Anda di halaman 1dari 14

Peningkatan Potensi Pariwisata Dusun Pangukrejo, Cangkringan,

Sleman dengan Implementasii Teknik Komposisi untuk Fotografi


Wisata
Arti Wulandari
Jurusan Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Jalan Parangtritis Km 6,5, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188
No. Tlp.: +62 852-9299-9919, E-mail: artiwlndr99@gmail.com

Abstrak
Dusun Pangukrejo merupakan salah satu daerah wisata bencana dengan potensi wisata yang
sangat memukau. Maraknya lava tour dengan kendaraan jip terbuka pascaerupsi Gunung
Merapi menyuburkan satu lahan pencaharian baru di dusun tersebut, yaitu bisnis jasa fotografi
yang biasanya kerap dijadikan satu paket dengan jip pariwisata. Tujuan penyuluhan adalah (1)
menanamkan pengetahuan dan pemahaman dasar tentang teknik dasar fotografi, (2)
menanamkan pengetahuan dan kemampuan untuk menerapkan komposisi fotografi, dan (3)
menanamkan pengetahuan dan kemampuan untuk menerapkan proses olahfoto dengan digital
imaging. Metode yang digunakan adalah metode ceramah kepada peserta; metode tanya jawab
yang dilakukan secara interaktif untuk saling berdiskusi, bertukar pendapat, dan menganalisis
serta mengevaluasi; dan metode belajar mandiri oleh peserta untuk mencoba mengaplikasikan
pengetahuan yang sudah didapatnya dari penyuluhan. Fokus materi penyuluhan ialah (1) teknik
dasar fotografi secara umum; (2) komposisi fotografi, dan (3) digital imaging sederhana. Dalam
penyuluhan seni ini tampak antusiasme peserta yang sebetulnya sangat tinggi. Namun sayang,
keinginan mereka untuk belajar lebih jauh mengenai fotografi sering terkendala oleh jadwal
kerja mereka memotret para wisatawan. Penyuluhan seni fotografi telah berhasil dilaksanakan
dengan baik dan diharapkan warga yang sudah diberi penyuluhan mampu tetap berlatih dan
menerapkan pengetahuan dan tambahan keterampilan yang sudah didapatkan selama
penyuluhan.

Kata kunci: pariwisata, Dusun Pangukrejo, komposisi fotografi, fotografi wisata

Increasing Tourism Potential in Pangukrejo Hamlet, Cangkringan,


Sleman by Implementing Composition in Tourist Photography

Abstract
Dusun Pangukrejo tourism is one of the disaster tourism areas with incredible tourism potential.
The rise of lava tours using open jeeps after the eruption of Mount Merapi has fostered a new
livelihood in the village, namely the photography service business, which is usually used as a
package with tourism jeeps. The objectives of the counseling are (1) to impart basic knowledge
and understanding of basic photography techniques, (2) to impart knowledge and ability to
apply photographic composition, and (3) to impart knowledge and ability to apply photo
processing using digital imaging. The method used is the lecture method to the participants; the
question and answer method are conducted interactively to discuss, exchange opinions, analyze
and evaluate; and the self-study method by participants to try to apply the knowledge they have
gained from counseling. The focus of the counseling material is (1) basic photography
techniques in general, (2) photographic composition, and (3) simple digital imaging. In this art
counseling, the participants' enthusiasm was very high. Unfortunately, their desire to learn

13
more about photography is often constrained by their work schedule taking pictures of tourists.
The counseling on the art of photography has been carried out successfully, and it is hoped that
the residents who have been given the counseling can continue practicing and applying the
knowledge and additional skills acquired during the counseling.

Keywords: tourism, Dusun Pangukrejo, composition photography, tourism photography

sejarah letusan Merapi mulai abad 17


hingga kini, sedikitnya telah 80 kali
1. PENDAHULUAN gunung api ini meletus dan
Sektor pariwisata berkontribusi mengguncang kehidupan sekitarnya.
sejumlah 11% penyerapan produk Dari letusan-letusan tersebut telah
domestik bruto dunia dengan kira-kira banyak menelan korban harta dan jiwa.
200 juta pekerja. Dapat dikatakan Dengan fenomena tersebut, penduduk
bahwa sektor ini memiliki dampak tidak sekitar masih enggan meninggalkan
langsung terhadap 800 juta orang. Pada tanah kelahirannya. Kentalnya hikayat
tahun 2012, kontribusi langsung dan budaya, kepercayaan yang turun
tidak langsung terhadap produk temurun terpatri, dan kecintaan terhadap
domestik bruto Indonesia sebesar 12%. mata pencaharian tak mengurungkan
Potensi pariwisata sangat besar tekad mereka walaupun bahaya letusan
walaupun terkendala infrastruktur, setiap saat mengancam jiwa dan harta.
keamanan, promosi, dan kebijakan Dusun Pangukrejo masuk ke
pemerintah. Dampak positif dan negatif dalam kategori zona tiga yang berarti
dari pariwisata sangat dirasakan bagi berada di daerah rawan bencana.
perekonomian dan sosial Indonesia, Namun, geliat pariwisata tetap terasa
meskipun masih jauh lebih banyak dinamis dan bahkan makin hari makin
dampak positif daripada dampak meningkat pascabencana erupsi
negatifnya (Nurmansyah, 2014). Merapi 2010. Diungkapkan Suhartini &
Wisata Dusun Pangukrejo yang Arifiyanti (2018) bahwa peristiwa
terletak di Desa Umbulharjo (dahulu bencana alam dan keindahan alam
Pentingsari), Kecamatan Cangkringan, merupakan dua hal yang sangat populer.
Kabupaten Sleman mempunyai potensi Bencana adalah sesuatu yang
wisata yang sangat memukau karena menyedihkan bagi kehidupan. Namun,
lokasinya tepat berada di bawah kaki di balik bencana, lokasi bencana
Gunung Merapi. Dusun Pangukrejo ternyata juga bisa dijadikan destinasi
merupakan salah satu daerah wisata wisata khas yang memiliki daya tarik
bencana. Seperti dikemukakan Fakhrani tersendiri bagi para wisatawan.
& Wicaksono (2020), “Wisata bencana Kebanyakan mata pencaharian
merupakan kegiatan wisata yang penduduk di Dusun Pangukrejo adalah
dilaksanakan pada kawasan terdampak beternak dan diseling dengan meladang.
bencana dengan mengajak pengunjung Bencana erupsi Merapi 2010
untuk mengingat tentang peristiwa mengakibatkan banyak kerugian, selain
bencana.” Dalam hal ini, kegiatan rumah tempat tinggal dan ladang yang
wisata Dusun Pangukrejo dilakukan di tersapu hembusan awan panas, banyak
kawasan terdampak bencana Gunung pula ternak yang mati tidak sempat
Merapi. diselamatkan kala itu. Kehidupan di
pengungsian pascabencana tersebut
Menurut Yudiantoro et al.,
seolah telah mencerabut masyarakat
(2004), Gunung Merapi dalam catatan
Dusun Pangukrejo dari akar kehidupan

14
mereka. Mata pencaharian dan harta jasa fotografi yang biasanya kerap
benda lenyap begitu saja dalam sekejap. dijadikan satu paket dengan jip
Namun, di balik kisah duka dan nestapa pariwisata. Maka, di Dusun
mereka, kehadiran pendatang yang Pangukrejo lalu terbentuk komunitas
hendak memberikan bantuan dan jip, komunitas fotografer dadakan
menilik lokasi kejadian bencana erupsi (amatir), komunitas penjaja atau
Merapi dengan kendaraan jip terbuka perantara (makelar) jasa foto, dan
tersebut justru kemudian menyuburkan komunitas pencetak foto.
satu lahan pencaharian baru di dusun Fasilitas dan infrastruktur wisata
tersebut. lava tour untuk meningkatkan
Wisata tur Gunung Merapi keamanan dan kenyamanan wisatawan
dimulai setelah erupsi Gunung Merapi ini diungkapkan Pratiwi (2020).
pada tahun 2010. Tur ini merupakan Fasilitas wisata berupa destinasi,
wisata petualangan yang terletak di akomodasi, toko, masjid, toilet, dan
Desa Kaliurang. Tur jip ini menjelajahi lahan parkir. Infrastruktur yang tersedia
daerah di sekitar lava dan abu vulkanik adalah air bersih, jaringan jalan, listrik,
dari letusan Gunung Merapi (Pratiwi, dan telekomunikasi. Paket wisata yang
2020). Pengembangan objek wisata ini ditawarkan mencakup berbagai paket
menjadi daya tarik tersendiri bagi termasuk perjalanan singkat, perjalanan
wisatawan, namun dalam menengah, perjalanan panjang dan
pengelolaannya dinas pariwisata paket matahari terbit.
kabupaten menghadapi kendala dari Bagaimana fenomena wisata
warga setempat yang lebih dulu bencana lava tour di Gunung Merapi
mengelola objek wisata pascaerupsi telah diteliti oleh Muktaf (2017).
gunung Merapi tahun 2010 (Puspitasari Hasil penelitian menunjukkan lima
et al., 2020). Terbukti bahwa wisata tur hal, yaitu (1) wisata bencana adalah
ini dikelola oleh penduduk di sekitar wisata edukasi karena kehancuran,
Gunung Merapi (Pratiwi, 2020). kematian, dan kehidupan kembali
Artinya, sebelum dikelola dinas merupakan daya tarik wisata; (2)
pariwisata, warga setempat telah lebih wisata bencana menghadirkan tur
dahulu berswadaya mengelola objek dengan melihat langsung situs
wisata bencana ini. bencana; (3) pentingnya peran
Seiring dengan bangkitnya komunikasi antara komunitas wisata
semangat masyarakat di Dusun dan wisatawan menjadi sangat
Pangukrejo untuk tetap merawat dan penting, terutama dari korban atau
menjaga padukuhannya, bangkit pula saksi mata langsung, untuk secara
kehidupan ekonomi baru di sana. kronologis bercerita tentang peristiwa
Warung-warung mulai berdiri kembali kepada wisatawan; (4) interaksi
dan jip wisata menawarkan jasa “lava antara saksi dan wisatawan lebih
tour‟ berkeliling di sekitar area bekas diutamakan dalam wisata bencana;
bencana erupsi. Ternak kemudian tidak dan (5) saksi atau korban menjelaskan
lagi menjadi sumber nafkah utama banyak hal tentang kebencanaan
mereka karena investasi mereka sehingga wisata bencana bisa menjadi
wujudkan dalam bentuk kendaraan jip bagian dari literasi bencana.
untuk wisata yang makin hari makin Pendokumentasian wisata
bertambah banyak. Meningkatnya bencana lava tour menggunakan jip
bisnis jip pariwisata kemudian dalam bentuk foto merupakan salah
dibarengi dengan menjamurnya bisnis satu kebutuhan bagi sebagian orang.

15
Antopani (2016) menyimpulkan tidak puas dengan hasil foto para
bahwa melakukan perjalanan wisata fotografer amatiran di sana, terkadang
sekarang ini menjadi kebutuhan, ada yang bermasalah dengan terang-
keharusan, dan menjadi penting bagi gelap hasilnya dan terkadang ada
sebagian orang untuk menunjukkan yang kurang puas dengan kualitas
eksistensi diri. Perkembangan cetaknya. Maka dari itu, banyak
informasi dan teknologi saat ini sekali hasil cetak foto yang terbuang
mendukung eksistensi diri ini, begitu saja sehingga merugikan baik
terutama teknologi fotografi sebagai itu pihak fotografer, penjual foto, dan
sarana dokumentasi untuk pengusaha percetakan foto.
mengenang peristiwa wisata. Dengan demikian, alangkah
Untuk mendokumentasikan disayangkan jika hal
pengalaman wisatawan berkeliling pendokumentasian melalui media
dengan kendaraan jip terbuka dalam fotografi yang sudah mulai terstruktur
paket “lava tour‟ tidaklah cukup komunitasnya tidak diimbangi
hanya dengan berbekal kamera dengan keahlian dan kemampuan
DSLR dan kemauan serta semangat yang memadai baik dari segi teknis
para penjual jasa di Dusun fotografi dasar, digital imaging, dan
Pangukrejo. Namun, pengetahuan cetakannya.
dan tips serta trik fotografi dasar Berdasarkan permasalahan
seharusnya dikuasai oleh para yang disebutkan sebelumnya, solusi
fotografer di sana agar bisa yang dapat ditawarkan ialah
meningkatkan kepuasan wisatawan memberikan penyuluhan tentang
dengan hasil foto-foto mereka. salah satu elemen dasar namun sangat
Dengan demikian, penyuluhan ini penting dalam fotografi, yaitu teknik
diharapkan dapat memberikan komposisi dan sekaligus berbagi ilmu
masukan tentang ilmu fotografi yang mengenai digital imaging sederhana
sesuai kaidah -dari eksekusi untuk menyiasati hasil foto supaya
pengambilan gambar hingga proses terlihat lebih jelas, lebih bagus, dan
editing dan cetaknya- sehingga hasil tentu saja lebih profesional.
foto para fotografer di Dusun Fokus materi penyuluhan
Pangukrejo akan terlihat lebih yang diberikan kepada peserta
profesional. penyuluhan ialah: (1) teknik dasar
Seperti dikatakan Wibowo fotografi secara umum; (2) komposisi
(2015), untuk dapat dikatakan sebagai fotografi dan (3) digital imaging
karya seni yang baik, sebuah foto sederhana. Ketiga poin tersebut akan
minimal memiliki tiga aspek penting, saling berkaitan erat satu sama lain
yakni aspek ide, aspek teknik, dan sebagai sebuah kesatuan penyuluhan
aspek pesan. Tanpa ada ketiga aspek yang nantinya diharapkan akan bisa
tersebut, foto yang dihasilkan hanya meningkatkan potensi pariwisata di
akan berakhir sebagai hasil dusun Pangukrejo melalui hasil foto
dokumentasi. parafotografer wisata di sana.
Fotografi yang seharusnya Era digital tidak lagi
bisa menjadi dokumentasi penting membutuhkan waktu untuk
dan bahkan bersejarah seringkali memproses film dan mencetak foto,
harus terbuang percuma di percetakan para fotografer era digital tinggal
foto dan penjaja hasil foto di Dusun memotret, mengecek hasil foto, dan
Pangukrejo. Para wisatawan kerap membuangnya bila tidak bagus atau

16
tidak sesuai keinginan, atau bisa Dengan komposisi yang baik, foto
langsung menyimpannya bila tidak sekadar cukup tajam
hasilnya sudah memuaskan. Kondisi gambarnya, tetapi juga
ini pada dasarnya sangat pencahayaannya harus tepat dengan
memudahkan fotografer, baik yang rangkaian elemen gambar dalam
profesional maupun pemula untuk suatu ruang/format foto.
berkarya lebih baik. Namun, bila Fotografi saat ini sudah
sampai para pengguna kamera ini menggunakan teknik digital sehingga
belum memahami dasar-dasar teknik memudahkan dalam melakukan proses
dasar dalam fotografi, kondisi ini editing melalui software berupa aplikasi
sangat disayangkan. Dengan di komputer (Lisawati & Sakre, 2022).
mempelajari teknik-teknik ini, Teknologi digital tidak lagi
fotografer bisa memanfaatkan latar menggunakan media film dalam
belakang, kondisi sekitar, dan perekaman gambar, tetapi digantikan
kegiatan para objek agar bisa oleh sensor. Pengembangan teknologi
menghasilkan foto yang lebih variatif sensor untuk menghasilkan gambar
dan kreatif dengan memahami dan dalam format digital mengatasi
memaksimalkan pemakaian kekurangan-kekurangan teknologi film
diafragma, shutter speed, ISO, dan analog. Teknologi gambar digital hadir
semua teknik yang bisa dihasilkan lebih praktis sesuai dengan
oleh fitur-fitur dasar tersebut perkembangan zaman, walaupun
(Gunawan, 2013). Dengan demikian, teknologi analog memiliki kelebihan
teknik-teknik dasar fotografi harus yang sampai saat ini tidak dapat
bisa dimaksimalkan dan ditandingi oleh teknologi digital. Sensor
dimanfaatkan untuk mengatasi dan pun berkembang sampai dapat
mendapat alternatif saat berada di disematkan pada perangkat-perangkat
lapangan, ketika mendokumentasikan kecil dengan kualitas yang masih bagus,
wisata lava tour di Dusun Pangukrejo dengan biaya produksi yang lebih
ini. murah, disesuaikan dengan kebutuhan
Selain merekam apa dari dan kelas atau peruntukan segmen pasar
dunia nyata, karya seni fotografi juga dari alat tersebut (Fitrianto, 2021).
memberi makna dan pesan. Sesuai dengan perkembangan zaman
Pencahayaan harus tepat dalam serta efektivitas waktu dan biaya, teknik
bidang gambar dengan komposisi digital harus dikuasai dengan maksimal
yang baik, tidak cukup hanya tajam untuk memudahkan dalam melakukan
gambarnya. Komposisi adalah proses olah foto.
elemen-elemen gambar yang Tujuan penyuluhan adalah (1)
terangkai dalam suatu ruang/format. menanamkan pengetahuan dan
Komposisi yang baik dari foto akan pemahaman dasar tentang teknik dasar
lebih efektif menampilkan pesan fotografi, (2) menanamkan pengetahuan
pembuatnya dan menimbulkan dan kemampuan untuk menerapkan
dampak yang lebih kuat. Komposisi komposisi fotografi, dan (3)
foto merupakan salah satu cara menanamkan pengetahuan dan
bagaimana fotografer kemampuan untuk menerapkan proses
mengekspresikan dirinya (Herlina, olah foto dengan digital imaging.
2007). Komposisi dapat membantu Adapun manfaat yang dapat
terwujudnya suatu karya fotografi diraih melalui penyuluhan ini sangatlah
yang bermutu (Yuliadewi, 2000). banyak, namun yang paling dapat

17
dirasakan oleh dosen, warga/khalayak serta mengevaluasi. Selain itu, juga
sasaran dan kalurahan setempat dalam menggunakan metode belajar mandiri
waktu dekat ialah: (1) peningkatan yang memberikan kesempatan kepada
kualitas hasil fotografi para fotografer peserta untuk mencoba
wisata, (2) peningkatan kemampuan mengaplikasikan pengetahuan yang
fotografer wisata dalam sudah didapatnya dari penyuluhan. Hal
menyesuaikan komposisi fotonya ini dilakukan melalui hunting foto dan
sehingga dapat terlihat lebh profesional, kemudian mengevaluasinya bersama.
(3) peningkatan kemampuan operator
digital imaging/pencetak foto, dan (4) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
peningkatan kapasitas luaran A. Objek Penyuluhan
penyuluhan dan kredibilitas dosen ISI 1. Khalayak Sasaran
Yogyakarta, khususnya dari Jurusan
Fotografi, FSMR ISI Yogyakarta. Dalam penyuluhan ini
khalayak yang disasar adalah
2. METODE PENGABDIAN segenap anggota komunitas
Dalam kegiatan penyuluhan, fotografer wisata Merapi di
metode yang digunakan adalah metode Dusun Pangukrejo,
ceramah yang dilakukan untuk Cangkringan, Sleman.
menyampaikan materi atau teori kepada
segenap anggota komunitas fotografer 2. Tempat Kegiatan
wisata bencana Merapi di Dusun Kegiatan dilaksanakan di base
Pangukrejo, Cangkringan, Sleman. camp jip wisata yang juga
Metode berikutnya adalah merupakan tempat
metode tanya jawab yang dilakukan berkumpulnya fotografer
secara interaktif untuk saling berdiskusi, wisata yang berlokasi di dusun
bertukar pendapat, dan menganalisis Pangukrejo.

3. Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sejak tanggal 3 April 2018 sampai dengan11
Mei 2018.
Tanggal Nama Kegiatan
3 April Perkenalan dan sosialisasi
5 April Pengenalan Komposisi Fotografi #1
9 April Hunting & Evaluasi
16 April Pengenalan Komposisi Fotografi #2
18 April Hunting & Evaluasi
23 April Teknik Foto #1
26 April Teknik Foto #2
30 April Pengenalan Editing Foto
2 Mei Editing

18
7 Mei Hunting & Evaluasi Foto
9 Mei Hunting & Evaluasi Foto
11 Mei Penutupan

4. Daftar Peserta
Berikut ini adalah daftar peserta yang pernah mengikuti jalannya
penyuluhan.
No. Nama Peserta Alamat
1 Wijiyono Pangukrejo
2 Parti Lestari Pangukrejo
3 Yuliana Savitri Pangukrejo
4 Rani Hastiningsih Pangukrejo
5 Irawan Pangukrejo
6 Supri Yanto Pangukrejo
7 Sri Hartinah Pangukrejo
8 Nuryanto Pangukrejo
9 Syamsudin Pangukrejo
10 Yoga Pangukrejo
11 Mumy Pangukrejo
12 Nanda Pangukrejo
13 Febri Pangukrejo
14 Tumijaya Pangukrejo
15 Giyarti Pangukrejo
16 Sokijo Pangukrejo
17 Narni Pangukrejo
18 Uta Pangukrejo
19 Hesti Pangukrejo
20 Ika Pangukrejo
21 Isar Pangukrejo
22 Slamet Pangukrejo
23 Mas Tanto Pangukrejo
24 Suyanto Pangukrejo
25 Rika Pangukrejo

19
B. Kegiatan Penyuluhan wisatawan dengan lebih
1. Materi Penyuluhan profesional.
1.1 Materi Teknik Dasar Fotografi Kontras dan brightness perlu
diketahui supaya tidak terjadi
Materi mengenai teknik dasar
hasil gambar yang kurang jelas
fotografi meliputi pengetahuan umum
dan terlihat buram. Sedangkan
tentang kamera sebagai alat perekam
cropping penting untuk
gambar dan pengetahuan umum
disampaikan karena memotong
tentang teknik fotografi, mencakup
gambar hasil foto bukan hanya
cara penggunaan dan pengaturan
sekadar memotong saja, namun
kamera secara baik dan benar sesuai
ada sisi estetika yang harus
kaidah ilmu fotografi.
diperhatikan dengan cermat.
Peserta penyuluhan diberikan Sepertiga bidang adalah hal
informasi bahwa memotret bukan tampak sepele namun sangat
hanya sekadar memindahkan realitas penting, karena dengan
ke atas sebuah kertas foto, melainkan pengetahuan semacam ini
juga menggunakan pengetahuan fotografer akan mampu
teknis penggunaan kamera secara mengambil foto dengan lebih
sederhana namun bisa berfungsi bagus dan lebih estetis. Hasil foto
optimal. tidak akan terasa “kosong‟ di
satu sisi, komposisi tidak akan
Setelah pemberian materi tentang
terlihat “timpang‟ dan tentu saja
pemahaman sederhana ilmu fotografi,
hasil keseluruhan akan
maka kemudian peserta diberikan
menunjukkan foto yang enak
penyuluhan tentang komposisi
dipandang mata dan
fotografi.
proporsional.
1.2 Materi Komposisi Fotografi Setelah pemahaman dasar dan
sederhana tentang ilmu
Materi mengenai komposisi
komposisi fotografi diberikan,
fotografi meliputi pengetahuan
maka kemudian peserta diberikan
umum tentang komposisi
penyuluhan tentang cara
pengambilan gambar yang tepat
mengolah foto di komputer.
dan sesuai kaidah ilmufotografi.
Komposisi adalah ruh dalam
fotografi, maka pengetahuan 1.3 Materi Editing Fotografi
dasar tentang komposisi
diberikan cukup banyak. Materi Materi editing fotografi meliputi
meliputi pengaturan kontras, bagaimana mengolah hasil foto
terang-gelap (brightness), dengan menggunakan peranti
cropping, dan juga tentang lunak di komputer untuk
sepertiga bidang. Hal-hal menambah estetika hasil
tersebut merupakan dasar-dasar fotografi. Dengan demikian,
komposisi yang wajib diketahui konsep mencetak foto yang
oleh para fotografer di selama ini sudah biasa mereka
Pangukrejo, sehingga ketika lakukan bisa diperbaiki dan
mereka memotret lagi, mereka ditingkatkan. Mencetak foto
bisa mengambil foto para bukan hanya sekadar mencetak
soft file hasil transfer data dari

20
kamera ke komputer dengan mencoba beristirahat, karena jika
printer warna, melainkan juga dilakukan di sore hari seusai
mengolah foto terlebih dahulu mereka bekerja maka mereka
sehingga hasil cetakan akan akan menjadi terlalu lelah dan
terlihat lebih bagus dan menarik. ingin segera pulang untuk
Pengolahan foto dengan medium beristirahat. Namun, walaupun
komputer hanya ditekankan pada sudah disiasati untuk
cropping dan gelap terang hasil mengadakan penyuluhan di siang
foto agar lebih memperindah hari, tetap saja peserta tidak bisa
hasil foto. Dengan demikian, seluruhnya hadir. Dengan
tidak terjadi over editing dan demikian dari sekian kali
hasil foto tetap tampak natural. penyuluhan, muncul peserta-
peserta yang hanya sekali atau
dua kali hadir dan besoknya hal
2. Kendala yang Dihadapi dalam
Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan demikian terulang kembali.
Transfer pengalaman dan
Selama melaksanakan pengetahuan melalui sarana
kegiatan penyuluhan kendala penyuluhan resmi dirasakan
yang paling terasa adalah kurang optimal.
kehadiran peserta yang tidak
konsisten dalam frekuensi C. Hasil Penyuluhan
kehadirannya. Akibatnya adalah
terjadinya beberapa kali Secara keseluruhan penyuluhan
pengulangan materi yang ini membawa hasil yang cukup
sebetulnya sudah disampaikan di memuaskan. Peserta yang datang
awal. Jumlah target sasaran pada tidak sebanyak yang diharapkan
mulanya adalah sekitar 15-20 namun penyuluhan tetap berjalan
orang agar penyuluhan ideal dan dengan efektif dan komunikatif.
optimal. Namun, di hari-hari Peserta tampak antusias dengan
penyuluhan seringkali yang bisa materi yang disampaikan dan sangat
hadir ternyata hanya berkisar 7- aktif dalam bertanya, khususnya
10 orang saja dikarenakan ketika tiba saatnya evaluasi hasil
kesibukan mereka dalam hunting foto. Anggota komunitas
“berburu momen‟ untuk fotografer wisata yang ternyata
memotret wisatawan yang tak sebagaian besar merupakan
hentinya silih berganti perempuan itu menunjukkan
berdatangan ke lokasi wisata di keingintahuan yang besar tentang
Cangkringan. dunia fotografi.

Selain terjadi fluktuasi dari Penyuluhan seni tentang


segi jumlah peserta, kendala lain komposisi fotografi dan digital
yang dirasakan cukup imaging dirasakan telah berhasil
mengganggu adalah waktu memberikan pengetahuan tambahan
pertemuan yang seringkali terasa bagi para fotografer wisata di sana.
kurang tepat. Waktu ideal untuk Pengetahuan tentang komposisi
melakukan penyuluhan ternyata fotografi akan membekali para
di siang hari sembari para fotografer dengan wawasan yang
fotografer wisata sedang bermanfaat untuk menjaga estetika
pemotretan, yang juga berimbas

21
kepada rasa nyaman si fotografer
untuk mengeksplorasi objek fotonya
dan rasa puas dari wisatawan ketika
melihat hasil foto mereka. Imbas
lain yang terjadi adalah peningkatan
dalam penjualan hasil cetak foto
walau dirasa belum bisa dibilang
signifikan.
Contoh-contoh di bawah ini
menunjukkan hasil foto
“sebelum‟ dan “sesudah‟
mendapatkan pengetahuan singkat
dari penyuluhan seni fotografi. Foto 2
Sumber: Yuliana (Fotografer Gunung
1. Hasil Foto Sebelum Penyuluhan Merapi)
Foto-foto yang dihasilkan
sebelum adanya penyuluhan lebih
terkesan “asal memotret‟ karena view
yang tampak di foto tidak
mengesankan, ada bagian objek yang
seperti terpotong tidak proporsional
dan ada pula yang wajah-wajah
wisatawan yang kurang jelas terlihat
entah karena blur atau tertutup objek
foto lain.

Foto 3

Foto 1

Foto 4

22
2. Hasil Foto Sesudah Penyuluhan
Foto-foto yang dihasilkan
setelah penyuluhan sudah
menunjukkan adanya perbaikan
estetika dan komposisi fotografi.
Objek foto terlihat lebih jelas
walaupun itu dalam foto kelompok
dan pemandangan atau view
sekitarnya juga lebih tampak
signifikan dan bahkan terlihat khas
bahwa itu diabadikan di kawasan Foto 7
Gunung Merapi.

Foto 8

Foto 5
Setelah penyuluhan, peserta
mendapati bahwa memotret bukanlah
sekadar mengabadikan suatu momen.
Para fotografer Dusun Pangukrejo
kini telah memahami bahwa untuk
mengabadikan suatu momen yang
penting dan mungkin tidak akan
terulang kembali melalui medium
fotografi justru harus membuatnya
tampak berkesan dan indah. Supaya
tampak indah maka pengetahuan
tentang komposisi dan estetika
fotografi penting untung diterapkan
Foto 6 dalam keseharian mereka bekerja
dengan memotret wisatawan.
Penyuluhan ini dirasa telah
berhasil mengenalkan ilmu fotografi
yang penting diketahui oleh semua
pegiat fotografi, khususnya dalam hal
ini adalah fotografer Dusun
Pangukrejo.

23
Selama ini peserta beranggapan 4. SIMPULAN
bahwa memotret hanyalah sekadar
Kegiatan penyuluhan seni
mengoperasikan kamera dan
merupakan salah satu penyuluhan yang
menghasilkan gambar untuk dicetak
diharapkan dan dinanti oleh masyarakat
dan dijual. Mereka beranggapan foto-
karena bisa menyeimbangkan kehidupan
foto mereka semua sudah layak jual
berbangsa dan bernegara. ISI
karena wisatawan pasti akan lebih
Yogyakarta sebagai barometer
mengapresiasi momen berwisata di
pendidikan kesenian di Yogyakarta
Cangkringan daripada
dengan institusi seninya tak pernah lalai
memperhatikan detail foto yang
untuk mengambil peran dalam
kurang bagus hasilnya.
mengedukasi masyarakat tentang
Setelah penyuluhan, peserta bisa
kesenian. Diadakannya penyuluhan seni
memahami bahwa menjadi fotografer
secara kontinu bermaksud agar
bukanlah sekadar memegang kamera
masyarakat yang disasar mampu tetap
dan mengambil gambar. Peserta
menjaga integritas untuk melestarikan
menjadi paham bahwa fotografi
budaya bangsa, namun juga tidak
adalah seni dan ilmu yang terpadu,
menutup diri dari budaya dan teknologi
sehingga dengan mendapatkan
dari luar. Dalam penyuluhan seni dengan
ilmunya dari penyuluhan mereka
tema tentang komposisi fotografi untuk
berharap untuk bisa membuat foto
mengoptimalkan hasil foto para
yang estetis.
fotografer wisata di Dusun Pangukrejo,
Secara keseluruhan, hasil
tampak antusiasme peserta yang
penyuluhan yang didapat masih
sebetulnya sangat tinggi. Namun sayang,
sesuai dengan harapan awal
keinginan mereka untuk belajar lebih
penyuluh, bahkan satu-dua peserta
jauh mengenai fotografi sering
bisa melampaui harapan penyuluh.
terkendala oleh jadwal kerja mereka
Beberapa dari mereka bahkan setelah
memotret para wisatawan. Tekad mereka
serangkaian penyuluhan selesai
untuk tetap melestarikan wisata di
masih tetap mencoba berkabar dan
Pangukrejo, Cangkringan, Sleman patut
berkonsultasi dengan penyuluh.
diapresiasi karena mereka tak sekadar
Analisis tentang kekurangan dan
mengharap rezeki dalam bentuk uang,
kesalahan yang dilakukan para
tetapi mereka juga berharap masyarakat
fotografer di dusun Pangukrejo yang
khususnya wisatawan tak lagi takut
dilakukan di awal penyuluhan bisa
dengan “kemisteriusan‟ Merapi. Semua
berjalan dengan lancar karena semua
akan aman-aman dan baik-baik saja jika
peserta sangat terbuka dalam
seluruh warga tetap waspada dan
menyampaikan cerita, pertanyaan,
bertindak seturut tanda-tanda alam.
dan tanggapan. Dengan demikian,
Penyuluhan seni fotografi telah
penyuluh bisa membantu mencarikan
berhasil dilaksanakan dengan baik dan
solusi dan kemudian dipraktikkan
diharapkan warga yang sudah diberi
bersama sehingga kemampuan
penyuluhan mampu tetap berlatih dan
peserta dalam penyuluhan seni
menerapkan pengetahuan dan tambahan
fotografi menunjukkan peningkatan
keterampilan yang sudah didapatkan
yang positif di akhir penyuluhan.
selama penyuluhan. Masih banyak
kekurangan dari pihak penyuluh dalam
berbagi, namun semoga pengalaman,
ilmu, dan pengetahuan yang sudah

24
dibagikan tetap bisa bermanfaat. Gunung Merapi Jawa Tengah-
Indonesia. In Warisan Geologi di
5. SARAN Indonesia dan Malaysia (pp. 206–
221).
Penyuluhan seni akan berjalan
dengan jauh lebih lancar dan efektif bila Fakhrani, F. A., & Wicaksono, A.
tidak terhalang kesibukan lain atau (2020). Memuseumkan Kawasan
waktu yang mengikat dan minimnya Erupsi: Upaya Warga Lereng
pendanaan. Dusun Pangukrejo Selatan Gunung Merapi untuk
menyimpan potensi wisata yang sangat Bangkit dari Keterpurukan
besar dan didukung oleh komunitas- Ekonomi. UGM.
komunitas yang siap mewartakan wisata Fitrianto, Y. (2021). Dasar-Dasar
alam di sana. Digital Imaging. Yayasan Prima
Bagi para penyuluh lain yang Agus Teknik.
hendak berbagi ilmu dan pengetahuan ke Gunawan, A. P. (2013). Pengenalan
sana sebaiknya bisa memastikan jam Teknik Dasar Fotografi.
temu yang paling efektif agar semua Humaniora, 4(1), 518–527.
warga yang disasar bisa hadir dengan https://doi.org/10.21512/humaniora
konsisten. Untuk pendanaan bisa .v4i1.3460
diupayakan sebaik-baiknya dan lebih Lesie Yuliadewi. (2000). Komposisi
optimal dari kedua belah pihak, baik dari dalam Fotografi. Nirmana, 2(1),
tim penyuluh seni dan warga yang 48–59.
disasar agar kegiatan penyuluhan bisa http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/in
berjalan lebih baik dan lebih lancar lagi. dex.php/dkv/article/view/16052
6. UCAPAN TERIMA KASIH Lisawati, N., & Sakre, T. (2022).
Penulis mengucapkan terima Analisis Karya Fotografi Digital
kasih kepada pihak LPPM ISI Imaging. Racana, 3(1), 29–36.
Yogyakarta yang sudah memberikan Muktaf, Z. M. (2017). Wisata Bencana:
fasilitas adanya program penyuluhan Sebuah Studi Kasus Lava Tour
seni dan kepada Kelompok Seni Ngudi Gunung Merapi. Jurnal
Laras yang telah bekerja sama dengan Pariwisata, IV(2), 84–93.
baik selama proses pelaksanaan http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/ind
penyuluhan seni. Terima kasih juga ex.php/jp84
kepada pihak-pihak terkait yang Nurmansyah, A. (2014). Potensi
mendukung kegiatan sehingga kegiatan Pariwisata dalam Perekonomian
penyuluhan seni berjalan lancar. Indonesia. Jurnal Bisnis &
Kewirausahaan, III(1), 44–61.
DAFTAR PUSTAKA Pratiwi, N. (2020). Jip Lava Tur Merapi
[Universitas Teknologi
Antopani, T. (2016). Fotografi, Yogyakarta]. http://e-
Pariwisata, dan Media Aktualisasi journal.uajy.ac.id/16178/2/MTA02
Diri. REKAM: Jurnal Fotografi, 3981.pdf
Televisi, dan Animasi, 11(1), 31. Puspitasari, C., Prayudi, & Rochayanti,
https://doi.org/10.24821/rekam.v11 C. (2020). Pengembangan Model
i1.1293 Komunikasi dalam Pengelolaan
DF Yudiantoro, Sayudi, D., & Muzani, Objek Wisata. Paradigma: Jurnal
M. (2004). Warisan Letusan Masalah Sosial, Politik, dan

25
Kebijakan, 24(1).
ttp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/p
aradigma/article/view/5025
Suhartini, E., & Arifiyanti, J. (2018).
Daerah Pasca Bencana, Daya Tarik
Tersendiri bagi Pariwisata
Indonesia. Journal of Tourism and
Creativity, 2(1), 35–46.
Wibowo, A. A. (2015). Fotografi Tak
Lagi Sekadar Alat Dokumentasi.
Imajinasi: Jurnal Seni, IX(2), 137–
142.
Yekti Herlina. (2007). Komposisi dalam
Seni Fotografi. Nirmana, 9(2), 82–
88.
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/in
dex.php/dkv/article/view/17676

26

Anda mungkin juga menyukai