Anggota kelompok:
Hafi Al-Fahrezi 120304200005
Yasin Maulana Insan Kamil 120304200053
Evan Soebagyo 120304190037
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
UMKM adalah usaha atau bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau rumah
tangga (Pengertian UMKM, Kriteria, Ciri dan Contohnya Halaman all - Kompas.com). UMKM
dibagi menjadi 3 jenis yaitu: usaha kuliner, usaha fashion, dan juga usaha agribisnis (UMKM
(semarangkota.go.id)). Kini UMKM dapat dengan mudah dijumpai dimana-mana, terutama di
daerah yang padat penduduk.
2. Perumusan Masalah
Agar memudahkan penyusunan penelitian ini, maka disusun rumusan masalah kedalam
berbagai bentuk pertanyaan, sebagai berikut :
1. Bagaimana mahasiswa dapat sangat berpengaruh terhadap peningkatan
pendapatan UMKM yang ada di Jatinangor?
2. Bagaimana mahasiswa dapat sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah
UMKM yang ada di Jatinangor?
3. Bagaimana mahasiswa dapat sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
UMKM yang ada di Jatinangor?
4. Apa peran mahasiswa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas UMKM
yang ada di Jatinangor?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa menghasilkan banyak manfaat seperti, menambah wawasan
peneliti terkait UMKM di jatinangor serta bisa berguna bagi masyarakat sekitar,dan juga bisa
meningkatkan kualitas para UMKM yang ada di Jatinangor yang mungkin bisa juga membuat
Jatinangor lebih maju lagi.
Banyak manfaat yang dapat diterima oleh masyarakat,terutama bagi pelaku UMKM yang ada
di jatinangor. Diantaranya dapat memahami pola pembelian mahasiswa dan juga berbagai
karakteristik mahasiswa dalam melakukan pembelian. dan juga dengan ilmu yang mahasiswa
dapatkan diperkuliahan mungkin bisa berguna bagi UMKM untuk meningkatkan kualitasnya,
dan juga tidak menutup kemungkinan bisa melakukan kerja sama antara UMKM dan mahasiswa
tersebut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. UMKM
A. Pengertian UMKM
Menurut UUD 1945 kemudian dikuatkan melalui TAP MPR NO.XVI/MPR-RI/1998 tentang
Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu
diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran,
dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang,
berkembang, dan berkeadilan. Selanjutnya dibuatklah pengertian UMKM melalui UU
No.9 Tahun 1999 dan karena keadaan perkembangan yang semakin dinamis dirubah ke
Undang-Undang No.20Pasal 1Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
maka pengertian UMKM adalah sebagai berikut:
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
4) Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari UsahaMenengah, yang
meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang
melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
5) Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar
yang melakukan kegiatan ekonomi diIndonesia dan berdomisili di Indonesia.
B. Kriteria UMKM
Menurut Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang kreteria UMKM dalam bentuk
permodalan adalah sebagai berikut:
1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
I) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
II) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2)Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
I) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
II) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3)Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
I) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
II) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
C. Kebijakan Pemerintah
UMKM di Indonesia telah menjadi bagian penting dari sistem perekonomian di Indonesia.
Hal ini dikarenakan UMKM merupakan unit-unit usaha yang lebih banyak jumlahnya
dibandingkan usaha industri berskala besar dan memiliki keunggulan dalam menyerap tenaga
kerja lebih banyak dan juga mampu mempercepat proses pemerataan sebagai bagian dari
pembangunan. Berdasarkan kenyataan ini sudah selayaknya UMKM dilindungi dengan UU dan
peraturan yang terkait dalam kegiatan oprasional dan pengembanganya. Beberapa peraturan
telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk melindungi UMKM diantaranya UUD 1945
merupakan pondasi dasar hukum di indonesia Pasal 5 ayat(1), Pasal 20, Pasal 27 ayat (2),
Pasal 33, UU No.9 Tahun 1995, Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi
Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian integral
ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran, dan potensi strategis untuk mewujudkan
struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang, dan berkeadilan, Peraturan
Presiden No.5 Tahun 2007 mengenai program Kredit Usaha Kecil bagi pembiayaan
oprasional UMKM, UU No.20 Tahun 2008 tentang perberdayaan UMKM bagi perekonomian
di Indonesia, dan yang terbaru adalah Paket4Kebijakan Ekonomi “kebijakan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) yang lebih murah dan luas” bagi UMKM. Paket ini dirilis oleh Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian pada hari Kamis, 15 Oktober 2015, pukul 20:32
(https://www.ekon.go.id/berita/view/paket-kebijakan-ekonomi-paket.1751.html).
Harap Pemerintah meluncurkan paket kebijakan ini merupakan intrumen dalam menyikapi
kebutuhan bagi pengembangan UMKM. Pemerintah menyadari bahwa pertumbuhan kredit
perbankan cenderung melambat dalam satu tahun terakhir. Pada pertengahan tahun 2014,
pertumbuhan tahunan kredit masih sebesar16,65% yang selanjutnya turun menjadi 11,6%
pada akhir tahun 2014 dan 10,4% pada akhir semester I 2015. Kecenderungan tersebut
juga terjadi pada kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang hanya tumbuh
sebesar 9,2% (year on year) pada akhir Juni 2015.Kecenderungan perlambatan penyaluran
kredit tentu saja terkait dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, untuk
mendorong gerak roda ekonomi masyarakat khususnya kepada UMKM, pemerintah memberikan
subsidi bunga yang lebih besar bagi KUR.
3. Mahasiswa
1. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik
perguruan tinggi negeri maupun swasta atapun lembaga yang setingkat dengan perguruan inggi.
Mahasiswa sendiri dipandang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam
berpikir dan perencanaan dalam bertindak (Papilaya & Huliselan, 2016). Mahasiswa adalah
peserta didik pada jenjang Perguruan Tinggi, sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI) mahasiswa sendiri adalah peserta didik yang belajar di perguruan tinggi (Wulan &
Abdullah, 2014).
a. Hak Mahasiswa Peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi Bab
X pasal 109, menyatakan bahwa hak mahasiswa adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa berhak menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk
menuntut ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan akademik.
2) Mahasiswa berhak memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik
sesuai dengan minat, bakat, kegemaran, dan kemampuan mahasiswa yang bersangkutan.
3) Mahasiswa berhak menggunakan fasilitas perguruan tinggi dalam rangka kelancaran proses
belajar.
4) Mahasiswa berhak memperoleh bimbingan dosen yang bertanggung jawab atas program studi
yang diikutinya dalam penyelesaian studinya.
5) Mahasiswa berhak memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi yang
diikutinya serta hasil belajarnya.
6) Mahasiswa berhak menyelesaikan studi lebih awal dari jadwal yang ditetapkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
7) Mahasiswa berhak memperoleh kesejahteraan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
8) Mahasiswa berhak memanfaatkan sumber daya perguruan tinggi melalui perwakilan atau
organisasi kemahasiswaan untuk mengurus dan mengatur kesejahteraan, minat, dan tata
kehidupan bermasyarakat.
9) Mahasiswa berhak untuk pindah ke perguruan tinggi lain, atau program studi lain, bilamana
memenuhi persyaratan penerimaan mahasiswa pada perguruan tinggi atau program studi yang
hendak dimasuki, bila daya tamping perguruan tinggi atau program studi yang bersangkutan
masih memungkinkan.
10) Mahasiswa berhak ikut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa perguruan tinggi yang
bersangkutan.
11) Mahasiswa berhak memperoleh layanan khusus bilamana menyandang cacat.
b. Kewajiban Mahasiswa Peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi Bab X pasal 110, menyatakan bahwa kewajiban mahasiswa adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa berkewajiban mematuhi semua peraturan atau ketentuan yang berlaku pada
perguruan tinggi yang bersangkutan.
2) Mahasiswa berkewajiban ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban
dan keamanan perguruan tinggi yang bersangkutan.
3) Mahasiswa berkewajiban ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali bagai
mahasiswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4) Mahasiswa berkewajiban menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.
5) Mahasiswa berkewajiban menjaga kewibawaan dan nama baik perguruan tinggi yang
bersangkutan.
6) Mahasiswa berkewajiban menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
3. Peran Mahasiswa
Sebagai kaum intelektual dan anggota masyarakat yang punya nilai tambah, mahasiswa untuk
mampu memerankan diri secara profesional dan proporsional di masyarakat ataupun di dunia
pendidikan. Peran mahasiswa tidak sekedar kegiatan pembelajaran di bangku perkuliahan, di
perpustakaan dan akses internet yang ada hubungangannya dengan disiplin ilmu yang sedang ia
tempuh tapi lebih dari itu. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat,
namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa perlu
membuat perubahan dalam masyarakat.
B. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan
dilaksanakan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atau
pertanyaan tersebut (Lexy Moloeng, 2005: 186). Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam.Wawancara
mendalam merupakan cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara
langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan
gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara dalam penelitian ini
dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai sifat konsumtif mahasiswa, dan
pengaruh dari mahasiswa yang dirasakan oleh UMKM.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik tertulis, gambar, maupun elektronik. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel dan
dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumen-dokumen dari narasumber (Nana
Syaodih, 2013: 221). Dokumen yang akan dikumpulkan adalah berupa dokumen-
dokumen terkait keadaan UMKM di Jatinangor. Dokumen tersebut berupa foto-
foto mengenai bangunan/sarana berjualan UMKM, produk yang dijual UMKM,
pelanggan UMKM.
1. Kendali wawancara
3. Dokumen
Menurut Sugiyono (2012: 329), dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu yang berupa tulisan, gambar, atau karya- karya monumental
seseorang. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel
kalau didukung oleh dokumen-dokumen yang mendukung. Lembar dokumen
yang diteliti sebagai instrumen penelitian mengandung uraian mengenai
tempat/sarana berjualan UMKM dan pelanggan UMKM.
1. Pengumpulan data
Menggali informasi dan data dari berbagai sumber atau responden. yaitu
dengan wawancara, observasi, analisis dokumen dan foto-foto kegiatan yang ada.
2. Reduksi data
Dalam reduksi data, data yang diperoleh disortir karena data dari hasil
wawancara merupakan data yang memiliki sifat sangat luas informasinya bahkan
masih mentah (Lexy J. Moleong 2002: 114). Dengan ini akan bisa memilih
laporan hasil wawancara yang lebih penting, jadi bila ada hasil laporan yang
dirasa kurang penting bisa dibuang. Langkah reduksi data melibatkan beberapa
tahap. Tahap pertama, melakukan editing, pengelompokkan, dan meringkas data.
Tahap kedua, menyusun kode-kode dan catatan-catatan mengenai berbagai hal
berkaitan dengan data yang sedang diteliti sehingga dapat menentukan tema-tema,
kelompok-kelompok, dan pola-pola data. Pada tahap terakhir dari reduksi data
adalah menyusun rancangan konsep-konsep serta penjelasan- penjelasan
berkenaan dengan tema, pola, atau kelompok yang bersangkutan.
3. Penyajian data
4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi.
1. Triangulasi
2. Perpanjangan pengamatan
3. Peningkatan ketekunan.