuat pohon literasi. Pohon literasi adalah media
yang digunakan oleh guru untuk memotivasi peserta didik selama
melakukan kegiatan membaca. Guru membuat sebuah pohon
dan kemudian ditempel di dalam kelas. Setiap peserta didik wajib
menempelkan daun pada rantingnya. Daun itu dituliskan judul
buku yang berhasil dibaca oleh peserta didik selama satu minggu.
Guru berperan sebagai fasilitator untuk melihat setiap daun yang
ditempel. Guru juga mencatat setiap peserta didik yang sudah
berhasil membaca selama satu minggu. Kegiatan Pohon literasi
ini diadakan untuk memotivasi dan menarik minat peserta didik
untuk membaca.
Kelima, perpustakaan rumahku. Maksud dari perpustakaan
rumahku adalah menjadikan perpustakaan itu seperti layaknya
rumah sendiri. Ruangan perpustakaan dibuat senyaman
mungkin sehingga peserta didik menjadi betah ketika berada
di perpustakaan sekolah. Setiap sudut perpustakaan ditata atau
dihiasi dengan gambar-gambar menarik agar peserta didik lebih
bersemangat ketika berada di perpustakaan.
Keenam, menambah koleksi buku perpustakaan. Perpustakaan
yang baik adalah perpustakaan yang menyediakan berbagai
jenis buku, baik majalah, tabloid, koran, maupun buku bacaan
lainnya. Perpustakaan yang memiliki koleksi buku lengkap akan

164 173
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

berkunjung ke perpustakaan, maka dengan mudah kita akan


mencari buku yang kita inginkan. Jika dilihat lagi, faktor utama STRATEGI MENINGKATKAN MOTIVASI
penyebab kurangnya intensitas kunjungan ke perpustakaan BELAJAR PESERTA DIDIK
adalah rendahnya minat membaca peserta didik. Padahal, minat Oleh : Fransiska Ambar Suherni, S.Pd.
membaca merupakan sumber motivasi yang kuat bagi seseorang (Guru SMP Negeri 3 Atambua)
untuk menganalisa, mengingat, serta mengevaluasi bacaan yang
telah dibacanya.
Persoalan di atas juga terjadi di SMP Negeri 1 Tasifeto Timur,
Kabupaten Belu. Penulis sebagai guru yang mengabdi di tempat
tersebut menemukan bahwa banyak peserta didik yang belum
mampu melakukan kegiatan membaca dengan baik karena
rendahnya minat membaca dan minimnya ketersediaan bahan
D alam kegiatan belajar motivasi merupakan dorongan dalam
diri untuk dapat belajar dengan penuh tanggung jawab
agar tujuan belajarnya dapat tercapai. Motivasi sendiri merujuk
bacaan yang berkualitas di perpustakaan. Untuk mengatasi pada hasrat atau dorongan yang timbul dalam diri seseorang
persoalan tersebut, maka penulis melakukan beberapa langkah secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan tindakan dengan
inovatif berikut. tujuan tertentu. Sedangkan, motivasi belajar, menurut Sudirman
Pertama, mengadakan waktu literasi di pagi hari. Literasi pagi (2018:75), dianggap keseluruhan daya penggerak di dalam diri
hari adalah kegiatan rutin yang sedang dilakukan di SMP Negeri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
1 Tasifeto Timur. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kelangsungan dari kegiatan belajar, dan memberikan arah pada
kegiatan literasi pagi hari adalah 15 menit sebelum kegiatan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
belajar mengajar berlangsung. Kegiatan literasi pagi biasa belajar bisa tercapai.
dilakukan oleh guru wali kelas bersama peserta didik di ruang Motivasi sebenarnya sangat dibutuhkan, sebab peserta didik
kelas masing-masing. Kegiatan ini bermaksud untuk melatih yang tidak memiliki dorongan pada belajar akan mengalami
peserta didik agar terbiasa pada kegiatan membaca. kesulitan dalam proses belajarnya. Motivasi dipandang sebagai
Kedua, membuat pojok baca. Pojok baca adalah tempat yang sebuah proses, bukan semata produk. Proses tersebut turut
digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan membaca di mempengaruhi esensi pendidikan dalam proses pembelajaran.
dalam kelas. Pojok baca berada di salah satu sudut ruangan yang Pendidikan sendiri a dalah usaha sadar untuk menyiapkan
didesain seperti perpustakaan mini. Pada pojok baca tersebut, peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau
disediakan sebuah rak kecil sebagai tempat atau wadah untuk latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
meletakkan buku-buku bacaan. Dengan menyediakan pojok Salah satu aspek terpenting dalam pendidikan adalah proses
baca di sudut ruangan, peserta didik bisa saling meminjam buku belajar, akan tetapi, keberhasilan proses belajar sangat ditentukan
satu sama lain. oleh motivasi seseorang dalam belajar. Motivasi terdiri atas

172 165
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik,


Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam MENUMBUHKAN KEMBALI MINAT MEMBACA
diri, sedangkan, motivasi ekstrinsik merupakan dorongan yang PESERTA DIDIK
berasal dari luar dirinya. Motivasi ekstrinsik, seperti dukungan Oleh : Wilhelmina Uduk, S.Pd.
keluarga dan lingkungan sekolah, sangat berperan penting (Guru SMPN 1 Tasifeto Timur)
dalam mengembangkan motivasi belajar peserta didik. Hal itu
tentunya membuat anak menjadi lebih bersemangat, percaya
diri, memiliki keinginan yang kuat untuk berubah, serta mandiri.
Sebaliknya, ketika penerimaan dalam keluarga dan lingkungan
sekolah tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka anak
akan menjadi lebih apatis, murung, tidak bersemangat, dan
bahkan tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
P erkembangan era digital saat ini turut mempengaruhi
budaya literasi membaca dan menulis di kalangan peserta
didik. Penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat
baik. Jika tidak diperhatikan atau ditangani secara serius, maka merombak rutinitas dan kebiasaan positif sehari-hari. Misalnya,
akan mempengaruhi kondisi psikologis dan hasil belajar peserta peserta didik yang lebih memilih ‘mengutak-atik’ media sosial
didik di kemudian hari. akan menganggap perpustakaan sebagai tempat persinggahan,
Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, sehingga jarang melakukan aktivitas membaca dan belajar. Hal
diperlukan kerja sama yang apik antara pihak keluarga, dalam itu tentunya akan menghambat proses peningkatan kecakapan
hal ini adalah orang tua atau wali peserta didik, dengan pihak dan kemampuan literasi peserta didik, sebab minimnya ilmu
sekolah. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan pengetahuan yang menjadi nutrisi bagi perkembangan
bagi individu. Di dalam keluarga, individu akan dididik dan intelektual. Untuk itu, produk-produk yang dihasilkan oleh
dibentuk secara emosional dan spiritual guna menanamkan era digital saat ini bisa memberikan pengaruh dan perubahan
nilai-nilai sosial yang bakal dipraktikkannya di lingkungan luar. yang mencolok bagi kehidupan peserta didik tergantung
Di dalam keluarga, bentuk dukungan orang tua bisa berwujud pemanfaatannya.
kepedulian, atensi, motivasi, serta dorangan penghargaan yang Salah satu pengaruh yang ditimbulkan oleh perkembangan
positif berupa anjuran, dan nasehat yang sangat diperlukan agar era digital adalah menurunnya intensitas kunjungan ke
anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. perpustakaan. Perpustakaan merupakan tempat atau wadah
Sedangkan di lingkungan sekolah, motivasi belajar peserta untuk menyimpan buku-buku, baik fiksi maupun non-fiksi, yang
didik dapat dipacu dengan penggunaan metode pembelajaran menjadi bahan pembelajaran atau referensi belajar. Menurut
yang menarik, bervariasi, kreatif , dan dapat menciptakan suasana Sutarni (2006 : 11), perpustakaan mencakup suatu ruangan atau
yang menyenangkan dalam kelas. Hal itu bisa dilakukan dengan bagian dari gedung/bangunan yang berisi buku-buku koleksi
menyertakan berbagai permainan, pemutaran vidio pembelajaran, yang diatur dan disusun sedemikian rupa, sehingga ketika kita
diskusi kelompok, bermain peran, dan penyajian materi yang

166 171
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

kata-kata tersebut. Semua itu dilakukan penulis dalam suasana menarik. Selain itu, peran guru Bimbingan Konseling (BK) juga
yang menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa jenuh. dibutuhkan untuk memberikan penyuluhan dan pembinaan
Memang semua hal yang baik membutuhkan proses yang mental peserta didik agar bisa mengikuti proses pembelajaran
panjang untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan. secara baik.
Walaupun baru dimulai, penulis sudah merasa senang karena Semua hal tersebut mestinya menjadi perhatian dan tugas
ada beberapa peserta didik yang sudah mampu merangkai kalimat bersama. Perkembangan belajar anak akan dapat berlangsung
dari kata-kata yang mereka hafalkan. Wordwall layak diterapkan dengan baik bila mendapatkan dukungan dari semua pihak,
dalam proses pembelajaran untuk memudahkan peserta didik baik dari pihak keluarga, sekolah, dan masyarakat. Anak-anak
dalam memahami materi pembelajaran. Suasana kelas yang masih perlu mendapat pendampingan yang baik dari kita semua
fresh dan menyenangkan dapat membuat peserta didik mampu agar tugas belajarnya tidak terhambat, tetapi sebaliknya, terus
berpikir jernih dalam menjalankan proses belajar mengajar di termotivasi.
dalam kelas. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa penguasaan
vocabulary pada peserta didik mengalami peningkatan yang
signifikan dengan menggunakan bantuan media pembelajaran
wordwall. Dengan demikian, proses belajar mengajar di satuan
pendidikan diharapkan menjadi hal yang positif atau menarik
untuk guru dan peserta didik dalam berinteraksi di kelas. Agar
proses tersebut bisa berjalan dengan baik, perlu adanya kerja
sama dalam menciptakan kelas yang kreatif dan menyenangkan,
sehingga memotivasi peserta didik berpartisipasi aktif dalam
mengikuti proses belajar mengajar

170 167
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

yang harus dikuasai seorang peserta didik sebelum mempelajari


MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA suatu bahasa (Anindyajati & Choiri, 2017; Muhyidin, 2018).
BAHASA INGGRISBERBASIS KELAS Tanpa penguasaan vocabulary yang cukup, maka ide tidak dapat
Oleh : Martina Ultany Luan, S.Pd. disampaikan. Dalam pembelajaran bahasa, khususnya Bahasa
(Guru SMPN 1 Tasifeto Timur) Inggris, vocabulary atau kosakata merupakan salah satu hal yang
penting dalam 4 (empat) keterampilan berbahasa.
Kesulitan yang dihadapi dalam mempelajari kosakata
yang dialami peserta didik adalah minimnya atau kurangnya
perbendaharaan kata. Hal itu yang menjadi kendala dalam

B ahasa Inggris merupakan salah satu bahasa international


yang diwajibkan dalam kurikulum di Indonesia. Untuk
menguasai Bahasa Inggris, ada 4 keterampilan yang wajib dikuasai,
penguasaan vocabulary atau kosakata Bahasa Inggris. Akibatnya,
proses belajar mengajar menjadi lamban dan peserta didik
kerap melakukan kesalahan dalam pengejaan, pengucapan, dan
yakni mendengar (listening), berbicara (speaking), membaca pemilihan kata yang tepat dalam menulis maupun berbicara.
(reading) dan menulis (writing). Selain itu, ada juga komponen Persoalan tersebut sangat terasa di SMP Negeri 1 Tasifeto Timur
penting dalam Bahasa Inggris, yakni kosakata (vocabulary) yang dimana penulis mengabdi sebagai guru. Terbatasnya ketersediaan
merupakan salah satu komponen yang tidak kalah penting dalam bahan belajar, seperti kamus dan bahan ajar, turut mempengaruhi
mempelajari Bahasa Inggris (Azizah, 2020; Raveloarinirina & tingkat penguasaan kosakata Bahasa Inggris di kalangan peserta
Tou, 2017; Sulistiana et al, 2019). didik.
Menurut Juhendi (Apriandari, 2019), dalam penelitiannya, Atas dasar permasalah di atas, maka penulis mencoba
mengatakan bahwa vocabulary adalah sebuah aspek penting untuk menerapkan berbagai cara agar peserta didik mampu
dalam bahasa, karena ada atau hadir dalam setiap kemampuan menguasai vocabulary berbasis kelas, salah satunya adalah
bahasa yang meliputi mendengar (listening), berbicara (speaking), dengan memanfaatkan benda atau hal-hal yang berada di
membaca (reading) dan menulis (writing). Untuk memudahkan dalam kelas sebagai media belajar, serta menggunakan media
anak atau peserta didik dalam mempelajari bahasa, maka wordwall. Pertama, penulis memberikan beberapa kata kunci
diperlukan pemahaman mengenai kosakata yang merupakan yang berhubungan dengan materi yang diajarkan dan peserta
bagian penting dalam proses pembelajaran suatu bahasa, didik diarahkan untuk mencari cara bacanya dalam kamus
sehingga penting bagi seseorang untuk menguasai dan terus Bahasa Inggris. Sedangkan, arti kata tersebut dalam Bahasa
meningkatkan kemampuan bahasanya (Ulfah et al., 2019). Indonesia wajib dihafalkan oleh para peserta didik berbantuan
media wordwall yang ditempelkan di dalam kelas agar mudah
Penguasaan vocabulary akan mendukung kegiatan peserta
didik dalam mengemukakan pendapat, serta mengutarakan dibaca setiap saat. Kedua, setiap mulai kegiatan dan di akhir
maksud dan tujuan (Azizah, 2020;Lin et al., 2021; Priyastuti proses belajar mengajar, penulis memanfaatkan waktu sekitar
et al., 2020). Dengan demikian, vocabulary adalah unsur dasar 15 menit untuk meminya para peserta didik menyebutkan

168 169
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

pendidik dalam mencari referensi belajar lainnya. Selain itu,


MENGEMBANGKAN BAKAT DAN dukungan pemerintah dan dinas terkait untuk pengadaan
MINAT PESERTA DIDIK fasilitas dan infrastruktur belajar di lingkungan sekolah juga
MELALUI PROGRAM SEKOLAH sangat dibutuhkan. Sementara itu, pihak sekolah juga wajib
Oleh : Alfonsius Leto, S.Pd melakukan bimbingan dan konseling, supervisi, serta pelatihan
(Guru SMP Negeri Lasiolat) pendampingan bagi guru guna menciptakan inovasi pembelajaran
yang berkualitas.

B angsa yang maju pasti memiliki sumber daya manusia


yang berkualitas. Untuk itu, belajar mengenali dan
mengembangkan diri menjadi sangat penting.
Pada saat Pandemi Covid-19 menerpa dunia, nyaris semua
aktivitas utama manusia berlangsung di dan dari rumah. Situasi
ini merupakan realitas baru, yang juga dialami dunia pendidikan,
terutama para guru, peserta didik, dan orang tua. Mau tidak mau,
suka atau tidak, semua pihak harus siap menjalani kehidupan
baru. Seiring itu, semua pihak diharapkan tetap bisa optimal
menjalankan peran barunya dalam proses belajar-mengajar pada
masa pandemi.
Persoalannya, apakah efektif proses pembelajaran dilaksanakan
secara daring, atau dengan peran besar pada orang tua? Bagaiman
guru bisa mengetahui bakat dan minat yang dimiliki oleh seorang
peserta didik? Bagaimana bakat dan minat peserta didik dapat
dikembangkan?
Belajar dan menyalurkan hobi dalam bidang yang diminati
merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi setiap orang.
Namun terkadang seorang peserta didik tidak memahami hobi,
minat, dan bakat yang dimilikinya. Hal ini seringkali juga

192 177
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dengan mudahnya peserta didik menguasai metode jarimatika


PELESTARIAN TENUN IKAT SEBAGAI WARISAN dan drill yang dibuatkan dalam bentuk video, sehingga dalam
BUDAYA DI LINGKUNGAN SEKOLAH waktu kapanpun dan di manapun peserta didik bisa banyak
Oleh : Madalena Maria Alves berlatih dan mahir menggunakan jari tangan dalam memecahkan
(Guru SMP Negeri Satap Wetear) soal perkalian dasar.
Metode jarimatika dan drill dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik tentang materi perkalian dasar. Oleh karena itu,
penulis menyarankan pada guru untuk mempraktikkan jarimatika
untuk memahami perkalian dasar sebagai upaya meningkatkan

I ndonesia merupakan negara yang memiliki suku bangsa


dan budaya yang beragam. Menurut Koentjaraningrat, suku
bangsa berarti sekelompok manusia yang mempunyai kesatuan
kualitas pembelajaran dan bagi peserta didik. Selain itu, guru
juga hendaknya memanfaatkan media video dalam metode
drill sehingga kecakapan peserta didik dalam berhitung bisa
budaya dan terikat oleh kesadaran budaya tersebut, sehingga terus diperkuat. Berbagai metode ini juga lebih menyenangkan,
menjadi identitas. Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan sehingga mampu menarik perhatian dan partisipasi aktif peserta
oleh kesatuan bahasa. Keberagaman bangsa Indonesia, terutama didik dalam pelajaran matematika. Dengan kegiatan yang
terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang mendiami berbagai menyenangkan seperti ini, matematika tidak lagi dianggap
lokasi yang tersebar. Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan, tetapi justru
karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial atau budaya. menjadi menenangkan dan dinanti-nantikan.
Menurut penelitian Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan
tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Antarsuku
bangsa di Indonesia mempunyai berbagai perbedaan dan itulah
yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.
Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai
Merauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya,
sehingga harus tetap dipertahankan dan dilestarikan. Dalam
perkembangan zaman, setiap suku di Indonesia mempunyai
ciri khas dalam busana daerah mereka yang tentunya dilengkapi
dengan kain-kain yang khas dan menjadi warisan budaya yang
sangat bernilai. Dalam banyak catatan lama tertulis bahwa kain
tradisional Indonesia mempunyai nilai budaya tinggi, terutama
dari sudut estetis, bermakna simbolis dan memiliki falsafah yang

178 191
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

video terdapat dua unsur yaitu unsur audio dan gambar. Media mendasari pembuatannya. Keragaman kain tradisional Indonesia
video dapat digunakan untuk membantu peserta didik dalam antara lain seperti kain tenun, kain songket dan kain batik.
menerima maksud pesan yang ingin disampaikan. Video yang Kain tenun ikat adalah kain yang dibuat dengan cara
digunakan dapat berupa video yang diambil dari kanal YouTube. memasukan benang pakan secara horizontal pada benang-
Video ditampilkan melalui komputer yang dihubungkan dengan benang lungsin yang biasanya telah diwarnai dan diikat terlebih
LCD. dahulu. Kain tenun ikat termasuk kekayaan Nusa Tenggara
Langkah-langkah penggunaan media video adalah sebagai Timur yang teknik pembuatannya telah diwariskan turun-
berikut: (1) merumuskan tujuan pembelajaran dengan temurun. Kain ini diduga telah ada sejak abad ke-3 Masehi, saat
memanfaatkan media audiovisual sebagai media pembelajaran; kerajaan hadir di NTT.
(2) persiapan guru, di mana guru memilih dan menetapkan Kehadiran kain tenun ikat, dipercaya beriringan dengan
media yang akan dipakai guna mencapai tujuan. Dalam
perkembangan seni dan budaya. Menurut penelitian,
hal ini prinsip pemilihan dan dasar pertimbangannya patut
nenek moyang Nusa Tenggara Timur yang berasal dari ras
diperhatikan; (3) persiapan kelas, di mana ini peserta didik atau
Astromelanesoid, Mongoloid, Negroid, dan Eropoid, telah
kelas harus mempunyai persiapan sebelum menerima pelajaran
mendiami pulau tersebut sejak 3.500 tahun yang lalu.
dengan menggunakan media ini; (4) penyajian pelajaran dan
pemanfaatan media, yakni penyajian bahan pelajaran dengan Bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur, bisa menenun menjadi
memanfaatkan media audiovisual. Guru harus memiliki keahlian salah satu pertanda bahwa seorang perempuan telah siap untuk
dalam menyajikan materi dan penggunaan media; (5) kegiatan menikah. Maka tidak heran, jika banyak perempuan di provinsi
belajar peserta didik, di mana peserta didik belajar dengan ini yang memiliki keterampilan menenun. Kain tenun ikat Nusa
memanfaatkan media pembelajaranyang ada. Peserta didik sendiri Tenggara Timur memiliki banyak fungsi, seperti sebagai busana,
mempraktikkannya ataupun guru langsung memanfaatkannya, mahar, penunjuk status sosial, alat transaksi, bentuk penghargaan
baik di kelas atau di luar kelas; dan (6) evaluasi pembelajaran pada tamu, serta penghormatan pada acara kematian.
kegiatan pembelajaran, yakni tentang sampai sejauh mana tujuan Meskipun kain tenun ikat bisa ditemukan hampir di seluruh
pembelajaran yang dicapai, sekaligus dapat dinilai sejauh mana provinsi Nusa Tenggara Timur, tapi masing-masing daerah
pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan memiliki motif yang berbeda. Misalnya, di Sumba Timur
proses belajar peserta didik. terdapat motif tengkorak, dan Maumere terdapat motif hujan,
Berdasarkan pengalaman penulis menggunakan metode pohon, dan ranting. Ada pula motif-motif lain yang menampilkan
jaritmatika dan drill dengan media video ternyata mampu keberagaman flora, fauna, hingga legenda.
meningkatkan kecepatan dan hasil belajar berhitung perkalian Jika pada masa lalu penggunaan kain tenun ikat hanya sebatas
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Selain itu, penggunakan berbagai selendang, selimut, dan busana, di masa kini penggunaan itu
metode ini ternyata juga mendorong rasa penasaran peserta didik makin bervariasi. Selain dijadikan busana, seperti kemeja,
terhadap pengalaman belajar yang baru. Hal ini di buktikan

190 179
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

jaket, gaun, atau baju, kain tenun ikat juga dijadikan beragam ketrampilan untuk meningkatkan ketangkasan, diperlukan
aksesoris seperti dompet, sepatu, gelang, cincin, tempat pensil, latihan berkali-kali atau terus menerus (drill) terhadap apa yang
dan sebagainya. Harganya pun cukup tinggi. Selembar kain telah dipelajari. Metode drill biasanya berlangsung dengan cara
tenun ikat dibandrol dari harga ratusan ribu hingga ratusan juta. mengulang-ulang suatu hal sehingga terbentuk kemampuan
Banyak cara yang dapat dilakukan sebagai upaya dalam yang diharapkan. Drill dapat dilaksanakan peserta didik secara
melestarikan tenun ikat. Beberapa di antaranya yaitu: Pertama, perorangan, kelompok, atau klasikal, sesuai dengan memadainya
sarana dan prasarana yang tersedia.
Mengubah paradigm masyarakat bahwa tenun ikat tidak hanya
cocok untuk kelompok tua dan hanya digunakan untuk acara Langkah-langkah dalam melaksanakan drill adalah sebagai
formal saja, namun dengan model yang santai, kalangan muda berikut: (1) guru memberi penjelasan singkat tentang konsep,
juga bisa tetap keren saat mengenakannya di acara non formal. prinsip, atau aturan yang menjadi dasar dalam melaksanakan
Kedua, Melibatkan generasi muda dalam proses produksi dapat pekerjaan yang akan dilatihkan; (2) guru mempertunjukkan
memberikan kesan bangga tersendiri karena mereka mampu bagaimana melakukan pekerjaan itu dengan baik dan benar
membuat tenun ikat sehingga rasa cinta terhadap kesenian ini sesuai dengan konsep dan aturan tertentu; (3) jika belajar
akan tumbuh dengan sendirinya. Karena melalui hal ini generasi dilakukan secara kelompok atau klasikal, guru dapat meminta
muda bisa memahami pentingnya ketekunan dan ketelitian salah seorang peserta didik untuk menirukan apa yang telah
nenek moyang mereka dalam menghasilkan sebuah karya. dilakukan guru, sementara peserta didik lain memperhatikan;
Ketiga, Peran pemerintah juga dibutuhkan guna mendorong (4) latihan perseorangan dapat dilakukan melalui bimbingan dari
pelaku bisnis yang bergerak di industri kerajinan tenun ikat. guru sehingga dicapai hasil belajar sesuai dengan tujuan.
Sehingga para pengrajin tenun ikat dapat memasarkan produk Pelaksanaan latihan akan lebih mencapai keaktifan jika
mereka hingga ke mancanegara guna mendapatkan konsumen dibantu alat-alat yang sesuai dengan kebutuhan. Alat yang
yang lebih luas. Upaya ini bertujuan untuk memperkenalkan dimaksud adalah berbagai media yang dapat digunakan oleh guru
produk asli Indonesia ke dunia internasional, serta mempertegas dan peserta didik, yang memungkinkan proses latihan tersebut
bahwa tenun ikat merupakan milik bangsa Indonesia. Jika upaya- berjalan secara baik dan berhasil. Salah satu media yang dapat
upaya tersebut mampu diterapkan, maka eksistensi tenun ikat digunakan dalam latihan kecakapan matematika adalah media
baik di Indonesia sendiri maupun di kancah internasional tidak video.
akan pernah redup.
Kurikulum 2013 sedang berlaku saat ini. Tema sentral
pengembangan Kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Media Video
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan Menurut Ronal Anderson (1994:99), media video adalah
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara
(Kemendikbud, 2016). Pengenalan tenun ikat pada peserta didik sertaunsur gambar yang diputar dengan suatu alat. Media
di lingkungan sekolah dengan tujuan agar peserta didik tidak video merupakan bagian dari media audiovisual. Dalam media

180 189
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Sebagai contoh untuk menjelaskan penggunaan metode tercerabut dari akar budayanya. Pengenalan tenun ikat diawali
jaritmatika dalam perkalian yang digunakan adalah perkalian dari lingkungan yang terdekat sampai yang terjauh. Pengenalan
dasar yang hasilnya di bawah angka 100. Perkalian jarimatika wilayah lokal, juga harus mampu mengidentifikasi sejumlah nilai
di mulai dari angka 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Meskipun hanya kearifan lokal (Kemendikbud, 2016).
menggunakan jari tangan tetapi dengan metode ini peserta didik Proses pendidikan yang interaktif, inspiratif, menyenangkan,
mampu melakukan berbagai operasi hitung bilangan.
menantang, dan memotivasi peserta didik dapat dirancang
Dalam memanfaatkan jari tangan untuk berhitung perkalian dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
dasar, maka ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan yakni: Lingkungan merupakan sumber belajar kontekstual. Lingkungan
(1) misalkan akan menyelesaikan soal hitungan perkalian 2, yang dimaksud dalam kajian ini adalah lingkungan sosial budaya
maka gunakanlah 2 ruas garis pada setiap jari untuk menghitung. berupa kearifan lokal yang ada di sekitar lingkungan tempat
Ini berlaku juga pada perkalian 3 dan 4, yang diganti hanyalah tinggal peserta didik (Pingge, 2019).
ruas garis sesuai perkalian berapa yang akan di operasikan; (2)
Nilai-nilai kearifan lokal perlu diintroduksi sejak dini melalui
misalkan akan menyelesaikan soal perkalian 5, maka setiap 1
berbagai media dan sarana agar fungsi sekolah sebagai wahana
jari nilainya 5, sehingga apabila dijumlahkan 10 jari nilainya
transmisi nilai - nilai budaya dapat terjadi. Penggunaan budaya
50. Ingat ini hanya berlaku pada perkalian 5; (3) misalkan akan
lokal sebagai sumber belajar di lingkungan sekolah memfasilitasi
menyelesaikan soal perkalian 6, 7 dan 8, maka 5 jari tangan
peserta didik memahami secara langsung konten materi yang
kanan dan kiri dihitung 6, 7, 8, 9 dan 10, terhitung dari jari
dikorelasikan dengan kondisi kehidupan sehari-hari di sekitar
kelingking ke jempol. Setiap jari yang berdiri nilainya menjadi
tempat tinggal peserta didik (Mina Holilah, 2015). Dalam
puluhan. Artinya 1 jari nilainya 10. Jari tangan kiri dan kanan
konteks tersebut pelestarian tenun ikat di lingkungan sekolah
yang tertutup dihitung satuan; (4), misalkan akan menyelesaikan
juga harus mengubah paradigma pembelajaran yang berorientasi
soal perkalian 9, maka setiap jari nilainya satuan, terhitung dari
kognitif menuju output pembelajaran yang menghasilkan
jari kelingking kiri sampai jari kelingking kanan (1-10), tetapi
sikap dan perilaku yang relevan dengan perkembangan zaman
apabila sampai pada angka yang mau dikalikan, maka tutuplah
(Sudrajat, 2014, 12)
jari yang akan dikalikan. Setelah jari tersebut ditutup maka jari
bagian kanan yang berdiri akan tetap menjadi satuan dan jari Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik
bagian kiri yang berdiri akan menjadi puluhan. Ini hanya berlaku kesimpulan bahwa Tenun ikat dengan berbagai motifnya
pada perkalian 9. memiliki filosofi dan makna yang mendalam. Di mana setiap
untaian benang yang membentuk pola-pola dan warna tertentu
melambangkan nilai-nilai yang dianut dan dipanuti oleh
Metode Drill masyarakat, sebagai warisan dan wasiat tersirat dari leluhur.
Metode drill merupakan suatu cara yang digunakan Tenun ikat merupakan aset budaya yang berharga, yang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam belajar menggenapi kekayaan budaya nusantara, sehingga perlu

188 181
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dilestarikan agar kembali dapat diwariskan kepada generasi yang ditentukan yaitu 75%. Gambaran permasalahan tersebut
yang akan datang sebagai temali peneguh kepribadian bangsa. menunjukan bahwa perlunya bagi guru untuk mengadakan
Upaya pelestarian atribut budaya berupa tenun ikat dapat pembaharuan dalam metode pembelajaran guna meningkatkan
dilakukan dengan memberikan edukasi dan keterampilan kepada hasil belajar peserta didik.
generasi penerus secara turun temurun. Salah satu pembaharuan dalam metode pembelajaran yang
dicoba untuk ditawarkan yaitu dengan mengubah pola–pola
pembelajaran lama dengan pola pembelajaran yang baru yang
nilainya lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik. Hal ini
penting dilakukan karena mengikuti kebiasaan peserta didik
yang lebih banyak mengacu pada berhitung menggunakan jari
tangan dibandingkan menggunakan alat bantu hitung lainnya.
Metode pembelajaran yang dimaksud adalah metode jarimatika
dan metode drill dengan menggunakan media video.
Jarimatika adalah cara mengajarkan keterampilan berhitung
pada peserta didik dengan memanfaatkan jari-jari sebagai alat
bantu untuk proses berhitung. Jarimatika merupakan metode
yang dianggap mudah untuk mengerjakan perkalian dasar,
sebab peserta didik hanya butuh kemahiran memainkan jari-jari
tangannya tanpa menghafal. Sedangkan metode drill digunakan
untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan dari apa yang
telah dipelajari.

Metode Jaritmatika
Jarimatika adalah singkatan dari jari dan aritmatika.
Jarimatika adalah metode berhitung dengan menggunakan jari
tangan. Metode jarimatika sangat mudah diterima peserta didik
dan mempelajarinya pun sangat menyenamgkan. Jarimatika
tidak membebani memori otak. Selain itu, dengan jaritmatika,
peserta didik tidak perlu menggunakan alat bantu hitung
karena, alatnya sudah selalu ada bersama ada bersama peserta
didik (bagian dari tubuhnya).

182 187
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

suatu bilangan dengan bilangan lain. Perkalian seringkali


dipandang sebagai hal khusus dari penjumlahan, di mana MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
semua penambahnya sama. Operasi perkalian pada bilangan PESERTA DIDIK
cacah diartikan sebagai penjumlahan berulang. Sehingga untuk Oleh : Maria Bita, S.Pd.
memahami konsep perkalian, peserta didik harus paham dan (Guru SDN Fatukmetan)
terampil melakukan operasi penjumlahan.
Salah satu karakteristik matematika adalah memiliki simbol.
Simbol untuk operasi perkalian adalah tanda silang (x).
Simbol ini pertama kali diperkenalkan oleh matematikawan
Inggris, William Oughtred, pada tahun 1631. Ada juga yang
menggunakan simbol titik (.), sebagaimana diperkenalkan oleh
Thomas Harriot.
S alah satu keterampilan berbahasa di SD yang harus diajarkan
kepada peserta didik adalah menulis. Keterampilan menulis
tidak serta merta dikuasai oleh peserta didik, melainkan harus
melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Suardi,
Perkalian a x b diartikan sebagai penjumlahan bilangan b
2007 : 45). Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan
sebanyak a kali. Jadi, a x b = b + b +b + b +.............+b. Dan
perasaan, ide, gagasan. Menulis merupakan media untuk
perkalian merupakan hasil kali dua bilangan a dan b adalah c,
berkomunikasi seseorang pada orang lain. Di dalam kegiatan
sehinnga a x b = c. Perkalian dasar merupakan perkalian dari dua
menulis, narasi peserta didik harus mempunyai pengetahuan
bilangan yang masing-masing terdiri dari satu angka, seperti 6 x
tentang urutan kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan masalah
6, 5 x 7, dan sebagainya. Perkalian dasar yang wajib dihafal oleh
yang diharapkan, sehingga lebih menuntut pengetahuan dan
peserta didik sekolah dasar adalah perkalian dari angka 1 sampai
keterampilan dari peserta didik, baik dalam pengetahuan atas ide
angka 10.
maupun dalam menggunakan kosakata (Suparno, 1994 : 32).
Peserta didik kelas III SD Santa Angela Atambua rata-
Dalam kegiatan menulis di kelas, guru harus dapat
rata belum memahami perkalian dasar. Hal ini disebabkan
memberikan motivasi agar peserta didik tidak merasa bosan
karena mereka kurang mampu dengan metode menghafal.
dalam pembelajaran menulis karangan. Namun, masih terdapat
Permasalahan tersebut menunjukan bahwa perlunya bagi guru
beberapa guru, dalam memberikan pembelajaran menulis,
untuk mengadakan pembaharuan dalam metode pembelajaran
lebih banyak berteori daripada melatih keterampilannya. Selain
guna meningkatkan hasil belajar peserta didik.
itu, guru juga masih menggunakan metode atau pendekatan
Dari hasil evaluasi PTS 1 semester 1 tahun ajaran 2021/2022 menulis yang kurang bervariasi. Akibatnya, peserta didik
dan hasil evaluasi pembelajaran matematika, hanya 30,2% tidak aktif karena guru hanya berdiri di depan kelas sembari
peserta didik yang hasil belajarnya diatas KKM (Kriteria menjelaskan materi pelajaran. Keadaan tersebut tentunya
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan yaitu 65, dan tidak menyenangkan, bahkan peserta didik tidak diberikan
keaktifannya hanya 38%, yang berada di bawah indikator kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya sesuai

186 183
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dengan kompetensi yang dimilikinya. Dampak nyata dari


kondisi tersebut tentunya terlihat dari hasil belajar peserta didik MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
itu sendiri. MATEMATIKA PADA MATERI
Kondisi tersebut juga terjadi di kelas II SDN Fatukmetan. PERKALIAN DASAR DENGAN
Data menunjukan bahwa ketuntasan belajar kelas II pada METODE JARIMATIKA DAN DRILL
mata pelajaran Bahasa Indonesia relatif sangat rendah, yaitu MELALUI MEDIA VIDEO
55%. Sementara kriteria yang ditetapkan sekolah, yaitu 70%. Oleh : Cergiana Herwinda Sasi, S.Pd.
Berdasarkan data observasi tersebut dapat dilihat bahwa nilai (Guru SD Santa Angela Atambua)
rata-rata ujian rendah dan belum memenuhi target yang telah
ditentukan. Untuk itu, penulis pun mencoba untuk menggunakan
media gambar seri karikatur untuk mengatasi persoalan tersebut.
Penggunaan media gambar seri karikatur dapat menimbulkan
daya tarik bagi peserta didik, sehingga lebih senang belajar dan
pada akhirnya dapat memberikan hasil belajar yang baik. B erhitung merupakan bagian dasar dari matematika yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Banyak
persoalan kehidupan yang memerlukan kemampuan berhitung.
Hasil obervasi terhadap aktivitas peserta didik pun terpantau
baik. Peserta didik mulai berinisiatif untuk menyiapkan diri Oleh karena itu, belajar matematika merupakan kebutuhan
dalam mengikuti pelajaran, serius memperhatikan penjelasan yang sangat fundamental. Hal ini disebabkan karena belajar
guru, dan berantusias untuk mengikuti proses pembelajaran. matematika melatih peserta didik untuk berpikir kritis, sistematis,
Setelah itu, terjadi peningkatan yang cukup positif dalam kegiatan logis, dan kreatif.
menulis peserta didik saat menggunakan media gambar seri Salah satu kemampuan berhitung yang harus dikuasai oleh
karikatur. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan peserta didik di tingkat sekolah dasar adalah perkalian dasar,
media gambar seri dapat meningkatkan pemahaman peserta sehingga banyak guru sekolah dasar yang mewajibkan peserta
didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terkhususnya saat didiknya untuk menghafal. Hal ini dikarenakan perkalian dasar
membuat karangan narasi. Hal ini berakibat langsung terhadap selalu digunakan hingga ke tingkat sekolah yang lebih tinggi.
peningkatan prestasi anak di kemudian hari. Peserta didik yang belum menguasai perkalian dasar di kelas
bawah akan menjadi kendala di kelas berikutnya, sebab materi
pelajaran matematika selalu berkesinambungan.
Perkalian merupakan pengetahuan dasar dalam aritmatika.
Perkalian merupakan operasi matematika yang mengalikan suatu
angka dengan angka lainnya sehingga menghasilkan nilai tertentu
yang pasti, dan merupakan operasi matematika penskalaan

184 185
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

pembelajaran untuk diakses oleh peserta didik. Demikian membuat peserta didik akhirnya salah memilih jurusan atau
beberapa persiapan yang saya lakukan untuk selanjutnya sekolah, atau bahkan salah memilih jenis kegiatan ekstrakurikuler
digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. yang ditawarkan oleh sekolah. Kesalahan memilih ekstrakurikuler
Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi yang yang tidak sesuai dengan peminatan biasanya terjadi karena
ditampilkan dalam slide presentasi berupa gambar ataupun beberapa faktor, seperti mengikuti teman, tuntutan orang tua,
video untuk menarik minat dan menggali rasa ingin tahu atau akibat pengaruh dari lingkungan sekitar.
peserta didik. Selanjutnya, mereka diajak untuk mengunjungi Bakat, menurut Sarwono (1986), merupakan kondisi yang
dan membaca isi blog sekolah yang akan menuntun mereka pada ada di dalam diri seseorang yang dengan latihan-latihan khusus
kegiatan pembelajaran melalui link yang telah disematkan dalam memampukannya dalam mencapai pengetahuan, ketrampilan
postingan blog. Di sini, peserta didik cukup antusias melihat khusus, kecakapan, serta prestasi. Dengan kata lain, bakat
foto kegiatan pembelajaran mereka sendiri dan membaca merupakan hal yang dimiliki setiap orang, di mana bakat itu
rencana kegiatan pembelajaran hari tersebut dalam postingan sendiri dapat menjadi hal yang baik bagi masa depan jika bakat
blog. Mereka mulai mengerjakan lembar kerja interaktif di tersebut diasah dengan baik, entah oleh orang bersangkutan
liveworksheet dengan mengklik link yang telah disematkan. maupun oleh lingkungan yang mendukung pengembangan
Untuk menemukan jawaban peserta didik membaca buku dan bakat secara maksimal.
dapat juga diakses melalui internet. Mereka sangat antusias dan Mengembangkan minat dan bakat dapat bertujuan agar
aktif mengerjakan lembar kerja hingga selesai. peserta didik kemudian hari dapat bekerja pada bidang yang
Menurut mereka, kegiatan seperti ini menyenangkan diminatinya sesuai dengan kemampuan serta minat dan bakat
karena tampilan lembar kerja menarik, mudah dimengerti, yang dimilikinya. Dengan mengetahui bakatnua, peserta didik
dan dikerjakan. Selain itu, nilai dari hasil pekerjaan yang dapat mengembangkan kemampuannya untuk belajar dan
dikoreksi langsung ditampilkan sehingga peserta didik bekerja secara maksimal. Hal ini yang mendorong sekolah untuk
dapat mendiskusikan kebenaran jawabannya secara klasikal. mengembangkan minat dan bakat peserta didik demi masa
Pembelajaran diakhiri dengan kuis dalam bentuk game interaktif depan yang lebih baik.
di quizizz. Kuis ini menguji kemampuan akhir peserta didik Ada beberapa alasan mengapa sekolah perlu mengembangkan
setelah pembelajaran dan dibuat dalam bentuk game agar bakat peserta didik. Pertama, Membangun masa depan peserta
menarik dan semua terlibat untuk mengerjakan. Dalam game didik . Hal utama dari program adalah demi masa depan peserta
ini, selain mengukur ketepatan jawaban, juga mengukur didik. Peserta didik merupakan penerus bangsa, sehingga perlu
kecepatan peserta didik dalam menjawab pertanyaan, sehingga dibina, dibimbing, dan dididik secara maksimal agar mampu
peserta didik belajar berkompetisi dengan mengumpulkan menjadi penerus bangsa yang jujur, amanah, dan berintelektual.
poin dari setiap pertanyaan hingga pertanyaan terakhir akan ada Program sekolah ini yang dapat menjadi wadah bagi peserta didik
kelompok dengan poin tertinggi sebagai pemenang. Guru dapat untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Kedua, Membuat
memberikan apresiasi dengan berbagai cara bagi pemenang. peserta didik mengenali dirinya sendiri. Hal lain yang membuat

208 193
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

bakat peserta didik dikembangkan adalah agar peserta didik peserta didik hanya akan membaca bila diajak, dijaga, dan
mengenali dirinya sendiri. Dengan mengenali dirinya sendiri, dibimbing oleh guru. Tanpa pendampingan dari guru, maka
peserta didik akan lebih mampu bertumbuh menjadi pribadi peserta didik akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan
yang berkarakter. bermain. Hal yang sama pun ditemukan di dalam kelas selama
Dalam pengalaman penulis, masih banyak peserta didik di kegiatan pembelajaran. Guru selalu berupaya untuk membiasakan
peserta didik membaca selama kegiatan pembelajaran, yakni
SMPN Lasiolat yang tidak tahu tentang minat dan bakat yang
dengan memberi kesempatan membaca materi yang tertera di
mereka miliki. Oleh karena itu, setiap tahun sekolah melalui
slide presentasi dan memberikan lembar kerja untuk dikerjakan.
guru selalu mengadakan tes pengembangan minat bakat peserta
Namun, seringkali peserta didik bosan dan mengerjakan tugas
didik di sekolah. Hal ini sangat penting dilaksanakan sekolah agar
yang diberikan tanpa mencari dan menemukan informasi dalam
peserta diidk paham akan minat dan bakatnya, serta menemukan
buku sebagai sumber belajar yang disediakan sekolah.
aktivitas yang bisa membuat mereka tertarik dengan kegiatan di
sekolah. Melihat kondisi tersebut, penulis sebagai seorang guru mata
pelajaran IPA ingin menciptakan suasana pembelajaran yang
Walau demikian, masih ada beberapa penghambat
berbeda sehingga dapat menarik minat peserta didik, baik
perkembangan bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik
terhadap materi pelajaran maupun minat membaca peserta
di sekolah, baik dari faktor internal, yaitu diri peserta didik itu
didik. Penulis mencoba memanfaatkan peralatan chromebook dan
sendiri, maupun faktor eksternal, seperti lingkungan sekolah.
jaringan yang tersedia untuk menciptakan pembelajaran yang
Secara konkrit, terhambatnya pengembangan bakat dan minat
interaktif di kelas. Pembelajaran interaktif merupakan metode
peserta didik di SMPN Lasiolat dilatarbelakangi oleh beberapa
pengajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam
hal.
proses pembelajaran. Beberapa persiapan yang penulis lakukan
Pertama, Kurangnya sarana dan prasarana yang dapat untuk kegiatan pembelajaran interaktif adalah sebagai berikut.
mendukung bakat peserta didik. Sarana dan prasarana sekolah
Pertama, menyiapkan materi ajar dalam bentuk slide
merupakan ujung tombak dalam pengembangan minat dan
presentasi sebagai pembuka kegiatan pembelajaran dan apersepsi
bakat peserta didik selama di sekolah. Sebagai contoh, ketika
untuk menarik minat peserta didik. Kedua, menyiapkan lembar
seorang peserta didik memiliki peminatan dengan olahraga
kerja interaktif di live worksheet dimana pertanyaannya dalam
berenang, tapi jika sekolah tidak memiliki fasilitas kolam
bentuk menjodohkan, dropdown, dan teka-teki silang untuk
renang, maka peserta didik tersebut akan kesulitan untuk
istilah-istilah yang baru bagi peserta didik. Ketiga, membuat soal
mengembangkan minat dan bakatnya. Maka dari itu tips bagi
kuis di quizizz berisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi terhadap
orang tua yang ingin anak dapat berkembang lebih jauh, jangan
materi yang telah dipelajari. Keempat, langkah terakhir yang
pernah salah dalam memilih sekolah. Orang tua perlua mencari
penulis lakukan adalah membuat postingan di blog sekolah yang
sekolah yang bisa menunjang minat dan bakat anaknya. Sarana
memuat foto kegiatan belajar peserta didik, penjelasan mengenai
dan prasarana yang tidak terawat juga bisa menjadi alasan minat
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, dan link aktivitas

194 207
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

keinginan atau kecenderungan yang tinggi untuk membaca. Di dan bakat peserta didik tidak berkembang. Maka penting juga
tingkat pendidikan dasar, minat membaca peserta didik masih bagi sekolah untuk tetap bisa merawat sarana dan prasarananya.
sangat rendah. Hal ini dapat diketahui berdasarkan survei yang Kedua, Tidak ada program khusus bagi peserta didik untuk
dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) mengembangkan bakat. Beruntungnya, SMPN Lasiolat memiliki
yang dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and program khusus untuk perkembangan bakat bagi peserta didik.
Development (OECD) pada 2019, dimana Indonesia menempati Program khusus ini juga sangat penting dan berbeda dengan
peringkat ke-62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara sekolah lain dari setiap tingkatan, baik dari tingkat SD, SMP
terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Sementara hingga SMA. Setiap sekolah memiliki fokus yang berbeda beda.
UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya Maka, program penegembangan minat dan bakat peserta didik
0,001persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang juga jelas berbeda-beda.
yang gemar membaca. Kondisi ini ditemukan di seluruh sekolah-
sekolah di Indonesia, termasuk SMP Negeri Satu Atap Wekakeu. SMPN Lasiolat sendiri memiliki 3 kelas peminatan, yaitu
Kelas peminatan bagi peserta didik yang berminat dalam hal
Minat membaca peserta didik di SMP Negeri Satu Atap melestarikan tarian Derah (Likurai dan Hase, Ha’ waka) sesuai
Wekakeu sangat rendah. Dari 90 peserta didik hampir tidak ada adat dan tradisi orang Belu; Kelas peminatan Bahasa Inggris;
peserta didik yang gemar membaca. Peserta didik tidak memiliki serta Kelas Peminatan Olahraga yaitu Sepak Bola.
keinginan untuk membaca berbagai buku, baik buku pelajaran
maupun tulisan-tulisan pendek seperti slogan atau iklan. Mereka Program 3 kelas peminatan ini sangat penting bagi peserta
lebih sering menghabiskan waktu dengan bermain. Hal ini didik, karena kegiatan kelas peminatan ini juga sangat disorot
mungkin terjadi karena kebiasaan membaca tidak ditanamkan oleh semua pihak sekolah terutama oleh kepala sekolah. Jika
sejak dini. Kondisi pendidikan dan ekonomi orang tua menjadi program ini tidak berjalan dengan baik, maka pengembangan
salah satu faktor utama dari situasi ini. Sebagian besar orang bakat peserta didik juga tidak akan maksimal. Jadi demi
tua tidak pernah mengenyam pendidikan, serta ada juga yang terciptanya lulusan yang berintelektual sesuai dengan minat dan
merantau meninggalkan anak diasuh oleh sanak keluarga, bakatnya, program ini dilaksanakan setiap minggu (1 kali dalam
sehingga anak-anak tidak memiliki kesempatan untuk mendapat seminggu untuk pengembangan bakat dan minat peserta didik).
bimbingan belajar dari orang tua. Kondisi ini juga diperparah Dengan demikian, guru bisa melihat sejauh mana perkembangan
dengan adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan peserta kemampuan peserta didik dalam program peminatan tersebut.
didik belajar dari rumah. Selain kelas peminatan, ada juga program ektrakurikuler yang
Keadaan yang memperihatinkan ini mengharuskan sekolah dapat menjadi ruang unggulan dalam memaksimalkan bakat
untuk meningkatkan minat baca peserta didik melalui peserta didik. Program ekstrakurikuler merupakan program
pendampingan membaca di sore hari. Pendampingan dilakukan yang memang wajib ada di setiap sekolah. Tentu saja program
untuk membantu peserta didik yang belum bisa membaca dan sekolah ini harus dibarengi dengan berbagai macam fasilitas yang
belum lancar membaca. Dari kegiatan ini ditemukan bahwa mendukung agar hasilnya bisa maksimal. Setiap peserta didik

206 195
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

SMP Negeri Lasiolat diwajibkan minimal mengambil 1 kegiatan


ekstrakurikuler, dan tidak ada batasan maksimal ekstrakurikuler MENINGKATKAN MINAT BACA MELALUI
yang diambil, selama peserta didik bisa mengatur waktu. PEMBELAJARAN INTERAKTIF
Wenselina Ryma Bria,S.Pd.,Gr
Setiap akhir ujian akhir sekolah, SMPN Lasiolat selalu
(Guru SMP Negeri Satu Atap Wekakeu)
mengadakan lomba olahraga dan seni antar kelas. Kegiatan
Lomba dilaksanakan selama 5 hari berturut turut, di mana
harus ada perwakilan dari setiap kelas untuk mengikuti berbagai
macam ajang atau kompetisi yang diadakan oleh sekolah.
Program ini juga disambut oleh peserta didik secara positif
setiap tahunnya, karena hampir seperti kompetisi pada umumnya,
setiap kelas yang berhasil meraih gelar juara di satu atau lebih
bidang olahraga atau seni akan mendapatkan hadiah dari panitia
U NESCO menjelaskan literasi sebagai seperangkat
keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca
dan menulis, yang terlepas dari konteks yang mana keterampilan
OSIS dan kepala sekolah. Hal ini merupakan bentuk apresiasi
itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya. Kegiatan literasi
yang positif untuk pengembangan bakat peserta didik. Dengan
terbagi atas lima bagian, yaitu baca-tulis, numerasi, sains,
kompetisi seperti ini, peserta didik akan merasa bangga dan
finansial dan digital, dengan sasarannya mulai dari tingkat dasar
merasa diperhatikan penuh, baik oleh teman temannya ataupun
sampai tingkat perguruan tinggi. Indonesia saat ini sedang gencar
oleh pihak sekolah, apalagi jika peserta didik atau kelompok
menggalakkan kegiatan literasi dari berbagai pihak, mulai dari
peserta didik berhasil meraih juara. Kebanggaan bukan hanya
lingkungan sekolah, keluarga, sampai tingkat pemerintahan, baik
bisa dirasakan, tapi juga dapat mengembangkan motivasi peserta
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Kegiatan ini terus
didik untuk memberikan hal yang terbaik sesuai hobi dan bakat
digalakkan dengan harapan dapat memajukan bangsa melalui
yang dimilikinya.
peningkatan sumber daya manusia, terutama di era saat ini
Dukungan Keluarga, lingkungan, dan sekolah berperan besar dimana informasi dapat diakses dengan sangat mudah. Hal itu
dalam pemupukan minat dan bakat peserta didik sejak dini. berguna agar masyarakat dapat memilah informasi secara cerdas,
Dukungan yang positif dapat menjadi sumber motivasi bagai bijak, dan cermat.
setiap peserta didik untuk mengembangkan bakat dan minatnya
Salah satu dari kemampuan literasi yang dikenal paling
secara optimal. Bentuk dukungan tersebut bukan semata bersifat
awal adalah membaca. Kegiatan literasi yang digalakkan saat
material, namun terlebih perhatian dan waktu. Pujian atau
ini dalam dunia pendidikan dasar dimulai dari kegiatan
apresiasi sederhana dapat memberikan dampak besar dalam
membaca. Membaca dalam Wikipedia Bahasa Indonesia
mendukung anak mengembangkan minat dan bakatnya.
merupakan kegiatan melihat tulisan, bacaan, dan proses
Mengingat pentingnya dukungan dan motivasi dalam memahami isi teks dengan bersuara atau dalam hati. Aktivitas
mengembangkan bakat dan minat peserta didik, perlu disediakan membaca sangat dipengaruhi oleh minat membaca, yakni

196 205
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

berpengalaman dalam menyelesaikan tugas-tugas karena berbagai pelatihan bagi para guru dan orang tua untuk
kebanyakanan hanya diberikan contoh-contoh memberikan stimulus kepada peserta didik dalam mengasah
kecerdasan dan prestasi melalui pengembangan minat dan bakat.
Setelah menerapkan media pembelajaran yang menarik,
Dengan demikian, pengembangan minat dan bakat peserta didik
penulis menemukan bahwa terjadi peningkatan keaktifan dan
terus berkembang secara baik dan memberikan dampak yang
hasil belajar peserta didik. Hal tersebut dibuktikan dengan
positif bagi masa depan peserta didik.
peningkatan pencapaian nilai mulai dari periode pra-tindakan
sampai pada nilai akhir tindakan yang mendapat rata-rata dan
nilai tingkat ketuntasan secara klasikal. Dengan demikian,
keterampilan menulis peserta didik pun dapat meningkat dan
berkembang menuju tren yang positif.

204 197
GURU KREATIF MENGGUNAKAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
MEDIA PEMBELAJARAN, KATA DI KELAS
PRESTASI BELAJAR PESERTA Oleh : Martha Lepa Seran, S.Pd.
(Guru SDN Fatukmetan)
DIDIK MENINGKAT.
Oleh : Merlyn N. Joan lengo, S.Pd.,Gr
(Guru SMP Negeri 1 Tasifeto Barat)

E ra digital menuntut guru untuk menguasai teknologi


informatika (IT). Dengan IT, guru melakukan invovasi
P endidikan pada dasarnya adalah usaha dasar untuk
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau
peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar untuk
pembelajaran di kelas, sehingga aktivitas pembelajaran tersebut mencapai prestasi tertentu. Usaha tersebut juga termanifestasi di
dapat menjadi lebih menyenangkan dan efektif. Hal ini penting dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan
untuk menjamin terpenuhinya kualitas pendidikan yang mampu bahasa pengantar yang digunakan dalam dunia pendididkan,
mencerdaskan seluruh anak bangsa secara efektif, sebagaimana sekaligus menjadi sarana penyampaian pikiran antara satu orang
amanat UUD 1945. Didukung dengan berbagai bentuk kegiatan dengan orang lain secara lisan atau tulisan. Untuk menyampaikan
lokakarya, pelatihan-pelatihan, dan seminar, pengetahuan dan pokok-pokok pikiran, dibutuhkan keterampilan berbahasa yang
keterampilan guru dalam pembuatan media pembelajaran yang mencakup empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
menarik dapat semakin dikembangkan. membaca, dan menulis.
Walau demikian, dalam kenyataan, masih terdapat banyak Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD),
guru yang terkesan belum membuka diri terhadap perkembangan khususnya di kelas I, sangat menekankan kemampuan peserta
teknologi. Akibatnya, aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan didik agar dapat membaca dan menulis permulaan. Namun,
di kelas masih berjalan secara monoton dan membosankan. Hal rendahnya minat menulis peserta didik juga turut mempengaruhi
ini menyebabkan peserta didikkurang berkonsentrasi dalam efektivitas kegiatan belajar. Penulis pun mencoba mengajarkan
menerima materi. cara menulis sekaligus meningkatkan minat menulis peserta
didik dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik.
Secara umum konsentrasi atau fokus adalah suatu Awalnya, kegiatan pembelajaran menggunakan metode ceramah,
kemampuan untuk memusatkan perhatian dan pikiran pada satu sehingga kurang melibatkan peserta didik secara langsung
objek ataupun kegiatan tertentu pada waktu yang tertentu pula. dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peserta didik kurang
Jika dilakukan dengan benar, konsentrasi dapat menjadi modal
utama bagi peserta didik untuk dapat dengan mudah mengikuti

198 203
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Untuk lebih meningkatkan efektifitas proses pembelajaran, guru dan memahami semua materi yang diberikan dalam kegiatan
diharapkan untuk selalu memperhatikan motivasi belajar dari pembelajaran di kelas. Konsentrasi dapat menjadi salah satu
peserta didik. Tanpa adanya motivasi belajar yang baik, aktivitas faktor pendukung prestasi.
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran akan berjalan secara Konsentrasi belajar peserta didik Kelas IX A pada SMP Negeri
kurang efektif. Hal ini akan sangat berpengaruh pada hasil belajar 1 Tasifeto Barat akhir-akhir ini sangat menurun. Beberapa
peserta didik. peserta didik mengalami kesulitan berkonsentrasi saat belajar.
Dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran, Peserta didik merasa kesulitan untuk memusatkan pikiran dan
guru perlu menyesuaikan dengan materi yang berkaitan dengan perhatian. Alhasil, prestasi belajar di kelas cenderung mengalami
tujuan pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan media penurunan.
pembelajaran akan dapat membantu peserta didik dalam
Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak
memahami materi yang diajarkan oleh guru. Dengan adanya
menghasilkan kegiatan belajar pada para peserta didik. Kegiatan
penggunaan media pembelajaran yang tepat, peserta didik akan
belajar hanya akan berhasil jika peserta didik belajar secara aktif
semakin tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
dan mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat
Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu mewakili peserta didiknya dalam belajar. Seorang peserta didik
pengetahuan, maka berkembang pula berbagai macam media belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang
pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar.
selalu tanggap terhadap perubahan. Guru diharapkan
Permasalahan konsentrasi belajar peserta didik kelas IX A
proaktif membuat inovasi secara kreatif dalam merancang dan
terjadi karena ada beberapa faktor, misalnya terlalu banyak
mengembangkan proses pembelajaran, untuk menciptakan
tugas yang diberikan oleh guru sehingga menyita waktu dan
pengalaman belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
membuat peserta didik akhirnya merasa kelelahan; pengaruh
Guru juga perlu untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan,
adanya penggunaan gadget yang berlebihan; suasana belajar yang
serta keterampilannya, sehingga dapat menjadi guru yang
tidak kondusif, baik dirumah maupun disekolah, yang membuat
profesional. Dengan demikian, motivasi, konsentrasi, dan
peserta didik merasa tidak nyaman dalam belajar; pola tidur yang
prestasi belajar dari peserta didik dapat semakin meningkat, kurang berkualitas; kurangnya minat terhadap mata pelajaran
dan kegiatan pendidikan dapat benar-benar mencerdaskan, tertentu; rendahnya motivasi peserta didik dalam menentukan
sebagaimana amanat UUD 1945. target hasil belajar; juga pola makan yang kurang sehat dapat
menyebabkan terhambatnya proses metabolisme tubuh sehingga
mempengaruhi kinerja otak.
Peningkatan konsentrasi belajar peserta didik kelas IX A
pada SMP Negeri 1 Tasifeto Barat dapat diupayakan dengan
penggunaan model dan media pembelajaran yang menarik. Model

202 199
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

pembelajaran yang dipilih juga harus sesuai dengan judul atau langkah yang efektif untuk meningkatkan minat dan prestasi
tema pada mata pelajaran tersebut. Media yang dipergunakan belajar peserta didik.
juga sebisa mungkin menggunakan media pembelajaran yang
Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas
menarik perhatian siswa. Misalnya, penggunaan Powerpoint dan
hasil belajar peserta didik. Media pembelajaran dapat membantu
media Charta dalam pembelajaran. Selain lebih memudahkan
peserta didik untuk menyerap materi belajar lebih mendalam
guru dalam menerangkan materi pembelajaran, pemanfaatan dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru
media-media tersebut lebih menghemat waktu dan tenaga, serta saja, peserta didik kurang memahami materi yang disampaikan.
dapat memberikan peserta didik pengalaman konkrit, motivasi Akan tetapi, jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh,
belajar, serta memudahkan para peserta didikuntuk menyerap merasakan, dan mengalami sendiri melalui penggunaan media
ilmu-ilmu yang diajarkan. Media pembelajaran yang menarik pembelajaran yang relevan, pemahaman peserta didik akan
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan menjadi lebih baik.
atau keterampilan secara lebih efektif.
Penggunaan media pembelajaran memungkinkan proses
Dalam pengalaman penulis sebagai guru, penulis juga belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media
menggunakan media pembelajaran yang menarik dalam kegiatan pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga peserta
pembelajaran di kelas. Sebagai contoh, ketika mengajarkan didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa di
materi tentang sistem reproduksi manusia. Materi sistem manapun dan kapanpun, tanpa tergantung seorang guru. Media
reproduksi pada manusia yang akan disampaikan ditampilkan dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi
dalam bentuk Powerpoint, dan dibuat semenarik mungkin dan proses belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
dengan menambahkan gambar atau link video yang nanti akan sehingga mendorong peserta didik untuk mencintai ilmu
diputarkan saat materi berlangsung. Dalam penayangan materi pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu
dalam bentuk Powerpoint, peserta didik sangat bersemangat pengetahuan.
dalam mengikuti materi tersebut. Adanya interaksi yang baik
dari peserta didik membuat kegiatan pembelajaran menjadi dua Selain itu, penggunaan media pebelajaran juga dapat
arah dan tidak monoton. mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Guru dapat berbagi peran dengan media yang digunakan,
Hal ini menunjukkan adanya perbedaaan pengalaman sehingga guru banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian
belajar peserta didik antara guru yang menyampaikan materi pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan
menggunakan media Powerpoint dan guru yang tidak belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan
menggunakan Powerpoint. Hasil dari penggunaan media lain-lain.
Powerpoint tersebut dapat terlihat pula melalui peningkatan
nilai ulangan peserta didik setelah menggunakan media Penggunaan media sangat berpengaruh pada proses
pembelajaran yang menarik. Dengan demikian, penggunaan pembelajaran dan motivasi peserta didik untuk mengikuti
media Powerpoint dalam kegiatan pembelajaran menjadi kegiatan pembelajaran dengan konsentrasi yang lebih baik.

200 201
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

peserta didiknya. Keempat langkah tersebut dapat menjadi Apreasiasi yang sering diberikan berupa tepukan apresiasi
langkah awal yang akan dilakukan guru BK di sekolah ataupun hadiah-hadiah kecil sebagai motivasi untuk terus
meningkatkan kemampuan mereka.
Dengan demikian, seorang guru perlu menyayangi dan
memahami setiap peserta didik sesuai kondisinya masing- Selama penggunaan strategi pembelajaran interaktif ini
masing. Guru BK hendaknya selalu mendorong, memotivasi, saya melihat peningkatan antusiasme peserta didik dalam
dan memahami kepribadian peserta didik yang beragam dan menemukan informasi. Mereka berlomba-lomba untuk
wajib mendengarkan serta memberi solusi atas setiap masalah memperoleh jawaban dengan menemukan informasi baik dari
yang dihadapi peserta didik. Menjadi sahabat peserta didik buku maupun dari internet. Ada kebahagiaan tersendiri yang
tentu tidak hanya selalu mendengarkan keluh kesah peserta mereka tampilkan saat berhasil menemukan informasi dan
didik, akan tetapi, menjadi sosok yang selalu dinantikan peserta menjawab pertanyaan dengan benar. Hal ini membuat mereka
didik karena kebijaksanaannya. semakin senang membaca saat menyelesaikan tugas-tugas dari
guru. Dengan pembelajaran interaktif ini, peserta didik lebih
aktif dan semangat untuk menemukan informasi. Semangat
ini diharapkan dapat mempengaruhi peserta didik untuk mulai
membiasakan diri membaca buku.
Minat baca peserta didik dapat ditingkatkan melalui kegiatan
pembelajaran interaktif. Kegiatan pembelajaran interaktif
dapat dilakukan melalui berbagai cara yang dikreasikan guru
sehingga kegiatan pembelajaran tidak membosankan dan
dapat memicu semangat peserta didik untuk menemukan
informasi. Minat baca ini dapat ditumbuhkan dalam seluruh
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat
menciptakan pembelajaran yang inovatif dan banyak memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk membaca.

224 209
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Anggapan menyeramkan dan salah tafsir inilah yang dapat


MINAT MEMBACA PESERTA DIDIK WAJIB menghambat proses bimbingan bagi peserta didik karena
DITINGKATKAN berhasil tidaknya proses bimbingan sangat tergantung pada
Oleh : Noviana Lenci Naatonis, S.Pd. terjalinnya hubungan yang baik antara guru dan peserta didik.
(Guru SDI Bekotaruik) Oleh karena itu, sangat penting untuk mengubah stigma tersebut
ke dalam cara berpikir yang bernar terkait peran guru BK. Dengan
mengubah stigma warga sekolah mengenai peranan guru BK
yang menyeramkan menjadi “Sahabat Peserta didik”, diharapkan
dapat tercipta komunikasi antara guru BK dengan peserta didik
sebagaimana peserta didik dengan teman sebayanya sehingga
terjalin kebersamaan, dukungan, dan keakraban (perhatian),
M embaca adalah suatu kegiatan yang sangat penting
dilakukan oleh setiap orang yang ingin mengetahui
tentang sesuatu. Dengan membaca, seorang akan dapat
sehingga timbul perasaan nyaman, dapat menumbuhkan sikap
mental yang positif, dan dengan suka rela dapat berbagi cerita
mengetahui bermacam-macam informasi penting yang dengan guru BK ketika mengalami berbagai persoalan.
diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan. Informasi yang Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan agar
penting tersebut menyangkut kebutuhan hidup seseorang atau kehadiran guru BK mendapat ruang dan tempat di hati peserta
sekelompok orang, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, didik adalah sebagai berikut. Pertama, memberi pemahaman
pendidikan, pencapaian cita-cita, dan estetika. Dalam kebutuhan- tentang tugas, fungsi, dan peranan guru BK di sekolah. Hal ini
kebutuhan hidup tersebut, semua hal itu diperlukan, baik dimaksud agar berbagai perspektif negatif yang melekat pada
secara langsung dan tidak langsung, yang berkaitan erat dengan guru BK dapat diminimalisir dan para peserta didik perlahan
kemampuan dan hasil membaca. Menurut Kamus Besar Bahasa mulai mendekatkan diri pada guru BK untuk mengatasi setiap
Indonesia, membaca adalah mengeja atau melafalkan apa yang permasalahan yang dialami maupun untuk pengembangan diri
tertulis. Para wartawan, karyawan, bahkan ibu rumah tanggapun peserta didik. Kedua, membangun komunikasi yang baik dan
tidak mungkin dapat berperan secara baik dan maksimal dalam luwes dengan peserta didik. Hal ini dimaksud agar peserta didik
melakukan tugasnya tanpa membaca. Karena itu, membaca tidak canggung ketika akan berkomunikasi atau bercerita dengan
adalah bagian penting dan vital di dalam kehidupan manusia. guru, apalagi sampai mencurahkan apa yang tengah dialaminya
Pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu dan kepada guru. Ketiga, menjadi tempat curahan hati bagi peserta
kompetensi membaca peserta didik sejak usia sekolah dasar. didik dengan membuka diri dan meluangkan waktu bagi yang
Komponen dasar utama yang harus dikuasai peserta didik membutuhkan. Keempat, menjadi sahabat bagi peserta didik.
jenjeng SD adalah kemampuan membaca, menulis, dan Guru yang baik adalah guru yang tidak hanya memposisikan
berhitung, atau yang dikenal dengan istilah 3R (Reading, dirinya sebagai pengajar, akan tetapi, juga sebagai sahabat untuk

210 223
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Bimbingan dan konseling di sekolah hadir bukan sekedar Writing, and Arithmetic). Artinya, pemerintah sadar bahwa
menangani peserta didik yang bermasalah, akan tetapi, guru tanpa penguasaan ketiga kemampuan dasar tersebut, tidak
BK ada untuk semua peserta didik, baik itu yang bermasalah mungkin bangsa kita menjadi maju untuk mengejar ketinggalan
maupun yang tidak bermasalah. Guru BK turut berperan atau menyamakan kedudukan dengan negara lain yang sangat
dalam keberhasilan setiap peserta didik dalam menjalani proses pesat kemajuan teknologinya dewasa ini. Kenyataan kehidupan
pendidikan di sekolah dengan baik, sebab pada dasarnya, sekarang menunjukkan banyak anak sekolah masih malas untuk
guru BK memiliki esensi dalam memberikan layanan bukan membaca. Hal ini dapat kita lihat sekolah-sekolah, terutama di
pelajaran, serta mengetahui dan memahami perilaku peserta desa-desa. Dengan demikian, pemerintah harus menyediakan
didik, sekaligus memberikan konseling kepada peserta didik anggaran yang sangat besar untuk menyelenggarakan kegiatan
dalam mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi. yang sangat besar untuk menyediakan sarana dan prasarana bagi
sekolah, terutama buku-buku bacaan.
Banyak anggapan yang mengatakan bahwa guru BK itu ibarat
“polisi sekolah” yang dianggap menyeramkan di telinga peserta Walaupun demikian, secara realita, kemampuan dasar yang
didik. Apabila peserta didik bermasalah dan diminta untuk dicanangkan pemerintah belum begitu teralisasikan secara
menghadap guru BK, maka yang ada dalam pikiran peserta didik membanggakan. Hal itu diakibatkan oleh kemampuan Bangsa
adalah hukuman fisik dan non fisik yang akan diterima dan akan Indonesia dari ketiga bidang tersebut masih rendah, bahkan
diadili oleh guru BK. Pandangan peserta didik tersebut seolah masih sekian persen yang belum tahu membaca, menulis, dan
semakin memojokkan peranan guru BK, bahkan menjauhkan menghitung. Adapun penyebabnya sangat kompleks, misalnya
peserta didik untuk dengan suka rela mendatangi guru BK kurangnya kemampuan guru, gaji guru belum memadai
dan berbagi cerita mengenai apa saja yang menjadi hambatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang layak,
perkembangannya. imprasktruktur dan fasilitas pendidikan masih kurang, minat
belajar peserta didik belum optimal, orang tua peserta didik
Kenyataan di lapangan membuktikan peserta didik yang
kurang mengerti pentingnya pendidikan, dan ekonomi orang
sungkan, takut, dan malu untuk berkonsultasi dengan guru BK
tua peserta didik tidak sanggup untuk membiayai sekolah anak-
di sekolah ketika mengalami masalah, bahkan saat dipanggil
anak mereka.
untuk bertemu dengan guru, akan merasa terbebani dan selalu
berusaha menutup diri dari apa yang sebenarnya terjadi. Alasan Di samping faktor-faktor tersebut, masih banyak faktor
yang sering dilontarkan peserta didik takkala dipanggil ialah lain yang membuat para peserta didik kurang menguasai
takut, malu, dan tidak berani bercerita kepada guru. Hal tersebut kemampuan dasar, terutama membaca, yakni budaya dan
dikarenakan perspektif peserta didik tentang guru Bk sebagai lingkungan peserta didik yang kurang kondusif. Pengaruh
polisi sekolah yang selalu berurusan dengan masalah dan juga budaya yang tidak suka membaca secara turun-temurun dan
kurangnya pemahaman tentang tugas guru BK yang sebenarnya kebiasaan suka menerima informasi dari mulut-mulut ini sangat
di sekolah. mengganggu dalam melatih kemahiran membaca peserta didik.

222 211
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Di era reformasi dan kemajuan teknologi saat ini, sudah saatnya dengan baik. Salah satu peran guru di sekolah ialah sebagai
bangsa ini berkompetisi untuk meraih kemajuan di berbagai pembimbing peserta didik dimana peserta didik dibimbing agar
bidang sebagaimana bangsa-bangsa lainnya. dapat menentukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai
bekal, serta dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
Kemajuan itu tidak terlepas dari peran guru yang ada
perkembangan, sehingga dengan ketercapaian tersebut, peserta
di sekolah-sekolah. Masing-masing guru harus mampu
didik dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang
meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai dengan
menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat. Semua itu bisa
bidang yang dipercayakan kepadanya. Guru-guru Bahasa dan
terbantu dengan adanya proses bimbingan dan konseling di
Sastra Indonesia misalnya, harus siap meningkatkan berbagai
sekolah.
pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia. Dalam
keterampilan Bahasa Indonesia, peserta didik dituntut untuk Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah
bisa membaca dan menulis, sehingga guru harus siap dengan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan demi
program pembelajaran membaca dan filosofi, pendekatan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui berbagai pelayanan
teknik yang telah disepakati, pengetahuan tentang membaca, bagi peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi yang
terampil melatih peserta didik dalam membaca, dan mampu dimiliki secara optimal. Pendidikan sebagai investasi sumber
membangkitkan minat serta motivasi peserta didik untuk suka daya manusia tentu harus bisa mewujudkan iklim yang
dan mampu membaca sesuai dengan tuntutan zaman. kondusif bagi terciptanya upaya mencerdaskan anak bangsa
serta meningkatkan harkat dan martabat dalam membangun
Peserta didik saat ini perlu dituntut untuk bisa
peradaban yang unggul dan memiliki daya saing. Apabila guru
mengembangkan sistem membaca secara tepat, sebab
dan peserta didik dapat menjalin harmonisasi dalam lingkungan
perkembangan ilmu dan arus informasi yang semakin deras
pendidikan, maka diharapkan dapat terwujud kualitas pelayanan
akhir-akhir ini mengharuskan pencari informasi menemukan
pendidikan yang baik.
cara paling jitu atau tepat agar dengan mudah memahami setiap
informasi yang tersaji dalam media tulis. Untuk itu, dengan Seiring dengan perkembangan kurikulum yang berlaku, maka
adanya sarana dan prasarana yang memadai di sekolah serta sosok guru tidak hanya sebagai pengajar semata bagi peserta
tersedianya buku-buku bacaan, buku referensi, dan buku-buku didik, mengingat banyak hal yang terjadi pada diri peserta didik
pelajaran di perpustakaan, maka akan menumbuhkan minat sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan peserta
membaca peserta didik. Dengan demikian, guru dan peserta didik di usia remaja. Dalam hal ini, guru dimungkinkan dapat
didik dapat bekerja sama dengan baik dan peserta didik lebih menjadi sosok yang mengerti dan memahami setiap keluhan
giat lagi belajar membaca, menulis, dan menghitung. dari peserta didik. Guru BK juga turut mengambil peranan
yang penting di sekolah untuk memantau, membuat dan
memastikan peserta didik dapat berperilaku baik, serta mampu
mengembangkan bakat, minat serta potensi yang dimilikinya.

212 221
GURU BK SAHABAT PESERTA DIDIK MENGATASI SISWA YANG MALAS
Oleh : Mariana Gonsalve Iku, S.Pd. MENGERJAKAN TUGAS
(Guru SMP Negeri Piebulak) Oleh : Lidia Natalia Ulu, S.Pd.
(Guru SMPK HTM Halilulik)

G uru pada umumnya merujuk pada pendidik professional


dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. K eluarga adalah tempat terselenggaranya pendidikan
anak, khususnya pada tahap awal perkembangannya,
(Jurnal civil education). Tugas pokok dan fungsi guru menurut baik perkembangan fisik maupun perkembangan pemikiran
Permendiknas No 16 tahun 2007 adalah pelaksana Pendidikan. kedewasaan. Berbicara mengenai pendidikan dalam keluarga,
Guru tidak hanya memberikan atau mentransfer ilmu maka orang tualah yang bertanggung jawab dalam mendidik
pengetahuan saja, akan tetapi, dapat memberikan pendidikan anak. Sebagai salah satu perwujudannya adalah dengan
karakter agar dapat menghasilkan peserta didik yang tangguh, membimbing dan membina serta memberi arahan kepada
ulet, berkarakter dan berkepribadian yang baik. anak dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan
Berbagai problematika di sekolah yang sering ditemui terkait oleh guru di seklah. Orang tua akan selalu berusaha membina
kedisiplinan peserta didik antara lain suka bolos, terlambat, anaknya, menanamkan disiplin, menumbuhkan rasa percaya
sering keluar masuk kelas dengan berbagai macam alasan, tidak diri, kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas dari sekolah,
masuk sekolah tanpa berita, dan sebagainya. Selain itu, di dalam seperti pekerjaan rumah dengan tanpa meninggalkan tugas yang
proses pembelajaran, terdapat juga peserta didik yang belum diberikan oleh orang tua sendiri. Guru sebagai pendidik dalam
lancar membaca, kurangnya perhatian orang tua terhadap aktifita pendidikan formal bertugas untuk mengajar dan mencerdaskan
s belajar peserta didik, efek kebiasaan game online terhadap peserta didik. Guru pun ikut bertanggung jawab terhadap nilai-
pembelajaran di sekolah, serta perilaku menyimpang yang nilai etis dari ilmu-ilmu yang diajarkan, nilai-nilai budi pekerti,
tergolong ringan dan sebagainya. Polemik permasalahan tersebut dan kepribadian yang manusiawi (Jumali, dkk, 2008:41).
berpeluang mengganggu konsentrasi peserta didik dalam Pada hakikatnya, Pekerjaan Rumah (PR) adalah tugas
proses belajar mengajar, bahkan dapat mengganggu peserta mandiri terstruktur yang diberikan guru untuk dikerjakan di
didik dalam mengembangkan diri serta bakat dan minatnya. rumah sebagai latihan tambahan. PR menjadi salah satu usaha
Dalam menghadapi permasalahan peserta didik di sekolah yang dipergunakan guru untuk meningkatkan pemahaman
maupun luar sekolah, guru harus menjalankan perannya peserta didik mengenai pembelajaran di sekolah, sekaligus

220 213
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

sebagai solusi untuk memberikan motivasi belajar. Namun, dapat terwujud karena adanya peran guru sebagai sutradara
pada kenyataannya, masih banyak peserta didik yang malas dalam merancang suatu alur pembelajaran yang menarik bagi
mengerjakan PR. Pokok masalah anak yang jarang mengerjakan peserta didiknya. Untuk itu, guru harus terus mengembangkan
PR sebenarnya adalah dampak dari masalah lain, yaitu tidak diri agar bisa berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam proses
adanya rasa tanggung jawab dan ketidaksukaan anak terhadap pembelajaran.
pelajaran. Ketidaksukaan anak terhadap pelajaran kerap menjadi
sumber masalah. Selain itu, penyebab lainnya adalah tidak
adanya dorongan dari orang tua kepada anak untuk segera
mengerjakan PR. Orang tua sering bersikap acuh atau sekadar
memberikan perintah tanpa memantau lebih lanjut.
Pada bagian ini, ada dua hal yang ingin disampaikan. Pertama,
hendaknya orang tua lebih banyak membaca buku berkaitan
dengan pendidikan anak dan pengembangan hobi anak. Kedua,
harus diingat bahwa masalah pada seorang manusia itu selalu
terbangun dan saling terkait antara satu dengan yang lainnya.
Manusia itu sendiri terbentuk dari kecerdasan, interaksi, dan
perilaku atau akhlak. Oleh karena itu, terkadang solusi pada
suatu masalah adalah dengan menggabungkan beberapa solusi
hingga terbentuk suatu jurus yang jitu, efisien, dan tepat sasaran.
Intinya, bagaimana setiap pihak bekerja sama mengurai masalah
anak, baik dari sisi orang tua, guru, dan juga anak itu sendiri
adalah poinnya. Masalah tidak akan selesai bila masing-masing
tidak mau mengintrospeksi dan segera memperbaiki diri secara
maksimal terhadap masalah anak.
Di sini, guru juga harus mampy memadukan sisi mengajar
dan belajar ketika memberikan PR. Artinya, antara seorang
guru dan peserta didik harus terdapat kesepakatan janji dalam
menyelesaikan PR-nya dengan baik dan disiplin. Tingkat
kesulitan dan jangka waktu mengerjakan harus benar-benar
disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Seorang
guru harus mengetahui penyebab peserta didik yang tidak
menyelesaikan PR-nya agar menjadi pelajaran berharga bagi

214 219
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

mempengaruhi rendahnya keaktifan belajar peserta didik peserta didik yang bersangkutan dan juga teman-temannya.
dalam pembelajaran. Hal itu disebabkan tugas utama guru Caranya adalah peserta didik diberikan tugas mengarang tentang
yang bertanggung jawab untuk merancang strategi dan model faktor penyebab malasnya mengerjakan PR. Dengan ini, guru
pembelajaran yang akan dipakai dalam pembelajaran. Tidak akan segera mengetahui akar masalahnya, kemudian segera
jarang, guru sering kali lebih dominan atau lebih aktif berbicara memberikan solusinya. Terkadang, suatu problem berkaitan
dalam pembelajaran sehingga guru lupa bahwa peserta didik erat dengan cara pandang peserta didik yang salah dan langkah
merupakan subjek dari pembelajaran dan bukannya guru. pertama yang harus dilakukan adalah meluruskannya dengan
Untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran, mengetahui masalah tersebut sejak dini.
hendaknya guru merancang suatu strategi pembelajaran yang
Sementara itu, orang tua hendaknya menberikan bantuan dan
menjadikan peserta didik sebagai pusat dari pembelajaran itu
semangat yang maksimal kepada anaknya. Hal pertama yang
sendiri. Contohnya, penggunaan model Pembelajaran Berbasis
harus dilakukan orang tua adalah mengetahui hal yang dapat
Proyek (PBL) dalam bentuk kelompok diskusi. Model ini
merangsang dan menyenangkan bagi anak terkait pelajaran yang
merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta
sedang dikerjakannya. Hal itu bisa dilakukan dengan membuat
didik untuk melakukan suatu investigasi terhadap topik tertentu.
catatan kecil atau dengan meminta menuliskan apa yang mereka
Selain model dan metode pembelajaran, penggunaan media
ketahui, kemudian mengambil inti sari dari catatannya yang
pembelajaran sangatlah berpengaruh untuk mengaktifkan
berkaitan dengan PR yang sedang dikerjakan. Orang tua bisa
peserta didik atau menarik minat belajar peserta didik, terutama
mengaktifkan segala sarana yang ada hubungannya dengan
penggunaan media IT atau teknologi, seperti video pembelajaran
PR, baik dari koran, majalah, radio, internet, TV dan alat-alat
yang ditayangkan melalui proyektor. Akan tetapi, penggunaan internet lain.
model, metode, dan media pembelajaran hendaknya tetap
memperhatikan karakteristik dari peserta didik sendiri. PR terkadang memang berbeda-beda tingkat kesulitannya,
sehingga orang tua harus berusaha untuk membantu
Penggunaan pendekatan, model, metode dan media
menyelesaikan dan menerangkan PR tersebut. Hal ini bertujuan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik
supaya anak benar-benar merasa bahwa keluarga ‘sehati’
oleh guru akan berdampak dengan meningkatnya keaktifan
bersamanya dalam menyelesaikan PR. Selain itu, hendaknya
peserta didik dalam pembelajaran. Dengan menjadikan peserta
orang tua selalu memberikan rasa tanggung jawab kepada anak
didik sebagai pusat dari pembelajaran dan guru sebagai
dan disiplin waktu, termasuk dalam mengerjakan PR.
fasilitator yang kreatif dan inovatif, maka peserta didik tidak
hanya duduk, diam, dan pulang, tetapi peserta didik akan terpacu Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa PR atau Pekerjaan
untuk aktif. Jadi dapat disimpu lkan bahwa pembelajaran yang Rumah adalah kesempatan melejitkan prestasi anak dan sarana
berkualitas adalah pembelajaran yang memiliki interaksi multi- penghubung dengan keluarga. PR adalah metode mengangkat
arah dari peserta didik dengan guru maupun teman-temannya, kualitas hasil pendidikan, tentu dengan syarat bila dimanfaatkan
baik secara mental, emosional, maupun intelektual. Semua itu dengan sebaik-baiknya.

218 215
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

untuk bertanya. Selain bertanya, keaktifan peserta didik untuk


PERAN GURU PADA KEAKTIFAN PESERTA DIDIK mengemukakan pendapat dan keberanian peserta didik untuk
DALAM PEMBELAJARAN mengerjakan soal di depan kelas sangatlah rendah. Peserta didik
Oleh : Maria Yosefa Anoit, S.Pd. lebih banyak memilih untuk diam pada saat ditanya maupun
(Guru SDI Buitae) pada saat diberi kesempatan untuk bertanya. Hal tersebut
membuat sebagian besar peserta didik menjadi pasif, sehingga
menciptakan kelas yang membosankan dan berdampak pada
rendahnya hasil belajar peserta didik. Masalah peserta didik
tidak aktif dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di
dalam kelas sangat sering diungkapkan oleh sebagian besar guru
di sekolah. Terkadang, guru merasa betah dan biasa-biasa saja
K eaktifan berasal dari kata dasar aktif. Aktif menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti giat; lebih banyak penerimaan
dari pada pengeluaran; dinamis atau bertenaga; mampu beraksi
saat peserta didik hanya diam, duduk, dan pulang. Bahkan, tidak
jarang, ada guru yang menyalahkan peserta didik tanpa mencari
dan bereaksi serta yang terakhir mempunyai kecenderungan tahu akar permasalahan atau penyebab dari kurangnya keaktifan
menyebar atau berkembang biak. Menurut Sardiman (2011), peserta didik dalam pembelajaran.
keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar
yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak peserta didik dalam pembelajaran, yaitu faktor internal atau
dapat dipisahkan. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran faktor dari dalam peserta didik tersebut, misalnya peserta didik
sangatlah berpengaruh untuk menciptakan pembelajaran yang tidak berminat dengan pelajaran atau materi tertentu. Factor
berkualitas. Keaktifan peserta didik dapat ditandai dengan yang kedua yaitu faktor eksternal atau faktor dari luar peserta
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Keterlitan di sini didik tersebut, yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik
bukan berarti sekedar hadir atau ada sebagai bagian dari sekolah, seperti lingkungan sosial, misalnya guru dan tema- temannya.
akan tetapi, terlibat aktif dalam aktivitas pembelajaran yang Lingkungan non sosial merujuk pada gedung sekolah dan cuaca.
beraneka ragam. Di sini, peserta didik dituntut untuk lebih aktif, Sedangkan, faktor yang ketiga yaitu faktor pendekatan belajar.
inovatif, dan kreatif dalam pembelajaran. Keaktifan peserta didik Faktor ini merupakan segala cara atau strategi yang digunakan
dapat dilihat dalam berbagai aktivitas, seperti mendengarkan, guru maupun peserta didik dalam menunjang keefektivan dan
memberi pertanyaan kepada guru atau temannya, menjawab efisiensi proses pembelajaran pada materi tertentu. Faktor ketiga
atau merespon pertanyaan, berpartisipasi, memberi tanggapan, ini merupakan rekayasa proses pembelajaran yang dilakukan,
komitmen dengan tugas yang diberikan guru dan dapat seperti pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan
menerima tanggung jawab yang diberikan kepadanya. penggunaan media belajar.
Dalam praktik pembelajaran, peserta didik sering sekali Dari ketiga faktor di atas, guru mempunyai peluang yang
tidak mengajukan pertanyaan walaupun guru telah memancing lebih besar untuk menjadi penyebab paling dominan yang

216 217
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Menjadi seorang pendidik handal tentu membutuhkan


perjuangan yang ekstra. Bukan hanya sekedar mengajar dan PERAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
memberikan materi namun juga membekali diri dengan AKTIVITAS BELAJAR
kemampuan yang lebih mendekatkan pada teknologi. Apalagi Oleh : Mariana Kale Rihi, S.Pd.
di era digitalisasi pendidikan, sayang rasanya bila kemampuan (Guru SDI Nufuak)
IT tidak bertambah padahal segala bahan yang diperlukan sudah
ada. Kebutuhan akan akses internet, mentor, platform pelatihan
digital sudah tersedia. Namun, tidak sedikit guru yang belum
menguasai teknologi Informasi dikarenakan banyak faktor
diantaranya kurangnya keterampilan menggunakan teknologi
tersebut. Bahkan banyak guru yang belum mengaktivasi
akun belajarnya dan memahami manfaat penggunaan Akun
pembelajaran yang sangat membantu kelancaran tugasnya. Salah
P endidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
satu program bergengsi dan sudah dilaksanakan dalam beberapa untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
waktu, yakni pelatihan Google Master Trainer. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
Google Master Trainer adalah program pelatihan yang yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
mempersiapkan pendidik terpilih yang diseleksi berdasarkan Bahasa pun memiliki peran sentral dalam perkembangan
kriteria Kemdikbud yang memiliki tugas untuk melatih guru intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan
dan tenaga kependidikan untuk memanfaatkan perangkat penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
Google Workspace for Education di akun pembelajaran (belajar. studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta
id) (https://www.refoindonesia.com/gmt/). Seperti yang sudah didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
diketahui publik bahwa Google Master Trainer merupakan suatu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
program untuk mengembangkan level kemampuan IT pendidik masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan
khususnya di bidang Google Workspace for Education. Para peserta serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang
terpilih nantinya akan menjadi pionir yang ikut memberikan ada dalam dirinya.
sosialisasi maupun memimpin berbagai pelatihan digital Proses belajar tidak akan bisa dilepaskan dari kehidupan setiap
kependidikan baik secara daring maupun luring. manusia. Karena belajar adalah suatu proses yang kompleks yang
Dengan menjadi peserta terpilih program Google Master terjadi pada diri setiap orang Sepanjang hidupnya. Proses belajar
Trainer, tentu akan ada beragam manfaat yang bisa didapatkan. itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
Beberapa diantaranya, yakni memiliki kesempatan yang luas lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja
untuk bisa menjadi pemimpin beragam komunitas pendidik dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah
yang bekerja sama dan menggunakan platform Belajar.id, serta belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang

240 225
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada


tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. PENINGKATAN KETRAMPILAN TEKNOLOGI
Kegiatan yang menarik dan menyenangkan merupakan suatu INFORMASI BAGI GURU
bagian penting dalam mendorong perkembangan bahasa, karena (MELALUI PENGIMBASAN PESERTA PROGRAM
anak harus mampu mengungkapkan dan menggunakan kata- GOOGLE MASTER TRAINER)
kata. Untuk mendorong anak agar mampu mengungkapkan Oleh : Sofia Amtaran, S.Pd.SD.
diri dengan kata-kata, maka kegiatan yang akan dilakukan (Guru SD GMIT Atambua 03)
adalah melalui permainan bahasa dalam bentuk permainan
berbicara atau permainan deskriptif. Permainan deskriptif adalah
permainan yang menuntut anak–anak untuk menguraikan
benda dengan mendorong anak untuk mencari kata-kata dan
membantu mereka berbicara serta berpikir dengan lebih jelas,
salah satu contohnya permainan pemberian gambar. “Teknologi tidak akan menggantikan guru hebat tetapi teknologi
Salah satu fokus pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar (SD) yang hebat akan menjadi transformasional” (REFO).
yang memegang peranan penting ialah pembelajaran membaca,
tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak
dini, anak akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari.
T eknologi apapun tidak ada yang dapat menggantikan
peran Bapak dan Ibu sebagai pendidik, yaitu sosok yang
mendorong perkembangan murid dalam hal kognitif dan
Kemampuan membaca menjadi dasar utama tidak saja bagi kematangan karakter,” ujar Bapak Menteri Nadiem Makarim,
pembelajaran bahasa sendiri, tetapi juga bagi pembelajaran mata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
pelajaran lain. Dengan membaca, peserta didik akan memperoleh
Perkembangan teknologi informasi saat ini yang begitu pesat
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan
menuntut guru-guru sebagai agen tranformasi untuk terampil
perkembangan daya nalar, social, dan emosional. Untuk itu,
dalam menggunakan teknologi informasi melalui komputer juga
dibutuhkan metode pembelajaran yang efektif, salah satunya
telepon seluler. Guru yang profesional dalam tugasnya harus
adalah metode permainan dengan media pembelajaran yang
berusaha memiliki kemampuan teknologi informasi ini, sehingga
sesuai. Penggunaan metode permainan akan lebih efektif apabila
dapat mendukung dalam menyelesaikan tugasnya secara efektif
didukung dengan adanya media sebagai alat bantu pembelajaran.
dan efisien. Setelah memasuki masa Pandemi Covid 19, teknologi
Penggunaan alat bantu sebagai media pembelajaran diharapkan
informasi ini menjadi kebutuhan utama karena pembelajaran
mampu membantu proses belajar seperti yang dikemukakan
dilaksanakan dari rumah. Pihak Kementerian Pendidikan dan
oleh Hamalik (dalam Arsyad, 2006) bahwa pemakaian media
Kebudayaan meluncurkan Akun Belajar yang dapat membantu
dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan
guru untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
dan minat, membangkitkan motivasi, memberikan rangsangan
kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis peserta

226 239
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Selain itu, perolehan hasil belajar peserta didik pun tidak sesuai didik. Media dapat menarik minat belajar dan konsentrasi anak
dengan apa yang diharapkan. untuk memahami pelajaran.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, maka penulis Media gambar adalah penyajian visual 2 dimensi yang dibuat
mencoba untuk mengembangkan inovasi pembelajaran berdasarkan unsur dan prinsip rancangan gambar, yang berisi
dengan beberapa langkah sistematis, yakni melakukan analisis unsur kehidupan sehari-hari tentang manusia, benda-benda,
permasalahan, mengidentifikasi solusi masalah, menyusun binatang, peristiwa, tempat dan lain sebagainya (Rachmat, 1994).
rancangan pembelajaran, menyiapkan bahan dan sumber daya, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
melaksanakan aktivitas pembelajaran, serta melakukan evaluasi dan dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan pembelajaran
dan revisi. Di sini, dapat dipahami bahwa pembelajaran adalah yang dapat merangsang, menarik perhatian, dan memudahkan
sebuah seni mengolah dan menata semua komponen belajar anak didik, sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan.
sehingga terjadi harmoni sesuai dengan ritme dan gaya belajar Dengan demikian, di samping berfungsi sebagai sarana yang
peserta didik hingga mampu meghasilkan situasi pembelajaran digunakan untuk menyalurkan pesan, media pembelajaran juga
yang efektif dan menyenangkan. Oleh sebab itu, diperlukan berfungsi mempermudah anak didik untuk belajar.
kapasitas dan kecakapan guru sebagai tenaga pendidik dalam Kemampuan membaca merupakan hal yang sangat urgen
merekam, menganalisa, dan memecahkan setiap persoalan
dalam mempelajari segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang
pembelajaran guna menghasilkan inovasi-inovasi pembelajaran
selalu berkembang.membaca merupakan kemampuan yang
yang kreatif.
sangat kompleks. Membaca tidak sekadar kegiatan memandangi
lambang-lambang tertulis semata, tetapi berupaya agar lambang-
lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang
bermakna baginya. Membaca merupakan suatu proses sensoris
yang dimulai dari melihat, dan kemudian masuknya stimulus
lewat indra penglihatan atau mata. Sementara itu, kesiapan
membaca dimulai dengan mendengarkan. Persiapan auditoris
anak dimulai dari rumah dalam bentuk pembinaan kosakata,
menyimak efektif, dan keterampilan membedakan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, penulis kerap menyiapkan
gambar karena mudah diperoleh, tidak mahal, dan efektif.
Penulis memperoleh berbagai gambar terkait pembelajaran
dari buku-buku, majalah, surat kabar, dan internet. Dalam
pengamatan penulis, peserta didik akan sangat tertarik melihat
gambar-gambar yang ada, serta lebih aktif menjawab pertanyaan
tentang simbol-simbol huruf, suku kata, dan kata yang sesuai

238 227
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dengan gambar yang ditunjukkan. Situasi pembelajaran yang


menyenangkan didorong oleh kesukaan peserta didik terhadap INOVASI GURU DALAM PROSES
gambar-gambar karena mudah dipahami. Untuk itu, kehadiran PEMBELAJARAN
media gambar dengan berbagai variasi mampu mendorong Oleh : Yustinus Noprikardus Mau, S.Pd.
peserta didik untuk lebih aktif dan serius dalam menyimak dan (Guru SDI Lalosuk)
memahami materi pembelajaran.

I novasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting


dan mesti dilakukan oleh guru. Dengan adanya Inovasi
pembelajaran, maka guru sebaiknya menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan, menggairahkan, dinamis, penuh semangat,
dan penuh tanggung jawab. Peningkatan mutu pembelajaran
di dalam kelas, dimana sekelompok guru bekerja secara
kolaboratif dan berkelanjutan, bertujuan untuk memperbaiki
mutu pembelajaran. Pembelajaran yang didesain dengan baik
akan menghasilkan guru yang profesional dan inovatif. Guru
pun dapat menentukan kompetensi yang perlu dimiliki oleh
peserta didik, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
yang efektif, serta mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang
bermanfaat bagi peserta didik.
Namun, terdapat banyak kendala yang kerap menghambat
pertumbuhan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran,
seperti mutu pendidikan yang rendah, kurangnya pemahaman
peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru, dan
monotonnya praktik dari metode pembelajaran yang diterapkan
oleh guru. Akibatnya, keaktifan peserta didik di dalam kelas
cenderung menurun sehingga kreativitas dan inovasi yang
hendak dicapai tidak bisa terlaksana sebagaimana mestinya.

228 237
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

secara bersama-sama. Selain itu, penulis mengarahkan peserta


didik untuk melantunkan lagu langkah-langkah pembelajaran, PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN
yakni Mengamati, Menanya, Mengomunikasikan, Menalar, KEMAMPUAN MEMBACA PESERTA DIDIK
serta Mencipta (6M), karya penulis Syair Buku K-13. Ketiga, Oleh : Kristina Apu, S.Pd.
seiap peserta didik kelas VII diwajibkan untuk menyiapkan (Guru SMPN Derokmasin)
cerita fantasi ciptaannya sendiri lalu dibacakan atau diceritakan
di depan kelas dan ditanggapi oleh peserta didik lainnya.
Keempat, penulis meminta peserta didik untuk mengamati suatu
objek (tempat wisata, tarian daerah) lalu mendeskripsikan atau
menggambarkannya sesuai hasil pengamatan. Kelima, peserta
didik diminta untuk melakukan sesuatu berdasarkan prosedur
yang dibuat dalam bentuk laporan karya tulis mini, seperti
D alam dunia pendidikan keterampilan membaca sangat
penting. Dewasa ini, minat membaca para peserta didik
tergolong sangat rendah, terutama peserta didik SMP kelas
prosedur membuat layang-layang untuk putra dan prosedur
VII. Para peserta didik dituntut untuk giat membaca, terutama
membuat jagung bose bagi putri. Tugas tersebut dikerjakan di
membaca buku-buku pelajaran, baik itu di sekolah maupun di
rumah dan wajib dilaporkan atau dipresentasikan di depan kelas
rumah. Peserta didik juga selalu diberi waktu untuk membaca
pada pertemuan berikutnya.
di perpustakaan agar selalu terbiasa dalam membaca. Apabila
Pada kesempatan ini, penulis menyarankan kepada orang tua peserta didik tidak memiliki keterampilan membaca, maka akan
agar membiasakan anak di rumah untuk berbahasa Indonesia mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran,
yang baik dan benar. Begitupun di lingkungan sekolah, guru sebab membaca adalah tolak ukur dari semua mata pelajaran.
harus mewajibkan peserta didik untuk berbahasa Indonesia
Pada dasarnya, keterampilan membaca menjadi suatu
dengan menerapkan sistem reward and punishment. Demikian
kebutuhan hidup. Ada beberapa peran yang disumbangkan
beberapa metode yang bisa diterapkan pada peserta didik guna
oleh kegiatan membaca, seperti membantu memecahkan
mendorong penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
masalah, dapat memperkuat suatu kenyakinan atau kepercayaan
tanpa harus menghilangkan keunikan dari bahasa ibu (bahasa
pembaca, dan sebagai suatu pelatihan, memberi pengalaman
daerah) masing-masing.
estetik. Kegiatan membaca juga dapat dijadikan sebagai sebuah
kebaiasaan dan budaya yang perlu ditanamkan sejak dini. Anak
akan belajar melalui peniruan dan pembiasaan yang diterapkan
dalam kesehariannya. Oleh karena itu, diharapkan para guru
maupun orang tua untuk memberikan penanaman kemampuan
membaca pada anak.
Guru mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan
kemampuan membaca anak. Guru diharapkan dapat memberi

236 229
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

stimulus positif dan efektif pada anak berupa kegiatan komunikasi, alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial serta
pembelajaran yang menyenangkan dan menarik. Pembelajaran sebagai alat kontrol sosial (Keraf, 1997:3).
yang digunakan harus dapat memberikan kesan yang
Diketahui bahwa banyaknya bahasa daerah yang digunakan
menyenangkan (joyful learning) dan mudah dipahami oleh anak
sebagai alat komunikasi setiap harinya di lingkungan sekolah
(Fadilah, 2014). Untuk meningkat kemampuan membaca peserta
dapat menyebabakan peserta didik tidak memahami Bahasa
didik di sekolah, maka perlu peningkatan kemampuan berpikir
Indonesia yang baku. Selain itu, anak-anak merasa canggung
kreatif. Upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
menggunakan Bahasa Indonesia yang baku di dalam kelas atau
Pertama, sehubungan dengan upaya untuk meningkat kompleks sekolah. Kebiasaan berbahasa daerah ada pengaruhnya
kemampuan membaca pemahaman, peserta didik dapat dalam kehidupan harian seorang peserta didik. Seiring dengan
dimotivasi untuk selalu mencari sesuatu yang baru dalam perkembangan era globalisasi atau lebih populer dunia media
bacaan atau berusaha seunik mungkin dalam mengembangkan sosial yang makin maju, maka tingkat bahasa juga sangat penting.
gagasan yang dinyatakan dalam bacaan. Kedua, guru dapat Saat ini, peserta didik sering berbahasa daerah bersamaan
melatih peserta didik sehingga dapat menghasilkan pemahaman dengan Bahasa Indonesia di lingkungan sekolah. Hal ini
yang komprehensif, sekaligus mengasah kemampuan untuk disebabkan karena anak berasal dari masyarakat yang homogen
mengembangkan gagasan-gagasan orisinal meskipun berkaitan berbahasa daerah yang sama. Dampaknya, bila membaca atau
dengan satu bacaan Bahasa Indonesia. Ketiga, memberikan menemukan tulisan-tulisan dalam Bahasa Indonesia baku, maka
latihan penggunaan Bahasa Indonesia dengan membaca dan peserta didik di dalam kelas akan sulit mengucapkan bahkan
menulis beberapa hal terkait bahan bacaan. Hal itu berguna belum dapat membaca secara lancar. Mengingat masalah
untuk kelancaran dalam menentukan gagasan, kelenturan dalam ini bukan hanya dialami oleh orang tua saja, bahkan sudah
struktur kalimat, orisinalitas dalam menentukan tema yang berpengaruh di kalangan peserta didik, maka pada kesempatan
khas, orisinalitas dalam gagasan yang ditangka, dan elaborasi ini, penulis ingin mencoba untuk menerapkan beberapa upaya
yang mampu membuat suatu bacaan tampak lebih kaya dengan berikut.
gagasan yang tidak biasa.
Pertama, meminta peserta didik untuk membaca ringkasan
Peserta didik dapat dimotivasi dengan cara menyediakan materi ajar melalui media infokus yang ditayangkan di depan
buku-buku atau bahan bacaan yang baru dan menarik untuk kelas atau dinding tembok. Lalu, peserta didik diminta untuk
dibaca di setiap waktu luang. Motivasi tersebut dapat menjadi membaca secara bergilir dengan menggunakan empat unsur
daya penggerak dalam diri peserta didik dalam melakukan intonasi, yakni nada (tinggi rendah), tempo (cepat lambat),
aktivitas membaca demi tercapai tujuan tertentu, misalnya tujuan dinamik (keras lembut), dan jeda (perhentian) (Brainly.co.id).
dari proses pembelajaran. Untuk memperkuat motivasi internal kemudian, penulis menambahkan ekspresi (gerakan tubuh/
peserta didik, guru dapat berasumsi bahwa secara kodrati setiap gestur) menjadi lima unsur utama dalam membaca amupun
orang dapat berbahasa lisan maupun tulisan. Guru juga dapat berbicara. Kedua, pada awal dan akhir pelajaran, peserta didik
melatih peserta didik agar dapat menghasilkan pemahaman yang diminta untuk menyanyikan lagu Hymne SMPN Haliwen

230 235
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

komprehensif sekaligus kemampuan untuk mengembangkan


PENGARUH BAHASA DAERAH TERHADAP gagasan-gagasan orisinal.
BAHASA INDONESIA Selain itu, diperlukan juga strategi yang relevan. Artinya,
Oleh : Drs. Stanis Bria Seran
strategi pembelajaran membaca yang dipilih adalah strategi
(Guru SMPN Haliwen Atambua)
pembelajaran yang paling relevan dengan karakteristik peserta
didik dan indikator-indikator pembelajaran sebagaimana
tercantum dalam silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Sebagai pendidik, guru hendaknya dapat merancang proses
pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memberikan
motivasi kepada peserta didik agar lebih giat dalam membaca

B ahasa merupakan alat komunikasi satu-satunya bagi setiap


warga sekolah dan budaya Bangsa Indonesia yang harus
dipahami oleh warganya, baik lisan (berbicara) maupun tulis
buku-buku, terutama buku yang berkaitan dengan pelajaran di
sekolah. Kreativitas dan inovasi seorang guru perlu dikembangkan
dalam rangka mengolah pembelajaran sebaik mungkin sehingga
(menulis). Dalam menulis dan berbicara dengan baik, warga permasalahan-permasalahan yang timbul dalam belajar, terutama
sekolah diwajibkan menguasai Bahasa Indonesia dengan baik meningkatkan kemampuan membaca, dapat teratasi dengan
dan benar. Finocchiarno, dalam Jurnal Kajian Bahasa dan baik.
Budaya (1964:8), menjelaskan bahasa adalah satu sistem simbol
vokal yang abitres, memungkinkan semua orang dalam satu
kebudayaan tertentu, atau orang lain yang telah mempelajari
sistem kebudayaan tersebut untuk berkomunikasi atau
berintegrasi. Bahasa menunjukkan budaya suatu bangsa. Jika
komunikasi seharian anak di rumah didominasi oleh bahasa ibu,
maka setelah anak berada dilingkungan sekolah tanpa sadar anak
akan berkomunikasi dengan temannya dalam bahasa ibu (bahasa
daerah) tersebut.
Dampak atau pengaruh penggunaan bahasa daerah terhadap
Bahasa Indonesia membuat peserta didik tidak lancar atau fasih
berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia. Akibatnya, aktivitas
belajar mengajar di kelas terganggu. Hal ini mengingatkan
kita akan fungsi bahasa, seperti yang diamanatkan oleh pakar
Bahasa Indonesia asal Flores Gorys Keraf dalam bukunya Tata
Bahasa Indonesia, yaitu untuk menyatakan ekspresi diri, alat

234 231
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

sedangkan tugas utama setiap peserta didik adalah belajar, sebab


GURU DAN PROSES PENDIDIKAN YANG belajar merupakan suatu proses atau suatu kegiatan untuk
DIHARAPKAN menuju hasil dan tujuan. Di sini, guru juga berperan sebagai
Oleh : Paulina Jenny Lopez, S.Pd. motivator, inspirator, dan fasilitator dalam pembelajaran.
(Guru SMPN Halituku)
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, kerap terjadi beberapa
masalah berikut, yakni kurangnya perhatian orang tua terhadap
anak di rumah, kurangnya perhatian guru terhadap peserta
didik tertentu, anak sering mendapat perlakuan yang kasar
dari keluarga, anak memiliki suatu permasalahan keluarga yang
serius, sehingga terbawa di sekolah, serta faktor ekonomi sangat

G uru adalah seorang pengajar suatu ilmu yang mendidik,


mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik. Melaksanakan pendidikan
berpengaruh pada jiwa anak. Ketika mengetahui permasalahan
di atas, maka tindakan guru dalam mengatasi masalah tersebut
adalah melakukan pendekatan terhadap peserta didik maupun
tidak seharusnya dalam satuan lembaga pendidikan, tetapi daat orang tua. Guru memberikan perhatian khusus terhadap peserta
berlangsung dimana saja. Interaktif antara guru dan peserta didik didik tersebut dengan cara dipanggil dan diberikan nasehat,
dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar sekaligus sama-sama mencari solusi terbaik.
peserta didik,. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan
Berdasarkan pembahasan yang dikemukakan di atas, penulis
kebutuhan peserta didik, memberikan motivasi atau dorongan
menarik kesimpulan bahwa para guru sudah seharusnya
terhadap peserta didik yang membutuhkan, sekaligus mendorong
menyadari akan pentingnya kehadiran di dalam kelas bersama
keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Proses mendidik
peserta didik, sehingga terjalin interaksi yang baik. Untuk itu,
adalah hal yang lebih sulit untuk dilakukan setelah mengajarkan
diperlukan kerja sama yang baik antara guru, orang tua, dan
suatu ilmu pengetahuan. Selain itu, guru menjadi teladan
pihak sekolah.
yang baik bagi peserta didik, sehingga para peserta didik dapat
memiliki karakter yang baik sesuai norma dan nilai yang berlaku
di masyarakat.
Guru juga memiliki tugas untuk melatih para peserta didiknya
untuk melakukan keterampilan. Ia akan membimbing dan
mengarahkan para peserta didik yang mengalami suatu kesulitan,
sekaligus memberikan dorongan bagi para peserta didiknya agar
berusaha lebih keras lagi untuk mendapat hasil yang lebih bagus
lagi. Lebih lanjut, Hamalik (2008:27) menyatakan bahwa dalam
proses pendidikan di sekolah, tugas guru utama adalah mengajar,

232 233
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

sabar dalam mengikuti setiap kegiatan, dan disiplin di setiap mendapatkan kesempatan untuk menjadi peserta didik berlisensi
kegiatan pembelajaran. Keempat, menunjukkan keteladanan resmi dari lembaga yang bekerjasama dengan Kemdikbud dalam
kepada peserta didik. meningkatkan kemampuan para pendidik.
Semua hal di atas, bila dilakukan dengan semangat sinergitas- Lisensi resmi yang akan didapatkan berasal dari lisensi
kolaborasi, maka akan menghasilkan kebiasaan dan budaya REFO, Kemdikbudristek, dan Google for Education, serta
positif di kalangan peserta didik. Hal itu tentunya bisa mengatasi memiliki sertifikat resmi secara internasional sebagai pendidik
dampak negatif penggunaan handphone di kalangan peserta bersertifikasi pelatihan Google. Sebelum menjadi pemimpin
didik. Untuk itu, peran guru sangat dibutuhkan untuk mengawasi maupun narasumber dalam berbagai komunitas, para peserta
dan meminimalisir penggunaan handphone di lingkungan tentu mendapatkan pendampingan maupun pelatihan secara
sekolah. intensif. Setelah mendapatkan pendampingan, peserta Google
Master Trainer wajib melakukan pengimbasan kepada guru,
kepala sekolah, dan murid, serta tenaga kependidikan yang
sudah ada dalam dapodik dan mempunyai akun belajar. Hal itu
dapat dimulai dari komunitasnya kemudian dapat berkembang
ke sekolah lainnya.
Ketika penulis hendak melakukan pengimbasan ke sekolah,
ternyata ada bantuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten berupa
Chromebook, sehingga kehadiran penulis untuk memberikan
materi sangat diharapkan dan tepat pada waktunya. Sekolah-
sekolah yang dikunjungi mempunyai program Kegiatan Kerja
Guru (KKG) mini di sekolah yang dilaksanakan setiap minggu.
Program pengimbasan ini didahulukan bagi guru, dan ternyata,
banyak guru yang belum mengaktifkan akun pembelajarannya
dan juga belum memanfaatkan fitur-fitur yang ada dalam akun
belajar. Padahal, pembelajaran di kelas bisa memanfaatkan Google
Workspace for Education di akun pembelajaran (belajar.id).
Dalam kegiatan pengimbasan, penulis tidak hanya
memberikan materi, tetapi juga turut mendampingi dan
memberi contoh bagaimana mengaktivasi akun belajar,
penggunaan fitur-fitur pada pada Chromebook, mengoperasikan
komputer yang ada di sekolah bagi kualitas pembelajaran,
baik dalam mengerjakan adminstrasi guru, menyiapkan

256 241
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

media pembelajaran interaktif, atau bahkan bisa mempelajari pengajarannya berada di bawah pengawasan guru. Guru adalah
Kurikulum Merdeka secara mandiri melalui plaform Merdeka insan pendidik, pengajar, dan pelatih di sekolah (kelas) yang
Mengajar yang hanya dapat diakses melalui akun belajar.id. tugas rutin hariannya adalah merencanakan pembelajaran
(RPP), melaksanakan Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM)
Pengimbasan peserta Google Master Trainer ini diharapkan
kelas (aplikasi RPP), membuat evaluasi (mengukur hasil),
dapat membantu para guru untuk meningkatkan keterampilan
membimbing serta melatih peserta didik dan melaksanakan
menggunakan teknologi informasi yang dapat digunakan dalam
tugas tambahan (PP No. 74, pasal 52 tahun 2008 tentang guru).
tugasnya. Harapan penulis, untuk rekan-rekan guru, gunakanlah
Akibat nyata dari penggunaan handphone sangat nampak dalam
dengan cerdas teknologi untuk memudahkan kegiatan kita
kegiatan pembelajaran. Peserta didik sering menirukan sikap dan
sebagai pendidik serta manfaatkan setiap program yang ada
gaya bicara kekinian, seperti mulai malas, membangkang, tidak
dengan sebaik-baiknya.
percaya diri waktu tampil di depan kelas, dan menggunakan
bahasa anak zaman sekarang. Perilaku peserta didik saat ini sudah
dipengaruhi oleh dampak handphone dengan berbagai aplikasi/
fitur yang terdapat di dalamnnya, seperti aplikasi game, google,
dan media sosial (youtube, facebook, instagram dan lain-lain). Hal
itu juga dipengaruhi oleh minimnya pengawasan orang tua di
lingkungan keluarga terhadap penggunaan handphone. Untuk
itu, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru guna
mengatasi persoalan tersebut.
Pertama, menanamkan nilai-nilai agama pada peserta didik.
Setiap pembelajaran yang disajikan dalam proses pembelajaran
harus dikaitkan dengan nilai-nilai agama yang sesuai dengan
ajaran agama masing-masing peserta didik. Hal itu bertujuan
untuk menguatkan ahklak dan etika moral peserta didik.
Kedua, menjalin komunikasi dan kerja sama dengan orang
tua. Guru wajib menjalin komunikasi dan kerja sama dengan
orang tua untuk menceritakan setiap kejadian yang terjadi
dalam keseharian peserta didik di lingkungan sekolah. Selain
itu, guru juga harus menjamin kesediaan orang tua untuk
mengawasi rutinitas peserta didik di lingkungan keluarga. Ketiga,
membiasakan perilaku-perilaku positif pada diri peserta didik.
Hal ini dimulai dari cara berbicara yang sopan dan lemah lembut,

242 255
PERAN GURU DALAM MENGATASI DAMPAK PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN
NEGATIF PENGGUNAAN HANDPHONE DI MINAT BELAJAR ANA
KALANGAN PESERTA DIDIK Oleh : Rosalinda Uwak, S.Pd.
Oleh : Sara Refina Benusu, S.Pd. (Guru SDI Tanah Merah II)
(SDI Tanah Merah I)

P erkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat


pesat telah banyak membawa perubahan pada seluruh
P roses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang
mampu mengembangkan potensi dan kemampuan peserta
didik dalam merekam, menganalisa, dan memecahkan berbagai
tatanan kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut seperti persoalan di sekitarnya dengan menggunakan materi pelajaran
perubahan pola pikir masyarakat, gaya hidup, maupun budaya. yang diberikan oleh guru. Namun, dalam praktiknya, penulis
Budaya yang dulunya bersifat tradisional sekarang sudah lebih sebagai seorang guru kerap mengalami berbagai persoalan yang
modern. Kemajuan teknologi telah mengubah alat komunikasi menerpa para peserta didik, terutama menyangkut minat belajar.
menjadi lebih mudah, cepat, dan praktis. Handphone adalah Para peserta didik cenderung bersikap apatis, malas, tidak mau
teknologi yang diciptakan oleh manusia untuk mempermudah melibatkan diri secara penuh dalam pembelajaran, cepat merasa
komunikasi. Handphone adalah perangkat telekomunikasi jenuh dan bosan, serta kerap tidak mengerjakan tugas yang
elektronik yang mempunyai kemampuan dasar serupa telepon diberikan. Hal itu, menurut penulis, disebabkan oleh berbagai
konvensional saluran tetap, tetapi kini dapat dibawa kemana- hal, termasuk minimnya kesadaran orang tua akan perannya
mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon di dalam keluarga dalam mengawasi dan membimbing anak-
berupa kabel (Fadillah, 2011 : 11). Handphone pada era sekarang anaknya.
sudah berbentuk smartphone (telepon pintar) yang dilengkapi Keluarga merupakan madrasah atau sekolah pertama bagi
dengan fitur yang canggih. Pada umumnya, handphone sudah individu untuk belajar dan menanamkan nilai-nilai moral sosial
berbentuk smartphone kini sudah menjadi kebutuhan primer di dalam dirinya. Di sini, orang tua berperan penting dalam
yang wajib dimiliki guna memudahkan proses komunikasi. membina dan membentuk mental, kepribadian, dan karakter
Salah satu wadah yang berperan dalam mengatasi dampak anak. Jika orang tua berhasil, maka segala aktivitas anak yang akan
negatif penggunaan handphone terhadap anak SD adalah dijalankannya kelak akan berhasil, sebab sesuai dengan kapasitas
sekolah. Sekolah adalah suatu lembaga pendidikan yang dan kecakapan yang telah dibentuk di dalam keluarga. Hal yang
dirancang dan diadakan sesuai jenjangnya dan proses paling sederhana adalah kondisi minat belajar. Tidak dapat

254 243
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dipungkiri bahwa minat belajar seseorang sebenarnya berkaitan Lingkungan pergaulan yang bersifat negatif akan menyebabkan
erat dengan kondisi keluarganya. Seorang anak yang didorong anak berperilaku buruk. Begitupun sebaliknya, apabila anak
secara baik untuk belajar oleh orang tuanya akan memiliki berada di lingkungan yang baik, maka anak juga akan berperilaku
kesadarakan dan kepekaan diri yang kuat untuk melakukan hal baik.
serupa dimanapun ia berada. Untuk itu, keberhasilan sebuah Lebih lanjut, orang tua harus dapat mengatur dan mengawasi
proses belajar juga ditentukan oleh pengaruh pendidikan di
waktu anak di kesehariannya. Waktu yang diberikan kepada anak
dalam keluarga.
harus dibatasi. Orang tua menjadi time keeper terhadap anak
Namun, peran orang tua tersebut sangat terbatas. Dalam agar waktu yang digunakan dapat dimanfaatkan dengan baik dan
perannya sebagai seorang pengajar dan pembimbing untuk benar. Selain menjadi pemenuh kebutuhan bagi anak, orang tua
anaknya, orang tua juga masih mempunyai keterbatasan- juga harus mampu menjadi guru bagi anaknya sendiri. Orang
keterbatasan yang menghambat perannya untuk membantu tua menanamkan nilai-nilai kebaikan dan mengajarkan tentang
anak dalam belajar (Edumaspul : Jurnal Pendidikan 5(2), 49 -55, hal-hal buruk yang harus dihindari oleh anak. Dengan demikian,
2021). Untuk itu, perlu kolaborasi yang aktif antara orang tua anak dapat memilah dan membedakan hal positif dan negatif
dan guru selaku fasilitator pembelajaran di lingkungan sekolah. yang mempengaruhi karakter dan kebiasaan anak.
Beberapa upaya bisa diakukan untuk membantu peran orang tua,
yakni memberikan motivasi melalui bimbingan dan konseling di
lingkungan sekolah agar minat belajar peserta didik bisa terpacu,
menyediakan bahan bacaan yang menarik dan memberikan tugas
yang bisa dikerjakan di rumah dengan pengawasan orang tua,
serta menyiapkan waktu belajar khusus bagi anak di lingkungan
rumah dan sekolah guna mengembangkan aspek literasi dan
kecakapan intelektualnya.
Peran orang tua dalam menumbuhkan minat belajar anak
adalah memberikan semangat terhadap diri anak akan pentingnya
suatu pendidikan untuk masa depan anak. Sebagai fasilitator
terhadap segala kegiatan anak, orang tua menjadi sumber ilmu
pengetahuan dalam keluarga, memberikan motivasi kepada
anak untuk selalu meningkatkan prestasi belajar, serta menjadi
tempat bertanya dan mengadu bagi anak-anak terhadap hal-hal
yang menjadi permasalahan anak (Deska Emilia : 2019). Jadi,
dengan membiasakan anak belajar di rumah setelah mengenyam
pembelajaran di sekolah, maka minat anak untuk belajar akan

244 253
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

pendidikan yang layak dan sama rata. Peran orang tua juga melekat dalam dirinya tanpa disuruh orang tua atau guru, sebab
sangat penting dalam pembentukan kepridian anak, sebab belajar adalah kewajiban sepanjang hayat. Oleh sebab itu, dalam
merupakan pihak pertama yang memberikan pendidikan atau proses perkembangan anak, orang tua berperan sebagai fasilitator,
pengetahuan kepada anak. motivator, pembimbing, dan pendidik (Yeni, 2020).
Dewasa ini, masih sangat kurang peran orang tua terhadap
pendidikan anak. Sikap tersebut menggambarkan bahwa
orang tua sepenuhnya memberikan tanggung jawab kepada
guru di sekolah. Sesungghnya, pendidikan yang utama dan
terutama adalah di dalam keluarga. Kehadiran anak di sekolah
yang sangat minim dan sikap pembiaran yang dilakukan oleh
orang tua turut mencederai nilai kedisiplinan anak. Akibatnya,
proses pendidikan dan hasil belajar tidak menunjukkan hasil
yang signifikan. Tindakan pembiaran ketidakdisiplinan yang
dilakukan oleh orang tua tersebut menujukkan bahwa orang tua
kurang memberikan perhatian dan belum mampu memberikan
pendidikan yang mendasar bagi anak teresebut. Seharusnya, orang
tua mendukung peran guru dalam mencapai tujuan pendidikan
yang maksimal. Setya Ningsih (2013:14) menyatakan bahwa
peran orang tua dimulai dari hal-hal kecil, seperti mengawasi
kebiasaan anak di rumah, mengontrol saat anak sedang belajar,
dan mendukung hal-hal positif yang dilakukan anak di rumah
atau setelah jam sekolah, serta memperhatikan kebiasaan-
kebiasaan yang dilakukan anak.
Salah satu langkah strategis yang bisa dilakukan adalah dengan
membangun komunikasi yang baik dengan anak. Komunikasi
yang intens antara orang tua dan anak akan memberi ruang kepada
anak untuk menyampaikan segala keluhan dan kebahagiaan.
Orang tua harus menjadi mitra atau sahabat komunikasi bagi
anak dalam perkembangan pendidikannya. Orang tua juga
harus mampu mengawasi pergaulan anak dalam kehidupan
sehari-hari setelah berada di lingkungan rumah. Pergaulan anak
sangat berperangaruh terhadap karakter dan kebiasaan anak.

252 245
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Orang tua berbuat demikian mungkin karena tidak tahu


PERAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN bagaimana mendidik anaknya sesuai situasi yang tengah terjadi.
KARAKTER PESERTA DIDIK Untuk menjadi orang tua dituntut syarat-syarat tertentu agar
Oleh : Magdalena Meak Hane, S.Pd. anak-anaknya berkembang dengan baik. Jika suatu keluarga
(Guru SMP Negeri Tulatudik, Kabupaten Belu) dikaruniai seorang anak, maka pada pundak orang tua itulah
dibebankan usaha bagaimana agar anak-anaknya berkembang
dengan baik. Pentingnya peran orang tua terhadap pendidikan
anak bukanlah hal yang sepele karena pendidikan adalah modal
utama yang harus dimiliki oleh setiap individu yang hidup agar
dapat bertahan menghadapi perkembangan zaman. Seperti saat
ini, orang tua semakin menyadari pentingnya memberikan
P erkembangan pendidikan zaman ini membutuhkan
kemampuan serta karakter yang baik untuk menunjukkan
kualitas pribadi. Setiap orang terutama peserta didik dituntut
pendidikan yang terbaik kepada anak-anak mereka sejak dini.
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak terbukti
untuk berkepribadian yang baik agar pendidikannya bermutu memberikan banyak dampak positif Menurut (Soerjono
dan berkualitas. Namun, dalam kenyataan dunia atau Soekanto, 2009:18), dengan mempersiapkan masa depan bagi
kehidupan sekarang, karakter peserta didik yang baik sangatlah anak sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka lingkungan
sulit dibandingkan dengan karakter peserta didik zaman dulu. sosial dewasa ini ditandai dengan penekanan yang terlampau
Karakter peserta didik zaman itu sangat baik dan menyenangkan. besar pada nilai-nilai bekal pengetahuan secara global bagi anak.
Dengan karakter yang baik itu, guru akan mengajar dengan baik, Banyak orang tua yang selalu ingin mewujudkan mimpi atau
peserta didik bisa berkonsentrasi secara penuh, dan bisa mencapai cita-cita anaknya melalui nila-nilai yang berlaku secara sosial.
hasil penilaian memuaskan. Namun, di era ini, karakter peserta Nilai-nilai itu adalah materialisme (kebendaan), ketertiban,
didik di sekolah, terutama di dalam kelas sangat sulit untuk kepastian, dan konservatisme. Dengan sendirinya nilai-nilai itu
diatur. Minat dan perhatian peserta didik untuk mendapatkan berkembang dalam lingkungan sosial dan dapat mempengaruhi
ilmu sungguh tidak ada. Peserta didik lebih suka apabila gurunya keperibadian anak-anak. Pengaruh itu berproses lewat orang
tidak masuk mengajar. Mereka kerap tidak memperhatikan apa tuanya, kerabat terdekat, tetangga, teman sepermaianan,
yang disampaikan oleh guru, sehingga menyebabkan kondisi pendidikan di sekolah, dan seterusnya.
kelas menjadi tidak nyaman, pembelajaran sedikit tertunda, dan
mutu atau daya serap peserta didik semakin rendah. Peran orang tua sangat penting terutama dalam mendidik
anak-anaknya, baik itu pendidikan agama, moral, sikap, dan
Pembentukan karakter merupakan usaha yang melibatkan cara anak bergaul di lingkungan masyarakat. Selain itu, peran
semua pihak, baik orang tua, sekolah, lingkungan sekolah, maupun orang tua adalah memberikan pendidikan yang berkelanjutan
masyarakat luas Pembentukan karakter peserta didik tidak pada anak mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,
sepenuhnya dilakukan oleh guru, tetapi perlu adanya dukungan dan pendidikan tinggi, karena setiap anak berhak mendapat

246 251
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

dari orang tua. Karakter mengacu kepada sikap (attitudes),


PERAN ORANGTUA TERHADAP motivasi (motivation) dan keterampilan (skills). Keluarga sangat
PENDIDIKAN ANAK dibutuhkan karena waktu peserta didik lebih banyak bersama
Oleh : Moises S. Guterres, S.Pd. orang tua di rumah dibandingkan di sekolah bersama guru. Guru
(Guru SMP 7 September ’99 Atambua) dan orang tua saling bekerja sama atau mendukung sehingga
karakter anak bangsa zaman ini menjadi baik demi peningkatan
mutu pendidikan anak. Jika peserta didik memiliki karakter yang
baik, pasti mutu pendidikannya juga terbilang baik, sehingga
kehidupannya menjadi baik juga. Guru dalam mendidik dan
mengajar peserta didik tentu menggunakan berbagai metode dan
kemampuannya, tetapi dalam hal pembentukan karakter, perlu
partisipasi dan dukungan orang tua di rumah.
P usat pendidikan yang pertama adalah lingkungan keluarga.
Pendidikan di lingkungan keluarga sangat strategis untuk
memberikan pendidikan ke arah kecerdasan, budi pekerti, atau
Berdasarkan permasalahan di atas, maka persoalan yang
dihadapi guru di sekolah adalah peserta didik yang tidak suka
kepribadian, serta persiapan hidup di masyarakat. Orang tua akan mengikuti pelajaran di kelas dengan baik. Peserta didik lebih suka
menjadi contoh bagi anak, sebab anak biasanya akan menirukan ribut, mengganggu teman, atau bermain. Hal itu terlihat lewat
apa saja yang dilakukan oleh orang tua. Orang tua harus bisa cara berbicara peserta didik dengan guru yang kurang sopan, cara
memberikan keteladanan dan kebiasaan sehari-hari yang baik, duduk yang kurang sopan, dan lebih suka menantang guru untuk
sehingga dapat dijadikan contoh bagi anaknya. Keteladanan dan mengikuti pelajaran. Guru pun mengadakan pendekatan dengan
kebiasaan yang baik itu sebaiknya diberikan oleh orang tua sejak memberi motivasi dan memberikan teguran, tetapi peserta
dari kecil atau kanak-kanak karena hal itu dapat berpengaruh didik tetap melakukan tindakan atau perbuatan yang sama.
terhadap perkembangan jiwa anak. Guru juga memotivasi peserta didik tentang masa depannya
Orang tua berperan menyediakan kebutuhan materil anak- tetapi peserta didik tetap tidak paham. Hal ini menyebabkan
anaknya secara memuaskan tetapi kebutuhan pendidikan tidak materi pembelajaran pada pertemuan itu tidak tuntas, sebab
pernah terpenuhi. Anak tidak dipersiapkan menjadi manusia peserta didik selalu membuat situasi kelas menjadi tidak tenang.
yang dewasa seperti tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan. Semua ini terjadi karena kurang adanya pembentukan karakter
Anak berkembang tanpa adanya pola yang hendak dituju, tetapi anak yang baik sejak dini dalam keluarga. Orang tua kurang
berkembang dengan sendirinya. Anak dibiarkan saja tumbuh memperhatikan anak dan juga pengaruh karakter anak lain
tanpa tuntutan norma yang pasti. Tidak ada kepastian pada diri dalam pergaulan di lingkungan sekitar. Orang tua merupakan
anak tentang bagaimana seharusnya ia berbuat atau bersikap figur penting dalam proses tumbuh kembang anak, dan orang
karena memang tidak pernah diberi tahu dan dibimbing oleh tua juga harus memiliki karakter yang baik sebagai dasar untuk
pembentukan karakter anak.
orang tuanya.

250 247
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Darosy Endah Hyoscyamina (2011) dalam tulisannya yang orang tua terhadap pembentukan karakter peserta didik sangat
berjudul Peran Keluarga dalam Membangun Karakter Anak penting karena anak adalah generasi penerus. Membina karakter
menjelaskan bahwa keluarga merupakan faktor yang penting anak tidaklah mudah karena pada tingkat ini anak memiliki
dalam pembentukan kepribadian anak. Anak dapat diibaratkan banyak tantangan, sehingga perlu diarahkan ke arah yang positif.
seperti selembar kertas putih kosong yang harus diisi. Dalam hal Maka dari itu, hal-hal yang dapat dilakukan orang tua kepada
ini, peran orang tualah yang sangat dominan. Orang tua harus anak adalah mengatur waktunya untuk bisa mendidik anak
mendidik anak semenjak dini agar mereka dapat berperilaku di rumah, memberi peringatan kepada anak saat berangkat ke
sesuai dengan apa yang diharapkan. Mendidik dengan penuh sekolah, dan memberi hukuman kepada anak atas perbuatannya
kelembutan dan kasih saying dan membangun kebiasaan- yang salah di sekolah.
kebiasaan positif adalah tugas utama orang tua.
Orang tua penting untuk mengajarkan hal-hal baik kepada
anak sebagai berikut, pertama, mengajarkan sikap saling
menghormati kepada anak, sehingga kapan dan dimanapun
anak berada, anak terbiasa menghargai dan menghormati orang
yang lebih tua. Kedua, mengajarkan sikap sopan santun kepada
anak agar anak terbiasa dengan tutur kata yang halus dan positif
dengan orang lain. Ketiga, mengajarkan sikap jujur dan taat
untuk menaati setiap aturan di rumah, sekolah dan tempat-
tempat lain. Keempat, mengajarkan sikap tanggungj awab
terhadap apa yang dilakukan di rumah dan sekolah. Dari keempat
hal penting tersebut, dapat dinilai bahwa orang tua bertanggung
jawab sampai anak menemukan dirinya sendiri dan bertanggung
jawab atas tindakannya sendiri. Hal-hal di atas adalah bentuk
dukungan orang tua bersama guru untuk mencapai cita-cita
anak. (Sri Rumini dan Siri Sundari, 215).
Secara umum, langkah yang sudah diambil adalah dengan
mengadakan pendekatan pribadi dengan menegur secara
khusus, menasehati dan memotivasi, serta memberi pujian atau
kepercayaan. Namun, tidak jarang, peserta didik masih terjebak
pada beberapa situasi yang mempengaruhi proses pembelajaran,
misalnya persoalan keluarga, orang tua yang bercerai, keadaan
ekonomi yang tidak baik, dan sebagainya. Untuk itu, peran

248 249
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

masing-masing dalam penguasaan Bahasa Inggris, sehingga


mereka tidak malu ataupun takut lagi berbicara menggunakan TIPS MENGATASI SISWA SMP YANG MALAS
Bahasa Inggris. Dengan melakukan dialog, permainan antar KE SEKOLAH
peserta didik dapat mengetahui juga bagaimana kemampuan Oleh : Maria Dalima Bete, S.Pd.
setiap peserta didik secara individu dalam berbahasa Inggris. (Guru SMPN Raimanuk)

D alam kegiatan pembelajaran, terdapat berbagai persoalan


yang sering menerpa, salah satunya adalah maraknya
perilaku siswa jenjang SMP yang malas ke sekolah. Banyak
hal yang turut mempengaruhi perilaku negatif tersebut,
seperti adanya perundungan di lingkungan sekolah, materi
pembelajaran yang sulit, metode mengajar guru yang tidak
menyenangkan, serta sulitnya memahami setiap pelajaran yang
diajarkan. Akibatnya, peserta didik akan sering memperoleh
hasil belajar di bawah rata-rata ketuntasan minimum.
Cara untuk mengatasi anak SMP yang malas ke sekolah
akan lebih baik bila tidak dengan amarah dan emosi. Berikut
tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut.
Pertama, ketahui faktor penyebabnya. Ketika anak melakukan
mogok sekolah, lebih baik jangan mendahulukan emosi untuk
memarahinya. Langkah awal ajaklah anak bicara dari hati ke
hati dan cari tahulah alasan anak melakukan itu. Ketika anak
mulai bercerita dengarkan baik-baik tanpa menghakimi atau
meremehkan alasannya terlebih dahulu. Setelah itu baru bantulah
anak untuk mencari solusi terbaik. Penting untuk melakukan
pembicaraan ini secara santai dan tanpa paksaan.

264 257
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

Kedua, tetap berikan apresiasi. Tetap berikan apresiasi berupa yang salah diucapkan oleh peserta didik dan peserta didik
pujian kepada anak bahwa ia sudah melakukan tugasnya dengan mengulang kembali kosakata/kalimat yang sudah diperbaiki.
cukup baik, terlepas dari hal yang tidak sepenuhnya sesuai
Setelah itu, penulis akan membagi peserta didik menjadi
dengan harapan kita. Katakan bahwa kita bangga dengan apa
4-6 kelompok untuk membuat sebuah permainan berupa
yang selama ini sudah ia lewati, dan berikan ia semangat lagi
menyusun kosakata menjadi satu kalimat. Setiap kelompok harus
agar ia mau berangkat ke sekolah. Pujian seperti ini biasanya
menyusun dengan benar kosakata yang diberikan sesuai waktu
membuat anak merasa senang dan lebih semangat lagi berangkat
yang ditentukan. Apabila kelompok tidak dapat menyusun
ke sekolah. dengan benar, maka kelompok tersebut akan diberi hukuman
Ketiga, seringlah terlibat dalam proses belajar anak. Cara sesuai kesepakatan bersama kelompok lain berupa menjawab
berikut untuk mengatasi anak yang malas sekolah adalah dengan arti kosakata yang diberikan oleh kelompok lain. Jika kelompok
selalu mendampingi anak ketika belajar maupun mengerjakan dapat menyusun kosakata menjadi kalimat yang benar, maka
tugas sekolah. Dengan kehadiran orang tua dalam proses kelompok tersebut akan mendapat penambahan nilai.
belajarnya akan membawa pengaruh besar terhadap minatnya
Akhir dari permainan menyusun kosakata menjadi kalimat,
untuk pergi ke sekolah. Tanyakan juga pada anak mengenai
penulis akan menanyakan kembali kosakata-kosakata atau
pelajaran apa saja yang sudah dipelajarinya di sekolah. Selanjutnya
kalimat-kalimat yang sudah dimainkan oleh peserta didik.
kita bisa mengulasnya bersama dengan cara yang menarik dan
Dilanjutkan dengan setiap peserta didik akan menulis kosakata-
lebih menyenangkan dengan anak.
kosakata atau kalimat-kalimat yang yang diucapkan penulis
Keempat, berikan waktu tidur yang cukup. Merasa terlalu sesuai dengan kosakata-kosakata atau kalimat-kalimat yang
lelah karena kurangnya waktu tidur juga bisa menjadi penyebab mereka mainkan tadi, sehingga penulis dapat mengetahui
anak malas sekolah. Oleh sebab itu, memberikan waktu tidur apakah peserta didik masih mengingat apa yang telah mereka
yang cukup untuk anak sekitar 9 sampai 11 setiap malamnya mainkan sebagai pembelajaran.
merupakan hal yang paling penting. Anda juga bisa membatasi
Di akhir pembelajaran, penulis akan menanyakan kembali
anak dalam bermain gadget agar anak bisa istirahat dengan
apakah ada kesulitan yang dialami peserta didik dalam
cukup. Apabila anak menolak berangkat sekolah dengan alasan
melakukan percakapan di depan kelas, menjawab pertanyaan-
tidak enek badan, pusing, sakit kepala, dan lain sebagainya,
pertanyaan yang diberikan, serta permainan yang sudah mereka
sebaiknya dipastikan terlebih dahulu kondisinya. Jika memang
lakukan dan juga menulis kosakata atau kalimat dalam Bahasa
perlu bawalah anak ke dokter. Jangan langsung menjudge anak
Inggris. penulis juga akan mengingatkan peserta didik kembali
dengan prasangka buruk, namun bukan tidak mungkin juga
tentang apa yang sudah mereka pelajari pada pembelajaran ini.
anak berbohong untuk menghindari sesuatu di sekolah.
Dengan cara yang digunakan di atas, penulis dapat
Kelima, beri anak les tambahan. Salah satu penyebab anak
mengetahui adanya perubahan yang terjadi pada peserta didik
malas sekolah adalah karena dia mengalami kesulitan dalam
dimana mereka mulai percaya diri dengan kemampuan mereka
memahami pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Di sinilah

258 263
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu) (Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

bahasa ibu disebabkan karena malu atau takut jika ada kesalahan peran orang tua sangat penting untuk memastikan anak tidak
atau ketidaktahuan dalam berbicara Bahasa Inggris. Kedua, mengalami kesulitan selama di sekolah. Jika merasa tidak bisa
dikarenakan oleh peserta didik itu sendiri. Peserta didik membimbing dan mengajari anak anda secara langsung, anak
beranggapan bahwa belajar Bahasa Inggris sama sulitnya dengan anda bisa mengikuti lembaga bimbel atau les tambahan di luar
belajar matematika sehingga sudah tertanam dalam pikiran jam sekolah. Dengan begitu, anak tidak akan merasa kesulitan
mereka bahwa belajar Bahasa Inggris sangatlah sulit. Mereka dan menjadi semangat lagi untuk berangkat ke sekolah karena
tidak berpikir bahwa dengan belajar Bahasa Inggris peserta didik sudah menguasai semua mata pelajaran yang diberikan oleh
dapat menambah wawasan, meningkatkan kecerdasan, lebih gurunya.
mudah memahami teknologi, serta bisa melanjutkan pendidikan Keenam, pastikan lingkungan sekolahnya menyenangkan.
ke jenjang yang lebih tinggi terutama pendidikan ke luar negeri. Seorang anak juga bisa malas sekolah karena perilaku teman-
Dari permasalahan di atas, penulis mencoba untuk memotivasi teman atau gurunya yang kurang baik. Entah terjadi bullying
peserta didik untuk belajar Bahasa Inggris dan lebih sering atau ada yang mengolok-olok dirinya. Hal seperti ini bisa
menggunakan Bahasa Inggris khususnya pada saat pembelajaran membuat anak tidak nyaman dan lebih memilih untuk tidak
di kelas. Salah satu cara agar peserta didik aktif dalam mau berangkat ke sekolah. Kalaupun dia mau pasti dia akan
pembelajaran Bahasa Inggris antara lain peserta didik diberikan merasa enggan dan malas untuk berangkat.
sebuah teks berupa teks dialog. Peserta didik yang terdiri dari 2 Ketujuh, pastikan anak sehat. Sama halnya dengan
orang akan diberikan kesempatan melakukan percakapan Bahasa memastikan anak mendapat istirahat yang cukup, anda juga
Inggris sesuai dengan teks yang diberikan. Sebelum melakukan harus memastikan anak anda sehat dan tubuhnya bugar. Anda
percakapan secara mandiri oleh peserta didik, penulis terlebih bisa memastikan untuk memberikannya asupan makanan yang
dahulu memberi tahu cara pengucapan yang baik dan benar bergizi, vitamin dan mineral yang tercukupi, dan kebutuhan
kemudian diikuti oleh peserta didik. Setelah itu, setiap peserta yang diperlukan tubuh lainnya.
didik melalukan praktek dialog di depan kelas.
Kedelapan, temui gurunya. Jika anak sudah tidak bisa Anda
Selesai melakukan percakapan di depan kelas, peserta didik kendalikan sendiri, maka anda perlu menemui gurunya di
akan diberi kesempatan untuk mencari kosakata-kosakata yang sekolah, baik wali kelasnya atau guru konseling. Apabila ada
dianggap sulit untuk dipahami dan diterjemahkan ke dalam masalah yang memang cukup besar, maka anda bisa segera
Bahasa Indonesia. Masing-masing peserta didik menyampaikan mengatasinya. Tidak hanya itu, anda juga bisa memperlihatkan
kosakata-kosakata yang mereka rasa sulit sesuai dengan instruksi kepada sekolah bahwa anda terlihat sebagai orang tua dan
yang diberikan oleh penulis. Setelah itu, penulis akan memberikan berkomitmen untuk menyelesaikan masalah anak.
waktu bagi peserta didik untuk membaca kembali dialog yang
sudah mereka praktikkan di depan kelas. Setiap peserta didik Kesembilan, hindari diskusi yang terlalu panjang. Jangan ajak
diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang anak berdiskusi terlau panjang atau bahkan berdebat dengan
diberikan. Penulis akan memperbaiki setiap kosakata/kalimat mengenai alasannya tidak mau pergi sekolah. Melakukan hal itu

262 259
MENGAKARKAN LITERASI, MEMBERDAYAKAN GENERASI
(Antologi Artikel Ilmiah Guru SD & SMP Se-Kabupaten Belu)

tidak akan ada gunanya, yang ada hanya akan memperburuk


keadaaan. Lebih banyaklah untuk mendengarkan daripada SULIT BERBAHASA INGGRIS, TEKS DIALOG
mengomentari atau bahkan menghakimi si anak. SOLUSINYA
Oleh : Theresia Wilhelmina Pani, S.Pd.
Itulah beberapa cara untuk mengatasi anak yang malas
(Guru SMP Negeri Derokmasin-Lelowai)
sekolah. Sebenarnya yang terpenting adalah luangkan waktu
anda untuk sejenak mendengarkan keluh kesah anak tanpa harus
menghakiminya.

B ahasa Inggris adalah Bahasa yang sudah mendunia dimana


hampir semua negara menggunakan Bahasa Inggris sebagai
Bahasa komunikasi antar negara. Dengan berkembangnya
teknologi yang semakin maju dan canggih serta menggunakan
Bahasa Inggris, mendorong seseorang untuk beradaptasi dengan
perubahan dan perkembangan yang terjadi yang mengharuskan
seseorang untuk bisa menguasai Bahasa Inggris. Bahasa Inggris
sangat penting di semua sektor terutama di dunia pendidikan.
Dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia, Bahasa
Inggris sudah menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib
diajarkan di setiap sekolah. Dalam proses pembelajaran Bahasa
Inggris sebagai bahasa asing di setiap sekolah masih saja menjadi
momok bagi sebagian besar peserta didik. Mereka berpendapat
bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa yang sangat sulit untuk
dipelajari,sehingga Bahasa Inggris menjadi salah satu pelajaran
yang sangat tidak diminati oleh sebagian besar peserta didik.
Masalah peserta didik kurang minat terhadap Bahasa Inggris
mungkin dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, dalam proses
pembelajaran peserta didik lebih sering menggunakan bahasa
ibu daripada Bahasa Inggris. Peserta didik banyak menggunakan

260 261

Anda mungkin juga menyukai