Anda di halaman 1dari 6

The 13th University Research Colloqium 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

Keberhasilan Induksi Persalinan Berdasarkan Paritas


Fayakun Nur Rohmah*1
1
Program Studi Sarjana dan Profesi Bidan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
*fayakun.nurrohmah@unisayogya.ac.id

Abstrak
Keywords: Persalinan dengan induksi sekitar 20-25% dari total ibu yang
Induksi bersalin. Perdarahan yang merupakan dampak dari induksi
Persalinan; persalinan masih menjadi penyebab tingginya Angka Kejadian
Paritas. Kematian (AKI) Ibu. Dampak lain yang timbul adalah kegagalan
induksi yang berlanjut tindakan Sectio Cesaria (SC). SC juga faktor
tidak langsung yang menyumbang AKI ibu karena kejadian infeksi
pasca SC. Paritas ibu dapat menjadi faktor risiko yang meningkatkan
angka kegagalan pada induksi persalinan. Penelitian ini bertujuan
mengetahui hubungan antara peritas dan keberhasilan induksi
persalinan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Data diambil dari rekam medis di salah satu RS Swasta di
Yogyakarta dengan cara purposive sampel sebanyak 93 data.
Analisis data mengunakan uji Fisher Exact Test. Hasil uji statistik
menunjukkan p value 0,011 < 0,05 artinya ada hubungan antara
paritas dengan keberhasilan induksi persalinan.

Abstract
Childbirth with induction is about 20-25% of the total
maternity mothers. Bleeding which is the result of induction of
childbirth is still the cause of high Maternal Mortality (AKI).
Another impact that arises is the failure of induction that
continues the actions of Sectio Cesaria (SC). SC is also an
indirect factor that contributes to the mother's AKI due to the
incidence of post-SC infections. Maternal parity can be a risk
factor that increases the failure rate in childbirth induction.
This study aims to find out the relationship between parity and
successful induction of childbirth. This research is quantitative
research with a type of analytical observational research with
cross-sectional approach. The data was taken from medical
records at one of the private hospitals in Yogyakarta by
purposive samples of 93 data. Data analysis using Fisher
Exact Test. Statistical test results show p-value 0.011 < 0.05
means there is a relationship between parity and successful
induction of childbirth.

935
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

1. PENDAHULUAN serta ketakutan akan kegagalan induksi


Penyebab utama masih tingginya yang akan berakibat pada tindakan lain
angka kematian ibu (AKI) di Indonesia seperti Sectio Cesaria (SC)[7]. Sebagian
sangat beragam dari mulai faktor layanan wanita dengan induksi persalinan dapat
kesehatan hingga faktor sosial-ekonomi. mengalami ketidaknyamanan dan nyeri
Salah satu yang menjadi target Sustainable karena pemberian induksi baik secara
Development Goals (SDGs) adalah mekanik maupun kimiawi[6][10]. Bahkan
penurunan angka kematian ibu menjadi kortisol yang meningkat saat proses
210 AKI per 100.000 kelahiran hidup pada induksi persalinan meningkatkan risiko 5,5
tahun 2030 [1]. Capaian target AKI kali ibu bersalin mengalami postpartum
berdasarkan data Survey Penduduk Antar blues[11]
Sensus (SUPAS) pada tahun 2015 Keberhasilan induksi persalinan juga
menunjukkan AKI pada angka 305 per tidak dapat dipastikan, sekitar 14
100.000 kelahiran hidup, mengalami persalinan dengan induksi gagal dan 50%
penurunan jika dibandingkan dengan tahun diantaranya dilanjutkan dengan tindakan
2012 yaitu 359 per 100.000 kelahiran bedah sesar [12]. Studi lain menunjukkan
hidup [2]. sekitar 27% ibu yang dilakukan tindakan
Penyebab AKI pada tahun 2019 bedah sesar telah dilakukan induksi
terbanyak adalah perdarahan sebanyak sebelumnya dan dinyatakan gagal[13].
1.280 kasus, hipertensi dalam kehamilan Kegagalan induksi yang berakhir pada
sebanyak 1.066 kasus dan infeksi sebanyak bedah sesar juga merupakan salah satu
207 kasus[2]. Perdarahan pada ibu dapat faktor risiko terjadinya infeksi. Kejadian
terjadi pada masa kehamilan, persalinan infeksi pada pasien post bedah sesar sekitar
maupun nifas. Kondisi perdarahan 46%[14].
obstertik tersebut merupakan peristiwa Faktor risiko kegagalan induksi
yang akut dan serius[3]. Adanya diantaranya umur ibu, paritas, usia
komplikasi masa nifas terutama infeksi kehamilan kejadian ketuban pecah dini,
juga menjadi penyebab kematian ibu presentasi janin dan jenis induksi. Faktor
akibat terjadinya penyebaran kuman ke yang sering dijadikan prediktor dalam
aliran darah (septikemia)[4]. Kedua keberhasilan induksi adalah Bishop skor
permasalahan tersebut dapat meningkat [12][15][16]. Bishop skor merupakan
risikonya pada persalinan yang dilakukan angka yang digunakan untuk menilai
tindakan induksi. kematangan mulut rahim yang salah
Induksi persalinan merupakan salah satunya dipengaruhi oleh paritas. Untuk itu
satu faktor risiko terjadinya perdarahan. peneliti akan mencari hubungan antara
Sekitar 20%-25% ibu di negara paritas dengan keberhasilan induksi
berkembang dilakukan induksi persalinan persalinan.
[5][6]. Indikasi induksi persalinan harus
jelas dan mempertimbangkan manfaat 2. METODE
yang didapat, karena induksi persalinan Desain penelitian ini adalah studi
dapat berdampak pada hiperstimulasi dan kuantitatif dengan jenis penelitian
robekan pada uterus[7]. Terjadi observasional analitik yang mencari
peningkatan risiko atonia uterus sebesar 4 hubungan antara variabel keberhasilan
pada ibu yang mengalami induksi[8]. induksi persalinan dengan Paritas Ibu di
Selain itu juga meningkatkan kondisi stres salah satu RS Swasta di Kota Yogyakarta.
pada janin. Induksi persalinan dengan Penelitian ini menggunakan pendekatan
metode pemecahan selaput ketuban cross sectional, dengan mengambil data
(amniotomi) meningkatkan kejadian dari rekam medis sebanyak sebanyak 93
infeksi pada janin dan ibu[9]. sampel. Teknik pengambilan sampel
Secara psikologis induksi persalinan menggunakan purposive sampling. Data
dapat membuat ibu merasa takut dan yang diambil merupakan data pasien yang
khawatir akan keadaan dirinya serta janin bersalin dengan induksi persalinan pada

936
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

tahun 2018 yang memiliki kelengkapan primipara dengan persentase 54,2%


data diantaranya paritas dan keberhasilan dibandingkan dengan ibu multigavida.
induksi. Analisis data bivariat dilakukan Ibu yang nullipara berisiko 3-4 kali
dengan SPSS 21 menggunakan fisher’s mengalami kegagalan induksi persalinan
exact test. dibandingkan pada ibu multipara [12]
3. HASIL DAN PEMBAHASAN [17][18][19]. Sebanyak 32,6% ibu
nullipara, dan 4,37% ibu multigravida
3.1. Hasil yang bersalin dengan cara induksi
Tabel 1. Karakteristik Paritas persalinan berakhir dengan SC[20].
Karakteristik Frekuensi Persentase Kemungkinan kagagalan induksi dan
(f) (%) diakhiri dengan SC meningkat pada umur
Paritas ibu yang berisiko yaitu ≥35 tahun[21].
Primipara 45 48 Kematangan serviks dan kesiapan
Multipara 44 47 panggul untuk proses persalinan menjadi
Grandemultipara 3 3 faktor penyebab kegagalan pada
primipara dalam proses persalinan
Jumlah 93 100 dengan induksi[19].
Rata-rata pembukaan serviks (dilatasi)
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Keberhasilan pada primigravida adalah 1,22 ± 0,287
Induksi cm / jam dan lebih lambat jika
Variabel Frekuensi Persentase dibandingkan dengan multigravida (1,65
(f) (%) ± 0,408 cm/jam)[22]. Rata – rata
Keberhasilan pembukaan serviks 1,2 -1,5 setiap jam
Induksi dan lebih cepat pada multipara. Fase
Berhasil 68 73,1 laten persalinan pada nullipara sekitar 20
Gagal 25 26,9 jam dan 14 jam pada multipara[23].
Dilatasi serviks terkait dengan
Jumlah 93 100 pemendekan dan penipisan serviks
(effacement). wanita nullipara tingkat
Tabel3. Hubungan Paritas dengan dilatasi serviks dalam persalinan secara
Keberhasilan Induksi signifikan dikaitkan dengan pencapaian
100% pembukaan serviks[24]. Pada
Keberhasilan Induksi nullipara ostium uteri interna akan
Gagal Berhasil membuka lebih dahulu, kemudian serviks
Variabel P value akan mendatar dan menipis selanjutnya
f % f % terjadi pembukaan ostium uteri eksterna.
Paritas Sedangkan pada multipara ostium uteri
Primigravida 18 40 27 60 0,011 internum sudah sedikit terbuka. Ostium
Multigravida 6 13,3 39 86,7 uteri interna dan eksterna serta penipisan
Grandemulti 1 33,3 2 66,7 dan pendataran serviks terjadi secara
Jumlah bersamaan[25].
Kematangan serviks memiliki
3.2. Pembahasan pengaruh signifikan pada proses
Hasil menunjukkan bahwa p value < persalinan[13]. Proses dilatasi serviks
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada terjadi karena adanya serangkaian reaksi
hubungan antara paritas dengan biokimia, yang melibatkan berbagai
keberhasilan induksi. Persentase hormon, sitokin, enzim, dan molekul
kegagalan lebih banyak terjadi pada ibu biologis lainnya. Selama pematangan,
yang primigravida yaitu sebanyak 72%. ada pelunakan dan peningkatan progresif
Hal ini sejalan dengan penelitian yang vaskularitas serta kandungan air serviks
lalu bahwa jumlah kegagalan induksi [16].
persalinan lebih banyak pada ibu bersalin Sebelum induksi persalinan
dilakukan, kesiapan kondisi serviks perlu

937
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

diperhatikan. Secara kuantitatif kesiapan medis. Sedangkan Bishop skor


dengan melihat kematangan serviks merupakan prediksi dalam keberhasilan
menggunakan skor Bishop. Semakin induksi persalinan.
tinggi skor Bishop maka keberhasilan
induksi persalinan semakin tinggi[26]. 4. KESIMPULAN
Serviks dikatakan sudah matang jika Hasil penelitian menunjukkan
skornya > 6, dan dinyatakan belum mayoritas kegagalan induksi terjadi pada
matang jika skornya ≤ 5[16]. Penelitian ibu primigravida yaitu sebesar 72%. Ada
menunjukkan bahwa sebanyak 72% hubungan secara statistic yang ditunjukkan
dengan bishop skor yang sudah matang dari hasil Fisher Exact test yang
berhasil dalam proses induksi, sedangkan menunjukkan angka < 0,05.
pada ibu yang bishop skornya tidak
matang sebagian besar mengalami 5. UCAPAN TERIMAKSIH
kegagalan dalam proses induksi yaitu
Terimaksih penulis ucapkan kepada
sebanyak 93%[27]. Kekuatan kontraksi
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta melalui
uterus yang diperlukan dalam proses
LPPM yang telah mendanai kegiatan
pembukaan serviks yang belum matang
penelitian ini.
jauh lebih besar yaitu 10.000 mmHg
dibandingkan kekuatan kontraksi uterus
REFERENSI
untuk menghasilkan pembukaan pada
serviks yang sudah matang, yaitu sebesar [1] Kementerian Perencanaan dan
1600 mmHg[18]. Pembangunan Nasional, Peta Jalan
Sebanyak 65% nullipara atau 2/3 dari SDGs Indonesia Menuju 2030. 2019.
jumlah nulipara yang melahirkan dengan [2] Kementrian Kesehatan RI, Profil
Bishop skor 3 atau kurang yang diberikan Kesehatan Indonesia Tahun 2019.
induksi oksitosin intravena mengalami 2020.
kegagalan dan diakiri dengan bedah [3] R. D. P. Sari and A. Y. Prabowo, Buku
sesar[16][28]. Hal ini kemungkinan Ajar Perdarahan Pada Kehamilan
disebabkan karena pada wanita yang Trimester 1. Program Studi Pendidikan
belum pernah melahirkan, pelepasan Dokter Fakultas Kedokteran
serat kolagen pada serviks lebih sulit Universitas Lampung, 2019.
dibandingkan dengan wanita yang pernah [4] S. H. Respati, S. Sulistyowati, and R.
melahirkan[13]. Selain itu wanita yang Nababan, “Analisis Faktor Determinan
sudah pernah melahirkan memiliki Kematian Ibu di Kabupaten Sukoharjo
kandungan NO metabolit (NOx) lebih Jawa Tengah Indonesia,” J. Kesehat.
tinggi dibandingkan dengan wanita yang Reproduksi, vol. 6, no. 2, p. 52, 2019,
belum pernah melahirkan yang dapat doi: 10.22146/jkr.43463.
mengaktivasi Metalloproteinase (MMPs) [5] J. M. Nicholson, L. C. Kellar, G. F.
yang berpengaruh pada proses Henning, A. Waheed, M. Colon-
pematangan serviks[18]. Aktiftas Matrix Gonzalez, and S. Ural, “The
Metalloproteinase (MMP) pada membran association between the regular use of
desidua menyebabkan peningkatan preventive labour induction and
produksi siklo oksigenase, prostaglandin, improved term birth outcomes:
dan atau perubahan pada serviks serta Findings of a systematic review and
pecahnya selaput ketuban[29]. meta-analysis,” BJOG An Int. J.
Ketidaksiapan serviks sebelum Obstet. Gynaecol., vol. 122, no. 6, pp.
dilakukan induksi akan menyebabkan 773–784, 2015, doi: 10.1111/1471-
terjadinya induksi yang lama, kegagalan 0528.13301.
induksi, peningkatan risiko tindakan [6] World Health Organization (WHO),
operatif, perawatan yang lebih lama, dan WHO recommendations for Induction
peningkatan biaya[18]. of labour, no. 1. WHO, 2011.
Keterbatasan pada penelitian ini tidak [7] S. S. Adams, M. Eberhard-gran, and A.
didapatkan Bishop Skor pada rekam Eskild, “Fear of childbirth and duration

938
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

of labour : a study of 2206 women 10.1159/000433429.


with intended vaginal delivery,” pp. [16] T. V.S. and A. S., “Failed induction of
15–18, 2012, doi: 10.1111/j.1471- labor: Strategies to improve the
0528.2012.03433.x. success rates,” Obstet. Gynecol. Surv.,
[8] S. Mulyani, “THE EFFECTS OF vol. 66, no. 11, pp. 717–728, 2011,
OXYTOCIN INDUCTION WITH [Online]. Available:
ATTERIA UTERI CASES TO http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T
MOTHER IN LABORING IN =JS&PAGE=reference&D=emed10&
RADEN MATTAHER HOSPITAL NEWS=N&AN=2011688181.
JAMBI PROVINCE 2016,” Sci. J., [17] S. W. Rhomadona, “Gambaran
vol. 7, no. 2, pp. 111–116, 2018. Karakteristik ibu, Nilai Bishop dan
[9] Barnsley Hospital NHS Foundation Cara terminasi persalinan pada
Trust, Induction of labour: Patient Persalinan Kala 1 dengan Induksi pada
Information Leaflet. 2016. Ketuban Pecah Dini di RSUD
[10] C. Dupont et al., “Dissatisfaction of K.R.M.T Wogsonegro, Kota
women with induction of labour Semarang,” J. Kebidanan, vol. 8, no.
according to parity : Results of a 1, pp. 22–27, 2019.
population-based cohort study,” [18] Setyorini, “The Relationship Between
Midwifery, vol. 84, p. 102663, 2020, Parity with Success of Labor Induction
doi: 10.1016/j.midw.2020.102663. Using Vaginal Misoprostol in RSUD
[11] H. Kurniawan, “Hubungan Kadar Dr Moewardi Surakarta Disusun oleh :
Hormon Kortisol dengan Kejadian Setyorini,” 2010.
Post Partum Blues pada Persalinan [19] A. Melkie, D. Addisu, M. Mekie, and
dengan Induksi,” 2013. E. Dagnew, “Failed induction of labor
[12] D. D. Salmarini, N. Lathifah, and A. and its associated factors in Ethiopia:
Puruhita, “Faktor-Faktor yang A systematic review and meta-
Berhubungan dengan Kegagalan analysis,” Heliyon, vol. 7, no. 3, p.
Induksi Persalinan di RSUD dr. e06415, 2021, doi:
Murjani Sampit,” Din. Kesehat., vol. 7, 10.1016/j.heliyon.2021.e06415.
no. 2, pp. 147–156, 2016. [20] B. Denona, M. Foley, R. Mahony, and
[13] C. S. Tarimo, M. J. Mahande, and J. M. Robson, “Discrimination by parity
Obure, “Prevalence and risk factors for is a prerequisite for assessing induction
caesarean delivery following labor of labour outcome – cross-sectional
induction at a tertiary hospital in North study,” BMC Pregnancy Childbirth,
Tanzania: A retrospective cohort study vol. 20, no. 1, pp. 1–5, 2020, doi:
(2000-2015),” BMC Pregnancy 10.1186/s12884-020-03334-8.
Childbirth, vol. 20, no. 1, pp. 1–8, [21] T. Kawakita, K. Bowers, and J. C.
2020, doi: 10.1186/s12884-020-02861- Khoury, “Nonmedically Indicated
8. Induction of Labor Compared with
[14] Ahsan and N. A. D. Nursalam, Expectant Management in Nulliparous
“Penurunan Insiden Infeksi Women Aged 35 Years or Older,” Am.
Nosokomial Pasien Pasca Sectio J. Perinatol., vol. 36, no. 1, pp. 45–52,
Caesarea Di Rumah Sakit Melalui 2018, doi: 10.1055/s-0038-1648228.
Pelatihan Asuhan Keperawatan [22] N. Shah, N. Maitra, S. L. Pagi, N.
Berbasis Knowledge Management,” J. Shah, J. R. Contracept, and O.
Ners, vol. 8, no. 2, pp. 202–203, 2013. Gynecol, “Evaluating role of parity in
[15] N. Banõs, F. Migliorelli, E. Posadas, J. progress of labour and its outcome
Ferreri, and M. Palacio, “Definition of using modified WHO partograph,” Int.
Failed Induction of Labor and Its J. Reprod. Contraception, Obstet.
Predictive Factors: Two Unsolved Gynecol., vol. 5, no. 3, pp. 860–863,
Issues of an Everyday Clinical 2016.
Situation,” Fetal Diagn. Ther., vol. 38, [23] J. Hutchison, H. Mahdy, and J.
no. 3, pp. 161–169, 2015, doi: Hutchison, “Stages of Labor -

939
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

PubMed,” StatPearls. 2020, [Online].


Available:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/3133
5010/.
[24] E. S. Langen et al., “Association of
Cervical Effacement with the Rate of
Cervical Change in Labor among
Nulliparous Women,” Obstet.
Gynecol., vol. 127, no. 3, pp. 489–495,
2016, doi:
10.1097/AOG.0000000000001299.
[25] D. N. Mustika, “Konsep Dasar
Persalinan.” 2017, [Online]. Available:
http://diannintya.dosen.unimus.ac.id/2
017/08/31/konsep-dasar-persalinan/.
[26] M. E. Jamie, “Persalinan Lama,
Induksi dan Akselerasi Persalinan.”
2015, [Online]. Available:
http://akbidbinahusada.ac.id/publikasi/
artikel/89-persalinan-lama-induksi-
dan-akselerasi-persalinan.
[27] Setyaningsih, T. R. Puspitadewi, and
H. Istirahayu, “Hubungan Antara Skor
Bishop Dengan Keberhasilan Induksi
Persalinan Pada Kehamilan Postterm,”
J. Penelit. Kesehat., vol. 13, no. 4, pp.
202–207, 2015.
[28] V. O. Dwyer, N. Farah, C. Fattah, N.
O. Connor, M. M. Kennelly, and M. J.
Turner, “The risk of caesarean section
in obese women analysed by parity
Vicky,” Eur. J. Obstet. Gynecol.
Reprod. Biol., vol. 158, pp. 28–32,
2011, doi:
10.1016/j.ejogrb.2011.04.007.
[29] R. Galaupa, A. A. Islam, and N. AM,
“Perbandingan Kadar Matriks
Metalloproteinase-9 pada Persalinan
Preterem dan Aterm,” JST Kesehat.,
vol. 9, no. 1, pp. 64–70, 2019.

940

Anda mungkin juga menyukai