i
DAFTAR ISI
I. KABEL ............................................................................................................................................ 1
1. Pengertian ............................................................................................................................ 1
1. Pengertian ........................................................................................................................... 6
2. Jenis-Jenis Circuit Breaker................................................................................................... 6
2.1. MCB .............................................................................................................................. 6
2.2. MCCB ............................................................................................................................ 8
2.3. ACB ............................................................................................................................... 11
3. Cara Pemilihan .................................................................................................................... 11
i
1. Pengasutan otor Listrik ....................................................................................................... 31
2. Rangkaian Direct Online(DOL) ............................................................................................ 31
3. Rangkaian Forward Reverse ............................................................................................... 32
4. Rangkaian Star-Delta........................................................................................................... 32
1. Pengertian ........................................................................................................................... 34
2. Cara Kerja Soft Starter ........................................................................................................ 34
3. Wiring Connection .............................................................................................................. 35
4. Cara Setting ......................................................................................................................... 37
5. Pemilihan Soft Starter ......................................................................................................... 38
1. Pengertian ........................................................................................................................... 39
2. Cara Kerja VSD .................................................................................................................... 40
3. Wiring Connection .............................................................................................................. 41
4. Cara Setting ......................................................................................................................... 42
5. Pemilihan VSD ..................................................................................................................... 43
LAMPIRAN
ii
KABEL
1. Pengertian
Penamaan kabel terdapat pada lampiran PUIL 2011 (Persyaratan Umum Instalasi
Listrik Tahun 2011). Untuk standar warna kabel mengikuti tabel dibawah :
2. Jenis-Jenis Kabel
Ada beberapa kabel yang dipakai dalam Instalasi Motor Listrik. Penggunaan kabel
haruslah sesuai dengan peruntukannya. Berikut adalah beberapa kabel yang dipakai :
2.1 Kabel NYA
Kabel NYA ini sering digunakan pada instalasi penerangan maupun instalasi
kontrol motor. Kabel NYA hanya memiliki satu inti penghantar berbentuk
pejal pada ukuran dibawah 10mm, namun untuk ukuran 16mm dan
diatasnya, akan tampak beberapa kabel pejal yang menyerupai serabut,
namun lebih besar dan kaku. Pada penggunaannya di instalasi rumah tinggal
kabel NYA menggunakan pipa untuk melindungi secara mekanis ataupun
melindungi dari air dan kelembaban yang dapat merusak kabel tersebut,
namun untuk Instalasi Motor, kabel jenis ini hanya digunakan pada instalasi
1
di dalam panel saja. Biasa digunakan untuk Kabel Power (Daya) yang terdapat
di Panel.
Kabel NYY biasanya digunakan untuk kabel power/daya. Kabel ini juga dapat
ditanam dalam tanah, dengan syarat diberikan perlindungan terhadap
kemungkinan kerusakan mekanis. Pada prinsipnya susunan NYY ini sama
dengan susunan NYM. Hanya tebal isolasi dan selubung luarnya serta jenis
PVC yang digunakan berbeda. Warna selubung luarnya hitam. Untuk kabel
tegangan rendah tegangan nominalnya 0,6/1 kV dimana maksudnya yaitu :
2
ditanam di dalam tanah asalkan diberi perlindungan secukupnya terhadap
kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis.
3
3. Pemilihan Kabel
Dalam pemilihan jenis penghantar yang akan di pakai dalam instalasi tersebut
ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang meliputi:
3. Kondisi suhu.
4. Drop tegangan.
5. Kondisi lingkungan.
6. Kekuatan mekanis.
7. Kemungkinan perluasan.
Kapasitas Hantar Arus ( KHA ) suatu kabel dapat dinyatakan sebagai kemampuan
maksimum kabel untuk dilalui arus secara terus-menerus tanpa menyebabkan kerusakan
pada kabel tersebut.
Menurut PUIL 2011 pasal 510.5.3.1yang berbunyi “Konduktor sirkit akhir yang
menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHAkurang dari 125 % arus pengenal
beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh perludigunakan konduktor yang cukup
ukurannya hingga tidak terjadi drop voltase yangberlebihan. Konduktor sirkit akhir untuk
motor dengan berbagai daur kerja dapatmenyimpang dari persyaratan di atas asalkan jenis
dan penampang konduktor sertapemasangannya disesuaikan dengan daur kerja tersebut.”
= 125%
Untuk menentukan kapasitas hantar arus ( KHA ) dan luas penampang penghantar
maka harus diketahui arus nominal ( In ) dari beban yang dihubungkan, In untuk arus AC
3fasa dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
=
√3
In = Arus Nominal (Amepere)
Setelah ditentukan KHA, pilih Kabel sesuai dengan Tabel Standar PUIL 2011 seperti
contoh dibawah :
4
Tabel Penentuan kabel berdasarkan KHA
5
CIRCUIT BREAKER
1. Pengertian
Circuit Breaker (CB) memiliki beberapa jenis yang pada dasarnya dari kesemua itu
memiliki persamaan fungsi. Yang berbeda adalah Sistem pemutusan dan sarana pemadam
busur apinya.
Berikut adalah CB yang banyak digunakan di PT Pamapersada Nusantara :
2.1. MCB (Miniature Circuit Breaker)
6
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan
elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban
lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika
terjadi hubung singkat.
Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal
overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal),
pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya
arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan
sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak. Berikut
adalah gambar di dalam MCB.
MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa, sedangkan
untuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang
disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub
yang lainnya juga akan ikut terputus. MCB memiliki nilai rating arus nominal yang
kecil yaitu antara 2 Ampere sampai dengan 40 Ampere. MCB juga memiliki
Breaking Capasity yang berarti kapasitas pemutusan dimana MCB tersebut tidak
dapat memutuskan arus listrik.
Berikut ini adalah contoh karakteristik, kurva, Tipe dan Marking pada MCB
Merk Merlin Gerin / Schneider.
7
Type & Karakteristik MCB
Fungsi MCCB ini sebenarnya sama dengan MCB tiga fasa. Yang membedakan
adalah MCCB ini biasanya memiliki rating arus yang lebih besar 20 Ampere sampai
dengan 1000 Ampere. Selain itu Toggle untuk pemutusannya hanya satu. Tidak
seperti MCB yang 3 toggle digabung jadi satu. Selain itu, dalam beberapa tipe
8
MCCB, ada pula yang bisa diatur settingannya. Dalam hal ini adalah
merubah/menggeser kurva pemutusannya seperti dilihat pada gambar dibawah.
9
Dalam pengoperasiannya, jika MCB hanya ada 2 posisi yaitu I untuk ON dan 0
untuk OFF, pada MCCB terdapat 3 posisi yaitu I untuk ON, 0 untuk OFF/Reset dan
Trip. Ketika MCCB pada posisi Trip, untuk kembali meng-On-kan kita harus melalui
0/Off dahulu untuk mereset.
Pengoperasian MCCB
10
2.3. ACB (Air Circuit Breaker)
3. Cara Pemilihan
Rating arus dalam hal ini sangat berpengaruh terhadap sistem pemutusannya.
Dengan rating arus yang besar, haruslah dilakukan secepat mungkin untuk menghindari
bunga api yang lebih besar. Standar Pemilihan CB untuk beban listrik bukan motor listrik
disesuaikan dengan jumlah arus nominal yang terpasang. Sementara untuk pemilihan MCB
sebagai proteksi motor, berikut ini adalah tabel prosentase maksimum dari Setting MCB
sesuai dengan jenis Motor.
PUIL 2011 Pasal 510.5.4.3 Arus pengenal GPAL motor sekurang-kurangnya 110% -
115% arus pengenal motor. Berikut adalah Contoh soal perhitungan dari PUIL 2011 :
11
Contoh Perhitungan berdasarkan Standar PUIL 2011
12
EARTH LEAKAGE CIRCUIT BREAKER
(ELCB)
1. Pengertian
ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dalam beberapa merk juga disebut RCD
(Residual Curent Device),RCCB (Residual Curent Circuit Breaker), GFCI (Ground Fault Circuit
Interuptor), GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa). Walaupun berbeda-beda namun secara prinsip
adalah sama. Yakni, alat ini akan bekerja / aktif bila mendeteksi adanya arus bocor ke
tanah. Karena kemampuan itulah, arus bocor ini dianalogikan dengan arus sengatan listrik
yang mengalir pada tubuh manusia. Meskipun demikian ada pula ELCB yang melindungi arus
bocor ke peralatan motor listrik.
2. Cara Kerja
13
Cara Kerja ELCB
Pemasangan ELCB
14
Bila tidak ada arus bocor (ke tanah atau tubuh manusia) maka jumlahresultant arus
yang mengalir dalam keempat penghantar sama dengan nol.Sehingga trafo arus (CT) tidak
mengalami induksi dan triggerelektromagnet tidak aktif. Dalam hal ini tidak terjadi apa – apa
dalamsistem.
Namun sebaliknya bila ada arus bocor, maka jumlah resultant arus tidaksama
dengan nol, CT menginduksikan tegangan dan mengaktifkan triggersehingga alat pemutus
daya ini bekerja memutuskan beban dari sumber(jaringan).
Bila pengamanan untuk satu jenis beban saja maka RCD / ELCB dipasangpada
saluran masukan alat saja. Sedangkan bila pengamanan untuk semuaalat/beban dan
saluran, maka alat pengaman dipasang pada sisimasukan/sumber semua beban. Mana yang
terbaik, tergantung dari apayang diinginkan.
3. Cara Pemilihan
Pemilihan ELCB disesuaikan dengan kegunaan dan karakteristik bebannya.
Pertama-tama kita harus menentukan ELCB itu digunakan untuk apa. Jika digunakan untuk
perlindungan terhadap manusia, gunakan ELCB dengan Sensitivitas 30mA. Jika digunakan
untuk perlindungan terhadap Motor listrik, ataupun bahaya kebakaran, gunakan Sensitivitas
300mA
Beban yang dilewatkan ke ELCB berpengaruh juga terhadap besar kecilnya Rating
ELCB. Selain itu, penggunaan 1 Phasa atau 3 Phasa juga mempengaruhi pemilihannya.
Pemilihan Rating ELCB sebisa mungkin tidak lebih kecil dari MCB/MCCB yang dipasang
diatasnya.
15
KONTAKTOR
1. Pengertian
Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan
momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan loncatan bunga api pada alat
penghubungnya. Selain itu, dalam pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan beberapa
alat otomatis dan alat penghubung yang paling mudah adalah dengan menggunakan sakelar
magnet yang biasa dikenal dengan kontaktor magnet. Kontaktor magnet yaitu suatu alat
penghubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan antara
sumber arus dengan muatan. Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka koil akan
menjadi magnet dan menarik kontak sehingga kontaknya menjadi terhubung dan dapat
mengalirkan arus listrik.
Pada gambar diatas, kontak 3 dan 4 adalah NC sedangkan kontak 1 dan 2 adalah
NO. Apabila tidak ada arus maka kontak akan tetap diam. Tetapi apabila arus dialirkan
dengan menutup switch maka kontak 3 dan 4 akan membuka sedangkan kontak 1 dan 2
akan menutup.
16
Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak bantu. Kontak
utama tendiri dari kontak NO dan kontak bantu terdiri dan kontak NO dan NC. Konstruksi
dari kontak utama berbeda dengan kontak bantu, yang kontak utamanya mempunyai luas
permukaan yang luas dan tebal. Kontak bantu luas permukaannya kecil dan tipis.
Kontaktor pada umumnya memiliki kontak utama untuk aliran 3 fasa. Dan juga
memiliki beberapa kontak bantu untuk berbagai keperluan. Kontak utama digunakan untuk
mengalirkan arus utama, yaitu arus yang diperlukan untuk beban, misalnya motor listrik,
pesawat pemanas dan sebagainya. Sedangkan kontak bantu digunakan untuk mengalirkan
arus bantu yaitu arus yang diperlukan untuk kumparan magnet, alat bantu rangkaian, lampu
lampu indikator, dan lain-lain.
Dewasa ini kontaktor magnet lebih banyak digunakan di bidang industri dan
laboratonium. Hal ini karena kontaktor mudah dikendalikan dari jarak jauh. Selain itu,
dengan perlengkapan elektronik dapat mengamankan rangkaian listrik.
Keuntungan menggunakan kontaktor ialah:
a. Pelayanannya mudah
b. Momen kontak cepat
Sedangkan Kerugiannya:
a. Mahal harganya,
b. Perawatannya cukup sukar,
c. Jika saklar putus sedangkan kontaktor dalam keadaan bekerja, maka kontaktor akan
lepas dengan sendirinya. Kontaktor tidak akan bekerja lagi walaupun sakelar induk
telah disambung kembali sebelum tombol start ditekan lagi.
Tidak seperti sakelar mekanis, dalam merakit dan menggunaan kontaktor harus
dipahami rangkaian pengendali (control) dan rangkaian utama. Rangkaian pengendali ialah
rangkaian yang hanya menggambarkan bekerjanya kontaktor dengan kontak-kontak
bantunya. Sedangkan rangkaian utama ialah rangkaian yang khusus memberikan hubungan
beban dengan sumber tegangan (jala-jala) 1 fasa atau 3 fasa. Bila kedua rangkaian itu
dipadu akan menjadi rangkaian pengawatan (circuit diagram).
17
Konstruksi Kontaktor
Konstruksi umum sebuah kontaktor dapat dilihat pada gambar diatas. Kontaktor
memiliki kontak diam dan kontak - kontak yang bergerak apabila koil mendapat arus dari
sumber. Kontaktor akan bekerja selama koil mendapat arus. Apabila arus terputus maka
kontaktor akan kembali ke posisi semula.
3. Jenis Kontaktor
Jenis Kontaktor dibagi menjadi beberapa Type menurut karakteristik beban dan
pengoperasiannya. Berikut adalah kategori kontaktor yang tersedia :
Kategori pemakaian AC 1 : Pemakaian pada semua tipe beban a.c dengan factor
daya tidak kurang dari pada 0,96 (Cos Q 0,95)
Contohnya : Peralatan pemanas (Heating), distribusi.
Kategori pemakaian AC2 : Kategori pemakaian ini pada starting, plugging atau
inching motor slipring. Pada penutupan kontaktor
membuat arus starting 2,5 kali arus beban motor
nominal. Pada pembukaan, kontaktor memutuskan
arus starting pada tegangan yang tidak melebihi
tegangan supply.Contohnya : Alat-alat pengankut
(hoisting), metallurgy.
Kategori pemakaian AC3 : Pemakaian pada motor rotor sangkar dengan
pembebanan selama putaran normal. Pada penutupan
kontaktor arus starting antara 5 samapai 7 kali arus
18
nominal dapat memutuskan arus nominal motor,
maka titik tegangan pada terminal kontaktor kira-kira
atau mendekati 20% tergantung suplly pembebanan
ringan.
Contohnya : Semua motor rotor sangkar standar atau switching
stator motor slipring yang digunakan pada mesin
otomatis, lift, escalator, convenyor, bucket elevator,
compressor, pompa, fan, mill, mixer, airconditioning
refrigeration, valve.
Kategori pemakaian AC4 : Kategori pemakaian ini untuk plugging, inching motor
rotor sangkat atau slipring. Kontaktor
menghubungkan arus starting yang mungkin sebesar 5
sampai 7 kali arus nominal motor. Tegangan
pengereman pada motor kecepatan rendah
mendekati sama dengan tegangan suplly.
Contohnya : Mesin printing, mesin penarik kawat, mesin tool dengan inching,
metallurgy, peralatan pengangkat (hosting
4. Pemilihan Kontaktor
19
Untuk menentukan rating kontaktor, perlu juga diperhatikan ketersediaan di
pasaran. Berikut adalah Contoh tabel pemilihan Kontaktor pada katalog Schneider.
20
THERMAL OVERLOAD RELAY
1. Pengertian TOLR
Dalam instalasi motor listrik, dibutuhkan pengaman terhadap beban lebih dengan
tujuan untuk menjaga dan melindungi motor listrik dari kerusakan yang fatal akibat
gangguan beban lebih. Thermal Overload Relay (TOLR/TOR) adalah salah satu pengaman
motor listrik dari arus yang berlebihan. Bila Arus yang melewati motor listrik terlalu besar
maka akan merusak beban, oleh sebab itu TOR akan memutuskan rangkaian apabila ada
arus listrik yang melebihi batas beban.
Arus yang terlalu besar yang timbul pada beban motor listrik akan mengalir pada
belitan motor listrik yang dapat menyebabkan kerusakan dan terbakarnya belitan motor
listrik. Untuk menghindari hal itu dipasang termal beban lebih pada alat pengontrol. Prinsip
kerja termal beban lebih berdasarkan panas (temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang
mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal. Dan sifatnya pelengkungan bimetal
akibat panas yang ditimbulkan, bimetal akan menggerakkan kontak-kontak mekanis
pemutus rangkaian listrik (Kontak 95-96 membuka) TOLR bekerja berdasarkan prinsip
pemuaian dan benda bimetal. Apabila benda terkena arus yang tinggi, maka benda akan
memuai sehingga akan melengkung dan memutuskan arus.
21
Cara Kerja Bimetal
Arus yang berlebihan akan menimbulkan panas, sehingga dapat membengkokkan
benda bimetal.
3. Cara Pemilihan
Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat melewati TOLR, dapat diatur
dengan memutar penentu arus dengan menggunakan screw sampai didapat harga yang
diinginkan.
Menurut PUIL 2011 510.5.5.2menyebutkan bahwa Setting nilai dari TOLR tidak
boleh melebihi Arus Nominal Motor. TOLR yang dipakai disesuaikan pula dengan yang ada di
pasaran. Berikut ini adalah contoh katalog Schneider yang ada di pasaran.
22
23
MOTOR LISTRIK
Prinsip dasar dari sebuah motor listrik adalah konversi energi elektromekanik yaitu
konversi dari energi listrik ke energi mekanik. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja”
nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik
total di industri.
Motor listrik dibagi menjadi beberapa jenis yang ditampilkan dalam diagram
dibawah ini.
24
o Putarannya sulit diatur.
o Arus asut yang cukup tinggi, antara 5 s/d 7 kali arus nominal motor
Konstruksi motor induksi secara detail terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian stator
dan bagian rotor (Gambar 2.2). Stator adalah bagian motor yang diam terdiri: badan motor,
inti stator, belitan stator, bearing, dan terminal box. Bagian rotor adalah bagian motor yang
berputar, terdiri atas rotor sangkar, dan poros rotor. Konstruksi motor induksi tidak ada
bagian rotor yang bersentuhan dengan bagian stator, karena dalam motor induksi tidak ada
komutator dan sikat arang.
25
2.1. Stator
Stator merupakan bagian yang diam dari sebuah motor induksi tiga fasa. Pada
prinsipnya stator dari motor induksi sama seperti stator pada generator sinkron. Stator dibuat
sedemikian rupa yang mempunyai alur-alur sebagai tempat kawat-kawat kumparan. Gulungan
stator adalah gulungan tiga fasa dan dengan mengatur gulungan ini dapat menentukan jumlah
kutub dan dengan demikian dapat juga menentukan kecepatan sinkron.
Pada dasarnya belitan stator motor induksi tiga fasa sama dengan belitan motor
sinkron. Konstruksi statornya belapis- lapis dan mempunyai alur untuk melilitkan kumparan.
Stator mempunyai tiga buah kumparan, ujung-ujung belitan kumparan dihubungkan melalui
terminal untuk memudahkan penyambungan dengan sumber tegangan. Masing-masing
kumparan stator mempunyai beberapa buah kutub, jumlah kutub ini menentukan
kecepatan motor tersebut. Semakin banyak jumlah kutubnya maka putaran yang terjadi
semakin rendah.
26
2.2. Rotor
Rotor Sangkar
(Prih Sumardjati,dkk. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 3 hal: 409)
Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada jenis rotor lilit,
sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri atas batang-
batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor. Batang penghantar ini terbuat
dari tembaga, alloy atau alumunium. Ujungujung batang penghantar dihubung singkat oleh
cincin penghubung singkat, sehingga berbentuk sangkar burung. Motor induksi yang
menggunakan rotor ini disebut Motor Induksi Rotor Sangkar.
Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka tidak
dibutuhkan tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada saat awal
berputar. Alur-alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan sumbu (poros) tetapi
sedikit miring.
3. Prinsip Kerja Motor Induksi
Motor induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Listrik yang diubah adalah listrik 3 phasa. Motor induksi sering juga disebut motor
tidak serempak atau motor asinkron. Prinsip kerja motor induksi dapat dilihat pada gambar.
27
Gambar 2.6 Prinsip Kerja Motor Induksi
28
Gambar 2.7 Belitan stator motor induksi dua kutub
Gambar 2.8 Bentuk gelombang sinusoida dan timbulnya medan putar pada motor
induksi
1. Saat sudut 0°. Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3 bernilai negatif dalam hal ini
belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan belitan V1, U2
dan W1 bertanda titik (arus listrik menuju pembaca). Terbentuk fluks magnet pada garis
horizontal sudut 0°. Kutub S (south = selatan) dan kutub N (north = utara).
2. Saat sudut 120°. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3 bernilai negatif,
dalam hal ini belitan W2, V1, dan U2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan
29
kawat W1, V2, dan U1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluks magnit kutub S
dan N bergeser 120° dari posisi awal.
3. Saat sudut 240°. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatif, belitan U2, W1, dan
V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan kawat U1, W2, dan V1 bertanda
titik (arus menuju pembaca). Garis fluks magnit kutub S dan N bergeser 120° dari posisi
kedua.
4. Saat sudut 360°. posisi ini sama dengan saat sudut 0°, di mana kutub S dan N kembali
keposisi awal.
Dari keempat kondisi di atas saat sudut 0°, 120°, 240°, dan 360°, dapat dijelaskan
terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar stator akan memotong belitan
rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut kecepatan sinkron, tidak dapat
diamati dengan alat ukur tetapi dapat dihitung secara teoritis besarnya
.
= (1)
= !100% (2)
30
PENGASUTAN MOTOR LISTRIK
1. Pengasutan Motor Listrik
Pengasutan suatu motor listrik atau sering juga disebut starter motor adalah cara
menjalankan pertama kali motor dengan berbagai komponen kontrol. Starting yang baik dan
sempurna tergantung pada perencanaan starter yang baik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pengasutan motor listrik adalah :
1. Tipe motor listrik yang dipakai
2. Jenis dan karakteristik motor
3. Batas kemampuan nominal motor
4. Sistem pengoperasian motor
5. Karakteristik beban yang digerakkan oleh motor
6. Tipe starting yang dipakai
Apabila faktor-faktor tersebut telah sesuai, pemilihan pengasutan motor perlu
pertimbangan lamanya starting dan besarnya arus starting. Saat motor induksi distarting
secaara langsung, arus awal motor besarnya antara 500% sd 700% dari arus nominal. Ini
akan menyebabkan drop tegangan yang besar pada pasokan tegangan PLN. Untuk motor
daya kecil sampai 5 kW, arus starting tidak berpengaruh besar terhadap drop tegangan.
Namun untuk motor berdaya besar arus start akan sangat berpengaruh dikarenakan
menyebabkan drop tegangan yang besar dan menurunkan kualitas listrik dan pengaruhnya
pada beban yang berkedip.
Ada beberapa cara teknik pengasutan motor induksi rotor sangkar, diantaranya
rangkaian konvensional dan rangkaian modern:
Rangkaian Konvensional Contohnya
1. Pengasutan Langsung (Direct On Line)
2. Pengasutan Forward - Reverse
3. Pengasutan Y-D (Star-Delta)
4. Pengasutan dengan Tahanan Mula
5. Pengasutan dengan Reaktan Mula
6. Pengasutan dengan Autotransformer
Pada Rangkaian Conveyor System, rangkaian yang sering digunakan adalah DOL,
Forward – Reverse, Star – Delta, Soft Starting dan VSD / Inverter.
Rangkaian Direct On Line (DOL) biasa digunakan untuk Control Motor 1 Arah
dengan Daya kurang dari 5,5KW. Arus Start yang dihasilkan bisa mencapai 7 kali Arus
Nominal Motor (7 x In). Rangkaian ini sangat sederhana, namun menghasilkan Arus Start
yang Tinggi. Contoh penggunaan : Motor Conveyor / Motor Pompa dengan kapasitas kecil.
31
Gambar Rangkaian Direct On Line (DOL)
32
menggunakan switch secara langsung dalam menurunkan tegangan begitu motor mulai
berjalan atau sesaat setelah starting.Waktu untuk merubah keadaan dari Y ke D setiap
motornya berbeda-beda. Setting waktu dari perubahan Y ke D haruslah diperhitungkan
lebih dari 80% kecepatan sinkron atau tidak melebihi titik pemotongan antara lengkung
karakteristik torsi bintang dan karakteristik torsi beban terpasang.
Dengan cara kerja seperti ini maka pada waktu starting tegangan yang bekerja pada
motor misalnya 380 V dapat dikurangi sebesar √3V (58%) menjadi 220 V untuk masing-
masing fasa dari tegangan kerja motor dan akan bekerja penuh sebesar 380 V pada waktu
pindah ke rangkaian Delta. Dengan begitu otomatis arus yang bekerja pada waktu start
dapat diperkecil walaupun torsi start menjadi lebih kecil tetapi masih cukup kuat untuk
mengangkat beban. . Dikarenakan banyak motor berdaya besar ada pula yang
membutuhkan dua arah putaran, pengasutan Y-D ini dapat dimodifikasi menjadi pengasutan
Y-D dengan dua arah putar.
33
SOFTSTARTER
1. Pengertian
Soft starting adalah suatu cara lain penurunan tegangan pengasutan dari Motor
Induksi . Soft starting merupakan metode pengasutan yang prinsip kerja dari pengasutan
yang hampir sama dengan pengasutan motor menggunakan primary resistance atau
primary reactance yang diseri dengan suplai tegangan ke motor. Soft starting terdiri dari
komponen solid state thyristor untuk mengontrol tegangan yang masuk ke motor secara
bertahap sampai tegangan penuh. Tujuannya untuk mendapatkan pengasutanyang
terkendali, sehalus mungkin serta terproteksi dan tercapai kecepatan nominal yang konstan.
2. Cara Kerja
Pertama-tama motor hanya diberikan tegangan yang rendah sehingga arus dan
torsi pun juga rendah. Pada level ini motor hanya sekedar bergerak perlahan dan tidak
menimbulkan kejutan. Selanjutnya tegangan akan dinaikan secara bertahap sampai ke
nominal tegangannya dan motor akan berputar dengan dengan kondisi RPM yang nominal.
Karakteristik Torsi
Komponen utama softstarter adalah thyristor dan rangkaian yang mengatur trigger
thyristor. Seperti diketahui, output thyristor dapat di atur via pin gate nya. Rangkaian
tersebut akan mengontrol level tegangan yang akan dikeluarkan oleh thyristorsetelah
putaran mesin tercapai nominal dengan selisih slip yang kecil dari frekuensi jala-jala, maka
rangkaian soft starting akan digantikan dengan by pass kontaktor.
Selain untuk starting motor, Softstarter juga dilengkapi fitur soft stop. Jadi saat
stop, tegangan juga dikurangi secara perlahan atau tidak dilepaskan begitu saja seperti pada
starter yang menggunakan contactor.
34
3. Wiring Connection
Softstarter ATS48 memiliki 9 buah terminal Daya dengan pilihan menggunakan by
pass kontaktor yang dapat dicontrol otomatis dengan menghubungkan dengan salah satu
Relay di terminal controlnya.
35
Terminal Control ATS48
36
4. Cara Setting
Setting ATS48 dapat langsung menggunakan Built in display pada Softstarter
ataupun menggunakan Remote Terminal yang terhubung melalui kabel UTP dengan
Connector RJ45. Setting juga dapat menggunakan Komputer dengan Software Power Suite
dengan koneksi RS485 serial link.
Setting Type
Built in Display
Cara Setting Softstarter satu Brand dengan yang lain biasanya terdapat beberapa
perbedaan dalam segi bahasa atau code pemrogramannya. Setting Softstarter pun dapat
disesuaikan dengan menu yang terdapat pada Softstarter itu sendiri maupun disesuaikan
dengan kebutuhan di lapangan. Berikut adalah Block Diagram Basic Setting Softstarter
ATS48.
37
Block Diagram Basic Setting Softstarter
5. Pemilihan Softstarter
Cara memilih softstarter yang paling tepat adalah menyesuaikan kebutuhan di
lapangan. Karakteristik beban pada softstarter menjadi suatu yang paling berpengaruh
terhadap pemilihan tersebut. Sebagai Contoh, koneksi Bintang/Star/Y bisa berbeda
pemilihannya dengan Segitiga/Delta/D meskipun memiliki KW motor yang sama.
38
VARIABLE SPEED DRIVE (VSD) / VARIABLE FREQUENCY DRIVE (VFD)
/ MOTOR INVERTER
1. Pengertian
Pada umumnya variabel speed drive atau bisa disebut dengan inverter adalah
peralatan yang digunakan untuk mengatur kecepatan putaran motor. Penggunaan VSD bisa
untuk mengaplikasikan motor AC maupun DC. Akantetapi istilah inverter sering digunakan
untuk aplikasi motor AC. Invertermenggunakan frekuensi tegangan masuk untuk mengatur
kecepatan putaran motor. Jadi dengan memainkan perubahan frekuensi tegangan yang
masuk pada motor, maka kecepatan putaran motor akan berubah. Karena itu inverter
disebut juga variable speed drive.
Kecepatan putaran medan stator dapat di ditentukan dengan menggunakanrumus:
%&'. (
#$ =
)
Dimana :
ns = Kecepatan putaran medan stator (RPM)
120 = Konstanta
f = Frekuensi ( Hz )
p = Jumlah Kutup Motor ( Pole )
39
Kode Part Number VSD Schneider
2. Cara Kerja
40
3. Wiring Connection
Pada umumnya VSD memiliki Rangkaian Control yang dapat disetting kegunaannya.
Ada pula beberapa VSD yang menyediakan langsung perintah yang tidak bisa diganti, seperti
perintah Run, Forward, Reverse. Tetapi pada VSD Schneider ini memiliki perintah Input yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan. VSD Schneider yang umum digunakan pada Motor
Listrik Conveyor System adalah type ATV930. Wiring Connection VSD brand satu dan lainnya
kemungkinan berbeda, maka lihatlah dahulu Manual Book yang disediakan.
Pada VSD Schneider ATV930 terdapat Digital Input, Digital Output, Analog Input
serta Analog Output yang masing-masing dapat diprogram kegunaannya. Sebagai contoh,
Perintah Run tersedia pada menu Digital Input (DI). Untuk Running VSD, ubahlah satu dari 8
Digital Input (DI1-DI8) menjadi Run pada saat setting.
41
4. Cara Setting
Setting ATV930 dapat langsung menggunakan Built in display pada VSD ataupun
menggunakan Remote Display yang tersedia. Setting VSD juga bisa menggunakan kabel
interface khusus yang bisa dihubungkan dengan komputer menggunakan Software SoMove.
Berikut adalah contoh Code untuk setting VSD :
42
5. Pemilihan VSD
43
PENGUKURAN
1. Volt Meter
Digunakan untuk mengetahui berapa besarnya tegangan listrik.
Cara penggunaannya adalah dengan menghubungkan secara parallel antara probe
alat dengan Sumber tegangan.
2. Ohm Meter
Digunakan untuk mengetahui berapa besar hambatan listrik
Cara penggunaannya adalah dengan merangkai parallel antara ohm meter dengan
tahanan. Tahanan Listrik harus dalam keadaan rangkaian terbuka/terputus dengan
rangkaian lain.
44
3. Ampere Meter
Digunakan untuk mengetahui berapa arus yang mengalir pada suatu rangkaian.
Cara penggunaannya adalah dengan merangkai seri antara ampere meter, sumber
daya dan beban, pada rangkaian tertutup.
4. CT(Current Transformer)
Current Transformer merupakan alat ukur dengan pembacaan tidak langsung.
Alat ini digunakan untuk mengukur besaran arus yang melebihi kemampuan batas
kuat hantaran arus dari peralatan alat ukur tersebut dalam hal ini ampere meter.
Current Transformer
45
Pada prinsipnya, Current Transformer adalah suatu alat untuk mendapatkan
besaran arus yang sesuai dengan batas mampu hantar arus dari alat ukur, seperti
150/5, yang maksudnya, arus utama(Arus Primer) yang diukur adalah 150 A, akan
tetapi arus yang mengalir ke alat ukur(Arus sekunder) adalah 5 A.
5. Megger Tester
Digunakan untuk mengetahui tahanan isolasi dari suatu instalasi. Dalam
penggunaan megger sangat penting diketahui berapa tegangan kerja dari instalasi
sehingga saat pengukuran didapatkan hasil yang akurat.
Megger Tester
Penggunaan megger tester hampir sama dengan ohm meter, bedanya alat ini
untuk mengetahui hambatan antar kabel yang terpisah, atau antara kabel phase
dengan ground, di mana angkanya dapat digunakan sebagai acuan kondisi isolasi dari
kabel atau komponen tersebut bagus atau tidak(ada kemungkinan arus bocor jika
tahanan isolasi terlalu kecil).
Nilai tahanan isolasi minimal bisa didapat dari spesifikasi komponen(paling akurat),
PUIL maupun perhitungan pendekatan.
46
Tabel Tahanan Isolasi Minimal (PUIL 2011)
47
6. Earth Tester
Digunakan untuk mengukur tahanan grounding. Idealnya tahanan grounding
adalah 0 ohm. Tetapi PUIL merekomendasikan untuk tahanan grounding instalasi
perumahan adalah maksimal 5 ohm(PUIL 2000). Hasil pengukuran tahanan
grounding sangat dipengaruhi oleh kadar air, mineral/garam, derajat keasaman(PH),
dan tekstur tanah.
48
Simbol Diagram Listrik
Untuk perencanaan suatu diagram listrik yang didalamnya terdapat sistem kontrol
digunakan beberapa jenis simbol seperti dalam tabel berikut :
4. a) Kontak dengan
penutupan awal
b) Kontak dengan
a) b)
pembukaan awal
misal . Emergency
100
Retooling - UPT Puskom ITS
Simbol Diagram Listrik
b) Tombol tekan NC
a) b) a
21. atau T DO
Pembuka dengan gerakan
kontak tertunda , tunda
buka / lepas .
101
Retooling - UPT Puskom ITS
Simbol Diagram Listrik
22. atau
Penutup dengan gerakan
tdo
kontak tertunda , tunda
buka / lepas
102
Retooling - UPT Puskom ITS
Simbol Diagram Listrik
atau
33.
Pemisah dengan zekering
34.
Pemisah kutub tiga.
36.
Saklar beban kutub tiga.
2 4 6
103
Retooling - UPT Puskom ITS
Simbol Diagram Listrik
46. Gerbang OR
104
Retooling - UPT Puskom ITS
Simbol Diagram Listrik
54. Dioda
(A) (K)
56. Weker
57. Sirine
58. Klason
59. Summer
63. Potensiometer
105
Retooling - UPT Puskom ITS
Simbol Diagram Listrik
67. atau
Transformator arus
M M balik (AC).
~ =
b) Motor listrik arus searah
a) b)
(DC).
106
Retooling - UPT Puskom ITS