Anda di halaman 1dari 2

PEMANTAUAN TERAPI OBAT

RS.Bhakti Husada II Purwakarta No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya Sadang – Subang KM.5
RT.01/01 043/SPO/IFRS/RSBH-II/VIII/2018 00 1/2
Desa Cikumpay Kec. Campaka
Kab.Purwakarta

Ditetapkan
Direktur RS. Bhakti Husada II Purwakarta
Standar Prosedur
Operasional
Tanggal Terbit
23 Agustus 2018

dr. Maretha Dyah Kusumaningtyas.MMRS.


Pemantauan terapi obat (PTO) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan
terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Kegiatan tersebut mencakup: pengkajian
Pengertian
pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki
(ROTD),)dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi.
1. Tersedianya prosedur pemantauan terapi obat untuk mengoptimalkan efek terapi dan
Tujuan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki
2. Tersedianyaprosedurpendokumentasianhasilkegiatan PTO di rekammedispasien
1. Peraturan Direktur RS. Bhakti Husada II Purwakarta Nomor :
001/PERDIR/DIR/RSBH-II/IV/2017 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kebijakan Kesehatan di RS. Bhakti Husada II Purwakarta,
2. Surat Keputusan Direktur Nomor:086/SK/DIR/RSBH-II/VIII/2018 Tentang Pedoman
Pelayanan Farmasi
1. Dilakukan seleksi pasien yang akan dilakukan PTO, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Pasien yang menerima polifarmasi
b. Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama ginjal dan hati
c. Pasien dengan perawatan intensif.

2. Dilakukan pengumpulan data dasar pasien yang dapat diperoleh dari


a. rekam medik,
b. profil pengobatan pasien/penggunaan obat,
c. wawancara dengan pasien, anggota keluarga, dan tenaga kesehatan lain.

Prosedur 3. Dilakukan analisa data yang telah terkumpul untuk mengidentifikasi adanya masalah terkait
obat/ Drug Related Problem (DRP) yang dapat dikategorikan sebagai berikut
a. Ada indikasi tetapi tidak diterapi
b. Pemberian obat tanpa indikasi
c. Pemilihan obat yang tidak tepat (bukan merupakan pilihan pertama,
obat yang tidak cost effective, kontraindikasi)
d. Dosis terlalu tinggi
e. Dosis terlalu rendahReaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD)
f. Interaksi obat

PEMANTAUAN TERAPI OBAT

No. Revisi Halaman


No. Dokumen 00 2/2
Jl. Raya Sadang – Subang KM.5
RT.01/01 043/SPO/IFRS/RSBH-II/VIII/2018
Desa Cikumpay Kec. Campaka
Kab.Purwakarta

Standar Prosedur
Operasional
3. Jika ditemukan masalah terkait obat, maka farmasis membuat rekomendasi
kepada tenaga kesehatan terkait.
4. Hasil evaluasi DRP pada kegiatan PTO didokumentasikan ke dalam rekam
medis pasien dengan metode S-O-A-P (Subjektif – Objektif – Assessment
– Plan);
a. Data subjektif adalah semua keluhan yang dirasakan pasien
Prosedur b. Data objektif adalah hasil pemeriksaan yang dapat diukur
c. Assessment adalah masalah terkait obat
d. Plan adalah rekomendasi yang diberikan berdasarkan assessment yang
dilakukan
Catat DRP terkait ROTD dalam status pasien dan membuat laporan
sebagai insiden keselamatan pasien (IKP) ke Komite PMKP dalam waktu
2x24 jam.
1. KelompokStafMedikterkait
2. Unit rawat Inap
Unit Terkait 3. Komite PMKP
4. TFT

Anda mungkin juga menyukai