Anda di halaman 1dari 14

Kritik Sastra

Kelompok 8

- Dellya Melany Hanifah (1205622010)


- Khansa Maritza (1205622039)
- Zahrotunnisa Miftahul H (1205622088)
- Salwa Salsabila (1205622080)
01 02 03 04
Pengertian Tahapan Kritik Ruang lingkup Fungsi
Pengertian secara
Sastra & Contoh Fungsi utama
Etimologis dan 3 Tahapan untuk Batasan banyaknya Kritik Sastra
Beberapa ahli melakukan Kritik subjek dan contoh
Sastra kritik sastra
Pengertian Kritik Sastra
Secara etimologis kritik berasal dari kata krites
(bahasa Yunani) yang berarti “hakim”. Kata kerjanya
adalah krinein (menghakimi). Kata tersebut juga
merupakan pangkal dari kata benda kriterion (dasar
penghakiman). Dari kata tersebut kemudian muncul
kritikos untuk menyebut hakim karya sastra.
Pengertian Kritik Sastra Menurut Ahli
Hudson (1955) Abrams (1981)
Mengatakan bahwa kritik sastra dalam artinya Kritik sastra adalah suatu studi yang
yang tajam adalah penghakiman terhadap karya berkenaan dengan pembatasan,
sastra yang dilakukan oleh seorang ahli atau pengkelasan, penganalisisan, dan
yang memiliki kepandaian khusus untuk penilaian karya sastra.
memudahkan pemahaman karya sastra,
memeriksa kebaikan dan cacat-cacatnya, serta
menentukan pendapatnya tentang hal tersebut Wellek (1978)
Mengemukakan bahwa kritik sastra
adalah studi karya sastra yang
konkret dengan penekanan pada
penilaiannya.
Tahapan Kritik Sastra
Interpretasi Analisis
Yaitu menafsirkan makna karya sastra Penguraian karya sastra atas
berdasarkan unsur-unsurnya beserta bagian-bagian atau norma-normanya.
aspek-aspeknya yang lain, seperti jenis dengan dilakukannya analisis, karya sastra
sastranya, aliran sastranya, efek-efeknya, yang kompleks dan rumit dapat dipahami.
serta latar belakang sosial historis yang
mendasari kelahirannya.

Penilaian
Penilaian adalah usaha menentukan kadar
keindahan (keberhasilan) karya sastra yang
dikritik. Dengan kriteria dan standar penilaian,
serta pendekatan yang digunakan.
Catatan !
Meskipun ada perbedaan di antara masing-masing
pengertian, tetapi Secara substansial
pengertian-pengertian tersebut memiliki kesamaan
maksud. Dapat dikatakan semua pengertian tersebut
diderivasikan (diturunkan) dari pengertian
etimologisnya, yaitu berkaitan dengan tindakan
menghakimi (menilai baik buruk atau bermutu seni
tidaknya) karya sastra.
Ruang Lingkup Kritik
Sastra
Dalam pergaulan masyarakat, digunakan
berbagai jenis pantun untuk memberikan nasihat,
hiburan, maupun untuk mencurahkan kata hati. Di
sisi lain, pelipur lara menghibur masyarakat dengan
menembangkan cerita-cerita sebagai hiburan
pelepas lelah setelah mereka bekerja keras pada
siang hari di sawah dan di ladang.

Lewat pertemuan mereka dengan sastra para


penikmat sastra dapat memperoleh kesadaran
tentang makna kehidupan. Daripadanya diperoleh
pengetahuan yang mendalam tentang manusia,
dunia, dan kehidupan (Sumardjo, 1988)
Karena ruang lingkup sastra adalah kreativitas
penciptaan, maka karya sastra (puisi, drama,
novel, cerpen) adalah sastra. Namun, karena
kritik sastra juga merupakan kreativitas dalam
menanggapi karya sastra dan masalah
kreativitas penciptaan lain dalam sastra, maka
kritik sastra dalam bentuk esai tidak lain adalah
sastra juga. Kritik sastra yang benar bukanlah
kritik sastra yang asal-asalan, tetapi
berlandaskan pada logika yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Fungsi
Kritik Sastra
Kritik sastra sebagai pedoman
menyusun perkembangan sejarah
sastra. Memberikan penerangan
kepada pembaca karya sastra.
Maka dari itu kritik sastra
memiliki fungsi sebagai berikut,
Fungsi utama kritik sastra dapat dihimpunkan menjadi tiga yaitu:

A. Untuk pengembangan kajian sastra kritik sastra dapat membantu dalam


penyusunan teori sastra dan sejarah sastra.

B. Untuk pengembangan sastra, ini berarti kritik sastra dapat mendukung


perkembangan sastra nasional dengan menyatakan bahwa sebuah karya sastra
berhubungan dengan kebaikan dan kejahatan, serta menunjukkan wilayah
pelaporan masalah sastra.

C. Kritik sastra dapat menggambarkan karya sastra sebagai cahaya publik sehingga
masyarakat umum dapat mengambil manfaat dari kritik sastra.
Contoh Kritik Sastra

Hujan Bulan Juni


Tak ada yang lebih tabah Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya Dibiarkannya yang tak terucapkan
Kepada pohon berbunga itu
Diserap akar pohon bunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Karya : Sapardi Djoko Damono.
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Kritik Sastra “Hujan Bulan Juni”
Hujan Bulan Juni merupakan karya
penulis besar bernama Sapardi Djoko
Damono. Puisi yang diterbitkan oleh
penerbit Grasindo tahun 1994 ini
mengandung makna dalam. Pada Hujan
Bulan Juni menggambarkan seorang
yang sangat mencintai seseorang dan
sangat tabah.

Ketabahan dan kesabarannya tersebut


diibaratkan dengan hujan di Bulan Juni.
Kemudian di bait kedua dijelaskan bahwa
penulis juga ingin menghilangkan rasa
keraguannya terhadap seseorang yang
sangat disayanginya.
Kutipan dari Puisi “Hujan Bulan Juni”

Dirahasiakannya rintik rindunya


Kepada pohon berbunga itu

Jika dilihat secara keseluruhan maka


makna dari puisi yang ditulis Sapardi
Djoko Damono ini adalah sebuah
penantian seseorang dan menyimpan
rindunya. Hujan Bulan Juni juga
menggunakan diksi yang sangat
bagus sehingga membutuhkan fokus
untuk mengerti maksud dari penulis.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai