Abstrak: Aktivitas manusia (human activy) adalah sesuatu yang menjelaskan tentang kegiatan
dan tindakan manusia dalam menyelenggarakan kehidupannnya. Bisa dilihat dari bagaimana
kegiatan mereka baik dari segi bidang industri, pertanian, perikanan, pembangunan dan
sebagainya. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas masyarakat
disekitar lereng Gunung Merapi. Metode penelitian ini dengan cara meriview journal-journal
yang membahas tentang aktivitas manusia dan aktivitas masyarakat sekitar wilayah Gunung
Merapi.
Abstract:Human activity is something that explains the activities and actions of humans in
carrying out their lives. It can be seen from how their activities are good in terms of industry,
agriculture, fisheries, development and so on. This writing aims to find out how the activities
of the community around the slopes of Mount Merapi. This research method is by reviewing
journals that discuss human activities and community activities around the Mount Merapi
area.
A. Latar Belakang
Negara Indonesia terletak dijalur magma yakni cincin api pasifik atau
lingkaran api pasifik yang lebih terkenl didunia dentan sebutan Ring Of Fire.
Kondisi yang membentuk banyaknya gunung berapi yang berada di Indonesia.
Menurut Kepala Pusat Vulkanonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
Badan Geologi Kementerian ESDM, Dr Surono mengatakan melalui surat balasan
dari MKTRI Nomor 0669/MKTRI/ RED/IX/2012 menyatakan bahwa Indonesia
memiliki 127 gunung api aktif, atau Indonesia memiliki jumlah gunung api
terbanyak di dunia (MTKRI, 2012). Beberapa gunung api yang dikenal dunia antara
lain gunung Krakatau, gunung Kelud, gunung Agung, gunung Merapi, gunung
Maninjau, gunung Tambora. Diantara gunung tersebut, gunung Merapi termasuk
gunung yang paling aktif di dunia. dalam pikiran Rakyat dikemukakan bahwa dari
127 gunung api aktif yang ada, baru 69 gunung yang terpantau dengan alat,
khususnya peralatan seismik yang merupakan standar minimum (Rakyat, 2012).
Masyrakat asli wilayah gunung merapi telah hidup sejak ratusan tahun lamanya
hingga saat ini. Wilayah lereng merapi sebagai berasalnya sumber daya alam untuk
kebutuhan pengembangan wirausaha seperti pertanian, kebudayaan dan pariwisata.
Wilayah tersebut menjadi tempat bergantungnya kehidupan masyarakat sekitar Gunung
Merapi. Kesuburan tanah pertanian, sumber mata air, batuan, (sirtu), tambang pasir serta
pesoma keindahan alam dan budaya yang ada telah menjadi sandaran hidup masyarakat.
Kondisi alam seperti itulah yang menjadi dasar sebagai pertahanan wilayah. Meskipun
wilayah tersebut telah dikategorikan sebagai Kawasan Rawan Bencana (KRB). Tetap
bertahan hidup dan mempertahankan kehidupannya di lingkungan tersebut.
Daerah Gunung Merapi menadi wilayah yang menarik bagi masyarakat setempat
dan juga masyarakat luar wilayah. Bagi masyarakat sekitar, lingkungan lereng Gunung
Merapi menjadi peluang besar untuk pengembangan usaha, bisa dilihat dari kondisi
kemajuan bangunan, perkotaan, di sekitar wilayah yang semakin berkembang setiap
tahunnya. Pendidikan dan wisata yang ada di Merapi dan sekitarnya merupakan faktor
determinan perkembangan kota. Meskipun masih diyakini erupsi Merapi pasti aka
kembai terjadi dan membahayakan lingkungan dan masyarakat. Namun, wilayah
Merapi tetap menarik menjadi tempat hunian bahkan semakin padat penduduknya.
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Siti Halimatus Sa’diyah/Jurnal Geografika, , November 2022
B. Pembahasan
Pertambangan Pasir
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Siti Halimatus Sa’diyah/Jurnal Geografika, , November 2022
gaya gravitasi. Proses tersebut melalui tiga tahapan, yaitu pelepasan, pengangkutan atau
pergerakan, dan pengendapan. Salah satu indikator kerusakan lingkungan adalah erosi.
Erosi adalah proses berpindahnya tanah atau batuan dari satu tempat yang lebih tinggi
ke tempat yang lebih rendah akibat dorongan air, angin, atau gaya gravitasi. Proses
tersebut melalui tiga tahapan, yaitu pelepasan, pengangkutan atau pergerakan, dan
pengendapan.
Sektor Pariwisata
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Siti Halimatus Sa’diyah/Jurnal Geografika, , November 2022
Erupsi Merapi telah menghabiskan seluruh lahan pertanian, peternakan, dan harta benda
yang mayoritas dimiliki oleh warga lanjut usia, warga – warga lanjut usia telah kehilangan
mata pencahariannya dan kegiatan perekonomiannya terhenti. Sejak saat itu, lava tour ini
yang menjadi mata pencaharian masyarakat wilayah Gunung Merapi yang terkena dampak
erupsi Gunung Merapi. Tepatnya di Kabupaten Sleman dan Desa Umbulharjo. Pengelolaan
lava tour ini sepenuhnya dikelola oleh masyarakat setempat. Perekonomian penduduk
setempat pulih dalam waktu yang relatif singkat. Pada tahun 2011, di awal berdirinya bisnis
hanya ada satu warga bernama Bapak Triyono yang memiliki satu jeep dan menjadi inisiator
adanya bisnis tersebut. Lima tahun setelah itu yaitu pada saat ini, ada sekitar 28 komunitas
jeep yang telah mengantongi ijin dari pemerintah setempat. Satu komunitas rata – rata berisi
sekitar ≥30 jeep sehingga kini ada sekitar ≥600 jeep yang tersedia.
Lava tour banyak membantu masyarakat diwilayah sekitar yang terkena dampak
erupsi. Hingga mereka bisa memulihkan kembali kondisi ekonomi secara cepat pasca erupsi
tersebut. Wisata bencana secara konkrit menjadi bagian dari resilience komunitas. Dengan
adanya Lava tour, masyarakat bisa kembali bertahan dan secara menadiri mengembalikkan
kondisi ekonominya. Walaupun kondisinya tidak seperti dulu lagi, namun masyarakat mau
menerima kondisi yang berubah dan memilih tetap menghuni di kawasan rawan bencana
Gunung merapi.
Menurut Sharpley 2006 wisatawan pada dasarnya datang untuk mendapatkan hiburan,
bukan ingin melakukan penelitian maupun observasi. Wisata Lava tour bisa dimasukkan ke
genre ekowisata, sesuai dengan definisinya, ekowisata pada dasarnya adalah orang yang atang
untuk meningkati alam, budaya, dan manusia. Sepintas mempelajari antropologi,
sesungguhnya wisata datang untuk mendapatkan hiburan.
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Siti Halimatus Sa’diyah/Jurnal Geografika, , November 2022
C. KESIMPULAN
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Siti Halimatus Sa’diyah/Jurnal Geografika, , November 2022
DAFTAR PUSTAKA
Yudhistira, Y., Hidayat, W. K., & Hadiyarto, A. (2011). Kajian dampak kerusakan lingkungan akibat
kegiatan penambangan pasir di Desa Keningar daerah kawasan Gunung Merapi. Jurnal Ilmu
Lingkungan Undip, 9(2), 76-84.
Mulyowati, A. R., & Shanti, I. A. (2016). PEMBERDAYAAN PENDUDUK LOKAL DAN EKOWISATA
UNTUK PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF DI INDONESIA (STUDI KASUS: GUNUNG
MERAPI).
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Siti Halimatus Sa’diyah/Jurnal Geografika, , November 2022
Muktaf, Z. M. (2017). Wisata Bencana: Sebuah Studi Kasus Lava Tour Gunung Merapi. Jurnal
Pariwisata, 4(2), 84-93.
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX