Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No.

2, Desember 2010, 109-118


ISSN 1411-2485

Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan


dan Pabrik dalam Kolaborasi Manufaktur Make-to-Order

M. Imron Mustajib 1

Abstract: This paper discusses the development of simultaneous optimization model to


determine component tolerance of assembly product and plant for manufacturing processes by
considering quality tolerance limits, and delivery time constraint to minimize total cost in
collaboration environment of make-to-order manufacturing systems. Total cost of the system
consists of manufacturing costs and quality loss costs as the tolerance function, operational costs
for multi-plant manufacturing collaboration which includes: setup costs, material handling
costs, operating costs of assembly, manual operations costs, and transportation costs.
Formulation of the model developed uses mixed integer non linear programming as a method of
solution search. In the numerical examples presented, the optimization process results an
optimal solution. Optimal solution is not sensitive if the changes in quality tolerance constraint
and delivery time constraint is not large. While the addition of an alternative plant for producing
a component can changes the alternative plant selected.

Keywords: Optimization model, quality loss, process capability, delivery time, MTO.

Pendahuluan ansi melalui desain toleransi berfungsi membatasi


variabilitas di sekitar target karakteristik kualitas
Ada beberapa dimensi strategi kompetitif bagi produk yang menjadi functional requirements bagi
perusahaan manufaktur untuk memenangkan per- konsumen. Penentuan toleransi merupakan isu
saingan bisnis dalam lingkungan yang dinamis kritis dalam tahap desain dan tahap manufaktur,
yaitu: kualitas, ongkos yang rendah, dan penyerah- dimana penentuan toleransi mempengaruhi desain
an order yang tepat waktu (delivery time) produk dan desain proses karena toleransi adalah
(Dangayach dan Deshmukh [3]; Hallgren dan ”jembatan” antara product requirement dan ongkos
Olhager [5]). Namun, permasalahan bagi perusa- manufaktur (Zhang [22]). Penentuan toleransi pada
haan manufaktur adalah kriteria performansi tahap desain lebih difokuskan pada upaya meme-
ongkos, kualitas, dan delivery time tidak selalu nuhi persyaratan fungsional dengan nilai toleransi
konvergen, karena upaya untuk memenuhi kualitas yang seketat mungkin, sehingga kurang memper-
sering kali berpengaruh pada kenaikan ongkos pro- timbangkan kapabilitas proses manufaktur. Se-
duksi dan penambahan lead time yang berdampak dangkan pada tahap perencanaan proses lebih difo-
jadwal pengiriman (delivery time). Permasalahan kuskan pada kemudahan dalam melakukan proses
tersebut memerlukan rekayasa kualitas (quality manufaktur, sehingga pada tahap ini dikehendaki
engineering) sebagai pengendalian kualitas off-line alokasi toleransi yang selonggar mungkin.
untuk mengoptimalkan rancangan (design) dengan
kriteria performansi biaya dan kualitas, sehingga Terdapat beberapa kekurangan yang ditimbulkan
dapat dipilih alternatif proses manufaktur yang jika penentuan toleransi dilakukan secara sekuen-
menghasilkan produk dalam batas-batas toleransi sial pada tahap desain produk dan tahap perencana-
kualitas yang ditentukan dengan ongkos terendah. an proses, antara lain (Zhang [22]): (1) Tidak ada
hubungan yang jelas antara toleransi produk
Rekayasa kualitas menggunakan robust design dengan toleransi pemesinan; dimana perencana
untuk memperbaiki kualitas produk dengan mere- proses terbatas pada tinjauan komponen, sehingga
duksi efek variabilitas. Umum diketahui bahwa tidak memiliki tinjauan produk setelah dirakit. (2)
variansi sulit dan terlalu mahal untuk dihilangkan Menyita banyak waktu karena akan ada pekerjaan
dalam proses manufaktur, maka pengendalian vari- yang berulang karena proses recheck toleransi
antara bagian perancang desain produk dan peren-
1 Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri, Laboratorium cana proses. (3) Memperpanjang lead time.
Sistem Manufaktur, Universitas Trunojoyo. Jl. Raya Telang, Po
Box 2, Kamal, Bangkalan Madura 69162. Email: Selain itu, penentuan toleransi secara sekuensial
imron_mustajib@yahoo.co.id
(konvensional) dapat menyebabkan beberapa masa-
Naskah masuk 12 Maret 2010; revisi1 29 April 2010; revisi2 15 lah pada kerjasama, kesinambungan, dan konsis-
Oktober 2010, diterima untuk dipublikasikan 15 November 2010. tensi pada dua tahap yang terpisah (Huang et al.

109
Mustajib / Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan / JTI, Vol. 12, No. 2, Desember 2010, pp. 109–118

[7]). Akibatnya rework dan redesain tidak dapat dengan kualitas produk disebabkan oleh kualitas
dihindari. Dengan demikian, rentang toleransi yang dan variabilitas material yang dipasok oleh supplier
ditetapkan akan menentukan besarnya ongkos untuk proses manufaktur (Feng et al. [4]). Berdasar-
rework (Irianto dan Rachmat [9]), sehingga total kan permasalahan ini, Feng et al. [4] membangun
ongkos merupakan fungsi toleransi. Pernyataan- model stochastic integer programming untuk
pernyataan tersebut memperlihatkan kesamaan penentuan toleransi dan supplier secara simultan
konsep bahwa penentuan toleransi tidak hanya menggunakan fungsi kerugian kualitas dan indek
berdampak pada performansi produk dan kemudah- kapabilitas proses untuk meminimasi total ongkos
an proses, tetapi juga berdampak pada ongkos produksi. Selanjutnya Irianto dan Rahmat [9]
kualitas. mengembangkan model pemilihan proses manufak-
tur dan supplier dalam lingkup jaringan manu-
Banyak pengembangan model matematik yang faktur make-to-order (MTO) dan engineering-to-
telah dilakukan dalam penelitian perencanaan pro- order (ETO) berdasarkan batasan toleransi dan
ses sebagai upaya menentukan toleransi dan proses jadwal pengiriman (delivery time). Sementara itu,
(pemesinan) untuk meminimumkan total ongkos Tseng dan Huang [20] menegaskan pentingnya
manufaktur, di antaranya penelitian yang dilaku- penentuan toleransi dimensi komponen dan pabrik
kan oleh Singh et al. [18]. Penelitian yang bertujuan yang sesuai untuk melakukan proses manufaktur
untuk menentukan toleransi desain dan toleransi untuk setiap komponen produk rakitan dalam
proses secara simultan antara lain dilakukan oleh lingkup kolaborasi manufaktur. Meskipun demi-
Peng et al. [14], Singh et al. [16, 17]. kian, penentuan toleransi optimal untuk setiap
komponen dan pemilihan pabrik untuk melakukan
Dalam perkembangan penelitian penetapan toleran- proses manufaktur dalam model yang dibangun
si selanjutnya, model minimisasi ongkos manufak- oleh Tseng dan Huang [20] masih dilakukan secara
tur saja dianggap belum merepresentasikan ongkos sekuensial dalam dua tahapan optimisasi dan tidak
kerugian yang harus ditanggung oleh konsumen memperhatikan dua aspek, yaitu: kapabilitas proses
akibat variabilitas performansi produk yang diteri- dalam pabrik maupun batasan delivery time. Dua
ma, sekaligus ongkos yang dikeluarkan produsen aspek tersebut perlu diperhatikan dalam kolaborasi
untuk mencapai performasi produk yang diminta manufaktur karena beberapa alasan penting.
konsumen. Upaya untuk menyeimbangkan ongkos Pertama: Indeks kapabilitas proses menunjukkan
kerugian karena variabilitas performansi produk kemampuan proses manufaktur untuk memenuhi
yang diterima konsumen dan ongkos yang dikeluar- toleransi yang diberikan. Kedua: Aspek delivery
kan oleh produsen untuk mencapai performansi time, ongkos, dan kualitas merupakan dimensi
produk adalah dengan mengakomodasi fungsi keru- strategi kompetitif bagi perusahaan manufaktur
gian kualitas (quality loss function). Fungsi kerugian (Dangayach dan Deshmukh [3]; Halgren dan
kualitas yang dikembangkan oleh Taguchi dalam Olhager [5]). Secara spesifik kemampuan perusaha-
Taguchi et al. [19] dapat digunakan oleh perencana an manufaktur berbasis make-to-order (MTO)
proses untuk melakukan trade off ongkos manu- dalam memproduksi dengan ongkos rendah,
faktur dan ongkos kerugian kualitas dalam peren- kualitas yang sesuai dan penyerahan produk yang
canaan proses. Selanjutnya permasalahan pemilih- tepat waktu kepada pelanggan sering kali dapat
an proses (mesin) maupun penentuan toleransi memenangkan order dalam persaingan bisnis,
dapat dilakukan dengan meminimasi performansi karena menurut Cakravastia et al. [1] trade off
total ongkos manufaktur dan ongkos kerugian ketiga dimensi tersebut dapat meminimasi tingkat
kualitas. Model minimisasi total ongkos maufaktur total ketidakpuasan konsumen. Selanjutnya dengan
dan ongkos kerugian kualitas untuk perencanaan mengembangkan kolaborasi, perusahaan manufak-
proses ini kemudian sering disebut sebagai model tur dapat meningkatkan tingkat keahlian (level of
perancangan proses (process design), dengan total expertise) dan meminimasi risiko investasi (Samadhi
ongkos produksi sebagai ukuran performansinya. dan Hoang [15]). Kemudahan melakukan kolaborasi
Pengembangan model perancangan proses telah dapat dicapai dengan adanya teknologi informasi
banyak dilakukan, diantaranya oleh Irianto dan dan teknologi proses manufaktur, dimana berbagai
Putri [8], Mustajib [12] serta Ye dan Salustry [21]. komponen dalam jaringan rantai pasok dapat
Sedangkan Mustajib dan Irianto [13] mengembang- dikendalikan secara elektronik melalui internet
kan model yang terintegrasi untuk pemilihan proses maupun intranet dan basis data yang saling
dan perbaikan kualitas untuk memaksimasi profit terhubung (Choudhary et al. [2]). Dengan demikian,
pada sistem produksi multi tahap. makalah ini bertujuan membahas pengembangan
model optimisasi simultan penentuan toleransi dan
Banyak pakar kualitas yang menyatakan bahwa pabrik untuk melakukan proses manufaktur kom-
sebagian besar permasalahan dan ongkos-ongkos ponen rakitan dengan memperhatikan batasan
yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah terkait toleransi kualitas dan batasan delivery time untuk

110
Mustajib / Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan / JTI, Vol. 12, No. 2, Desember 2010, pp. 109–118

meminimasi total ongkos pada kolaborasi sistem dalam kolaborasi ini memiliki karakteristik yang
manufaktur berbasis pesanan (MTO). spesifik dalam ongkos manufaktur dan ongkos
operasional kolaborasi yang meliputi: ongkos setup,
Pengembangan model simultan penentuan toleransi ongkos material handling, ongkos operasi perakitan,
dan pabrik untuk melakukan proses manufaktur ongkos operasi manual, dan ongkos transportasi.
komponen rakitan dalam makalah ini dengan Selanjutnya untuk setiap alternatif pabrik ke-j yang
mengasumsikan: (1) Kolaborasi sistem manufaktur memproduksi komponen rakitan ke-i menghasilkan
MTO menerapkan konsep JIT dan lean manufac- variansi kualitas dimensi komponen sebesar .
turing. (2) Total delivery lead time adalah Total variansi proses setiap komponen rakitan ke-i
manufacturing lead time, waktu transportasi dan yang diproduksi pada pabrik ke-j harus lebih kecil
waktu perakitan produk yang diperlukan untuk atau sama dengan spesifikasi toleransi dimensi
pemenuhan order. (3) Proses bervariasi mengikuti desain produk rakitan ( ) atas sebuah order yang
distribusi normal dengan rata-rata μ dengan batas dipesan oleh konsumen. Dengan demikian per-
penyimpangan proses adalah 6σ. (4) Karakteristik syaratan fungsional ini dapat dinyatakan dengan
kualitas menyimpang dari target desain secara persamaan (1):
simetris mengikuti fungsi kerugian kuadratik.
+ … + +. . . + ≤ (1)
Berbeda dengan model Tseng dan Huang [20] yang
menggunakan pendekatan worst case criteria untuk Nilai variansi untuk komponen ke-i yang diproduksi
penentuan toleransi, analisis toleransi dalam pada pabrik ke-j ( ) pada persamaan (1) dapat
pengembangan model pada makalah ini meng- diestimasi dengan indeks kapabilitas proses
gunakan pendekatan statistik (root sum square
Taguchi (Cpm):
criteria). Pendekatan statistik digunakan untuk
melakukan estimasi terhadap akumulasi toleransi
pada produk rakitan, yang didasarkan fakta bahwa = (2)
( )
probabilitas komponen berada pada titik ekstrem
selang toleransi sangat rendah. Meskipun pende- dimana USL dan LSL adalah batas spesifikasi atas
katan statistik lebih komplek dalam perhitungan dan bawah, sedangkan ( − ) menunjukkan per-
dibandingkan worst case criteria, tetapi dapat geseran rata-rata proses, terhadap target karak-
menghasilkan toleransi produk rakitan yang lebih teristik kualitas, . Jika batas toleransi hanya
ketat, toleransi komponen yang lebih longggar, dan diperhatikan pada satu sisi saja, maka persamaan
ongkos produksi yang lebih rendah (Lin et al. [10]). (2) dapat disederhanakan untuk memperoleh
Pendekatan statistik telah digunakan dalam pene- hubungan variansi dan toleransi komponen ke-i
litian Peng et al. [14] serta Ye dan Salustry [21]. yang diproduksi pada pabrik ke-j, dalam bentuk:

Pembahasan selanjutnya dalam makalah ini


disusun sebagai berikut. Pada bagian kedua akan = − − (3)
dijelaskan metode penelitian, yang meliputi uraian
deskripsi sistem yang dimodelkan serta notasi Sedangkan nilai karakteristik kualitas produk
matematik yang digunakan. Kemudian pada bagian rakitan, Y dapat diestimasi dari karakteristik
akhir metode penelitian ditunjukkan formulasi dimensi komponen ke-i sampai ke-I, , … , , … , .
model matematik yang dikembangkan. Pada bagian Hubungan ini secara matematis dapat dinyatakan
ketiga dibahas hasil implemetasi model serta dengan persamaan (4):
analisis yang didasarkan pada sebuah contoh
numerik. Pada bagian keempat dalam makalah ini = ( ,…, ,…, ) (4)
akan disimpulkan hasil pengembangan model serta
saran untuk kelanjutan penelitian ini. Jika ,…, ,…, adalah rata-rata dimensi
nominal yang berkaitan dengan dimensi komponen
Metode Penelitian ke-i sampai ke-I, , … , , … , , maka pengem-
bangan ruas kanan persamaan (4) dalam deret
Deskripsi Sistem Taylor di sekitar, , … , , … , , dengan mengabai-
kan suku tingkat yang lebih tinggi, diperoleh
Suatu produk rakitan tersusun atas I komponen (Montgomery [11]):
(Gambar 1), dimana setiap komponen ke-i dapat
diproduksi dengan proses manufaktur yang tersedia
pada beberapa alternatif pabrik, dari pabrik ke-j =∑ (5)
hingga pabrik ke-J. Setiap pabrik yang terlibat

111
Mustajib / Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan / JTI, Vol. 12, No. 2, Desember 2010, pp. 109–118

+ …+ +. . . + ≤

Gambar 1. Deskripsi sistem penentuan toleransi dan pabrik untuk produk rakitan

Apabila sifat karakteristik kualitas produk adalah mengurangi kerugian kualitas dengan melakukan
nominal is the best, maka persamaan (5) dapat adjustment pada dalam tahap desain parameter.
dituliskan kembali menjadi persamaan (6): Selanjutnya ekspektasi kerugian kualitas produk
rakitan akhir, Y pada persamaan (9) adalah sama
dengan jumlah kerugian kualitas komponen ke-i
=∑ (6) yang diproduksi pada pabrik ke-j:

= ( ) =∑ ∑ + − (10)
Turunan parsial pada persamaan (6)
menunjukkan sensitifitas karakteristik kualitas Sehingga total ongkos kerugian kualitas produk
produk rakitan akhir, Y terhadap karakteristik akhir, , yang disebabkan adanya variabilitas
kualitas komponen ke-i, . karakteristik kualitas individu setiap ke-i dengan
menggunakan alternatif proses manufaktur pada
Selanjutnya perhitungan ongkos kerugian kualitas pabrik ke-j dapat dihitung dengan melakukan sub-
dapat dilakukan dengan pendekatan fungsi kerugi- stitusi persamaan (3) dan (6) ke dalam persamaan
an kuadratik Taguchi dan ditulis dengan persa- (10) menjadi:
maan (7):
= ( )
( )= ( − ) (7)
= ∑ ∑ (11)
dengan = (8)

adalah konstanta pengkonversi karakteristik Sementara itu, ongkos manufaktur dapat diestimasi
dari fungsi cost-tolerance proses pemesinan dengan
teknik menjadi karakteristik ongkos, juga
pendekatan reciprocical sequared. Sehingga total
merupakan koefisien kerugian kualitas produk
ongkos manufaktur (MCY) produk akhir merupakan
akhir yang diestimasi berdasarkan ongkos rework,
fungsi dari toleransi dimensi komponen ke-i pada
yang diperlukan ketika karakteristik kualitas
pabrik ke-j, tij, yang dapat diformulasikan dengan
produk akhir Y menyimpang dari target namun
persamaan (12).
masih dalam batas toleransi yang diterima konsu-
men, . Pada kondisi karakteristik kualitas
nominal is the best dengan ≠ nilai ekspektasi =∑ ∑ =∑ ∑ + (12)
kerugian kualitas dapat dituliskan sebagai berikut:
Pada persamaan (12) konstanta Aij merepresen-
= ( ) = ( +( − ) ) (9) tasikan ongkos-ongkos tetap, misalnya: material,
tooling, dll. Sedangkan konstanta Bij merupakan
Variansi, pada persaamaan (9) mencerminkan ongkos produksi untuk dimensi komponen tunggal
tingkat presisi proses manufaktur, sedangkan bias, dengan toleransi tertentu, . Kedua parameter
( − ) , mencerminkan akurasi pengukuran ongkos tetap proses pemesinan tersebut dapat di-
hasil proses manufaktur. Bias dapat reduksi untuk peroleh dari eksperimen atau data empirik.

112
Mustajib / Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan / JTI, Vol. 12, No. 2, Desember 2010, pp. 109–118

Total ongkos dalam sistem yang akan diminimisasi : waktu perakitan untuk memproduksi
adalah ongkos kerugian kualitas dan ongkos manu- komponen ke-i yang diproduksi pada
faktur yang merupakan fungsi toleransi kualitas pabrik ke-j
komponen, serta ongkos operasional untuk melaku- : batas waktu produk kepada yang dijanji-
kan kolaborasi manufaktur banyak pabrik yang kan kepada konsumen
meliputi: ongkos setup, ongkos material handling, : batas bawah toleransi untuk komponen
ongkos operasi perakitan, ongkos operasi manual, ke-i yang diproduksi pada pabrik ke-j
dan ongkos transportasi. : batas atas toleransi untuk komponen ke-i
yang diproduksi pada pabrik ke-j
Notasi Model : indeks kapabilitas proses Taguchi untuk
komponen ke-i yang diproduksi pada
Notasi yang digunakan dalam memodelkan sistem pabrik ke-j
pada makalah ini adalah sebagai berikut: : indeks kapabilitas proses Taguchi untuk
produk rakitan
Indeks:
i : komponen ke-i Formulasi Model
j : pabrik ke-j
I : kumpulan komponen Fungsi tujuan dalam formulasi model optimisasi
J : kumpulan alternatif pabrik simultan penentuan toleransi dan pabrik pada
Variabel keputusan: kolaborasi manufaktur make-to-order adalah mini-
: komponen ke-i yang diproduksi pada misasi total ongkos (TC), yang merupakan
pabrik ke-j, bernilai 1 jika dipilih dan penjumlahan ongkos manufaktur, ongkos kerugian
bernilai 0 jika tidak dipilih kualitas dan ongkos operasional untuk kolaborasi
: toleransi komponen ke-i yang diproduksi manufaktur pada banyak pabrik. Dengan demikian,
pada pabrik ke-j fungsi tujuan model dapat dinyatakan dengan
Ukuran performansi: persamaan (13).
TC : total ongkos kolaborasi manufaktur
Parameter:
: Parameter ongkos tetap proses perme- , =∑ ∑ +
sinan komponen ke-i yang diproduksi pada
pabrik ke-j yang melibatkan ongkos ma- + ∑ ∑

terial dan tooling
: parameter ongkos tetap proses perme- +∑ ∑ +∑ ∑
sinan untuk dimensi komponen ke-i yang +∑ ∑ +∑ ∑
diproduksi pada pabrik ke-j dengan tole-
ransi tertentu +∑ ∑ (13)
Y : karakteristik kualitas produk rakitan
akhir yang menyatakan fungsi dari karak- dengan memperhatikan
teristik kualitas setiap dimensi nominal Batasan torelansi rakitan:
komponen, = ( , … , , … )
kY : Koefisien kerugian kualitas produk ra- ∑ ∑ ≤ (14)
kitan akhir
: ongkos set up proses manufaktur kompo-
nen ke-i yang diproduksi pada pabrik ke-j Batasan delivery time:
: ongkos material handling komponen ke-i
yang diproduksi pada pabrik ke-j ∑ ∑ + + ≤ (15)
: ongkos operasi perakitan komponen ke-i
yang diproduksi pada pabrik ke-j Batasan presisi proses di setiap pabrik:
: ongkos operasi manual komponen ke-i
yang diproduksi pada pabrik ke-j ≤ ≤ ,∀ ∈ , ∈ (16)
: ongkos transportasi komponen ke-i yang
diproduksi pada pabrik ke-j Batasan hanya satu alternatif pabrik yang dipilih:
: toleransi produk rakitan
: waktu manufaktur untuk memproduksi
∑ = 1, ∀ ∈ (17)
komponen ke-i yang diproduksi pada
pabrik ke-j
: waktu transportasi untuk memproduksi Batasan bilangan biner
komponen ke-i yang diproduksi pada
pabrik ke-j ∈ 0,1 , ∀ ∈ , ∈ (18)

113
Mustajib / Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan / JTI, Vol. 12, No. 2, Desember 2010, pp. 109–118

Batasan-batasan yang menjadi kendala pada model ponen transmision gear box dan lead time untuk
dinyatakan dalam persamaan (14) sampai dengan proses manufaktur, perakitan dan transportasi
persamaan (18). Batasan pertama menunjukkan pada masing-masing alternatif pabrik yang mem-
bahwa penetapan toleransi komponen tidak boleh produksi komponen ditunjukkan dalam Tabel 1.
melebihi toleransi desain produk rakitan. Batasan Sedangkan ongkos operasional kolaborasi manufak-
kedua menjamin total delivery lead time untuk tur ditunjukkan dalam Tabel 2.
seluruh komponen tidak melebihi batas waktu
penyerahan (delivery due date) order kepada Analisis kuantitatif terhadap model mixed integer
konsumen. Delivery lead time adalah waktu (point of non linear programming untuk mendapatkan solusi
time) dimana order diterima dari konsumen hingga eksplisit dilakukan dengan bantuan perangkat
waktu (point of time) order tersebut dipenuhi. lunak LINGO 8.0. Proses optimisasi membutuhkan
Dengan demikian, delivery lead time dapat diformu- waktu komputasi selama 5 detik untuk menghasil-
lasikan dengan waktu manufaktur (manufacturing kan solusi optimal yang diperoleh pada iterasi ke
lead time) komponen ke-i pada pabrik ke-j dan 140, dengan total ongkos optimal sebesar 848.332.
waktu transportasi ditambah waktu perakitan Nilai variabel keputusan untuk pabrik yang dipilih
produk akhir yang dipesan oleh konsumen. Sedang- dan nilai toleransi dimensi masing-masing kompo-
kan waktu untuk melakukan inspeksi dalam nen hasil proses optimisasi disajikan pada Tabel 3.
makalah ini tidak dinyatakan secara eksplisit
karena mengikuti filosofi JIT, dimana inspeksi dila- Secara umum solusi optimal yang diperoleh dalam
kukan dalam proses (in process inspection). Pada implementasi model pada contoh numerik menun-
dasarnya menurut filosofi JIT inspeksi yang dilaku- jukkan bahwa beberapa komponen dengan nilai
kan di akhir proses hanya menambah lead time saja toleransi yang sama akan diproduksi dalam satu
tetapi tidak memberikan nilai tambah. Batasan pabrik dengan total ongkos operasional kolaborasi
ketiga merupakan batas kepresisian proses (process yang paling rendah. Meskipun pabrik tersebut tidak
precision limits) pada masing-masing pabrik. Dua selalu menyelesaikan produksi dengan lead time
batasan model yang terakhir menyatakan batasan yang paling singkat. Sementara itu, nilai toleransi
fungsional untuk pemilihan pabrik. yang dikehendaki adalah sedang. Hal ini dapat
dipahami karena pada toleransi yang ketat akan
Hasil dan Pembahasan meningkatkan ongkos manufaktur, dan jika tole-
ransi diberikan terlalu longgar dapat menurunkan
Pada bagian ini disajikan contoh numerik sebagai kualitas produk rakitan akhir. Hasil uji numerik
deskripsi implementasi model. Contoh numerik pada makalah ini dapat memberikan deskripsi
dalam makalah ini mengacu pada penelitian Tseng bahwa dalam persoalan kolaborasi manufaktur,
dan Huang [20], dengan beberapa data hipotetik memilih pabrik dengan ongkos manufaktur yang
yang disesuaikan berdasar kebutuhan. Contoh terendah saja dapat menurunkan kualitas produk
produk untuk implementasi model adalah sebuah akhir. Hal ini terlihat pada contoh numerik bahwa
transmission gear box (Gambar 2), yang tersusun solusi optimal yang dihasilkan untuk pabrik yang
atas enam komponen, yaitu: 1. left housing, 2. right terpilih parameter ongkos tetap proses pemesinan
housing, 3. shaft, 4. left bearing, 5. right bearing, tidak selalu merupakan nilai yang terkecil dari
dan 6. spur gear. alternatif yang ada. Namun, total ongkos operasional
pada suatu pabrik yang paling rendah perlu dipilih
Karakteristik kualitas produk rakitan transmision untuk meminimasi total ongkos pada fungsi tujuan
gear box ditentukan oleh rantai dimensi produk akhir.
rakitan akhir (lihat Gambar 2) dalam bentuk
persamaan:

= + − − − (19)

dimana nilai dimensi nominalnya adalah: Y =


0,40±0,20 mm, X1 = 30,00 mm, X2 = 40,00 mm, X3 =
60,60 mm, X4 = 4,00 mm, X5 = 5,00 mm.

Koefisien kerugian kualitas produk akhir ( kY )


diketahui sebesar 50.000 dengan indeks kapabilitas
proses Taguchi (Cpm) bernilai 1 dan batas waktu
penyerahan order kepada konsumen adalah 145 Gambar 2. Transmission gear box (dimodifikasi dari
jam. Toleransi dimensi nominal untuk setiap kom- Tseng dan Huang [20])

114
Mustajib / Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan / JTI, Vol. 12, No. 2, Desember 2010, pp. 109–118

Tabel 1. Parameter ongkos pemesinan, batasan toleransi dan lead time.


Alternatif Toleransi [mm] Waktu [jam]
Komponen ke-i Aij Bij
Pabrik ke-j Minimum Maksimum Manufaktur Transportasi Perakitan
1. Left Housing Pabrik 1 0,025 0,050 0,85 0,75 46,00 1,50 0,50
Pabrik 2 0,010 0,150 0,75 0,60 69,75 2,00 0,25
Pabrik 3 0,025 0,050 0,70 0,50 22,45 1,25 0,30
2. Right Housing Pabrik 1 0,025 0,050 0,80 0,70 70,00 1,50 0,50
Pabrik 2 0,010 0,150 0,65 0,75 21,75 2,00 0,25
Pabrik 3 0,025 0,050 0,60 0,60 46,45 1,25 0,30
3. Shaft Pabrik 1 0,025 0,050 0,80 0,60 22,00 1,50 0,50
Pabrik 2 0,005 0,020 0,85 0,50 45,75 2,00 0,25
Pabrik 3 0,050 0,500 0,75 0,50 22,45 1,25 0,30
4. Left Bearing Pabrik 1 0,025 0,050 0,65 0,55 46,00 1,50 0,50
Pabrik 2 0,003 0,012 0,70 0,50 69,75 2,00 0,25
Pabrik 3 0,050 0,500 0,75 0,40 22,45 1,25 0,30
5. Right Bearing Pabrik 1 0,025 0,050 0,66 0,55 70,00 1,50 0,50
Pabrik 2 0,003 0,012 0,65 0,55 21,75 2,00 0,25
Pabrik 3 0,050 0,500 0,55 0,45 46,45 1,25 0,30

Tabel 2. Ongkos operasional untuk kolaborasi manufaktur (diadaptasi dari Tseng dan Huang [20])
Ongkos Ongkos
Komponen ke-i Alternatif Ongkos Ongkos Ongkos Total Ongkos
Material Operasi
Pabrik ke-j Setup Perakitan Transportasi Operasional
Handling Manual
1. Left Housing Pabrik 1 40.000 20.000 20.000 25.000 20.000 125.000
Pabrik 2 30.000 40.000 30.000 30.000 15.000 145.000
Pabrik 3 35.000 40.000 35.000 30.000 25.000 165.000
2. Right Housing Pabrik 1 55.000 25.000 30.000 30.000 20.000 160.000
Pabrik 2 50.000 30.000 35.000 35.000 15.000 165.000
Pabrik 3 50.000 40.000 35.000 35.000 25.000 185.000
3. Shaft Pabrik 1 60.000 50.000 30.000 30.000 24.000 194.000
Pabrik 2 60.000 30.000 35.000 40.000 18.000 183.000
Pabrik 3 70.000 55.000 40.000 35.000 30.000 230.000
4. Left Bearing Pabrik 1 70.000 30.000 30.000 40.000 12.000 182.000
Pabrik 2 75.000 35.000 35.000 45.000 9.000 199.000
Pabrik 3 70.000 45.000 55.000 50.000 15.000 235.000
5. Right Bearing Pabrik 1 75.000 30.000 30.000 45.000 16.000 196.000
Pabrik 2 85.000 35.000 35.000 50.000 12.000 217.000
Pabrik 3 105.000 45.000 60.000 55.000 20.000 285.000

Tabel 3. Solusi optimal toleransi yang sama akan diproduksi dalam satu
Pilihan
pabrik dengan total ongkos operasional kolaborasi
Komponen ke-i Alternatif Toleransi yang paling rendah. Meskipun pabrik tersebut tidak
Pabrik
Pabrik ke-j (tij) selalu menyelesaikan produksi dengan lead time
(xij)
1. Left Housing Pabrik 1 1 0,050 yang paling singkat. Sementara itu, nilai toleransi
Pabrik 2 0 0,120 yang dikehendaki adalah sedang. Hal ini dapat
Pabrik 3 0 0,050 dipahami karena pada toleransi yang ketat akan
2. Right Housing Pabrik 1 1 0,050 meningkatkan ongkos manufaktur, dan jika tole-
Pabrik 2 0 0,010 ransi diberikan terlalu longgar dapat menurunkan
Pabrik 3 0 0,050 kualitas produk rakitan akhir. Hasil uji numerik
3. Shaft Pabrik 1 0 0,050 pada makalah ini dapat memberikan deskripsi
Pabrik 2 1 0,020
bahwa dalam persoalan kolaborasi manufaktur,
Pabrik 3 0 0,250
4. Left Bearing Pabrik 1 1 0,050
memilih pabrik dengan ongkos manufaktur yang
Pabrik 2 0 0,012 terendah saja dapat menurunkan kualitas produk
Pabrik 3 0 0,210 akhir. Hal ini terlihat pada contoh numerik bahwa
5. Right Bearing Pabrik 1 1 0,050 solusi optimal yang dihasilkan untuk pabrik yang
Pabrik 2 0 0,012 terpilih parameter ongkos tetap proses pemesinan
Pabrik 3 0 0,270 tidak selalu merupakan nilai yang terkecil dari
alternatif yang ada. Namun total ongkos operasional
Secara umum solusi optimal yang diperoleh dalam pada suatu pabrik yang paling rendah perlu dipilih
implementasi model pada contoh numerik menun- untuk meminimasi total ongkos pada fungsi tujuan
jukkan bahwa beberapa komponen dengan nilai akhir.

115
Mustajib / Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan / JTI, Vol. 12, No. 2, Desember 2010, pp. 109–118

Solution report yang dihasilkan dalam proses opti- nominal is the best, dalam penelitian selanjutnya
misasi menunjukkan bahwa pembatas kualitas, perlu dikembangkan model dengan memperhitung-
pembatas delivery time dan pembatas kapabilitas kan karakteristik kualitas produk larger is the better
proses memiliki harga bayangan nol dan surplus dan smaller is the better.
positif. Dengan demikian jika dilakukan penambah-
an nilai pada pembatas tersebut tidak akan Daftar Pustaka
menghasilkan solusi optimal baru yang memiliki
nilai fungsi tujuan yang lebih baik. Hillier dan 1. Cakravastia, A., Toha, I. S., and Nakamura, N.,
Liberman [6] menegaskan bahwa harga bayangan A Two Stage Model for the Design of Supply
nol menunjukkan bahwa solusi optimal tidak sen- Chain Network, International Journal of
sitif jika perubahan yang terjadi pada pembatas Production Economics, 80, 2002, pp. 231-248.
tidak besar atau melebihi nilai yang ditunjukkan.
2. Choudhary, A. K, Singh, K, A., and Tiwari, M.
K., A Statistical Tolerancing Approach for
Namun, penambahan alternatif pabrik untuk
memproduksi suatu komponen dapat merubah Design of Synchronized Supply Chains, Robotics
alternatif pabrik yang dipilih. Sedangkan nilai-nilai and Computer-Integrated Manufacturing, 22,
parameter yang diberikan pada contoh numerik ini 2006, pp. 315–321.
masih memberikan kelonggaran pada pembatas 3. Dangayach, G. S., and Deshmukh, S. G., An
kualitas dan delivery time. Explanatory Study Manufacturing Strategy
Practices of Machinery Manufacturing Compa-
Simpulan nies in India, Omega: The International Journal
of Management Science, 34, 2006. pp. 254-273.
Pada makalah ini telah dibahas pengembangan 4. Feng, C. X., Wang, J., and Wang, J. S., An
model optimisasi simultan penentuan toleransi dan Optimization Model for Concurrent Selection of
pabrik untuk melakukan proses manufaktur kom- Tolerances and Supplier, Computer & Indus-
ponen rakitan. Model yang diusulkan merupakan trial Engineering, 40, 2001, pp.15-33.
pengembangan model Tseng dan Huang [20].
5. Hallgren, M., and Olhager, J., Differentiating
Pengembangan dilakukan dengan membuat kepu-
Manufacturing Focus, International Journal of
tusan simultan penentuan toleransi komponen dan
Production Research, 44(18-19), 2006, pp.3863-3878.
pabrik dengan memperhatikan batasan toleransi
kualitas dan batasan delivery time untuk memini- 6. Hillier, F. S., and Liberman, G. J., Introduction
mumkan total ongkos pada kolaborasi sistem to Operations Research, 8th ed., McGraw-Hill,
manufaktur berbasis pesanan (make-to-order). New York, NY, 2005.
Analisis toleransi dalam pengembangan model pada 7. Huang, M. F., Zhong, Y. R., and Xu, Z. G.,
makalah ini menggunakan pendekatan statistik Concurrent Process Tolerance Based on Minimum
(root sum square criteria) yang berbeda dengan Product Manufacturing Cost and Quality Loss,
pendekatan worst case criteria pada model Tseng International Journal of Advanced Manufacturing
dan Huang [20]. Formulasi model yang dikembang- Technology, 25, 2005, pp. 714-722.
kan mengggunakan mixed integer nonlinear 8. Irianto, D., dan Putri, N. T., Pengembangan
programming sebagai metode pencarian solusi. Model Optimisasi Penetapan Toleransi Produk
Pada contoh numerik yang disajikan, proses optimi-
Rakitan, Jurnal Teknik dan Manajemen
sasi dapat menghasilkan solusi optimal. Solusi
Industri, 26(2), 2006, pp. 48-58.
optimal yang didapatkan tidak sensitif jika
perubahan yang terjadi pada batasan toleransi 9. Irianto, D., and Rahmat, D., A Model for Optimizing
kualitas dan batasan delivery time tidak besar. Process Selection for MTO Manufacturer with
Sedangkan penambahan alternatif pabrik untuk Appraisal Cost, Proceedings of the 9th Asia Pacific
memproduksi suatu komponen dapat mengubah Industrial Engineering & Management Systems
alternatif pabrik yang dipilih. Hasil uji numerik Conference, 2008, pp. 220-225.
pada makalah ini memberikan deskripsi bahwa 10. Lin, S. S., Wang, H. P., and Zhang, C., Optimal
dalam persoalan kolaborasi manufaktur, memilih Tolerance Design for Integrated Design, Manu-
pabrik dengan ongkos manufaktur yang terendah facturing, and Inspection with Genetic Algorithms
saja dapat menurunkan kualitas produk akhir. in Zhang, H.C., Advanced Tolerancing Techniques,
Namun total ongkos operasional pada suatu pabrik Willey Series in Engineering Design and Auto-
yang paling rendah perlu dipilih untuk meminimasi mation, 1997, pp.261-281.
total ongkos pada fungsi tujuan akhir.
11. Montgomery, D. C., Introduction to Statistical
Quality Control, 4th ed., John Willey & Sons, inc.,
Model yang dikembangkan dalam makalah ini
memperhitungkan karakteristik kualitas produk Hoboken, NJ, 2001.

116
Mustajib / Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan / JTI, Vol. 12, No. 2, Desember 2010, pp. 109–118

12. Mustajib, M. I., Pengembangan Model Pemilihan International Journal of Production Research,
Proses untuk Produk Rakitan dengan Memper- 42 (24), 2004, pp. 5185–5215.
hitungkan Ongkos Kualitas, Prosiding Seminar 17. Singh, P. K., Jain, S. C., and Jain, P. K.,
Nasional Teknik Industri dan Manajemen Advanced Optimal Tolerance Design of Mecha-
Produksi IV (Quality and Manufacturing nical Assemblies with Interrelated Dimension
Management), 2009, pp. 162-167. Chains and Process Precision Limits, Computer
13. Mustajib, M. I., and Irianto, D., An Integrated in Industry, 56, 2005, pp. 179-194.
Model for Process Selection and Quality 18. Singh, P. K., Jain, S. C., and Jain, P. K.,
Improvement in Multi-Stage Processes, Journal Concurrent Optimal Adjustment of Nominal
of Advanced Manufacturing Systems, 9(1), 2010, Dimension and Selection of Tolerance
pp. 31-48. DOI: 10.1142/S021968670001788. Considering Alternatives Machines, Computer-
14. Peng, H. P., Jiang, X. Q., and Liu, X. J., Aidded Design, 38, 2006, pp. 1074-1087.
Concurrent Optimal Allocation of Design and 19. Taguchi, G., Chowdhury, S., and Wu, Y.,
Process Tolerances for Mechanical Assemblies Taguchi’s Quality Engineering Handbook, John
with Interrelated Dimension Chains, Internatio- Willey & Sons, Hoboken, NJ, 2005.
nal Journal of Production Research, 46(24), 20. Tseng, Y. J., and Huang, F. E., A Multi-Plant
2008, pp. 6963–6979. Tolerance Allocation Model for Products Manu-
15. Samadhi, T. M. A. A., and Hoang, K., Partner factured in a Multi-Plant Collaborative Manu-
Selection in A Shared CIM System, Inter- facturing Environment, International Journal of
national Journal of Computer Integrated Production Research, 47(3), 2009, pp. 733-749.
Manufacturing, 11(2), 1998. pp. 173–182. 21. Ye, B., and Salustri, F. A., Simultaneous Tolerance
16. Singh, P. K., Jain, P. K., and Jain, S. C., A Synthesis for Manufacturing and Quality, Research
Genetic Algorithm-Based Solution to Optimal in Engineering Design, 14, 2003, pp. 98-106.
Tolerance Synthesis of Mechanical Assemblies 22. Zhang, G., Simultaneous Tolerancing for Design
with Alternative Manufacturing Processes: and Manufacturing, International Journal of
Focus on Complex Tolerancing Problems, Production Research, 34(12), 1996, pp.3361-3382.

117

Anda mungkin juga menyukai