Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepala madrasah memiliki peran yang sangat strategis untuk menggerakkan

sistem pendidikan nasional. Peraturan Menteri Agama Nomor 58 Tahun 2017 tentang

Kepala Madrasah menyatakan bahwa kepala madrasah harus memenuhi standar

kualifikasi akademik dan kompetensi kepala madrasah. Lebih lanjut pada Bab VI

Pasal 18 menegaskan bahwa kepala madrasah wajib melakukan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB) meliputi pengembangan pengetahuan, keterampilan,

dan sikap pada dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi,

dan sosial. Keberadaan kepala madrasah yang merupakan tenaga profesional dituntut

untuk selalu meningkatkan kompetensinya.

Untuk meningkatkan kompetensi tersebut maka Kepala Madrasah diharuskan

untuk mengikuti kegiatan pengembanagn diri. Kegiatan Pengembangan Diri tersebut

dapat dilakukan melalui dua jenis kegiatan, yaitu: (1) Mengikuti kegiatan pendidikan

dan pelatihan (diklat) fungsional dan/atau (2) Mengikuti kegiatan kolektif kepala.

Menyadari akan berbagai kekurangan yang ada , maka untuk meningkatkan

profesionalisme yang penulis rasakan masih kurang, maka sesuai Surat Keputusan

Kelompok Kerja Madrasah Ciamis 0008 untuk mengikuti jenis kegiatan

pengembangan diri, yakni Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB).

1
B. Tujuan

Tujuan dari kegiatan pengembangan diri yang berupa Pelatihan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB), adalah untuk meningkatkan kompetensi

pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada dimensi kompetensi kepribadian,

manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial yang penulis rasakan masih kurang.

C. Landasan Hukum

1. Peraturan Menteri Agama Nomor 58 Tahun 2017 tentang Kepala Madrasah

(Lembaran Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1627),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun

2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Agama Nomor 58 Tahun 2017

tentang Kepala Madrasah (Lembaran Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2018 Nomor 1575).

2. Peraturan Menteri Agama Nomor 38 Tahun 2018 tentang Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan Guru (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018

Nomor 1750).

2
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Adapun waktu pelaksanaan pelatihan dilaksanakan mulai tanggal 18 November

sampai dengan 25 November 2022 yang bertempat di MIN 7 Ciamis yang terdiri dari

18 Peserta Kepala Madrasah yang terdiri dari KKMI Kecamatan Rancah-Tambaksari

10 peserta, KKMI Kecamatan Rajadesa 5 peserta, KKM Kecamatan Jatinagara 3

peserta. Semua peserta tergabung dalam Kelompok KKM Ciamis Jawa Barat 0006.

B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

1. Penyusunan EDM dan RKAM.

Evaluasi Diri Madrasah (EDM) merupakan mekanisme evaluasi internal yang

dilakukan oleh kepala Madrasah bersama pendidik atau guru, komite Madrasah,

orang tua, dengan bantuan pengawas. Hasil EDM dimanfaatkan sebagai bahan

untuk menyusun program pengembangan Madrasah lebih lanjut atau Rencana

Kerja dan Anggaran Madrasah. EDM dan RKAM merupakan salah satu program

kemenag yang digunakan untuk mengetahui keberadaan dan kualitas madrasah,

rencana kerja dan penggunaan anggaran yang dilaksanakan oleh madrasah.

Diharapkan dengan dilaksanakan kedua program ini, mutu dari madrasah lebih

meningkat sehingga kepercayaan masyarakat menjadi lebih meningkat. Maka

untuk meningkatkan kualifikasi Kepala Madrasah dengan kedua hal tersebut

dilaksakanlah Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan

3
harapan setelah mengikuti pelatihan kepala madrasah dapat lebih menambah

wawasan dalam penyusunan EDM dan RKAM.

2. Program pemberdayaan guru dan tenaga kependidikan.

Pemberdayaan pendidik (guru) dan tenaga kependidikan adalah upaya

memberikan kesempatan pendidik dan tenaga kependidikan untuk menggunakan

dan mengembangkan potensi keilmuan, profesionalitas, pengalaman yang

dimilikinya agar dapat menghasilkan kinerja yang berkualitas, dan pada akhirnya

meningkatkan prestasi akademik. Maka untuk mencapai hal tersebut kepala

madrasah mengikuti pelatihan pengembangan diri agar dapat lebih memahami

bagaimana sebaiknya memberdayakan guru dan tenaga kependidikan sesuai

dengan kenyataan riil di lembaga masing-masing sehingga mampu memberika

peluang yang terbaik sesuai kapasitas dan kemampuannya.

3. Program kerja pengembangan peserta didik.

Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan

kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling

berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan

pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Melalui pelatihan

pengembangan keprofesian berkelanjutan diharapkan Kepala Madrasah lebih

dapat memahami program kerja pengembangan peserta didik sesuai minat

sehingga menghasilkan siswa yang kreatif dan mandiri.

4. Visi, misi dan tujuan madrasah.

Visi madrasah merupakan branding sebuah madrasah. Dan juga, sebuah ciri khas

yang membedakan madrasah dengan madrasah lainnya yang sederajat. Visi misi

merupakan keperluan pemangku kepentingan dalam mengelola madrasah.

Tentunya, sebuah kepentingan dalam pengertian mengelola sebuah lembaga

4
Pendidikan. Intinya, visi menjadi alasan utama dari dibentuknya lembaga tersebut.

Dan ini sudah mendasar sehingga tidak mungkin sebuah organisasi didirikan

tanpa adanya visi. Sedangkan misi secara umum adalah serangkaian hal yang

dilakukan untuk mencapai sebuah visi. Visi dan misi merupakan elemen yang

sangat penting dalam madrasah, dimana visi dan misi digunakan agar dalam

operasionalnya bergerak pada track yang diamanatkan oleh para stakeholder dan

berharap mencapai kondisi yang diinginkan dimasa yang akan datang sebagai

sebuah perwujudan dari tujuan. Untuk mewujudkannya maka melalui pelatihan ini

Kepala Madrasah dituntut untuk lebih bisa meningkatkan kemampuan dalam

penyusunan Visi dan Misi serta Tujuan Lembaga yang dipimpinnya berdasarkan

analisis dan evaluasi diri, sesuai dengan perkembangan dan kemajuan yang telah

dicapai oleh lembaganya.

5. Program budaya kerja madrasah dan kemitraan madrasah.

Budaya kerja adalah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang oleh pegawai

dalam suatu organisasi, pelanggaraan terhadap kebiasaan ini memang tidak

ada sangsi tegas, namun dari pelaku organisasi secara moral telah menyepakati

bahwa kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang harus ditaati dalam

rangka pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan. Budaya kerja di Kantor

Kementerian Agama memiliki 5 (lima) prinsip budaya kerja yaitu : (1)

Integritas, (2) Profesionalitas, (3) Inovasi, (4) Tanggung Jawab dan (5)

Keteladanan.

Selain budaya kerja tersebut di atas, seorang kepala madrasah harus memiliki

pengetahuan yang luas, menguasai teori dan praktek pendidikan, serta

menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran dan pendidikan. Namun

sebagai anggota masyarakat, setiap kepala madrasah harus pandai bergaul

5
dengan masyarakat. Untuk itu, ia harus menguasai psikologi sosial, memiliki

pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki keterampilan

membina kelompok, keterampilan bekerjasama dalam kelompok, dan

menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok. Sebagai individu yang

berkecimpung dalam pendidikan dan juga sebagai anggota masyarakat, kepala

madrasah harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik.

Dengan demikian, kepala madrasah dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya

terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspek, baik

spiritual dan emosional, intelektual, fisikal maupun aspek lainnya. Melalui

pelatihan PKB, diharapkan kepala madrasah dapat meningkatkan wawasan dan

pengetahuan tentang budaya kerja yang memnuhi SOP, dan dapat meningkatkan

Kerjasama/kemitraan dengan lingkungan sekitar.

6. Peningkatan sistem administrasi dan informasi madrasah.

Sistem informasi manajemen atau SIM (dalam bahasa Inggris: management

information system, MIS) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian

internal suatu lembaga yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi,

dan prosedur untuk memecahkan masalah. Penerapan sistem informasi

manajemen pendidikan ditujukan untuk membantu memudahkan data-data dan

informasi yang berkaitan dengan sekolah meliputi penerimaan sisiwa baru, nilai-

nilai, akademis, dan informasi lainnya. Juga merupakan media interaktif siswa

agar siswa mampu menggunakan teknologi. Peranan sistem informasi manajemen

pendidikan anatara lain :

a. SIM dapat meningkatkan aksebilitas data yang terpapar secara tepat waktu

dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya perantara dari

sistem informasi yang ada.

6
b. SIM membantu mengembangkan proses perencanaan yang lebih efektif dan

efisien. Untuk melaksanakan hal tersebut tentu kepala madrasah selalu

dituntut untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang

penggunaan teknologi yang semakin berkembang, meski dalam waktu singkat

melalui pelatihan PKB semoga kepala madrasah lebih dapat meningkatkan

pengetahuannya, tentunya yang sangat erat kaitannya dengan Informasi dan

Teknologi, sehingga kedepan mampu memanfaatkan System Informasi

Management yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses dan

operasional madrasah dengan berbagai macam fungsi, dapat dicontohkan

berbagai macam Sistem Informasi yang sering digunakan, diantaranya

adalah : E-Learning untuk mendukung proses kegiatan pembelajaran.

C. Kendala/Hambatan dan Solusi

1. Hambatan.

Hambatan yang dihadapi kepala sekolah dalam kegiatan pengembangan diri yang

berupa Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), ada diantara

kepala yang berdomisili di tempat jauh, tidak semua kepala madrasah melakukan

tugasnya sebagaimana yang telah ditetapkan, ada diantara kepala yang tidak

mampu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Selanjutnya faktor lain yang menghambat kegiatan pelatihan pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah disamping punya tanggung jawab

terhadap anak didik dan lembaga pendidikan Kepala Madrasah juga punya

tanggung jawab terhadap keluarga (anak, suami/istri). Dengan penghasilan yang

ada. Ada diantara kepala yang belum berstatus ASN bahkan sebahagian

diantaranya masih berstatus tenaga honor. Hal ini merupakan kendala lain bagi

7
Kepala Madrasah baik langsung maupun tidak langsung berdampak pada

kinerjanya.

2. Solusi.

Maka dari itu harus ada solusi yang harus ditempuh supaya bisa menghasilkan

kinerja yang maksimal serta mengurangi kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan

tersebut, diantaranya diharapkan kepada panitia penyelenggara kegiatan pelatihan

pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bisa lebih memperhatikan SDM

yang ada dalam mengurangi kendala tersebut.

Diharapkan kepada Dinas terkait agar mempunyai komitmen yang tinggi dalam

upaya peningkatan kinerja dan profesionalisme kepala madrasah yang berada

diwilayah Kabupaten Ciamis.

D. Manfaat

1. Manfaat Diri Sendiri ( Kepala Madrasah )

PKB memungkinkan Kepala Madrasah untuk meningkatkan kompetensi yang

sesuai dengan pembelajaran di abad 21. Selain itu, kegiatannya juga membantu

Kepala Madrasah untuk menguasai pengetahuan dan teknologi agar mampu

mengikuti perkembangan kebutuhan pendidikan. Beberapa manfaat PKB yaitu :

Kepuasan kerja meningkat karena seseorang bekerja secara maksimal,

meningkatkan keamanan di bidang profesional, dan peningkatan pendapatan karena

dengan tingkat keterampilan yang lebih tinggi menghasilkan gaji lebih tinggi.

2. Manfaat Bagi Peserta Didik.

Bagi Peserta Didik dengan adanya pelaksanaan PKB, maka peserta didik

memperoleh jaminan pe-layanan dan pengalaman belajar yang efektif dan efesien

untuk menyongsong program pembelajaran abad 21.

8
3. Manfaat Bagi Madrasah

Bagi Sekolah/Madrasah akan mampu memberikan pelayanan Pendidikan yang

lebih baik dan berkualitas bagi peserta didik, guru, masyarakat/orang tua, sehingga

akan menjadi jaminan tentang layanan Pendidikan yang berkualitas dan

professional.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelatihan yang dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan,

Antara lain:

1. Kepala Madrasah dapat memperkaya pengembangan keprofesian berkelanjutan

(PKB).

2. Kepala Madrasah dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan pengembangan

keprofesian berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan layanan pendidikan di

madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

3. Kepala Madrasah dapat mempercepat proses pembuatan program mamajerial

dalam pengembangan profesi bagi Kepala Madrasah.

4. Kepala Madrasah menjadi punyai keterampilan dalam membuat program budaya

kerja dan kemitraan madrasah berdasarkan pada pengembangan profesi Kepala

Madrasah.

5. Kepala Madrasah dapat meningkatkan kualitas peningkatan system administrasi

dan informasi madrasaj

B. Saran

Setelah Pelatihan PKB disaranakan,

1. Para peserta berkeinginan untuk merealisasikan hasil pelatihannya di Lembaga

masing masing.

10
2. Para peserta lebih meningkatkan kemampuannya dan mau menggali lebih banyak

tentang kompetensi yang masih kurang, sehingga mampu bersaing dalam proses

bimbingan dan Pendidikan pada Lembaga masing masing yang sederajat untuk

menyongsong era Pendidikan abad 21.

3. Meskipun dengan kemampuan sarana dan prasarana yang masing dikatakan

kurang, namun diharapkan hasil pelatihan dapat diimplementasikan di Lembaga

masing masing.

11
LAMPIRAN

A. Rencana Tindak Lanjut

Adapun Tindak lanjut yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan ini adalah

sebagai berikut:

1. Penulis akan melakukan diseminasi kepada teman teman guru di sekolah sesuai

dengan jadwal yang akan dibicarakan.

2. Penulis juga menseminasi kepada pengurus Komite, pengurus Yayasan sesuai

jadwal yang disepakati.

3. Penulis akan mengimplementasikan hasil kegiatan ini untuk meningkatkan prestasi

para siswa dan kualitas madrasah.

B. Dokumen Poto

12
13

Anda mungkin juga menyukai