Anda di halaman 1dari 13

Media Sosial dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Pesisir Rawan

ISSN: 1411-1527
Bencana Kabupaten Cilacap
E-ISSN: 2599-0209
(Triana Ahdiati, M. Soebiantoro
Homepage: http://jurnalpariwisata.stptrisakti.ac.id/index.php/JIP/index dan Solahuddin Kusumanegara)
DOI: https://doi.org/10.30647/jip.v27i2.1619

Media Sosial Dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata


Pesisir Rawan Bencana Kabupaten Cilacap

Triana Ahdiati*, M. Soebiantoro, Solahuddin Kusumanegara


Jurusan Ilmu Politik Fisip Universitas Jenderal Soedirman

*triana.ahdiati@unsoed.ac.id

Informasi Artikel Abstract


Received: 18 Juli 2022 This research aims at describing social media in the ecotourism
Accepted: 22 Juli 2022 development in disaster-prone coastal tourism area, Cilacap
Published: 31 Juli 2022 Regency, especially in Widarapayung Wetan Village. By using a
qualitative method through an action research approach, the result
Keywords: of the research indicates that social media is needed for developing
Ecotourism, Social Media, ecotourism in that area. Apart from being a means of tourism
Blog, Disaster-Prone Coastal promotion, social media is also an effective means of supporting
Tourism Area the implementation of disaster risk reduction programs in the
region. Due to the limited resources available, however, the
development of ecotourism through the use of blog as social media
still needs to be done gradually and sustainably. In addition, a
comparative study to tourist areas in other regions also shows that
the development of the ecotourism blog by Pokdarwis PIW is very
significant to increase the capacity of disaster-prone coastal
communities in the area.

Abstrak
Kata Kunci: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan media sosial dalam
Ekowisata, Media Sosial, pengembangan ekoturisme di kawasan wisata rawan bencana,
Blog, Kawasan Wisata Pesisir Kabupaten Cilacap, khususnya di Desa Widarapayung Wetan.
Rawan Bencana Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui
pendekatan riset aksi, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
media sosial dibutuhkan dalam pengembangan ekowisata di
wilayah tersebut. Selain sebagai sarana promosi wisata, media
sosial juga menjadi sarana pendukung yang efektif bagi
pelaksanaan program pengurangan risiko bencana di kawasan
tersebut. Selain itu, studi banding ke kawasan wisata di daerah lain
yang dilakukan juga menunjukkan bahwa pengembangan blog
ekowisata oleh Pokdarwis PIW menjadi sangat signifikan untuk
meningkatkan kapasitas masyarakat pesisir rawan bencana di daerah
tersebut. Namun karena terbatasnya sumber daya yang ada, maka
pengembangan ekowisata melalui pemanfaatan blog sebagai media
sosialnya masih perlu dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.

Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 27 No.2, Juli 2022, pp 214-226 214


Media Sosial dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Pesisir Rawan
Bencana Kabupaten Cilacap
(Triana Ahdiati, M. Soebiantoro dan Solahuddin Kusumanegara)

PENDAHULUAN terlepas dari upaya penanggulangan


Pariwisata menjadi salah satu bencana yang mengancam keberadaan
pilihan dalam mengembangkan ekonomi potensi wisata itu sendiri. Oleh karena
kreatif daerah. Daya saing sektor itu, pengembangan pariwisata di
pariwisata di daerah semakin meningkat Kabupaten Cilacap harus berwawasan
dengan dukungan industri digital. lingkungan sekaligus tanggap bencana.
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Dengan kata lain, pengembangan
pariwisata merupakan sektor penting pariwisata difokuskan pada ekowisata
yang dapat mendorong pembangunan di yang dapat meningkatkan potensi wisata
suatu daerah. Hal ini semakin diperkuat sekaligus mengurangi risiko bencana
dengan adanya daya saing antardaerah (disporapar.cilacapkab.go.id, 2012).
yang ingin mengembangkan Dari beberapa kawasan wisata
perekonomiannya melalui sektor pesisir yang termasuk dalam wilayah
pariwisata. Indikator adanya daya saing Kabupaten Cilacap, Pantai Indah
tersebut terlihat dari berkembangnya Widarapayung yang terletak di Desa
industri pariwisata di berbagai kawasan Widarapayung Wetan menjadi salah satu
wisata di Indonesia yang mengelola kawasan wisata pesisir unggulan namun
potensi wisata dan produk yang sangat rawan terhadap bencana. Hal ini
dihasilkannya. Dalam hal ini, kemajuan terlihat dari karakteristik pantainya yang
industri pariwisata dewasa ini sangat sangat landai dan terbuka, langsung
ditopang oleh industri digital yang berhadapan dengan laut lepas di
menjadi ujung tombak dari keberhasilan Samudera Hindia. Kerentanan Kawasan
pengembangan pariwisata di berbagai Wisata Pantai Indah Widarapayung tidak
daerah tersebut. Hal ini terlihat dari saja mengancam wilayah sekitar pantai,
banyaknya pengelola wisata yang sudah tetapi juga bisa berdampak luas bagi
memanfaatkan sarana yang bersifat seluruh masyarakat Desa Widarapayung
digital untuk mengembangkan obyek Wetan. Dilihat dari dampak yang
wisata di daerahnya, seperti penggunaan diakibatkannya, bentuk bencana yang
media sosial dan sebagainya paling berpotensi merusak dan memakan
(kompas.com, 2018). korban jiwa yang masif adalah bencana
Salah satu daerah yang memiliki gempa bumi dan tsunami. Selain
cukup banyak kawasan wisata adalah memiliki karakteristik bencana yang
Kabupaten Cilacap. Dilihat dari begitu dahsyat, bencana tersebut juga
topografinya, Kabupaten Cilacap yang tidak pernah bisa diprediksi kapan
berada di kawasan pantai selatan Jawa terjadinya. Dampak yang paling terasa
termasuk dalam poros ketujuh kawasan dan pernah dialami oleh masyarakat
yang menjadi daerah tujuan wisata tersebut adalah hilangnya nyawa ratusan
(DTW) di Jawa Tengah. Kabupaten ribu jiwa sekaligus harta benda yang
Cilacap merupakan salah satu Obyek cukup besar pada tahun 2006. Oleh
Wisata Selatan- Selatan (OWSS) yang karena itu, pariwisata yang
menjadi andalan Provinsi Jawa Tengah dikembangkan di kawasan tersebut tidak
karena memiliki aset wisata pantai yang hanya sebatas pengelolaan potensi
sangat potensial untuk dikembangkan, pantai, tetapi juga penguatan masyarakat
seperti: Pantai Jetis, Pantai Karangpakis, setempat melalui organisasi terkait, yaitu
Pantai Ketapang, Pantai Indah Kelompok Sadar Wisata Pantai Indah
Widarapayung dan Pantai Bunton. Widarapayung (Pokdarwis PIW).
Banyaknya pantai yang termasuk dalam Ancaman bencana bisa
sebagian wilayah Kabupaten Cilacap diantisipasi dengan melakukan
menunjukkan bahwa daerah tersebut program penanggulangan bencana.
berada dalam kawasan pesisir yang Salah satu kegiatan penanggulangan
rawan terhadap bencana. Artinya, bencana adalah dengan melakukan
pengembangan pariwisata tidak bisa mitigasi bencana. Menurut UU
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 27 No.2, Juli 2022, pp 214-226 215
Media Sosial dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Pesisir Rawan
Bencana Kabupaten Cilacap
(Triana Ahdiati, M. Soebiantoro dan Solahuddin Kusumanegara)

