Anda di halaman 1dari 9

Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Ramanata Dirsurya dan Suryati, Tinjauan Hukum Atas Penyalahgunaan Data Bantuan Sosial di Masa
Pademi Covid-19, Halaman 321-329

TINJAUAN HUKUM ATAS PENYALAHGUNAAN DATA BANTUAN SOSIAL


DI MASA PANDEMI COVID-19

Ramanata Disurya1 dan Suryati2


1
Universitas PGRI Palembang
E-mail: ramanatadisurya24@gmail.com
2
Universitas PGRI Palembang
E-mail: suryatilasnai@gmail.com

Abstract
Social assistance in the form of money, goods or services is very valuable in the midst of
disasters, especially in the Covid-19 pandemic. It becomes highly anticipated by the affected
communities as well as tempting things to be abused for irresponsible people. This study aims
to find out how the legal review of the misuse of social assistance data during the Covid-19
pandemic. The research method used in this study is the normative method of law. The results
of this study are , (1) all forms of misappropriation of social assistance funds are punishable
under Article 43 paragraph (1) of Law No. 13 of 2011, (2) concerning the hoarding of social
assistance with the purpose of benefiting themselves punished according to Article 3 of Law
No. 31 of 1999 concerning the Eradication of Corruption crimes jo Constitutional Court
Decision Number 25/PUU-XIV/2016.
Keywords: Abuse; Social Assistance

Abstrak
Bantuan sosial baik berupa uang, barang ataupun jasa merupakan hal yang sangat berharga
ditengah bencana khususnya ditengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Tentu bantuan sosial
seperti ini menjadi sangat dinanti oleh masyarakat yang terdampak sekaligus hal yang
menggiurkan untuk disalahgunakan bagi oknum yang tidak bertanggung jawab. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum atas penyalahgunaan data bantuan
sosial di masa pandemi Covid-19. Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah
metode hukum normatif. Hasil dari penelitian ini adalah, (1) segala bentuk penyelewengan
dana bantuan sosial dijatuhi hukuman berdasarkan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2011, (2) mengenai penimbunan bantuan sosial dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri dihukum menurut Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 25/PUU-
XIV/2016.
Kata Kunci: Penyalahgunaan; Bantuan Sosial

PENDAHULUAN berarti bahwa Republik Indonesia


Dalam Undang-Undang Dasar adalah negara hukum yang demokratis
Negara Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD NRI
sebagaimana disingkat UUD NRI 1945, menjunjung tinggi hak asasi
Tahun 1945 ditegaskan bahwa Negara manusia, dan menjamin semua warga
Indonesia berdasarkan atas hukum negara bersamaan kedudukannya di
(Rechtstaat), tidak berdasarkan atas dalam hukum dan pemerintahan serta
kekuasaan belaka (Machstaat). Ini wajib menjunjung hukum dan

321

Volume 19 Nomor 3, Bulan September 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Ramanata Dirsurya dan Suryati, Tinjauan Hukum Atas Penyalahgunaan Data Bantuan Sosial di Masa
Pademi Covid-19, Halaman 321-329

pemerintahan itu dengan tidak ada Dalam beberapa tahun


kecualinya.1 belakangan ini, mungkin kata Dana
Hukum menentapkan apa yang Bantuan Sosial kemudian disingkat
harus dilakukan dan apa yang boleh Dana Bansos sering terdengar baik
dilakukan serta yang dilarang. Sasaran melalui media maupun berita di
hukum yang hendak dituju bukan saja berbagai tempat. Bantuan sosial
orang yang nyata-nyata berbuat tersebut menjadi salah satu jenis
melawan hukum, melainkan juga belanja daerah yang menyedot
perbuatan hukum yang mungkin akan perhatian banyak pihak, bukan saja
terjadi, dan kepada alat perlengkapan masyarakat atau kelompok masyarakat
negara untuk bertindak menurut hukum. tetapi juga pemerintahan, anggota
Sistem bekerjanya hukum yang dewan perwakilan rakyat daerah,
demikian itu merupakan salah satu bupati, gubernur, walikota yang
bentuk penegak hukum.2 berkepentingan dengan bansos, dengan
Proses pembangunan dapat demikian rekening bansos memiliki
menimbulkan kemajuan dalam resiko yang cukup tinggi untuk
kehidupan masyarakat, selain itu dapat disalahgunakan atau diselewangkan.3
juga mengakibatkan perubahan kondisi Perihal Dana Bansos, dalam
sosial masyarakat yang memiliki Pasal 1 angka 15 Peraturan Menteri
dampak sosial negatif, terutama Dalam Negeri kemudian disingkat
menyangkut masalah peningkatan Permendagri Nomor 32 Tahun 2011
tindak pidana yang meresahkan tentang Dana Bansos Dan Hibah
masyarakat. Salah satu tindak pidana disebutkan bahwa yang dimaksud
yang dapat dikatakan cukup fenomenal dengan Dana Bansos adalah
adalah masalah Korupsi. Tindak pidana “pemberian bantuan berupa
ini tidak hanya merugikan keuangan uang/barang dari pemerintah daerah
negara, tetapi juga merupakan kepada individu, keluarga, kelompok
pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan/atau masyarakat yang sifatnya
dan ekonomi masyarakat. tidak secara terus-menerus dan selektif
1
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi
3
(Bagian Kedua)(Jakarta: Sinar Grafika, 2016). Yarni Nikita Ahmady, Tinjauan Yuridis
2
Andi Hamzah, Perbandingan Korupsi di Terhadap Tindak Pidana Korupsi Dana
Berbagai Negara (Jakarta: Sinar Grafika, Bantuan Sosial (Studi Kasus Putusan Nomor:
2015). 18/Pid.Sus.TPK/2015/PN.Mks.) (2018).
322

Volume 19 Nomor 3, Bulan September 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Ramanata Dirsurya dan Suryati, Tinjauan Hukum Atas Penyalahgunaan Data Bantuan Sosial di Masa
Pademi Covid-19, Halaman 321-329

yang bertujuan untuk melidungi dari Dalam Negeri (Permedagri) Nomor 39


kemungkinan terjadinya resiko Tahun 2012.
sosial”.4 Bantuan Sosial adalah pemberian
Adapun Permasalahan- bantuan uang atau barang dari
permasalahan seputar bantuan sosial pemerintah daerah kepada individu,
antara lain pemberian dana bantuan keluarga, kelompok, dan masyarakat
sosial tidak sesuai dengan ketentuan yag sifatnya secara tidak terus-menerus
atau prosedur pencairan, bantuan sosial dan selektif yang bertujuan untuk
tidak terima atau diterima oleh melindungi dari kemungkinan
sebagian orang yang berhak seperti terjadinya resiko sosial. Yang
tercantum dalam proposal yang sengaja dimaksud dengan resiko sosial adalah
untuk di fiktifkan. Dalam prakteknya kejadian atau peristiwa yang dapat
selama ini, Dana Bansos ini sering menimbulkan potensi terjadinya
menimbulkan berbagai masalah kerentanan sosial yang ditanggung oleh
khususnya yang bersumber dari indovidu, keluarga, kelompok, dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja masyarakat sebagai dampak krisis
Daerah (APBD) baik saat sosial, krisis ekonomi, krisis politik,
penganggaranya maupun pengelolaan fenomena alam dan bencana alam yang
atau pencairanya. Banyak terjadi jika tidak diberikan dana bantuan sosial
penyelewengan dana bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat
untuk kepentingan diri sendiri. hidup dalam kondisi wajar.5
Pemberian bantuan sosial
KAJIAN PUSTAKA tersebut dilakukan setelah
A. Konsep Bantuan Sosial memprioritaskan pemenuhan belanja
Bantuan Sosial yang bersumber urusan wajib dengan memperhatikan
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja asas keadilan, kepatutan, rasionalitas
Daerah (APBD) diatur dalam Peraturan dan manfaat untuk masyarakat6. Yang
Menteri Dalam Negeri (Permedagri)
5
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
telah diubah dengan Peraturan Menteri 2012 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD,
4
Yusran Lapananda, Hibah dan Bantuan Pasal 1 angka 15.
6
Sosial yang bersumber APBD (Jakarta: Sinar Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Grafika, 2018). Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan
323

Volume 19 Nomor 3, Bulan September 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Ramanata Dirsurya dan Suryati, Tinjauan Hukum Atas Penyalahgunaan Data Bantuan Sosial di Masa
Pademi Covid-19, Halaman 321-329

dimaksud dengan anggota, kelompok, kesehatan kepada putra putri pahlawan


atau masyarakat yang dapat diberikan yang tidak mampu.8
bantuan sosial disini adalah: B. Pertanggungjawaban Pengguna
1. Individu, keluarga, dan/atau Dana Bantuan Sosial
masyarakat yang mengalami Para penerima dana bantuan
keadaan yang tidak stabil sebagai sosial memiliki kewajiban untuk
akibat dari krisis sosial, ekonomi, mempertanggungjawabkan kepada
politik, bencana, atau fenomena pemerintah daerah terkait pengguna
alam agar dapat memenuhi dana bantuan sosial tersebut. Penerima
kebutuhan hidup memimum; bantuan sosial berupa uang
2. Lembaga non pemerintahan bidang menyampaikan laporan pengguna
pendidikan, keagamaan, dan bidang bantuan sosial kepada kepala daerah
lain yang berperan untuk melalui PPKD dengan tembusan
melindungi individu, kelompok, kepada SKPD terkait.9
dan/atau masyarakat dari Berdasarkan laporan pengguna
kemungkinan terjadi resiko sosial; bantuan sosial tersebut, pihak
Bantuan sosial dapat berupa uang pemerintah daerah akan mencatatnya
atau barang yang diterima langsung sebagai bahan laporan
oleh penerima bantuan sosial7. Bantuan pertanggungjawaban penyaluran dana
sosial berupa uang adalah pemberian bantuan. Bantuan sosial berupa uang
uang secara langsung kepada penerima dicatat sebagai realisasi jenis belanja
seperti beasiswa bagi anak miskin, bantuan sosial pada PPKD dalam tahun
yayasan pengelola yatim piatu, nelayan anggaran berkenaan. Sementara
miskin, masyarakat lanjut usia, bantuan sosial berupa barang dicatat
terlantar, cacat berat dan tunjangan sebagai realisasi obyek belanja bantuan
sosial pada jenis belanja barang dan

8
Peraturan Dalam Negeri Nomor 39 Tahun Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
2012 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan
Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD, Peraturan Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
Pasal 22 ayat 1. 2012 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
7
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD,
Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Pasal 26 ayat 2.
9
Peraturan Dalam Negeri Nomor 39 Tahun Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
2012 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan
Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD, Peraturan Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
Pasal 26 ayat 1. 2012 tentang, Pasal 34 ayat 1.
324

Volume 19 Nomor 3, Bulan September 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Ramanata Dirsurya dan Suryati, Tinjauan Hukum Atas Penyalahgunaan Data Bantuan Sosial di Masa
Pademi Covid-19, Halaman 321-329

jasa dalam program kegiatan dan berupa barang yang belum diserahkan
kegiata pada Satuan Kerja Perangkat kepada penerima bantuan sosial sampai
Daerah (SKPD).10 dengan akhir tahun anggaran
Pertanggungjawaban pemerintah berkenaan dilaporkan sebagai
daerah atas pemberian bantuan sosial persediaan dalam neraca. Realisasi
meliputi: bantuan sosial berupa barang
a. Usulan/permintaan tertulis dari dikonversikan sesuai standar akuntansi
calon penerima bantuan sosial atau pemerintahan pada laporan realisasi
surat keterangan dari pejabat yang anggaran dan diungkapkan pada
berwenang kepada pekala daerah; catatan atas laporan keuangan dalam
b. Keputusan kepala daerah tentang penyusunan laporan keuangan
penetapan daftar penerima bantuan pemerintah daerah.
sosial;
c. Fakta integritas dari penerima PEMBAHASAN
bantuan sosial yang menyatakan A. Bantuan Sosial
Sebelum dilanjutkan pada
bahwa bantuan sosial yang
pembahasan mengenai bagaimana
diterima akan digunakan sesuai
tinjauan dan dampak hukum terkait
dengan ususlan;
penyalahgunaan data bantuan sosial
d. Bukti transfer atau penyerahan
khususnya di masa pandemi covid-19
uang atas pemberian bantuan
seperti saat ini, perlu kiranya kita
sosial berupa uang atau bukti serah
menyamakan persepsi mengenai apa
terima barang atas pemberian
saja yang termasuk kategori bantuan
bantuan sosial berupa barang.
sosial menurut peraturan yang berlaku.
Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa
Realisasi bantuan sosial
terdapat 3 bentuk bantuan sosial
dicantumkan pada laporan keuangan
menurut Pasal 6 Peraturan Menteri
pemerintah daerah dalam tahun
Sosial Nomor 1 Tahun 2019 tentang
anggaran berkenaan. Bantuan sosial
Penyaluran Belanja Bantuan Sosial di
10
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Lingkungan Kementerian Sosial :
Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Dalam Negeri Nomor 39 Tahun Adapun yang termasuk bantuan
2012 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD,
sosial sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 ayat 2
325

Volume 19 Nomor 3, Bulan September 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Ramanata Dirsurya dan Suryati, Tinjauan Hukum Atas Penyalahgunaan Data Bantuan Sosial di Masa
Pademi Covid-19, Halaman 321-329

Pasal 5 ayat (1) diberikan dalam ayat (1) Peraturan Menteri Sosial
bentuk:11 Nomor 1 Tahun 2019 menyebutkan
a. Uang; bahwa:
b. Barang; dan/atau Penerima Bantuan Sosial
c. Jasa. sebagaimana dimaksud dalam
Penerima bantuan sosial yang Pasal 12 yang memiliki
meliputi perorangan, keluarga, kategori miskin dan tidak
kelompok, dan/atau masyarakat mampu sumber datanya
memiliki kriteria masalah sosial yang mengacu kepada DT PFM dan
meliputi:12 OTM Kementerian Sosial.
1. Kemiskinan; Merujuk pada peraturan tersebut,
2. Keterlantaran; penjelasan mengenai yang dimaksud
3. Kedisabilitasan; dengan DT PFM dan OTM adalah
4. Keterpencilan; akronim dari Data Terpadu
5. Ketunaan sosial atau penyimpangan Penanganan Fakir Miskin dan Orang
perilaku; Tidak Mampu yaitu basis data berisi
6. Korban bencana; dan/atau nama dan alamat serta informasi sosial,
7. Korban tindak kekerasan, ekonomi, dan demografi dari rumah
eksploitasi, diskriminasi, korban tangga dengan status kesejahteraan
penyalahgunaan narkotika, terendah di Indonesia dan data
psikotropika, dan zat adiktif lainnya. penyandang masalah kesejahteraan
sosial lainnya yang telah diverifikasi
Hal ini sehubungan dengan dan divalidasi oleh Kementerian Sosial
kriteria fakir miskin yang ditetapkan yang berkoordinasi dengan pemerintah
oleh Menteri Sosial sebagai dasar daerah.14
untuk melaksanakan penanganan fakir Adapun upaya yang dilakukan
miskin. 13 Selanjutnya, pada pasal 17 merupakan bentuk penghormatan,
pemenuhan hak atas kebutuhan dasar
11
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Penyaluran untuk mensejahterakan fakir miskin,
Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan
Kementerian Sosial
serta memberikan perlindungan
12
Pasal 11 dan 12 Peraturan Menteri Sosial
Nomor 1 Tahun 2019
13 14
Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Pasal 1 angka 5 Peraturan Menteri Sosial
Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin Nomor 1 Tahun 2019
326

Volume 19 Nomor 3, Bulan September 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Ramanata Dirsurya dan Suryati, Tinjauan Hukum Atas Penyalahgunaan Data Bantuan Sosial di Masa
Pademi Covid-19, Halaman 321-329

15
terhadap fakir miskin dari tindakan puluh juta rupiah) . Selain itu,
oknum yang menyalahgunakan bantuan terhadap segala bentuk penyelewengan
sosial. dana bantuan sosial dijatuhi hukuman
berdasarkan Pasal 43 ayat (1) Undang-
B. Sanksi Pidana Manipulasi Data
Undang Nomor 13 Tahun 2011 yang
Bantuan Sosial
berbunyi:
Perbuatan manipulasi yang
Setiap orang yang
dimaksud jika merujuk dalam Kamus menyalahgunakan dana
penanganan fakir miskin
Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagaimana dimaksud dalam
sebagai penggelapan; penyelewengan. Pasal 33, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5
Sehingga memanipulasi data yang yang
tahun atau denda paling
dimaksud dalam tulisan ini dapat banyak Rp. 500.000.000 (lima
ratus juta rupiah).
artikan sebagai perbuatan
menyelewengkan data yang Apabila yang menyalahgunakan
sesungguhnya. dana tersebut dilakukan oleh korporasi,
Untuk dapat menjawab dijatuhi pidana dengan denda maksimal
pertanyaan berkaitan dengan Rp. 750.000.000 (tujuh ratus lima
manipulasi data demi mendapatkan puluh juta rupiah). Kemudian terkait
bantuan sosial, Pasal 11 ayat (3) permasalahan mengenai penimbunan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun bantuan sosial dengan tujuan
2011 tentang Penanganan Fakir Miskin menguntungkan diri sendiri dihukum
telah menegaskan: menurut Pasal 3 Undang-Undang
Setiap orang dilarang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
memalsukan data fakir miskin
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
baik yang sudah diverifikasi
dan divalidasi maupun yang jo. Putusan Mahkamah Konstitusi
telah ditetapkan oleh Menteri.
Nomor 25/PUU-XIV/2016 yang
Adapun jika masih terdapat berbunyi:
pelaku yang memalsukan data Setiap orang yang dengan
tujuan menguntungkan diri
verifikasi dan validasi tersebut
sendiri atau orang lain atau
dipidana penjara maksimal 2 tahun atau suatu korporasi,
menyalahgunakan
denda maksimal Rp. 50.000.000 (lima
15
Pasal 42 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2011 tentang Penanganan Fakir Miskin
327

Volume 19 Nomor 3, Bulan September 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Ramanata Dirsurya dan Suryati, Tinjauan Hukum Atas Penyalahgunaan Data Bantuan Sosial di Masa
Pademi Covid-19, Halaman 321-329

kewenangan, kesempatan atau dimaksud dalam Pasal 33, dipidana


sarana yang ada padanya
dengan pidana penjara paling lama 5
karena jabatan atau kedudukan
yang merugikan keuangan tahun atau denda paling banyak Rp.
negara atau perekonomian
500.000.000. Apabila yang
negara, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup menyalahgunakan dana tersebut
atau pidana penjara paling
dilakukan oleh korporasi, dijatuhi
singkat 1 tahun dan paling
lama 20 tahun dan atau denda pidana dengan denda maksimal Rp.
paling sedikit Rp. 50.000.000
750.000.00.
dan paling banyak
Rp.1.000.000.000. Terkait permasalahan mengenai
penimbunan bantuan sosial dengan
Aturan ini diperuntukkan bagi
tujuan menguntungkan diri sendiri
oknum pejabat yang menyalahgunakan
dihukum menurut Pasal 3 Undang-
kewenangannya untuk memberikan
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
atau menyalurkan bantuan sosial. Patut
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
diperhatikan, pengembalian kerugian
jo. Putusan Mahkamah Konstitusi
keuangan negara atau perekonomian
Nomor 25/PUU-XIV/2016 dipidana
negara tidak menghapuskan hukuman
dengan pidana penjara seumur hidup
bagi pelaku tindak pidana, melainkan
atau pidana penjara paling singkat 1
hanya menjadi salah satu faktor yang
tahun dan paling lama 20 tahun dan
meringankan16.
. atau denda paling sedikit Rp.
KESIMPULAN 50.000.000 dan paling banyak

Merujuk pada hasil pembahasan Rp.1.000.000.000.

yang ada, maka dapat disimpulkan


bahwa apabila terdapat pelaku yang
DAFTAR PUSTAKA
memalsukan data verifikasi dan
validasi data bantuan sosial dipidana Andi Hamzah, Perbandingan Korupsi
di Berbagai Negara, Jakarta:
penjara maksimal 2 tahun atau denda
Sinar Grafika, 2015.
maksimal Rp. 50.000.000. Selain itu, Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi
apabila menyalahgunakan dana (Bagian Kedua), Jakarta: Sinar
Grafika, 2016.
penanganan fakir miskin sebagaimana
Kemendagri. Pedoman Pemberian
16
Pasal 4 dan penjelasannya Undang-Undang Hibah dan Bantuan Sosial yang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
328

Volume 19 Nomor 3, Bulan September 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Ramanata Dirsurya dan Suryati, Tinjauan Hukum Atas Penyalahgunaan Data Bantuan Sosial di Masa
Pademi Covid-19, Halaman 321-329

bersumber dari APBD, Jakarta:


Kemendagri, 2011.
Kemensos, Peraturan Menteri Sosial
Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2019 Tentang
Penyaluran Belanja Bantuan
Sosial di Lingkungan
Kementerian Sosial, Jakarta:
Kemensos, 2019.
Yarni Nikita Ahmady, Tinjauan
Yuridis Terhadap Tindak Pidana
Korupsi Dana Bantuan Sosial
(Studi Kasus Putusan Nomor:
18/Pid.Sus.TPK/2015/PN.Mks.)
(2018).
Yusran Lapananda, Hibah dan Bantuan
Sosial yang bersumber APBD,
Jakarta: Sinar Grafika, 2018.

329

Volume 19 Nomor 3, Bulan September 2021

Anda mungkin juga menyukai