Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI

DAERAH KOTA SURABAYA

Dosen Pengampu : Prof. Sri Trisnaningsih M.Ak


Kelas: C-Metodologi Penelitian
Disusun oleh: Fulcha Bayu A. (20013010239)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Prof. Sri Trisnaningsih M.Ak selaku dosen
pengampu mata kuliah metodologi penelitian yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang
telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu

Penulisan proposal penelitian judul “ANALISIS PENERIMAAN PAJAK DAERAH DALAM


MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURABAYA” ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.

Dalam penyusunan proposal ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih
jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya
proposal yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

Surabaya 5 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 5
LATAR BELAKANG 5
RUMUSAN MASALAH 6
TUJUAN PENELITIAN 6
MANFAAT PENELITIAN 7
BAB II Kajian Pustaka 9
Penelitian Terdahulu 9
Landasan Teori 13
BAB III Metode Penelitian 16
Jenis Penelitian 16
Tempat dan Waktu Penelitian 16
Prosedur Penelitian 16
Metode pengumulan data 16
Metode analisis data17
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 18
DAFTAR PUSTAKA 19

3
4
5
DAFTAR TABEL

6
DAFTAR GAMBAR

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus


dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahtreraan rakyat baik
materil maupun spritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu memperhatikan
masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian
suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana
yang berasal dari masyarakat yaitu pajak, (Waluyo, 2011:2).

Di Indonesia penggolongan pajak dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Pajak Pusat
dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat.
Sedangkan, Pajak Daerah dikelola oleh Pemerintah Daerah tingkat Provinsi maupun
Kabupaten/Kota. Pajak yang termasuk Pajak Pusat di Indonesia saat ini adalah Pajak
Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM), Bea Materai. Sementara Pajak Daerah terbagi atas Pajak provinsi yang terdiri dari
Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, Pajak Rokok. Sedangkan Pajak
Kabupaten/Kota meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah,
Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

Setiap daerah otonom dalam hal ini provinsi, Kabupaten/Kota di Indonesia, memiliki
sumber daya alam dan potensi ekonomi yang bervariasi, sehingga jika dimanfaatkan
dengan optimal maka akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi penerimaan
pendapataan asli daerah, yang pada gilirannya akan memberikan manfaat bagi
pembangunan daerah.Melalui berbagai alternatif penerimaan daerah, Undang-Undang
tentang Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan antara pusat dan daerah telah
menetapkan pajak dan retribusi daerah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang bersumber dari daerah itu sendiri.

Komponen PAD yang memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan
adalah pajak daerah. Pajak Daerah merupakan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah dengan peraturan daerah (perda), yang wewenang pemungutannya dilakukan oleh

8
h
pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintahan
dan pembangunan di daerah.

Kota Surabaya memiliki sumber daya alam yang begitu besar, sudah seharusnya
mengoptimalkan penerimaan pajak daerah sebagai sumber dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Kemampuan menggali sumber penerimaan pajak daerah tersebut harus diikuti
dengan kemampuan penetapan target sesuai dengan potensi sebenarnya serta
kemampuan menekan biaya yang dikeluarkan dalam pemungutannya. Kemampuan tersebut
akan memperbesar penerimaan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
tinggi.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya maka muncul
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Pertumbuhan pendapatan asli di Kota Surabaya


2. Seberapa besar penerimaan pajak daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah di Kota Surabaya
3. Bagaimana besar kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di
Surabaya

1.3. TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah di Maluku Utara.


2. Untuk mengetahui seberapa besar penerimaan pajak daerah dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah di Kota Surabaya.
3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan
Asli Daerah di Kota Surabaya.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat Teoritis


Diharapkan penelitian ini dapat menambah kajian dalam bidang akuntansi terutama
pengetahuan yang bersangkutan dengan perekonomian daerah terlebih mengenai
Pendapatan Asli Daerah khususnya di Kota Surabaya. Selain itu, dengan adanya penelitian

6
ini diharapkan mampu memberi gambaran mengenai penelitian dengan menggunakan
metode kualitatif.
1.4.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berikut:
1. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan mengenai perekonomian khususnya
pengetahuan mengenai penerimaan pajak daerah dalam meningkatkan pendapatan
asli daerah

2. Bagi Instansi Diharapkan penelitian ini dapat membantu pemerintah daerah


khususnya Pemerintah Kota Surabaya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
terlebih melalui penerimaan pajak daerah.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan penelitian ini bisa menjadi acuan dan tolok ukur
untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai bidang perekonomian
terutama tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD).

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian, diperlukan kajian pustaka yang didapatkan dari


beberapa hasil penelitian jurnal-jurnal terdahulu. Setelah melakukan kajian, maka
selanjutnya dilaksanakan review dari hasil penelitian tersebut yang nantinya akan dijadikan
sebagai acuan dalam melakukan perbandingan. Hal itu dilakukan agar mendapatkan
wawasan dan pengetahuan dalam memperoleh data informasi penelitian. Dari judul yang
akan dibahas mengenai “ANALISIS PENERIMAAN PAJAK DAERAH DALAM
MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURABAYA” peneliti akan
melakukan penjabaran terhadap beberapa hasil review penelitian diantaranya dikutip dari
jurnal sebagai berikut ini:

Dalam jurnal yang berjudul “Analisis Efektivitas Penerimaan Dan Kontribusi Retribusi
Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar” yang dilakukan oleh
Sabrina Kusuma Wardani dan Sri Trisnaningsih pada tahun 2022, memiliki kesesuaian tema
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan di dalam penelitian
ini berupa studi dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mencatat,
menelaah beberapa informasi tertulis berbentuk dokumen dokumen seperti buku, laporan,
dan khususnya daftar dari penerimaan retribusi daerah.

Hasil dari penelitian tersebut adalah terbukti efektivitas retribusi daerah sangat efektif
dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karanganyar dari tahun
2016 hingga 2020 dengan perolehan persentase rata-rata efektivitas sebesar 111,46%. Laju
pertumbuhan retribusi daerah di Kabupaten Karanganyar dari tahun 2016 hingga tahun
2020 menunjukkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tidak berhasil dengan
perolehan persentase rata-rata sebesar -9,89%. Kontribusi dari retribusi daerah untuk
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karanganyar dari tahun 2016 hingga 2020 dinilai
masih belum cukup memberikan kontribusi optimal dengan perolehan persentase rata-rata
sebesar 5,32%.

Hasil penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tebing Tinggi” Ini sejalan dengan penelitian oleh
Santosa dan Rahayu, menyimpulkan bahwa Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi

8
presentasi perubahan PAD adalah Total pengeluaran pembangunan, penduduk dan PDRB
sangat kuat, hal ini didukung dengan tingkat koefisiensi determinasi (R2) sebesar 0,971.
Ketiga variabel independen (Pengeluaran Pembangunan, Penduduk, PDRB), yang
mempunyai pengaruh paling besar yaitu variabel penduduk sebesar 8,049. Yanti,
mendapatkan hasil bahwa Kontribusi PAD terhadap APBN selama lima tahun terakhir selalu
mengalami fluktuasi. Hasil regresi menunjukkan bahwa kontribusi Komponen PAD yang
paling berpengaruh terhadap penerimaan PAD adalah pajak daerah dan retribusi daerah.
Dengan hasil persamaan simultan menunjukkan bahwa peubah bebas yang diduga yaitu
pendapatan per kapita, dummy pemberlakuan otonomi daerah, jumlah perusahaan, jumlah
kamar hotel, jumlah tiap sepuluh kendaraan bermotor per jumlah penduduk, jumlah izin
mendirikan bangunan, jumlah air minum yang disalurkan oleh PDAM per jumlah penduduk
dan laba perusaahaan riil memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan PAD
pada tingkat kepercayaan 95 %, kecuali pemberlakuan otonomi daerah, dan jumlah air
minum yang disalurkan PDAM.

Dari hasil penelitian yang berjudul “PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA UTARA”
dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa
pajak daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota di
Sumatera Utara. Untuk retribusi daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara. Dan yang terakhir pajak daerah dan
retribusi berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

Hasil penelitian berjudul “ANALISIS PENERIMAAN PAJAK DAERAH DALAM


MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI MALUKU UTARA” yang
dilakukan pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Maluku Utara, tentang penerimaan pajak
daerah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah dilihat dari tingkat pertumbuhan
Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku Utara pada tahun 2013-2014 mengalami
peningkatan. Dari target dan realisasi tahun 2013 yang memberikan kontribusi besar dalam
penerimaan pajak daerah adalah pajak bahan bakar kendaraan bermotor namun pada
tahun 2014 pajak bahan bakar kendaraan bermotor mengalami penurunan kontribusi, selain
itukontribusi penerimaan Pajak Daerah terhadap PAD Provinsi Maluku Utara pada tahun
2013-2014 memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap PAD.

8
Tabel Ringkasan Penelitian Terdahulu

Table 1 Ringkasan Peneliti Terdahulu


No Nama dan Judul Jenis Hasil
Tahun Penelitian
Penelitian

1 Wardhani, Analisis Deskriptif Hasil dari penelitian tersebut adalah


Trisnaningsi Efektivitas Kualitatif terbukti efektivitas retribusi daerah
h (2022) Penerimaan sangat efektif dalam meningkatkan
Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kontribusi Kabupaten Karanganyar dari tahun
Retribusi 2016 hingga 2020 dengan perolehan
Daerah persentase rata-rata efektivitas
Terhadap sebesar 111,46%. Laju pertumbuhan
Pendapatan retribusi daerah di Kabupaten
Asli Daerah Karanganyar dari tahun 2016 hingga
Kabupaten tahun 2020 menunjukkan
Karanganyar peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang tidak berhasil dengan
perolehan persentase rata-rata
sebesar -9,89%. Kontribusi dari
retribusi daerah untuk Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Karanganyar dari tahun 2016 hingga
2020 dinilai masih belum cukup
memberikan kontribusi optimal
dengan perolehan persentase rata-
rata sebesar 5,32%.

2 Prana (2016) Analisis Deskriptif Hasil penelitian ini sejalan dengan


Faktor-faktor Kualitatif penelitian oleh Santosa dan Rahayu,
yang menyimpulkan bahwa Faktor-faktor
Mempengaru yang diduga mempengaruhi

8
hi presentasi perubahan PAD adalah
Pendapatan Total pengeluaran pembangunan,
Asli Daerah penduduk dan PDRB sangat kuat, hal
(PAD) Kota ini didukung dengan tingkat
Tebing Tinggi koefisiensi determinasi (R2) sebesar
0,971. Ketiga variabel independen
(Pengeluaran Pembangunan,
Penduduk, PDRB), yang mempunyai
pengaruh paling besar yaitu variabel
penduduk sebesar 8,049.

3 Ramadhan PENGARUH Deskriptif Hasil penelitian ini membuktikan


(2019) PAJAK Kualitatif bahwa pajak daerah berpengaruh
DAERAH terhadap Pendapatan Asli Daerah
DAN (PAD) Kabupaten/Kota di Sumatera
RETRIBUSI Utara. Demikian juga halnya dengan
TERHADAP retribusi daerah yang berpengaruh
PENDAPATA terhadap Pendapatan Asli Daerah
N ASLI (PAD) Kabupaten/Kota di Sumatera
DAERAH Utara. Adapun pajak daerah dan
KABUPATEN/ retribusi daerah berpengaruh secara
KOTA DI simultan terhadap Pendapatan Asli
SUMATERA Daerah (PAD) Kabupaten/Kota di
UTARA Sumatera Utara.

4 Maznawaty ANALISIS Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan tingkat


Ilat, dan Elim PENERIMAA Kualitatif pertumbuhan PAD Maluku Utara
(2015) N PAJAK tahun 2013-2014 sebesar 22,53%.
DAERAH Penerimaan Pajak Daerah dalam
DALAM meningkatkan PAD dari target dan
MENINGKAT realisasi tahun 2013-2014 yang
KAN memberikan kontribusi besar dalam
PENDAPATA penerimaan pajak daerah adalah
N ASLI pajak bahan bakar kendaraan
DAERAH bermotor yaitu sebesar 58,62%,
PROVINSI namun pada tahun 2014 dari realisasi
MALUKU pajak bahan bakar kendaraan

8
UTARA bermotor mengalami penurunan
kontribusi yaitu sebesar 44,05%.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Konsep Pajak


Pajak menurut Soemitro, dalam Mardiasmo (2013:1) adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum. Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada
kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplus-nya digunakan untuk public
saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment (Resmi, 2009:1).
Dengan demikian pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara.

2.2.2. Fungsi Pajak


Mardiasmo(2013: 1) mengemukakan ada dua fungsi pajak, yaitu:
1. Fungsi Budgetair Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi Mengatur (regulerend) Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

2.2.3. Syarat Pemungutan Pajak


Mardiasmo (2013:3) menyatakan agar pemungutan pajak tidak menimbulkan
hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
1. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadlian)
2. Pemugutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis)
3. Tidak menganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
4. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)

2.2.4. Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak


Mardiasmo (2013:3) menyatakan terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau
memberikan justifikasi pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak. Teori-teori
tersebut antara lain adalah:

8
1. Teori Asuransi
2. Teori Kepentingan
3. Teori daya Pikul
4. Teori Bakti
5. Teori Asas Daya Beli

2.2.5. Pengelompokkan Pajak


Mardiasmo (2013:5) menyatakan ada 3 jenis pengelompokkan pajak yaitu:
1. Menurut Golongannya
a. Pajak langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
b. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada orang lain.
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada orang lain.
b. Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan
keadaan diri Wajib Pajak.
3. Menurut lembaga pemungutannya
a. Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara.
b. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah.

2.2.6. Pajak Daerah


Siahaan (2010:9) mengemukakan pajak daerah ialah iuran wajib yang dilakukan oleh
daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang
dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan
daerah

2.2.7. Karakteristik Pajak Daerah


Zuraida (2014:31) mengatakan karakteristik Pajak Daerah adalah sebagai berikut:
A. Dipungut oleh Pemerintah Daerah berdasarkan kekuatan peraturan perundang-
undangan.
B. Pemungutan tersebut dilakukan dalam hal terdapat keadaan atau peristiwa yang
menurut peraturan perundang-undangan dapat dikenakan Pajak Daerah.

8
C. Dapat dipaksakan pemungutannya, apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban
pembayaran pajak daerah dapat dikenakan sanksi administrasi maupun pidana.
D. Tidak terdapat hubungan langsung atas pembayaran pajak daerah dengan imbalan
atau jasa secara langsung.
E. Hasil penerimaan pajak daerah disetor ke kas daerah.
F. Digunakan untuk keperluaan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2.2.8. Jenis Pajak Daerah


Siahaan (2010:64) menyatakan pajak daerah yang diatur dalam Undang-undang
Nomor 28 Tahun 2009 adalah sebagaimana di bawah ini.
a. Jenis Pajak Provinsi terdiri atas:
1. Pajak Kendaraan Bermotor
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,
4. Pajak Air Permukaan, dan
5. Pajak Rokok.
b. Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas:
1. Pajak Hotel,
2. Pajak Restoran,
3. Pajak Hiburan,
4. Pajak Reklame,
5. Pajak Penerangan Jalan,
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan,
7. Pajak Parkir,
8. Pajak Air Tanah,
9. Pajak Sarang Burung Walet,
10. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, dan
11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

2.2.9. Pendapatan Asli Daerah


Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18 menyatakan bahwa pendapatan asli daerah,
selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan.(UU. No 32
Tahun 2004). Menurut UU No. 28 Tahun 2009, pendapatan asli daerah yaitu sumber
keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil

8
pajak, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-
lain pendapatan asli daerah yang sah.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel
satu dengan variabel lain Sugiyono (2010:14).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian dilakukan di BPKAD Kota Surabaya, yang beralamat di Jl. Johar
No.19-21, Alun-alun Contong, Kec. Bubutan, Kota SBY, Jawa Timur 60174.Untuk waktu
penelitian dilakukan pada bulan April 2018.

3.3. Prosedur Penelitian


Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi latar belakang masalah dalam penelitian ini.
2. Merumuskan masalah dan menentukan tujuan serta manfaat penelitian.
3. Mengumpulkan informasi mengenai gambaran umum instansi dan data mengenai
penerimaan Pajak Daerah.
4. Melakukan analisa data dan mengolahnya melalui data dan informasi yang diperoleh
dari instansi pemerintahan yang bersangkutan yaitu dalam penelitian ini adalah
Kantor BPKAD Kota Surabaya.
5. Mengambil kesimpulan yang logis berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
serta memberikan saran atau masukan pada BPKAD Surabaya.

8
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif dalam penelitian ini berupa profil Kota Surabaya, struktur organisasi, tugas,
visi, misi, dan data tentang peraturan daerah mengenai Pajak Daerah dan pendapatan
daerah dari BPKAD Surabaya. Data kuantitatif berupa Jumlah Target dan Realisasi
Penerimaan Pajak Daerah tahun 2013-2014 serta Jumlah Penerimaan Pendapatan Asli
Daerah Surabaya tahun 2013-2014 yang diperoleh dari objek penelitian yaitu BPKAD
Surabaya.

3.4.2. Sumber Data


Sunyoto (2013:12) mengemukakan bahwa Dalam suatu penelitian terdapat dua jenis
data yang dipakai yaitu Data Primer, dan Data Sekunder yang sumbernya masing-masing
sebagai berikut: 1. Data Primer, merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
kantor BPKAD atau data yang terjadi langsung dilapangan yang diperoleh melalui
wawancara kepada pihak terkait dengan masalah yang diteliti. 2. Data Sekunder,
merupakan data yang diperoleh dari berbagai bahan referensi buku-buku, gambaran umum
mengenai BPKAD, struktur organisasi, dan data lainnya berkaitan dengan permasalahan
yang diteliti.

3.4.3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Studi kepustakaan, studi ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder, yang
dilakukan dengan mempelajari, menela dan mengutip dari berbagai buku-buku dan
litaratur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mempunyai
hubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Studi Lapangan, studi ini dilakukan dengan cara wawancara dan observasi guna
untuk mendapatkan data primer. Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap objek yang akan diteliti untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan sehubungan dengan kepentingan penelitian. Sedangkan, wawancara
adalah proses tanya jawab dengan pihak-pihak terkait. Wawancara yang dilakukan
dalam hal ini yaitu pada pihak BPKAD Surabaya.

8
3.5. Metode analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Analisis
Deskriptif Kuantitatif, yaitu suatu analisis yang mengumpulkan, menyusun, mengolah, dan
menganalisis data angka, agar dapat memberikan gambaran mengenai suatu keadaan
tertentu sehingga dapat ditarik kesimpulan. Dalam mengolah dan menganalisa hasil
penelitian, alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.5.1. Pertumbuhan PAD


Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan PAD dalam tahun
penelitian, yaitu tahun 2013-2014. Dengan rumus:

𝑮 = 𝐏𝐀𝐃 (𝐭) − 𝐏𝐀𝐃 (𝐭 − 𝟏)/ 𝐏𝐀𝐃 (𝐭 − 𝟏) 𝐱𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:
G = Tingkat Pertumbuhan PAD
PAD(t) = Jumlah PAD tahun sekarang
PAD(t-1) = Jumlah PAD tahun sebelumnya

Analisis Kontribusi:
𝑲𝒐𝒏𝒕𝒓𝒊𝒃𝒖𝒔𝒊 = 𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐃𝐚𝐞𝐫𝐚𝐡 : 𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐀𝐬𝐥𝐢 𝐃𝐚𝐞𝐫𝐚𝐡 𝐱𝟏𝟎𝟎%

3.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


1. Pajak Daerah adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang- undang (yang
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung
dapat ditunjukkan, dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
2. Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan daerah dari berbagai usaha pemerintah
daerah untuk mengumpulkan dana guna keperluan daerah yang bersangkutan
dalam membiayai kegiatan rutin maupun pembangunannya, yang terdiri atas pajak
daerah, retribusi daerah, bagian laba usaha milik daerah, dan lainlain penerimaan
asli daerah yang sah.
3. Kontribusi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pajak daerah memberikan
sumbangan dalam penerimaan Pendapatan Asli Daerah. dalam mengetahui
kontribusi dilakukan dengan membandingkan peneimaan Pajak Daerah periode

8
tertentu dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah periode tertentu pula. Semakin
besar hasilnya berarti semakin besar pula peranan Pajak Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Wardani, S. K., & Trisnaningsih, S. (2022). ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN DAN


KONTRIBUSI RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
KABUPATEN KARANGANYAR. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, &
Akuntansi), 6(2), 534-555.

Prana, R. R. (2019). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah


(PAD) Kota Tebing Tinggi. Jurnal Ilman: Jurnal Ilmu Manajemen, 4(1).

Ramadhan, P. R. (2019). Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara. Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal
Program studi Akuntansi, 5(1), 81-87.

8
Maznawaty, E. S., Ilat, V., & Elim, I. (2015). Analisis Penerimaan Pajak Daerah Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku Utara. Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 3(3).

Anda mungkin juga menyukai