Anda di halaman 1dari 39

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : MAN 2 Pamekasan


Kelas/Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi/Sub Materi : Fluida Statis/Hukum Utama Hidrostatis & Hukum Pascal
Pertemuan ke : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator


3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida 3.3.1 Menerapkan hukum utama hidrostatis pada
statik dalam kehidupan sehari-hari. bendungan
3.3.2 Menerpkan hukum Pascal pada dongkrak
hidrolik ,
3.3.3 Menerapkan hukum Archimedes pada kapal
selam.
4.3 Merencanakan dan melakukan 4.3.2 Melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-
percobaan yang memanfaatkan sifat- sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan.
sifat fluida statis, berikut presentasi 4.3.3 Menyimpulkan konsep tekanan hidrostatis, prinsip
hukum Archimedes dan hukum Pascal melalui
percobaan
4.3.4 Membuat laporan hasil percobaan dan
mempresentasikan menerapan hukum-hukum
fluida statik

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi peserta didik diharapkan mampu:
1. Menerapkan hukum utama hidrostatis pada bendungan
2. Menerapkan hukum Pascal pada dongkrak hidrolik
3. Menerapkan hukum Archimedes pada kapal selam
4. Menyajikan hasil kajian literasi dan diskusi kelompok melalui mind map dengan cermat dan
kreatif.

D. Materi Pembelajaran
Fluida Statis :
 Hukum utama hidrostatis
 Tekanan Hidrostatis
 Hukum Pascal
 Hukum Archimedes

E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode : Literasi, Tanya jawab, diskusi, dan mind map
F. Media Pembelajaran
Media :
 LKPD (terlampir)
 Lembar penilaian (terlampir)
 LCD Proyektor
Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus
 Lembar A3

G. Sumber Belajar
Buku guru, buku siswa
Lembar kerja Siswa
Internet : http://www.ilmuguru.org
link youtube : MGMP FISIKA SAGUFINDO
Lingkungan setempat

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Rangkaian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan - Peserta didik memberi salam dan berdo’a 10 menit
- Guru mengecek kehadiran peserta didik dan mengajak peserta didik lain
untuk mendo’akan rekannya yang tidak dapat hadir pada pembelajaran ini
- Guru memberikan motivasi belajar kepada peserta didik dengan
pertanyaan singkat mengenai kegiatan peserta didik sebelumnya
Kegiatan Inti Tahap 1 : Apersepsi: Guru menyampaikan materi prasyarat dan bertanya 60 menit
Orientasi jawab tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya.
pesertadidik • Sebutkan besaran-besaran yang terdapat pada Fluida Statis
pada Mengamati
masalah
(Mengamati Guru menampilkan video terkait materi fluida statis :
dan 1. https://www.youtube.com/watch?v=QW__FhY7QWE
Menanya)
2. https://www.youtube.com/watch?v=tew3souNdho&t=8
6s

Menanya
- Peserta didik bertanya tentang topik pembelajaran yang
belum diketahui.
- Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
tentang materi yang akan diajarkan
- Peserta didik diberi bahan bacaan terkait
materi fluida statis

Tahap 2 : - Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil beranggotakan


Mengorgani 5 orang.
sasikan - Guru memastikan setiap anggota memahami tugas masing-
peserta masing
didik untuk - Peserta didik diarahkan untuk membaca materi terkait
belajar dari buku
(Mengumpu
lkan
informasi)
Tahap 3 : Guru membagikan LKPD kepada pesertadidik
Membimbin Guru memantau keterlibatan peserta didikdalam
g mengumpulkan data/bahan selama proses penyelidikan
penyelidika - Peserta didik diarahkan untuk bekerja secaraberkelompok
n individu dan berdiskusi tentang masalah yang terdapat pada LKPD
maupun - Setiap kelompok menjawab pertanyaantesebut
kelompok - Guru membimbing peserta didik dalam memecahkan masalah
(Menalar/m
engasosi asi)
Tahap 4 : Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan mind
Mengemba map sehingga karya setiap kelompok siap untuk
ngkan dan dipresentasikan
menyajikan - Peserta didik dalam kelompok mengembangkan hasil
hasil karya diskusi sesuai pertanyaan yang sudah disepakati kemudian
(Mengkom menungkan hasil diskusi tersebut pada sebuah mind map.
unilasikan) - Salah satu kelompok mempresentasikanhasil diskusi di
depan kelas
- Kelompok peserta didik yang lain diberi kesempatan
untuk menyanggah atau menanggapi isi presentasi
tersebut.
Tahap 5 : Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok lain
Menganalis memberikan penghargaan dan masukkan kepada kelompok
is dan lain.
mengevalu Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi tentang
asi proses tekanan hidrosatis dan hukum pascal
pemecahan - Guru bersama peserta didik menganalisis dan
masalah mengevaluasi terhadap proses
(Menalar pemecahan masalah yang dipresentasikan
dan setiap kelompok maupun terhadap seluruh aktivitas
mengkomu pembelajaran yang dilakukan.
nikasikan) - Guru mengarahkan diskusi sambil memberikan koreksi
dan penguatan, agarseluruh permasalahan yang
dikemukakan dalam kegiatan literasi dan diskusi dapat
terselesaikan secara tuntas sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Penutup - Guru mengajak peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran dengan 10 menit
mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
 Apa saja yang dapat kita simpulkan dari kegiatan pembelajaran yang
telah kitalakukan?
 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok peserta didik yang
palingbaik.
- Konfirmasi guru agar seluruh hasil belajar tentang tekanan hidrostatis
dan hukum pascal dapat tercapai sesuai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dengan Tanya jawab sederhana
• Bagaimana prinsip kerja bendungan?
• Bagaimana prinsip kerja dongkrak hidrolik?
- Guru memberikan tugas kelompok, mengkonfirmasi materi pembelajaran
yang akandatang, kemudian menutup pembelajaran dengan mengucapkan
salam.
Pertemuan 2
Alokasi
Rangkaian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan - Peserta didik memberi salam dan berdo’a 10 menit
- Guru mengecek kehadiran peserta didik dan mengajak peserta didik
lain untukmendo’akan rekannya yang tidak dapat hadir pada pembelajaran
ini
- Guru memberikan motivasi belajar kepada peserta didik dengan pertanyaan
singkat mengenai kegiatan peserta didik sebelumnya
Kegiatan Inti Tahap 1 : Apersepsi: Guru menyampaikan materi prasyarat dan bertanya 60 menit
Orientasi jawab tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya
pesertadidik Mengamati
pada
Guru menampilkan video :
masalah
https://www.youtube.com/watch?v=EbDrODtgdbY
(Mengamati
dan
Menanya) Menanya
- Peserta didik bertanya tentang topik pembelajaran yang
belum diketahui.
- Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
tentang materi yang akan diajarkan
- Peserta didik diberi bahan bacaan terkait materi Hukum
archimedes

Tahap 2 : - Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil beranggotakan 5


Mengorgani orang.
sasikan - Guru memastikan setiap anggota memahami tugas masing-
peserta masing
didik untuk - Peserta didik diarahkan untuk membaca materi terkait
belajar dari buku
(Mengumpu
lkan
informasi)
Tahap 3 : Guru membagikan LKPD kepada peserta didik
Membimbin Guru memantau keterlibatan pesertadidik dalam
g mengumpulkan data/bahan selama proses penyelidikan
penyelidika - Peserta didik diarahkan untuk bekerja secara
n individu berkelompok danberdiskusi tentang masalah yang
maupun terdapat pada LKPD
kelompok - Setiap kelompok menjawab pertanyaan tesebut
(Menalar/m - Guru membimbing peserta didik dalam memecahkan
engasosi asi) masalah
Tahap 4 : Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan mind
Mengemba map sehingga karya setiap kelompok siap untuk
ngkan dan dipresentasikan
menyajikan - Peserta didik dalam kelompok mengembangkan hasil
hasil karya diskusi sesuai pertanyaan yang sudah disepakati
(Mengkom kemudian menungkan hasil diskusi tersebut pada sebuah
unilasikan) mind map.
- Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas
- Kelompok peserta didik yang laindiberi kesempatan untuk
menyanggah atau menanggapi isi presentasi tersebut.
Tahap 5 : Guru membimbing presentasi dan mendoron kelompok lain
Menganalis memberikan penghargaan dan masukkan kepada kelompok
is dan lain.
mengevalu Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi tentang
asi proses hukum archimedes.
pemecahan - Guru bersama peserta didik menganalisis dan mengevaluasi
masalah terhadap proses pemecahan masalahyang dipresentasikan
(Menalar setiap kelompok maupun terhadap seluruh aktivitas
dan pembelajaran yang dilakukan.
mengkomu - Guru mengarahkan diskusi sambil memberikan koreksi dan
nikasikan) penguatan,agar seluruh permasalahan yang
dikemukakan dalam kegiatan literasi dan diskusi dapat
terselesaikan secara tuntas sesuaidengan tujuan pembelajaran
yang diinginkan.
Penutup - Guru mengajak peserta didik menyimpulkan hasil 10 menit
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
 Apa saja yang dapat kita simpulkan dari kegiatan pembelajaran yang
telah kitalakukan?
 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok peserta didik
yang palingbaik.
- Konfirmasi guru agar seluruh hasil belajar tentang Hukum archimedes
dapat tercapai sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengan
Tanya jawab sederhana
• Bagaimana Prinsip kerja kapal selam?
- Guru memberikan tugas kelompok, mengkonfirmasi materi pembelajaran
yang akan datang, kemudian menutup pembelajaran dengan mengucapkan
salam.

I. PENILAIAN

1. Jenis dan Teknik Penilaian


a. Jenis
• Sikap : Non Tes
• Pengetahuan : Tes
• Keterampilan : Non Tes
b. Teknik
• Sikap : Observasi
• Pengetahuan : Tes
• Keterampilan : Tes Kinerja
2. Instrumen Penilaian
• Sikap : Pengamatan sikap
• Pengetahuan : Instrumen Tertulis
• Keterampilan : Laporan Tertulis

Mengetahui, Pamekasan, Oktober 2022


Kepala MAN 2 Pamekasan Guru Mata Pelajaran

Drs.H.Achmad Wahyudi Subhan Wahyudi,S.Pd


NIP. 196812251994031002
FLUIDA STATIS

Sekolah : MAN 2 PAMEKASAN


Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : XI/1

A. Tujuan Pembelajaran
1. Menerapkan hukum utama hidrostatis pada bendungan
2. Menerapkan hukum Pascal pada dongkrak hidrolik
3. Menerapkan hukum Archimedes pada kapal selam
4. Menyajikan hasil kajian literasi dan diskusi kelompok melalui mind map dengan
cermat dan kreatif.

B. Uraian Materi
1. Pengertian Fluida Statis
Fluida Statis adalah suatu keadaan dimana suatu fluida yang ada dalam
keadaan diam (tidak bergerak) pada keadaan setimbang.
a. Massa Jenis
Salah satu sifat penting dari suatu zat adalah kerapatan atau massa
jenisnya. Istilah lainnya adalah densitas. Kerapatan atau massa jenis
merupakan perbandingan massa terhadap volume zat. Secara matematis
ditulis:
𝑚
𝜌=
𝑣
Massa jenis atau kerapatan dari suatu fluida homogen dapat bergantung
pada faktor lingkungan, seperti temperatur (suhu) dan tekanan. Satuan
Sistem Internasional untuk massa jenis adalah kilogram per meter kubik
(kg/m3).
b. Berat Jenis
Berat jenis merupakan perbandingan kerapatan suatu zat terhadap
kerapatan air. Berat jenis suatu zat dapat diperoleh dengan membagi
kerapatannya dengan 103 kg/m3 (kerapatan air). Berat jenis tidak memiliki
dimensi. Apabila kerapatan suatu benda lebih kecil dari kerapatan air, maka
benda akan terapung. Berat jenis benda yang terapung lebih kecil dari 1.
Sebaliknya, jika kerapatan suatu benda lebih besar dari kerapatan air, maka
berat jenisnya lebih besar dari 1. Untuk kasus ini benda tersebut akan
tenggelam.

2. Tekanan Dalam Fluida


Tekanan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tekan (yang
arahnya tegak lurus dan bekerja pada suatu bidang) dengan luas bidang
tekannya.
Pada fluida statis, arah gaya selalu tegak lurus permukaan. Hukum III
Newton mengatakan bahwa jika ada gaya aksi maka akan ada gaya reaksi yang
besarnya sama tetapi berlawanan arah. Ketika fluida memberikan gaya aksi
terhadap permukaan, di mana arah gaya tidak tegak lurus, maka permukaan
akan memberikan gaya reaksi yang arahnya juga tidak tegak lurus. Hal ini akan
menyebabkan fluida mengalir. Tapi kenyataannya fluida tetap diam. Jadi
kesimpulannya, pada fluida diam, arah gaya selalu tegak lurus permukaan
wadah yang ditempatinya. Sifat penting lain dari fluida diam adalah fluida
selalu memberikan tekanan ke semua arah.
Rumus Tekanan

𝐹
dimana :
𝑝=
𝐴 p = tekanan pada suatu permukaan (N/m 2
` atau Pa)
F = gaya tekan (Newton, N)
A = luas bidang tekan (m2)
a. Tekanan Hidrostatis
Gaya gravitasi menyebabkan zat cair
dalam suatu wadah selalu tertarik ke bawah.
Makin tinggi zat cair dalam wadah, makin
berat zat cair itu, sehingga makin besar juga
tekanan zat cair pada dasar wadahnya.
Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh
beratnya sendiri disebut tekanan
hidrostatis.
Tekanan pada fluida juga bergantung pada kerapatan atau massa jenis
fluida atau zat cair itu sendiri. Jadi, ketika Anda menyelam pada zat cair
yang kerapatannya lebih besar maka akan semakin besar tekanan hidrostatik
yang Anda rasakan.
Misalnya, kita anggap zat cair terdiri dari beberapa lapis. Lapisan
bawah ditekan oleh lapisan-lapisan di atasnya sehingga mengalami tekanan
yang lebih besar. Lapisan paling atas hanya ditekan oleh udara sehingga
tekanan pada permukaan zat cair sama dengan tekanan atmosfer.
Penurunan rumus tekanan hidrostatis
Bayangkan luas penampang persegi panjang
(luas yang diarsir), 𝑝 𝑥 𝑙, yang terletak pada
kedalaman ℎ di bawah permukaan zat cair (massa
jenis = 𝜌), seperti tampak pada gambar. Volume zat
cair di dalam balok = 𝑝 𝑥 𝑙 𝑥 ℎ, sehingga massa zat
cair di dalam balok adalah
𝑚=𝜌𝑥𝑉
=𝜌𝑥𝑝𝑥𝑙𝑥ℎ
Berat zat cair di dalam balok,
𝐹 =𝑚𝑥𝑔
=𝜌𝑥𝑝𝑥𝑙𝑥ℎ𝑥𝑔
Tekanan zat cair di sembarang titik pada luas bidang yang diarsir adalah
𝐹 𝜌𝑥𝑝𝑥𝑙𝑥ℎ𝑥𝑔
𝑝ℎ = = =𝜌𝑥𝑔𝑥ℎ
𝐴 𝑝𝑥𝑙
Jadi, tekanan hidrostatis zat cair (𝑝ℎ ) dengan massa jenis 𝜌 pada kedalaman
ℎ dirumuskan dengan
dimana :
𝑝ℎ = 𝜌 𝑔 ℎ
ph = tekanan hidrostatis zat cair (N/m 2
atau Pa)
ρ = massa jenis atau kerapatan zat cair
(kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman zat cair diukur dari
permukaan zat cair (m)

Persamaan di atas berlaku bila tidak memperhitungkan adanya


tekanan udara luar atau tekanan atmosfer yang pada keadaan tertentu
dapat diabaikan.
Fluida (zat cair atau gas) selalu mengerjakan tekanan ke segala arah.
Karena itu, besaran tekanan tidak memiliki arah tertentu, sehingga tekanan
termasuk besaran skalar. Berbeda dengan itu, gaya selalu memiliki arah
tertentu, sehingga gaya termasuk besaran vektor.
b. Tekanan Gauge
Tekanan Gauge merupakan kelebihan tekanan di atas tekanan atmosfir.
Secara matematis diartikan sebagai selisih antara tekanan yang tidak diketahui
dengan tekanan atmosfer (tekanan udara luar). Nilai tekanan yang diukur oleh
alat pengukur tekanan adalah tekanan gauge. Adapun tekanan sesungguhnya
disebut dengan tekanan mutlak.
Rumus Tekanan Gauge
dimana:
𝑝 = 𝑝𝑔𝑎𝑢𝑔𝑒 + 𝑝𝑎𝑡𝑚
p = tekanan mutlak (N/m2 atau Pa)
pgauge = tekanan gauge (N/m2 atau Pa)
patm = tekanan atmosfer (N/m2 atau Pa)
Sebagai contoh, sebuah ban yang mengandung udara dengan tekanan
gauge 2 atm (diukur oleh alat ukur) memiliki tekanan mutlak kira-kira 3 atm.
Ini karena tekanan atmosfer pada permukaan laut kira-kira 1 atm.
c. Tekanan Mutlak pada Suatu Kedalaman Zat Cair
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada
lapisan atas zat cair bekerja tekanan atmosfer. Pada
tiap bagian atmosfer bekerja gaya tarik gravitasi.
Makin ke bawah, makin berat lapisan udara yang
ada di atasnya. Oleh karena itu, makin rendah suatu
tempat, makin tinggi tekanan atmosfernya. Di
permukaan laut, tekanan atmosfer bernilai kira-kira
1 atm atau 1,01 x 105 Pa.
Tekanan pada permukaan zat cair adalah
tekanan atmosfer p0. Tekanan hidrostatis zat cair
pada kedalaman h adalah ρgh. Sehingga besar tekanan hidrostatis mutlak pada
kedalaman h dengan memperhitungkan adanya tekanan atmosfer dapat
dirumuskan oleh
dimana:
𝑝 = 𝑝0 + 𝜌 𝑔 ℎ
p0 = tekanan atmosfer atau tekanan udara
luar (N/m2 atau Pa)

3. Hukum Hidrostatis
Hukum hidrostatis menyatakan bahwa, “semua titik yang terletak pada
bidang datar yang sama di dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan
(mutlak) yang sama”.
a. Aplikasi Alat Ukur dalam Mengukur Tekanan Gas
1) Barometer Raksa
Barometer raksa digunakan untuk
mengukur tekanan atmosfer.
Barometer tersebut berupa tabung kaca
yang panjang, di mana dalam tabung
tersebut diisi air raksa. Tabung kaca
yang berisi air raksa tersebut kemudian
dibalik dan dimasukkan ke dalam
sebuah wadah yang juga telah diisi air raksa.
Ketika tabung kaca yang berisi air raksa dibalik maka pada bagian
ujung bawah tabung (pada gambar terletak di bagian atas) tidak terisi air
raksa. Isinya hanya uap air raksa yang tekanannya sangat kecil sehingga
diabaikan (p = 0). Pada permukaan air raksa yang berada di dalam
wadah terdapat tekanan atmosfer yang arahnya ke bawah (atmosfer
menekan air raksa yang berada di wadah). Tekanan atmosfer tersebut
menyanggah kolom air raksa yang berada dalam pipa kaca. Pada
gambar, tekanan atmosfer dilambangkan dengan 𝑝𝑜 .
Dengan menerapkan hukum utama hidrostatis untuk alat pengukur
tekanan berupa barometer, maka
𝑝𝐴 = 𝑝𝐵
𝑃𝑔𝑎𝑠 = 𝑃𝑜 + 𝜌 𝑔 ℎ
dengan 𝜌 adalah massa jenis raksa dan ℎ adalah tinggi kolom
raksa.
2) Manometer Tabung Terbuka
Pada manometer tabung terbuka, di
mana tabung berbentuk U, sebagian
tabung diisi dengan zat cair (air raksa
atau air). Tekanan yang terukur
dihubungkan dengan perbedaan dua
ketinggian zat cair yang dimasukan ke
dalam tabung.
Dengan menerapkan hukum hidrostatis untuk alat pengukur
tekanan berupa manometer, maka
𝑝𝐴 = 𝑝𝐵
𝑃𝑜 = 𝜌 𝑔 ℎ
dengan 𝜌 adalah massa jenis raksa dan ℎ adalah tinggi kolom
raksa.

4. Hukum Pascal
Tekanan zat cair pada dasar wadah tentu saja lebih besar dari tekanan zat
cair pada bagian di atasnya. Semakin ke bawah, semakin besar tekanan zat cair
tersebut, sebaliknya semakin mendekati permukaan atas wadah, semakin kecil
tekanan zat cair. Besarnya tekanan sebanding dengan 𝜌 𝑔 ℎ. Pada setiap titik
pada kedalaman yang sama, besarnya tekanan sama. Hal ini berlaku untuk
semua zat cair dalam wadah apapun dan tidak bergantung pada bentuk wadah
tersebut. Apabila kita tambahkan tekanan luar, pertambahan tekanan dalam zat
cair adalah sama di mana pun. Jadi apabila diberikan tekanan luar, setiap bagian
zat cair mendapat “jatah” tekanan yang sama, karenanya besar tekanan selalu
sama di setiap titik pada kedalaman yang sama.
Hukum Pascal menyatakan bahwa, “tekanan yang diberikan pada zat cair
dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”.
Sebuah terapan sederhana dari prinsip Pascal adalah dongkrak hidrolik,
seperti ditunjukkan dalam gambar. Dongkrak hidrolik terdiri dari bejana dengan
dua kaki (kaki 1 dan kaki 2) yang masing-masing diberi pengisap. Pengisap 1
memiliki luas penampang A1 (lebih kecil) dan pengisap 2 memiliki luas
penampang A2 (lebih besar). Bejana diisi dengan cairan.

Jika pengisap 1 ditekan


dengan gaya F1, zat cair akan menekan pengisap 1 ke atas dengan gaya pA1
sehingga terjadi keseimbangan pada pengisap 1 dan berlaku

𝐹1
𝑝𝐴1 = 𝐹1 atau 𝑝= (*)
𝐴1

Sesuai hukum Pascal bahwa tekanan pada zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan sama besar ke segala arah, maka pada pengisap 2 bekerja gaya ke
atas pA2. Gaya yang seimbang dengan ini adalah gaya F2 yang bekerja pada
pengisap 2 dengan arah ke bawah.

𝐹2
𝑝𝐴2 = 𝐹2 𝑝=
atau 𝐴2 (**)

Dengan menyamakan ruas kanan (**) dan (*), diperoleh

𝐹2 𝐹1
=
𝐴2 𝐴1

𝐴2
𝐹2 = 𝑥𝐹 (1)
𝐴1 1

Persamaan (1) menyatakan bahwa perbandingan gaya sama dengan


perbandingan luas pengisap.
Penampang pengisap dongkrak hidrolik berbentuk silinder dengan
diameter (garis tengah) yang diketahui. Misalnya, pengisap 1 berdiameter D1
dan pengisap 2 berdiameter D2, maka
𝜋𝐷1 2 𝜋𝐷2 2
𝐴1 = dan 𝐴2 =
4 4

𝐴2 (𝜋𝐷2 2 )/4 𝐷2 2
= =( )
𝐴1 (𝜋𝐷1 2 )/4 𝐷1

Jika nilai perbandingan ini dimasukkan ke Persamaan (1), akan


didapatkan
𝐴2
𝐹2 = 𝑥𝐹
𝐴1 1

𝐷2 2
𝐹2 = ( ) 𝑥 𝐹1 (2)
𝐷1

Persamaan (2) menyatakan bahwa perbandingan gaya sama dengan


perbandingan kuadrat diameter.

a. Penerapan Hukum Pascal Pada Kehidupan Sehari-hari

Dari hukum Pascal didapatkan bahwa dengan memberikan gaya yang


kecil pada pengisap (piston) berdiameter (atau luas penampang) kecil, dapat
diperoleh gaya yang besar pada pengisap berdiameter besar. Prinsip inilah
yang dimanfaatkan pada peralatan teknik yang banyak membantu pekerjaan
dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan pengangkat hidrolik bertujuan untuk memperoleh


gaya yang besar dengan memberikan sedikit gaya dan umumnya
digunakan untuk mengangkat benda-benda yang berat. Prinsip kerja dari
alat tersebut adalah dongkrak hidrolik terdiri dari sebuah bejana yang
memiliki dua permukaan. Pada kedua permukaan bejana terdapat pengisap
(piston), di mana luas permukaan piston pada salah satunya lebih kecil dari
luas permukaan piston lainnya. Luas permukaan piston disesuaikan dengan
luas permukaan bejana. Bejana diisi cairan, seperti pelumas. Apabila piston
yang luas permukaannya kecil ditekan ke bawah, maka setiap bagian cairan
juga ikut tertekan. Besarnya tekanan yang diberikan oleh piston yang
permukaannya kecil diteruskan ke seluruh bagian cairan. Akibatnya, cairan
menekan piston yang luas permukaannya lebih besar hingga piston
terdorong ke atas. Luas permukaan piston yang ditekan kecil, sehingga
gaya yang diperlukan untuk menekan cairan juga kecil. Namun karena
tekanan diteruskan ke seluruh bagian cairan, maka gaya yang kecil tersebut
berubah menjadi sangat besar ketika cairan menekan piston di sebelah
kanan yang luas permukaannya besar. Jarang sekali orang memberikan
gaya masuk pada piston yang luas permukaannya besar, karena tidak
menguntungkan. Pada bagian atas piston yang luas permukaannya besar
biasanya diletakkan benda atau bagian benda yang ingin diangkat.

5. Hukum Archimedes
Jika suatu benda yang dicelupkan dalam zat cair mendapat gaya ke atas
sehingga benda kehilangan sebagian beratnya (beratnya menjadi berat semu),
maka gaya ke atas ini disebut sebagai gaya apung, yaitu suatu gaya ke atas yang
dikerjakan oleh zat cair pada benda. Gaya apung terjadi karena adanya
perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang berbeda. Munculnya gaya
apung adalah konsekuensi dari tekanan zat cair yang meningkat dengan
kedalaman. Dengan demikian berlaku

𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑝𝑢𝑛𝑔 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑖𝑟

Untuk memahami arti dari “volume air yang dipindahkan”, kita


dapat mencelupkan batu ke dalam sebuah bejana berisi air, maka
permukaan air akan naik. Ini karena batu menggantikan volume air. Jika
batu dicelupkan pada bejana yang penuh berisi air, sebagian air akan tumpah
dari bejana.Volume air tumpah yang ditampung tetap sama dengan volume batu
yang menggantikan air. Jadi, suatu benda yang dicelupkan seluruhnya dalam
zat cair selalu menggantikan volume zat cair yang sama dengan volume benda
itu sendiri.
Archimedes mengaitkan antara gaya apung dengan volume zat cair yang
dipindahkan benda. Dari sini, Archimedes berhasil menemukan hukumnya,
yaitu Hukum Archimedes yang berbunyi, “Apabila suatu benda dicelupkan
sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, maka benda tersebut
mendapatkan gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut”.
a. Penurunan Matematis Hukum Archimedes
Apakah penyebab munculnya gaya apung yang dikerjakan oleh suatu
fluida kepada benda yang tercelup dalam fluida? Ternyata gaya apung ini
muncul karena selisih antara gaya hidrostatis yang dikerjakan fluida terhadap
permukaan bawah dengan permukaan atas benda.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa gaya apung terjadi
akibat konsekuensi dari tekanan hidrostatis yang makin meningkat dengan
kedalaman. Dengan kata lain, gaya apung terjadi karena makin dalam zat cair,
makin besar tekanan hidrostatisnya. Ini
menyebabkan tekanan pada bagian bawah benda
lebih besar daripada tekanan pada bagian atasnya.
Perhatikan sebuah silinder dengan tinggi h dan
luas A, yang tercelup seluruhnya di dalam zat cair
dengan massa jenis ρf. Fluida melakukan tekanan
hidrostatis p1 = ρf g h1 pada bagian atas silinder.
Gaya yang berhubungan dengan tekanan ini adalah
F1 = p1 A = ρfgh1A berarah ke bawah. Dengan cara yang sama, fluida
melakukan tekanan hidrostatis F2 = p2 A = ρf g h2 A dengan arah ke atas.
Resultan kedua gaya ini adalah gaya apung Fa.
Jadi, 𝐹𝑎 = 𝐹2 − 𝐹1 (karena 𝑭𝟐 > 𝑭𝟏 )
= 𝜌𝑓 𝑔 ℎ2 𝐴 − 𝜌𝑓 𝑔 ℎ1 𝐴

= 𝜌𝑓 𝑔 𝐴 (ℎ2 − ℎ1 )

= 𝜌𝑓 𝑔 𝐴 ℎ (sebab 𝒉𝟐 − 𝒉𝟏 = 𝒉)

= 𝜌𝑓 𝑔 𝑉𝑏𝑓 (sebab 𝑨 𝒉 = 𝑽𝒃𝒇 adalah volume silinder


yang tercelup dalam fluida)
Perhatikan 𝜌𝑓 𝑉𝑏𝑓 = 𝑀𝑓 adalah massa fluida yang dipindahkan oleh
benda; 𝜌𝑓 𝑔 𝑉𝑏𝑓 = 𝑀𝑓 𝑔 adalah berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Jadi,
gaya apung 𝐹𝑎 yang dikerjakan fluida pada benda (silinder) sama dengan berat
fluida yang dipindahkan oleh benda (silinder). Pernyataan ini berlaku untuk
sembarang bentuk benda, dan telah dinyatakan sebelumnya sebagai Hukum
Archimedes. Jadi, gaya apung dapat dirumuskan sebagai
𝐹𝑎 = 𝑀𝑓 𝑔

𝐹𝑎 = 𝜌𝑓 𝑉𝑏𝑓 𝑔
(5-1)
dengan :
𝜌𝑓 = massa jenis fluida (kg/m3 atau g/cm3)
𝑉𝑏𝑓 = volume benda yang tercelup dalam fluida (cm 3 atau m3)

b. Mengapung, Tenggelam, dan Melayang

Ilustrasi gambar di atas menunjukkan bahwa apakah suatu benda


mengapung, tenggelam, atau melayang jika hanya ditentukan oleh massa jenis
rata-rata benda dan massa jenis zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih
kecil daripada massa jenis zat cair, benda akan mengapung di permukaan zat
cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih besar daripada massa jenis zat cair,
benda akan tenggelam di dasar wadah zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda
sama dengan massa jenis zat cair, benda akan melayang dalam zat cair di antara
permukaan dan dasar wadah zat cair. Jadi,
syarat mengapung 𝜌𝑏, 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 < 𝜌𝑓
syarat tenggelam 𝜌𝑏, 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 > 𝜌𝑓
syarat melayang 𝜌𝑏, 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝜌𝑓

Peristiwa mengapung, tenggelam, dan


melayang juga dapat dijelaskan berdasarkan
konsep gaya apung dan berat benda. Pada
suatu benda yang tercelup sebagian atau
seluruhnya dalam zat cair, bekerja gaya apung
(𝐹𝑎 ). Dengan demikian, pada benda yang
tercelup dalam zat cair bekerja dua buah gaya, yaitu gaya berat 𝑤 dan gaya
apung 𝐹𝑎 . Pada benda yang mengapung dan melayang terjadi keseimbangan
antara berat benda 𝑤 dan gaya apung 𝐹𝑎 , sehingga berlaku
∑𝐹 = 0
+𝐹𝑎 − 𝑤 = 0 atau 𝑤 = 𝐹𝑎
Pada benda yang tenggelam, berat 𝑤 lebih besar daripada gaya apung 𝐹𝑎 . Jadi,
syarat mengapung atau melayang 𝑤 = 𝐹𝑎
syarat tenggelam 𝑤 > 𝐹𝑎
Syarat mengapung sama dengan syarat melayang, yaitu berat benda sama
dengan gaya apung (𝑤 = 𝐹𝑎 ). Perbedaan keduanya terletak pada volume benda
yang tercelup dalam zat cair (𝑉𝑏𝑓 ). Pada peristiwa mengapung, hanya sebagian
benda yang tercelup dalam zat cair, sehingga 𝑉𝑏𝑓 < 𝑉𝑏 . Sedangkan pada
peristiwa melayang, seluruh benda tercelup dalam zat cair, sehingga 𝑉𝑏𝑓 = 𝑉𝑏 .

Masalah kuantitatif peristiwa


mengapung
Berdasarkan konsep gaya apung, syarat benda mengapung adalah dimana
volume benda yang tercelup dalam zat cair lebih kecil daripada volume benda
seluruhnya (𝑉𝑏𝑓 < 𝑉𝑏 ). Secara matematis, massa jenis benda yang mengapung
dapat dirumuskan:
𝑤 = 𝐹𝑎
(𝜌𝑏 𝑉𝑏 )𝑔 = 𝜌𝑓 𝑉𝑏𝑓 𝑔

𝜌𝑓 𝑉𝑏𝑓
𝜌𝑏 =
𝑉𝑏

Persamaan tersebut berlaku untuk benda yang


mengapung dalam satu jenis fluida. Sedangkan,
untuk benda yang mengapung dalam dua jenis fluida
atau lebih, massa jenis benda yang mengapung dapat
dirumuskan:

𝜌𝑏 = ∑ 𝜌𝑓𝑖 𝑉𝑏𝑓𝑖

𝜌𝑓1 𝑉𝑏𝑓1 + 𝜌𝑓2 𝑉𝑏𝑓2 + 𝜌𝑓3 𝑉𝑏𝑓3 + ⋯


=
𝑉𝑏
c. Penerapan Hukum Archimedes dalam Kehidupan Sehari-hari
1) Hidrometer
Hidrometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur massa
jenis berbagai zat cair. Nilai massa jenis zat cair dapat diketahui
dengan membaca skala yang terdapat pada tabung hidrometer. Ketika
digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair, hidrometer
dicelupkan ke dalam zat cair dan nilai massa jenis zat cair tersebut dapat
ditentukan berdasarkan nilai skala yang berhimpit dengan permukaan zat
cair. Misalnya, dengan mengetahui massa jenis susu, dapat ditentukan
kadar lemak dalam susu. Dengan mengetahui massa jenis cairan anggur,
dapat ditentukan kadar alkohol dalam cairan anggur. Hidrometer juga
umum digunakan untuk memeriksa muatan aki mobil.
Hidrometer terbuat dari tabung kaca. Agar
tabung kaca terapung tegak di dalam zat cair, maka
bagian bawah tabung dibebani dengan butiran
timbal. Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat
lebih besar agar volume zat cair yang dipindahkan
hidrometer lebih besar. Dengan demikian, akan
dihasilkan gaya apung yang lebih besar hingga
hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair.
Tangkai tabung kaca didesain agar perubahan kecil dalam berat
benda yang dipindahkan (berkaitan dengan perubahan kecil dalam massa
jenis cairan) menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tangkai yang
tercelup di dalam cairan. Ini berarti perbedaan bacaan pada skala untuk
berbagai jenis cairan menjadi lebih jelas.
Dasar matematis prinsip kerja hidrometer adalah sebagai berikut.
Hidrometer terapung di dalam cairan, sehingga berlaku
𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑉𝑏𝑓 𝜌𝑓 𝑔 = 𝑤 (𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒉𝒊𝒅𝒓𝒐𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓 𝒘 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑)
(𝐴 ℎ𝑏𝑓 ) 𝜌𝑓 𝑔 = 𝑚 𝑔 (𝒔𝒆𝒃𝒂𝒃 𝑽𝒃𝒇 = 𝑨𝒉𝒃𝒇 )
Jadi, persamaan Hidrometer adalah
𝑚
ℎ𝑏𝑓 =
𝐴 𝜌𝑓
Massa hidrometer 𝑚 dan luas tangkai 𝐴 adalah tetap, sehingga tinggi
tangkai yang tercelup di dalam cairan ℎ𝑏𝑓 berbanding terbalik dengan
massa jenis cairan 𝜌𝑓 . Jika massa jenis cairan kecil (𝜌𝑓 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙), tinggi
hidrometer yang tercelup di dalam cairan besar (ℎ𝑏𝑓 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟). Akan didapat
bacaan skala yang menunjukkan angka yang lebih kecil.
Jika massa jenis cairan besar (𝜌𝑓 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟), tinggi hidrometer yang
tercelup di dalam cairan kecil (ℎ𝑏𝑓 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙). Akan didapat bacaan skala yang
menunjukkan angka yang lebih besar.

2) Kapal Laut
Massa jenis besi lebih besar daripada massa jenis air laut, tetapi
mengapa kapal laut yang terbuat dari besi dapat mengapung di atas air?
Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga. Ini

menyebabkan volume air laut yang dipindahkan oleh badan kapal menjadi
sangat besar. Gaya apung sebanding dengan volume air yang dipindahkan,
sehingga gaya apung menjadi sangat besar. Gaya apung ini mampu
mengatasi berat total kapal sehingga kapal laut mengapung di permukaan
laut. Jika dijelaskan berdasarkan konsep massa jenis, massa jenis rata-rata
besi berongga dan udara yang menempati rongga masih lebih kecil
daripada massa jenis air laut. Itulah sebabnya kapal mengapung.
3) Kapal Selam
Sebuah kapal selam memiliki tangki pemberat yang terletak di antara
lambung sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Tangki ini dapat diisi
udara atau air. Tentu saja udara lebih ringan daripada air. Mengatur isi
tangki pemberat berarti mengatur berat total kapal. Ketika tangki ini diisi
penuh dengan air, maka berat keseluruhan kapal ini tidak dapat
diimbangi oleh gaya ke atas yang dialami oleh kapal selam, sehingga
kapal selam tenggelam. Tetapi ketika sebagian air dalam tangki
dikeluarkan, maka kapal selam akan mengalami gaya ke atas yang
lebih besar, sehingga kapal selam dapat melayang dalam air dan
ketika tangki dikosongkan, maka gaya ke atas yang dialami kapal
selam semakin besar, sehingga kapal selam dapat mengapung. Sesuai
dengan konsep gaya apung, berat total kapal selam akan menentukan
apakah kapal akan mengapung atau menyelam.
(gambar)
4) Balon Udara
Seperti halnya zat cair, udara (termasuk fluida) juga melakukan gaya
apung pada benda. Gaya apung yang dilakukan udara pada benda sama
dengan berat udara yang dipindahkan oleh benda. Rumus gaya apung yang
dilakukan udara tetap sama seperti rumus gaya apung yang dilakukan oleh
fluida, hanya di sini 𝜌𝑓 adalah massa jenis udara. Prinsip gaya apung yang
dikerjakan udara inilah yang dimanfaatkan pada balon udara.
Pada gambar ditunjukkan
sebuah balon udara yang diisi dengan
gas panas. Prinsip kerjanya adalah
sebagai berikut. Mula-mula balon
diisi dengan gas panas sehingga
balon menggelembung dan
volumenya bertambah.
Bertambahnya volume balon berarti
bertambah pula volume udara yang dipindahkan oleh balon. Ini berarti,
gaya apung bertambah besar. Suatu saat gaya apung sudah lebih berat
daripada berat total balon (berat balon dan muatan) sehingga balon mulai
bergerak naik.
Awak balon udara terus menambah gas panas sampai balon itu
mencapai ketinggian tertentu. Setelah ketinggian yang diinginkan tercapai,
awak balon mengurangi gas panas sampai tercapai gaya apung sama
dengan berat balon. Pada saat itu balon melayang di udara. Sewaktu awak
balon ingin menurunkan ketinggian, sebagian isi gas panas dikeluarkan dari
balon. Ini menyebabkan volume balon berkurang, yang berarti gaya pung
pun berkurang. Akibatnya, gaya apung lebih kecil daripada berat balon, dan
balon bergerak turun.
5) Galangan Kapal
Galangan kapal merupakan alat yang didesain untuk mengangkat
kapal-kapal laut ke daratan. Galangan kapal akan tenggelam di laut
karena air laut memasuki galangan kapal. Ketika kapal akan diangkat
dengan galangan tersebut, maka kapal laut ditempatkan pada penopang
dalam galangan kapal dan air laut dikeluarkan secara perlahan, sehingga
galangan kapal akan terangkat ke atas dan kapal pada penopang galangan
tersebut segera terangkat ke atas.

6. Tegangan Permukaan Zat Cair


Tegangan Permukaan pada zat cair merupakan gejala dimana zat cair
memiliki kecenderungan untuk menegang, sehingga seolah-olah zat cair tersebut
seperti diselubungi membran elastik ketat yang diregangkan pada permukaan
cairan. Peristiwa tegangan permukaan dapat kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti pada gejala tetesan air yang berbentuk bola, hingga pada
peristiwa ketika serangga hinggap di atas permukaan zat cair.
a. Definisi Analitik Tegangan Permukaan
Partikel-partikel sejenis dalam
suatu fluida akan saling mengerjakan
gaya tarik menarik yang disebut dengan
gaya kohesi. Gambar tersebut
merepresentasikan mengapa tegangan
permukaan bisa terjadi. Partikel A
mewakili partikel yang terdapat pada
zat cair, sedangkan B mewakili (sumber:kholidah-fisikaupi.blogspot.com)

partikel di permukaan zat cair. Partikel A ditarik oleh partikel sejenis dengan
gaya sama besar ke segala arah sehingga resultannya sama dengan nol. Oleh
karena itu, di dalam zat cair tidak terjadi tegangan permukaan.
Sedangkan partikel-partikel B (yang terletak di permukaan zat cair)
ditarik oleh partikel-partikel yang ada di samping dan di bawahnya dengan
gaya yang sama, sehingga terdapat resultan gaya yang bekerja dan berarah ke
bawah dikarenakan tidak ada partikel di atas partikel B. Resultan ini
menyebabkan seolah-olah terdapat membran elastik tipis yang menghampar
di atas permukaan fluida. Oleh karena itu, sejumlah cairan akan cenderung
mengambil bentuk sesempit mungkin. Pertistiwa inilah yang dinamakan
dengan tegangan permukaan.
b. Formulasi Tegangan Permukaan
Misalkan, sebuah kawat memiliki panjang sebesar d terapung di atas
permukaan zat cair. Kemudian pada permukaan zat cair bekerja gaya sebesar
F yang tegak lurus dengan kawat, sehingga tegangan permukaan dapat
diformulasikan sebagai berikut:

𝐹 dimana:
𝛾=
𝑑 𝛾 = tegangan permukaan (N/m)
𝐹 = gaya tegangan permukaan (N)
𝑑 = panjang permukaan dimana gaya itu
bekerja (m)
Oleh karena itu, secara formulasi, tegangan permukaan dapat
didefinisikan sebagai per satuan panjang yang bekerja pada permukaan yang
tegak lurus dengan kawat.

Pada gambar, sebuah


kawat dibengkokkan sehingga
membentuk huruf U, dan seutas
kawat kedua dimodifikasi agar
dapat bergerak pada kaki-kaki
kawat U, dan dicelupkan pada
permukaan air sabun. Kita
(sumber :fisikadiana.blogspot.com)
misalkan kawat kedua memiliki
panjang sebesar l.

Larutan sabun yang menyentuh kawat kedua memiliki dua permukaan,


sehingga gaya tegangan permukaan bekerja sepanjang 2l. maka, secara
matematis, tegangan permukaan dapat diformulasikan sebagai berikut:

dimana:
𝐹
𝛾= 1
2𝑙 𝑙 = 2𝑑

Tegangan permukaan bukanlah gaya, melainkan gaya per satuan


panjang, sehingga satuan tegangan permukaan adalah N/m.

(Tabel Nilai Hasil Pengukuran Tegangan Permukaan)

Zat cair yang kontak


Suhu (°C) Tegangan Permukaan (x 10-3N/m)
dengan udara

Air 0 75,6

Air 25 72,0
Air 80 62,6
Etil Alkohol 20 22,8

Aseton 20 23,7
Gliserin 20 63,4
Raksa 20 435

c. Penerapan Tegangan Permukaan Dalam Kehidupan Sehari-hari


Tegangan permukaan air berhubungan dengan kemampuan air
membasahi benda. Makin kecil tegangan permukaan air, makin baik
kemampuan air untuk membasahi benda, dan ini berarti kotoran-kotoran
pada benda lebih mudah larut dalam air. Prinsip inilah yang banyak
dimanfaatkan dalam kehidupan fisika sehari-hari.
Tegangan permukaan air diepengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu
air, makin kecil tegangan permukaan air, dan ini berarti makin baik
kemampuan air untuk membasahi benda. Karena itu, mencuci dengan air
panas menyebabkan kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian
menjadi lebih bersih.
Detergen sintesis modern juga didesain untuk meningkatkan
kemampuan air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu
dengan menurunkan tegangan permukaan air.
Contoh dalam keseharian dapat dilihat pada itik yang berenang di air.
Itik dapat berenang di air karena bulu-bulunya tidak basah oleh air. Jika air
diberi detergen, tegangan permukaan air berkurang dan itik yang berusaha
berenang, bulu-bulunya akan basah oleh air. Akibatnya, itik akan tenggelam.
Antiseptik yang dipakai untuk mengobati luka, selain memiliki daya
bunuh kuman yang baik, juga memiliki tegangan permukaan yang rendah,
sehingga antiseptik dapat membasahi seluruh luka. Jadi, alkohol dan hampir
semua antiseptik memiliki tegangan permukaan yang rendah.
7. Gejala Meniskus
Pada umumnya, permukaan suatu zat cair harus tegak lurus dengan
resultan gaya yang bekerja. Namun, jika zat cair bersentuhan dengan suatu zat
padat, permukaan pada tepi persentuhan zat cair dengan benda biasanya
berbentuk lengkungan. Gejala tersebut disebut dengan gejala meniskus.

B
dinding B
Dinding
fluida
A fluida A

C C
R
R
(b) Meniskus cekung (a) Meniskus cembung

Pada gambar (a), zat cair B mengalami gaya tarik menarik sebesar BC
yang disebabkan oleh gaya tarik antar molekul zat cair disekitarnya atau gaya
kohesi. Gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sejenis. Selain
gaya kohesi, ada gaya lain yang bekerja pada sistem yaitu gaya adhesi. Gaya
adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda, dalam kasus ini
adalah zat cair dengan dinding. Gaya adhesi direpresentasikan dengan gaya BA
yang dihasilkan oleh molekul-molekul zat padat. Gaya BA (adhesi) lebih besar
dibandingkan dengan gaya BC (kohesi), oleh karena itu, resultan kedua gaya
tersebut mengarah ke kiri sebesar BR .Akibatnya, permukaan di B tegak lurus
terhadap arah gaya BR, sehingga terjadi gejala meniskus cembung.
Pada gambar (b), gaya kohesi (BC) yang terjadi lebih besar dibandingkan
dengan gaya adhesi (BA), sehingga resultan (BR) mengarah ke kanan, sehingga
permukaan zat cair B akan tertarik kea rah tegak lurus terhadap arah gaya BR
sehingga terjadi gejala meniscus cekung.
Untuk menentukan kecembungan dan kecekungan pada gejala meniscus,
didefinisikanlah sudut kontak θ, yaitu sudut permukaan zat padat dengan gradient
bidang permukaan zat cair. Besarnya sudut kontak θ tergantung besarnya gaya
adhesi pada molekul dinding dengan zat cair, dan gaya kohesi antar molekul zat
cair.

8. Gejala Kapilaritas
Zat cair yang membasahi dinding (misalnya air) akan naik dalam pipa
kapiler (tabung dengan diameter relatif kecil). Gejala ini disebut dengan gejala
kapilaritas, yang disebabkan oleh gaya kohesi dari tegangan permukaan dengan
gaya adhesi antara zat cair dengan tabung kaca. Gejala kapilaritas dapat berupa
gejala kapilaritas naik dan gejala kapilaritas turun. Gejala kapilaritas naik terjadi
apabila sudut kontak permukaan zat cair dengan dinding wadah kurang dari 90°,
dan sebaliknya jika sudut kontak lebih dari 90° akan menyebabkan gejala
kapilaritas turun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gejala kapilaritas
naik terjadi ketika meniscus cekung, dan gejala kapilaritas turun terjadi karena
meniskus cembung.
a. Perumusan Gejala Kapilaritas
Sesuai dengan hukum III Newton, pipa akan mengerjakan gaya yang
sama besar terhadap zat cai, namun berlawanan arah, sehingga menyebabkan
zat cair naik. Zat cair akan berhenti ketika berat kolom zat cair yang naik
sama dengan gaya ke atas yang dikerjakan pipa pada zat cair.
Jika diketahui:
Massa jenis zat cair =ρ
Tegangan permukaan = γ
Sudut kontak =θ
Kenaikan zat cair =h

Maka,

Berat zat cair yang naik = mg = ρVg = ρπr2hg (1)

Komponen gaya vertikal yang menarik zat cair naik adalah,

𝐹 = (𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃 )(2𝜋𝑟) (2)

Dengan mensubstitusi persamaan (1) dan (2) maka diperoleh:

2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃
ℎ=
𝑟𝜌𝑔

b. Peristiwa Kapilaritas dalam Kehidupan Sehari-hari


Gejala kapilaritas dapat mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya adalah peristiwa naiknya air dan garam garam mineral dari akar
ke seluruh bagian tumbuhan. Gejala kapilaritas teraplikasi pada naiknya
minyak tanah dari wadah ke sumbu kompor. Obat nyamuk elektrik juga
merupakan salah satu contoh pemanfaatan gejala kapilaritas. Selain
menguntungkan, gejala kapilaritas juga merugikan, contohnya pada peristiwa
merembesnya air ke dinding rumah pada saat hujan.

9. Viskositas Fluida
Viskositas merupakan ukuran kekentalan pada fluida. Pada fluida ideal,
(fluida idak kental) viskositasnya dianggap bernilai nol atau tidak ada viskositas.
Semakin besar nilai viskositas suatu fluida, semakin susah pula fluida itu
mengalir. Sebaliknya semakin kecil nilai viskositas suatu fluida, semakin
gampang fluida itu mengalir.
Viskositas pada zat cair terjadi karena gaya kohesi yang terjadi pada
molekul-molekul zat cair. sedangkan pada gas, viskositas terjadi karena
tumbukan antar molekul gas.
a. Hukum Stokes untuk Fluida Kental
Viskositas dalam fluida kental sama dengan gesekan pada gerak benda
padat. Untuk fluida ideal η = 0, sehingga setiap benda yang bergerak pada
fluida ideal dianggap tidak mengalami gesekan yang disebabkan oleh fluida.
Akan tetapi, bila benda tersebut begerak dalam fluida kental dengan kelajuan
tertentu, gerak benda tersebut akan dihambat oleh gaya gesekan fluida pada
benda tersebut. Besar gaya gesekan fluida diformulasikan oleh:
𝐹𝑓 = 𝑘ɳ𝑣 (1)
Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang
memiliki bentuk geometris berupa bola dengan jari-jari r, maka

𝑘 = 6𝜋𝑟 (2)

Dengan mensubstitusi persamaan (2) ke persamaan (1), maka diperoleh


Hukum Stokes.

𝐹𝑓 = 6𝜋ɳ𝑟𝑣

dengan : η = koefisien viskositas (Pa)

r = jari-jari bola (m)

v = kelajuan benda (m/s2)

b. Kecepatan Terminal
Benda yang dijatuhkan bebas pada fluida kental, contohnya kelereng
yang dijatuhkan ke dalam oli, akan mengalami Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB) dipercepat dengan percepatan sama dengan percepatan
gravitasi g. Oleh karena itu, jarak antara dua posisi kelereng dalam waktu
yang sama makin besar, namun pada saat tertentu jarak antara dan posisi
kelereng dalam selang waktu yang sama adalah sama besar. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa suatu benda yang dijatuhkan dalam fluida kental,
kecepatannya akan membesar sampai saat dimana kecepatan benda tersebut
tetap. Kecepatan terbesar dan konstan inilah yang dimaksud dengan
kecepatan terminal.
Selama benda jatuh ke dalam fluida kental, pada benda tersebut bekerja
3 gaya, yaitu gaya berat, w = mg, gaya ke atas oleh fluida, Fa, dan gaya
gesekan yang dikerjakan fluida Ff, seperti pada gambar di bawah ini

(sumber: rpprasetio.wordpress.com)

Pada saat kecepatan terminal vT tercapai, gaya-


gaya yang bekerja pada benda adalah seimbang:
Σ𝐹 = 0

+𝑚𝑔 − 𝐹𝑎 − 𝐹𝑓 = 0

𝐹𝑓 = 𝑚𝑔 − 𝐹𝑎 (*)
Diketahui : massa jenis benda = ρb

Massa jenis fluida = ρf

Volume benda = Vb
Maka,
Gaya ke atas : 𝐹𝑎 = 𝑉𝑏 𝜌𝑓 𝑔
Berat benda mg : 𝑚𝑔 = (𝜌𝑏 𝑉𝑏 )𝑔
Gaya gesekan : 𝐹𝑓 = 6𝜋𝜂𝑟𝑣𝑡

Dengan mensubstitusi ketiga persamaan gaya diatas pada *) maka diperoleh

6𝜋𝜂𝑟𝑣𝑡 = 𝜌𝑏 𝑉𝑏 𝑔 − 𝜌𝑓 𝑉𝑏 𝑔

6𝜋𝜂𝑟𝑣𝑇 = 𝑔𝑉𝑏 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )

Jadi, kecepatan terminal dalam fluida kental adalah


𝑔𝑉𝑏 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
𝑣𝑇 =
6𝜋𝜂𝑟

Untuk benda berbentuk berbentuk bola dengan jari-jari r, maka volume benda
4
Vb = 3 𝜋𝑟 3, sehingga

4
𝑔(3 𝜋𝑟 3 )(𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
𝑣𝑇 =
6𝜋𝜂𝑟

2 𝑟2𝑔
𝑣𝑇 = (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
9 𝜂

C. Latihan dan Kunci Jawaban/Rubrik

Jawablah latihan soal berikut ini!


1. Sebuah kolam renang mempunyai kedalaman 5 m dan dengan luas permukaan
kolam 50 m2. Jika tekanan udara luar 105 Pa, percepatan gravitasi 10 ms-2, dan massa
jenis air 1.000 kg/m3 Berapakah tekanan total di dasar kolam ?
2. Sebuah bejana berhubungan mula-mula berisi air dalam keadaan setimbang.
Kemudian, pada salah satu kakinya diisi dengan minyak sehingga air terdesak 2 cm
dari keadaan setimbangnya. Jika massa jenis air 1 grcm -3, massa jenis minyak 0,8 grcm-
3, Berapakah tinggi minyak di dalam bejana?

3. Diameter penampang penghisap memiliki perbandingan 1 : 10. Jika gaya pada


penghisap kecil adalah 20 N Berapakah beban yang dapat diangkut ?
4. Sebuah benda terapung di atas permukaan air yang berlapiskan minyak dengan 50%
volume benda berada di dalam air dan 30 % di dalam minyak dan sisanya berada di
atas permukaan minyak. Jika massa jenis minyak 0,8 gram/cm 3,, berapakah massa
jenis benda tersebut ?
Pembahasan Soal Latihan

1. Diketahui:
h =5m
A = 50 m2
Po = 105 Pa
g = 10 m/s2
ρ = 1000 kg/m2
Ditanya, Ptotal…?
Jawab
Ptotal = Pudara +Ph
= 105 + 1000.10.5
= 10.104 + 5.104
= 15.104
= 1,5.105 Pa

2. Diketahui :
hair = 2 cm
ρair = 1 gr/cm3
ρm = 0,8 gr/cm3
Ditanyakan, hminyak=..?
Jawab
Sesuai Hk hidrostatis bahwa di setiap titik pada garis datar dalam fluida memiliki
tekanan hidrostatis sama besar , maka
P A = PB
ρair. g.hair = ρminyak . g.hminyak 2 cm
1 . 2 = . 0,8 h minyak A B minyak
2 = h minyak . 0,8
air hminyak = 2,5 cm

3. Diketahui
D1 : D2 = 1 : 10
F1 = 20 N
F2 = ..?
Jawab

4. Diket:
ρminyak = 0,8 g/cm3
Ditanya
ρb = … ?
FA minyak + FA air = W benda
ρminyak, ,g, Vbm + ρair, ,g, Vba = ρb, ,g, Vb
0,8 . 10. 0,3Vb + 1. 10 . 0,5 Vb = ρb,. 10. Vb
0,24 + 5 = ρb,.
ρb,. = 0,74 g/cm3
D. REFERENSI
Kanginan, Marthen. 2010. PHYSICS for SENIOR HIGH SCHOOL (Grade XI 2nd
Semester). Jakarta: Erlangga.
Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I (Terjemahan). Jakarta:
Erlangga.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 1)

Sekolah : MAN 2 Pamekasan


Kelas/Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : FISIKA
Pembelajaran : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tujuan Pembelajaran:
1. Menerapkan hukum utama hidrostatis pada bendungan
2. Menerapkan hukum Pascal pada dongkrak hidrolik
3. Menerapkan hukum Archimedes pada kapal selam
4. Menyajikan hasil kajian literasi dan diskusi kelompok melalui mind map
dengan cermat dan kreatif.

Nama Kelompok/Individu :
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.

A. Judul : Tekanan hidrostatis,hukum pascal


B. Petunjuk Belajar :
1. Buka bahan ajar yang sudah di sediakan
2. Baca dan Kerjakan apa yang ada di LKPD ini sesuai dengan petunjuk
3. Kerjakan dan diskusikan dengan kelompoknya

C. Alat dan Bahan (jika ada) :


Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
Lembar A3

D. Langkah-Langkah Kegiatan :
1. Pelajari bahan bacaan pada berbagai literasi, buku, dll
2. Identifikasi konsep-konsep penting tentang Tekanan Hidrostatis dan Hukum pascal dengan
menjawab pertanyaan berikut ini.
a. Mengapa bentuk bendungan semakin kebawah semakin mengecil?

b. Prinsip apa yang dipakai pada dongkrak hidrolik? Jelaskan.

3. Gambarkan mind map sesuai dengan hasil diskusi kelompok anda


4. Presentasikan hasil diskusi kelompok Anda!
5. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain!
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 2)

Sekolah : MAN 2 Pamekasan


Kelas/Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : FISIKA
Pembelajaran : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tujuan Pembelajaran:
1. Menerapkan hukum utama hidrostatis pada bendungan
2. Menerapkan hukum Pascal pada dongkrak hidrolik
3. Menerapkan hukum Archimedes pada kapal selam
4. Menyajikan hasil kajian literasi dan diskusi kelompok melalui mind map
dengan cermat dan kreatif.

Nama Kelompok/Individu :
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.

A. Judul : Hukum Archimedes


B. Petunjuk Belajar :
1. Buka bahan ajar yang sudah di sediakan
2. Baca dan Kerjakan apa yang ada di LKPD ini sesuai dengan petunjuk
3. Kerjakan dan diskusikan dengan kelompoknya

C. Alat dan Bahan (jika ada) :


Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
Lembar A3

D. Langkah-Langkah Kegiatan :
1. Pelajari bahan bacaan pada berbagai literasi, buku, dll
2. Identifikasi konsep-konsep penting tentang Hukum archimedes dengan menjawab
pertanyaan berikut ini.

a. Jelaskan prinsip kerja dari kapal selam!

b. Kenapa Awak kapal selam Nanggala tidak ada yang selamat?

3. Gambarkan mind map sesuai dengan hasil diskusi kelompok anda


4. Presentasikan hasil diskusi kelompok Anda!
5. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain!
Sekolah : MAN 2 PAMEKASAN
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : XI/1

A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Menerapkan hukum utama hidrostatis pada bendungan
2. Menerapkan hukum Pascal dan penerapan hukum Pascal pada dongkrak hidrolik
3. Menerapkan hukum Archimedes pada kapal selam
4. Menyajikan hasil kajian literasi dan diskusi kelompok melalui mind map dengan cermat
dan kreatif.

B. MATERI POKOK : FLUIDA STATIS


C. JENIS MEDIA YANG DIKEMBANGKAN : Mind Map

D. BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN


Alat dan Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus
 Lembar A3
KISI-KISI PENULISAN SOAL

Jenjang Pendidikan : SMA/MA


Mata Pelajaran/Tema : Fisika/Fluida statis
Kelas/Semester : XI / 1
Jumlah Soal :5
Bentuk Soal : PG

No. KD Materi Indikator Soal Level Nomor Bentuk


Kognitif Soal Soal
1 3.3 Fluida statis Disajikan pernyataan tentang fluida, C2 1 PG
diharapka siswa dapat
mengkategorikan pernyataan yang
sesuai dengan fluida statik
2 3.3 Disajikan pernyataan tentang tekanan C2 2 PG
hidrostatis, siswa diharapkan dapat
mengkategorikan yang sesuai dengan
tekanan hidrostatis
3 3.3 Disajikan sebuah gambar pipa u yang C3 3 PG
berisi dua cairan yang berbeda, siswa
diharapkan dapat menghitung
perbedaan ketinggian permukaan zat
cair
4 3.3 Disajikan beberapa pernyataan, C2 4 PG
diharapkan siswa dapat
mengkategorikan pernyataan yang
termasuk hukum pascal
5 3.3 Disajikan macam-macam alat C3 5 PG
penerapan hukum pascal, diharapkan
siswa dapat menentukan pernyataan
yang benar berkaitan dengan hukum
pascal
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Mata Pelajaran/Tema/Subtema : Fisika / Fluida Statis


Kelas/Semester : XI / 1
Tahun Pelajaran : 2022/2023

Kompetensi Indikator Teknik Butir Instrumen (Soal-soal) Kunci Rubrik


Dasar Jawaban
Menerapkan Siswa dapat Tes Perhatikan pernyataan dibawah! C 2
hukum- menentukan tertulis i. Aliran tunak
hukum pernyataan ii. Air yang berada di dalam wadah
fluida statik yang (diam)
dalam berhubungan iii. Pipa venturi
kehidupan dengan fluida iv. Kapal selam
sehari-hari. statis Dari pernyataan di atas, manakah yang
berhubungan dengan fluida statis?
a. i dan iv
b. ii dan iii
c. ii dan iv
d. iii dan iv
e. ii saja

Siswa dapat Tes Perhatikan peryataan perikut! D 2


menentukan tertulis i. Tekanan berbanding terbalik dnegan
yang volume
berhubungan ii. Massa jenis air 1000 g/cm3
dengan iii. Tanki bocor pada bagian bawah akan
tekanan memnacarkan air dengan cepat
hidrostatis iv. Ikan berada di dalam akuarium

Berdasarkan peryataan diatas, maanakah


yang berhubungan dengan tekanan
hidrostatis adalah......
a. i dan iv
b. ii dan iii
c. ii dan iv
d. iii dan iv
e. ii saja

Siswa dapat Tes Perhatikanlah gambar bejana di bawah ini. C


menentukan tertulis 2
perbandingan
ketinggian
pada bejana
Jika diketahui massa jenis minyak 0,8
g/cm3, massa jenis raksa 13,6 g/cm3, dan
massa jenis air 1 g/cm3, berapakah
perbedaan tinggi permukaan antara
minyak dan air?

a. 1,63 cm
b. 3,00 cm
c. 3,75 cm
d. 4,22 cm
e. 7,50 cm 2

Siswa bias Tes Perhatikan penyataan berikut ini: C


1
menentukan tertulis i. F∝
𝐴
persamaan ii. F∝ 𝐴
pada hokum 1
pascal iii. M∝ ℎ
iv. m∝ ℎ
Dari pernyataan diatas, manakah yang
termasuk persamaan hukum pascal?
a. i dan iii
b. ii dan iii
c. ii dan iv
d. i dan iv 2
e. iv saja

Siswa dapat Tes Perhatikan pernyataan berikut! C


menentukan tertulis i. Gaya pada dongkrak hidrolik pada
persamaan piston kecil sebanding dengan Gaya
hokum pascal pada dongkrak hidrolik pada piston
besar
ii. Luas permukaan pada kedua piston
berbeda
iii. Luas permukaan kedua piston sama
sehingga gaya dongkrak pada kedua
piston sama
iv. Perubahan ketinggian pada piston
besar lebih tinggi daripada pinston
kecil setelah diberikan tekanan dari
piston kecil
Berdasarkan pernyataan diatas, manakah
pernyataan yang benar?
a. ii dan iii
b. i dan iii
c. ii dan iv
d. iii dan iv
e. iii saja
RUBRIK PENILAIAN ASPEK AFEKTIF
No Aspek Penilaian Skor
1 Sikap memperhatikan penjelasan, bertanya atau menjawab,
Siswa tidak memperhatikan 1
Siswa memperhatikan, diam, ditanya tidak menjawab 2
Siswa memperhatikan, ditanya menjawab tapi salah. 3
Siswa memperhatikan, ditanya menjawab benar. 4

2 Kejujuran
Selalu bertanya kepada teman sewaktu 1
mengerjakan tes. 2
Sering bertanya kepada kawan sewaktu 3
mengerjakan tes. 4
Kadang-kadang bertanya kepada kawan sewaktu
mengerjakan tes.
Tidak pernah bertanya kepada teman sewaktu
mengerjakan tes.
3 Tanggung Jawab
Tidak aktif melaksanakan tugas dari guru dan tidak 1
pernah selesai. 2
Kurang aktif melaksanakan tugas dari guru dan tidak 3
selesai. 4
Aktif melaksanakan tugas dari guru dan selesai tidak
tepat waktu.
Aktif melaksanakan tugas dari guru dengan baik dan
selesai tepat waktu.
4 Mengungkapkan ide untuk menyelesai masalah
Siswa sama sekali tidak mengungkapkan ide Siswa 1
mengungkapkan ide 1 kali 2
Siswa mengengkapkan ide 2 kali atau lebih Siswa 3
mengungkapkan ide 4 kali atau lebih. 4
5 Bekerjasama dalam kelompok
Siswa tidak bekerjasama dalam diskusi. 1
Siswa bekerjasama dalam diskusi dengan pasif dari awal 2
sampai akhir. 3
Siswa bekerjasamadalam diskusi dengan aktif setelah 4
mendapat peringatan dari guru.
Siswa bekerjasama dalam diskusi dari awal sampai akhir.

Kriteria penilaian aspek afektif adalah sebagai berikut:


1. Nilai 10 – 29 : Sangat kurang
2. Nilai 30 – 49 : Kurang
3. Nilai 50 – 69 : Cukup
4. Nilai 70 – 89 : Sangat baik

RUBRIK PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK (KETERAMPILAN)


No Aspek Skor
Penilaian
Mempersiapkan alat dan bahan Mind Map
Hanya mempersiapkan 1 alat dan bahan 1
yang di perlukan.
Hanya mempersiapkan 2 alat dan bahan 2
1
yang di perlukan.
Hanya mempersiapkan 3 alat dan bahan 3
yang di perlukan.
Mempersiapkan 4 atau lebih alat dan bahan 4
yang di perlukan.
2 Merangkai alat dan bahan Mind Map
Tidak dapat merangkai alat Mind Map 1
Dapat merangkai Mind Map sesuai dalam LKPD
dengan memerlukan bantuan guru (lebih dari 2
sekali).
Dapat meragkai Mind Map sesuai dengan 3
LKPD dengan memerlukan bantuan guru
(sekali). 4
Dapat merangkai Mind Map sesuai dengan
LKPD tanpa memerlukan bantuan guru.
3 Melakukan Mind Map
Tidak aktif dan tidak dapat menganalisis 1
hasil Mind Map 2
Tidak dapat melakukan pengamatan tetapi dapat
menganalisis. 3
Dapat melakukan pengamatan secara aktif
tetapi tidak dapat menganalisis. 4
Dapat melakukan pengamatan dan analisis
secara aktif.
4 Merapikan kembali alat dan bahan Mind Map
Tidak dapat mengembalikan dan merapikan 1
alat dan bahan dengan rapi.
Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan 2
bahan tetapi masih ada 2 alat yang tidak
tesusun rapi. 3
Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan
4
bahan tetapi masih ada 1 alat yang tidak
tersusun rapi.
Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan
bahan dengan tersusun rapi.
5 Mempresentasikan hasil Mind Map
Tidak dapat mempresentasikan kesimpulan 1
sesuai indikator.
Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai 2
indikator tetapi tidak dapat menjawab
pertanyaan kelompok lain. 3
Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai
indikator serta dapat menjawab pertanyan 4
kelompok lain hanya1 kali.
Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai
indkator serta dapat menjawab pertanyaan lain
dengan benar hanya 2 kali.

Kriteria penilaian aspek afektif adalah sebagai berikut:


1. Nilai 10 – 29 : Sangat kurang
2. Nilai 30 – 49 : Kurang
3. Nilai 50 – 69 : Cukup
4. Nilai 70 – 89 : Sangat baik

Anda mungkin juga menyukai