Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN

SISTEM AKUNTANSI PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA


PROGRAM KELUARGA HARAPAN ( PKH ) PADA DINAS SOSIAL
KOTA KUPANG

OLEH

GASPAR DA SILVA NONIS

NIM: 1923755175

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JENJANG AHLI MADYA

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas tuntutan
dan pertolongan-Nya peneliti mampu menyusun menyelesaikan penulisan proposal dengan judul
“SISTEM AKUNTANSI PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA PROGRAM
KELUARGA HARAPAN ( PKH ) PADA DINAS SOSIAL KOTA KUPANG “ .

Banyak sudah ilmu dan pelajaran yang telah didapat serta tidak sedikit pula tantangan
hambatan yang menghadang, ini semua merupakan suatu perjuangan yang memiliki makna.
Peneliti menyadari bahwa selama proses penyusunan sampai dengan penyelesaian tulisan ini
peneliti mendapat banyak sekali masukan berupa arahan, bimbingan pemikiran dan motivasi
serta bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti dengan senang hati menyampaikan terima kasih
kepada yang terhormat :

1. Rektor
2. Dosen pembimbing
3. Keluarga
4. Bapak Dinas sosial serta pegawainya
5. Teman- teman seperjuangan

Sebagai manusia biasa, peneliti menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan
yang diinginkan oleh kalangan pembaca.Oleh karna itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif untuk dapat menyempurnakan tulisan ini.Semoga proposal ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Kupang, 18 Januari 2022

Peneliti
Gaspar Da Silva Nonis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................    i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................      ii
KATA PENGANTAR............................................................................................    iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................    v

BAB I..... PENDAHULUAN
1.1. . Latar Belakang  ..........................................................................      1
1.2. . Dasar Penulisan ........................................................................        2
1.3. . Maksud dan Tujuan...................................................................        3

BAB II.... GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN/INSTANSI


2.1 .. Sejarah Perusahaan/Instansi .................................................             4
2.2... Misi dan Visi Perusahaan ........................................................          5
2.3... Struktur Organisasi....................................................................        6

BAB III... LAPORAN KEGIATAN


3.1.  Pelaksanaan Kegiatan...............................................................          7
3.2.  Hasil dan Evaluasi Kegiatan ....................................................            8
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Instansi pemerintahan yang biasa disebut dengan sebutan kolektif meliputi suatu kerja
atau satuan organisasi kementrian/departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen,
kesekretariatan lembaga tinggi Negara, dan instansi pemerintah lainnya, baik pusat maupun
daerah yang meliputi juga Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Pemerintah.
Dinas Sosial Kota Kupang merupakan salah satu instansi penyaluran dan program
keluarga harapan yang akan disebar luaskan ke seluruh kabupaten yang ada dikota Kupang.
Pemerintah melakukan penanggulangan kemiskinan dengan membuat kebijakan dan program
pemerintah sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. Sejak 2007 pemerintah telah
melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH).Program bantuan tunai bersyarat atau dikenal
didunia internasional dengan Conditional Cash Transfer (CCT), telah dilaksanakan dibeberapa
Negara dan cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang dihadapi Negara-negara
tersebut.Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah berlangsung selama ini dalam rangka
membantu rumah tangga sangat miskin mempertahankan daya beli pada saat pemerintah
melakukan penyusuian harga BBM. Program Keluarga Harapan (PKH) lebih dimaksudkan
sebagai upaya membangun sistem perlindungan sosial pada masyarakat miskin dalam ranggka
mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan sosial penduduk miskin sekaligus upaya
memotong rantai kemiskinan yang terjadi selama ini.
Program Keluarga Harapan (Pedoman Umum PKH: 2012) merupakan program
pemberian bantuan sosial bersyarat yang diberikan kepada keluarga miskin yang terdaftar dalam
Basis Data Terpadu (BDT) diolah oleh Pusat Data dan Infomasi Kesejahteraan Sosial (Pusdatin
Kessos ) kementerian sosial RI selanjutnya ditetapkan sebagai Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) PKH oleh Direktorat Jaminan Sosial Keluarga. Kemensos RI, Program Keluarga Harapan
(PKH) suatu keharusan yang dijalankan sebagai pelaksanaan dari Peraturan Menteri Sosial Republik
Indonesia Nomor 1 tentang Program Keluarga Harapan (PKH) dengan tujuan mengurangi beban
pengeluaran dan meningkatkan pendapatan keluarga miskin dan rentan agar lebih terencanan dan
terarah.
Bantuan tunai bersyarat yakni sebuah program keluarga harapan (PKH) memiliki
ketentuan dalam memberikan bantuan sosial kepada keluarga penerima manfaat diantraanya
merupakan keluarga sangat miskin (KSM) dan tercatat di dalam basis data terpadu hasil
pendapatan program perlindungan sosial (PPLS) yang dikelola oleh tim nasional percepatan
penanggulangan kemiskinan (TNP2K).Peserta PKH memiliki berbagai kewajiban yang harus
dipenuhi khususnya kewajiban yang dibidang kesehatan dan pendidikan. Kewajiban dibidang
kesehatan berkaitan dengan pemeriksaan kandungan bagi ibu hamil, pemeriksaan kesehatan
pemberian asupan gizi dan imunisasi anak balita. Di bidang pendidikan kewajiban peserta PKH
terkait dengan menyekolahkan anak kesekolah dasar dan lanjutan (SD s.d SLTA/SMA), dan para
lanjut usia dimulai dari 60 tahun.
Secara teknis program penuntasan kemiskinan mengubah sistem bantuan tunai menjadi
non tunai yang mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 tahun 2017
tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai. Keluarga penerima manfaat (KPM) akan
menerima dana bantuan melalui rekening, dimana para KPM dituntut agar memiliki buku
tabungan yang diperoleh dari bank. Perubahan sistem penyaluran dana program bantuan tunai
menjadi non tunai ini dilakukan dalam upaya meningkatkan transparasi dan akuntabilitas
program penyaluran dana sehingga mudah dikontrol, dipantau dan meminimalisir
penyimpangan.
Dengan melihat persoalan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana pengaruh sistem akuntansi terhadap
pencairan dana dan penyaluran pada program keluarga harapan (PKH) dengan judul “SISTEM
AKUNTANSI PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA PROGRAM KELUARGA
HARAPAN (PKH) PADA DINAS SOSIAL KOTA KUPANG ”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
penulisan masalh ini adalah :
1. Bagaimana sistem akuntansi pencairan dan penyaluran dana program keluarga harapan
(PKH) di dinas sosial kota kupang?
2. Bagaimana analisis permasalahan factor-faktor apa saja yang menghambat program
keluarga harapan (PKH) dalam meningkatkan kesajahteraan masyarakat tidak mampu ?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan dari peneliti
adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana sistem akuntansi pencairan dan
penyaluran dana program keluarga harapan (PKH) di dinas sosial kota kupang.
2. Untuk analisis permasalahan factor-faktor apa saja yang menghambat program
keluarga harapan (PKH) dalam meningkatkan kesajahteraan masyarakat tidak
mampu.

1.4 Manfaat Penelitian


1. untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai permasalahan yang
dihadapi.
2. Sebagai sarana referensi bagi peneliti selanjutnya
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Akuntansi


2.1.1. Pengertian Sistem

Akuntansi merupakan sistem pengelolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa sebuah
infomasi akuntansi seperti informasi keuangan yang bermanfaat bagi pemakai informasi. Untuk
memenuhi kebutuhan akan sebuah informasi akuntansi bagi pihak ekstern dan intern perusahaan,
dibuatlah suatu sistem akuntasni. Sistem ini dirancang untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi
pihak- pihak yang berkepentingan yaitu ekstern dan pihak intern perusahaan.

Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2008: 5). Pengertian sistem menurut Widjajanto
(2008: 2) adalah suatu sistem yang memiliki bagian- bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses dan output.

Dua definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari banyak komponen
yang saling berhubungan. Meskipun setiap sistem mempunyai fungsi yang berbeda namun semua bagian
tersebut melakukan bagian yang sama.

2.1.2 Pengertian Akuntansi

Menurut Firdaus A. Dunia (2013: 1) akuntansi adalah suatu profesi yang sama dengan profesi
hukum dan profesi kedokteran. Profesi ini secara berkelanjutan akan berubah- ubah sebagaimana
masyarakat dan kebutuhannya juga terus berubah. Selama bertahun- tahun dan sepanjang waktu akuntansi
mengalamai perubahan. Menyadari hal ini, tentu akan membantu dalam memahami secara lebih baik
peranan dan pentingnya akuntansi dalam masyarakat dan dalam kehidupan kita sehari- hari.

2.1.3 Pengertian SistemAkuntansi

Akuntansi Menurut Firdaus A. Dunia (2013 :16) sistem akuntansi pada umumnya diartikan
sebagai jaringan yang terdiri dari formulir- formulir, catatan catatan,prosedur- prosedur, alat- alat, dan
sumber daya manusia dalam rangka menghasilkan infomasi pada suatu organisasi untuk keperluan
pengawasan, operasi, maupun untuk kepentingan pengambilan keputusan bisnis bagi pihakpihak yang
berkepentingan.
Menurut Mulyadi (2008: 3), sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan
yang menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan

2.1.4 Karakteristik sistem akuntansi

Adapun karakteristik system akuntansi antara lain :

1. Komponen sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen komponen sistem dapat
berupa suatu sistem atau bagian- bagian dari sistem.

2. Batasan sistem, Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan luar sistem, Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

4. Penghubung sistem Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu


subsistem dengan subsistem lainnya.

5. Masukan system, Masukan sistem merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem.

6. Keluaran sistem, Keluaran sistem merupakan energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna.

7. Pengolahan sistem, Pengolahan sistem adalah pengolahan yang akan merubah pemasukan
menjadi pengeluaran.

8. Sasaran sistem Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, jika sistem tidak memiliki sasaran
sistem tidak ada.
2.1.5 Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi

Umumnya sistem akuntansi disusun untuk dapat memenuhi tiga macam tujuan, menurut Warren
James (2008: 89) tiga tujuan tersebut diantarnya adalah :

1. Meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan sistem. Informasi khususnya informasi


akuntansi dianggap memiliki kualitas tinggi bila informasi yang bersangkutan dengan cara yang
relevan, tepat waktu, mempunyai daya banding, dapat diuji kebenarannya, mudah dimengerti, dan
lengkap.

2. Meningkatkan pengendalian akuantansi dan cek internal. Sistem akuntansi harus dapat
memberi jaminan bahwa informasi akuntansi yang dihasilkannya dapat diandalkan.Selain itu
sistem akuntasni harus menyediakan catatan- catatan yang lengkap sedemikian rupa sehingga
terjamin pertanggungjawaban kemanan harta milik perusahaan. Menekan biaya untuk
menyelenggarakan catatan- catatan. Hal ini harus diingat bahwa tujuan butir 1 dan 2 harus dicapai
dengan pertimbangan biaya yang masuk akal

2.1.6 Fungsi Sistem Akuntansi

Menurut Ananstasia Diana dan Lilis Setiawati (2011:57) sistem akuntansi menunjukkan bahwa
fungsi- fungsi akuntansi merupakan manivestasi dari pada sistem akuntansi yang secara administrasi akan
tercantum dalam bentuk – bentuk formulir, buku – buku dan catatan – catatan akuntansi serta laporan
yang disajikan.Fungsi akuntansi akan sejalan dengan fungsinya, bentuk- bentuk formulir dan buku- buku
akuntansi pada suatu perusahaan. Adapun fungsi tersebut sebagai berikut :

1. Untuk menentukan hasil dari pelaksanaan operasi perusahaan. Fungsi ini meliputi :

a. Adanya pemisahan keterangan jumlah barang dan catatan dari perusahaan.

b. Membuat laporan untuk pemimpin. Fungsi ini meliputi pemeliharaan terhadap bermacam-
macam rekening seperti kas, perlengkapan, serta rekening milik.

2. Untuk melaksanakan kegiatan sehari- hari perusahaan, antara lain :

a. Membeli barang- barang atau bahan- bahan yang kemudian dijual kembali

b. Memerintahkan pabrik berproduksi.

c. Memerintahkan pegawai pada bagian penjualan untuk memenuhi pesanan dari pelanggan atau
konsumen.
d. Hal- hal lain yang menyangkut pelaksanaan kegiatan perusahaan. Dengan demikian sistem
akuntansi yang berkaitan dengan fungsinya seharusnya dirancang untuk menjamin bahwa sekuruh
pengiriman barang- barang oleh perusahaan dicatat dengan benar sebagai penjualan dan tercermin
dalam laporan keuangan dalam periode yang sesuai.Sistem juga harus menghindari pencatatan
ganda atas penjualan dan catatan penjualan atau pengiriman yang tiak pernah dilakukan.

2.2. Program Keluarga Harapan

2.2.1 Pengertian Program Keluarga Harapan

Program keluarga harapan (PKH) merupakan perlindungan sosial yang berbentuk


bantuan sosial bersyarat berbasis rumah tangga miskin. Kebijakan PKH dicetuskan antara lain
karena adanya krisis global, di mana kondisi ekonomi menurun, sulit mendapatkan kebutuhan
pokok terutama dialami oleh masyarakat miskin dan rentan, sehingga dikhawatirkan jumlah
masyarakat miskin meningkat. Di luar negeri, PKH dikenal dengan istilah conditional cash
transfer (CCT) atau bantuan tunai bersyarat.

Dalam usia pelaksanaan 4 tahun PKH secara bertahap diarahkan menjadi program
nasional, PKH baru mencapai 13 provinsi, pengelolahaannya disinergikan melalui beberapa
instansi terkait, terdiri dari Bappenas, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian
Pendidikan, Kemenetrian Agama, Kementerian Informasi, BPS, dan Pemerintah Daerah,
dilakukan di pusat maupun di daerah. PKH menjadi salah satu bagian dari program prioritas
pembangunan, diharapkan dapat mempercepat penanggulangan kemiskinan dasar,
mengupayakan peningkatan umur harapan hidup penduduk, membaiknya sarana dan prasarana
kesehatan dan pendidikan, serta membaiknya tingkat ekonomi masyarakat miskin, menjadi
sangat startegis untuk diimpelementasikan secara nasional. Ke depan PKH diharapkan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan dan kesehatan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa program keluarga harapan adalah suatu program pemerintah yang
didalamnya terdapat bantuan tunai bersyarat dipergunakan untuk kebutuhan pokok keluarga
penerima manfaat.

2.2.2 Program Keluarga Harapan Bidang Pendidikan


Angka Partisipasi Murni (APM) dihitung dari jumlah siswa per jumlah penduduk usia
sekolah pada masing-masing jenjang. Jumlah anak usia sekolah yang mengikuti pendidikan dasar
menjadi salah satu indikator keberhasilan program menunurunkan angka putus sekolah. Angka
partisipasi murni (APM) pada empat tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Meningkatnya
APM bisa jadi pengaruh dari berbagai program pemerintah termasuk bantuan tunai bersyarat
PKH. Seluruh KPM juga berhak mendapatkan program bantuan komplementer salah satunya di
bidang pendidikan yaitu Program Indonesia Pintar (PIP) yaitu KPM PKH dengan usia 6-12 tahun
berhak menjadi penerima manfaat dari Kartu Indonesia Pintar, yang bertujuan untuk :

a. Meningkatkan akses bagi anak usia 6-21 tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan
sampai tamat satuan pendidikan menengah untuk mendukung pelaksanaan Pendidikan
Menengah Universal/Rintisan Wajib Belajar 12 tahun.

b. Mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan
pendidikan akibat kesulitan ekonomi.

c. Menarik siswa putus sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan agar kembali mendapatkan
layanan pendidikan di sekolah/Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)/Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) maupun Lembaga Kursus dan Pelatihan.

2.2.3 Tujuan Program Keluarga Harapan (PKH)

Tujuan umum PKH adalah mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan,
meningkatkan kualitas SDM, dan merubah perilaku RTSM yang relatif kurang mendukung
peningkatan kesejahteraan. Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat target
millenium development goals (MDGs). Sedangkan secara khusus, tujuan PKH adalah :

a. Meningkatkan status sosial ekonomi Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM);

b. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, anak balita, dan anak usia 5-7
tahun yang belum masuk sekolah dasar dari keluarga sangat miskin (KSM);

c. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi KSM;
serta
d. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak keluarga sangat miskin, Sementara itu, tujuam
operasional PKH adalah : Di bidang pendidikan yaitu, meningkatkan akses anak-anak RTSM
terhadap pendidkan dasar (SD dan SLTP) serta meningkatkan ststus pendidikan dasar agar tidak
terjadi anak putus sekolah (APS).3 Dalam jangka pendek maupun jangka panjang, manfaat PKH
adalah :

a. Dalam jangka pendek yaitu, memberikan income effect melalui pengurangan beban
pengeluaran rumah tangga miskin;

b. Dalam jangka panjang dapat memutus rantai kemiskinan RTM melalui peningkatan kualitas
kesehatan atau nutrisi, pendidikan dan kapasitas pendapatan anak (price effect), dan memberikan
kepastian akan masa depannya (insurance effect).

c. Merubah perilaku keluarga miskin yang relatif mendukung peningkatan kesejahteraan antara
lain disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai hak, manfaat, keuntungan dan kesempatan,
serta tingginya biaya tidak langsung (transport, seragam, dan lain-lain), dan opportunity cost
(anak bekerja lebih “menguntungkan” dari pada bersekolah);

d. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui complementary perbaikan layanan pendidikan


dan kesehatan (supply side),sekaligus penguatan desentralisassi, serta

e. Percepatan pencapaian MDGs, melalui indikator kemiskinan, pendidikan, kesehatan ibuhamil,


pengurangan kematian balita, dan peningkatan kesetaraan gender. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tujuan program keluarga harapan (PKH) dapat dilihat dari tujuan umum, tujuan oprasional serta
adapun tujuan dalam jangka pendek. Dari tujuan-tujuan tersebut diharapkan mengurangi
kemiskinan, meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan juga akses-akses untuk anak-anak
keluraga miskin agar dapat memperoleh pendidikan serta meningkatkan kesejahteraan hidup
mereka.

2.2.3 Pemberdayaan Keluarga Miskin

Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga bukan hanya dianggap
sekedar sasaran pembangunan, tetapi merupakan pelaku (subyek) pembangunan. Untuk itu perlu
diatur tentang pembangunan keluarga sejahtera, terutama dalam mempersipakan sumber daya
anggota keluarga yang potensial. Sasaran kinerja menetapkan meningkatnya jumlah keluarga
yang dapat mengakses informasi dan sumber daya ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan
keluarga. Dalam bidang ketahanan keluarga, diupayakan untuk meningkatkan kemampuan
keluarga dalam mengasuh dan menumbuh kembangkan anak, disamping menurunnya
ketidakharmoniasan dan tindak kekerasan dalam keluarga.

Kesejahteraan masyarakat serta keadilan sosial adalah cita–cita leluhur dari pendiri
negara kita. Kemerdekaan bukan saja bermakna kebebasan dari penjajah, lebih dari itu adalah
tercapainya masyarakat yang adil dan makmur. Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki penduduk yang besar, dengan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia membuat
semakin banyak pula berbagai permasalahan yang terjadi seperti kemiskinan. Masalah
kemiskinan masih menjadi sorotan utama kita terkait dengan usaha–usaha pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan sosial Indonesia.

Kemiskinan dipandang sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan
perempuan yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Dengan demikian, kemiskinan tidak lagi
dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak
dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang, dalam menjalani
kehidupan secara bermartabat.

Hidup miskin bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang
pangan, dan papan. Akan tetapi, kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya
dan aset produktif untuk memperoleh kebutuhankebutuhan hidup, antara lain: ilmu pengetahuan,
informasi, teknologi, dan modal. Ilmu pengetahuan seperti rendahnya tingkat pendidikan yang
mereka terima minimnya pengetahuan mereka akan pentingnya pendidikan itu yang pola pikir
keluarga yang kurang bijak dalam mengelola uang, uang yang mer eka dapat tidak cukup untuk
dipergunakan untuk membiayai peralatan sekolah. Banyak orang tua dari yang memutuskan
jenjang pendidikan anaknya menuju ke pendidikan yang tinggi kebanyakan orang tua mengeluh
akan biaya serta keterbatasan untuk memenuhi semua kebutuhan sekolah. Menurut Yasa dalam
jurnal Sutikno dkk mengatakan banyak faktor yang berperan menjadi penyebab kemiskinan,
diantaranya adalah : 1) ketidakberuntungan (disadvantages) yang melekat pada keluarga miskin,
2) keterbatasan kempemilikan aset (poor), 3) kelemahan kondisi fisik (physically weak), 4)
keterisolasian (isolation), 5) kerentaan (vulnerble), dan 6) ketidakberdayaan (poweless) adalah
berbagai penyebab mengapa keluarga miskin selalu kekurangan dalam memenuhi dasar hidup,
seperti panfan, sandang, apapn, kesehatan, dan pendidikan yang layak untuk anak-anaknya.14
Kondisi kemiskinan juga diperparah karena kewajiban sosial yang ditangung keluarga miskin,
seperti menyumbang. Situasi yang seperti ini menyebabkan berbagai program penanggulangan
kemiskinan dan pembangunan pedesaan menghadapi hambatan dalam pelaksanaannya.

Pada awal pemerintahan Orde Baru, data yang dipakai pemerintah, termasuk data
keluarga, terpencar di masing-masing departemen sesuai dengan kepentingannya. Sistem dan
prosedurnya pun berbeda-beda antara satu departemen dan departemen lainnya sehingga sulit
untuk digabungkan menjadi data nasional.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggunakan kriteria


kesejahteraan keluarga untuk mengukur kemiskinan. Lima pengelompokkan tahapan keluarga
sejahtera menurut BKKBN yaitu keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera tahap I, keluarga
sejahtera tahap II,

2.2.4 Pemberdayaan keluarga miskin

Menurut Gibson dalam jurnal Iwan Ardian mendefinisikan bahwa Pemberdayaan sebagai
proses sosial, mengenali, mempromosikan dan meningkatkan kemampuan orang untuk
menemukan kebutuhan mereka sendiri, memecahkan masalah mereka sendiri dan memobilisasi
sumber daya yang diperlukan untuk mengendalikan hidup mereka .

Menurut Sulistiyani dalam jurnal Ambar Teguh Sulistiyani dkk, Pemberdayaan sebagai
suatu proses yang dilakukan secara bertahap dan tidak bisa dilakukan secara instan. Dalam
melakukan pemberdayaan terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan yaitu:

a. Tahapan penyadaran kemampuan dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan
peduli.

b. Tahapan transformasi kempuan berupa kecakapan sehingga dapat berpartisipasi dalam


kegiatan pemberdayaan.

c. Tahapan peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan, sehingga terbentuk


inisiatif dan kreatifitas menuju kemandirian.
BAB 3

METODE PENELITIAN

1.4 Metode Penelitian

Penulisan laporan proposal ini membahas mengenai sistem akuntansi pencairan dana dan penyaluran
dana program keluarga harapan (PKH) pada dinas sosial Kota Kupang .didalam pengumpulan data
dan informasi penulis menyusun laporan menggunakan metode sebagai berikut :

1.4.1 lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada Dinas Sosial Kota Kupang yang berada di jl. S.K Lerik No.2,
Klp. Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur

1.4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan sebagai pedoman adalah :

a. Data primer, yaitu data yang penulis peroleh secara langsung dari dinas sosial Kota Kupang dalam
bentuk wawancara, dokumentasi ,dan observasi guna mengetahui dan mempelajari sistem yang
berlaku.

b. Data sekunder , yaitu data yang diperoleh dari Dinas Sosial Kota Kupang dalam bentuk yang
sudah jadi seperti struktur organisasi dan sejarah singkat.

1.4.3 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan dapat dibedakan atas 3 bagian :
1. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data melalui tanya jawab langsung dengan pegawai Dinas Sosial
Kota Kupang
2. Dokumentasi
Yaitu metode dengan cara mengutip secara langsung dari data laporan pertanggungjawaban
pegawai pada Dinas Sosial Kota Kupang. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil
dokumentasi adalah file,.Sumber tertulis, gambar dan karya-karya monumenental.
3. Observasi
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan untuk melihat situasi penelitian.Beberapa
informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan atau
peristiwa, waktu, perasaan.

1.4.4 Analisis Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mendatangi langsung instansi
yang terkait dengan Dinas Sosial Kabupaten Kuantan Singingi dan menggunakan metode deskriptif
yaitu menggambarkan dan membandingkan suatu keadaan dengan menganalisa serta mengevaluasi
data tersebut berdasarkan teori dengan apa yang terjadi di lapangan hingga di ambil kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai