Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 9

Anggota kelompok:
Hafi Al-Fahrezi 120304200005
Yasin Maulana Insan Kamil 120304200053
Evan Soebagyo 120304190037

Analisis Pengaruh Mahasiswa Rantau Terhadap UMKM di Jatinangor

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

UMKM adalah usaha atau bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau rumah
tangga (Pengertian UMKM, Kriteria, Ciri dan Contohnya Halaman all - Kompas.com). UMKM
dibagi menjadi 3 jenis yaitu: usaha kuliner, usaha fashion, dan juga usaha agribisnis (UMKM
(semarangkota.go.id)). Kini UMKM dapat dengan mudah dijumpai dimana-mana, terutama di
daerah yang padat penduduk.

Berikut merupakan beberapa data mengenai UMKM:


-UMKM yang memiliki NIB terbanyak yakni berjumlah 175 pelaku
UMKM.(https://ketik.unpad.ac.id/posts/3163/umkm-jatinangor-selama-pandemi-hidup-segan-
mati-tak-mau-4)
-Sebagai kawasan pendidikan, Jatinangor telah mengalami pertumbuhan populasi dan
perkembangan ekonomi yang mendorong perningkatan jumlah Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) di Jatinangor.(http://jurnal.unpad.ac.id/kumawula/article/view/19258)
-yang perlu disiapkan oleh para pebisnis UMKM dilihat dari segi kebutuhan, seperti apa yang
dibutuhkan masyarakat, apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa dan mengandalkan insting
berbisnisnya.(https://ketik.unpad.ac.id/posts/3163/umkm-jatinangor-selama-pandemi-hidup-
segan-mati-tak-mau-5)
-Namun, dari segi ekonomi, hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah melakukan
pelatihan pencatatan keuangan untuk para UMKM(https://ketik.unpad.ac.id/posts/3163/umkm-
jatinangor-selama-pandemi-hidup-segan-mati-tak-mau-5)
-Pencatatan ini penting karena banyak pelaku UMKM yang hanya melihat peluang tetapi tidak
memikirkan konsep dari pengelolaan keuangannya.(https://ketik.unpad.ac.id/posts/3163/umkm-
jatinangor-selama-pandemi-hidup-segan-mati-tak-mau-5)
-banyak dari pelaku UMKM hanya memikirkan potensi bisnisnya apa tetapi tidak
memperhatikan bagaimana konsep dari pengelolaan keuangan
sehari-harinya.(https://ketik.unpad.ac.id/posts/3163/umkm-jatinangor-selama-pandemi-hidup-
segan-mati-tak-mau-5)
Mahasiswa rantau adalah mahasiswa yang menempuh pendidikan di luar dari daerah asal
(Microsoft Word - BAB I (mercubuana-yogya.ac.id)). Agar mahasiswa rantau dapat bertahan di
daerah rantau, mahasiswa biasanya melakukan penghematan dengan cara membeli makan di
UMKM seperti warteg (10 Cara Hidup Hemat Untuk Mahasiswa - Best Seller Gramedia). Oleh
karena itu, mahasiswa yang merantau sangat berpengaruh terhadap perkembangan UMKM.
Berdasarkan uraian yang ada di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UMKM memiliki
hubungan yang sangat erat terhadap kehidupan mahasiswa khususnya mahasiswa rantau. Maka
dari itu terciptalah penelitian dengan judul ”Analisis Pengaruh Mahasiswa Rantau Terhadap
UMKM di Jatinangor”.

2. Perumusan Masalah
Agar memudahkan penyusunan penelitian ini, maka disusun rumusan masalah kedalam
berbagai bentuk pertanyaan, sebagai berikut :
1. Bagaimana mahasiswa dapat sangat berpengaruh terhadap peningkatan
pendapatan UMKM yang ada di Jatinangor?
2. Bagaimana mahasiswa dapat sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah
UMKM yang ada di Jatinangor?
3. Bagaimana mahasiswa dapat sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
UMKM yang ada di Jatinangor?
4. Apa peran mahasiswa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas UMKM
yang ada di Jatinangor?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari

1. Dapat mengetahui pengaruh mahasiswa terhadap peningkatan pendapatan


UMKM yang ada di Jatinangor.
2. Dapat mengetahui pengaruh mahasiswa terhadap peningkatan jumlah UMKM
yang ada di Jatinangor.
3. Dapat mengetahui pengaruh mahasiswa terhadap peningkatan kualitas UMKM
yang ada di Jatinangor.
4. Dapat mengetahui peran mahasiswa untuk meningkatkan kualitas UMKM yang
ada di Jatinangor.

4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan dapat berupa:

1. Manfaat bagi penulis

Penelitian ini diharapkan bisa menghasilkan banyak manfaat seperti, menambah wawasan
peneliti terkait UMKM di jatinangor serta bisa berguna bagi masyarakat sekitar,dan juga bisa
meningkatkan kualitas para UMKM yang ada di Jatinangor yang mungkin bisa juga membuat
Jatinangor lebih maju lagi.

2. Manfaat bagi masyarakat

Banyak manfaat yang dapat diterima oleh masyarakat,terutama bagi pelaku UMKM yang ada
di jatinangor. Diantaranya dapat memahami pola pembelian mahasiswa dan juga berbagai
karakteristik mahasiswa dalam melakukan pembelian. dan juga dengan ilmu yang mahasiswa
dapatkan diperkuliahan mungkin bisa berguna bagi UMKM untuk meningkatkan kualitasnya,
dan juga tidak menutup kemungkinan bisa melakukan kerja sama antara UMKM dan mahasiswa
tersebut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. UMKM

A. Pengertian UMKM

Menurut UUD 1945 kemudian dikuatkan melalui TAP MPR NO.XVI/MPR-RI/1998 tentang
Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu
diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran,
dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang,
berkembang, dan berkeadilan. Selanjutnya dibuatklah pengertian UMKM melalui UU
No.9 Tahun 1999 dan karena keadaan perkembangan yang semakin dinamis dirubah ke
Undang-Undang No.20Pasal 1Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
maka pengertian UMKM adalah sebagai berikut:
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
4) Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari UsahaMenengah, yang
meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang
melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
5) Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar
yang melakukan kegiatan ekonomi diIndonesia dan berdomisili di Indonesia.

B. Kriteria UMKM
Menurut Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang kreteria UMKM dalam bentuk
permodalan adalah sebagai berikut:
1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
I) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
II) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2)Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
I) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
II) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3)Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
I) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
II) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

C. Kebijakan Pemerintah
UMKM di Indonesia telah menjadi bagian penting dari sistem perekonomian di Indonesia.
Hal ini dikarenakan UMKM merupakan unit-unit usaha yang lebih banyak jumlahnya
dibandingkan usaha industri berskala besar dan memiliki keunggulan dalam menyerap tenaga
kerja lebih banyak dan juga mampu mempercepat proses pemerataan sebagai bagian dari
pembangunan. Berdasarkan kenyataan ini sudah selayaknya UMKM dilindungi dengan UU dan
peraturan yang terkait dalam kegiatan oprasional dan pengembanganya. Beberapa peraturan
telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk melindungi UMKM diantaranya UUD 1945
merupakan pondasi dasar hukum di indonesia Pasal 5 ayat(1), Pasal 20, Pasal 27 ayat (2),
Pasal 33, UU No.9 Tahun 1995, Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi
Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian integral
ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran, dan potensi strategis untuk mewujudkan
struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang, dan berkeadilan, Peraturan
Presiden No.5 Tahun 2007 mengenai program Kredit Usaha Kecil bagi pembiayaan
oprasional UMKM, UU No.20 Tahun 2008 tentang perberdayaan UMKM bagi perekonomian
di Indonesia, dan yang terbaru adalah Paket4Kebijakan Ekonomi “kebijakan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) yang lebih murah dan luas” bagi UMKM. Paket ini dirilis oleh Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian pada hari Kamis, 15 Oktober 2015, pukul 20:32
(https://www.ekon.go.id/berita/view/paket-kebijakan-ekonomi-paket.1751.html).
Harap Pemerintah meluncurkan paket kebijakan ini merupakan intrumen dalam menyikapi
kebutuhan bagi pengembangan UMKM. Pemerintah menyadari bahwa pertumbuhan kredit
perbankan cenderung melambat dalam satu tahun terakhir. Pada pertengahan tahun 2014,
pertumbuhan tahunan kredit masih sebesar16,65% yang selanjutnya turun menjadi 11,6%
pada akhir tahun 2014 dan 10,4% pada akhir semester I 2015. Kecenderungan tersebut
juga terjadi pada kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang hanya tumbuh
sebesar 9,2% (year on year) pada akhir Juni 2015.Kecenderungan perlambatan penyaluran
kredit tentu saja terkait dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, untuk
mendorong gerak roda ekonomi masyarakat khususnya kepada UMKM, pemerintah memberikan
subsidi bunga yang lebih besar bagi KUR.

2. Kebutuhan Primer Pangan

A. Pengertian Kebutuhan Primer Pangan


Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan
hidup. Manusia sebagai makhluk hidup, tanpa pangan tidak mungkin dapat melangsungkan
hidup dan bermasyarakat. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sejak dulu hingga nanti pun
manusia memerlukan bahan pangan untuk bertahan hidup. Pangan telah menjadi kebutuhan
primer manusia yang harus dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan hidup lainnya seperti
sandang, papan dan pendidikan (Sari, Nina Tama; 2007). Kualitas dan kuantitas konsumsi
pangan oleh setiap individu akan mempengaruhi status ketahanan pangan individu
tersebut. Ketersediaan pangan dalam rumah tangga merupakan salah satu indikator keberhasilan
ketahanan pangan dalam rumah tangga itu sendiri. Menurut Kusumawati (2013), terwujudnya
ketahanan pangan sampai pada tingkat rumah tangga berarti mampu memperoleh pangan
yang cukup jumlah, mutu, dan beragam untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi. Cukup
disini berarti tidak hanya beras tetapi mencakup pangan non beras yang berasal dari tanaman,
ternak, dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan
mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia.Pola konsumsi pangan antar
rumah tangga dapat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya
ketersediaan pangan, sosial budaya, pengetahuan gizi, ekonomi dan lingkungan. Salah satu
faktor yang sangat berpengaruh adalah faktor pendapatan. Tinggi rendahnya pendapatan
suatu rumah tangga dapat mempengaruhi rumah tangga dalam memilih dan menentukan
jenis pangan yang bermutu gizi baik yang beragam dan berimbang. Karena itu, perubahan
pada faktor-faktor tersebut akan menyebabkan pola konsumsi pangan suatu rumah tangga
(Dewi, I.S., dkk; 2016).

3. Mahasiswa

1. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik
perguruan tinggi negeri maupun swasta atapun lembaga yang setingkat dengan perguruan inggi.
Mahasiswa sendiri dipandang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam
berpikir dan perencanaan dalam bertindak (Papilaya & Huliselan, 2016). Mahasiswa adalah
peserta didik pada jenjang Perguruan Tinggi, sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI) mahasiswa sendiri adalah peserta didik yang belajar di perguruan tinggi (Wulan &
Abdullah, 2014).

2. Hak dan Kewajiban Mahasiswa

a. Hak Mahasiswa Peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi Bab
X pasal 109, menyatakan bahwa hak mahasiswa adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa berhak menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk
menuntut ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan akademik.
2) Mahasiswa berhak memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik
sesuai dengan minat, bakat, kegemaran, dan kemampuan mahasiswa yang bersangkutan.
3) Mahasiswa berhak menggunakan fasilitas perguruan tinggi dalam rangka kelancaran proses
belajar.
4) Mahasiswa berhak memperoleh bimbingan dosen yang bertanggung jawab atas program studi
yang diikutinya dalam penyelesaian studinya.
5) Mahasiswa berhak memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi yang
diikutinya serta hasil belajarnya.
6) Mahasiswa berhak menyelesaikan studi lebih awal dari jadwal yang ditetapkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
7) Mahasiswa berhak memperoleh kesejahteraan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
8) Mahasiswa berhak memanfaatkan sumber daya perguruan tinggi melalui perwakilan atau
organisasi kemahasiswaan untuk mengurus dan mengatur kesejahteraan, minat, dan tata
kehidupan bermasyarakat.
9) Mahasiswa berhak untuk pindah ke perguruan tinggi lain, atau program studi lain, bilamana
memenuhi persyaratan penerimaan mahasiswa pada perguruan tinggi atau program studi yang
hendak dimasuki, bila daya tamping perguruan tinggi atau program studi yang bersangkutan
masih memungkinkan.
10) Mahasiswa berhak ikut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa perguruan tinggi yang
bersangkutan.
11) Mahasiswa berhak memperoleh layanan khusus bilamana menyandang cacat.
b. Kewajiban Mahasiswa Peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi Bab X pasal 110, menyatakan bahwa kewajiban mahasiswa adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa berkewajiban mematuhi semua peraturan atau ketentuan yang berlaku pada
perguruan tinggi yang bersangkutan.
2) Mahasiswa berkewajiban ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban
dan keamanan perguruan tinggi yang bersangkutan.
3) Mahasiswa berkewajiban ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali bagai
mahasiswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4) Mahasiswa berkewajiban menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.
5) Mahasiswa berkewajiban menjaga kewibawaan dan nama baik perguruan tinggi yang
bersangkutan.
6) Mahasiswa berkewajiban menjunjung tinggi kebudayaan nasional.

3. Peran Mahasiswa

Sebagai kaum intelektual dan anggota masyarakat yang punya nilai tambah, mahasiswa untuk
mampu memerankan diri secara profesional dan proporsional di masyarakat ataupun di dunia
pendidikan. Peran mahasiswa tidak sekedar kegiatan pembelajaran di bangku perkuliahan, di
perpustakaan dan akses internet yang ada hubungangannya dengan disiplin ilmu yang sedang ia
tempuh tapi lebih dari itu. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat,
namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa perlu
membuat perubahan dalam masyarakat.

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan: Mahasiswa memenuhi kebutuhan primer mereka dengan membeli


kepada UMKM dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan juga
kuantitas UMKM. Mahasiswa juga dapat dengan langsung meningkatkan
kualitas/kuantitas UMKM dengan cara membuat program atau ide-ide cerdas yang
bertujuan meningkatkan UMKM.

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana


rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis
penelitian dapat juga diartikan sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian,
yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Adapun rumusan hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah peran yang dapat dilakukan mahasiswa untuk
meningkatkan kualitas/kuantitas UMKM dengan cara memilih UMKM sebagai sumber
pemenuh kebutuhan hidup dan juga menyumbangkan ide-ide cerdas yang bertujuan
meningkatkan UMKM.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan ruang lingkup penelitian


Permasalahan yang diteliti ialah pengaruh mahasiswa Rantau terhadap UMKM di
jatinangor, dikarenakan peran kedua belah pihak ini sangat berpengaruh dalam kegiatan
ekonomi di daerah jatinangor dan tidak bisa dipisahkan peran kedua belah pihak tersebut.
Menganalisis bagaimana kegiatan itu berlangsung, bagaimana para UMKM berdagang,
bagaimana sifat konsumsi mahasiswa. Sehingga diharapkan bisa membantu para UMKM
tersebut dengan tepat, agar bisa meningkatkan pendapatan para UMKM tersebut. Maka
dari itu ruang lingkup penelitian berfokus terhadap para UMKM dan juga mahasiswanya
itu sendiri.

3.2 Waktu dan tempat penelitian


Waktu yang butuhkan untuk penelitian ini memakan waktu sekitar seminggu
sejak izin penelitian diluncurkan. Dalam seminggu meneliti para UMKM seperti warkop
ADD, toko sembako ramires, dan juga backspace cafe.

3.3 Metode penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan kualitatif memiliki karakteristik alami (Natural serfing) sebagai sumber data
langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada hasil. Analisis dalam penelitian
kualitatif cenderung dilakukan secara analisis induktif dan makna makna merupakan hal
yang esensial. (Lexy Moleong, 2006:04).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai


berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan langsung pada suatu kegiatan
yang sedang berlangsung. Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Dari pengamatan, akan
mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pamahaman atau
sebagai alat re-checking atau pembuktian terhadap informasi/keterangan yang
diperoleh sebelumnya. (Nana Syaodih, 2013: 220)
Observasi ini dilakukan untuk mengoptimalkan data mengenai sifat
konsumtif mahasiswa, pengaruh mahasiswa terhadap pengembangan kualitas
UMKM, dan peningkatan pemasukan UMKM di Jatinangor.

2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan
dilaksanakan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atau
pertanyaan tersebut (Lexy Moloeng, 2005: 186). Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam.Wawancara
mendalam merupakan cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara
langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan
gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara dalam penelitian ini
dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai sifat konsumtif mahasiswa, dan
pengaruh dari mahasiswa yang dirasakan oleh UMKM.

3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik tertulis, gambar, maupun elektronik. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel dan
dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumen-dokumen dari narasumber (Nana
Syaodih, 2013: 221). Dokumen yang akan dikumpulkan adalah berupa dokumen-
dokumen terkait keadaan UMKM di Jatinangor. Dokumen tersebut berupa foto-
foto mengenai bangunan/sarana berjualan UMKM, produk yang dijual UMKM,
pelanggan UMKM.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa


pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dan pedoman
dokumentasi.

1. Kendali wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dua


pihak (interviewer dan interviewe) untuk mengumpulkan suatu informasi. Pada
penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur,
yaitu wawancara yang sebelumnya telah disusun daftar pertanyaan. Dengan
demikian, peneliti telah menyiapkan kendali wawancara untuk menyusun
instrumen penelitian berupa wawancara. Teknik wawancara ini digunakan untuk
menggali informasi tentang sifat konsumtif mahasiswa, dan pengaruh dari
mahasiswa yang dirasakan oleh UMKM. Adapun kisi-kisi wawancara adalah
sebagai berikut:

Kisi-kisi wawancara untuk mahasiswa:


1. Kebutuhan pangan mahasiswa
2. Keadaan finansial mahasiswa
3. Kendala-kendala mahasiswa dalam pemenuhan kebutuhan hidup
4. Solusi untuk kendala-kendala pemenuhan kebutuhan hidup mahasiswa

Kisi-kisi wawancara untuk UMKM:


1. Pendapatan UMKM perbulan
2. Perkiraan jumlah pelanggan
3. Perbandingan jumlah pelanggan masyarakat lokal dan mahasiswa
4. Kendala-kendala dalam berbisnis
5. Solusi untuk kendala-kendala dalam berbisnis

2. Lembar Kendali Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data melalui pengamatan secara


langsung terhadap objek yang akan diteliti. Pedoman observasi dibuat dan diisi
oleh peneliti. Pada penelitian ini aspek yang dilihat adalah keadaan sarana/ tempat
berjualan UMKM dan pelanggan.

3. Dokumen
Menurut Sugiyono (2012: 329), dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu yang berupa tulisan, gambar, atau karya- karya monumental
seseorang. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel
kalau didukung oleh dokumen-dokumen yang mendukung. Lembar dokumen
yang diteliti sebagai instrumen penelitian mengandung uraian mengenai
tempat/sarana berjualan UMKM dan pelanggan UMKM.

3.6 Teknik Analisis Data


Menurut Moleong (2002: 103), analisis data adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan
uraian dasar dengan demikian maka data-data yang lebih mudah dibaca dan
disimpulkan.
Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79), data adalah sebagai proses yang
merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis
(ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan
tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih
menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan
maksud dan tujuan analisis data.
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif,
yaitu dengan cara menghimpun data-data faktual dan mendeskripsikan. Data
berasal dari seluruh informasi yang diperoleh dari hasil wawancara serta
dokumen-dokumen melalui beberapa tahap. Setelah pengumpulan data,
pencatatan data, dilakukan analisis interaksi yang terdiri dari reduksi data,
penyajian data dan verifikasi. Analisis dari penelitian ini berlangsung bersama
dengan proses pengumpulan data, maupun dilakukan setelah data data terkumpul.

1. Pengumpulan data

Menggali informasi dan data dari berbagai sumber atau responden. yaitu
dengan wawancara, observasi, analisis dokumen dan foto-foto kegiatan yang ada.

2. Reduksi data

Dalam reduksi data, data yang diperoleh disortir karena data dari hasil
wawancara merupakan data yang memiliki sifat sangat luas informasinya bahkan
masih mentah (Lexy J. Moleong 2002: 114). Dengan ini akan bisa memilih
laporan hasil wawancara yang lebih penting, jadi bila ada hasil laporan yang
dirasa kurang penting bisa dibuang. Langkah reduksi data melibatkan beberapa
tahap. Tahap pertama, melakukan editing, pengelompokkan, dan meringkas data.
Tahap kedua, menyusun kode-kode dan catatan-catatan mengenai berbagai hal
berkaitan dengan data yang sedang diteliti sehingga dapat menentukan tema-tema,
kelompok-kelompok, dan pola-pola data. Pada tahap terakhir dari reduksi data
adalah menyusun rancangan konsep-konsep serta penjelasan- penjelasan
berkenaan dengan tema, pola, atau kelompok yang bersangkutan.
3. Penyajian data

Hasil dari pengorganisasian data yang di sajikan secara sistematis dapat


dibentuk dalam sebuah laporan. Bentuk penyajian laporan berupa diskriptif
analitik dan logis yang mengarah pada kesimpulan. Dalam tahap ini dituntut
untuk melakukan penafsiran terhadap data dalam wawancara.

4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi.

Penarikan kesimpulan menyangkut interpretasi peneliti, yaitu


pengembangan makna dari data yang ditampilkan. Kesimpulan yang masih kaku
senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung, sehingga diperoleh
kesimpulan yang kredibilitas dan objektifnya terjamin. Verifikasi bisa berupa
pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran peneliti saat mengadakan
pencatatan atau bisa berupa suatu tinjauan ulang terhadap catatan-catatan di
lapangan.

3.7 Teknik Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data digunakan untuk mengecek


kebenaran data sehingga diperoleh data yang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya. Teknik pemeriksaan keabsahan yang
digunakan yaitu triangulasi, perpanjangan pengamatan, dan peningkatan
ketekunan.

1. Triangulasi

Triangulasi yaitu membandingkan data yang diperoleh dalam wawancara


dengan data observasi, artinya adalah membandingkan apa yang dikatakan orang
di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, membandingkan
apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu, membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang
berkaitan. Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

2. Perpanjangan pengamatan

Maksud perpanjangan pengamatan dalam penelitian ini yaitu kembali ke


lapangan melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan, hubungan
peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk, semakin akrab, semakin
terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan
lagi.

3. Peningkatan ketekunan.

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih


cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis

Anda mungkin juga menyukai