Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS PENGARUH PUNGUTAN LIAR

TERHADAP PENETAPAN HARGA PASAR KAYU OLAHAN


DI KABUPATEN MIMIKA

Purwaningsih1), Joko Suparyono2)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jambatan Bulan Timika


Email: stie@stiejb.ac.id

ABSTRACT
The aim of this research is to understand the effects of extortion towards
processed wood’s market prices in Mimika Regency. This research applied the
calculation formula of cost-based pricing, which is the mark-up pricing and the
cost-plus pricing. Firstly, the author counted all the cost components of
processed wood and used the formulas to decide the price of processed wood.
Then the result of it, used to compare the profit margins obtained by processed
wood entrepreneurs in Mimika Regency. Overall, the result of the study shows;
first, the mark-up pricing gives effect towards processed wood’s market prices in
Mimika Regency; Second, the extortion towards the entrepreneurs does not
increase the processed wood’s market prices but instead reduce the profit
margins of entrepreneurs.

Keywords: Extortion, Processed Wood’s Market Prices.

PENDAHULUAN hutan yang berlimpah tersebut


Kabupaten Mimika belum semua dikelola dengan
merupakan salah satu kabupaten maksimal terutama hasil hutan non
dari 29 kabupaten/kota di Provinsi kayu yang berupa kulit kayu
Papua dengan kawasan hutan masohi, rotan, dan sagu yang
yang memiliki kekayaan alam merupakan sumber pendapatan
melimpah berupa hasil hutan kayu yang potensial baik bagi
dan hasil hutan non kayu.Data dari masyarakat maupun pemerintah.
Dinas Kehutanan Kabupaten Hasil hutan kayu sangat berlimpah
Mimika menyebutkan bahwa luas di Kabupaten Mimika berupa
hutan di Kabupaten Mimika berbagai jenis kayu seperti kayu
berdasarkan fungsi kawasan hutan merbau atau kayu besi; kayu jenis
mencapai 2.262.091 M2 yang meranti seperti kayu matoa,
terdiri dari hamparan hutan yang damar, dan nyatoh; dan kayu jenis
terbagi dalam kawasan-kawasan rimba campuran seperti ketapang,
hutan menurut fungsinya (BPS binuang, jambu hutan, pala hutan,
Kabupaten Mimika, 2014).Hasil

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

1
nangka hutan, sukun hutan, dan hasil hutan berupa kayu.Sesuai
lain-lain. data dari Dinas Kehutanan
Di Kabupaten Mimika Kabupaten Mimika berikut adalah
terdapat 3 perusahaan pemegang data mengenai pemegang ijin
ijin HPH/IUPHHK yang mengelola HPH/IUPHHK.

Tabel 1
Data Perusahaan Pemegang Ijin Pengolahan Hasil Hutan Kayu
Nama Perusahaan Lokasi Ket.
PT. Diadyani Timber Distrik Mimika Barat Tengah IUPHHK
PT. Alas Tirta Kencana Distrik Mimika Barat IUPHHK
PT. Pusaka Agro Lestari Distrik Iwaka HPK
Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Mimika, 2014

Selain perusahaan Seiring dengan pesatnya


pemegang ijin pembangunan maka permintaan
HPH/IUPHHK, di kayu olahan juga meningkat
Kabupaten Mimika juga dengan pesat.Hal ini berdampak
terdapat pemegang ijin terhadap meningkatnya jumlah
usaha kayu lokal IPHHK pengusaha kayu lokal yang ada di
yang tergabung dalam Kabupaten Mimika.Berdasarkan
HIPKAL atau Himpunan data yang bersumber dari Dinas
Pengusaha Kayu Lokal di Kehutanan Kabupaten Mimika
Kabupaten Mimika. jumlah pengusaha kayu lokal
Pengusaha kayu lokal ini berjumlah 114 orang pada tahun
mengelola kayu olahan 2013 (BPS Kabupaten Mimika,
pada areal yang tidak 2014).
dibebani perijinan pada Besarnya permintaan kayu
areal hutan yang tersebar olahan masyarakat berakibat
di seluruh kawasan hutan terhadap peningkatan jumlah
Kabupaten Mimika dari masyarakat yang tertarik untuk
distrik Mimika Barat Jauh terjun menekuni usaha
hingga distrik Mimika pengolahan kayu.Hal ini dipicu
Timur Jauh, kecuali oleh tingkat pendapatan yang
Distrik Agimuga, Jita, dan diterima pengusaha kayu yang
Jila. Pada ketiga distrik cukup besar.Pendapatan
tersebut tidak dapat pengusaha kayu lokal didapat dari
dikeluarkan perijinan laba yang merupakan selisih harga
pengolahan kayu sebab penjualan dengan harga pokok
areal ketiga distrik produksi.
tersebut termasuk dalam Agar mendapatkan laba
areal Taman Nasional yang maksimal maka setiap bisnis
Lorentz yang merupakan harus mampu menetapkan harga
situs warisan dunia. jual yang tepat kepada konsumen
dari tiap produk yang

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

2
diproduksi.Secara umum, untuk berlangsungnya usaha
menentukan harga jual yang pengolahan kayu tidak bisa
pantas, pengusaha harus berbuat banyak jika menyangkut
mengetahui harga pokok produksi, urusan dengan aparat.Mereka
yaitu biaya untuk mendapatkan hanya bisa menuruti adanya
barang itu.Komponen dari harga permintaan pungutan liar baik
pokok produksi kayu olahan yang berupa uang maupun
berupa biaya-biaya tetap yang sejumlah kayu olahan dengan
dikeluarkan oleh setiap terpaksa.Walaupun ada sedikit
pengusaha. Biaya pokok tersebut perlawanan namun tidak
terdiri dari biaya perijinan, biaya sepenuhnya mereka berdaya
Provisi Sumber Daya Hutan untuk berkelit dari masalah ini.
(PSDH), biaya retribusi, biaya Keberadaan pungutan liar
upah operator chainsaw, upah adalah sesuatu yang nyata dan
tukang pikul kayu, upah tukang tidak dapat dihindari.Mau tidak
gerobak, transportasi mau para pengusaha menyisihkan,
pengangkutan kayu dari hutan, menyiapkan atau bahkan
dan juga biaya kompensasi kayu mengalokasikan suatu biaya
yang ditebang bagi pemilik hak tertentu untuk memenuhi
ulayat. Dari keseluruhan biaya permintaan pungutan liar dan
tersebut dihitung dan dijumlahkan premanisme yang datangnya tidak
dengan ditambahkan sejumlah tentu waktunya.
keuntungan yang diharapkan akan Melihat bahwa pungutan liar
didapat dari penjualan kayu olahan menjadi suatu beban yang tidak
per kubiknya maka harga dasar bisa dihindarkan bagi para
penjualan kayu olahan ditetapkan. pengusaha kayu lokal di
Selisih antara harga jual Kabupaten Mimika, maka penulis
dengan biaya produksi yang ingin mengetahui apakah ada
dikeluarkan merupakan keterkaitan antara pungutan liar
pendapatan bagi para pengusaha dengan penetapan harga pasar
kayu.Dengan pendapatan kayu olahan sehingga penulis
tersebutlah maka pengusaha kayu tertarik melakukan penelitian
dapat mencukupi kebutuhan hidup dengan judul “Analisis Pengaruh
keluarganya. Namun ternyata ada Pungutan Liar Terhadap
suatu kenyataan lain yang Penetapan Harga Pasar Kayu
dihadapi oleh pengusaha kayu Olahan di Kabupaten Mimika”.
dalam menjalankan usaha,yaitu
adanya pungutan liar dan juga
premanisme yang dilakukan oleh TINJAUAN PUSTAKA
oknum-oknum yang tidak Harga
bertanggungjawab yang Harga berdasarkan pendapat
diberlakukan kepada para Tjiptono dalam Faisal Kraus
pengusaha kayu. Pengusaha kayu (2004:9) adalah satuan moneter
sebagai masyarakat kecil yang atau ukuran lainnya (termasuk
hidupnya sangat tergantung dari barang atau jasa lainnya) yang

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

3
ditukarkan agar memperoleh hak ditambah dengan jumlah tertentu
kepemilikan/penggunaan suatu sehingga dapat menutupi biaya-
barang atau jasa. biaya langsung, biaya overhead,
Harga menurut Kotler dan dan laba. Metode penetapan harga
Armstrong (1997: 340) adalah berbasis biaya terdiri dari:
jumlah uang yang ditagihkanuntuk
suatu produk/jasa. Sedangkan
menurut pendapat Lamb, Hair dan
Mc Daniel (2001 :268) harga (a)Standard Markup Pricing
merupakan sesuatu yang Merupakan penetapan harga
diserahkan dalam pertukaran yang ditentukan dengan jalan
untuk mendapatkan suatu barang menambahkan persentase
maupun jasa. (markup) tertentu dari biaya
pada semua item dalam suatu
Penetapan Harga kelas produk.Persentase
Menurut Philip Kotler dan markup besarnya bervariasi
Gary Armstrong yang tergantung pada jenis produk
diterjemahkan oleh Alexander yang dijual.Biasanya produk
Sindoro (2004:467) yang tingkat perputarannya
mengungkapkan keputusan- tinggi dikenakan markup yang
keputusan penetapan harga lebih kecil daripada produk
tergantung pada serangkaian yang tingkat perputarannya
kekuatan-kekuatan lingkungan dan rendah.
persaingan yang sangat (b)Metode penentuan harga jual
rumit.Perusahaan tidak hanya normal (Cost Plus Pricing)
menetapkan satu harga tunggal, Cost plus pricingmenurut
tetapi lebih berupa sebuah struktur Mulyadi dalam Faisal Kraus
penetapan harga (pricing (2004:22) adalah penentuan
structure) yang mencakup item- harga jualdengan cara
item yang berbeda disetiap lini menambahkan laba yang
produk.Perusahaan menyesuaikan diharapkan di atas biaya penuh
harga produk supaya dapat untukmasa yang akan datang
mencerminkan perubahan- untuk memproduksi dan
perubahan biaya dan permintaan memasarkan produk.Dalam
serta memperhitungkan berubah- keadaan normal, manajer
ubah pembeli dan situasi. sebagai penentu harga jual
memerlukaninformasi biaya
Metode Penetapan Harga penuh masa yang akan datang
Berbasis Biaya sebagai dasar penentu
Dalam metode ini faktor hargajual produk atau jasa.
penentu harga yang utama adalah Metode penentuan harga jual
aspek penawaran atau biaya normal seringkalidisebut
bukan aspek permintaan.Harga dengan istilah cost plus pricing,
ditentukan berdasarkan biaya karena harga jual ditentukan
produksi dan pemasaran yang denganmenambah biaya masa

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

4
yang akan datang dengan suatu memegang kendali atas harga.
persentase markupatau Usaha pengendalian harga
tambahan diatas jumlah biaya diarahkan terutama untuk
yang dihitung dengan formula mencegah terjadinya perang
tertentu. harga, khususnya bila
Harga jual produk dapat menghadapi permintaan yang
dihitung dengan rumus : sedang menurun. 
Harga jual: Biaya total + margin. c. Penetapan harga untuk
(c) Analisis pulang pokok (Break mempertahankan atau
Even Point) meningkatkan bagiannya dalam
Menurut Kismono dalam Faisal pasar. Apabila perusahaan
Kraus (2004:14) Break Even mendapatkan bagian pasar
Point adalah suatu metode dengan luas tertentu, maka ia
untuk menentukan jumlah harus berusaha
barang yang harus dijual mempertahankannya atau
dengan harga tertentu untuk justru mengembangkannya.
menutupi biaya investasi dan Untuk itu kebijaksanaan dalam
memperoleh keuntungan.Dalam penetapan harga jangan
pendekatan ini perusahaan sampai merugikan usaha
dapat menilai berbagai tingkat mempertahankan atau
keuntungan dengan mencoba mengembangkan bagian pasar
beberapa alternatif harga. tersebut. 
d. Penetapan harga untuk
Tujuan Penetapan harga menghadapi atau mencegah
Penjual barang dalam persaingan. Apabila
menetapkan harga dapat perusahaan baru mencoba-
mempunyai tujuan yang berbeda coba memasuki pasar dengan
satu sama lain antar penjual tujuan mengetahui pada harga
maupun antar barang yang satu berapa ia akan menetapkan
dengan yang lain. Tujuan penjualan. Ini berarti bahwa ia
penetapan harga menurut Harini belum memiliki tujuan dalam
(2008: 55) adalah sebagai berikut: menetapkan harga coba-coba
a. Penetapan harga untuk tersebut. 
mencapai penghasilan atas e. Penetapan harga untuk
investasi. Biasanya besar memaksimir laba. Tujuan ini
keuntungan dari suatu investasi biasanya menjadi anutan setiap
telah ditetapkan prosentasenya usaha bisnis. Kelihatannya
dan untuk mencapainya usaha mencari untung
diperlukan penetapan harga mempunyai konotasi yang
tertentu dari barang yang kurang enak seolah-olah
dihasilkannya.  menindas konsumen. Padahal
b. Penetapan harga untuk sesungguhnya hal yang wajar
kestabilan harga. Hal ini saja. Setiap usaha untuk
biasanya dilakukan untuk bertahan hidup memerlukan
perusahaan yang kebetulan laba. Memang secara teoritis

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

5
harga bisa berkembang tanpa perusahaan tidak mengalami
batas. kerugian.Oleh karena itu,
Menurut Machfoedz setiap perusahaan pasti
(2005:139) “Tujuan penetapan menaruh perhatian besar
harga meliputi (1). Orientasi laba: pada penentuan harga.
mencapai target baru, dan
meningkatkan laba; (2) Orientasi
penjualan: meningkatkan volume (4)Organisasi
penjualan, dan mempertahankan Manajemen perlu
atau mengembangkan pangsa memutuskan siapa dalam
pasar.” organisasi yang harus
menetapkan harga.Setiap
Faktoryang Mempengaruhi perusahaan menangani
PenetapanHarga masalah penetapan harga
Terdapat dua faktor yang menurut caranya masing-
mempengaruhi penetapan harga masing.Dalam pasar industri,
menurut Tjiptono dalam Faisal para wiraniaga diperkenan
Kraus (2004:20) untuk bernegosiasi dengan
a) Faktor Internal Perusahaan pelanggannya guna
(1)Tujuan pemasaran menetapkan rentang harga
perusahaan tertentu.
Tujuan ini bisa berupa b) Faktor Lingkungan Eksternal
memaksimalkan laba, (1)Sifat pasar dan pemerintah
mempertahankan Setiap perusahaan perlu
kelangsungan hidup memahami sifat pasar dan
perusahaan, meraih pangsa pemerintah yang
pasar yang besar, dihadapinya, apakah
menciptakan kepemimpinan termasuk pasar persaingan
dalam hal kualitas, sempurna, persaingan
mengatasi persaingan dan monopolistik, oligopoli atau
melaksanakan tanggung monopoli.
jawab sosial. (2)Persaingan
(2)Strategi bauran pemasaran Menurut Porter ada lima
Harga hanyalah satu kekuatan pokok yang
komponen dari bauran berpengaruh dalam
pasar.Oleh karena itu, harga persaingan suatu industri,
perlu dikoordinasikan dan yaitu :
saling mendukung dengan a. Jumlah perusahaan
bauran pemasaran yang dalam industri
lainnya, yaitu produk, b. Ukuran relatif anggota
distribusi, dan promosi. dalam industri
(3)Biaya c. Variasi produk
Biaya merupakan faktor yang d. Kemudahan untuk
menetukan harga minimal memasuki industry yang
yang harus ditetapkan agar bersangkutan

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

6
(3)Permintaan konsumen yang akronimnya pungli,
Mekanisme permintaan me·mung-li atau meminta sesuatu
konsumen mempengaruhi (uang dan sebagainya) kepada
penetapan harga dengan seseorang (lembaga, perusahaan,
konsep Elastisitas dsb) tanpa menurut peraturan
Permintaan.Permintaan yang lazim (http://kbbi.web.id).
konsumen akan sebuah Dari Wikipedia Bahasa
produk sering bersifat sensitif Indonesia pengertian pungutan
terhadap harga. Elastisitas liar atau pungli adalah pengenaan
adalah istilah yang biaya di tempat yang tidak
digunakan untuk seharusnya biaya dikenakan atau
menggambarkan kepekaan dipungut. Kebanyakan pungli
ini dan pengaruh perubahan dipungut oleh pejabat atau aparat
harga atas kuantitas yang Melihat dari dua definisi
diminta adalah Konsep diatas dapat diartikan bahwa
elastisitas permintaan. pungli atau pungutan liar adalah
Sebuah produk dikatakan suatu pungutan yang dilakukan
memiliki permintaan yang oleh oknum pejabat (pegawai
elastis jika perubahan negeri) atau aparat tanpa dasar
harganya mempengaruhi aturan yang jelas dan sah.
permintaan secara signifikan.
Sebuah produk dikatakan Dampak Pungutan Liar
memiliki permintaan yang Himpunan Pengusaha Muda
inelastis jika perubahan Indonesia (Hipmi) memprediksi
harganya tidak total pungutan liar (pungli) di
mempengaruhi permintaan seluruh Indonesia pada tahun
secara signifikan .Dalam 2011 mencapai Rp 25 triliun.
beberapa pasar, permintaan Tahun ini diperkirakan jumlahnya
produk sangatlah elastis. akan membengkak menjadi Rp 27-
Dengan harga lebih rendah, 30 triliun.
jumlah yang dibeli akan Menurut Sekjen Hipmi Harry
meningkat pesat sehingga Warganegara mengatakan, meski
memberikan penerimaan tidak naik sampai 100%, apapun
yang tinggi. bentuk pungli harus
(4)Unsur-unsur lingkungan dihilangkan.Pasalnya, hal itu
eksternal lainnya menimbulkan biaya ekonomi tinggi
Perusahaan juga perlu serta menambah biaya produksi.
mempertimbangkan faktor Porsi biaya pungli, mencapai
kondisi ekonomi, kebijakan 20% terhadap biaya produksi.Hal
dan peraturan pemerintah ini membuat pengusaha harus
serta aspek social. mengeluarkan biaya ekstra untuk
memperlancar distribusi
Pungutan Liar produknya.(http://kemenperin.go.id
Menurut kamus besar ).
Bahasa Indonesia, pungutan liar

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

7
Bila diperhatikan secara pungutan liar menjadi semacam
saksama kegiatan pungli tidak organized crime yang muncul
langsung merugikan keuangan dalam bentuk pengemis dan
negara, tapi bila dicermat pelaku premanistik.
pelaksana pungli ini jumlahnya
sangat besar, mulai dari pejabat
menengah sampai pegawai
pelaksana di kantor Dirjen, kantor RANCANGAN PENELITIAN
Gubernur, kantor walikota, kantor Metode Penelitian
bupati, kantor kecamatan, kantor Dalam penelitian ini, metode
kelurahan, kantor administrator yang digunakan adalah metode
pelabuhan, kantor deskriptif asosiatif. Dalam metode
kesyahbandaran, kantor pusat ini digunakan metode survey untuk
BUMN/BUMD kantor cabang mengumpulkan data dari
sampai pelaksana. Pungli ini responden baik secara lisan
menjadi beban biaya tambahan maupun tertulis. Data-data yang
yang dipikul masyarakat akan di survey berupa berapa
pengusaha dan rakyat yang pada banyaknya biaya produksi
gilirannya akan dibebankan pada pengusaha kayu dalam
produk yang akan dikonsumsi oleh memproduksi kayu olahan dan
negara dan rakyat. Produk out put berapa banyaknya pungutan liar
pabrikasi atau finishing yang akan yang dibebankan kepada
di ekspor atau akan dikonsumsi pengusaha kayu. Dengan
dalam negeri pasti kalah bersaing demikian akan didapat gambaran
harga (price) dengan produk mengenai pengaruh pungutan liar
sejenis yang diproduksi Negara terhadap penetapan harga pasar
lain misalnya Thailand, Malaysia kayu olahan di Kabupaten Mimika.
dan Vietnam. Kelihatannya pungli
tidak mempengaruhi kegiatan Populasi dan Sampel
ekonomi tapi sesungguhnya pungli Populasi
masuk pada biaya a. Populasi Subjek Penelitian
produksi/distribusi yang berujung Populasi subjek penelitian ini
pada kegiatan “ekonomi biaya adalah seluruh pungutan liar
tinggi” yang dibebankan terhadap
Dari dimensi sosial pengusaha kayu olahan
tampaknya gejala pungutan liar ini Kabupaten Mimika.
telah menjadi aturan sosial yang b. Populasi Responden Penelitian
diformalkan.Apalagi pemahaman Populasi responden penelitian
terhadap praktik pungutan liar, ini adalah seluruh pengusaha
pengemis, dan premanisme, kayu lokal di Kabupaten
menjadi bercampur Mimika.
baur.Masyarakat semakin sulit c. Populasi Objek Penelitian
membedakan mana yang retribusi, Populasi objek penelitian ini
pungutan liar, pengemis dan adalah pengaruh pungutan liar
premanisme. Dengan kondisi ini terhadap penetapan harga

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

8
pasar kayu olahan di permasalahan dalam penelitian
Kabupaten Mimika. ini.
b. Observasi
Sampel Yaitu suatu cara pengumpulan
Sampel dalam penelitian ini data dengan mengadakan
merupakan sebagian dari pengamatan langsung terhadap
keseluruhan pengusaha kayu lokal suatu obyek dalam suatu
di Kabupaten Mimika.Dalam periode tertentu dan
penelitian ini sampel yang mengadakan pencatatan secara
digunakan adalah 30 orang sistematis tentang hal-hal
pengusaha kayu lokal di tertentu yang diamati.
Kabupaten Mimika. Pengamatan langsung
Metode penentuan ukuran dilakukan bersamaan dengan
sampel dalam penelitian ini diadakannya wawancara
digunakan teknik random sampling kepada responden di lokasi ijin
dimana sampel diambil secara maupun di lokasi penampungan
acak.Teknik ini digunakan karena kayu.
keterbatasan waktu, tenaga, biaya, c. Wawancara
dan wilayah persebaran populasi Yaitu dengan mengadakan
sehingga tidak dapat mengambil Tanya jawab secara langsung
sampel yang besar jumlahnya. dengan responden untuk
mendapatkan data-data yang
Teknik Pengumpulan Data akan dianalisis.
Dalam pengumpulan data ini,
data yang digunakan adalah data Instrumen Analisis Data
primer dan data sekunder yang Dalam analisis data,
akan diperoleh melalui studi instrument yang digunakan dalam
kepustakaaan dan studi lapangan. penelitian ini adalah :
Berdasarkan pengertian tersebut a. Mark up atas biaya
maka metode pengumpulan data Harga Jual−Total Biaya
meliputi:
¿
Total Biaya
a. Studi Pustaka b. Cost plus pricing: Harga Jual =
Studi pustaka dilakukan untuk Total Biaya+Margin
memperoleh hasil penelitian
yang sesuai dengan
permasalahan yang dibahas HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan cara mempelajari teori- Analisis Data
teori yang relevan dengan topik Dari data yang telah
yang dikaji. Adapun teori yang diperoleh penulis dalam penelitian
yng mendukung dalam ini, jenis kayu yang diolah oleh
penelitian ini adalah teori pengusaha kayu di Kota Timika
mengenai metode penetapan ada 3 jenis, yaitu kayu merbau
harga berbasis biaya yang akan atau kayu besi, meranti dan rimba
digunakan untuk memecahkan campuran. Dalam pembahasan ini
akan dianalisis biaya produksi,

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

9
harga jual dan pengaruh pungutan kayu merbau atau kayu besi
liar terhadap penetapan harga adalah sebanyak 23 orang,
kayu olahan pada ketiga jenis kayu dengan rata-rata total biaya adalah
tersebut. Rp 2.242.674, biaya tertinggi
adalah Rp 2.892.000, dan biaya
terendah adalah Rp 1.712.000.
Adapun rata-rata harga jual adalah
Analisis Pada Kayu Jenis Rp 3.391.304, harga jual tertinggi
Merbau adalah Rp 3.900.000 dan harga
Jumlah keseluruhan jual terendah adalah Rp
pengusaha kayu yang mengolah 2.800.000.

a. Analisis Markup pricing pada total biaya rata-rata


Harga Jual−Total Biaya
Markup atas biaya ¿
Total Biaya
Rp 3.391 .304 – Rp Rp . 2.242.674
¿
Rp 2.242.674
Rp 1.148 .630
¿
Rp 2.242 .674
¿ Rp 0,5122
¿ 51,22 %

Dari hasil pengusaha kayu


Markup pricing yang adalah sebesar Rp.
telah dihitung diatas 1.148.630,00. Dapat
dapat diketahui dilihat bahwa dari
bahwa markup yang harga jual yang
dilakukan sebesar ditetapkan oleh
51,22% dibulatkan pengusaha kayu
menjadi 51%. memberikan
Dengan markup keuntungan yang
tersebut, tingkat cukup signifikan.
keuntungan

b. Analisis Cost plus pricing pada biaya rata-rata


Harga jual = Biaya total + margin
= Rp. 2.242.674 + 20%
= Rp. 2.242.674 + Rp. 448.535
= Rp. 2.691.209

Dari Analisis Cost plus diputuskan oleh HIPKAL dalam


pricing, terlihat margin yang penetapan harga kayu lokal di
ditetapkan adalah 20%.Nilai Kota Timika.
20% adalah nilai acuan yang

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

10
Dengan margin sebesar 20% kayu.Dengan analisis ini
pengusaha kayu telah seharusnya harga jual rata-rata
mendapatkan keuntungan yang ditetapkan adalah Rp.
sebanyak Rp 448.535.Jumlah ini 2,691.209,00.
tentu sudah cukup memberikan
keuntungan bagi pengusaha

c. Analisis Markup pricing pada biaya Tertinggi


Harga Jual−Total Biaya
Markup atas biaya ¿
Total Biaya
Rp 3.900 .000 – Rp Rp . 2.892.000
¿
Rp 2.892.000
Rp 1.008 .000
¿
Rp 2.892 .000
¿ Rp 0,3485
¿ 24,85 %

Dari hasil Markup pricing 1.008.000,00. Dapat dilihat bahwa


yang telah dihitung diatas dapat dari harga jual yang ditetapkan
diketahui bahwa markup yang oleh pengusaha kayu pada tingkat
dilakukan pada harga tertinggi penghitungan biaya tertinggi juga
adalah sebesar 34,85 % atau memberikan keuntungan yang
dibulatkan 35%. Dengan markup cukup signifikan.
ini pengusaha kayu mendapat
keuntungan sebesar Rp.

d. Analisis Cost plus pricing pada biaya Tertinggi


Harga jual = Biaya total + margin
= Rp 2.242.674 + 20%
= Rp 2.242.674 + Rp448.535
= Rp. 2.691.209

Dengan margin sebesar 3.470.400. Jumlah ini telah


20% pengusaha kayu memberikan keuntungan
seharusnya menetapkan sebesar Rp 578.400.
harga jual sebesar Rp

e. Analisis Markup pricing pada biaya Terendah


Harga Jual−Total Biaya
Markup atas biaya ¿
Total Biaya
Rp 2.800 .000 – Rp 1.712.000
¿
Rp 1.712.000

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

11
Rp 1.008 .000
¿
Rp 1.712 .000
¿ Rp 0,6355
¿ 63,55 %

Dari hasil Markup pricing harga jual yang ditetapkan oleh


yang telah dihitung diatas dapat pengusaha kayu pada tingkat
diketahui bahwa tingkat penghitungan biaya terendah
keuntungan pengusaha kayu markup yang dilakukan pengusaha
adalah sebesar Rp. 1.088.000 kayu sangat tinggi lebih dari 50%.
atau 63,55% dibulatkan menjadi
64%. Dapat dilihat bahwa dari

f. Analisis Cost plus pricing pada biaya Terendah


Harga jual = Biaya total + margin
= Rp 2.242.674 + 20%
= Rp 2.242.674 + Rp 448.535
= Rp 2.691.209

Dengan margin sebesar terhadap penetapan harga kayu


20% pengusaha kayu telah olahan di Kabupaten Mimika lebih
mendapatkan keuntungan besar.
sebanyak Rp 342.400.Dengan
harga jual sebesar Rp. Analisis Pada Kayu Jenis
2.054.400, jumlah ini sudah Meranti
memberikan keuntungan bagi Jumlah keseluruhan
pengusaha kayu. pengusaha kayu yang mengolah
Dilihat dari analisis markup kayu meranti adalah sebanyak 21
biaya yang dilakukan oleh orang, dengan rata-rata total biaya
pengusaha kayu lokal di adalah Rp 1.189.581, biaya
Kabupaten Mimika untuk harga tertinggi adalah Rp 1.361.000, dan
terendah adalah sebesar 39%, biaya terendah adalah Rp
biaya rata-rata sebesar 51%, dan 965.000. Adapun rata-rata nilai
biaya tertinggi sebesar 64%. Jika harga jual adalah Rp 1.440.476,
dibandingkan dengan cost plus harga jual tertinggi adalah Rp
pricing maka biaya markup yang 1.650.000 dan harga jual terendah
dikenakan pengusaha kayu adalah Rp 1.200.000.

a. Analisis Markup pricing pada total biaya rata-rata


Harga Jual−Total Biaya
Markup atas biaya ¿
Total Biaya
Rp 1.440 .476 – Rp 1.189.581
¿
Rp 1.189.581

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

12
Rp 250.895
¿
Rp 1.189 .581
¿ Rp 0,2109
¿ 21,09 %

Dari hasil adalah sebesar Rp


Markup pricing yang 250.895 atau 21,09%
telah dihitung diatas dibulatkan menjadi 21
dapat diketahui %.
bahwa tingkat
keuntungan
pengusaha kayu

b. Analisis Cost plus pricing pada biaya rata-rata


Harga jual = Biaya total + margin
= Rp 1.189.581 + 20%
= Rp 1.189.581 + Rp 237.916
= Rp 1.427.497

Dengan margin sebesar harga jual seharusnya adalah


20% pengusaha kayu telah Rp 1.427.497.
mendapatkan keuntungan
sebanyak Rp 237.916.Dan

c. Analisis Markup pricing pada biaya Tertinggi


Harga Jual−Total Biaya
Markup atas biaya ¿
Total Biaya
Rp 1.650 .000 – Rp1.361 .000
¿
Rp 1.361.000
Rp 289.000
¿
Rp 1.361 .000
¿ Rp 0,2123
¿ 21,23 %

Dari hasil pengusaha kayu


Markup pricing adalah sebesar
yang telah Rp 289.000 atau
dihitung diatas 21,23%
dapat diketahui dibulatkan
bahwa tingkat menjadi 21%.
keuntungan

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

13
d. Analisis Cost plus pricing pada biaya Tertinggi
Harga Jual = Biaya total + margin
= Rp 1.361.000 + 20 %
= Rp 1.361.000 + Rp 272.200
= Rp 1.633.200

Dengan margin sebesar 20% sebanyak Rp 272.200.Harga jual


pengusaha kayu telah seharusnya adalah Rp. 1.633.200.
mendapatkan keuntungan

e. Analisis Markup pricing pada biaya Terendah


Harga Jual−Total Biaya
Markup atas biaya ¿
Total Biaya
Rp 1.200 .000 – Rp 965.000
¿
Rp 965.000
Rp 235.000
¿
Rp 965.000
¿ Rp 0,2435
¿ 24.35 %
Dari hasil Markup pricing adalah sebesar Rp 235.000 atau
yang telah dihitung diatas dapat 24,35% dibulatkan menjadi 24%.
diketahui bahwa tingkat
keuntungan pengusaha kayu

f. Analisis Cost plus pricing pada biaya Terendah


Harga Jual = Biaya total + margin
= Rp 965.000 + 20%
= Rp 965.000 + Rp. 193.000
= Rp 1.158.000

Dengan rata sebesar 21%, dan biaya


margin sebesar tertinggi sebesar 21 %. Jika
20% pengusaha dibandingkan dengan cost plus
kayu telah pricing yang ditetapkan sebesar
mendapatkan 20% maka biaya markup yang
keuntungan dikenakan pengusaha kayu
sebanyak Rp terhadap penetapan harga kayu
193.000. olahan di Kabupaten Mimika tidak
Dilihat dari analisis markup mempunyai perbedaan yang
biaya yang dilakukan oleh cukup signifikan.
pengusaha kayu lokal di
Kabupaten Mimika untuk jenis Analisis Pada Kayu Jenis Rimba
kayu meranti pada harga terendah Campuran
adalah sebesar 24%, biaya rata-

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

14
Jumlah keseluruhan Rp 1.307.000, dan biaya terendah
pengusaha kayu yang mengolah adalah Rp 898.000. Adapun rata-
kayu rimba campuran adalah rata nilai harga jual adalah Rp
sebanyak 26 orang, dengan rata- 1.428.846, nilai tertinggi adalah Rp
rata total biaya adalah Rp 1.600.000 dan nilai terendah
1.129.615, biaya tertinggi adalah adalah Rp 1.200.000.

a. Analisis Markup pricing pada biaya rata-rata


Harga Jual−Total Biaya
Markup atas biaya ¿
Total Biaya
Rp 1.428 .846 .000 – Rp1.129 .615
¿
Rp 1.129.615
Rp 299.231
¿
Rp 1.129 .615
¿ Rp 0,2649
¿ 26.49 %

Dari hasil Markup pricing adalah sebesar R 299.231 atau


yang telah dihitung diatas dapat 26,49% dibulatkan menjadi 26%.
diketahui bahwa tingkat
keuntungan pengusaha kayu

b. Analisis Cost plus pricing pada biaya rata-rata


Harga Jual = Biaya total + margin
= Rp 1.129.615 + 20%
= Rp 1.129.615 + Rp. 225.923
= Rp 1.355.538

Dengan margin sebesar sebanyak Rp 225.923.Harga


20% pengusaha kayu telah jual seharusnya Rp 1.355.538.
mendapatkan keuntungan

c. Analisis Markup pricing pada biaya Tertinggi


Harga Jual−Total Biaya
Markup atas biaya ¿
Total Biaya
Rp 1.600 .000 – Rp1.307 .000
¿
Rp 1.307 .000
Rp 293.000
¿
Rp 1.307 .000
¿ Rp 0,2242
¿ 22.42 %

Dari hasil telah dihitung


Markup pricing diatas dapat

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

15
diketahui bahwa Rp. 293.000 atau
tingkat 22,42%
keuntungan dibulatkan
pengusaha kayu menjadi 22 %.
adalah sebesar

d. Analisis Cost plus pricing pada biaya Tertinggi


Harga Jual = Biaya total + margin
= Rp 1.307.000 + 20%
= Rp 1.307.000 + Rp. 261.400
= Rp 1.568.400

Dengan margin sebesar 20 sebanyak Rp 261.400.Harga jual


% pengusaha kayu telah seharusnya adalah Rp 1.568.400.
mendapatkan keuntungan

e. Analisis Markup pricing pada biaya Terendah


Harga Jual−Total Biaya
Markup atas biaya ¿
Total Biaya
Rp 1.200 .000 – Rp 898.000
¿
Rp 898.000
Rp 302.000
¿
Rp 898.000
¿ Rp 0,3363
¿ 33,63 %

Dari hasil kayu adalah


Markup pricing sebesar Rp
yang telah 302.000 atau
dihitung diatas 33,63%
dapat diketahui dibulatkan
bahwa tingkat menjadi 34 %.
keuntungan
pengusaha

f. Analisis Cost plus pricing pada biaya Terendah


Harga Jual = Biaya total + margin
= Rp 898.000 + 20%
= Rp 898.000 + Rp 179.600
= Rp 1.077.600

Dengan margin sebesar sebanyak Rp. 179.600.Harga


20% pengusaha kayu telah jual seharusnya adalah Rp.
mendapatkan keuntungan 1.077.600.

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

16
Dilihat dari analisis markup terhadap penetapan harga kayu
biaya yang dilakukan oleh olahan jenis rimba campuran pada
pengusaha kayu lokal di harga terendah mempunyai
Kabupaten Mimika untuk harga perbedaan yang cukup signifikan,
terendah adalah sebesar 34%, sedangkan pada biaya rata-rata
biaya rata-rata sebesar 26%, dan dan biaya tertinggi perbedaan
biaya tertinggi sebesar 22 %. Jika tidaklah signifikan.
dibandingkan dengan cost plus Dalam tabel berikut disajikan
pricing yang ditetapkan sebesar rekapitulasi biaya markup pricing
20% maka biaya markup yang pada masing-masing jenis kayu.
dikenakan pengusaha kayu

Tabel 2
Rekapitulasi Analisis Markup Pricing
Markup %
No Jenis Kayu Harga Harga Harga
Terendah Rata-Rata Tertinggi
1 Merbau 64 51 35
2 Meranti 24 21 21
3 Rimba campuran 34 26 22
Sumber: Analisis Data

Jika dilihat dari ketiga jenis Berdasarkan hasil penelitian,


kayu yang telah dianalisis diatas, diketahui bahwa kontribusi
dalam penetapan harga kayu pungutan liar per meter kubik kayu
olahan maka jenis merbau olahan adalah sebagai berikut :
memiliki perbedaan yang sangat a. Pungutan liar terendah adalah
signifikan antara mark up pricing Rp 0
dan cost plus pricing yang b. Pungutan Liar Tertinggi adalah
ditetapkan sebesar 20% dibanding Rp 179.221
jenis meranti dan rimba campuran. c. Rata-rata pungutan liar adalah
Penetapan harga jual oleh Rp 76.410
pengolah kayu untuk jenis kayu Jadi, pada tiap jenis kayu olahan
merbau atau kayu besi sangat pungutan liar memberikan
tinggi hampir 30 – 50% dari total tambahan biaya produksi Rp
biayanya.Atau dapat dikatakan 76.410.
pengusaha mengambil Untuk melihat besaran biaya
keuntungan yang sangat besar. produksi setelah ditambahkan
biaya pungutan liar adalah sebagai
Analisis Pungutan Liar berikut :

Tabel 3
Pengaruh Pungutan Liar terhadap Total Biaya

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

17
Biaya produksi Pungli %
Jenis Kayu Jumlah
Rata-rata /M3 Kenaikan
Merbau 2.242.674 76.410 2.319.084 3,41
Meranti 1.189.581 76.410 1.265.991 6,42
Rimba Campuran 1.129.615 76.410 1.206.025 6,76
Sumber: Analisis Data

Dari tabel diatas dapat dilihat meranti dan jenis kayu rimba
bahwa pungutan liar memberi campuran dimana markup yang
dampak pada kenaikan jumlah dilakukan tidak terlalu tinggi
biaya produksi.Adapun pengaruh bahkan hampir sama dengan
pungutan liar terhadap biaya analisis cost plus pricing yang
produksi terhadap jenis kayu dilakukan dengan besaran 20%
merbau tidak terlalu signifikan acuan yang digunakan.
dampaknya, mengingat markup Berikut adalah analisis
yang dilakukan pengusaha kayu markup pricing pada rata-rata
lokal terhadap jenis kayu merbau biaya produksi setelah
sangat tinggi. Lain halnya ditambahkan pungutan liar.
pengaruhnya terhadap jenis kayu

a. Analisis Markup pricing pada biaya produksi kayu merbau


Harga Jual−Total Biaya
Markup atas biaya ¿
Total Biaya
Rp 3.391 .304−Rp 2.319 .084
¿
Rp 2.319 .084
Rp1.072 .220
¿
Rp 2.319 .084
¿ Rp 0,4623
¿ 46.23 %

Dari hasil Markup pricing sebelum ditambah biaya


telah dihitung diatas dapat pungutan liar yang besarnya
diketahui bahwa tingkat 51% maka dalam hal ini dapat
keuntungan pengusaha kayu kita lihat bahwa keuntungan
adalah sebesar Rp 1.072.220 pengusaha kayu berkurang
atau 46,23% dibulatkan menjadi sebanyak 5%.
46%. Dibandingkan dengan
markup yang dilakukan

b. Analisis Markup pricing pada biaya produksi kayu meranti


Harga Jual−Total Biaya
Markup atas biaya ¿
Total Biaya

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

18
Rp 1.440 .476−Rp 1.265 .991
¿
Rp 1.256 .991
Rp 174.485
¿
Rp 1.265 .991
¿ Rp 0,1378
¿ 13.78 %

Dari hasil Markup pricing kita lihat bahwa keuntungan


telah dihitung diatas dapat pengusaha kayu berkurang
diketahui bahwa tingkat sebanyak 7%.Dengan margin
keuntungan pengusaha kayu keuntungan yang hanya 14%
adalah sebesar Rp 174.485 pengusaha kayu tidak
atau 13,78% dibulatkan menjadi mendapatkan keuntungan yang
14%. Dibandingkan dengan layak seperti yang seharusnya
markup yang dilakukan menurut acuan HIPKAL
sebelum ditambah biaya sebesar 20%.
pungutan liar yang besarnya
21% maka dalam hal ini dapat

c. Analisis Markup pricing pada biaya produksi kayu Rimba Campuran


Harga Jual−Total Biaya
Markup atas biaya ¿
Total Biaya
Rp 1.428 .000−Rp 1.205.025
¿
Rp 1.206 .025
Rp 221.975
¿
Rp 1.205 .025
¿ Rp 0,1840
¿ 18,40 %

Dari hasil Markup pricing dikatakan pengusaha kayu


telah dihitung diatas dapat belum mendapatkan
diketahui bahwa tingkat keuntungan yang layak.
keuntungan pengusaha kayu Untuk lebih mudahnya dalam
adalah sebesar Rp 221,975 melihat pengaruh pungutan liar
atau 18,40% dibulatkan menjadi dalam penetapan harga pasar
18%. Dibandingkan dengan kayu olahan dapat kita lihat dalam
markup yang dilakukan tabel berikut :
sebelum ditambah biaya
pungutan liar yang besarnya
26% maka dalam hal ini dapat
kita lihat bahwa keuntungan
pengusaha kayu berkurang
sebanyak 8%.Dengan margin
keuntungan yang 18% dapat

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

19
Tabel 4
Rekapitulasi Analisis Markup Pricing Pada Harga Sebelum dan
Sesudah Ditambah Pungutan Liar
Markup Markup Selisih
Jenis kayu Sebelum Setelah Markup
Pungli (%) Pungli (%) (%)
Merbau 51 46 5
Meranti 21 14 7
Rimba campuran 26 18 8
Sumber: Analisis Data

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

20
Dari ketiga analisis markup diatas serta merta meningkatkan harga pasar kayu
diketahui bahwa harga jual yang dilakukan olahan di Kabupaten Mimika.
oleh pengusaha baik sebelum maupun Dengan demikian pengusaha
sesudah ditambah dengan biaya pungutan menanggung kerugian dengan
liar jumlahnya tetap.Yang berkurang adalah berkurangnya margin keuntungan. Pada
margin dari pengusaha kayu.Dimana jenis kayu besi pungutan liar tidak memberi
pengurangan berkisar 5 – 8 %.Untuk margin pengaruh signifikan karena walaupun ada
pada jenis kayu merbau tidak begitu pungutan liar margin masih tetap tinggi
berdampak bagi pengusaha kayu karena sebesar 46%. Hal ini berbanding terbalik
margin keuntungan pengusaha masih tinggi dengan margin pada jenis kayu meranti dan
yaitu 46%.Sedangkan pada jenis kayu kayu rimba campuran dimana margin
Meranti margin keuntungan sangat jauh dari pengusaha jadi berkurang menjadi dibawah
standar keuntungan yang ditetapkan dari 20%.Margin terendah adalah pada jenis
20% hanya mendapat 14 %.Margin pada kayu meranti sebesar 14%. Hal ini
jenis kayu rimba campuran juga di bawah disebabkan ongkos produksi pada jenis
standar yaitu sebesar 18%.Namun tidak kayu meranti dan kayu rimba campuran
serendah pada jenis kayu meranti. relatif sama yang membedakan adalah
besarnya PSDH (Provisi Sumber Daya
Pembahasan Hutan) dimana PSDH pada jenis kayu
Pada analisis kayu merbau atau kayu meranti lebih tinggi jumlahnya. Namun pada
besi dapat dilihat bahwa markup yang penjualannya harga dipatok sama sebagai
dilakukan oleh pengusaha kayu sangat kayu putih karena masyarakat tidak
tinggi yaitu dengan rata-rata 51% mengenal kayu meranti ataupun rimba
sedangkan markup pada kayu jenis meranti campuran. Kelebihan biaya produksi pada
dan rimba campuran rata-rata tidak terlalu jenis kayu meranti ini telah mengurangi
tinggi atau dapat dikatakan bahwa markup margin pengusaha kayu. Apabila ditambah
yang dilakukan hampir sama dengan nilai adanya pungutan liar maka margin akan
cost plus pricing yang sebesar 20%. lebih berkurang lagi.
Markup pada jenis kayu besi sangat Dari hipotesis yang disusun diawal
tinggi sebab kayu besi keberadaannya penelitian ini yang mengatakan bahwa
sudah sangat langka.Kayu besi diproduksi “diduga markup pricing mempengaruhi
jauh dari luar Kota Timika yang penetapan harga pasar kayu olahan di
menyebabkan ongkos produksi juga tinggi. Kabupaten Mimika”, dapat dilihat dari
Di lain sisi permintaan akan kayu besi analisis dan pembahasan diatas bahwa
sangat tinggi. Hal ini yang dapat hipotesis tersebut terbukti dimana
menyebabkan para pedagang kayu penetapan harga pasar kayu olahan di
berkesempatan untuk memainkan harga kabupaten Mimika dipengaruhi oleh metode
kayu. penetapan harga markup pricing.
Adanya pungutan liar yang sewaktu-
waktu dapat dikenakan pada para KESIMPULAN
pengusaha kayu oleh para oknum yang 1. Markup pada kayu olahan jenis merbau
tidak bertanggungjawab menyebabkan atau kayu besi adalah 51%, meranti 21%
naiknya biaya produksi.Kenaikan ini dan rimba campuran 26%. Markup pada
bervariasi untuk setiap jenis kayu.Walaupun jenis kayu merbau sangat tinggi
pungutan liar menyebabkan kenaikan biaya dibandingkan dengan kedua jenis kayu
produksi namun harga pasar kayu olahan yang lain. Hal ini disebabkan karena
cenderung tetap.Hal ini disebabkan harga permintaan akan kayu besi di
pasar kayu olahan yang sebenarnya masyarakat sangat tinggi sedangkan
ditentukan oleh para penampung kayu.Jadi keberadaan kayu besi di sekitar kota
adanya kenaikan biaya produksi yang Timika sudah langka. Kayu besi
disebabkan oleh adanya pungutan liar tidak diproduksi dari tempat yang jauh seperti
Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

21
di Distrik Mimika Barat Tengah yang sehingga memberikan iklim usaha yang
menyebabkan ongkos produksi juga kondusif bagi masyarakat.
tinggi. Dalam hal ini pengolah kayu
mendapat kesempatan untuk REFERENSI
mempermainkan harga kayu. Amstrong, G & Kotler P. 1997. Prinsip-
2. Pungutan liar memberikan kontribusi prinsip Pemasaran, Cetakan Pertama
pada kenaikan biaya produksi pada kayu Jakarta: Erlangga
merbau sebesar 3%, meranti 6% dan Anonim, “Pungutan Liar Setahun Capai 25
rimba campuran 7%. Markup pada kayu Triliun”, www.kemenperin.go.id(Diakses
olahan setelah ditambah pungutan liar 01 Desember 2014)
menunjukkan bahwa margin keuntungan Arti kata Pungli, kbbi.web.id (Diakses 18
para pengusaha kayu berkurang dimana Juni 2014)
margin pada kayu merbau yang dulu BPS Kabupaten Mimika. 2014. Mimika
besarnya 51% menjadi 46%, margin Dalam Angka.
kayu meranti dulunya 21% menjadi 14% Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl Mc
dan margin pada kayu rimba campuran Daniel. 2001. Pemasaran. Edisi
dari 21% menjadi 18%. Dapat dikatakan Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
bahwa adanya pungutan liar tidak serta David W.Cravens. 2002. Pemasaran
merta menaikkan harga pasar kayu strategis, edisi ke-4, jilid 2 Jakarta:
olahan. Harga jual kayu olahan Erlanga
sebenarnya tidak ditetapkan oleh Harini. 2008. Makroekonomi Pengantar.
pengolah kayu lokal namun ditetapkan Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
oleh para penampung kayu. Pengusaha Kraus, Faisal. “Analisis Hubungan Metode
kayu akan menjual kayunya dengan Penetapan HargaTerhadap Volume
pemikiran yang penting semua biaya Penjualan PT. DjasulaWangi.” Skripsi
produksi termasuk biaya pungutan liar Sarjana, Jurusan Manajemen Fakultas
telah tertutupi dan sudah mendapatkan Ilmu Ekonomi Universitas Bina
keuntungan walaupun sedikit. Nusantara, Jakarta, 2004
Machfoesz, Mahmud. 2005. Pengantar
SARAN Pemasaran Modern. Yogyakarta: UPP
1. Mengingat kayu merbau atau kayu besi AMP YKPN
harganya sangat mahal kiranya Philip Kotler, Gary Armstrong; alih bahasa,
Pemerintah dapat mengeluarkan Alexander Sindoro, 2004, Dasar-Dasar
kebijakan berupa himbauan kepada Pemasaran, Edisi Kesembilan, Jilid 2,
pengusaha kayu yang mengolah kayu Jakarta : Penerbitan PT Indeks.
besi agar dapat menurunkan sedikit Rahmatullah, Nabila Zoraya. “Tinjauan
biaya markup-nya agar harga jualnya Kriminologis Terhadap Pungutan Liar
lebih terjangkau oleh masyarakat. Oleh Penyelenggara Pendidikan di
Sebaiknya Pemerintah Daerah Sekolah Yang Berada Di Wilayah
Kabupaten Mimika melalui dinas terkait Hukum Kota Makasar”, Skripsi Program
ikut mengawasi harga pasar kayu olahan Kekhususan Hukum Pidana fakultas
di Kabupaten Mimika agar harga yang Hukum Universitas Hasanuddin,
ditetapkan adalah harga yang adil baik Makasar, 2014
bagi pengolah kayu maupun bagi Taha, Nurhidayah, “Tinjauan Viktimologis
konsumen pengguna kayu olahan. Pungutan Liar Oleh Oknum Kepolisian
2. Pungutan liar adalah tindakan yang Terhadap Pengemudi Angkutan Kota
sangat merugikan. Ada baiknya bagi Antar Daerah Di Kabupaten Sinjai”,
pemerintah membuka pos aduan Skripsi Sarjana, Bagian Hukum Pidana
pungutan liar agar para pelaku yang Fakultas Hukum Universitas
melakukan pungutan liar dapat ditindak Hasanuddin, Makassar, 2014
sesuai dengan undang-undang berlaku
Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

22
Wibawa, Samodra; Arya Fauzy F.M.; dan
Ainun Habibah,“Efektivitas Pengawasan
Pungutan Liar Di Jembatan Timbang”,
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume
12, Nomor 2, 2013

Analisis Pengaruh Pungutan Liar…………..…….. Purwaningsih, Joko Suparyono

23

Anda mungkin juga menyukai