Abstrak: Sinergisme adalah yang termasuk dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berisi sesuatu yang membahas hubungan antar kota sebagaimana cara untuk membuat
potensi keruangan semakin baik berkat kemajuan teknologi. Disini akan membahas tentang
bagaimana kemajuan hubungan antar kota di Yogyakarta yang didalamnya termasuk
mobilitas barang, jasa dan informasi untuk menciptakan kerja sama wilayah sehingga
mencapai pembangunan yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan referensi dari journal-
journal yang membahas tentang mobilitas penduduk dikota Yogyakarta, kota yang termasuk
dekat dengan wilayah rawan bencana Gunung Merapi.
Abstract:Synergism is that which includes the advancement of science and technology which
contains something that discusses the relationship between cities as well as ways to make the
spatial potential better thanks to technological advances. Here we will discuss how the
progress of relations between cities in Yogyakarta which includes the mobility of goods,
services and information to create regional cooperation so as to achieve better development.
This study uses references from journals that discuss population mobility in the city of
Yogyakarta, a city that is close to the disaster-prone area of Mount Merapi.
A. Latar Belakang
Setiap kota tidak akan lepas dari yang namanya hubungan antar kota. Kota
Yogyakarta adalah kota yang juga banyak bergantung dengan kota lain. Karna pada
dasarnya setaip daerah saling membutuhkan satu sama lain dan tidak lepas dari
hubungan mobilitas. Itu yang menjadi sebab mobilitas penduduk, barang jasa, serta
informasi melaju di setiap wilayah. Ilmu pengetahuan dan teknolgi berkembang pesat
di Kota Yogyakarta.
Sebagai contohnya disaat terjadi bencana, seperti pada tahun 2010 Erupsi
gunung Merapi menimpa beberapa wilayah yang tidak jauh dari Kota Yogyakarta.
Mendengar berita itu banyaknya aksi bantuan yang dilakukan masyarakat Kota
Yogyakarta untuk memberikan bantuan kepada para korban yang tertmpa bencana.
Tidak hanya bantuan fisik bantuan non fisik seperti barang dan jasa pun bisa sampai
ke wilayah rawan bencana. Itulah yang pada masa tersebut menjadi bukti mobilitas
penduduk melaju pesat di Kota Yogyakarta.
Sebagai kota yang maju, banyak sekali penentu sinergisme spasial yang bisa
dilihat dari Kota Yogyakarta. Koridor antar kota juga termasuk salah satu penentu
sinergisme yang penting, karena menjadi penguat metropolitanisasi dikota tersebut.
McGee (1991) mengungkapkan bahwa wilayah yang paling mungkin berkembang
dalam struktur sistem kota adalah wilayah diantara dua kota besar dan wilayah
pertanian dengan kepadatan tinggi yang berdekatan dengan kota besar.
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Siti Halimatus Sa’diyah/Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, November 2022: XX - XX
B. Pembahasan
Wilayah koridor
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Siti Halimatus Sa’diyah/Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, November 2022: XX - XX
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Siti Halimatus Sa’diyah/Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, November 2022: XX - XX
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Siti Halimatus Sa’diyah/Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, November 2022: XX - XX
C. KESIMPULAN
Dikota yogyakarta ada yang namanya koridor antarkota, dimana itu menjadi suatu bentuk
penentu sinergisme di Kota Yogyakarta. Sebagai Kota besar, Yogyakarta melakukan
berbagai hubungan aktivitas industri, perdagangan, kerjasama dengan wilayah yang tidak
jauh dari Kota Yogyakarta melalui adanya koridor yang ada di Yogyakarta. Salah satunya
adalah koridor Yogyakarta-Surakarta. Koridor ini menjadi jalan berlangsungnya
hubungan antarwilayah dan juga sebagai penentu berkembangnya suatu wilayah karena
adanya bukti kemajuan ilmu dan teknologi di wilayah tersebut. Adanya itu juga memberi
dampak positif bagi Kota Yogyakarta untuk bisa menjalin hubungan dan kerjasama antar
wilayah lain untuk memajukan perekonomian di kota yang menjalankan hubungan.
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Siti Halimatus Sa’diyah/Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, November 2022: XX - XX
DAFTAR PUSTAKA
Giyarsih, S. R. (2016). Koridor Antar Kota sebagai Penentu Sinergisme Spasial: Kajian
Geografi yang Semakin Penting. TATALOKA, 14(2), 90-97.
Murti, C., & Wijaya, H. B. (2013). Pengaruh kegiatan komersial terhadap fungsi bangunan bersejarah
di koridor jalan Malioboro Yogyakarta. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 2(1), 60-75.
McGee, T.G. 1991. “The Future of the Asian City: the Emergence of Desakota Regions dalam
Proceeding International Seminar and Workshop on the South East Asian City of the Future,
Jakarta, January 21-25, 1990
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX