Anda di halaman 1dari 31

Escaping Rittel-

Webber’s
Dilemma in
Planning
Prof Akhmad Fauzi, Ph.D
Fakults Ekonomi dan
Manajemen IPB University
Time line Planning Dilemma

Kritik L-W Poverty,


Revisit oleh
tahun 1973 sustainability,
Problem Persinten Vermach dan
(distrust pada equity, 2020an Pech, and
1960 planning problems climate
others
professional) change, etc
Rittel-Webbers Dilemma
• Tahun 1973 Horst Rittel dan Melvin
Webber menulis artikel yang sangat
fundamental berkaitan dengan teori
perencanaan yakni Dilemmas in a
General theory of Planning’
• Artikel ini menjadi artikel klasik
yang kini direvitaslisasi Kembali
melalui tulisan Vermass dan Pesch
(2020) karena konteks yang relevan
dengan saat ini seperti kebijakan
penanganan Covid, pembangunan
infrastruktur, Perubahan iklim,m
Pendidikan dlbs
Tiga Dilema

1. Societal Goodness
2. Dispelling
Wickedness
3. dan Societal
equity
“Planning
Problems are
Wicked Problems”
• Pendekatan dua model perencanaan yakni :
• Engineering-solution : diagnosing-create solution-> efisiensi
(Pembangunan jalan, sanitasi, dlsb)
• System-based model of planning : Analysing the problem in
a system way

• Rittel and Webber menganalisis bahwa kedua


pendekatan tersebut tidak cukup untuk menjawab
kompleksitas permasalah perencanaan karena
keduanya merupakan masalah yang “tamed” (dapat
dijinakan)
• Sebagain besar masalah ada pada dilemma ke-2
yang menimbukan Wicked Problems.
• R-W kemudian menyatakan bahwa Planning
Problems are Wicked Probelems
• Contoh Wicked Problems : Kemiskinan. Apakah
karena low incoe (partky yes) namun apa yang
menentukan low income?
Wicked Problems di Indonesia
Tamed Problems
• has a relatively well-defined and stable problem statement.
• has a definite stopping point, i.e. we know when the
solution or a solution is reached.
• has a solution which can be objectively evaluated as being
right or wrong.
• belongs to a class of similar problems which can be solved
in a similar manner.
• has solutions which can be tried and abandoned.

Sumber: Ritchey, 2013)


Beberapa ciri Wicked Problems dalam
Perencanaan (5 of 10)
• No Definitive formulation: kebanyakan masalah perencanaan tidak memiliki formula yang baku
karena berkembang sesuai dengan eksplorasi kita terhadap berbagai skenario yang bisa
digunakan untuk merespon masalah
• No Stopping Rule: Solusi dari Wicked Problem tidak ada kriteria baku untuk menghasilkan the
best response. Solusi perencanaan terus mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk menguji
apakah solusi yang lain akan mengarah ke yang lebih baik
• Solusi not True or False but Good-or-Bad: Perencanaan yang memiliki Wicked Problems tidak ada
ukuran yang menentukan apakah solusi benar atau salah, peran kepentingan stakeholder menjadi
pertimbangan tersendiri dalam menentukan solusi yang baik atau kurang baik
• Konsekuensi solusi sering bersifat irreversible (eg pembangunan infrastruktur)
• No exhaustive set of solution: Solusi masalah sangat beragam dan tergantung dari judgment
individu, kelompok atau pengambil kebijakan
Paradigma perencanaan dan check Wicked
Problems
• Actor Relational Approch (Boelens, 2010)
• Insurgent Planning (Miraftab, 2009)
• Post-Anarchism (Newman, 2011)
• Wicked Problems Check
• Integration (vs thematic) : WP tidak bisa diatasi dengan perspektif sempit
• Dynamic (vs static) WP harus diatasi dengan mempertimbangkan aspek dinamik
• Intervention (vs regulatory) WP harus diatasi dengan mempertimbangkan kelembagaan dan intervensi
• Paradigms sihift (vs status quo) Jika WP muncul maka akanterjadi paradigm shift

Sumber: Roggema, 2014


Review dari Journals ttg perencanaan dalam mengatasi Wicked Problems Planning

Sumber: Roggema, 2014


Planning • Wicked Problems of planning
sangat berkaitan erat dengan
• Planning Mistakes
1. Forgetting the real

Mistakes Planning mistake


• Jika Wicked problems
world
2. Believing your plan
3. Planning Fallacy
berakan dari masalah
perencanaan, Planning 4. History Neglect
mistake muncul dari solusi 5. Narrow Focus
dan implementasi yang 6. Competition Neglect
ditawarkan 7. Illusion of Control
8. Murphy’s Arrogance
• Clayton (2018) merinci ada
9. Hero Pressure
12 Planning mistakes yang
memerlukan perhatian agar 10. Requirement Creep
tidak menimbulkan masalah 11. Complexity effect
baru 12. Black Swans
Fiture Planning Mistake #1
(Forgetting the real world)
• Helmut von Moltke : “No Plan Survives with enemy
contact”
• Perencanaan tidak mempertimbangkan satu aspek
:actual actions of the enemy on the day of the
battle
• Diperlukan:
• Extensive preparation of all possible outcomes
• Instead of fixed plan, it needs to have a system
of options
Mistake #2: Believing your plan

“The principal planning failure is to believe in your


plan” (Clayton , 2018)
Perencanaan kadang put so much work in planning
process
Diperlukan contingency berupa berbagai skenario
Box : Mistake No 2
Hofstadster’s
Law
• Douglas Hofstadster
seorang ahli kognitif
mengenalkan hukum HL
pada tahun 1979 dalam
buku Godel, Escher, Bach :
An Eternal Golden Braid
• Prediksi computer akan
mengalahkan pemain
catur ternyata lebih lama
dari yang diduga
• Sumber masalah Ketika mengabaikan
Tindakan fihak lain (pengguna, konsumen,
masyarakat adat, dlsb)
Mistake # 6 • Tindakan ini sering bertentangan dengan
“tujuan” dari perencana
Competition • Tindakan berupa
Neglects • Menyalah gunakan sumber daya perencana
• Misiinterpresasi situasi perencana
• Mengubah “lingkungan” kerja
Escapes…
• Diperlukan solusi Perceptual
Position (Grinder and
DeLozier, 1987)
• Membentuk tim untuk
melakukan “opposition
research”
• Prinsip : Do not judge your
neighbour until you have
walked two moons in his
moccasins.” (Pepatah
Choeyen, Wyoming)
Illusion of Control…
• Ilusi pengendalian dibangkitkan oleh dua hal
• Kecenderungan untuk mengabaikan kejadian atau kekuatan di luas kendali perencana
(focus pada apa yang bisa kita kendalikan)
• Keyakinan bahwa kita bisa mengendalikan kejadian, meski faktanya di luar kendali
kita Events
Control No Control

Control OK IOC
You

OK
No Control IOC
Murphy’s
Arrogance :
Mistake # 8
• Murplhy’s Law: “if Anything
can go wrong, it will go
wrong”
• Murphy;s Arrogance: The
Murphy’s Law Does not apply
to you
• Need Pre Mortem analysis
melalui analisis Prospective
(seperti halnya Multipol)
Mistakes #12:
Black Swans
• Black swan : unknowable
future events that will catch
us
• Kegagalan : You focus in
things you know atau
overconfident
• Solution : Commanders
Intents (Lor Nelson Battle of
Trafalgar) : What do you want
to achieve?
Designerly Thinking

• DT cara berfikir alternatif untuk memecahkan wicked problems dan planning mistakes
• Dikenalkan secara lebih modern oleh Nigel Cross (2007) dengan sebutan design thinking
• DT :
• Understanding problems beyond their descriptions (termasuk experienced problems)
• Memecahkan masalah dengan tim yang bersifat multidisiplin
• Perspektif staleholder sangat diperlukan
• Penambahan perspektif dari setiap “designer”
• Masalah bersifat co-evolve dengan interpretasi dan response (masalah bukan tertulis di
”batu” namun berubah sesuai dengan pembaharuan pemahaman spt halnya Bayesian)
• Proses, Komunikasi, feedback menjadi penting
Pendekatan lain : Swarm
Planning (Roggema, 2014) • Mengadopsi perilaku swarm
(kesekawanan) yang terjadi di
alam (lebah, ikan, burung, dlsb)
• Perilaku swarm untuk
meningkatkan manfaat
keseluruhan dan meningkatkan
resiliensi dan mengurangi dampak
ketidak pastian, kompleksitas dan
perubahan
• Srategi :
• Intervensi pada system
secara keseluruhan
• Mengadopsi CAS (Compleks
Adaptive System)
De Lessep vs Stevens
Approach pada proyek Kanal
Panama
• De Lessep adalah chief enginer yang
pertama kali menangani Kanal Panama
• De Lessep focus pada engineering
approach..”digging.. Digging and digging
“ untuk mengyamakan sea level atlantik
dan pasifik… Haslnya ..gagal total
• Setevens menggunakan Designerly
approach
• Masalah utama adalah malaria,
kesejahteraan buruh, dan tidak mungkin
dilakukannya penyamaan sea level
• Solusi eradicate mosquite first,
membangun social infrastructure, dan
membangun system lock
Multipol dan DT

Multipol sangat sesuai dengan kerangka DT karena memiliki


karakteristik atau fitur yang sesuai dengan DT

MULTIPOL merupakan Prospective Analysis yang mengandalkan


participatory approach dan keterlibat stakeholder

Multipol mengadopsi beberapa catatan Wicked Problems dan


Planning Mistakes (sebagaimana diberi tanda warna kuning)
Panagiotopoulou and Stratigiea (2014) :
analisi Local Tourist Development

Skenario :

Contoh • S1 : Pola terkonsentrasi


• S2 : Pola Dekonsentrasi
implementasi
Policies :

• P1 : Pengembangan sector berbasis alam dan budaya


• P2 : Adopsi ICT untuk meningkatkan kapasitas
• P3 : Green entrepreneurship
• P4: Pengembangan trasnportasi dan infrastruktur
• Actions :
• A1 : Sustainable management of natural
environment
• A2 : Pengembangan infrstruktur penginapan
• A3: Zonasi
• A4: Digitasi cultural heritage
• A5: Infrastuktur budaya
• A6: Konektivitas (network) antara kota dan
Continued… perdesaaan
• A7: Promosi produk tradisional
• A8: Adopsi ICT
• A9: Promosi aktivitas alternative
• A10: Pengembangan local network berbasis
komoditas (jalur anggur, zaitun)
• A11: Pengembangan pertanian organic dan
peternakan organik
Continued
• A12: Upgrading sumber daya manusia (Pelatihan
dlsb)
• A13: Memperkuat kewirausahaan
• A14: Business networking
• A15: Penguatan ekspor wilayah
• A16: Promosi green entrepreneurship
• A17: Promosi integrase transportasi antar dan
intra wilayah
Pada Policy 1, A9 merupakan pilihan terbaik dengan skor 17.7

Hasil

Pada Policy 2 : A8 (Adopsi ICT) merupakan pilihan terbaik


Hasil
(continued..)

Keterangan :
Sumbu X = simpangan baku
Sumbu Y = Niai rataan (mean value)

Kriteri : Policy /action yang terbaik


Adalah yang memiliki high mean value
Dan low standar deviation
Dalam kasus di atas A9, A8 dan A13
Action-Policies Closeness map

Actions A3, A1, A16, A11 lebih dekat


Dengan Policy 3
Policies-Scenario Closeness Map
Untuk scenario 1 : Pola konsentrasi
P1, P2 dan P4 merupakan kebijakan
yang pas

Untuk Skenario 2 (S2) :


P1 dan P4 juga kebijakan yang pas

Anda mungkin juga menyukai