KOPERASI DI INDONESIA
DISUSUN OLEH:
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah memberikan rahmat,
Dalam penyusunan karya tulis ini kami telah mendapat bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyusunan karya
tulis ini. Mudah-mudahan segala bantuan, bimbingan, motivasi, dan doa restunya baik
berupa moril maupun materiil, semoga diterima oleh Tuhan YME, sebagai amal ibadah.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam karya tulis ini baik
sistematika penulisan maupun materinya. Oleh karena itu, sangat kami harapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun terhadap karya tulis ini, karena dengan adanya hal tersebut
dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami berharap karya tulis ini bermanfaat,
khususnya bagi kami dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Koperasi
C. Jenis-jenis Koperasi
a. Koperasi konsumsi
b. Koperasi produksi
c. Koperasi jasa
d. Koperasi penjualan/pemasaran
a. Koperasi primer
b. Koperasi sekunder
c. Koperasi konsumsi
d. Koperasi produksi
c. Koperasi pasar
d. Koperasi sekolah
D. Landasan Koperasi
1. Landasan Idiil Pancasila
F. Ciri-ciri Koperasi
G. Unsur-unsur Koperasi
H. Prinsip-prinsip Koperasi
I. Asas Koperasi
1. Asas kekeluargaan
2. Asas kegotongroyongan
J. Tujuan Koperasi
K. Lambang Koperasi
d. Timbangan
f. Pohon Beringin
g. Koperasi Indonesia
3. Rapat pendirian
M. Modal Koperasi
1. Modal Sendiri
a. Simpanan pokok
b. Simpanan wajib
c. Simpanan sukarela
d. Dana cadangan
e. Hibah
2. Modal pinjaman
a. Anggota
1. Kelebihan koperasi
2. Kekurangan koperasi
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
Pada saat ini masih banyak orang yang kurang memahami betapa pentingnya peran
koperasi sebagai salah satu sektor usaha perekonomian Indonesia. Mungkin masih banyak
orang yang menganggap koperasi hanyalah lembaga keuangan biasa. Namun kenyataannya
koperasi merupakan salah satu dari tiga sektor usaha formal dalam perekonomian
Indonesia. Dalam kegiatannya, selain menekankan pada kepentingan sosial dan ekonomi,
kegiatan ekonomi juga menekankan pada kepentingan moral.
Pemerintah Indonesia sangat berkepentingan dengan Koperasi, karena Koperasi di
dalam sistem perekonomian merupakan soko guru. Koperasi di Indonesia belum memiliki
kemampuan untuk menjalankan peranannya secara efektif dan kuat. Hal ini disebabkan
Koperasi masih menghadapi hambatan struktural dalam penguasaan faktor produksi
khususnya permodalan. Dengan demikian masih perlu perhatian yang lebih luas lagi oleh
pemerintah agar keberadaan Koperasi yang ada di Indonesia bisa benar-benar sebagai soko
guru perekonomian Indonesia yang merupakan sistem perekonomian yang dituangkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Koperasi merupakan usaha bersama dari sekelompok orang yang mempunyai
kepentingan yang sama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi
merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi di
Indonesia saat ini telah berkembang dengan pesat karena para anggota-anggotanya yang
terdiri dari masyarakat umum telah mengetahui manfaat dari pendirian koperasi tersebut,
yang dapat membantu perekonomian dan mengembangkan kreativitas masing-masing
anggota. Upaya dari pendirian koperasi ini sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk
lebih memahami koperasi. Ciri utama dari koperasi yang membedakannya dengan badan
usaha lainnya (non koperasi) adalah posisi anggota. Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian disebutkan bahwa, anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna
jasa koperasi. Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha bukan semata-
semata hanya pada orientasi laba, melainkan juga pada orientasi manfaat . Karena
itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar keuntungan
sebagai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan. Untuk
koperasi diindonesia, tujuan badan usaha koperasi adalah memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU No. 25/1992 pasal 3).
Tujuan ini dijabarkan dalam berbagai aspek program oleh manajemen koperasi pada
setiap rapat anggota tahunan. Koperasi juga memberikan kontribusi yang cukup
besar terhadap pembentukan produk nasional, peningkatan ekspor, perluasan
lapangan kerja dan usaha, serta peningkatan dan pemerataan pendapatan. Koperasi
sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif homogen,
berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan kegiatannya,
koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mencirikannya sebagai
lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung
dalam koperasi, seperti menolong diri sendiri (self help), percaya pada diri sendiri
(self reliance), dan kebersamaan (cooperation) akan melahirkan efek sinergis. Efek
ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu
bersaing dengan para pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan
koperasi sebagai badan usah yang cukup strategis bagi anggotanya dalam mencapai
tujuan-tujuan ekonomis yang pada gilirannya berdampak pada masyarakat secara
luas. Pada era Orde Baru (Orba), pembangunan koperasi sangat signifikan.
Diwarnai oleh kesuksesan gerakan para karyawan bank Bjb yang tergabung dalam
Koperasi Karyawan bank BJB (Ziebar). Sebuah koperasi dikatakan berhasil atau
sukses jika mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi dapat
menyejahterakan anggotanya, karena ia menciptakan nilai tambah dari usaha
mereka. Dalam hal ini, semakin baik kinerja Koperasi, maka semakin besar
kemampuan Koperasi menyejahterakan anggotanya. Semakin besar peran Koperasi
memperbaiki kesejahteraan anggotanya, semakin tinggi partisipasi mereka dalam
kegiatan Koperasi. Jadi, hubungan antara kinerja Koperasi, partisipasi anggota dan
kesejahteraan anggota adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Anggota
Koperasi mempunyai makna yang sangat strategis bagi pengembangan Koperasi,
anggota dapat berfungsi sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa
sebagai karakteristik utama Koperasi yang tidak dimiliki oleh bentuk perusahaan
lain. Sebagai pemilik harus berpartisipasi dalam penyetoran modal, pengawasan,
dan pengambilan keputusan, dengan harapan akan memperoleh pembagian SHU
yang memadai, kesuksesan koperasi juga dapat dilihat dari kemampuan dalam
mempromosikan ekonomi anggotanya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
peranan koperasi sangat besar bagi anggotanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Apakah pengertian koperasi?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan koperasi di Indonesia?
3. Apa saja jenis-jenis koperasi?
4. Apa landasan koperasi?
5. Bagaimana fungsi dan peran koperasi?
6. Bagaimana ciri-ciri koperasi?
7. Apa saja unsur-unsur koperasi?
8. Bagaimana prinsip koperasi?
9. Apa asas koperasi?
10. Apa tujuan koperasi?
11. Apa makna lambang koperasi?
12. Bagaimana cara mendirikan koperasi?
13. Dari mana asal modal koperasi?
14. Apa saja kelebihan dan kelemahan koperasi?
15. Bagaimana peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koperasi
Secara bahasa, koperasi berasal dari dua suku kata bahasa inggris, yaitu co dan
operation. Co berarti bersama, dan operation berarti bekerja. Sehingga dapat diartikan co-
operation (koperasi) adalah melakukan pekerjaan secara bersama (gotong-royong). Secara
istilah, pengertian koperasi adalah badan usaha yang memiliki anggota orang atau badan
hukum yang didirikan dengan berlandaskan asas kekeluargaan serta demokrasi ekonomi.
Koperasi merupakan produk ekonomi yang kegiatannya menjadi gerakan ekonomi
kerakyatan, dan berjalan dengan prinsip gotong-royong.
Menurut UU No. 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian, adalah sebagai
berikut: “Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,
beranggotakan orang-orang, atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata
susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
1. Dalam keadaan hidup demikian, pihak kolonial terus-menerus mengintimidasi penduduk
pribumi sehingga kondisi sebagian besar rakyat sangat memprihatinkan. Di samping itu
para rentenir, pengijon dan lintah darat turut pula memperkeruh suasana. Mereka
berlomba mencari keuntungan yang besar dan para petani yang sedang menghadapi
kesulitan hidup, sehingga tidak jarang terpaksa melepaskan tanah miliknya sehubungan
dengan ketidakmampuan mereka mengembalikan hutang-hutangnya yang membengkak
akibat sistem bunga yang diterapkan pengijon. Di Indonesia, ide-ide perkoperasian
diperkenalkan pertama kali oleh Patih di Purwokerto, Jawa Tengah, R. Aria
Wiraatmadja yang pada tahun 1896 mendirikan sebuah Bank untuk Pegawai Negeri.
Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode. Pada
zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena: Belum ada instansi
pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan penerangan dan
penyuluhan tentang koperasi;
2. Belum ada undang-undang yang mengatur kehidupan koperasi;
3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena
pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk
tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu.
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan
bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat
peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging. Dengan Undang-undang Koperasi
tahun 1915, rakyat tidak mungkin dapat mendirikan koperasi, karena:
1. Harus mendapat izin dari Gubernur Jenderal;
2. Harus dibuat dengan akta notaris dalam bahasa belanda;
3. Membayar bea materai sebesar 50 gulden;
4. Hak tanah harus menurut hukum Eropa;
5. Harus diumumkan di Javasche Courant, yang biayanya cukup tinggi.
ada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatieve merevisi Undang-Undang
Koperasi. Isi Undang-Undang Koperasi Tahun 1927 tersebut antara lain:
1. Akta pendirian tidak perlu nota riil, cukup didaftarkan pada penasihat urusan kredit
rakyat dan koperasi, dan dapat ditulis dalam bahasa daerah;
2. Bea meterainya cukup 3 gulden;
3. Dapat memiliki hak tanah menurut hukum adat;
4. Hanya berlaku bagi golongan bumi putera.
Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk
memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusaha-pengusaha pribumi. Kemudian pada
tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan
semangat koperasi. Namun, pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga
mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki
Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi “KUMIAI”. Awalnya koperasi ini berjalan
mulus, namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat jepang untuk mengeruk
keuntungan dan menyengsarakan rakyat Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di
Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian
ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia. Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Bung
Hatta pernah berkata: “Bukan Koperasi namanya manakala di dalamnya tidak ada
pendidikan tentang Koperasi”. Kongres Koperasi I menghasilkan beberapa keputusan
penting, antara lain:
1. Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI);
2. Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi;
3. Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi.
Akibat tekanan dari berbagai pihak misalnya Agresi Belanda, keputusan Kongres
Koperasi I belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun, pada tanggal 12 Juli
1953, diadakanlah Kongres Koperasi II di Bandung, yang antara lain mengambil putusan
sebagai berikut:
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) sebagai pengganti SOKRI;
2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah;
3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia;
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru.
Hambatan-hambatan bagi pertumbuhan koperasi antara lain disebabkan oleh hal-hal
berikut:
1. Kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat rendah;
2. Pengalaman masa lampau mengakibatkan masyarakat tetap merasa curiga terhadap
koperasi;
3. Pengetahuan masyarakat mengenai koperasi masih sangat rendah.
Untuk melaksanakan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan
antara lain:
1. Menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi;
2. Memperluas pendidikan dan penerangan koperasi;
3. Memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun pertanian
yang bermodal kecil.
4. Organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi sangat perlu diperbaiki. Para
pengusaha dan petani ekonomi lemah sering kali menjadi isapan kaum tengkulak
dan lintah darat. Cara membantu mereka adalah mendirikan koperasi di kalangan
mereka. Dengan demikian pemerintah dapat menyalurkan bantuan berupa kredit
melalui koperasi tersebut. Untuk menanamkan pengertian dan fungsi koperasi di
kalangan masyarakat diadakan penerangan dan pendidikan kader-kader koperasi.
5. C. Jenis-jenis Koperasi
6. 1. Jenis koperasi berdasarkan fungsinya
7. a. Koperasi konsumsi
8. Didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para anggotanya. Di sini
anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya.
Yang pasti barang kebutuhan yang dijual di koperasi harus lebih murah
dibandingkan di tempat lain, karena koperasi bertujuan untuk menyejahterakan
anggotanya. Contoh-contoh koperasi konsumen adalah Kopkar/Kopeg, Koperasi
Pegawai Indosat (Kopindosat), KPRI adalah Koperasi Keluarga Guru Jakarta
(KKGJ).
9. b. Koperasi produksi
10. Koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, di sini anggota berperan sebagai
pemilik dan pekerja koperasi. Bidang usahanya adalah membantu penyediaan
bahan baku, penyediaan peralatan produksi, membantu memproduksi jenis barang
tertentu serta membantu menjual dan
11. memasarkannya hasil produksi tersebut. Misalnya Koperasi Produksi Kerja,
misalnya dapat berupa kajian rumah tangga, pertanian, dan sebagainya. Anggota
sebagai pekerja dan sekaligus pemilik. Koperasi Produksi Pengusaha (Produsen),
Contohnya koperasi produsen tahu dan tempe (Kopti), koperasi produksi kerajinan
(Koprinka).
12. c. Koperasi jasa
13. Koperasi Jasa memberikan jasa keuangan dalam bentuk pinjaman kepada para
anggotanya. Misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di sini
anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi. Contoh
koperasi jasa angkutan yang anggotanya para pemilik angkutan, yaitu Koperasi
Wahana Kalpika (KWK), Kowanbisata, Kopaja (di Jakarta), Koperasi Angkutan
Bekasi (Koasi); koperasi perumahan yang memberi jasa sewa rumah; koperasi
pelistrikan yang memberi jasa aliran listrik kepada anggotanya; koperasi asuransi
yang memberi jasa jaminan kepada anggotanya yaitu asuransi jiwa, pinjaman dan
kebakaran.
14. d. Koperasi penjualan/pemasaran
15. Koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan
oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini anggota berperan sebagai
pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.
16. 2. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja
17. a. Koperasi primer
18. Koperasi primer adalah koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20
orang perseorangan. Contoh Koperasi Pasar Agung dan Koperasi Pasar Kemiri.
b. Koperasi sekunder
Koperasi sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi
serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer.
Contoh gabungan dari koperasi Pasar Agung, Pasar Kemiri, dan koperasi pasar yang ada di
kota Depok.
3. Jenis koperasi berdasarkan jenis usahanya
a. Koperasi simpan pinjam
Koperasi simpan pinjam (KSP) adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu
menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung
(menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa.
Besarnya jasa bagi penabung dan peminjam ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah,
kegiatan usaha koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.” Contoh Kospin
Jasa Pekalongan, KSP Kodanua, KSP Kowika Jaya, Jakarta dan KSP Arta Prima di
Ambarawa, Magelang.
b. Koperasi serba usaha
Koperasi serba usaha (KSU) adalah koperasi yang bidang usahanya bermacam-
macam. Anggota KSU adalah orang-orang yang bertempat tinggal diwilayah itu. Misalnya,
unit usaha simpan pinjam, unit pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota
juga masyarakat, unit produksi, unit wartel. Contohnya KUD.
c. Koperasi konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan kebutuhan
sehari-hari
anggota. Kebutuhan yang dimaksud misalnya kebutuhan bahan makanan, pakaian,
dan perabot rumah tangga. Contoh Kopkar dan Koperasi Pegawai (KPRI), serta KSU dan
KUD.
d. Koperasi produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat barang
(memproduksi) dan menjual secara bersama-sama. Anggota koperasi ini pada umumnya
sudah memiliki usaha dan melalui koperasi para anggota mendapatkan bantuan modal dan
pemasaran. Contoh Koperasi Pengrajin Susu Bandung Selatan (KPBS).
4. Jenis koperasi berdasarkan keanggotaannya
a. Koperasi unit desa
Koperasi unit desa (KUD) adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat
pedesaan. Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi pedesaan, terutama pertanian.
Untuk itu, kegiatan yang dilakukan KUD antara lain menyediakan pupuk, obat
pemberantas hama tanaman, benih, alat pertanian, dan memberi penyuluhan teknis
pertanian. Contoh Puskud Mina Lestari Jatim.
b. Koperasi pegawai Republik Indonesia
Koperasi pegawai Republik Indonesia (KPRI), koperasi ini beranggotakan para
pegawai negeri. Sebelum KPRI, koperasi ini bernama koperasi pegawai negeri (KPN).
KPRI bertujuan terutama meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri (anggota).
KPRI dapat didirikan di lingkup departemen atau instansi.
c. Koperasi pasar
Koperasi pasar (Koppas), koperasi ini beranggotakan para pedagang pasar. Pada
umumnya pedagang di setiap pasar mendirikan koperasi untuk melayani kebutuhan yang
berkaitan dengan kegiatan para pedagang. Misalnya modal dan penyediaan barang
dagangan. Di tingkat kabupaten atau provinsi terdapat pusat koperasi pasar (Puskoppas)
yang bertujuan memberikan bimbingan kepada koperasi pasar yang ada di wilayah
binaannya.
d. Koperasi sekolah
Koperasi sekolah, memiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru, karyawan, dan
siswa. Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha menyediakan kebutuhan warga sekolah,
seperti buku pelajaran, alat tulis, makanan, dan lain-lain. Keberadaan koperasi sekolah
bukan semata-mata sebagai kegiatan ekonomi, melainkan sebagai media pendidikan bagi
siswa antara lain berorganisasi, kepemimpinan, tanggung jawab, dan kejujuran.
D. Landasan Koperasi
Sebagai tulang punggung perekonomian rakyat, koperasi dianggap perlu (urgent)
untuk dibentuk. Maka muncullah landasan-landasan yang patut dipertimbangkan untuk
membuat koperasi. Ada banyak landasan yang menjadi pijakan untuk pendirian koperasi.
Dan di bawah ini ada beberapa landasan koperasi, di antaranya:
. Landasan Idiil Pancasila
Sebagai sarana untuk mencapai masyarakat, adil, makmur, dan sejahtera, koperasi
membutuhkan topangan dari landasan hukum. Dan landasan hukum untuk koperasi
Indonesia dapat berpijak adalah Pancasila.
2. Landasan UUD 1945
Dalam Undang-undang Dasar 1945, koperasi diposisikan sebagai Soko Guru
perekonomian nasional. Atas kedudukan koperasi tersebut, maka koperasi dianggap perlu
memiliki departemen / kementerian khusus dalam kabinet. Departemen ini berfungsi
membawahi urusan-urusan koperasi nasional, seperti pengembangan, penyuluhan,
workshop, pembekalan, pembiayaan, sampai dengan penanganan-penanganan hukum
apabila terjadi sesuatu.
3. Landasan sosial (mental gotong-royong dan setia kawan)
Dalam prosesnya, koperasi merupakan organisasi yang membutuhkan banyak peran
masyarakat. Seperti dalam pengertian koperasi, koperasi adalah organisasi demokrasi
ekonomi, mandiri dan berotonomi. Setiap anggotanya bahu membahu membantu, berbagi,
berpendapat, dan berdiskusi. Mulai dari mendiskusikan organisasi, manajerial, pemasaran,
dan membangun usaha
anggotanya.
F. Ciri-ciri Koperasi
1. Terdiri dari perkumpulan orang;
2. Pembagian keuntungan menurut perbandingan jasa; Jasa modal dibatasi;
3. Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan
anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya;
4. Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota;
5. Tidak mementingkan pemasukan modal/pekerjaan usaha tetapi keanggotaan pribadi
dengan prinsip kebersamaan.
G. Unsur-unsur Koperasi
1. Mengusahakan keutuhan barang dan jasa untuk perbaikan kehidupan anggotanya;
2. Berasaskan kekeluargaan;
3. Bertujuan menyejahterakan anggotanya khususnya dan masyarakat pada umumnya;
4. Keanggotaannya bersifat sukarela;
5. Pembagian SHU secara adil dan besarnya sesuai dengan usahanya masing-masing;
6. Kekuasaan tertinggi di tangan rapat anggota;
1. Berusaha mendidik dan menumbuhkan kesadaran berkoperasi anggota.
H. Prinsip-prinsip Koperasi
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk
membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Prinsip koperasi terbaru yang
dikembangkan International Cooperative Alliance (Federasi Koperasi non-Pemerintah
Internasional) adalah:
1. Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela;
2. Pengelolaan yang demokratis;
3. Partisipasi anggota dalam ekonomi;
4. Kebebasan dan otonomi;
5. Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.
Di Indonesia sendiri telah dibuat UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Prinsip koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992 adalah:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi;
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota;
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
5. Kemandirian;
6. Pendidikan perkoperasian;
7. Kerja sama antar koperasi.
I. Asas Koperasi
Koperasi mempunyai asas-asas yang berasal dari Negara Indonesia karena badan
usaha ini bersumber dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Asas-asas tersebut antara lain:
1. Asas kekeluargaan
Asas ini mengandung makna adanya kesadaran dari hati nurani setiap anggota
koperasi untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi yang berguna untuk semua
anggota dan dari semua anggota koperasi itu. Jadi, bukan untuk diri sendiri maupun
beberapa anggota saja dan juga bukan dari satu anggota melainkan mencakup semuanya.
Dengan asas yang bersifat seperti ini maka semua anggota akan mempunyai hak dan
kewajiban yang sama.
2. Asas kegotongroyongan
Asas ini mengandung arti bahwa dalam berkoperasi harus memiliki toleransi, sifat
mau bekerja sama, dan sifat-sifat lainnya yang mengandung unsur kerja sama, bukan orang
perorangan.
J. Tujuan Koperasi
Setiap organisasi didirikan dengan tujuan tertentu. Begitu pun halnya dengan
koperasi. Pada dasarnya, tujuan utama dibentuknya koperasi adalah untuk mewujudkan
masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, dan mandiri atas dasar Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan koperasi tertuang dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang kekoperasian, pada BAB
II Pasal 3 menyatakan bahwa tujuan koperasi adalah “memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945”.
Menurut Bapak Koperasi Nasional, Bang Hatta, koperasi tidak bertujuan mencari
laba dengan sebesar-besarnya, menurut beliau tujuan koperasi tidak lain adalah melayani
dan mencukupi kebutuhan bersama, serta sebagai wadah partisipasi untuk pelaku ekonomi
skala kecil dan menengah.
K. Lambang Koperasi
1. Arti lambang koperasi lama
a. Gerigi roda/gigi roda
Upaya keras yang ditempuh secara terus menerus. Hanya orang yang pekerja keras
yang bisa menjadi calon Anggota dengan memenuhi beberapa persyaratannya.
b. Rantai (di sebelah kiri)
Ikatan kekeluargaan, persatuan dan persahabatan yang kokoh. Bahwa anggota
sebuah Koperasi adalah Pemilik Koperasi tersebut, maka semua Anggota menjadi
bersahabat, bersatu dalam kekeluargaan, dan yang mengikat sesama anggota adalah hukum
yang dirancang sebagai Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi.
Dengan bersama-sama bersepakat menaati AD/ART, maka Padi dan Kapas akan mudah
diperoleh.
c. Kapas dan Padi (di sebelah kanan)
Kemakmuran anggota koperasi secara khusus dan rakyat secara umum yang
diusahakan oleh koperasi. Kapas sebagai bahan dasar sandang (pakaian), dan Padi sebagai
bahan dasar pangan (makanan). Mayoritas sudah disebut makmur-sejahtera jika cukup
sandang dan pangan.
d. Timbangan
Keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi. Biasanya menjadi simbol hukum.
Semua anggota koperasi harus adil dan seimbang antara “rantai” dan “padi-kapas”, antara
“kewajiban” dan “hak”, dan yang menyeimbangkan itu adalah bintang dalam perisai.
e. Bintang dalam perisai
Dalam perisai yang dimaksud adalah pancasila, merupakan landasan idiil koperasi.
Bahwa anggota koperasi yang baik adalah yang mengindahkan nilai-nilai keyakinan dan
kepercayaan, yang mendengarkan suara hatinya. Perisai bisa berarti “tubuh”, dan bintang
bisa diartikan “hati”.
f. Pohon Beringin
Simbol kehidupan, sebagaimana pohon dalam Gunungan wayang yang dirancang
oleh Sunan Kalijaga. Dahan pohon disebut kayu (dari bahasa Arab “Hayyu”/kehidupan).
Timbangan dan Bintang dalam Perisai menjadi nilai hidup yang harus dijunjung tinggi.
g. Koperasi Indonesia
Koperasi yang dimaksud adalah koperasi rakyat Indonesia, bukan Koperasi negara
lain. Tata-kelola dan tata-kuasa perkoperasian di luar negeri juga baik, namun sebagai
Bangsa Indonesia harus punya tata-nilai sendiri.
h. Warna Merah Putih
Warna merah dan putih yang menjadi background logo menggambarkan sifat
nasional Indonesia.
2. Arti lambang koperasi baru
Lambang Koperasi Indonesia terkini dalam bentuk gambar bunga yang memberi kesan
akan perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia, mengandung
makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan,
variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan
berorientasi pada keunggulan dan teknologi;
lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4 (empat) sudut pandang
melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia
sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi, sebagai dasar
perekonomian nasional yang bersifat kerakyatan, sebagai penjunjung tinggi prinsip
nilai kebersamaan, kemandirian, keadilan dan demokrasi, dan selalu menuju pada
keunggulan dalam persaingan global;
Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi Indonesia memberi
kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta
mengikuti kemajuan zaman yang bercermin pada perekonomian yang bersemangat
tinggi, teks Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi mengandung
makna adanya ikatan yang kuat, baik di dalam lingkungan internal Koperasi
Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia dan para anggotanya;
Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan kalem sekaligus
berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna
pastel melambangkan
adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta mempunyai
kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan
percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya;
Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, pataka,
umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan emblem
untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan Koperasi di
Seluruh Indonesia;
Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang
memuat: tulisan Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang, gambar 4
(empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuah lingkaran
yang menghubungkan satu kuncup dengan kuncup lainnya, menggambarkan
seluruh pemangku kepentingan saling bekerja sama secara terpadu dan
berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Permen
KUKM) Nomor: 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi
Indonesia, maka mulai tanggal 12 April 2012 telah terjadi penggantian lambang koperasi.
Pada Pasal 2 tertulis bahwa “Bagi Gerakan Koperasi di seluruh Indonesia agar segera
menyesuaikan penggunaan lambang koperasi Indonesia, sebagaimana pada Lampiran
Peraturan Menteri ini.”
Pada Pasal 3 tertulis bahwa “Bagi koperasi yang masih memiliki kop surat dan
tatalaksana administrasi lainnya dengan menggunakan lambang koperasi Indonesia yang
lama, diberi kesempatan selambat-lambatnya pada tanggal 12 Juli 2012 telah
menyesuaikan dengan lambang koperasi Indonesia yang baru.” Dan pada pasal 6 tertulis
bahwa “Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri ini maka Lambang Koperasi yang lama
dinyatakan tidak berlaku.”
M. Modal Koperasi
1. Modal Sendiri
a. Simpanan pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak boleh diambil kembali
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
b. Simpanan wajib
Simpanan wajib adalah simpanan yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi
dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib juga tidak boleh diambil jika
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Dengan simpanan wajib modal koperasi
terus bertambah dan
berkembang.
c. Simpanan sukarela
Modal koperasi semacam ini adalah simpanan dari anggota-anggota koperasi yang
bersifat sukarela, dalam artian tidak ada paksaan untuk melakukan simpanan ini tetapi
dilakukan atas kemauan sendiri.
d. Dana cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil
usaha. Dana yang terkumpul dalam bentuk cadangan selama tidak terjadi kerugian dapat
dimanfaatkan sebagai modal.
e. Hibah
Hibah adalah pemberian berupa uang atau barang yang diterima oleh koperasi tetapi
bukan dari anggotanya melainkan dari pihak lain. Contohnya koperasi menerima hibah dari
pemerintah atau perusahaan tertentu.
2. Modal pinjaman
a. Anggota
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan simpanan
sukarela anggota. Kalau dalam simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang
disimpan tergantung dari kerelaan anggota. Sebaliknya dalam pinjaman, koperasi
meminjam senilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang berasal dari anggota.
b. Koperasi lainnya dan atau anggotanya
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama badan
usaha koperasi untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal. Bentuk dan
lingkup kerja sama yang dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup yang
sempit tergantung dari kebutuhan modal yang diperlukan.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi mendapat
prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut diberikan kepada koperasi sebetulnya
merupakan komitmen pemerintah dari negara-negara yang bersangkutan untuk mengangkat
kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang
kepada masyarakat investor untuk mencari dana segar dari masyarakat umum dil uar
anggota koperasi. Mengenai persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang tersebut
diatur dalam ketentuan otoritas pasar modal yang ada.
e. Sumber lain yang sah
Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari dana yang
tidak sah dapat dijadikan tempat untuk meminjam modal.
f. Modal penyertaan (diatur dengan PP)
Modal penyertaan adalah modal yang berasal dari penanaman modal (investasi)
pemerintah atau swasta bukan anggota (seperti perorangan, badan usaha swasta, dan
BUMN). Modal ini dilakukan dalam upaya memperkuat kegiatan usaha koperasi. Dalam
koperasi, modal penyertaan juga menanggung risiko. Pemilik modal ini tidak memiliki
suara dalam rapat anggota. Akan tetapi, pemilik dapat diikutsertakan dalam pengawasan
usaha investasi dari modal tersebut sesuai dengan kesepakatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas
kekeluargaan. inti dari koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama di antara anggota dan
para pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta
membangun tatanan perekonomian nasional. Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi
bukan hanya milik orang kaya melainkan juga milik oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa
terkecuali.
Keanggotaan Koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan
bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para anggota ikut, secara aktif
memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat melalui karya dan jasa yang
disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi akan lebih menekankan pada pelayanan
terhadap kepentingan anggota, baik
sebagai produsen maupun konsumen.
Koperasi juga merupakan bentuk organisasi yang tujuan utamanya bukan mencari
keuntungan tetapi mencari kesejahteraan anggotanya dan meningkatkan perekonomian
rakyat. Koperasi menyediakan kebutuhan setiap anggotanya dengan harga terjangkau.
Masyarakat ikut serta menjadi anggota koperasi di dalamnya. Modal koperasi di dapatkan
dari modal sendiri maupun modal pinjaman. Oleh karena itu, dengan adanya koperasi,
kesejahteraan rakyat akan meningkat.
B. Saran
Kita harus menjadikan koperasi yang ada Indonesia ini sebagai koperasi yang baik
dan marilah kita memberi perubahan yang ada untuk lebih menyejahterakan koperasi
Indonesia agar menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA