Anda di halaman 1dari 18

Class B-2018

Prof. Dr. Marsudi Triatmodjo, SH., LL.M.

HUKUM INTERNASIONAL Faculty of Law

Chapter VI
Pengakuan Dalam Hukum
Internasional
Pengertian

 Pengakuan (Ingg: Recognition; P’cis: Reconnaissance; Jerman:


Anerkennung): menerima suatu negara baru dalam masy intl.
Antara neg yg mengakui dan neg yg diakui tdpt hub sederajat
dan dpt mengadakan sgl macam hub kerjasama satu sama lain
untuk mencapai tujuan nasional masing2 yg diatur oleh ketent HI.
 Pendapat Ahli:
o Redlich: pengakuan adalah di luar lingkup hukum. Pengakuan
sepenuhnya merupakan tindakan politik.
o Brierly: bahwa neg2 tlh menjadi maklum, memberikan atau
menolak pengakuan dpt digunakan utk kepentingan
memajukan politik nasional.
o Schwarzenberger: bahwa hk kebiasaan intl tidak mengenal
kewj untuk memberikan pengakuan kpd sesuatu kesatuan.
o Nguyen Quoc: bahwa tidak ada keharusan untuk mengakui
seperti juga tidak ada kewajiban untuk tidak mengakui.
2
 Pengakuan:
o “recognition is a political act with legal consequenses”
o discretionary act
o tindakan individual dan bebas
o perbuatan bebas sepihak dr neg yg membenarkan terbtknya
suatu organisasi kekuasaan & menerimanya sbg anggota masy
int’l.
o memberikan akibat hukum tertentu atau menimbulkan hak,
kewajiban dan privelegi dalam HI maupun HN.
 Dalam praktek, neg yg menentang yg justru buat penyataan, sdg
neg yg diam scr implisit berarti mengakui, contoh Rhodensia (PM:
Ian Smith, 1965-1979) kek Inggris – PBB - Zimbabwe (1980)
 Negara beri pengakuan jika:
o Keyakinan adanya stabilitas di negara tersebut.
o Dukungan umum pendududk
o Kesanggupan & kemauan utk melaksanakan kewajiban intl.

3
Fungsi Pengakuan

 Untuk melihat hubungan pengakuan dg lahirnya suatu negara 


Lahirnya negara mrpk peristiwa Hukum atau peristiwa non-hukum
(ekstra yuridik)?
o Pertama  Peristiwa fakta: lahirnya negara mrpk peristiwa
fakta, sama sekali lepas dr peristiwa Hukum
o Kedua  Proses hukum: lahirnya neg hasil proses hk, yg diatur
oleh ketentuan-2 HI.
 Hakikat dan Fungsi Pengakuan:
o Teori Konstitutif
o Teori Deklaratur
o Teori Gabungan

4
Teori Konstitutif:
 pengakuan menciptakan negara atau memberikan status negara.
 Dukungan beberapa Sarjana, seperti:
o Strupp, bahwa sifat dan dampak pengakuan menimbulkan
negara yang diakui dan benar2 dapat sebagai subyek HI.
o V. Liszt, bahwa adanya negara baru bukanlah mengenai
berdirinya negara melainkan yang ditentukan oleh pengakuan.
o Moore, bahwa sekalipun negara baru itu telah memiliki hak2 dan
atribut kedaulatan namun baru dpt digunakan bila telah
memperoleh pengakuan.
o Wheaton, bahwa bagi negara baru utk dpt sepenuhnya
mengadakn hubungan antar negara terlebih dahulu memerlukan
pengakuan dari negara2 lainnya.
 Fakta bahwa, negara/pemerintah yang diakui memperoleh status
dalam pengadilan nasional di negara yg mengakui

5
Teori Deklaratur:
 Pengakuan hanya mrpk pernyataan formal ttg adanya fakta
kemerdekaan negara yg telah memenuhi unsur2 berdirinya negara.
 Komisi Arbitrasi Konferensi Eropa untuk perdamaian di Yugoslavia:
bahwa lahir dan berakhirnya suatu neg adl soal fakta; pengakuan
oleh negara lain hanya mempunyai dampak deklaratif semata.
 Teori ini didukung oleh beberapa sarjana:
o Brierly, bahwa fungsi utama pengakuan adalah mengakui
sebagai kenyataan. Tanpa pengakuan pun suatu negara itu
dapat berdiri,
o Erich, pada hakekatnya yang diakui itu adalah sesuatu yang
telah ada.
o Fischer Williams bahwa, Pengakuan itu bersifat deklaratoir, yaitu
menerima negara, tidak menciptakan negara. Penolakan
memberi pengakuan tdk dpt merubah adanya fakta2.
 Fakta bahwa:
o pengakuan berlaku surut,
o penolakan pengakuan tidak berarti menghapus negara,
o praktek negara memberi/menolak pengakuan berdasarkan
prinsip hukum.
6
 Teori Deklaratur juga didukung oleh:
o Ps.3 Konv Montevideo 1933: keberadaan politik suatu negara
bebas dari pengakuannya negara-2 lain.
o Piagam Bogota 1948, Protokol Buenos Aires 1967.
o Komisi Arbitrasi Konf. Eropa  lahir dan berakhirnya suatu
negara adalah soal fakta, pengakuan oleh negara lain hanya
mempunyai dampak deklaratif.

7
Teori Gabungan:
 suatu negara dapat menjadi pribadi internasional tanpa melalui
pengakuan (teori deklaratoir), akan tetapi untuk menggunakan hak-
hak sebagai pribadi internasional, negara tersebut memerlukan
pengakuan dari negara-negara lainnya (teori Konstitutif).
 Menurut Hershey, bahwa berdirinya negara terlepas dari pengakuan
(deklaratoir), namun pengakuan adalah perlu untuk memperoleh
keanggotaan dalam keluarga bangsa-bangsa (konstitutif).
 Oppenheim-Lauterpact, bahwa justru melalui pengakuan, maka
negara menjadi person internasional (konstitutif). Dengan mengakui
negara baru maka negara baru yang dimaksud memenuhi
persyaratan negara sebagaimana diminta oleh hukum internasional
(deklaratoir).

8
Macam-macam Pengakuan

de-fakto
de-jure
Dilihat dr Bentuknya
kolektif
bersyarat
Negara
Kepala Neg/Pem
Dilihat dr Obyeknya
Belligerency

Gerakan Pembebasan
Nasional
Tegas-tegas
Dilihat dr Caranya
Diam-diam

9
Pengakuan Dilihat dr Bentuknya

 Pengakuan de-facto  Pengakuan yg diberikan berdasarkan


kenyataan/fakta bhw negara ybst telah mampu melakukan
hubungan internasional
o Oppenheim-Lauterpact dan Bierly: pemberian pengakuan yg
demikian sebenarnya mencerminkan sikap ragu dari Negara/
Pemerintah yang mengakui
o Tujuan: untuk melindungi kepentingan negara yang mengakui

 Pengakuan de-jure  menurut ukuran negara yg mengakui bhw


negara yg baru tersebut secara yuridis tlh memenuhi syarat-2
kenegaraan dan merupakan satu-satunya yang mewakili
negaranya berdasarkan kekuasaan nyata yang telah
menimbulkan hak baginya.
o Tujuan pengakuan de-jure:
 stabilitas
 dukungan dari penduduknya
 mampu dan sanggup melaksanakan kewajiban
internasional
10
 Persamaan & perbedaan pengakuan de-facto dan de-jure:
o Persamaan:
 sbg negara berdaulat
 kekuatan mengikatnya sama
 sama2 berlaku surut
o Perbedaan:
 neg yg diakui secara de-yure yang berhak mengklaim
 neg yg diakui secara de-yure yg dpt sbg suksesor
 kekebalan dan hak istimewa diplomatik hanya dpt dinikmati
oleh neg yg sdh diakui sec de-yure
 pengakuan de-facto sifatnya sementara
 Antara pengakuan de-facto dan pengakuan de-yure tdk bersifat
bertingkat

11
 Praktek beberapa negara:
o Inggris, Italia, dan swiss mengakui Uni-Sovyet secara de-facto
dulu, dengan membuka hubungan dagang, baru kemudian
diikuti dengan pengakuan de-yure.
o Indonesia, diakui oleh Amerika Serikat secara de facto pada
tahun 1946 baru kemudian secara de-yure.
o Mesir, mengakui Indonesia secara de-facto pada tanggal 23
Maret 1946 dan baru pada tanggal 18 Nopember memberikan
pengakuan secara de-yure, bersama-sama Syria, Lebanon,
Saudi Arabia, Yordania dan Yaman.

12
Pengakuan Kolektif  tindakan bersama dlm btk keputusan Int’l.
 Contoh:
o 1921 Sekutu akui Albania & Esthonesia
o Helsinki Treaty 1976, NATO akui Rep. Dem. Jerman Timur
o Penerimaan anggota PBB ?

Pengakuan Bersyarat  Pengakuan yg diberikan berdasarkan


syarat-syarat ttt.
 Contoh:
o Kongres Berlin 1878  Bulgaria, Serbia, Rumania &
Montenegro dg. syarat akui kebebasan agama, lindungi harta
miliknya dsb.
 Persyaratan yang dimaksud bukan persyaratan hukum. Sehingga
bila terjadi pelanggaran atas persyaratan yang dibebankan, tidak
berarti batalnya pengakuan

13
Pengakuan Dilihat dr Obyeknya

 Pengakuan Negara  pengakuan sbg pribadi int’l dg sgl hak dan


kewajiban.

 Pengakuan Kepala Negara / Pemerintahan:


o tidak ada kaitannya dg. negara.
o tdk mengakui kep neg/pem tdk berarti menolak adanya neg.
o Terhadap negara lama:
 pergantian secara konstitusional tidak ada masalah
 pergantian inkonstitusional?
 sikap hati-hati
 sikap pasif
o Contoh:
 India mengakui Banglades pd tgl. 6-12-’71, padahal
Banglades baru merdeka pd tgl 25-3-’72. Pakistan menuduh
India melakukan intervensi.
 Praktek Inggris & AS: tdk. memberi pengakuan terhadap
pemerintahan inkonstitusional.
o Terhadap negara baru  pengakuan thd Neg/Pemthannya?
14
 Pengakuan insurgency/Belligerency:
o tujuan: supaya tidak dianggap melanggar hukum, dan tidak
dianggap lakukan kejahatan perang
o Keuntungan: yaitu untuk memperoleh jamin hubungan hukum
dan jaminan perlindungan bagi warga negaranya/
kepentingannya.

 Gerakan Pembebasan Nasional:


o terbatas sebagai peninjau pada organisasi internasional.
o Contoh:
 SWAPO  Res.MU No.311 Th.1973
 PLO  Res. MU No.3237 Th. 1974
 GAM (dulu?)

15
Pengakuan Dilihat dr Caranya

 Pengakuan Tegas-tegas  Pernyataan resmi

 Pengakuan Diam-diam  disimpulkan dari adanya hubungan int.


o Seperti:
 hubungan diplomatik;
 perjanjian bilateral
o Untuk hubungan2 ttt tidak dpt disimpulkan telah terjadi
pengakuan diam-diam seperti:
 pemberian eksekuatur
 konferensi internasional
 sama-sama menjadi anggota OI

16
Contoh & Ilustrasi Kasus
 Kasus Kosovo:
o Kosovo semula merupakan salah satu propinsi dari negara
serbia. Sejak tanggal 17 Feb 2008 Parlemen Kosovo
memproklamasikan Kosovo sebagai negara yang merdeka.
Sehari setelah pernyataan proklamasi tersebut Kosovo
mendapat pengakuan dari Norwegia, Finlandia, Swedia,
Jerman, Inggris, Italy dan mendapat tentangan dari Rusia,
Spanyol dan Serbia. Sementara PBB sendiri belum
memberikan pengakuan terhadap Kosovo.
1. apakah proklamasi Kosovo tsb sah? Kaitkan dg
pernyataan “recognition is a political act with legal
consequenses”
2. apakah pengakuan mrpk syarat mutlak untuk adanya
negara sebagai subjek HI? berikan contoh!
3. Apa pengakuan PBB terhadap kelahiran suatu negara,
jelaskan beserta contohnya.
17
Notes of the day

 ...

18

Anda mungkin juga menyukai