REVITALISASI INDUSTRI
KEHUTANAN INDONESIA
Bhn baku
Cukup, lestari
M-1 M-3 & legal
KONDISI SAAT INI
M-2 Industri efisien &
Bahan produksi bernilai +
baku??
t or Pasar
ka an
? In
di
r ha
sil kompetitif
be
Industri?? Pasar?? Strategi ke
WHAT ?
HOW ?
WHO ?
WHEN ?
WHERE?
KONDISI
PEMUNGKIN
Outline Presentasi
Pendahuluan: 18 Fokus; Sintesis 3 Studi
Kondisi saat ini
Kecenderungan pasar internasional
Permasalahan Utama
Industri perkayuan di masa depan
Pasokan Kayu dan Alokasinya
Sasaran, Strategi, Kebijakan, Renc aksi, …
Kondisi Pemungkin
Implikasi
RESTRUKTURISASI INDUSTRI KEHUTANAN SEBAGAI MUARA
18 FOKUS PEMBANGUNAN KEHUTANAN
PEMBANGUNAN Kayu Rp
BAHAN
KEHUTAAN BAKU
Barang
Pro
Growth
HHBK Rp
2-3% Hutan
PASAR INDUSTRI
Pro Lingk Rp
Job
TRIANGLE PRINCIPLE
Jasa
Pro
W.Alam Rp
Poor
RESTRUKTURISASI INDUSTRI PERKAYUAN
DIKAITKAN DENGAN 18 FOKUS, MINUS HHBK dan JLWA
F 1 : Pengamanan kawasan hutan
F 3 : Pengelolaan Hutan Produksi Alam
F 4 : Pengelolaan Hutan Tanaman
F 5 : Pengelolaan Kawasan tidak dibebani hak
F 7 : Rehabilitasi Hutan dan Lahan
F 9 : Pengendalian kebakaran hutan
F13 : Pengembangan Hutan Rakyat (HR)
F15 : Pengembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm)
BAHAN F16 : Pengukuhan dan Penatagunaan Kaw. Hutan
BAKU F17 : Pengembangan informasi SDH
F18 : Pembangunan wilayah pengelolaan kawasan hutan
F 6 : Restrukturisasi
Industri Primer Khtnan
INDUSTRI PASAR
F 2 : Penertiban peredaran HH
TRIANGLE PRINCIPLE
Sintesis 3 Studi
Kondisi dan Kecenderungan s/d thn 2004:
(Skenario Status Quo)
Berlanjutnya:
Penebangan, pengolahan & perdagangan kayu ilegal
Tanpa usaha
Deforestasi & degradasi hutan (>1.8 jt ha/th + 51% LOA)
Intervensi yang
Terpadu Realisasi penanaman & produktivitas lahan hutan
tanaman yang rendah
Hilangnya pendapatan pajak US$ 13 Milyar dalam 25 th
Eksploitasi hutan Pabrik yg tidak efisien & sarat hutang beroperasi (2002)
yang berlebihan (110 HPH/HTI/Industri)
(over-exploitation) Penurunan:
& inefisiensi Output industri & tenaga kerja
industri Daya Saing internasional (pasar & produk)
Jasa lingkungan & keanekaragaman hayati
Peningkatan :
masalah lingkungan
konflik akibat kelangkaan SDH
2013-2020
50
• “Retool” Industri untuk Efisiensi
40 • Fokus pada ‘High Value’ Produk
30 Fase 1: RESTRUKTURISASI
Sekarang s/d 2012
20 • Intensifkan Penanaman
• Tingkatkan Produktivitas HTI Mendukung Kebijakan DepHut
10 • Kurangi ‘Forest Crime’ & Hutang
• Membangun Sumber Alternatif
0
• Kurangi Sementara Produksi
Kondisi saat ini:
Pasokan, Kapasitas, dan Konsumsi kayu tahun 2005
Jumlah pasokan (24.2 juta m3; Dephut 2006):
– Hutan alam (5.7 juta m3)
– Hutan tanaman industri (12.8 juta m3)
– Hutan tanaman Perhutani (0.8 juta m3)
– Hutan/kebun rakyat (1.3juta m3)
– Areal konversi (3.6 juta m3)
Konsumsi kayu industri (44.5 juta m3 RWE; FAO (2006), APKI (2006)):
– Industri kayu gergajian (8.7 juta m3)
– Industri kayu lapis + veneer (9.3 juta m3)
– Woodworking+Blockboard+Particle (1.9 juta m3)
– Industri bubur kertas (24.6 juta m3)
– Belum termasuk industri: papan serat, furniture & pabrik dng kaps < 6000 m3
Kondisi saat ini:
Industri Kayu Gergajian dan Woodworking
Visi
Industri perkayuan Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing
tinggi, didukung oleh sumber bahan baku yang lestari dan meningkat
Misi:
1. Meningkatkan dan memanfaatkan ketersediaan bahan baku,
terutama dari hutan tanaman serta dari sumber lain yang sah
dan berkelanjutan.
2. Merestrukturisasi dan merevitalisasi industri perkayuan
primer agar efisien, kompetitif dan mendukung industri
pengolahan kayu lanjutan;
3. Mengembangkan produk-produk yang bernilai tambah tinggi,
ramah lingkungan dan memiliki daya saing di pasar
internasional;
4. Menghasilkan produk-produk industri pekayuan yang
bersertifikat.
Pasokan Kayu dan Alokasinya
• Sumber Pasokan:
• Hutan Alam
• HTI Pulp
• HTI Kayu Perkakas
• HTR
• HTHR
• Perhutani
• Hutan Rakyat
• Perkebunan Karet
• Perkebunan Kelapa Sawit
• Perkebunan Kelapa
• ISL dan IPK
• Impor
• Alokasi Pasokan:
• Industri Kayu Gergajian
• Industri Kayu Lapis
• Industri Partikel
• Industri Pulp
Perkiraan Pasokan Kayu dari Berbagai Sumber
(2007-2025; Termasuk Karet, Sawit, Kelapa)
250.0
Impor
ILS dan IPK
Perkebunan Kelapa
200.0
Perkebunan Kelapa Sawit
Perkebunan Karet
Hutan Rakyat
J u ta M 3
150.0 Perhutani
HTR
HTI Perkakas
100.0 HTI Pulp
Hutan Alam
50.0
0.0
2007 2010 2013 2016 2019 2022 2025
Tahun
150.0 HTR
HTI Perkakas
HTI Pulp
100.0 Hutan Alam
50.0
0.0
2007 2010 2013 2016 2019 2022 2025
Tahun
Tabel 4. Persentase alokasi pasokan bahan baku kayu kepada
kelompok industri Perkiraan Alokasi Pasokan Kayu ke Berbagai Industri
Persentase alokasi bahan baku kayu 250.0
Sumber pasokan Kayu Kayu Pulp
Partikel Pulp
gergajian lapis Partikel
200.0
Hutan Alam 60% 40% 0% 0% Kayu lapis
HTI Pulp 0% 0% 0% 100% Kayu gergajian
HTI Perkakas 40% 40% 20% 0%
150.0
HTR 60% 20% 10% 10%
3
HTHR 60% 30% 10% 0%
JutaM
Perhutani 90% 10% 0% 0% 100.0
Hutan Rakyat 60% 30% 10% 0%
Perkebunan Karet 45% 45% 10% 0%
Perkebunan Kelapa Sawit 70% 20% 10% 0% 50.0
Perkebunan Kelapa 100% 0% 0% 0%
ILS dan IPK
0.0
Tahun 2007-2009 10% 10% 0% 80%
2007 2010 2013 2016 2019 2022 2025
Tahun 2010-2025 50% 40% 10% 0%
Impor 90% 10% 0% 0% Tahun
Permasalahan, Sasaran, dan Strategi:
Restrukturisasi (2007-2014)
Permasalahan Sasaran Strategi
Pangsa pasar Pangsa pasar semakin 1. Memperluas pasar ekspor dan memelihara segmen pa
belum meningkat meningkat secara sar lama
secara signifikan significant
2. Menggarap pasar potensial
Produk kayu Produksi kayu olahan 1. Investasi dalam teknologi pengolahan kayu sekunder
olahan bernilai fokus pada komoditi yang
2. Lanjutkan diversifikasi produk
tambah rendah bernilai tambah tinggi
Kondisi Pemungkin
(Enabling Conditions)
1. Prasyarat
a. Kemauan politik (political will)
b. Kepemilikan nasional (national stewardship)
c. Ketersediaan kelembagaan ekonomi
d. Jaminan akses terhadap lahan dan jaminan berusaha
e. Pelimpahan otoritas kepada pembuat kebijakan di
lapangan
f. Aturan yang jelas bagi kelembagaan masyarakat dan
institusi publik
g. Kapasitas sumberdaya manusia
2. Keterkaitan mikro ekonomi dan makro ekonomi
Implikasi:
Jumlah dan
Menurunnya konflik Baplan,Tim Lahan
Optimalkan "tim intensitas konflik
Menciptakan me penggunaan lahan Daerah,
kanisme dan me lahan" di daerah yang terjadi
hutan tanaman Perusahaan
mfasilitasi solusi berkurang
konflik pengguna
an lahan (pasca
pembentukan KP
H) Percepat
pembentukan Ada No dan Tgl
Terbentuknya tupoksi Satker BPPH, Biro
kelengkapan SK organisasi
tata laksana organisasi Hukum
organisasi pelaksana pelaksana teknis
Memberikan bant teknis BPPH
uan permodalan 70 persen kredit yang
alternatif untuk p Perluas akses BPHH, Masyarakat,
embangunan HT ditargetkan tersalurkan
masyarakat terhadap Laporan BPHH Dinas Kehutanan
R kepada masyarakat
permodalan Kabupaten, Bupati
setiap tahun
Kebijakan, Rencana Aksi, Indikator, Monev, Pelaku:
Restrukturisasi (2007-2014)
Indikator Cara Verifikasi
Kebijakan Rencana Aksi Pelaku
Keberhasilan untuk Monev
Perusahaan,
Sediakan teknologi
Dihasilkan jenis-jenis BPK, Balitbang,
pemuliaan pohon
tanaman unggulan RLPS, Dinas
dan silvikultur hutan Laporan produksi
HTI (riap skala Kehutanan
tanaman dengan tanaman
lapangan 30 m3 Provinsi dan
membentuk pusat
/tahun) Kabupaten, PT
riset terpadu
Kehutanan
Adanya penunjukkan
Menggunakan bibi RLPS, BPTH,
t berkualitas tinggi pusat perbenihan, No dan Tgl SK
Balitbang,
Mengoptimumkan produsen/pengedar penunjukkan
Perusahaan
kapasitas pusat benih bersertifikat
perbenihan dan Laporan hasil
produsen/pengedar RLPS, BPTH,
Terpenuhinya benih- audit pelaksanaan
benih bersertifikat Balitbang,
benih unggul produksi benih
Perusahaan,
bersertifikat unggul
auditor
bersertifikat
Mengatur distribu Bangun Tersedianya database Database potensi Baplan, BPK dan
si bahan baku kay database/sistem bahan baku kayu dan sebaran Asosiasi
u untuk industri informasi berbasis pasokan kayu +
GIS mengenai peta
potensi dan sebaran
pasokan kayu
Kebijakan, Rencana Aksi, Indikator, Monev, Pelaku:
Restrukturisasi (2007-2014)
Indikator Cara Verifikasi
Kebijakan Rencana Aksi Pelaku
Keberhasilan untuk Monev
Percepat penerapan Ada kontribusi BPK, Pemprov,
silin dan pasokan bahan baku Pemkab, Asosiasi,
Meningkatkan pel kemungkinan kayu dari hutan alam, RKT SILIN Perusahaan
aksanaan silin di mekanisme yang dikelola dengan
hutan alam produ insentifnya SILIN
ksi
Proses perijinan RKT
BPK, Pemprov,
selesai dalam waktu Time sheet
Pemkab,
maksimum 30 hari Pengesahan RKT
Mempercepat ijin Perusahaan
kerja
Mempercepat pen RKT dan pendaratan
etapan JPT alat berat Proses perijinan A2B
Time Sheet BPK, Pemprov,
(Alat2 Berat) selesai
pengesahan ijin Pemkab,
dalam waktu maks 7
A2B Perusahaan
hari kerja
Lakukan kajian
sistem pungutan Ada hasil kajian tarif
Laporan hasil
Pemanfaatan limb kayu (taxes or levies, PSDH dan DR ditinjau Balitbang, Asosiasi
ah kayu hasil pen kajian
seperti PSDH dan dari berbagai aspek
ebangan di hutan DR)
alam
Kebijakan, Rencana Aksi, Indikator, Monev, Pelaku:
Restrukturisasi (2007-2014)
Indikator Cara Verifikasi
Kebijakan Rencana Aksi Pelaku
Keberhasilan untuk Monev
Tingkatkan log audit
sebagai dasar
Penggunaan kayu
penertiban Laporan hasil Perusahaan, BPK,
Menghapus peng illegal pada seluruh
gunaan bahan ba perusahaan yang audit Pemprov, Pemkab
IPHH dapat dicegah
ku kayu illegal menggunakan kayu
illegal
Tutup perusahaan Cross cek riil
Semua industri kayu Perusahaan, BPK,
yang sengaja rendemen dengan
menggunakan kayu Itjen, Pemprov,
menggunakan kayu laporan masukan
legal Pemkab
illegal bahan baku
Cek dokumen
Tutup perusahaan Semua industri illegal bahan baku Kepolisian, PHKA,
Menertibkan peru illegal tutup dengan sumber Pemprov, Pemkab
sahaan pengolah lokasi ijinnya
an kayu primer (IP
HHK) yang tidak Kapasitas terpasang
memiliki RPBBI Jumlah izin pabrik
Kendalikan pabrik pengolahan
pengolahan kayu
penerbitan izin baru kayu sesuai dengan Depperin, BPK
dan laporan
industri perkayuan jumlah pasokan bahan
RPBBI
baku kayu legal
Kebijakan, Rencana Aksi, Indikator, Monev, Pelaku:
Restrukturisasi (2007-2014)
Indikator Cara Verifikasi
Kebijakan Rencana Aksi Pelaku
Keberhasilan untuk Monev
Jumlah kredit baru
yang disalurkan Perbankan,
Laporan
perbankan ke sektor Asosiasi, BKPM,
perbankan
Fasilitasi akses industri kehutanan Setjen
industri ke meningkat
perbankan Keppres baru
Industri kehutanan BKPM, BPK,
tidak memasukkn Setneg, Deperin
tidak termasuk daftar
Mengganti peralat industri kehutanan
an dan mesin-me negatif investasi (DNI)
dalam DNI
sin yang sudah tu
a/ tidak efisien Percepat dan
Proses perijinan untuk
permudah proses
penggantian mesin-
perizinan Laporan BPK, Depperin,
mesin selesai dalam
penggantian mesin- perusahaan Perusahaan
waktu maksimum 3
mesin pengolahan
bulan
kayu
Kebijakan, Rencana Aksi, Indikator, Monev, Pelaku:
Restrukturisasi (2007-2014)
Indikator Cara Verifikasi
Kebijakan Rencana Aksi Pelaku
Keberhasilan untuk Monev
Tersedia tenaga kerja
terlatih dalam Perusahaan,
Laporan tenaga
Berikan bantuan penggunaan mesin- Asosiasi,
kerja
teknis penggantian mesin yang Depnaker, BPK
mesin-mesin berteknologi baru
terutama untuk UKM Teknologi pengolahan Mesin-mesin yang
Modifikasi mesin- kayu sudah lebih berteknologi baru Asosiasi, BPK
mesin agar sesuai efisien telah digunakan
dengan perkemb
angan teknologi p Meningkatnya
engolahan kayu Dorong Laporan
penggunaan mesin- Depperin
pembangunan penggunaan
mesin pengolahan
industri mesin mesin-mesin Depperin, Asosiasi
kayu produksi dalam
perkayuan domestik pengolahan kayu
negeri
Kebijakan, Rencana Aksi, Indikator, Monev, Pelaku:
Restrukturisasi (2007-2014)
Indikator Cara Verifikasi
Kebijakan Rencana Aksi Pelaku
Keberhasilan untuk Monev
Tersedianya Jumlah dan
Bangun pelabuhan
pelabuhan peti kemas beroperasinya Pelindo, Pemprov,
peti kemas di sentra-
di tempat yang pelabuhan peti Pemkab, Asosiasi
sentra produk ekspor
diperlukan kemas
Membangun infra Bangun sarana
struktur transporta Jumlah dan
transportasi dari Tersedianya sarana Dep PU, Dephub,
si beroperasinya
sumber bahan baku transportasi yang Pemprov,
sarana
ke sentra industri memadai Pemkab/kota
transportasi
dan ke pelabuhan
Selenggarakan
pelatihan-pelatihan Tenaga kerja terlatih Perusahaan,
Laporan tenaga
Meningkatkan pro bagi operator mesin, bersertifikat di industri Asosiasi, Depnaker,
duktivitas kerja
supervisor, kehutanan meningkat BPK
manajemen, disain
No dan Tgl SK
Kurangi/hilangkan Menkeu tentang
Hapusnya pajak impor
pajak impor untuk penghapusan
Mengkaji ulang at barang contoh dan Depkeu, Asosiasi
uran impor barang barang contoh pajak impor
pameran
contoh dan pame furniture barang contoh
ran dan pameran
Kebijakan, Rencana Aksi, Indikator, Monev, Pelaku:
Restrukturisasi (2007-2014)
Indikator Cara Verifikasi
Kebijakan Rencana Aksi Pelaku
Keberhasilan untuk Monev
Dorong penggunaan Meningkatnya
pembangkit energi penggunaan Laporan Perusahaan,
Melakukan diversif
ikasi energi yang murah (batubara, gas, pembangkit energi perusahaan Asosiasi
mengarah kepada biodiesel,) murah
efisiensi
Revisi aturan
Adanya aturan
pemerintah mengenai
pemerintah mengenai No. dan Tgl aturan Biro Hukum,
perizinan operasional
Menghilangkan bi perizinan operasional pemerintah yang Deperin, Depnaker,
aya transaksi (pun perusahaan guna
perusahaan yang direvisi Pemprov, Pemkab
gutan liar) memperkecil risiko
sudah direvisi
timbulnya pungutan liar
Lembaga
Jumlah
Dorong penerapan Produk kayu olahan sertifikasi,
perusahaan yang
Menerapkan lacak sertifikasi legalitas bersertifikat lacak Perusahaan,
balak memperoleh
produk balak Asosiasi,
sertifikat
Pustanling
Laporan
Lakukan promosi Jumlah volume dan Atperindag,
perdagangan,
terpadu, dan nilai ekspor produk Dephut, Asosiasi,
Melakukan promo Laporan BPS,
si produk secara r intensifkan public kayu olahan Depdag,
Laporan Asosiasi
eguler relation Indonesia meningkat Perusahaan
industri perkayuan
Kebijakan, Rencana Aksi, Indikator, Monev, Pelaku:
Restrukturisasi (2007-2014)
Indikator Cara Verifikasi
Kebijakan Rencana Aksi Pelaku
Keberhasilan untuk Monev
Percepat
Terbentuk clustering
pengembangan BPK Dephut,
industri pengolahan
clustering industri Depperin,
kayu di tingkat Laporan RPBBI
pengolahan kayu di Pemprov/
Provinsi/Kabupaten
tingkat Kab/Kota, Asosiasi
pada tahun 2009
Provinsi/Kabupaten
Peta penyebaran
Petakan penyebaran sumber bahan baku di Laporan tahunan
Membangun indu Baplan, BPK,
stri pengolahan ka sumber bahan baku setiap Kabupaten Dinas Kehutanan
Dishut Prov/kab
yu primer dan pen di setiap Kabupaten tersedia pada tahun Kabupaten
golahan kayu lanj 2009
utan terpadu
Industri perkayuan Laporan tahunan
Kembangkan industri Pemda
primer dan sekunder Dinas Kehutanan
perkayuan sesuai Prov/Kab/kota,
terintegrasi sesuai dan Dinas
dengan karakteristik Depperin, BPK
dengan karakteristik Perindustrian
daerah Dephut
daerah Prov/Kab
Kebijakan, Rencana Aksi, Indikator, Monev, Pelaku:
Restrukturisasi (2007-2014)
Indikator Cara Verifikasi
Kebijakan Rencana Aksi Pelaku
Keberhasilan untuk Monev
Jumlah produk kayu
Laporan Badan
Lakukan standarisasi yang telah BSN, Pustanling-
Standarisasi
produk kayu distandarisasi Dephut, Asosiasi
Nasional
meningkat
Lakukan promosi dan Laporan
Meningkatnya
kampanye perdagangan
volume konsumsi
penggunaan produk- produk kayu Depdag, ASMINDO
Mengembangkan produk kayu olahan
pasar domestik produk kayu olahan olahan dalam
dalam negeri
dalam negeri negeri
Berikan informasi Informasi yang tepat
tentang produk-produk dan benar mengenai
Hasil wawancara
kayu olahan impor produk kayu olahan YLKI, ASMINDO
dengan konsumen
untuk perlindungan impor tersedia untuk
konsumen konsumen
Kebijakan, Rencana Aksi, Indikator, Monev, Pelaku:
Restrukturisasi (2007-2014)
Indikator Cara Verifikasi
Kebijakan Rencana Aksi Pelaku
Keberhasilan untuk Monev
produk ekspor kayu BPS,
Lakukan roadshow produk- olahan unggulan Laporan statistik Depdag,Asosiasi
produk industri kehutanan semakin dikenal di perdagangan , BRIK, FAO,
pasar internasional ITTO
Lakukan lobby internasional Produk kayu olahan
Laporan Depdag,Asosiasi
terutama ke pasar tradisional Indonesia mudah
perdagangan , BRIK, FAO,
(misal Jepang, Amerika Serikat, memasuki berbagai
internasional ITTO
Uni Eropa) negara tujuan
Lakukan riset pasar dan Diketahuinya produk- BPS,
benchmarking produk produk kompetitor Laporan statistik Depdag,Asosiasi
Mengintensifkan p Indonesia dengan produk baik jenis maupun perdagangan , BRIK, FAO,
romosi ke pasar in kompetitor harganya ITTO
ternasional
Lakukan kolaborasi dengan
Terbangunnya
asosiasi kehutanan dan NGO Laporan Depdag,Asosiasi
jaringan pemasaran
yang memiliki jaringan perdagangan , BRIK, FAO,
tingkat regional dan
pemasaran kayu tingkat internasional ITTO
internasional
regional dan internasional
Perkuat peran asosiasi bidang
Bertambahnya pasar Laporan
kehutanan nasional dalam Depdag,
baru untuk ekspor Perdagangan
promosi dan pemasaran tingkat Asosiasi
produk perkayuan produk perkayuan
regional dan internasional
Kebijakan, Rencana Aksi, Indikator, Monev, Pelaku:
Restrukturisasi (2007-2014)
Indikator Cara Verifikasi
Kebijakan Rencana Aksi Pelaku
Keberhasilan untuk Monev
Lakukan lobby antar Berkurangnya
Laporan
negara,khususnya hambatan non-tarif
Perdagangan Depdag, Asosiasi
dengan negara untuk perdagangan
produk perkayuan
tujuan ekspor utama produk perkayuan
Mengatasi hamba Aktif bernegosiasi
tan-hambatan tarif Berkurangnya tarif
dalam hal tarif di Laporan
dan non-tarif perd untuk produk perkayuan
agangan internasi forum pakta Perdagangan Depdag, Asosiasi
yang masuk ke negara-
onal perdagangan produk perkayuan
negara
(APEC)
Kurangi/hilangkan No dan Tgl SK
Hapusnya tarif impor Depkeu, Deperin,
tarif impor barang pajak impor
barang modal Depdag, Asosiasi
modal barang modal
Berikan kredit impor Jumlah kredit baru yang
barang modal disalurkan perbankan Laporan tahunan
BI
Memberikan kem dengan tingkat ke sektor industri BI
udahan dalam pe bunga rendah kehutanan meningkat
ngadaan barang
modal (peralatan Jumlah kredit baru yang
dan mesin) Fasilitasi akses
disalurkan perbankan Laporan tahunan
industri ke BI
ke sektor industri BI
perbankan
kehutanan meningkat
Kebijakan, Rencana Aksi, Indikator, Monev, Pelaku:
Restrukturisasi (2007-2014)
Indikator Cara Verifikasi
Kebijakan Rencana Aksi Pelaku
Keberhasilan untuk Monev
Selenggarakan Tenaga kerja terlatih di
Perusahaan,
pelatihan-pelatihan industri kehutanan Laporan tenaga
Asosiasi,
bagi operator mesin, meningkat kerja
Depnaker, BPK
supervisor (tersertifikasi)
Peningkatan ku Kembangkan lembaga-
Bertambahnya
alitas tenaga ke lembaga pedidikan
rja lembaga pendidikan
yang menghasilkan
yang Laporan tenaga Perusahaan,
tenaga-tenaga trampil
menyelenggarakan kerja, Depnaker Depnaker, BLKI
bersertifikat dalam
pendidikan tenaga
bidang pengolahan
trampil bersertifikat
kayu lanjutan
Berikan insentif dalam
pemasaran produk
Asosiasi,
baru bagi perusahaan- Meningkatnya kegiatan Jumlah desain
Depperin,
perusahaan yang R&D yang inovatif produk meningkat
Perusahaan
melakukan riset dan
pengembangan
Kembangkan
Memacu riset kerjasama/kolaborasi Meningkatnya tenaga Perusahaan,
Laporan tenaga
dan dengan pusat-pusat ahli desain produk Aoasiasi,
kerja
pengembangan desain produk kayu kayu olahan Depnaker, BPK
olahan
Revitalisasi (2015-2025)
• Strategi
• Kebijakan
• Rencana Aksi
• Indikator Keberhasilan
• Cara Verifikasi untuk Monev
• Pelaku
Rekomendasi Kebijakan:
Revitalisasi (2015-2025)