Anda di halaman 1dari 5

TUGAS IT UNTUK PEMULIHAN BENCANA

NAMA : RISA AMALINA

NIM : 20210803076

1. Jelaskan dengan lengkap Proses Identifikasi Bencana pada proses Business Continuity
Planning.

Jawab :

Langkah 1 : Membuat Business Impact Analysis Menurut Disaster Recovery Institute


International (DRII), Business Impact Analysis (BIA) adalah adalah suatu kegiatan
menganalisa dan mengukur dampak potensial dari suatu ancaman terhadap perusahaan.
Tujuan akhir dari BIA yakni membuat suatu skala prioritas untuk menentukan masalah
yang paling kritikal terhadap perusahaan. Berdasarkan preparedness Buletin volume 7
issue 1, di dalam BIA terdapat beberapa informasi yang ada. Diantaranya:

• Recovery time : BIA akan menentukan waktu yang dibutuhkan untuk


melakukan pemulihan resource yang terkena dampak bencana.
• Prioritas fungsi bisnis : BIA berisi informasi mengenai mana fungsi bisnis yang
harus didahulukan untuk di-recovery ketika beberapa fungsi bisnis terkena
bencana.
• Resource requirement : BIA informasi tentang sumber daya apa saja yang
dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan bisnis perusahaan.
• Pengembangan continuity strategies dan dokumentasi Business Continuity
Plan.

Pada BIA, terdapat istilah Recovery Time Objective dan Recovery Time Objective
(RTO). RTO adalah durasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemulihan
resource yang terkena bencana. Sedangkan RPO adalah jumlah maksimal data/resource
yang hilang tanpa menyebabkan dampak yang besar. Kemudian, seperti yang telah
dijabarkan sebelumnya, salah satu informasi yang terdapat di dalam BIA yakni
Resource requirement. Resource requirement berisi hal-hal apa saja yang dibutuhkan
perusahaan agar proses bisnis dapat dijalankan. Resource requirement biasanya
terdapat beberapa hal, misalnya karyawan, fasilitas, teknologi dan komunikasi, vital
records, dan office equipment.

Untuk melakukan BIA, terdapat beberapa langkah yang dilakukan.

• Membuat kuesioner BIA P


ada langkah ini, analisator dapat mengajukan beberapa pertanyaan terkait
dengan masalah yang telah maupun yang akan dihadapi perusahaan. Pertanyaan
umum yang sering muncul pada kuesioner yakni :
- Apa saja sumber informasi yang penting bagi perusahaan?
- Apa saja proses bisnis yang dapat menyebabkan dampak negatif yang sangat
fatal apabila perusahaan tidak menjalankan proses tersebut?
• Mengadakan workshop untuk menginstruksikan fungsi bisnis dan process
manager bagaimana cara untuk menyelesaikan BIA
Pada tahap ini, analisator akan mengadakan workshop untuk menginstruksikan
fungsi
bisnis dan process manager sebagai peserta workshop bagaimana cara
menyelesaikan BIA. Pada workshop tersebut, analisator akan menyebarkankan
kuesioner yang telah dibuat sebelumnya kepada peserta workshop untuk
mengisi kuesioner BIA tersebut.
• Mereview kuesioner
Setelah peserta mengisi kuesioner, maka langkah selanjutnya yakni mereview
jawaban-
jawaban tersebut. Dari jawaban-jawaban tersebut, maka penganalisa sudah
dapat
membayangkan apa dan bagaimana bencana yang harus diprioritaskan.
• Melakukan interview terhadap pengisi kuesioner
Langkah selanjutnya yang dilakukan yakni melakukan interview dengan pihak
terkait untuk melakukan validasi terhadap informasi yang telah didapat
sebelumnya. Selain itu, langkah ini juga berfungi untuk melengkapi informasi
tertentu bila hasil kuesioner tersebut belum jelas.
• Menyusun dan menganalisa hasil kuesioner
Langkah terakhir yang dilakukan yakni menyusun dan menganalisa hasil
kuesioner. Dari hasil analisa ini, akan didapatkan apa saja prioritas recovery dan
strategi-strategi yang mungkin untuk diterapkan. Selain itu, hasil analisa ini juga
dapat menjadi rekomendasiuntuk mengatasi kerentanan ancaman.

Langkah 2 : Membuat Recovery Strategy

Setelah melakukan Business Impact Analysis (BIA), maka langkah selanjutnya yakni
membaut sebuah strategy pemulihan (recovery strategy). Menurut
www.businessdictionary.com, Recovery strategy adalah suatu langkah-langkah
strategis yang digunakan untuk memulihkan kegiatan operasi yang kritikal dari
perusahaan yang terkena bencana ke kondisi semula. Pada proses ini, ada beberapa
langkah yang dapat digunakan.

• Menggunakan Business Impact Analysis untuk menentukan resource


requirement.
Langkah pertama yang harus dilakukan yakni menggunakan Business Impact
Analysis (BIA) yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini, BIA akan
digunakan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan resource
requirement yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dengaa adanya langkah ini,
maka perusahaan dapat menentukan sumber daya penting apa saja yang
dibutuhkan agar kegiatan bisnis perusahaan tetap dapat berjalan.
• Meniadakan gap antara recovery requirement dengan kapabilitas perusahaan
Selanjutnya, langkah yang akan dilakukan yakni menganalisa recovery
requirement dengan kapabilitas perusahaan saat ini. Apabila ada beberapa
recovery requirement yang tidak dapat dipenuhi oleh kapabilitas perusahaan
saat ini, maka recovery requirement tersebut tidak akan diterapkan terlebih
dahulu. Begitupula sebaliknya.
• Mengeksplorasi pilihan-pilihan recovery strategy Kemudian, strategi-strategi
yang telah dibuat sebelumnya akan diserahkan kepada pihak manajemen. Para
manajer akan memilih kembali mana saja strategi yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Setelah melakukan pemilihan strategi, pihak manajer akan
menyetujui rencana tersebut.
• Melakukan implementasi strategi
Setelah mendapat persetujuan dari manajer, maka rencana tadi akan
dilaksanakan oleh perusahaan.

Langkah 3 : Membuat Plan development


Setelah membuat recovery strategy, maka langkah selanjutnya yakni membuat rencana
pengembangan (Plan Development). Secara garis besar, plan development akan
melakukan pengembangan terhadap strategi yang telah dibuat sebelumnya. Selain itu,
proses ini nantinya akan membentuk tim khusus untuk menangani masalah-masalah
yang telah didefinisikan sebelumnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada
tahap ini yakni :
• Mengembangkan plan framework
Langkah pertama yang akan dilakukan yakni mengembangkan plan framework.
Ada beberapa plan framewotk yang dapat digunakan, misalnya COBIT (Control
Objective for Information and Related Technology). Plan framework tersebut
dapat dikembangkan dengan memperhatikan beberapa poin berikut :
- Mendefinisikan posisi strategi saat ini
- Merencanakan arah strategi berdasarkan visi dan misi perusahaan
- Merencankan strategi agar arah rencana tadi dapat terlaksana
• Membentuk recovery team
Pada langkah ini, pembuat BCP akan membentuk tim khusus yang bertugas
untuk menangani pemulihan kondisi fungsi bisnis apabila ada permasalahan
yang berdampak tidak baik bagi perusahaan. Ada beberapa tim-tim khusu yang
dibuat. Misalnya software team yang bertugas untuk menangani permasalahan
perangkat lunak perusahaan, relocation team yang bertugas untuk menangani
permasalahan pemindahan lokasi perusahaan apabila terjadi bencana, damage
assessment yang bertugas auntuk melakukan perhitungan dampak suatu
bencana, dan lain sebagainya.
• Membuat prosedur business continuity dan IT disaster recovery
Selanjutnya, hal yang akan dilakukan yakni membuat prosedur untuk business
continuity. Selain itu. Prosedur lainnya yang harus dibuat yakni IT disaster
recovery. Kedua hal tadi akan menggunakan BIA dalam proses pembuatannya.
• Membuat dokumentasi solusi permasalahan
Kemudian, langkah selanjutnya yakni mendokumentasikan solusi-solusi untuk
masing-masing ancaman yang telah maupun akan muncul dikemudian hari. Hal
ini dilakukan agar semua pihak yang terlibat dapat melakukan prosedur untuk
menangani permasalahan tersebut dengan baik.

Langkah 4 : Melakukan Testing and exercises


Langkah terakhir yang akan dilakukan yakni melakukan tes dan pelatiahn (testing and
exercising). Pada tahapan ini, perusahaan akan melakukan beberapa pelatihan terhadap
tim khusus yang telah dibuat sebelumnya. Adapun langkah- langkah yang dijalankan
yakni.
• Mengembangkan testing, exercises dan maintenance requirement
Pada langkah ini, hal yang dilakukan yakni melakukan pengembangan
(development) terhadap testing dan exerproses yang ada. Tidak hanya itu,
pada tahapan ini, analisator juga akan melakukan pengembangan terhadap
maintenance requirement yang dibutuhkan.
• Melakukan pelatihan kepada tim business continuity
Kemudian, proses selanjutnya yakni perusahaan akan mengadakan
pelatihan terhadap tim business continuity yang telah dibentuk pada
langkah ke tiga sebelumnya. Hal ini bertujuan agar tim tersebut dapat
lebih siap menjalankan fungsinya ketika bencana benar-benar terjadi.
• Melakukan pengujian berdasarkan hasil tes dokumen
Pada langkah terakhir ini, strategi yang telah berhasil dibuat akan diujikan
terlebih dahulu. Dari langkah ini, nantinya akan didapatkan feedback dari
hasil uji tadi. Feedback tersebut nantinya dapat dipergunakan kembali
untuk meng-update dokumentasi yang ada. Setelah langkah ke-empat
selesai, proses tidak terhenti sampai disitu saja. Proses
tersebut akan kembali lagi kepada tahap awal, yakni Business Impact
Analysis (BIA). Pada BIA, hasil yang didapatkan selama kegiatan
business continuity plan akan dikaji ulang. Hal ini bertujuan agar nantinya
ancaman baru yang serupa dapat ditangani lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai