No : 0520 K/DIR/2014
Tentang
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI I
DAFTAR GAMBAR IV
DAFTAR TABEL VI
DAFTAR LAMPIRAN VII
SISTEM SUPLAI AC/DC 1
1 PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1 Gambaran umum ........................................................................................1
1.2 Instalasi Sistem AC ....................................................................................2
1.2.1 Grup Essential ..............................................................................................3
1.2.2 Grup Common ..............................................................................................4
1.2.3 Peralatan Sistem AC ....................................................................................5
1.2.3.1 Trafo Pemakaian Sendiri ..............................................................................5
1.2.3.1.1 Fungsi...........................................................................................................5
1.2.3.1.2 Rangkaian Pemakaian Sendiri ......................................................................6
1.2.3.1.3 Contoh SOP Trafo PS ..................................................................................7
1.2.3.1.4 Peralatan Instalasi Trafo PS .........................................................................8
1.2.3.1.5 Lokasi Pemasangan .....................................................................................9
1.2.3.1.6 Batasan Operasi ...........................................................................................9
1.2.3.1.7 Sistem Pengaturan Tegangan ......................................................................9
1.2.3.1.8 Sistem Pengaturan Beban ............................................................................9
1.2.3.1.9 Sistem Pendingin ........................................................................................10
1.2.3.1.10 Jadwal Pemeliharaan .................................................................................11
1.2.4 Genset ........................................................................................................12
1.2.4.1 Umum .........................................................................................................12
1.2.4.2 Prinsip Kerja Genset ...................................................................................12
1.2.4.3 Panel Kontrol Genset .............................................................................14
1.2.4.4 Troubleshooting ..........................................................................................25
1.2.5 Instalasi Suplai AC Gardu Induk .................................................................26
1.2.6 Instalasi Sistem Suplai AC Pada GITET 500 kV .........................................28
1.2.6.1 Pasokan Utama ..........................................................................................28
1.2.6.2 Pasokan Kedua .........................................................................................28
1.2.6.3 Pasokan Ketiga ..........................................................................................29
1.2.7 Sistem Otomatisasi .....................................................................................29
1.2.7.1 Prinsip Kerja ...............................................................................................31
1.2.7.2 Bagian – Bagian Panel ...............................................................................32
1.2.7.3 Pemeliharaan Sistem Otomatisasi ..............................................................35
1.2.7.4 Cara Pelaksanaan ......................................................................................35
1.2.8 Instalasi Sistem Suplai AC Pada GITT (150 kV) ........................................37
1.2.8.1 Instalasi AC Tegangan Tinggi (150 kV).......................................................37
1.3 Instalasi Sistem DC ..................................................................................38
1.3.1 Instalasi Sistem DC 250 Volt ......................................................................38
1.3.2 Instalasi Sistem DC 110 V ..........................................................................38
1.3.3 Instalasi sistem DC 48 Volt untuk Komunikasi dan Teleproteksi .................39
1.3.4 Pola Instalasi Sistem DC ............................................................................40
I
SISTEM SUPLAI AC/DC
II
SISTEM SUPLAI AC/DC
III
SISTEM SUPLAI AC/DC
DAFTAR GAMBAR
IV
SISTEM SUPLAI AC/DC
V
SISTEM SUPLAI AC/DC
DAFTAR TABEL
VI
SISTEM SUPLAI AC/DC
DAFTAR LAMPIRAN
VII
SISTEM SUPLAI AC/DC
1 PENDAHULUAN
Dalam pengoperasian tenaga listrik terdapat dua macam sumber tenaga untuk kontrol di
dalam Gardu Induk, ialah sumber arus searah (DC) dan sumber arus bolak balik (AC).
Sumber tenaga untuk kontrol selalu harus mempunyai keandalan dan stabilitas yang
tinggi. Karena persyaratan inilah dipakai baterai sebagai sumber arus searah. Catu daya
sumber DC digunakan untuk kebutuhan operasi relay proteksi, kontrol dan scadatel.
Gardu Induk merupakan suatu sistem instalasi listrik yang terdiri dari susunan dan
rangkaian sejumlah perlengkapan yang dipasang menempati suatu lokasi tertentu untuk
menerima dan menyalurkan tenaga listrik, menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai
dengan tingkat tegangan kerjanya, tempat melakukan kerja switching rangkaian suatu
sistem tenaga listrik dan untuk menunjang keandalan sistem tenaga listrik terkait.
a. Tegangan AC
b. Tegangan DC
Arus yang mengalir dalam arah yang tetap (konstan) dimana masing-masing
terminal selalu tetap polaritasnya.
c. Genset
d. Rectifier
Alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC) menjadi
sumber arus searah (DC).
e. Baterai
Alat listrik kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaga dalam
bentuk tegangan listrik searah.
1
SISTEM SUPLAI AC/DC
Alat yang berfungsi untuk memutus hubungan listrik yang bekerja secara
otomatis apabila ada arus/ beban lebih yang melebihi kapasitas dari MCB
tersebut.
Sistem AC di Gardu Induk merupakan suplai utama untuk pengoperasian peralatan utama
seperti: Rectifier, Penerangan, Pendingin ruangan komputer dan lain sebagainya. Untuk
kebutuhan operasi relay dan kontrol di PLN terdapat dua sistem catu daya pasokan arus
searah yaitu DC 110V dan DC 220V, sedangkan untuk kebutuhan scadatel menggunakan
sistem catu daya DC 48V. Catu daya DC bersumber dari rectifier dan baterai. Terpasang
pada instalasi secara paralel dengan beban, sehingga dalam operasionalnya disebut
Sistem DC.
Tujuan Pemeliharaan Sistem DC adalah untuk mengusahakan agar rectifier dan baterai
berikut rangkaiannya selalu bekerja sesuai karakteristiknya, sehingga diharapkan sistem
DC mempunyai keandalan yang tinggi. Diagram instalasi sistem DC dapat dilihat pada
Gambar 1-1.
Instalasi AC pada Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI 150 kV/70 kV) atau Gardu Induk
Tegangan Ekstra Tinggi (GITET 500 kV) dapat dipasok dari transformator pemakaian
sendiri (PS) 20 kV, genset, tegangan rendah 380 VAC (tegangan rendah dari jaringan
distribusi) dan sisi tersier transformator IBT 500/66 kV pada GITET. Pada setiap GI atau
2
SISTEM SUPLAI AC/DC
GITET minimal harus mempunyai 2 sistem AC yang siap menyuplai tegangan AC, seperti
contoh di bawah ini:
Instalasi AC dibagi dalam beberapa kelompok yang dirancang sesuai dengan kebutuhan
pemakaian beban. Pengelompokan sangat penting untuk menghindari terjadinya over
load dan setiap busbar output dari pengelompokan tersebut harus dilengkapi dengan fuse
atau LBS. Pengelompokan dari instalasi AC dibagi menjadi dua, yaitu:
Grup essential terdiri dari rectifier, motor-motor (PMT, PMS, Kipas Transformator, OLTC
dan Kompresor), penerangan ruang kontrol dan ruang relay. Gambar pengawatan satu
garis untuk kelompok essential dapat dilihat pada gambar berikut ini:
3
SISTEM SUPLAI AC/DC
Grup common terdiri dari penerangan switchyard, gedung, exhaust fan, sanitasi dan
pendingin ruangan gedung dan lain-lain.
Gambar pengawatan satu garis untuk kelompok common dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
4
SISTEM SUPLAI AC/DC
1.2.3.1.1 Fungsi
Pemakaian sendiri di Gardu Induk berfungsi untuk memenuhi kebutuhan Tenaga Listrik
peralatan bantu, pada umumnya dibutuhkan untuk memasok daya listrik ke peralatan di
Gardu Induk antara lain:
5
SISTEM SUPLAI AC/DC
● Motor OLTC
● Penerangan Gedung
● Pemanas (Heater)
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam susunan rangkaian pemakaian sendiri adalah
sebagai berikut:
a. Bila tenaga untuk pemakaian sendiri diambil dari sisi tersier dari trafo
utama dalam GI yang hanya mempunyai satu trafo utama, harus
diusahakan agar dapat diterima tenaga dari jaring-jaring distribusi dari
sistem lain (sumber lain).
b. Trafo pemakaian sendiri harus terdiri dari 3 unit satu-fasa, sehingga dalam
keadaan gangguan pada sebuah trafo, kedua trafo lainnya dapat bekerja
terus dengan hubungan – V delta terbuka.
c. Jika dipakai unit 3 – fasa untuk trafo pemakaian sendiri, harus dipakai lebih
dari 2 buah trafo dan kapasitasnya harus cukup besar untuk dapat
menyediakan tenaga dengan normal sekalipun ada gangguan pada sebuah
transformator.
6
SISTEM SUPLAI AC/DC
Jika tenaga untuk pemakaian sendiri diambil dari sisi tersier dari trafo utama, maka sisi
primer dari trafo pemakaian sendiri biasanya hanya dilengkapi dengan pemisah, dan
pemutus beban pada sisi tersier dari trafo utama dapat dipakai untuk trafo pemakaian
sendiri.
Jika tenaga untuk pemakaian sendiri diambil dari sisi sekunder dari trafo utama, maka
untuk ini perlu dipakai pemutus beban atau pengaman lumer (power fuse). Untuk trafo
pemakaian sendiri yang menurunkan tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan motor,
dipakai pengaman lumer atau pemutus tanpa pengaman lumer (no-fuse breaker) pada
sisi primer dan sisi sekunder.
Dalam menentukan letak trafo pemakaian sendiri harus diperhatikan juga kemungkinan
perluasan yang akan datang.
1. Normal Operasi Trafo PS di pasok dari Trafo VII (L1, L2, L3, L4 Keluar
L5, L6 Masuk).
2. Kondisi Abnormal, maka dipasok dari Trafo IX (L1, L2 Keluar, L3, L4, L5,
L6 Masuk).
Keterangan:
L1 : PMS Interface
7
SISTEM SUPLAI AC/DC
L5 : LBS MG Sel 20 kV
Peralatan instalasi sistem pemakaian sendiri umumnya terdiri dari Load Breaker Switch,
Trafo PS, No Fuse Breaker (NFB) dan Lemari Panel Distribusi AC.
8
SISTEM SUPLAI AC/DC
Pemasangan Trafo pemakaian sendiri tergantung dari desain Gardu Induk pada awal
pembangunan antara lain pasangan dalam gedung kontrol (Indoor) dan pasangan luar
gedung kontrol (Outdoor). Bila terpasang didalam ruangan maka sirkulasi udara pada
ruangan harus baik dan dipasang exhaust fan, bila terpasang diluar gedung maka harus
aman dan terlindung dari benda-benda atau binatang yang dapat menyebabkan
gangguan.
Tegangan input di sisi primer hendaknya disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari pabrik
pembuatnya dan tegangan output disisi sekunder disesuaikan dengan karakteristik
beban. Besarnya Kapasitas daya terpasang (kVA) Trafo pemakaian sendiri biasanya
diperhitungkan dengan besarnya beban dan melihat perkembangan atau perluasan pada
Gardu Induk tersebut. Umumnya Kapasitas Trafo Pemakaian Sendiri adalah 200 - 800
kVA.
Pengaturan tegangan diatur sesuai dengan tegangan kerja peralatan. Cara menurunkan
dan menaikan tegangan pada Trafo pemakaian sendiri biasanya dengan merubah Tap
(Off-Load Tap Changer).
9
SISTEM SUPLAI AC/DC
Jika kumparan dialiri arus listrik, maka pada inti besi dan kumparan transformator akan
timbul panas akibat adanya rugi-rugi besi dan tembaga. Untuk mengurangi panas sebagai
akibat kenaikan suhu yang berlebihan, maka pada transformator perlu dilengkapi dengan
sistem pendingin. Dalam hal ini sistem pedingin berfungsi untuk menyalurkan panas agar
keluar/ terbuang dari transformator.
Metoda pengaliran media pendingin pada Trafo Pemakaian sendiri adalah media
pendingin minyak dan udara (ONAN), sebagai media pemindah panas dilengkapi dengan
sirip-sirip.
Agar peralatan dapat bekerja normal maka PS perlu dipelihara secara rutin sesuai
dengan jadwal pemeliharaan. Untuk mengetahui riwayat pemeliharaan maka perlu
dibuatkan lembar pemeliharaan yang harus didokumentasikan secara rutin.
10
SISTEM SUPLAI AC/DC
Jadwal pemeliharaan Trafo PS dapat dilihat pada tabel berikut ini:Tabel 1-1 Jadwal
Pemeliharaan Trafo PS
Periode Pemeliharaan
Tahunan
Butir Pekerjaan Mingguan (2 Tahunan)
Bulanan
(IL1) (IL2/IL3)
Inspeksi Fisik X
KONDISI: OPERASI
Kondisi Kondisi
No Peralatan/ Komponen Pemeriksaan Tindakan
Awal Akhir
11
SISTEM SUPLAI AC/DC
1.2.4 Genset
1.2.4.1 Umum
Genset merupakan bagian dari AC suplai yang sangat penting sebagai salah satu sumber
tenaga bagi instalasi di dalam sistem kelistrikan Gardu Induk, baik untuk sistem kontrol
maupun sistem-sistem penggerak peralatan Gardu Induk. Genset diperlukan sekali untuk
keadaan darurat, apabila penyediaan listrik utama teganggu, misalnya suplai dari Trafo
PS (pemakaian sendiri) mengalami kerusakan, pemeliharaan, maupun kondisi sistem
Black-Out, sehingga Generator set dapat menggantikan penyediaan daya listrik untuk
keperluan seperti mensuplai baterai charger, penerangan untuk ruangan operator,
penggerak kipas pendigin transformer, penggerak motor kompressor PMT dan
sebagainya.
THERMOSTATIC AIR
RECIRCULATING DAMPER
WIND /
NOISE
INLET
BARRIER
AIR
DAMPER HOT
COOL
D
AIR
AIR
DISTANCE SHOULD
RADIATOR FLEXIBLE DUCT NOT BE LESS THAN
GENERATOR MESIN
HEIGHT
CONNECTOR
OF RADIATOR
Prinsip kerja dari Genset adalah gabungan antara mesin penggerak dan Generator
pembangkit listrik. Penggerak mula menggunakan prinsip motor bakar untuk merubah
energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi mekanis. Penggerak mula berupa motor
12
SISTEM SUPLAI AC/DC
torak dengan siklus 4 langkah pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak diesel
(solar).
Prinsip kerja dari Generator adalah mesin listrik yang mengkonversi energi mekanis
menjadi energi listrik. Prinsip dasar generator adalah menggunakan hukum Faraday
yaitu: e = dΦ / dt.
Secara kuantitatif induksi tegangan oleh medan magnet berubah waktu. Generator terdiri
dari lilitan Stator dan lilitan rotor. Lilitan rotor dialiri arus searah melalui sikat arang pada
cincin slip. Lilitan stator terdiri dari beberapa buah lilitan (N).
Rotor yang terdiri dari lilitan rotor yang telah dialiri arus searah diputar dengan kecepatan
tetap oleh penggerak mula. Dengan adanya putaran rotor maka pada kumparan stator
akan terinduksi fluks magnet dengan bentuk gelombang sinusoidal seperti rumus dibawah
ini:
e = dΦ / dt
Keterangan:
dt : Periode waktu
13
SISTEM SUPLAI AC/DC
Tegangan yang terinduksi ke kumparan stator akan membentuk sinusoidal setiap satu
putaran penuh (untuk generator 2 kutub). Sedangkan besarnya frekuensi yang timbul
tergantung dari banyaknya kutub putaran dan waktu seperti rumus di bawah ini.
Keterangan:
Sebagai contoh untuk mendapatkan frekuensi 50 Hz dari sebuah generator 2 kutub maka
diperlukan putaran rotor dari generator adalah 3000 putaran/menit.
Dalam panel kontrol terdapat rangkaian listrik yang berfungsi sebagai berikut:
4. Mengalihkan beban
5. Memantau proteksi
6. Memutuskan beban
14
SISTEM SUPLAI AC/DC
Panel kontrol juga dilengkapi fasilitas perlengkapan pengisian baterai secara kontinu, dan
fasilitas pemanas mesin. Semua perlengkapan tersebut harus diawasi agar sirkuitnya
berfungsi dengan baik. Jika starting otomatis gagal, alarm harus berbunyi dan disertai
indikator “Fault“. Tegangan output generator selalu dipantau, jika mesin telah stabil, tanda
“Running” (Generator sedang berjalan) harus timbul.
15
SISTEM SUPLAI AC/DC
No Kondisi Kondisi
Peralatan/ Komponen Pemeriksaan Tindakan
Awal Akhir
2 Baterai
16
SISTEM SUPLAI AC/DC
3 Air Pendingin
4 Minyak Pelumas
5 Kontrol Panel
Kondisi Kondisi
No Peralatan/ Komponen Pemeriksaan Tindakan
Awal Akhir
1 Sistem Pelumasan .
2 Sistem AC
3 Sistem Otomasi
17
SISTEM SUPLAI AC/DC
Kondisi Kondisi
No Peralatan/ Komponen Pemeriksaan Tindakan
awal Akhir
3 Baterai
4 Automatic Charger
18
SISTEM SUPLAI AC/DC
5 Air Pendingin
7 Panel Kontrol
Kondisi Kondisi
No Peralatan/ Komponen Pemeriksaan Tindakan
Awal Akhir
1 Sistem Pelumasan
3 Sistem Pembuangan
19
SISTEM SUPLAI AC/DC
4 Sistem DC Suplai
5 Sistem AC
7 Sistem Otomasi
20
SISTEM SUPLAI AC/DC
Kondisi Kondisi
No Peralatan/ Komponen Pemeriksaan Tindakan
awal Akhir
21
SISTEM SUPLAI AC/DC
Tabel 1-7 Jenis Pemeliharaan 6 Bulanan (250 JAM) Operasi Tanpa Beban
Kondisi Kondisi
No Peralatan/ Komponen Pemeriksaan Tindakan
Awal Akhir
1 Sistem Pelumasan
22
SISTEM SUPLAI AC/DC
Kondisi Kondisi
No Peralatan/ Komponen Pemeriksaan Tindakan
awal Akhir
23
SISTEM SUPLAI AC/DC
5 Ganti Baterai
Perhatian: sebelum pekerjaaan dilaksanakan agar radiator diisi cairan flushing lalu genset
dihidupkan selama 15 menit, kemudian matikan.
Tabel 1-9 Jenis Pemeliharaan Tahunan (500 JAM) Operasi Tanpa Beban
Kondisi Kondisi
No Peralatan/ Komponen Pemeriksaan Tindakan
Awal Akhir
1 Sistem Pelumasan
24
SISTEM SUPLAI AC/DC
3 Sistem Pendingin
4 Sistem AC Berbeban
5 Sistem DC
1.2.4.4 Troubleshooting
Genset pada umumnya dilengkapi berbagai sensor dan lampu peringatan untuk
mengetahui keadaan atau kondisi yang abnormal, misalnya sensor untuk minyak pelumas
bertekanan rendah atau temperatur mesin. Jika kondisi ini terjadi maka panel kontrol akan
25
SISTEM SUPLAI AC/DC
26
SISTEM SUPLAI AC/DC
Gambar 1-18 a) Basic Diagram b) dan c) Large Generator With Part-load Transformers
27
SISTEM SUPLAI AC/DC
Untuk mendukung sistem operasi yang andal pada GITET 500 kV perlu didukung oleh
power suplai PS yang andal pula, maka untuk itu pada GITET suplai AC untuk pemakaian
sendiri dipasang berlapis mulai dari Trafo Earthing 66 kV/0.4 kV, Trafo 20 kV/0.4 kV dan
Genset dengan pasokan suplai AC sebagai berkut:
150 kV
TT
Trafo 2 60 MVA
150/ 20 kV
20 kV
TM
28
SISTEM SUPLAI AC/DC
Suplai AC pada suatu instalasi Gardu Induk merupakan fasilitas pendukung yang mutlak
ada dan merupakan peralatan penting bagi kelangsungan operasi suatu Gardu Induk,
baik untuk sistem kontrol maupun untuk sistem - sistem penggerak peralatan di Gardu
Induk harus mempunyai keandalan yang tinggi dan kondisi siap bila diperlukan.
Pada Gardu Induk 150 kV suplai AC didapat dari trafo pemakaian sendiri (PS) tetapi pada
Gardu Induk 500 kV ada juga yang dilengkapi dengan Generator Set (Diesel Set) yang
dibutuhkan sekali untuk keadaan darurat/ emergency atau pada saat trafo pemakaian
sendiri (PS) mengalami kerusakan atau pemeliharaan.
29
SISTEM SUPLAI AC/DC
30
SISTEM SUPLAI AC/DC
Prinsip kerja dari sistem change over switch adalah otomatisasi perpindahan beban yang
saling mengunci (interlock) satu sama lain antara suplai 1/PS1 (N3), suplai 2/PS2 (N4)
dan suplai cadangan/Genset (N2).
1. Dalam operasi normal suplai AC 380/220 volt didapat dari trafo PS 1 (N3)
atau trafo PS 2 (N4) dengan beban seluruh kebutuhan instalasi, baik
common service maupun essential service.
Apabila sistem blackout atau PS1 dan PS2 gangguan maka sumber AC 380 V dipasok
dari Genset yang hanya memikul beban essential (Q0) pada N3 dan N4 keluar, Q10 pada
N2 keluar maka Genset Operasi (lihat Gambar 1-23).
Changeover
Changeover
31
SISTEM SUPLAI AC/DC
a. Panel +N1
32
SISTEM SUPLAI AC/DC
b. Panel +N2
Berfungsi untuk mensuplai daya hanya ke panel +N1 untuk keperluan sistem
instalasi listrik yang penting di GITET 500 kV.
c. Panel + N3 (Trafo PS 1)
33
SISTEM SUPLAI AC/DC
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
100A
100A
100A
100A
250A
100A
100A
100A
100A
100A
Feeder for MCB
Spare
Transformator 1. Cooler
Spare
Diesel Auxiliari
APB Service
Site lighting
Transformator 2. Cooler
Oil Handling Equipment
34
SISTEM SUPLAI AC/DC
Tujuan Pengujian:
35
SISTEM SUPLAI AC/DC
36
SISTEM SUPLAI AC/DC
Instalasi AC pada sistem tegangan tinggi (150 kV) disuplai oleh sebuah trafo yang
merubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah tiga fasa yang lazim disebut trafo
pemakaian sendiri. Instalasi AC ini biasanya dibagi dalam beberapa kelompok pemakaian
yang dirancang sesuai dengan kebutuhan masing – masing kelompok atau grup mulai
dari pemilihan Main Circuit Breaker sampai dengan pemilihan jenis dan ukuran kabel.
Pemilihan ini sangat penting untuk menghindari terjadinya over load yang mengakibatkan
MCB trip. Kelompok atau grup yang ada di suatu Gardu Induk meliputi:
Kelompok suplai AC untuk motor – motor kipas trafo, tap changer, pemisah, pemutus
tenaga dan lain – lain.
37
SISTEM SUPLAI AC/DC
Instalasi Sistem DC suatu gardu induk berfungsi untuk menyalurkan suplai DC yang
dipasok oleh rectifier atau charger tiga fasa maupun satu fasa yang dihubungkan dengan
satu atau dua set baterai.
Terdapat 3 (tiga) jenis instalasi atau suplai DC yang digunakan pada gardu induk meliputi:
Instalasi sistem DC 250 Volt digunakan untuk menyalurkan suplai DC 250 Volt yang
dipasok dari rectifier atau charger tiga fasa serta dihubungkan dengan baterai untuk
mengoperasikan peralatan pada instalasi gardu induk seperti:
Instalasi sistem DC 110 Volt digunakan untuk menyalurkan suplai DC 110 Volt yang
dipasok dari rectifier atau charger serta dihubungkan dengan baterai untuk
mengoperasikan peralatan pada instalasi gardu induk seperti:
38
SISTEM SUPLAI AC/DC
Instalasi sistem DC 48 Volt ini digunakan untuk menyalurkan suplai DC 48 Volt yang
dipasok dari rectifier atau charger serta dihubungkan dengan baterai untuk
mengoperasikan peralatan pada instalasi gardu induk seperti:
- Scada/ RTU
- Teleproteksi Unit
- Komunikasi (PLC) Unit – Continuous Load
- Alarm, sinyal dan indikasi
39
SISTEM SUPLAI AC/DC
1.1.4.1 Pola 1
Pola 1 terdiri dari transformator PS, 2 charger, 2 baterai dan 1 bus DC. Pengaman utama
dan pengaman cadangan menggunakan MCB yang berbeda. Sistem operasi sebagai
berikut:
40
SISTEM SUPLAI AC/DC
1.1.4.2 Pola 2
Pola 2 terdiri dari: transformator PS, 2 charger, 2 baterai dan 2 bus DC pengaman utama
dan pengaman cadangan menggunakan MCB yang berbeda. Pola 2 didesain untuk gardu
induk 500 kV dimana dengan dengan filosofi redundant proteksi sehingga sistem operasi
sebagai berikut:
Pada saat pemeliharaan sistem 1, MCB sistem 1 dilepas maka MCB kopel akan masuk.
Demikian sebaliknya jika yang dipelihara sistem 2.
41
SISTEM SUPLAI AC/DC
42
SISTEM SUPLAI AC/DC
43
SISTEM SUPLAI AC/DC
Rectifier adalah suatu rangkaian alat listrik untuk mengubah arus listrik bolak- balik (AC)
menjadi arus searah (DC). Rectifier yang terpasang di Gardu Induk berfungsi untuk
44
SISTEM SUPLAI AC/DC
mengisi muatan baterai, memasok daya secara kontinu ke beban dan menjaga baterai
agar tetap dalam kondisi penuh.
Bagian utama rectifier terdiri dari Trafo Utama, penyearah, AVR, Filter, Rangkaian
Voltage Dropper, dan sistem alarm.
Berfungsi sebagai penyearah dan pengatur tegangan keluaran dari transformator utama,
penyearah ini dari bahan semi konduktor yang dilengkapi dengan satu terminal kontrol
untuk mengatur sudut penyalaan Thyristor.
45
SISTEM SUPLAI AC/DC
Filter berfungsi sebagai penyaring tegangan yang keluar dari rangkaian penyearah agar
menghasilkan tegangan DC yang kandungan harmonisa atau tegangan ripple tidak
melebihi batas tertentu (<2% ).
Rangkaian filter terdiri dari rangkaian induktif, kapasitif atau kombinasi dari keduanya.
Automatic Voltage Regulator yang terpasang pada rectifier merupakan modul elektronik
yang berfungsi untuk memberi trigger positif pada gate Thyristor sehingga pengaturan
arus maupun tegangan output rectifier yang mengalir ke baterai maupun ke beban dapat
diatur sesuai kebutuhan.
Suatu perangkat elektronik yang berfungsi memberikan informasi ketika terjadi kondisi
abnormal pada sistem kerja rectifier antara lain:
46
SISTEM SUPLAI AC/DC
Voltage dropper berfungsi untuk manjaga stabilitas tegangan output rectifier ke arah
beban pada saat rectifier beroperasi pada pengisian Floating (baterai terpasang diatas 86
cell), Equalizing atau Boosting.
47
SISTEM SUPLAI AC/DC
Diode Diode
Relay 1 Relay 2
Load
Output
Pengaturan arus dan tegangan output rectifier dilakukan dengan mengatur tahanan geser
pada modul kontrol (AVR) agar memenuhi standar/syarat pengisian baterai dan suplai ke
beban.
Floating adalah jenis pengisian baterai untuk menjaga baterai dalam keadaan penuh (full
charge). Pada kondisi normal rectifier beroperasi pada sistem floating.
48
SISTEM SUPLAI AC/DC
Equalizing adalah jenis pengisian yang bertujuan untuk menyamakan atau meratakan
tegangan setiap cell baterai.
Boosting adalah jenis pengisian cara cepat (high rate) yang digunakan pada saat initial
charge atau pengisian kembali setelah baterai mengalami pengosongan yang besar.
Dinamakan Switch Mode Power Supply (SMPS) karena sistem kerjanya menggunakan
metode switching (pensaklaran) yaitu menghidup matikan tegangan yang masuk ke
dalam trafo dengan peralatan/ komponen elektronik dengan frekuensi tertentu. kelebihan
dari SMPS yaitu kemampuan power supply bekerja dengan rentang tegangan masukan
yang lebar. Pada beberapa jenis SMPS, mampu bekerja pada tegangan masukan antara
90 s/d 265V dengan output yang sama dan stabil. Karena kelebihan tersebut, SMPS
menjadi auto-voltage regulator atau wide range input regulated power supply (secara
mudahnya disebut AC-matic).
49
SISTEM SUPLAI AC/DC
1.1.7.4.3 Input
Input AC untuk SMPS yang digunakan disini telah dilengkapi dengan modul proteksi surja
(Surge Protector). System kerjanya peralatan ini akan secara otomatis melepas bagian
AC input apabila terjadi Transien/ lonjakan arus atau tegangan sesaat pada system AC.
Peralatan utama biasanya terdiri dari kontaktor sebagai input daya SMPS yang dikontrol
melalui modul surge protector.
Line filter befungsi sebagai filter tegangan masukan, tujuan utamanya untuk
menghilangkan frekuensi - frekuensi liar dari jala-jala listrik (selain frekuensi tegangan AC
masukan) yang dimungkinkan bisa mengganggu kerja dari SMPS. Line filter dibentuk dari
induktor - induktor dan kapasitor - kapasitor yang dipasang secara seri terhadap tegangan
masukan.
50
SISTEM SUPLAI AC/DC
Rectifier berfungsi sebagai penyearah tegangan bolak - balik (AC) menjadi tegangan
searah (DC) sedangkan Smoother berfungsi sebagai memperkecil tegangan ripple hasil
dari penyearahan tegangan bolak - balik. Komponen - komponen penyearahan terdiri dari
dioda-dioda dan elco. Dioda berfungsi sebagai penyearah dan elco befungsi sebagai filter
untuk menghilangkan denyut ripple pada tegangan DC yang dihasilkan selain kapasitor-
kapasitor yang dipasang paralel terhadap dioda. Jenis penyearahan pada umumnya
menggunakan metode bridge rectifier, yang mempunyai kelebihan pada tingginya isolasi
antara tegangan DC yang dihasilkan dengan tegangan AC masukan.
1.1.7.4.5 DC to DC Converter
Start Up menggunakan frekuensi kerja antara 30 s/d 40 KHz. Karena frekuensi tersebut
tidak ditemukan pada tegangan DC, maka sistem SMPS membuat sendiri pulsa tersebut
dengan metode self oscilating (osilasi sendiri). Dalam setiap sistem osilator, dibutuhkan
tegangan awal/pemicu yang berfungsi sebagai pemicu awal rangkaian osilator untuk
berosilasi. Tegangan pemicu ini muncul beberapa saat setelah SMPS mendapat
tegangan masukan (AC in).
Rangkaian Error Amp berfungsi sebagai stabiliser tegangan output. Cara kerjanya
adalah membandingkan tegangan output (diambil dari lilitan sekunder trafo) dengan
tegangan referensi yang stabil. Kunci dari AutoVoltage berada pada blok ini. Dalam hal ini
pengontrolan yang baik telah menggunakan sistem microprocessor yang berkolaborasi
dengan DAC dan ADC sebagai sensing ke modul-modul output. Tegangan sekunder yang
51
SISTEM SUPLAI AC/DC
dihasilkan dinaikkan dengan cara melebarkan pulsa, dan sebaliknya untuk menurunkan
tegangan output dengan cara menyempitkan pulsa yang masuk ke switcher.
Fungsi utama dari snubber circuit adalah untuk mempercepat demagnetisasi. Snubber
juga dipakai untuk menentukan frekuensi kerja trafo. Snubber circuit tersusun dari
kombinasi C dan R (dalam beberapa jenis terdapat dioda) yang dipasang secara paralel
terhadap lilitan primer trafo.
Operation Mode adalah sebuah mode operasi output yang dapat dikontrol sesuai
keinginan. Diantaranya mode Floating, Equalizing, dan Boosting. Protection circuit yang
terpasang pada umumnya adalah OCP (Over Current Protection) dan OVP (Over Voltage
Protection).
Dropper control berfungsi sebagai penurun tegangan pada beban apabila disisi baterai
sedang melaksanakan mode Equalizing atau Boosting. Komponen utamanya adalah
Dioda atau SCR (Silicone Control Rectifier) yang terparalel dengan kontaktor sebagai
backup atau bypass tegangan.
Announciator adalah signal pemberi informasi (Indikasi) apabila terjadi gangguan pada
peralatan misal indikasi Over Current, Over Voltage, Under Voltage, dan DC Ground.
Sedangkan metering adalan penunjukan besaran arus dan tegangan baik yang kebeban
maupun yang ke baterai.
1.1.8 Baterai
Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses
elektrokimia yang reversible (dapat berbalikan) dengan efesiensinya yang tinggi. Yang
dimaksud dengan proses elektrokimia reversible adalah didalam baterai dapat
berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan
sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia (Proses Pengisian), pengisian kembali
dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan
arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan didalam sel. Tiap sel baterai terdiri dari
dua macam elektroda yang berlainan yaitu elektroda positif dan elektroda negative yang
dicelupkan dalam suatu larutan kimia.
52
SISTEM SUPLAI AC/DC
- Stationary (tetap)
- Portable (dapat dipindah-pindah)
a. Proses discharge pada sel berlangsung menurut skema Gambar 1.51. Bila
sel dihubungkan dengan beban maka, elektron mengalir dari anoda melalui
beban kekatoda, kemudian ion-ion negative mengalir ke anoda dan ion-ion
positif mengalir ke katoda.
b. Pada proses pengisian menurut skema Gambar 1.52 bila sel dihubungkan
dengan power supply maka, elektroda positif menjadi anoda dan elektroda
negative menjadi katoda dan proses kimia yang terjadi adalah sebagai
berikut:
53
SISTEM SUPLAI AC/DC
Baterai asam bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang (sulpuric acid=H2SO4).
Didalam baterai asam elektroda-elektrodanya terdiri dari plat-plat timah peroksida PbO2
(lead peroxide) sebagai anoda (kutub positif) dan timah murni Pb (lead sponge) sebagai
katoda (kutub negatif).
54
SISTEM SUPLAI AC/DC
Baterai alkali bahan elektrolitnya adalah larutan alkali (potassium hidroxide) terdiri dari:
55
SISTEM SUPLAI AC/DC
Umum yang banyak diinstalasi PLN adalah baterai alkali nickel-cadmium (Ni-Cd). Ciri-ciri
umum (tergantung pabrik pembuatnya) sebagai berikut:
Baterai lithium adalah baterai yang digerakan oleh ion lithium. Anoda dan katoda baterai
lithium-ion terbuat dari karbon dan oksida lithium. Sedangkan elektrolit terbuat dari garam
lithium yang dilarutkan dalam pelarut organik. Bahan pembuat anoda sebagian besar
merupakan grafit sedangkan katoda terbuat dari salah satu bahan berikut: lithium kobalt
oksida (LiCoO2), lithium besi fosfat (LiFePO4), atau lithium oksida mangan (LiMn2O4).
Elektrolit yang umum digunakan adalah garam lithium seperti lithium hexafluorophosphate
(LiPF6), lithium tetrafluoroborate (LiBF4), dan lithium perklorat (LiClO4) yang dilarutkan
dalam pelarut organik seperti etilen karbonat, dimetil karbonat, dan dietil karbonat.
56
SISTEM SUPLAI AC/DC
1.1.8.3.1 Elektroda
Tiap sel baterai terdiri dari 2 (dua) elektroda, yaitu elektroda positif dan negatif, direndam
dalam suatu larutan kimia yang berfungsi sebagai media perpindahan elektron pada saat
berlangsung charge discharg.
Elektroda positif dan negatif tersusun dari beberapa Grid yang berupa rangka besi
berfungsi sebagai tempat material aktif. Material aktif berfungsi sebagai material yang
bereaksi secara kimia untuk menghasilkan energi listrik.
57
SISTEM SUPLAI AC/DC
Gambar 1-56 a) Plat Grid, b) Material Aktif c) Grid Rangka Besi d) Terakit Dalam Plastic
Container
1.1.8.3.2 Elektrolit
Elektrolit adalah cairan atau larutan senyawa kimia yang berfungsi menghantarkan arus
listrik, larutan tersebut dapat menghasilkan muatan listrik positif dan negatif. Bagian yang
bermuatan positif disebut ion positif dan bagian yang bermuatan negatif disebut ion
negatif. Makin banyak ion - ion yang dihasilkan suatu elektrolit maka makin besar daya
hantar listriknya.
Sel baterai berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan elektrolit dan elektroda. Bahan
bejana (container) yang digunakan terdiri dari 2 (dua) macam:
Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari steel ditempatkan dalam rak kayu, hal
ini untuk menghindari terjadi hubung singkat antar sel baterai dan hubung tanah.
Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari plastik ditempatkan dalam rak besi
yang diisolasi, hal ini untuk menghindari terjadi hubung singkat antar sel baterai atau
hubung tanah apabila terjadi kerusakan/ kebocoran elektrolit baterai.
58
SISTEM SUPLAI AC/DC
Terminal dan klem pada sel baterai berfungsi untuk menghubungkan kutub - kutub sel
baterai, mengunakan bahan nickel plated steel atau cooper sedangkan penghubung antar
unit atau grup baterai menggunakan bahan nickel plated atau berupa kabel yang terisolasi
(Insulated Flexible Cable).
59
SISTEM SUPLAI AC/DC
Pada pemasangan baterai di ruangan tertutup, maka diperlukan adanya sirkulasi udara
yang cukup di ruang baterai tersebut. Selain dilengkapi dengan exhaust fan juga
membutuhkan ventilasi udara yang masuk. Ventilasi udara masuk ini harus di desain
khusus (dilengkapi penyaring udara) agar ruang baterai tidak mudah kotor dan volume
udara yang berputar cukup dengan tujuan membuang gas Hidrogen dan oksygen
(eksplosif) yang timbul akibat proses kimia baterai. Untuk ventilasi atau volume udara
yang mengalir adalah sebagai berikut.
Q = 55 X n X I
Q = 110 X n X I
Keterangan:
I = Arus pengisian pada akhir pengisian atau dalam kondisi pengisian Floating (Ampere)
60
SISTEM SUPLAI AC/DC
Pada saat Baterai sedang dilakukan pemeriksaan atau pengujian maka semua pintu atau
jendela ruangan harus terbuka.
Fuse Baterai
61
SISTEM SUPLAI AC/DC
Sistem suplai AC/DC yang sedang beroperasi memiliki potensi mengalami kegagalan,
gangguan, kerusakan. Untuk mengetahui peluang kegagalan dari setiap komponen yang
ada pada sistem DC digunakan metoda Failure mode and Effect Analysis (FMEA).
Adapun langkah dalam pembuatan FMEA ini adalah dengan mengelompokan komponen
sistem DC berdasarkan fungsinya.
a. Rectifier
- Transformator Utama
- Penyearah Thyristor
- Filter (Penyaring)
- Alarm Unit
b. Baterai
- Sel baterai
- Rak Baterai
c. Konduktor
- Kabel
d. Terminal - terminal
62
SISTEM SUPLAI AC/DC
In service inspection adalah kegiatan inspeksi yang dilakukan dalam keadaan operasi
tanpa pembebasan tegangan. Metoda yang digunakan yaitu pengecekan dengan panca
indera (visual, penciuman, pendengaran). Periodik pelaksanaan in service inspection,
pada sistem AC dibagi menjadi:
63
SISTEM SUPLAI AC/DC
Pengujian Dalam Keadaan Tidak Bertegangan dilakukan pada saat peralatan dalam
keadaan tidak bertegangan/ padam. Pekerjaan ini dilakukan secara rutin disetiap
pemeliharaan maupun pada saat investigasi ketidaknormalan (anomali).
64
SISTEM SUPLAI AC/DC
65
SISTEM SUPLAI AC/DC
66
SISTEM SUPLAI AC/DC
67
SISTEM SUPLAI AC/DC
68
SISTEM SUPLAI AC/DC
Selector Vmeter
d Pengukuran DC ground (khusus sistem 110 Volt)
Panel & Multimeter
69
SISTEM SUPLAI AC/DC
Ameter Panel,
Pengukuran tegangan dan arus pada saat pengisian
c Multimeter& Tang
equalizing
Amper
Pengujian dan pengukuran pada rectifier dan baterai dalam keadaan tidak tersambung ke
beban dan peralatan dalam keadaan off. Pada Gardu Induk yang terpasang 2 (dua) unit
maka dapat dilakukan secara bergantian, tetapi apabila terpasang hanya 1 unit maka
harus menggunakan baterai dan rectifier cadangan.
70
SISTEM SUPLAI AC/DC
71
SISTEM SUPLAI AC/DC
N
Inspeksi 2 Tahunan DCPDB Peralatan
o
72
SISTEM SUPLAI AC/DC
hilang
- Dioda Thyristor rusak
tegangan output
Berikut cara pengukuran tegangan ripple dilakukan pada titik output charger (sesudah
rangkaian filter LC) dan titik input beban (output voltage dropper). Pengukuran tegangan
ripple menggunakan alat ukur ripple voltage meter atau Osciloscope.
73
SISTEM SUPLAI AC/DC
- Kelebihan pengisian
74
SISTEM SUPLAI AC/DC
75
SISTEM SUPLAI AC/DC
- Gangguan mekanis
- Penuaan (aging)
pemasangan.
76
SISTEM SUPLAI AC/DC
- LBS Trip
- Trafo Rusak
- Thermostat rusak
- Baterai drop
77
SISTEM SUPLAI AC/DC
bakar
( mesin diesel)
- Kabel putus
Tegangan Output Tidak
- Meter panel rusak
Terbaca
- LBS Trip
- Generator rusak
- Mounting Rusak
Vibrasi Tinggi
- Sistem bahan bakar abnormal
78
SISTEM SUPLAI AC/DC
Evaluasi hasil pemeliharaan adalah merupakan kajian dan penilaian hasil inspeksi
maupun pengukuran kemudian membandingkan dengan Standar sebagai acuan dalam
menilai kondisi peralatan.
Baterai Nicad:
Tegangan
Floating:1,4-1,42V/sel
Tegangan
Equalizing:1,5-
Pemeriksaan Tegangan pengisian 1,55V/sel Voltmeter
4
rectifier dalam Panel
Baterai Lead Acid:
Tegangan Floating:
2,18V/sel
Tegangan Equalizing:
2,33V/sel
Visual &
7 Pemeriksaan Fuse/MCB/NFB Posisi – On
multimeter
79
SISTEM SUPLAI AC/DC
Tegangan Output
Meter Panel dan Indikasi (pada
10 Terbaca, indikasi Multimeter
saat Operasi)
normal
80
SISTEM SUPLAI AC/DC
Baterai NiCad:
8 Tegangan 1,4-1,42V/sel
Pemeriksaan tegangan per-sel dan
Multimeter
total (kondisi floating)
Baterai asam: 2,23
V/sel (IEC 4781)
Nicad: 1,5-1,55V/sel
Pemeriksaan tegangan per-sel dan
9 Multimeter
total (kondisi equalizing) Lead acid: 2,33 V/sel
(IEC 478-1)
Durasi pelaksanaan
Equalizing hingga arus
11 Durasi pengisian equalizing charging mencapai 0- Avometer
0.025 A X C dan atau
tegangan mencapai 1.5
81
SISTEM SUPLAI AC/DC
Pemeriksan tegangan
output ke arah beban
sebelum melaksanakan
equalizing dan
menambahkan pada
Pengukuran output tegangan ke sisi form uji untuk
beban saat proses pengujian memastikan kondisi
13 Avometer
equalizing (memastikan fungsi voltage dropper
Voltage dropper) tegangan sebagai
berikut : Baterai
Alkali:Tegangan 1,4-
1,42V/sel; Baterai
asam: 2,23 V/sel (IEC
4781).
Berdasarkan
Suhu terminal-terminal pada rectifier, IR
14 pembebanan selisih 1-
baterai dan panel AC/DCDB thermogun
2 ºC
IR
15 Suhu komponen utama rectifier Maksimum 45 ºC
thermogun
Sistem DC dilakukan
pergantian
Pengujian fungsi Change Over pengoperasian (jika
17 Multmeter
Switch terdapat dua sistem
batere) dari sistem 1 ke
sistem 2
1. Periksa
indikasi
Periode bulanan untuk fuse.
Pengujian fuse antara batere ke
18 mengetahui kesiapan 2. Ukur nilai
rectifier
fuse apabila diperlukan. tegangan
dengan
Voltmeter.
82
SISTEM SUPLAI AC/DC
Visual &
2 Beban PS Terbaca Ameter
panel
Visual &
Tegangan output Genset Pada Saat Sesuai range name
3 Vmeter
Operasi plate
panel
Nicad : Tegangan
1,4-1,42V/sel x jml
sel
1 Seting tegangan output rectifier Multimeter
Lead acid: 2,23 V/sel
x jml sel
Nicad : (0,2 x C) +
Arus Beban
Seting arus output rectifier (limit
2 Tang Ampere
current)
Lead acid : (0,1 x C)
+ Arus Beban
Nicad : 0,2 x C
Arus pengisian ke baterai setelah
3 Tang Ampere
baterai di test kapasitas
Lead acid: 0,1 x C
83
SISTEM SUPLAI AC/DC
bocor
Tegangan Positif –
Selector
Ground = Tegangan
Pemeriksaan Tegangan DC 110V switch
11 Negatif - Ground
terhadap ground Vmeter panel
& Multimeter
Selector
Positif – Ground: 0 V
switch
12 Pemeriksaan Tegangan DC 48 V
Vmeter panel
Positif – Negatif: 48 V
& Multimeter
Nicad : 1V/sel
Tegangan Akhir Pengosongan per-
14 Multimeter
sel
Lead acid: 1,8V/sel
84
SISTEM SUPLAI AC/DC
Kondisi baik:
Tidak open/
Pemeriksaan open circuit pada
19 menunjukan besaran Multimeter
rangkaian baterai
tegangan
M8=20 ±
20 2Nm,M10=30 ± 3Nm
Pemeriksaan konektor dan Visual &
kekencangan mur baut seluruh sel toolkit
M8=16 ±
1Nm,M10=20 ± 1Nm
Bekerja sesuai
settingnya:
- Berfungsi menjaga
tegangan nominal
beban tetap stabil
21 Pemeriksaan Voltage Dropper terutama pada Multimeter &
pola pengisian toolkit &
equalizing dan multimeter
Boost.
Keterangan:
Contoh perhitungan kapasitas baterai:
Hasil uji kapasitas baterai adalah 100 AH. Beban harian gardu induk tertinggi adalah 10 Ampere.
Maka baterai tersebut mampu menopang selama: 100AH : 10 Ampere = 10 Jam.
Visual &
1 Filter Udara Normal dan bersih
toolkit
85
SISTEM SUPLAI AC/DC
Visual pada
indikator
3 Bahan Bakar Pada Level Normal
level bahan
bakar
Visual pada
Pada Level Normal indikator
5 Minyak Pelumas dan Filter
dan bersih level minyak
pelumas
Tegangan Tidak
7 Baterai Drop, sesuai standart Multimeter
output
Tegangan tembus
10 Minyak Isolasi PS Visual
mengacu ke SE Trafo
4.7 Metode
4 REKOMENDASI
Rekomendasi yang dihasilkan mengacu kepada hasil pemeliharaan yang telah dilakukan
dibandingkan dengan standar yang ditetapkan dan rekomendasi langkah penyempurnaan
untuk meningkatkan keandalan Sistem DC
86
SISTEM SUPLAI AC/DC
Kelembaban ruangan
3 < 60 % Periksa heater Hygrometer
rectifier
Vacuum
4 Kebersihan rectifier Kotor Bersihkan
cleaner
Seting Tegangan
Tegangan pengisian
Floating Nicad 1,4V /
5 rectifier 110 V dan 48V Multimeter
Tidak cell, Lead Acid
(Floating)
sesuai 2,3/Cell
Periksa wiring
7 Lampu indikator rectifier Tidak Nyala indikator Ganti segera Visual
bila putus
Ganti Fuse/MCB/NFB
Visual &
8 Fuse/MCB/NFB kemudian dilengkapi
multimeter
Putus dengan Aux switch
Terdapat
Kondisi komponen utama Ganti komponen yang Multimeter &
10 komponen
pada rectifier rusak toolkit
yang rusak
Ganti Fuse/MCB/NFB
Visual &
2 Fuse/MCB/NFB kemudian dilengkapi
multimeter
Putus dengan Aux switch
87
SISTEM SUPLAI AC/DC
Tambahkan air
Visual &
Elektrolit Destilasi sampai
5 Kondisi level elektrolit corong
berkurang batas antara Minimum
pengisi
dan Maksimum
Periksa pendingin
3 Kelembaban ruangan < 60% Hygrometer
dan sirkulasi Udara
Periksa seal,
Periksa Baut,
Periksa pipa jalur Seal,
pelumasan, Matikan Sealtape,
Kondisi Minyak dan Dibawah
6 genset, Periksa Toolkit,
Indikator PS Level
apakah ada minyak
kebocoran pada tambahan
dudukan filter,
Tambahkan Minyak
Periksa inputan
Tegangan
meter, Periksa
Meter Panel dan Indikasi Output Tidak Toolkit,
7 terminal wiring,
(pada saat Operasi) Terbaca, dan Multimeter
periksa Output PS/
indikasi alarm
genset
88
SISTEM SUPLAI AC/DC
Thermomete
Periksa exhaust fan/
1 Suhu ruang genset Max 35°C r Toolkit,
coling fan
Multimeter
Periksa pendingin
2 Kelembaban ruangan < 70% Hygrometer
dan sirkulasi Udara
Periksa seal,
Periksa Baut,
Seal,
Periksa pipa jalur
Sealtape,
pelumasan, Matikan
Level Minyak Pelumas Dibawah Toolkit,
4 genset, Periksa
Genset Level minyak
apakah ada
pelumas
kebocoran pada
tambahan
dudukan filter,
Tambahkan Minyak
Teganga
n Output Periksa inputan
Meter Panel dan Tidak meter dan Indikasi,
Toolkit,
5 Indikasi (pada saat Terbaca, Periksa terminal
Multimeter
Operasi) dan wiring, periksa
indikasi Output PS/ genset
alarm
89
SISTEM SUPLAI AC/DC
- Periksa level
elektrolit
Rata-rata
- Periksa Berat jenis
tegangan per-
Pengukuran tegangan elektrolit Multimeter
3 sel
per-sel dan total & toolkit
bertegangan
- Setting tegangan
rendah
pengisian sesuai
jenis dan jumlah
sel baterai
Akurasi
Pemeriksaan kondisi Volt penunjukan Periksa dan
Multimeter
5 meter dan Ampere meter tidak sesuai Kalibrasi Vmeter
& toolkit
pada rectifier dengan kelas dan Ameter panel
meter
- Telusuri DC ground
fault dengan
Ground Fault tester
- Pencarian lokasi
gangguan
menggunakan
metode lokalisir
DC ground
Multimeter
Kondisi DC ground tidak - Prioritas tindak
6 & Ground
(khusus sistem 110V) seimbang ± lanjut anomali DC
Fault Tester
15% Ground ketika
terukur Positif
Ground (Pos-
Ground turun
15%). Selain
kondisi ini, tetap
dilakukan dengan
skala prioritas
kedua.
90
SISTEM SUPLAI AC/DC
- Mengencangkan
baut terminal
grounding.
Setting tegangan
Setting
output rectifier
tegangan
dengan acuan sbb:
output tidak
Seting tegangan dan arus
sesuai dengan Mutimeter.&
1 output rectifier ketika - Nicad:1,4-
yang toolkit
pengisian floating 1,42V/sel x jml sel
diharapkan
(pada baterai
- Lead acid: 2,23
Nicad/ asam)
V/sel x jml sel
Nicad:
Lakukan uji
Berat jenis kapasitas dan
BJmeter,
cairan elektrolit pengujian Carbon,
Dummy Load,
Kondisi berat jenis cairan bila perlu rekondisi
3 loader dan
elektrolit rendah pada elektrolit.
Charger
baterai Nicad
Portable
atau asam. Lead Acid:
Lakukan Uji
Kapasitas, bila ganti
91
SISTEM SUPLAI AC/DC
Kondisi isolasi
Tahanan isolasi
transformator Periksa, bila perlu
4 transformator utama Multimeter
menurun (<10 ganti
rectifier
MΩ)
Hasil
Perbaiki sistem
5 Pentanahan (Grounding) pengukuran > 1 Earth tester
pentanahan
Ω
- Kencangkan
Terminal pada dengan torsi yang
transformator sesuai.
Kekencangan mur baut longgar
6 pada terminal - Ukur arus pada Visual & toolkit
transformator utama sisi sekunder
transformator, bila
tidak simetris ganti
transformator.
Ganti capasitor
7 Filter capasitor Retak, Bocor dengan spesifikasi Visual & toolkit
teknis yang sama.
- Usut gangguannya
Putus dan
Fuse/ pengaman pada
8 indikasi tidak - Periksa Visual & toolkit
rectifier
ada kesesuaian rating
arus pada fuse
- Melakukan
pemeriksaan
Terminal terminal.
Terminal-terminal dan
9 pengawatan Visual & toolkit
pengawatan pada rectifier
longgar - Kencangkan dan
bila perlu ganti
terminal
- Bersihkan
Modul menggunakan
Modul elektronic dan elektronik dan contact cleaner
10 Visual & toolkit
Socket pada PCB socket kotor/
rusak - Bila kondisi rusak
ganti.
Buka konektor,
Kondisi konektor dan Konektor antar
bersihkan dan
11 kekencangan mur baut sel baterai Visual & toolkit
kencangkan dengan
seluruh sel baterai longgar
torsi yang sesuai
92
SISTEM SUPLAI AC/DC
- Periksa kondisi
dioda Dropper
- Melakukan
pemeriksaan sel
Berkarat/
13 Rak baterai - Bongkar sel Visual & toolkit
korosif
baterai, bersihkan
karat dan cat
kembali
- Lakukan pengisian
boost kemudian uji
kapasitas ulang
Kondisi baterai
- Bila kapasitas Multimeter,
per sel
Kapasitas baterai per sel tidak meningkat, Dummy load,
mengalami
14 menurun (<80%) untuk sebelum rekondisi loader,
penurunan
NiCad. elektrolit, lakukan Charger
kapasitas
uji carbon Portable
(<80%)
- Lakukan
penggantian sel
yang rusak
- Hentikan
pengisian jika
suhu elektrolit >35
o
C
Suhu baterai
pada saat
- Periksa Terminal
pengisian Stick
15 Suhu elektrolit sel baterai sambungan sel
dengan harga Thermometer
baterai
tinggi ( Boost)
naik > 35 oC
- Lakukan uji
karbon, bila perlu
reconditioning
elektrolit (NiCad)
Hasil Uji
Lakukan Uji Lab
melebihi yang
16 Kandungan Carbon reconditioning Kandungan
ditentukan
elektrolit karbon
(Sesuai standar
93
SISTEM SUPLAI AC/DC
pabrikan)
Periksa tegangan
Sensor low
output rectifier, bila
voltage pada
tegangan normal
Seting Sensor Low DC rectifier
17 lakukan tuning Visual & toolkit
Voltage menyala dan
sampai lampu
tidak bisa
indikator low voltage
direset
bisa di reset
Periksa tegangan
Sensor High
output rectifier, bila
voltage pada
tegangan tidak
Seting Sensor High DC rectifier
18 normal lakukan Visual & toolkit
Voltage menyala dan
tuning sampai lampu
tidak bisa
indikator low voltage
diriset
bisa di reset.
- Bersihkan Filter
Kotor, Toolkit, Filter, Lap/
1 Filter Udara
Sobek majun
- Ganti Filter
- Periksa Minyak
Minyak Pelumas dan pada manometer
5 Kotor Toolkit, Lap/ majun
Filter
- Tambahkan
94
SISTEM SUPLAI AC/DC
Minyak, Ganti
Minyak & Filter
- Periksa dan
Lakukan
Pengukuran
tegangan charger
Baterai,
- Bersihkan konektor
baterai
- Ganti Baterai
- Cek Sistem
Pendingin
Bocor,
- Periksa Level
8 Sistem Pendingin Panas Toolkit
pendingin,
berlebih
tambahkan air
murni yang sudah
di treatment
Lakukan Pengukuran
Nilai R
9 Sistem Pentanahan Kondisi Normal, hasil Toolkit, Earth Tester
tinggi
R dibawah 0,5 ohm
Lakukan
10 Kondisi Baut Kendor Toolkit
Pengencangan,
95
SISTEM SUPLAI AC/DC
Cek Sistem
3 Sistem Pendingin Bocor, Panas Toolkit,
Pendingin
Lakukan Pengukuran
Toolkit, Earth
4 Sistem Pentanahan Nilai R Tinggi Kondisi Normal, hasil
Tester
R dibawah 0,5 ohm
Tegangan
tembus Toolkit, Minyak
5 Minyak Isolasi Ganti Minyak
dibawah pengganti
Standar
96
SISTEM SUPLAI AC/DC
1 2 5 K
M 3 6
B T T T o
in B B
H ul a a a n
g ul ul
ar a h h h di
KODE SUBSISTEM/KOMPONEN ITEM PEKERJAAN g a a KETERANGAN
ia n u u u si
u n n
n a n n n o
a a a
n a a a n
n n n
n n n al
19 SISTEM AC/DC SUPLAI
19.1 INSPEKSI
Inspeksi Level -1
19.1.1
(In service Inspection)
Transformator Pemakaian
19.1.1.1
Sendiri (PS)
19.1.1.1.1 Kondisi Fisik peralatan Pemeriksaan fisik Trafo PS ●
19.1.1.1.2 Minyak dan Indikator Pemeriksaan Levelminyak dan indikator ●
19.1.1.1.3 Panel Kontrol dan Lampu Indikasi Pemeriksaan Panel dan annunciator ●
19.1.1.2 Generator Set
Pemeriksaan kebersihan Fisik engine dan
19.1.1.2.1 Kondisi Fisik Peralatan
Generator ●
97
SISTEM SUPLAI AC/DC
baterai
DC Panel Distribution Board
19.1.1.5
(DCPDB)
Panel meter, Lampu indikator
19.1.1.5.1
DCPDB
pemeriksaan fungsi annunciator ●
19.1.1.5.2 Kondisi Fuse/MCB/NFB pemeriksaan close/open ●
19.1.1.5.3 Kondisi panel DCPDB Pemeriksaan kebersihan panel ●
Pemeriksaan kebersihan dan kondisi
19.1.1.5.4 Terminal-terminal
terminal ●
19.1.1.5.5 Kesiapan penerangan darurat Pemeriksaan penerangan darurat ●
19.1.1.6 Ruang Baterai
19.1.1.6.1 Suhu dan Kelembaban Ruangan Pemeriksaan suhu dan kelembaban ●
19.1.1.6.2 Kebersihan Ruangan Pemeriksaan kebersihan ●
19.1.1.6.3 Kipas ventilasi (exhaust fan) Pemeriksaan exhaust fan/sirkulasi udara ●
Inspeksi Level -2
19.1.2
(In service Measurement)
19.1.2.1 Generator Set
Pemeriksaan Pengisian Baterai untuk
19.1.2.1.1 Charging Sistem/Alternator
Start Engine ●
19.1.2.1.2 Tegangan Output Generator Pemeriksaan V out Generator ●
19.1.2.1.3 Panel kontrol dan lampu indikasi Pemeriksaan fungsi kontrol dan indikator ●
99
SISTEM SUPLAI AC/DC
19.1.2.1.6 Sistem bahan bakar Pemeriksaan filter transparan dan selang ● Visual
19.1.2.1.10 Filter udara (250 jam kerja) Penggantian filter udara ● Toolskit
Filter bahan bakar (250 jam
19.1.2.1.11
kerja)
Penggantian filter udara ● Toolskit
19.1.2.2 Baterai
19.1.2.2.1 Level elektrolit Baterai Pemeriksaan Level elektrolit baterai ●
Pemeriksaan fisik casing/container
19.1.2.2.2 Casing Baterai (container)
baterai ●
Kondisi Baterai Bank dan rak
19.1.2.2.3
baterai
Pemeriksaan Kebersihan cell baterai ●
100
SISTEM SUPLAI AC/DC
101
SISTEM SUPLAI AC/DC
103
SISTEM SUPLAI AC/DC
104
SISTEM SUPLAI AC/DC
105
SISTEM SUPLAI AC/DC
106
SISTEM SUPLAI AC/DC
107
SISTEM SUPLAI AC/DC
108
SISTEM SUPLAI AC/DC
109
SISTEM SUPLAI AC/DC
110
SISTEM SUPLAI AC/DC
111
SISTEM SUPLAI AC/DC
DAFTAR ISTILAH
1. In Service
2. In Service Inspection
3. In Service Measurement
4. Shutdown Testing/Measurement
112
SISTEM SUPLAI AC/DC
DAFTAR PUSTAKA
113