Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS SETIA BUDI No.

Formulir : FM/ PM-REK-004/11


Jl. Let.Jen Sutoyo, Mojosongo-Solo 57127, Telp. 0271-852518, Fax 0271-853275 Rev : 01
Homepage : www.setiabudi.ac.id, e-mail : info@setiabudi.ac.id
Tgl Terbit : 12 November 2009

TUGAS KROMATOGRAFI PLANAR


NAMA : Yuliana Imelda Putrivenn
NIM : 202020312R
PROGDI : S2-Farmasi Sains/Semester II

1. Suatu campuran ‘p’ mengandung 4 senyawa berikut :


OH
OH
OH
OH

rhamnosil-O O
HO O

O-rhamnosil-glukosil OH
A
OH O
B O
OH OH

OH OH

HO O glukosil-O O

D OH
C
OH O OH O

Pertanyaan :
a. Urutkanlah kepolaran senyawa A, B C dan D diatas dari yang paling non polar ke polar.
b. Gambarkan profil kromatogram yang menunjukkan posisi masing-masing bercak
senyawa jika campuran ‘p’ dilakukan kromatografi lapis tipis pada fase diam silika gel
GF254 dengan fase gerak :

(i) Diklormetan - Metanol (9 : 1)


(ii) Diklormetan – Metanol (7 : 3)
Beri penjelasan dan alasan gambar profil kromatogram campuran ‘p’ tersebut.

c. Gambarkan profil kromatogram yang menunjukkan posisi masing-masing bercak


senyawa jika campuran ‘p’ dilakukan kromatografi kertas fase gerak :

(i) Asam asetat 15%


(ii) n- Butanol – asam asetat – air (4 : 1 : 5)
Beri penjelasan dan alasan gambar profil kromatogram campuran ‘p’ tersebut.
2

JAWABAN

1. a. Urutan kepolaran dari yang non-polar ke polar = C-B-D-A, karena :


C: merupakan suatu flavonoid dengan struktur dasar C6,C3,C6 yang mengikat 2 gugus
O (pada rantai nomor 1 dan gugus C4) dan 4 gugus OH (Hidroksil) pada C5, C7, C3’,
C4’. Karena senyawa C tidak mengikat gula/glikon seperti gugus flavonoid A, B dan D
maka bisa dikatakan senyawa C paling non polar dibandingkan 3 senyawa lainnya (A,
B dan D)
B : merupakan suatu flavonoid dengan struktur dasar C6,C3,C6 yang mengikat 3 gugus
O (pada rantai nomor 1 dan gugus C4, dan C7) dan 3 gugus OH (Hidroksil) pada C3,
C3’, C4’. Karena senyawa B mengikat 1 gugus gula/glikon pada C7 melalui jembatan
O, yaitu rhamnosil, sehingga menyebabkan senyawa bersifat polar dibandingkan
senyawa C, namun lebih tidak polar dibandingkan senyawa A dan D.
D : merupakan suatu flavonoid dengan struktur dasar C6,C3,C6 yang mengikat 3 gugus
O (pada rantai nomor 1 dan gugus C4,dan C7) dan 4 gugus OH (Hidroksil)
padaC3,C5,C3’,C4’. Karena senyawa B mengikat 1 gugus gula/glikon pada C7 melalui
jembatan O, yaitu glukosil, sehingga menyebabkan senyawa bersifat polar
dibandingkan senyawa B dan C, namun lebih tidak polar dibandingkan senyawa A.
A :merupakan suatu flavonoid dengan struktur dasar C6,C3,C6 yang mengikat 3 gugus
O (pada rantai nomor 1 dan gugus C3,dan C4) dan 4 gugus OH (Hidroksil)
padaC5,C7,C3’,C4’. Karena senyawa A mengikat 2 gugus gula/glikon pada C3 melalui
jembatan O, yaitu rhamnosil dan glukosil, sehingga menyebabkan senyawa bersifat
polar dibandingkan senyawa D, B dan C.

b. Profil kromatogram dari campuran ‘p’ dengan menggunakan KLT fase diam silika
gel GF254.
i. Fase gerak : Diklormetan - Metanol (9 : 1)

Fase diam yang digunakan ialah silika gel GF254 yang bersifat polar, sedangkan fase
geraknya adalah campuran antara diklormetan dan metanol dengan konsentrasi 9:1,
bisa dikatakan campuran fase gerak ini bersifat non polar. Maka senyawa yang
akan mudah terelusi ialah senyawa yang bersifat paling non-polar, sehingga
senyawa yang bersifat polar akan lambat terelusi dan jaraknya akan lebih dekat
dengan titik totolanya dan jarak senyawa yang bersifat non-polar akan jauh dari
titik totolan. Dalam hal ini juga menunjukkan bahwa yang mempunyai nilai RF
terbesar adalah senyawa yang besifat non polar (karena fase geraknya non polar),
maka urutan nilai RF terkecil hingga terbesar adalah A-D-B-C.
3

ii. Fase gerak : Diklormetan – Metanol (7 : 3)

C
B
D
A

Fase diam yang digunakan ialah silika gel GF254 yang bersifat polar, sedangkan fase
geraknya adalah campuran antara diklormetan dan metanol dengan konsentrasi 7:3,
bisa dikatakan campuran fase gerak ini bersifat semi-polar ke arah non polar. Maka
senyawa yang akan mudah terelusi ialah senyawa yang bersifat paling non-polar,
sehingga senyawa yang bersifat polar akan lambat terelusi dan jaraknya akan lebih
dekat dengan titik totolanya dan jarak senyawa yang bersifat non-polar akan jauh
dari titik totolan. Dalam hal ini juga menunjukkan bahwa yang mempunyai nilai RF
terbesar adalah senyawa yang besifat non polar (karena fase geraknya non polar),
maka urutan nilai RF terkecil hingga terbesar adalah A-D-B-C.

c. Profil kromatogram dari campuran ‘p’ dengan menggunakan kromatografi kertas.


i. Fase gerak : Asam asetat 15%

A
D
B
C

Fase diam kromatografi kertas bersifat polar, sedangkan fase geraknya adalah asetat
15 %, asam asetat sebagai fase gerak lebih bersifat polar dibanding fase diamnya,
sehingga senyawa yang akan mudah terelusi ialah senyawa yang bersifat paling
polar, sedangkan senyawa yang bersifat non-polar akan lambat terelusi dan jaraknya
akan lebih dekat dengan titik totolanya dan jarak senyawa yang bersifat polar akan
jauh dari titik totolan. Dalam hal ini juga menunjukkan bahwa yang mempunyai nilai
RF terbesar adalah senyawa yang besifat polar (karena fase geraknya polar), maka
urutan nilai RF terkecil hingga terbesar adalah C-B-D-A.
4

ii. Fase gerak : n- Butanol – asam asetat – air (4 : 1 : 5)

C
B
D

Fase diam kromatografi kertas bersifat polar, sedangkan fase geraknya adalah n-Butanol –
asam asetat – air dengan konsentrasi masing-masing 4 : 1 : 5. Air akan terikat kuat dengan
fase diam selulosa (karena banyak gugus OH), sehingga air berfungsi sebagai fase diam, dan
pelarut yang lain berfungsi sebagai fase gerak. Senyawa yang akan mudah terelusi ialah
senyawa yang bersifat paling non-polar, sedangkan senyawa yang bersifat polar akan lambat
terelusi dan jaraknya akan lebih dekat dengan titik totolanya dan jarak senyawa yang bersifat
non-polar akan jauh dari titik totolan. Dalam hal ini juga menunjukkan bahwa yang
mempunyai nilai RF terbesar adalah senyawa yang besifat non-polar (karena fase geraknya
bersifat non-polar), maka urutan nilai RF terkecil hingga terbesar adalah A-D-B-C.

Anda mungkin juga menyukai