Anda di halaman 1dari 2

SURAT PENGADUAN TINDAK PIDANA

PEMALSUAN DATA DAN TANDA TANGAN


Nomor Surat : -
Lampiran : Terlampir
Prihal : Mohon untuk di tindak secara hukum

Sampit, 09 Juni 2022


Kepada Yth,
BAPAK KAPOLRES KOTAWAINGIN TIMUR
Di-
Sampit.

Dengan Hormat

Melalui Surat ini Kami MENGADUKAN adanya indikasi PEMALSUAN TANDA TANGAN Banyak orang
Khususnya Masyarakat di Kecamatan Baamang ,tanda tangan yang menyatakan atas hasil mediasi di
Kelurahan Baamang Hulu,Sementara Kami orang yang diatas namakan untuk menanda tangani surat
kesepakatan isi mediasi tersebut tidak mengetahui apapun apa yang ada didalam isi surat tersebut,Jelas
ini perbuatan melawan hukum….!!

Diduga perbuatan tersebut dilakukan oleh Bapak Lurah Kelurahan Baamang Hulu itu sendiri sebab
hanya dialah yang bisa melakukan itu,Dia sebagai selaku ketua mediasi pada saat itu.

Kami atas nama Masyarakat dan Warga Kecamatan Baamang Minta Kepoada Bapak Kapolres Kabupaten
Kotawaringin Timur Untuk menindak oknom-oknom yang terlibat atas kasus pemalsuan tanda tangan
banyak orang ini yang sudah sangat meresahkan ini berdasarkan hukum yang berlaku merujuk ke hukum
pidana berdasarkan”

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Pasal Demi Pasal”(hlm.196),masuk ke dalam pengertian
memalsuan surat dalam pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 263 ayat (1) KUHP
berbunyi sebagai berikut:

Barang siapa membuat surat surat palsu atau memalsukan surat,yang dapat menerbitkan sesuatu
hak,sesuatu perjanjian (kewajiban) atau sesuatu pembebasan utang,atau yang boleh digunakan sebagai
keterangan bagi sesuatu perbuatan,dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh orang lain
menggunakan surat-surat itu seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan,maka kalau
mempergunakannya dapat mendatangkan sesuatu kerugian dihukum karna pemalsuan surat,dengan
hukuman penjara selama-lamanya enam tahun.

Pidana maksimal yang dapat dijatuhkan pada pemalsuan tanda tangan suatu surat adalah enam tahun
penjara dikenai sanksi pidana Pasal 263 ayat (1) KUHP.

Bahwa norma yang terdapat dalam Pasal 78 Junto Pasal 79 KUHPidana,bertentangan dengan pasal 1
ayat (3) UUD 1945 yang secara tegas mengatakan bahwa” Negara Indonesia adalah Negara Hukum”
Bahwa Wujut dari adanya kepastian hukum dalam suatu Negara adalah ketegasan tentang berlakunya
suatu aturan hukum (lex certa). Adanya prinsip” mengharuskan suatu aturan hukum berlaku mengikat
secara tegas karena tidak ada keragu-raguan dalam pemberlakuannya .

Bahwa Negara Hukum” Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 paling tidak memenuhi unsur sebagai berikut :

1. Pemerintah dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya harus berdasar atas hukum atau
peraturan perundang-undangan.
2. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (warga Negara).
3. Adanya pembag ian kekuasaan dalam Negara.
4. Adanya pengawasan dari badan-badan pemerintah Negara.

Demikianlah surat ini kami buat dengan sebenar-benarnya agar supaya untuk segera di tindak
sebagaimana hukum yang berlaku pada hakikatnya tegas dan konsistennya penegak hukum di Negara ini
itu artinya memperkecil tindak kejahatan di ibupertiwi ini dan sama hal”nya ketika penegak hukum ber
laku sebaliknya dengan kata lain pembiyaran itu artinya dalang dari kejahatan yang saat ini dan yang
akan datang.!!!

Sampit,09 Juni 2022


DTT Atasnama Masyarakat Kec.Baamang

1.Darwanto :

2.M.Nuryan :

3.Parilan :

4.Jainudin :

5.Aji Saputra :

6.Matyaki :

Tembusan disampaikan :
1) Menteri Dalam Negeri RI
2) Kementerian Hukum dan Ham RI
3) Kapolda Prov. Kalimantan Tengah
5) Kompolnas RI

Anda mungkin juga menyukai