Anda di halaman 1dari 24

Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja

Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Negeri Ujung Pandang

BAB V
EVALUASI STRUKTUR ATAS

5.1 Tujuan Umum


Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu: membangun infrastruktur
(kebijakan dan prosedur serta pedoman) berdasarkan hasil pemetaan, kemudian
menginternalisasikan atau menerapkan kebijakan yang telah dibangun ataupun
disempurnakan tersebut. Setelah internalisasi atau penerapan ini berjalan perlu dilakukan
pemeliharaan dan perbaikan terus menerus terhadap pendokumentasian yang baik agar
sesuai dengan tujuan pengendalian intern yang diinginkan.
Langkah awal yang harus dilakukan dalam pelaksanaan adalah kontraktor harus
memiliki dokumen awal perencanaan, seperti berita acara, gambar-gambar detail, RKS,
dan dokumen lainnya. Selanjutnya kontraktor harus membuat shop drawing sebagai
gambar detail pelaksanaan yang dibuat berdasarkan gambar perencanaan dari konsultan
perencana.
Pada bab ini pelaksanaan pekerjaan yang akan ditinjau dengan detail adalah
mengenai pelaksanaan proyek selama yang penulis alami di lapangan pada proyek
pembangunan Proyek Pembangunan Power house PT Malea Stage II 3X75 MW, yaitu
pekerjaan kolom, balok, pelat lantai sebagaimana yang akan diuraikan.

5.2 Peralatan dan Tenaga Kerja

5.2.1 Peralatan
Pada proyek ini, digunakan beberapa peralatan kerja demi menunjang kelancaran
pekerjaan dilapangan terkhusus pada pekerjaan kolom lantai , balok lantai , dan
plat lantai . Berikut peralatan-peralatan yang digunakan pada pekerjaan struktur
atas.

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

1. Concrete Pump Truck

Gambar 5.1 Concrete Pump Truck

2. Concrete Mixer

Gambar 5.2 Concrete Mixer

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

3. Excavator

Gambar 5. 3 Excavator

4. Crane

Gambar 5. 4 Crane
5. Mobile Crane

Gambar 5. 5 Mobile Crane

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

6. Truck Mixer

Gambar 5. 6 Truck Mixer


7. Concrete Pump

Gambar 5. 7 Concrete Pump

8. Vibrator Elektrik

Gambar 5. 8 Vibrator Elektrik

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

9. Truk

Gambar 5. 9 Truk

10. Crawler Crane

Gambar 5. 10 Clawler Crane

11. Truck Crane

Gambar 5. 11 Truck Crane

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

12. Pompa Kodok

Gambar 5. 12 Pompa Kodok

13. Bar Bender dan Bar Cutter

Gambar 5. 13 Bar Bender dan Bar Cutter


14. Mesin Las

Gambar 5. 14 Mesin Las

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

.
15. Scafolding

Gambar 5. 15 Scafolding
16. Roll Meter atau Meteran

Gambar 5. 16 Meteran
17. Alat Survey (Total Station & Tripod)

Gambar 5. 17 Total Station

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Gambar 5. 18 Tripod
18. Ruskam

Gambar 5. 19 Ruskam

19. Palu

Gambar 5. 20 Palu

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

20. Kateha

Gambar 5. 21 Kateha

21. Gerinda Duduk

Gambar 5. 22 Gerinda Duduk

22. Ember

Gambar 5. 23 Ember

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

.
23. Sekop

Gambar 5. 24 Sekop

5.2.2 Bahan
1. Multipleks

Gambar 5. 25 Multipleks
2. Besi Tulangan

Gambar 5. 26 Besi Tulangan

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

3. Semen

Gambar 5. 27 Semen

4. Air

Gambar 5. 28 Air

5. Agregat Kasar

Gambar 5. 29 Agregat Kasar

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

6. Agregat Halus

Gambar 5. 30 Agregat Halus


7. SIKA Lem Beton

Gambar 5. 31 SIKA Lem Beton


8. SIKA Hardener

Gambar 5. 32 SIKA Hardener

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

9. Waterstop

Gambar 5. 33 Waterstop
10. Kawat Bendrat

Gambar 5. 34 Kawat Bendrat


11. Paku

Gambar 5. 35 Paku

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

12. Balok

Gambar 5. 36 Balok

13. Plastic Formwork System

Gambar 5. 37 Plastic Formwork System

5.2.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan pada pekerjaan struktur atas terkhusus pada pekerjaan
kolom dan balok diantaranya :

1. Supervisor/Pengawas 4. Tukang

2. Pengawas Lapangan (Konsultan) 5. Pekerja

3. Mandor
Ade Fitriani 31120059
Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

3.3 Pelaksanaan di Lapangan

Hal ini harus diperhatikan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan di lapangan adalah
spesifikasi pekerjaan serta metode yang tepat dalam pekerjaannya. Berikut uraian singkat
mengenai pelaksanaan pekerjaan struktur atas proyek PLTA Malea Tana Toraja.

3.3.1 Pekerjaan Kolom


24. Tahapan Pekerjaan
Pada pekerjaan kolom, terbagi menjadi 4 tahapan pekerjaan, yaitu tahap
pabrikasi & perakitan tulangan, tahap pabrikasi & pemasangan, tahap
pengecoran, dan tahap pembongkaran bekisting.
 Tahap Pabrikasi & Perakitan Tulangan
 Tahap Pabrikasi & Pemasangan
Tahap pabrikasi & pemasangan dapat dilakukan setelah tahap
pabrikasi & perangkaian tulangan dilakukan. Acuan yang digunakan
adalah bekisting.
Pekerjaan pengecoran kolom tidak dilakukan langsung setinggi
kolom yang direncanakan, melainkan menyisakan bagian kepala kolom
sekitar sepertiga tinggi kolom yang akan dicor bersamaan dengan balok dan
pelat nantinya. Berikut hasil perhitungan yang kami dapatkan pada saat
perhitungan volume persiapan pengecoran kolom

Gambar 5.6 Detail Penulangan Kolom

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

a. Pemasangan Bekisting Kolom


Bekisting adalah struktur non permanen yang berfungsi untuk menahan
beban beton dan beban hidup suatu bangunan. Selain itu, bekisting juga
berguna sebagai cetakan untuk membentuk beton dengan model dan ukuran
tertentu. Boleh dibilang bekisting ini memiliki peran yang penting dalam
mendukung kelancaran proses pekerjaan pengecoran beton. Dengan
menggunakan bekisting, kita dapat membuat beton dengan bentuk yang baik
sesuai dengan perencanaan.

b. Pengecoran Kolom

Pengecoran kolom dilakukan dengan menggunakan concreate


ready mix dengan mutu beton K-300. Salah satu hal yang perlu
diperhatikan pada tahap ini adalah slump test dan pembuatan benda uji
yang pada proyek ini digunakan benda uji berbentuk kubus. Pengecoran
kolom menggunakan crawler cran dan concreate pump yang dipasangkan
selang tremi. Tujuan penggunaan concreate pump dan selang tremi agar
dapat menuangkan beton dengan tinggi jatuh maksimal 1,5 meter untuk
menghindari terjadinya segregasi. Sesaat setelah pengecoran dilakukan,
agar tidak terbentuk rongga kosong digunakan vibrator beton untuk
memadatkan hasil pengecoran. Penggunaan vibrator beton juga tidak
boleh digunakan terlalu lama agar tidak terjadi bleeding.

Gambar 5.7 Pengecoran kolom

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

EVALUASI : Metode yang dilakukan pada pekerjaan kolom biasanya dinilai


rasional mulai dari pekerjaan pembesian, pemasangan bekisting sampai
pengecoran. Akan tetapi, khusus pada pekerjaan pengecoran kolom dapat
sedikit keganjalan dimana saat penuangan beton kedalam bekisting tidak
sesuai aturan (SNI) yang mengatur mengenai tinggi jatuhnya campuran.
Hal tersebut bisa saja dilakukan apabila beton yang sudah dituangkan
dipadatkan menggunakan vebrator. Itupun bisa dilakukan jika vebrator
memiliki kabel yang Panjang yang bisa sampai kedasar kolom. Selain itu
dapat pula dilakukan pengecoran 2 sampai 3 kali dengan tetap
memperhatikan sambungan cor lama dengan yang baru serta ketegakan dari
kolom tersebut.

3.3.2 Pekerjaan Balok

Balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku


dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-
elemen kolom penopang yang memiliki fungsi sebagai rangka penguat
horizontal bangunan akan beban-beban.
Regangan-regangan balok tersebut mengakibatkan timbulnya
tegangan yang harus ditahan oleh balok, tegangan tekan di sebelah atas
dan tegangan tarik di bagian bawah. Agar stabilitas terjamin, batang balok
sebagai bagian dari sistem yang menahan lentur harus kuat untuk menahan
tegangan tekan dan tarik tersebut karena tegangan baja dipasang di daerah
tegangan tarik bekerja, di dekat serat terbawah, maka secara teoritis balok
disebut sebagai bertulangan baja tarik saja.
a. Tahapan Pekerjaan
Pada pekerjaan balok terbagi menjadi 4 tahapan pekerjaan, yaitu
tahap pabrikasi & perakitan tulangan, tahap pabrikasi & pemasangan,
tahap pengecoran, dan tahap pembongkaran bekisting.
 Tahap pabrikasi & pemasangan
Pabrikasi & pemasangan bekisting dilakukan setelah pemasangan
scaffolding atau perancah dan setelah tulangan balok selesai dirakit.
Bekisting yang digunakan adalah bekisting multipleks dengan ketebalan 9
mm. Adapun tinggi bekisting yang digunakan yaitu dikurangi tebal pelat
lantai setebal 12 cm.

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Gambar 5.8 Pemasangan bekisting balok

 Tahap pabrikasi & perakitan tulangan


Perakitan tulangan dilakukan sesuai dengan gambar kerja dan arahan
dari konsultan pengawas. Perakitan tulangan harus dilakukan dengan hati-
hati karena kesalahan sedikit saja dapat membahayakan keselamatan
pekerja. Pekerja juga harus dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD)
agar dapat menurunkan angka kecelakaan kerja pada saat perakitan
tulangan.

Gambar 5.9 Perakitan Tulangan Kolom

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Setelah pemasangan bekisting dan perakitan tulangan dilakukan, maka


selanjutnya adalah melakukan perhitungan volume pengecoran. Perhitungan
volume ini bertujuan agar beton yang dipesan pada batching plant sesuai dengan
pekerjaan struktur yang dilakukan. Berikut hasil perhitungan yang kami
dapatkan pada saat perhitungan volume persiapan pengecoran balok.

 Tahap pengecoran
Pengecoran balok dilakukan dengan menggunakan concreate ready
mix mutu K-300. Salah satu hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini
adalah slump test dan pembuatan benda uji yang pada proyek ini digunakan
benda uji berbentuk kubus.
Pengecoran balok menggunakan concreate pump yang dipasangkan
selang tremi. Tujuan penggunaan concreate pump dan selang tremi agar
dapat menuangkan beton dengan tinggi jatuh maksimal 1,5 meter untuk
menghindari terjadinya segregasi.
Sesaat setelah pengecoran dilakukan, agar tidak terbentuk rongga
kosong digunakan vibrator beton untuk memadatkan hasil pengecoran.
Penggunaan vibrator beton juga tidak boleh digunakan terlalu lama agar
tidak terjadi bleeding.

Gambar 5.10 Pengecoran balok


EVALUASI : Metode yang diterapkan pada pekerjaan balok khusus pada
lantai ini sudah efektif dan efisien karena sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Ade Fitriani 31120059
Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

BAB VI

EVALUASI PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

3.4 Pekerjaan Struktur Rangka Atap

Rangka atap (Kuda-Kuda) adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban tetap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat
memberikan bentuk pada atapnya. Dalam proyek ini, rangka atap yang digunakan
adalah rangka atap Baja Konvensional (Hot Rolled).

Gambar 5.11 Denah Rangka Atap

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

5.4.1 Spesifikasi Material

1. Besi siku L 100x100x10

Gambar 5.12 Baja Profil Siku

2. Ikatan Angin

Ikatan angin terbuat dari besi tulangan polos diameter 12 mm

Gambar 5.13 Ikatan Angin

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

3. Trekstang ø12 mm

Gambar 5.14 Trekstang

4. Baut ø12 mm

Gambar 5.15 Baut

5. Dynabolt

Gambar 5.16 Dynabolt

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

5.4.2 Peralatan dan Tenaga Kerja

a. Peralatan

Peralatan yang digunakan pada pekerjaan stuktur rangka atap adalah

sebagai berikut :

1. Crawler crane

b. Tenaga Kerja

1. Pengawas Lapangan

2. Mandor

3. Logistik

4. Tukang

5. Pekerja

5.4.3 Metode Pelaksanaan

1. Memobilisasi baja yang telah di Pabrikasi sebelumnya dilantai bawah


menggunakan alat berat Crawler Crane.

2. Memasang Baja tersebung (Gording) tepat diatas pelat besi tadi menggunakan
baut untuk mengait kemudian di las kedua ujung Gording. Detail dan cara
pemasangan Gording dapat dilihat pada gambar

Detail Pemasangan Gording (Alat Sambung Baut)

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung
Laporan Studi Kasus pada proyek PLTA Malea Tana Toraja
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

3. Memasang Ikatan angin dengan membentuk Cross/Silang serta Trekstang


untuk mengikat Gording yang satu dengan yang lain.

Gambar 5.20 Pemasangan Ikatan Angin dan Trekstang

4. Setelah semua item terpasang, selanjutnya tahap finishing dari tangka atap
yaitu pengecetan sebagai salah satu bentuk perawatan agar baja tidak mudah
mengalami Korosi.

Evaluasi: Pekerjaan Struktur atap pada proyek ini telah menetapkan metode
yang rasional serta efektif dan efisien dalam proses pengerjaan

Ade Fitriani 31120059


Muhammad Fakhri Gufran Kuraisy 31120070
Kelas 3C D3 Teknik Konstruksi Gedung

Anda mungkin juga menyukai