Republik Indonesia Nomor 24 Tahun dipungkiri. Pembangunan dan


2007 Tentang Penanggulangan pelestarian lingkungan senantiasa saling
Bencana, mitigasi adalah serangkaian melengkapi dalam mewujudkan sebuah
upaya untuk mengurangi risiko ekosistem lingkungan hidup yang
bencana, baik melalui pembangunan seimbang, serasi, dan berkesinambungan,
fisik maupun penyadaran dan yakni lingkungan hidup yang memiliki
peningkatan kemampuan menghadapi daya tampung dan daya adaptasi
ancaman bencana. Mitigasi bencana lingkungan yang seimbang dan
dilakukan dalam situasi di mana proporsional untuk kepentingan
terdapat potensi terjadinya bencana. kehidupan manusia (Ramly, 2017).
Pengurangan risiko bencana yang Artinya, ekowisata di daerah wisata
menjadi tujuan dari mitigasi bencana menjadi sangat signifikan untuk
itu sendiri diperuntukkan bagi dikembangkan sebagai penopang
masyarakat yang berada pada kawasan sekaligus pelestarian kehidupan
rawan bencana. Kegiatan yang masyarakat setempat. Sesuai dengan
dilakukan dalam mitigasi bencana perkembangan zaman,
meliputi: (1) Pelaksanaan penataan pengembangannya bahkan bisa
ruang; (2) Pengaturan pembangunan, dilakukan dengan dukungan penggunaan
pembangunan infrastruktur dan tata media sosial (Akash & Aram, 2018).
bangunan; (3) Penyelenggaraan Media sosial adalah sebuah
pendidikan, penyuluhan dan pelatihan, media daring, dengan para penggunanya
baik secara konvensional maupun bisa dengan mudah berpartisipasi,
modern. berbagi, dan menciptakan isi meliputi
blog, jejaring sosial, wiki, forum dan
TINJAUAN PUSTAKA dunia virtual (Thong et al, 2022). Blog,
Keberhasilan penyelenggaraan jejaring sosial dan wiki merupakan
pariwisata sangat bergantung pada bentuk media sosial yang paling umum
perencanaan dan implementasinya. digunakan oleh masyarakat di seluruh
Perencanaan pariwisata yang baik tidak dunia. Media sosial sebagai "sebuah
hanya bertujuan untuk mengembangkan kelompok aplikasi berbasis internet yang
bisnis dalam kerangka pembangunan membangun di atas dasar ideologi dan
ekonomi semata, tetapi juga harus teknologi Web 2.0 , dan memungkinkan
memperhatikan ekosistem yang penciptaan dan pertukaran user-
seimbang untuk keberlangsungan generated content” (Kaplan & Haenlein,
industri pariwisata itu sendiri (Gunn, 2010).
1994). Media sosial dapat membentuk
Jelas terlihat bahwa ekowisata kembali cara pandang seseorang dalam
tidak hanya menjadi alat konservasi alam melihat dirinya sendiri dan orang lain.
yang sangat ramah lingkungan, tetapi Artinya, media sosial dapat menciptakan
juga membangun pariwisata yang konteks sosial baru yang memberikan
bertanggung jawab secara ekologis alternatif solusi psikologis untuk
terhadap lingkungan hidup di sekitarnya tindakan komunikatif (Callahan et al,
(Ahdiati, 2015). 2018). Selain itu, media sosial juga
Dalam pengembangan ekowisata, dianggap efektif karena mempunyai
pengelolaan lingkungan hidup sangat media exposure yang luas. Berdasarkan
terkait dalam penyelenggaraan pengalaman daerah yang berhasil
pariwisata. Dalam hal ini, keterkaitan memanfaatkan media sosial, misalnya
antara pengelolaan lingkungan hidup dan Bantul, media sosial terbukti dapat
penyelenggaraan pariwisata yang meningkatkan kesadaran dan
penekanannya pada pengelolaan sumber kewaspadaan masyarakat terhadap risiko
daya alam dan sumber daya manusia bencana dan dapat mendukung efisiensi
merupakan fenomena yang tidak dapat ekonomi (dapat dilihat lebih lengkap
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 27 No.2, Juli 2022, pp 214-226 216
Media Sosial dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Pesisir Rawan
Bencana Kabupaten Cilacap
(Triana Ahdiati, M. Soebiantoro dan Solahuddin Kusumanegara)

dalam www.bpbd.bantulkab.go.id). nilainya yang dianut masyarakat dan


Dalam konteks pariwisata, media sosial lebih memihak pada rakyat kecil
dapat dimanfaatkan alat obyek wisata sebagai kelompok warga masyarakat
untuk menarik kunjungan para yang secara kritis memerlukan
wisatawan. Oleh karena itu, pengembangan. Hal ini didasarkan
pengembangan media sosial menjadi pada asumsi bahwa (McNiff &
signifikan untuk dilakukan dalam Whitehead, 2006): 1) masyarakat itu
pengembangan pariwisata itu sendiri sendiri yang paling mengetahui dan
(Chatterjee et al, 2021).
memahami berbagai masalah dan
kebutuhannya; 2) yang perlu mereka
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini ditulis miliki adalah kesempatan, karena
berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan kesempatan itu mereka akan
di Kabupaten Cilacap dengan situs mampu merumuskan kebutuhannya
penelitiannya di Desa Widarapayung dan memecahkan permasalahannya
Wetan, Kecamatan Binangun. Alasan secara sistematis, efektif dan efisien.
pemilihan lokasi tersebut adalah Oleh karena itu, penelitian tindakan
karena Desa Widarapayung Wetan tidak mengenal pendekatan hegemoni
mempunyai kawasan wisata pantai dalam memproduksi pengetahuan
unggulan yang terletak di pesisir (Kindon et al, 2007). Teknik
selatan wilayah Kabupaten Cilacap. pengumpulan data yang digunakan
Desa tersebut pernah mengalami dalam penelitian ini adalah wawancara
bencana tsunami pada tahun 2006. mendalam, observasi; dan studi
Akibat dari bencana yang sempat dokumen. Selain itu, studi banding
membuat lesu sektor pariwisata juga dilakukan ke Desa Wisata
tersebut, maka Kelompok Sadar Nglanggeran yang telah mapan
Wisata (Pokdarwis) Pantai Indah menggunakan media sosial sebagai
Widarapayung (PIW) menganggap ujung tombak pengembangan
pentingnya pengembangan ekowisata kegiatannya. Hal ini dilakukan sebagai
di desa tersebut. Dalam hal ini, bagian dari aplikasi teknik
pengembangan ekowisata dengan pengumpulan data yang komprehensif.
strategi yang tepat disadari akan lebih Data yang sudah terkumpul dianalisa
menarik kunjungan wisata ke Pantai dengan menggunakan model analisis
Indah Widarapayung sekaligus dapat interaktif (Miles & Huberman, 1992).
memitigasi bencana dan menguatkan Untuk mendapatkan kesimpulan yang
kapasitas masyarakat di desa tersebut. sahih, maka hasil penelitian ini
Metode penelitian yang divalidasi dengan menggunakan 4
digunakan adalah kualitatif dengan (empat) cara, yaitu: 1) derajat
riset aksi sebagai pendekatannya kepercayaan (credibility); 2)
(Somekh, 2006). Dalam penelitian transferabilitas data; 3) dependabilitas
tindakan, diterapkan penelitian ilmiah data; 4) konfirmabilitas data (Lincoln
untuk menemukan fakta dan & Guba, 1984).
eksperimentasi masalah-masalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
praktis yang membutuhkan solusi dan
Deskripsi Lokasi Penelitian
melibatkan pemerintah, masyarakat,
Secara umum, daerah-daerah di
dan pemangku kepentingan lainnya Indonesia merupakan wilayah yang
(Islamy, 2006). Metodologi penelitian rawan gempa bumi dan tsunami, serta
tindakan berlandaskan pada konteks bencana alam lainnya. Pasca
sosial budaya dengan berbagai meletusnya Gunung Krakatau yang

Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 27 No.2, Juli 2022, pp 214-226 217


Media Sosial dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Pesisir Rawan
Bencana Kabupaten Cilacap
(Triana Ahdiati, M. Soebiantoro dan Solahuddin Kusumanegara)

menimbulkan tsunami besar di tahun pengembangan pariwisata di desa


1883, setidaknya telah terjadi 17 tersebut harus diimbangi dengan upaya
bencana tsunami besar di Indonesia pengurangan risiko bencana (PRB)
selama hampir satu abad (1900-1996). untuk menjaga sustainabilitas
Hal ini terjadi karena wilayah kehidupan di wilayah itu sendiri.
Indonesia dikelilingi oleh lempeng Dalam hal ini, pengembangan
Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan pariwisata di daerah tersebut diarahkan
lempeng Pasifik. Jika suatu saat pada pengembangan ekowisata yang
lempeng ini akan bergeser patah, maka dapat meningkatkan perekonomian
menimbulkan gempa bumi. masyarakat setempat sekaligus
Selanjutnya, bila terjadi tumbukan mengurangi risiko bencana yang
antarlempeng tektonik, maka dapat mengancam kehidupannya.
terjadi bencana tsunami, seperti yang Dalam sejarahnya, Desa
terjadi di Aceh dan Sumatera Utara Widarapayung Wetan–yang kemudian
(Ahdiati, 2015). ditetapkan sebagai desa wisata dengan
Daerah-daerah pesisir selatan di nama Desa Wisata Samudera Mandiri
Pulau Jawa juga merupakan daerah Sejahtera–adalah pecahan wilayah dari
yang rawan bencana tsunami. Salah satu desa yang bernama Desa
satu daerah tersebut adalah Kabupaten Widarapayung yang terletak di
Cilacap (Gunawan, 2004). Kabupaten Kecamatan Binangun dan beribukota
Cilacap merupakan daerah terluas di di perempatan Pasar Wringin. Nama
Jawa Tengah, dengan batas-batas Desa Widarapayung memiliki sejarah
wilayah sebagai berikut: (1) Sebelah yang unik karena nama ini berasal dari
selatan berbatasan dengan Samudera satu riwayat, seperti cerita dari salah
Indonesia; (2) Sebelah utara satu narasumber yang merupakan
berbatasan dengan Kabupaten keturunan langsung dari lurah kedua
Banyumas, Kabupaten Brebes dan desa tersebut:
Kabupaten Kuningan di Provinsi Jawa “Dalam riwayatnya, Raden Jono
Barat; (3) Sebelah timur berbatasan (Kuncung), bawa payung cari dara
dengan Kabupaten Kebumen; (4) di pekuburan Budha. Pekuburan
sebelah barat berbatasan dengan ini berada di wilayah Tanah Budha,
Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar di dekat pantai di Kabupaten Cilacap.
Provinsi Jawa Barat. Jadi nama Widarapayung berasal
Desa Widarapayung Wetan dari kata "dara" dan kata
terletak di kawasan pesisir selatan "payung", kemudian menjadi kata
Kabupaten Cilacap yang luasnya "widarapayung". Raden Jono
mencapai 447,862 ha dengan batas- adalah seorang putra ratu, yaitu
batas desa sebagai berikut: (1) Desa orang yang dihormati atau ‘ndara’
Binangun, Alangamba, di sebelah dalam bahasa Jawanya.”
utara; (2) Desa Sidaurip di sebelah Sebelum kemerdekaan, Desa
timur; (3) Samudera Indonesia di Widarapayung dimekarkan menjadi
sebelah selatan; (4) Desa Sidayu di Desa Widarapayung Wetan yang
sebelah barat. Batas-batas desa berada di wilayah timur pantai dan
tersebut menegaskan bahwa Desa Widarapayung Kulon yang berada di
Widarapayung Wetan terletak di wilayah barat pantai. Kemudian pada
wilayah pesisir yang pantainya tahun 1990-an, Desa Widarapayung
langsung berhadapan dengan laut Kulon dimekarkan lagi menjadi dua
lepas. Artinya, Desa Widarapayung desa, yaitu Desa Sidayu yang berada di
Wetan merupakan kawasan wisata wilayah timur desa dan Desa
pantai yang sangat potensial namun Widarapayung Kulon yang berada di
sekaligus sangat rentan terhadap wilayah barat desa. Dengan demikian,
bencana. Oleh karena itu, upaya berdasarkan sejarah dan
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 27 No.2, Juli 2022, pp 214-226 218
Media Sosial dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Pesisir Rawan
Bencana Kabupaten Cilacap
(Triana Ahdiati, M. Soebiantoro dan Solahuddin Kusumanegara)

perkembangan wilayahnya, satu Desa sekitarnya. Sumber daya manusia yang


Widarapayung dahulu telah menjelma ada di kawasan wisata Pantai Indah
menjadi tiga desa: Desa Widarapayung Widarapayung meliputi pemerintah,
Wetan, Desa Sidayu dan Desa pengusaha atau pengembang bisnis
Widarapayung Kulon. pariwisata, dan masyarakat setempat.
Dilihat dari karakteristik Sumber daya manusia berpotensi dalam
wilayahnya, kawasan Desa pengembangan ekowisata di kawasan
Widarapayung Wetan merupakan wisata Pantai Indah Widarapayung
kawasan yang rawan terhadap bentuk- karena keberadaan dan
bentuk bencana yang biasanya melanda keberlangsungannya dibutuhkan untuk
wilayah pesisir, seperti gelombang melestarikan dan mengembangkan
pasang, angin puting beliung, wabah sumber daya alam yang ada di kawasan
penyakit, kecelakaan laut, gempa bumi tersebut. Dalam hal ini, sumber daya
dan tsunami. Bentuk-bentuk bencana manusia berfungsi untuk mengolah
tersebut bukan saja potensial terjadi di sumber daya alam menjadi produk-
kawasan Widarapayung, tetapi juga sulit produk ekowisata yang dapat bermanfaat
untuk diprediksi kedatangannya. dalam pengembangan ekowisata di
Padahal dampak dari bentuk-bentuk kawasan wisata Pantai Indah
bencana tersebut bukan saja dapat Widarapayung itu sendiri.
mengakibatkan kerusakan alam dan Pascabencana gempa dan
lingkungan sekitarnya, tetapi juga tsunami tahun 2006, pengembangan
menyebabkan penderitaan bagi makhluk pariwisata di Desa Widarapayung Wetan
hidup yang berada di kawasan tersebut. memang telah difokuskan pada
pengembangan ekowisata. Namun
Pengembangan Ekowisata untuk demikian, pengembangan ekowisata
Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tersebut masih dilakukan secara sporadis
Meskipun sangat rentan terhadap dan belum menyeluruh. Dalam hal ini,
bencana, Desa Widarapayung Wetan pelaksanaannya bersifat individual dan
memiliki kelebihan yang diharapkan bisa tidak komprehensif. Bahkan organisasi
mengatasi persoalan bencana tersebut. Pokdarwis PIW–yang pada saat itu
Kelebihannya adalah potensi masih bernama Pokdarwis Widodo Asri–
pariwisatanya yang dapat dikembangkan belum memasukkan Seksi Ekowisata ke
ke arah ekowisata berbasis masyarakat, dalam struktur organisasinya, hanya ada
sehingga terbuka peluang untuk Seksi Lingkungan di dalamnya. Artinya,
mengatasi pesoalan kemiskinan di ekowisata belum dipahami secara baik
kawasan itu sekaligus mengonservasi oleh para pengurusnya sebagai satu
lingkungan hidup untuk PRB secara bidang khusus yang penting dalam
berkelanjutan. Potensi ekowisata yang pengembangan pariwisata di kawasan itu
termasuk dalam sumber daya alam dari yang memiliki banyak potensi
Desa Widarapayung Wetan adalah: ekowisata. Baru pada tahun 2017,
pemandangan pantai yang indah, pasir Pokdarwis PIW merestrukturisasi
besi, ombak yang indah, berbagai jenis organisasinya dengan memasukkan
ikan dan binatang laut, tumbuh- ekowisata sebagai seksi khusus untuk
tumbuhan (kelapa, ketapang, cemara, mengelola pengembangan ekowisata di
akasia, nyamplung, waru, mahoni, alba), wilayah tersebut (Ahdiati et al, 2017).
pandan, rumput lari, krandan, orok-orok, Selain pembentukan Seksi
bleketapak, meniran dan ciplukan. Ekowisata dalam restrukturisasi
Selain sumber daya alam, potensi organisasinya, Pokdarwis PIW berupaya
ekowisata yang mendukung keberadaan menyusun blog sendiri untuk mendukung
dan keberlangsungan kawasan wisata kegiatan pengembangan ekowisata di
Pantai Indah Widarapayung di desa Desa Widarapayung Wetan (Ahdiati et
tersebut adalah sumber daya manusia di al, 2017). Meskipun blog tersebut masih
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 27 No.2, Juli 2022, pp 214-226 219
Media Sosial dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Pesisir Rawan
Bencana Kabupaten Cilacap
(Triana Ahdiati, M. Soebiantoro dan Solahuddin Kusumanegara)

sangat jauh dari yang diharapkan, namun sendiri. Dalam hal ini, Pokdarwis PIW
sudah terlihat upaya dari Pokdarwis PIW terus berupaya untuk mencari terobosan
yang progresif untuk memajukan sektor pengembangan ekowisata melalui
pariwisata di wilayah tersebut. Artinya, berbagai cara. Salah satunya adalah
Pokdarwis PIW sebagai representasi melalui penguasaan media sosial. Dalam
masyarakat setempat memiliki arti hal ini, penguasaan media sosial menjadi
penting dalam pengelolaan pariwisata di tujuan sekaligus modal bagi masyarakat
wilayah tersebut. Dengan demikian, setempat untuk aktif berpartisipasi dalam
peran dari masyarakat khususnya pengembangan ekowisata di wilayah
komunitas terkait–menjadi sangat tersebut.
penting dalam pengembangan ekowisata Dalam konteks pengembangan
di Desa Widarapayung Wetan Kabupaten ekowisata di Desa Widarapayung
Cilacap. Wetan, Kabupaten Cilacap, media social
Untuk mengembangkan menjadi sarana baru untuk mendukung
ekowisata, masyarakat tidak dapat pengembangan itu sendiri. Sebelumnya,
sepenuhnya tergantung kepada masyarakat setempat hanya
pemerintah melainkan harus mandiri memanfaatkan peralatan konvensional
karena keuntungan pengembangan untuk mengembangkan potensi alam dan
ekowisata akan kembali kepada lingkungan sebagai obyek ekowisata di
masyarakat. Untuk itu, diperlukan daerahnya. Namun demikian
penguatan/ pemberdayaan masyarakat penggunaan media sosial pada awalnya
untuk dapat secara mandiri masih bersifat individual.Artinya, media
mengembangkan ekowisata sekaligus sosial hanya digunakan oleh masyarakat
mengurangi risiko bencana. Artinya, setempat untuk kepentingan pribadi saja.
dibutuhkan upaya untuk Kalau pun ada yang menggunakannya
mengantisipasinya dengan melakukan untuk promosi kegiatan wisata, ituhanya
penguatan masyarakat untuk sebatas pada promosi bisnis ataupun
pengembangan ekowisata. Untuk komunikasi pribadi.Namun pada tahun
mewujudkannya, maka penguatan 2017, Pokdarwis PIW telah membuat
masyarakat pesisir rawan bencana satublog resmi yang dikelola secara
melalui penguasaan jejaring media sosial terorganisasi dan diberi nama Pantai
untuk memberikan bekal bagi Indah Widarapayung (PIW).
masyarakat untuk lebih mengembangkan Penggunaan website dan blog
kreativitas sangat dibutuhkan. telah menjadi hal yang sedikit menurun
Harapannya adalah bahwa penguasaan akhir-akhir ini.Sebagai indirect media
media sosial tersebut dapat memberikan (media tak langsung), blog mulai
sumber penghasilan dan membangkitkan dipandang sebelah mata.Hal ini terjadi
kesadaran atas potensi ekowisata yang karena telah berkembangnya media sosial
dimiliki oleh mereka sebagai bagian dari langsung yang menampilkan informasi
upaya pencegahan bencana dan secara lengkap. Oleh karena itu,
pengembangan pariwisata (Ahdiati, kebutuhan mengenai blog sudah mulai
2015). jarang dilirik. Walaupun dijadikan link
(pranala) lanjutan, namun setidaknya
Pembuatan Blog Sebagai Media Sosial perlu diakui bahwa informasi yang
dalam Pengembangan Ekowisata disajikan oleh blog sangatlah lengkap.Hal
Dalam konteks pengembangan inilah yang menjadi dasar pembuatan
ekowisata di Desa Widarapayung Wetan, blog Kelompok Sadar Wisata Pantai
yang sudah ditetapkan sebagai Desa Indah Widarapayung (Pokdarwis PIW).
Wisata Samudera Mandiri Sejahtera, Melihat dari tren bermedia hari ini, maka
keberadaan komunitas yang dipelopori blogini dibuat untuk memenuhi
oleh Pokdarwis PIW menjadi energi kekurangan informasi yang belum
penggerak dari pengembangan itu dijelaskan dalam media social lainnya.

Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 27 No.2, Juli 2022, pp 214-226 220


Media Sosial dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Pesisir Rawan
Bencana Kabupaten Cilacap
(Triana Ahdiati, M. Soebiantoro dan Solahuddin Kusumanegara)

Dalam kasus Pokdarwis PIW,blog yang tertentu hanya akan dilakukan ketika
masih dirintis ini berusaha sebaik layanan atau produk yang ditawarkan
mungkin untuk memberikan informasi juga mengalami perubahan. Ketiga,
yang penting dan tentunya mudah untuk perbedaan selanjutnya terdapat dari arah
diakses. komunikasi masing-masing situs. Blog
Tentunya perlu penjelasan lebih bersifat interaktif dengan
mengenai apakah informasi lanjutan ini menyediakan kolom komentar dalam
akan masuk dalam kategori website situsnya. Hal ini menunjukkan adanya
(laman) atau blog. Lantas perbedaan apa komunikasi dua arah yang membuat
saja yang mendasari antara website dan blogbersifat dinamis. Sedangkan website
blog?. Website merupakan sejumlah bersifat satu arah, sehingga pengunjung
laman online (daring) yang terhubung situs hanya akan mendapati informasi
dalam satu domain, biasanya dikelola langsung dari penyedia layanan.
oleh individu, perusahaan, institusi, Keempat, subscribe
organisasi, atau pemerintah. Sedangkan (berlangganan) yang menjadi fitur
blog adalah kependekan dari weblog penting untuk memberitahukan
yang berisi konten seperti opini, informasi terbaru mengenaisitus yang
pengalaman, atau aktivitas penulis. Dari diikuti.Hal ini dimaksudkan agar
kedua definisi tersebut, terlihat sekilas pengguna yang berlangganan
perbedaan antara website dan blog. memperoleh informasi terbaru (update)
Kalau dilihat secara rinci,terdapat secara lebih cepat dengan adanya
beberapa perbedaan antara website dan notifikasi (pemberitahuan). Dalam
blog. blog, biasanya terdapat layanan
Pertama, perbedaan yang dapat semacam ini yang langsung melekat
dilihat secara jelas adalah konten dari dari situs bawaannya, sebut saja seperti
masing-masing platform. Website wordpress. Sedangkan pada website,
biasanya berisi informasi tertentu notifikasi pembaharuan diberikan
mengenai produk atau layanan yang melalui newsletter (laporan berkala).
berusaha ditawarkan, seperti website Kelima, gaya bahasa. Dalam hal
perusahaan yang berisi tentang sejarah, ini, perbedaan Bahasa terlihat dalam
alamat, produk, hingga kontak masing-masing platformnya. Dengan
perusahaan. Sedangkan blog berisi maksud agar tidak kehilangan
konten seperti arti video tentang satu atau pengunjung, blog biasanya
berbagai tema yang diminati pemilik menggunakan gaya bahasa yang
blog. Dalam hal ini, biasanya pemilik variatif dan tujuannya agar pembaca
blog lebih cenderung mengangkat satu tidak mudah bosan. Sementara website
tema penting dalam tiap tulisanatau lebih bergaya formal dan profesional.
bahkan keseluruhan kontennya. Oleh Hal ini terjadi karena platform website
karena itu, pembuatan blog itu nantinya banyak digunakan oleh instansi
akan memiliki keunikan tersendiri. pemerintahan, organisasi, lembaga
Kedua, perbedaan dari update pendidikan, atau perusahaan.
(pembaharuan) yang terlihat dari Keenam, perbedaan terlihat dari
intensitas pemilik untuk menyebarkan pengelolaannya. Pengelola blog disebut
sesuatu biasanya tulisan. Dalam hal ini, bloger. Istilah ini hadir untuk
blog tentunya lebih sering menunjukkan pengelolaan situs bersifat
memperbaharui kontennya secara berkala perorangan. Sedangkan pengelolaan
dan biasanya memiliki jadwal tersendiri website biasanya dikelola oleh
untuk memperbaharui kontennya. Hal ini beberapa orang yang ahli di bidang
menjadi penting karena inti dari blog itu desain, developer (pengembang), dan
sendiri justru hadir dari intensitasnya copywriter(penulis cetak).
memperbaharui konten, sedangkan Terakhir, perbedaan terlihat dari
website cenderung bersifat statis. pembagian kontennya. Pembagian
Artinya, perubahan atau pembaharuan konten dari masing-masing situs
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 27 No.2, Juli 2022, pp 214-226 221
Media Sosial dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Pesisir Rawan
Bencana Kabupaten Cilacap
(Triana Ahdiati, M. Soebiantoro dan Solahuddin Kusumanegara)

terletak pada tujuan pencarian. Dalam tautan yang disediakan dalam blog
blog, pengunjung biasanya cenderung tersebut. Jadi ketika siapapun pengguna
mencari pembahasan berdasarkan tag media sosial (pengunjung) yang ingin
(label atau penandaan) dan kategori. mengakses informasi tentang
Contohnya adalah ketika membuka pariwisata khususnya ekowisata di Desa
blog Ariel Heryanto (2018) beberapa Wisata Samudera Mandiri Sejahtera,
pengunjung cenderung mencari konten maka pengunjung tersebut dapat
sosiologi dengan menekan pilihan melihatnya dengan selengkap-
dalam tabel kategori. Sedangkan pada lengkapnya di Blog Pokdarwis PIW.
website, pembagian konten ditentukan Sebagai media promosi untuk
berdasarkan produk atau layanan yang pengembangan pariwisata, khususnya
ditawarkan. ekowisata, Blog Pokdarwis PIW
Bila merujuk pada 7 (tujuh) didukung oleh beberapa widget atau
perbedaan antara website dan blog, alat bantu tambahan seperti peta, media
maka bentuk media sosial yang cocok sosial PIW, laman fasilitas, harga,
untuk Pokdarwis PIW dengan kondisi hingga tombol follow. Selain beberapa
terkini adalah media blog dengan hal tersebut, blog ini pun didukung oleh
menggunakan layanan situs wordpress. tema yang perannya tidak dapat
Alasannya adalah beberapa hal yang dipungkiri begitu saja.Hal ini terjadi
ditonjolkan di dalamnya lebih bersifat karena topangan estetika blog berada
tulisan dan update berkala. Selain itu, dalam tema, di mana fitur unik
wordpress sebagai penyedia layanan tambahan hanya tersedia dalam
blog Pokdarwis PIW juga bersifat beberapa tema. Untuk blog ini, sengaja
gratis (tidakberbayar). Artinya, tidak tidak dipilih tema dengan banyak
akan ada beban anggaran untuk animasi. Tema yang telah dipilih untuk
menjamin keberlangsungan dari Blog Pokdarwis PIW merupakan tema
keberadaan blog itu sendiri sebagai terbaik yang bisa dipilih sesuai dengan
media sosial dalam pengembangan kebutuhan pokdarwis itu sendiri.
ekowisata di wialayah tersebut. Pertimbangannya adalah
pertama, pemilihan tema yang simpel
karena mempermudah pengunjung
dalam membaca informasi yang
disajikan. Hal ini disesuaikan dengan
fungsi blog ini yang ditujukan untuk
memberikan informasi kepada
khalayak dan bukan untuk
menonjolkan estetika seperti blog
fotografi.
Kedua, dipilihnya blog yang tidak
memiliki banyak animasi dalam fiturnya
seperti slide background (gambar latar
Gambar 1. Pembuatan Blog Pokdarwis bergerak) dan massive image (gambar
PIW dengan kapasitas besar) dapat
mengurangi beban ketika membuka
Blog Pokdarwis PIW berusaha blog (mempercepat pembukaan blog)
sebaik mungkin menyampaikan itu sendiri. Hal ini terjadi karena
informasi dengan mudah kepada semakin banyak animasi yang
masyarakat. Sebetulnya strategi yang terpasang dalam blog, maka waktu
perlu dijalankan adalah membuat yang diperlukan untuk membuat blog
unggahan dimedia sosial semacam juga akan semakin lamban.Artinya,
instagram dan facebook dengan blog akan terbebani karena terlalu
memberikan rujukan mengenai banyak script atau perintah yang harus
informasi lengkap lainnya melalui
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 27 No.2, Juli 2022, pp 214-226 222
Media Sosial dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Pesisir Rawan
Bencana Kabupaten Cilacap
(Triana Ahdiati, M. Soebiantoro dan Solahuddin Kusumanegara)

dibaca mesinnya sehingga akan terasa sebagai ujung tombaknya.


lamban ketika dibuka. Keberhasilan pemanfaatan media sosial
Ketiga, tersedianya fitur di desa tersebut tidak terlepas dari
"featured" (yang diutamakan) dengan upaya pengembangan ekowisata yang
menonjolkan laman yang paling sering dirintis dan diperjuangkan
dan informasi terpenting yang keberlanjutannya sehingga bisa
dibutuhkan pengunjung selain post terwujud dengan sangat baik.
(unggahan).
Blog Pokdarwis Nglanggeran
Secara garis besar, konten Blog
Pokdarwis PIW tidak jauh berbeda yang diberi nama Gunung Api Purba
dengan blog-blog yang memberikan (Gambar 2) memuat seluruh aktivitas
informasi seputar jenis wisata yang Pokdarwis Nglanggeran dalam
tersedia, event besar daerah, fasilitas mengembangkan pariwisata, khususnya
dan galeri di daerah lain. Namun ekowisata, di Desa Nglanggeran.
demikian, hal yang membedakannya Dalam blog tersebut, terlihat bahwa
terletak pada kualitas gambar (baik foto upaya pengembangan ekowisata benar-
maupun video) yang digunakan dalam benar dilakukan berdasarkan inisiatif
blog di mana foto hasilsuntingan dan partisipasi masyarakat setempat
(editing) terbaik menjadi keunggulan dengan Pokdarwis Nglanggeran
antara satu blogdan blog lainnya. sebagai ujung tombaknya (community-
Dalam konteks pengembangan based tourism). Selain itu, blog
ekowisata di Desa Wisata Samudera
tersebut juga menggambarkan bahwa
Mandiri Sejahtera, pilihan gambar
pengembangan ekowisata dilaksanakan
dengan kualitas terbaik tentunya
diperlukan untuk menarik animo para secara gotong royong, inovatif dan
wisatawan untuk datang berkunjung. berkesinambungan. Artinya,
Dalam hal ini, gambar punya kekuatan masyarakat yang dipelopori oleh
lebih untuk menampilkan apa yang Pokdarwis Nglanggeran terus
belum bisa dipahami dari keunggulan melakukan terobosan pengembangan
potensi wisata dan kegiatan yang dan mengunggah (uploading) setiap
dilakukan oleh masyarakat di Desa kegiatan dan perkembangannya di blog
Wisata Samudera Mandiri Sejahtera. tersebut. Dengan demikian, Blog
Dengan demikian, tidak terdapat gap Gunung Api Purba selalu diperbaharui
antara wisatawan dengan masyarakat (update) dan menjadi sumber inspirasi–
sekitar. baik masyarakat setempat maupun para
wisatawan sekaligus saka guru bagi
Pengembangan Blog Dari Pengalaman pengembangan pariwisata di wilayah
Studi Banding: Perlunya
itu sendiri (gunungapipurba.com,
Sustainabilitas
Melalui penelitian yang 2018).
mendasari penulisan artikel ini,
didapatkan pemahaman bahwa Blog
Pokdarwis PIW masih perlu untuk terus
dikembangkan dan disempurnakan
guna mendukung pengembangan
ekowisata di Desa Wisata Samudera
Mandiri Sejahtera. Pemahaman ini
diperoleh dari hasil studi banding ke
Desa Ekowisata Nglanggeran di mana
terlihat banyaknya keberhasilan yang
Gambar 2. Blog Pokdarwis
dicapai melalui kegiatan pariwisata
Nglanggeran
dengan memanfaatkan media sosial

Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 27 No.2, Juli 2022, pp 214-226 223


Media Sosial dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Pesisir Rawan
Bencana Kabupaten Cilacap
(Triana Ahdiati, M. Soebiantoro dan Solahuddin Kusumanegara)

Berbeda dengan blog yang menjadi nilai jual blog ini. Dengan
dimiliki oleh Pokdarwis Desa demikian, diharapkan wisatawan yang
Nglanggeran, Blog Pokdarwis PIW akan berkunjung dimasa yang akan
masih terlihat banyak kekurangannya. datang lebih dimudahkan ketika
(Gambar 3) Terlebih bila berbicara memperoleh informasi mengenai PIW
mengenai fitur tambahan yang tidak melalui blog sebagai media sosialnya.
bisa diakses lebih lanjut. Mengingat
Kekurangan terbesar dari blog ini
adalah aksesnya yang gratis, karena KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
menggunakan wordpress. Lantas,
Meskipun Pokdarwis PIW telah
mengapa hal ini menjadi penting bila
membuat satu blog resmi sebagai
tujuannya ingin menyampaikan
media sosialnya yang dikelola secara
informasi bukan pamer blog?. Blog
terorganisasi dan diberi nama Pantai
berbayar tentunya akan meningkatkan
Indah Widarapayung (PIW) pada tahun
trust masyarakat terhadap informasi 2017, namun blog tersebutbelum bisa
yang diberikan. Maksudnya orang akan berfungsi sesuai dengan tujuannya.
lebih mudah percaya dengan blog Artinya, masih perlu pengembangan
berbayar dengan domain semacam ".id" lebih lanjut untuk dapat dimanfaatkan
atau ".com" misalnya. Hal ini secara optimal. Melalui studi banding
menunjukkan bahwa blog ini benar- ke Desa Ekowisata Nglanggeran, maka
benar dikelola oleh pengurus desa bentuk media sosial yang cocok untuk
wisata, dan bukan oleh orang lain. Pokdarwis PIW dengan kondisi terkini
Selain itu, blog berbayar juga adalah media blog dengan
memunculkan fitur tambahan lainnya menggunakan layanan situs wordpress.
yang tentunya dapat memberikan akses Alasannya adalah beberapa hal yang
lebih untuk membuat blog lebih efektif ditonjolkan di dalamnya lebih bersifat
dioperasikan. tulisan dan update berkala.Selain itu,
wordpress sebagai Penyedia layanan
blog Pokdarwis PIW juga bersifat
gratis (tidak berbayar).
Tema yang telah dipilih untuk
Blog Pokdarwis PIW merupakan tema
terbaik yang bisa dipilih sesuai dengan
kebutuhan pokdarwis itu sendiri.
Pertimbangannya adalah pertama
pemilihan tema yang simpel karena
mempermudah pengunjung dalam
Gambar 3. Hasil Pengembangan Blog membaca informasi yang disajikan. Hal
Pokdarwis PIW ini disesuaikan dengan fungsi blog ini
yang ditujukan untuk memberikan
Selain kekurangannya, blog ini informasi kepada khalayak dan bukan
tentu saja memiliki kelebihan, terutama untuk menonjolkan estetika seperti
dalam hal aksesibilitas. Blog ini sudah blog fotografi.
terkonfigurasi dengan media sosial juga Kedua, pemilihan blog yang
memaksimalkan Search Engine tidak memiliki banyak animasi dalam
Optimization yang dapat meningkatkan fiturnya seperti slide background
peringkat situs agar sering dikunjungi. (gambar latar bergerak) dan massive
Kemudian, kemudahan informasi dan image (gambar dengan kapasitas besar)
pengambilan gambar yang estetik akan dapat mengurangi beban ketika

Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 27 No.2, Juli 2022, pp 214-226 224


Media Sosial dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Pesisir Rawan
Bencana Kabupaten Cilacap
(Triana Ahdiati, M. Soebiantoro dan Solahuddin Kusumanegara)

membuka blog (mempercepat Ahdiati,T., Soebiantoro, M., &


pembukaan blog) itu sendiri. Kusumanegara, S. (2017).
Ketiga, tersedianya fitur Penguatan Masyarakat Pesisir
"featured" (yang diutamakan) dengan Rawan Bencana Melalui
menonjolkan laman yang paling sering Penguasaan Media Sosial
dan informasi terpenting yang untuk Pengembangan
dibutuhkan pengunjung selain post Ekoturisme di Desa
(unggahan). Berbeda dengan blog yang Widarapayung Wetan
dimiliki oleh Pokdarwis Desa Kabupaten Cilacap. Jurnal
Nglanggeran, Blog Pokdarwis PIW LPPM Unsoed, 7(1):1-10
masih terlihat banyak kekurangannya. Ahdiati,T. (2015). Ekoturisme ,Kearifan
Kekurangan tersebut menunjukkan Lokal dan Mitigasi Bencana di
Wilayah Pesisir. Yogyakarta:
ketidaksiapan masyarakat dalam
Arti Bumi Intaran.
mengelola pariwisata yang inovatif dan
Akash, J.H., & Aram, I. A. (2018). The
berkesinambungan. Hal ini dipicu oleh
Role of Digital Media in
beberapa faktor, seperti: (1) Ecotourism - A Study Among
Ketidakmampuan masyarakat setempat tourists of Kanyakumari
dalam penguasaan media sosial; (2) District. International Journal
Ketidaksiapan pemerintah untuk of Arts, Humanities and
memberikan fasilitas yang memadai, Management Studies, 4(7): 15-
khususnya dukungan teknologi untuk 27.
penguasaan media sosial bagi Ariel Heryanto. (2018). wikipedia.org.
masyarakat, dalam pengembangan Diakses Pada 7 November
ekowisata di Desa Widarapayung 2018, dari
Wetan yang sudah ditetapkannya https://id.wikipedia.org/wiki/A
sebagai Desa Wisata Samudera riel_Heryanto.
Mandiri Sejahtera; (3) Kecenderungan Callahan, C., Robinson, T., Boyle, K.,
adanya kepemimpinan monolitik dalam & Freeman, J. (2018). Why do
pengembangan ekowisata di Desa People Blog: A Q Analysis of
Widarapayung yang membuat Perceptions for Blogging. The
pengembangan itu sendiri bergantung Journal of Social Media in
hanya pada satu orang yang dianggap Society, 7(1): 401-419.
mampu melakukan inisiatif Chatterjee, J., & Dsilva, N. R. (2021).
pengembangan sekaligus menjadi A study on the role of social
penggerak masyarakat setempat. media in promoting sustainable
tourism in the states of Assam
Saran and Odisha." Tourism
Manajemen Ekowisata di Critiques: Practice and
Kawasan Wisata Pesisir Rawan Theory, 2(1): 74-90.
Bencana Kabupaten Cilacap perlu disporapar.cilacapkab.go.id. (2012).
memberikan pengembangan ekowisata Diakses Pada 16 April 2018,
melalui pemanfaatan blog sebagai dari
media sosialnya masih perlu dilakukan http://disporapar.cilacapkab.go
secara bertahap dan berkelanjutan .id/destinasi- pariwisata/data-
karena terbatasnya sumber daya pemasaran-pariwisata/data-
manusia yang ahli dalam bidang desa-wisata/.
teknologi digital. Gunawan, T, dkk. (2004). Penelitian
dan Pengembangan Kawasan
DAFTAR PUSTAKA Bencana Alam di Pantai
Selatan Jawa Tengah.
Semarang: Badan Penelitian
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 27 No.2, Juli 2022, pp 214-226 225
Media Sosial dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Pesisir Rawan
Bencana Kabupaten Cilacap
(Triana Ahdiati, M. Soebiantoro dan Solahuddin Kusumanegara)

dan Pengembangan Provinsi Thong, J. Z., Lo, M. C, Ramayah, T, &


Jawa Tengah - Fakultas Mohamad, A. (2022). The
Geografi Universitas Gadjah Role of Social Media
Mada. Marketing in Ecotourism:
Gunn, C. A. (1994). Tourism Planning: Perspectives of Tourists
Basic, Concepts, Cases.Third Visiting Totally Protected
Edition. Washington DC: Areas (TPAs) in Sarawak,
Taylor& Francis. Malaysia. Studies of Applied
gunungapipurba.com. (2018). Tempat Economics 40(1): 1-19.
wisata special, Diakses Pada Undang-Undang Republik Indonesia
24 Desember 2019. dari Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
http://gunungapipurba.com/ Penanggulangan Bencana.
Islamy, I. (2003). Rancangan Penelitian
Tindakan” dalam Metode
Penelitian Kualitatif: Tinjauan
Teoritis dan Praktis. Malang:
Unisma-Visipress.
Kaplan, A. M. & Haenlein, M. (2010).
Usersof the world,unite. The
challenges and opportunities of
Social Media. Business
Horizons, 53(1): 59-68.
Kindon,S,. Paindan R., Kesbey, M.
(2007). Participatory Action
Research Approachand
Methods: Connecting People,
Participation and Place.
London: Routledge.
kompas.com. (2018). Ekonomi Kreatif
Menopang. (2018). Diakses
Pada 7 November 2019, dari
https://ekonomi.kompas.com
Lincoln, Y., & Guba, E. G. (1984).
Naturalistic Inquiry. London:
SagePublications.
McNiff, J. & Whitehead, J. (2006). All
You Need to Know About
Action Research. London:
Sage.
Miles,B. M., & Huberman, A. M.
(1992). Analisis Data
Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Ramly, N. (2017). Pariwisata
Berwawasan Lingkungan;
Belajar dari Kawasan Wisata
Ancol. Jakarta: Penerbit
Grafindo Khazanah Ilmu,.
Somekh, B. (2006). Action Research: a
Methodology for Change and
Development. Berkshire: Open
University Press.

Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 27 No.2, Juli 2022, pp 214-226 226

Anda mungkin juga menyukai