Anda di halaman 1dari 40

RENCANA KERJA HSE

PENYEDIAAN JASA PENGOPERASIAN WIRELINE UNIT (TRUCK


MOUNTED) DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DI
PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA
FIELD PRABUMULIH

PT. KASADASA PERKASA


- EPC – Engineering,Procurement,Construction.
- Surface Production Testing.
- Surface Data Acquisition Packages.
- Slickline Services.
- DST Services.
- Drilling & Workover Services.
- Electronic Memory Gauges.
RENCANA KERJA HSE

Penyediaan 1 (Satu) Unit Rig truck Mounted Kapasitas 350 HP,


Lengkap Dengan Tenaga Kerja, Angkutan Berat dan Peralatan
Utama Untuk Melaksanakan Pekerjaan Reparasi, Perawatan
Reopening dan Stimulasi Untuk Area Sumatra Bagian Utara
PT. PERTAMINA EP REGION SUMATRA.

Uraian :
1. Kepemimpinan dan Komitmen.
2. Tujuan Kebijakan HSE dan Strategi.
3. Organisasi, Sumber Daya, Standard an Dokumentasi.
4. Penanganan Bahaya dan Dampak.
5. Perencanaan dan Prosedur.
6. Pemantauan Implementasi dan Kinerja.
7. Audit dan Kaji Ulang.
RUANG LINGKUP
Istilah
Definisi di bawah ini berlaku dalam K3L Plan ini dan juga untuk
seluruh dokumen K3L proyek yang berkaitan.

 PERUSAHAAN
Perusahaan yang dimaksud adalah PT. PERTAMINA EP selaku
pemilik dan pengguna fasilitas.
 MIGAS
Suatu badan dari pemerintah Indonesia yang bertanggung
jawab terhadap proses persetujuan dan ijin untuk semua
fasilitas di lingkungan minyak dan gas.
 INSPEKTOR
Perwakilan dari PERUSAHAAN dan atau seseorang yang
diberikan kuasa oleh PERUSAHAAN yang bertanggung jawab
sebagai INSPEKTOR atas pekerjaan yang dilakukan oleh PT.
KASADASA PERKASA.
 BAHAYA
Adalah ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana pekerja atau yang sering
dimasuki pekerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat
sumber bahaya.
 RESIKO K3L
Kombinasi dari peluang terjadi dan konsekuensi dari suatu
bahaya potensial tertentu terjadi.
 SISTEM MANAJEMEN K3L
Bagian dari seluruh sistem manajemen yang memfasilitasi
pengelolaan resiko K3L yang terkait dengan usaha PT.
Kasadasa Perkasa. Hal ini mencakup struktur Perusahaan,
Kegiatan perencanaan, tanggung jawab, cara – cara kerja,
Prosedur, proses sumber daya untuk mengembangkan,
menerapkan mencapai, meninjau ulang dan memelihara
kebijakan K3L Perusahaan.
 INSIDEN
Kejadian yang berhubungan dengan kerja yang bisa berakibat
cedera atau sakit dengan tidak memandang apakah paraf
fatal yang bisa terjadi.
 TUJUAN K3L
Kaitannya dengan sasaran K3L kinerja K3L, dimana
Perusahaan telah menetapkannya untuk bisa dicapai.
 AUDIT
Suatu prosedur verifikasi secara sistematis dan
terdokumentasi untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara obyektif untuk menentukan apakah pengaturannya
dilaksanakan secara efektif dan telah sesuai untuk mencapai
kebijakan dan tujuan perusahaan.
 KINERJA K3L
Hasil terukur dari sistem manajemen K3L yang berkaitan
dengan pengendalian yang dilakukan perusahaan terhadap
resiko keselamatan dan kesehatan kerja dan aspek serta
dampak lingkungan berdasarkan dan tujuan dari K3L.
 PIHAK BERKEPENTINGAN
Perorangan atau kelompok yang berkepentingan dengan
atau yang dipengaruhi oleh kinerja K3L PT. Kasadasa Perkasa.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud
Rencana K3L (Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) ini
dibuat untuk mendukung pekerjaan Work Over di PT.
PERTAMINA EP Region Sumatra.
Dokumen ini berisikan tindakan dan pengendalian yang akan
diambil untuk menjalankan pencapaian kinerja K3L. Isi dari
rencana K3L ini adalah kunci dari aspek tanggung jawab
manajemen, komunikasi, program kerja dan prosedur,
kelayakan alat dan pemantauan, audit dan tindak lanjut oleh
manajemen PT. Kasadasa Perkasa.
Tujuan Rencana Kerja K3L
PT. Kasadasa Perkasa melalui komitmen yang terdapat pada
kebijakan memiliki tujuan Rencana Kerja K3L sebagai berikut :
 Untuk mencegah kecederaan dalam pekerjaan.
 Untuk mencegah penyakit dalam pekerjaan.
 Untuk menyediakan lingkungan pekerjaan yang sehat dan
aman serta mempromosikan bagaimana bekerja yang baik.
 Untuk menyediakan fasilitas dan peralatan yang digunakan
secara sehat dan untuk memelihara kondisi aman.
 Untuk mengikuti semua persyaratan dan peraturan
perundang – undangan Pemerintah Indonesia, Klien dan
Industri.
 Untuk bekerja sama dengan pemerintah, masyarakat,
industri, dan pihak terlibat lainnya dalam melaksanakan
praktik – praktik kerja yang baik.
 Untuk menyimpan, memindahkan dan memusnahkan limbah
dengan cara yang bertanggung jawab sebagai penghargaan
pada lingkungan.
 Untuk menjamin pembuangan limbah dengan benar,
pencegahan dan pengendalian pencemaran lingkungan.
 Untuk mengendalikan penggunaan bahan – bahan
berbahaya.
 Untuk meningkatkan dan mengembangkan kepedulian
terhadap keselamatan kerja pada tingkat tinggi.
 Untuk menyediakan pelatihan yang diperlukan dan
memungkinkan para karyawan bekerja secara aman.
 Untuk mengembangkan dan memelihara sistem
pengendalian dan evaluasi masalah keselamatan dan
kesehatan.
 Untuk mengendalikan penggunaan bahan – bahan
berbahaya.
 Untuk menyediakan suatu solusi yang efisien bilamana
terjadi keadaan darurat.
 Untuk meningkatkan dan mengembangkan kepedulian
terhadap keselamatan kerja pada tingkat tinggi.
 Untuk menyediakan pelatihan yang diperlukan dan
memungkinkan para karyawan bekerja secara aman.
1. KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN MANAJEMEN
Direktur menetapkan dan memelihara Program Manajemen
K3L untuk tercapainya sasaran K3L yang disiapkan dalam
dokumen terlampir.
Management Representative dan K3L Coordinator
bertanggung jawab untuk memantau secara keseluruhan
Program Manajemen K3L.
Personel tingkat Manajemen dan Pengawas bertanggung
jawab untuk memastikan Program Manajemen K3L telah
tercapai.
Hal ini harus mencakup dokumentasi dari :
a. Penunjukan tanggung jawab dan wewenang untuk
mencapai sasaran K3L pada fungsi dan tingkat yang
relevan dari organisasi Perusahaan.
b. Rencana Tindakan.
c. Kerangka waktu yang dipakai untuk mencapai sasaran
tersebut.
2. KEBIJAKAN HSE DAN STRATEGI
2.1 Kebijakan K3L
2.2 Sasaran Kebijakan K3L dan Strategi
Perusahaan menetapkan dan memelihara sasaran K3L
yang terdokumentasi, pada tiap fungsi dan tingkatan yang
relevan dalam perusahaan.
Direktur harus meninjau ulang dan menyetujui sasaran
dan target K3L yang disiapkan oleh K3L Coordinator dan
Management Representative.
Sasaran K3L secara konsisten harus selaras dengan
kebijakan K3L serta komitmen terhadap peningkatan
berkelanjutan. Dalam menerapkan dan meninjau ulang
sasaran K3L tersebut, Perusahaan mempertimbangkan :
 Persyaratan legal dan persyaratan K3L lainnya,
 Bahaya dan resiko dari K3L.
 Pilihan Teknologi.
 Keuangan.
 Persyaratan Operasional dan Bisnis.
 Pandangan pihak – pihak yang berkepentingan.
3. ORGANISASI, SUMBER DAYA, STANDAR DAN
DOKUMENTASI
3.1 Organisasi Perusahaan
TANGGUNG JAWAB DIREKTUR TERHADAP K3L

 Menetapkan dan meninjau ulang kebijakan K3L.


 Menjabarkan dan menyetujui Sasaran dan Target K3L,
Program Manajemen K3L.
 Menyetujui Manual Sistem manajemen K3L Perusahaan.
 Memastikan pelaksanaan dan keefektifan Sistem Manajemen
K3L secara keseluruhan.
 Menyediakan anggaran dan sumber daya lainnya yang
dibutuhkan dalam penerapan, pengendalian dan efektifitas
Sistem Manajemen K3L.
 Memimpin Rapat Tinjauan Manajemen K3L.

TANGGUNG JAWAB K3L COORDINATOR TERHADAP K3L

 Memastikan bahwa persyaratan sistem manajemen K3L


ditetapkan, diterapkan dan dipelihara sesuai Standar
Permenaker No.05/MEN/1996 dan OHSAS 18001 : 2007.
 Meninjau ulang identifikasi bahaya potensial dan penilaian
resiko K3L termasuk identifikasi bahaya potensial dan
penilaian resiko Mitra Kerja.
 Menjadi Perwakilan perusahaan terhadap hal – hal yang
berhubungan dengan Sistem Manajemen K3L seperti audit
eksternal.
 Mengorganisasikan rapat tinjauan manajemen dan
melaporkan untuk kerja sistem manajemen K3L kepada
manajemen untuk ditinjau dan sebagai dasar perbaikan
sistem manajemen K3L.
 Membuat usulan Sasaran dan Target K3L serta Program
Manajemen K3L.
 Meninjau ulang dan menyetujui Prosedur, Instruksi Kerja,
SOP dari Sistem Manajemen K3L.
 Memastikan seluruh karyawan memperoleh sosialisasi
kepedulian K3L.
 Memverifikasi tindakan perbaikan dan pencegahan.
 Menyiapkan program audit dan memastikan Audit Sistem
Manajemen K3L Internal berjalan dengan baik.
 Memberikan saran kepada Direktur tentang hal – hal yang
berhubungan dengan K3L.

TANGGUNG JAWAB MANAGER TERHADAP K3L

 Memeriksa dan menyetujui identifikasi bahaya dan penilaian


resiko K3L yang berhubungan dengan kelompok kerjanya.
 Mengkomunikasikan bahaya dan resiko K3L kepada stafnya.
 Mengkomunikasikan, menerapkan peraturan perundangan
dan persyaratan K3L kepada stafnya.
 Memastikan penerapan kebijakan K3L dan pencapaian
sasaran dan target K3L di tim berjalan dengan baik.
 Memastikan penerapan Sistem Manajemen K3L di tim.
 Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan K3L yang berhubungan
dengan timnya.
 Mengelola rekaman K3L.
 Memastikan subcontractor mengikuti persyaratan K3L yang
berhubungan dengan fungsinya.
 Bertanggung jawab untuk mengevaluasi kinerja K3L
Subkontraktor.
 Memastikan tindakan perbaikan dan pencegahan tepat
waktu terhadap ketidak sesuaian yang berkaitan dengna
timnya.
 Meninjau dan menyetujui Prosedur sistem Manajemen K3L,
Instruksi Kerja, SOP.

TANGGUNG JAWAB SUPERVISOR LAPANGAN TERHADAP K3L

 Mengidentifikasi dan mengevaluasi bahaya potensial dan


resiko K3L tempat kerja.
 Mengkomunikasikan dan menerapkan peraturan dan
persyaratan K3L ke bawahan serta subkontraktor.
 Bertanggung jawab terhadap masalah K3L tempat kerja.
 Mencapai sasaran dan target K3L dan melaksanakan Program
Manajemen K3L Perusahaan.
 Bertanggung jawab terhadap penerapan persyaratan dan
Prosedur K3L dilapangan.
 Melaksanakan tindakan dan atau Pencegahan.
 Memelihara rekaman K3L.
 Melaporkan unjuk kerja K3L Perusahaan kepada Direktur.
 Bertanggung jawab terhadap kegiatan subkontraktor.
TANGGUNG JAWAB KARYAWAN & SUBKONTRAKTOR
TERHADAP K3L

 Melaksanakan seluruh persyaratan Sistem Manajemen K3L.


 Melaporkan penyimpangan, ketidaksesuaian atau bahaya
dari Sistem Manajemen K3L kepada atasannya.
 Membahas masalah – masalah K3L.
 Memahami Kebijakan K3L.
 Memberikan saran untuk kemajuan Sistem Manajemen K3L.

DOCUMENT CONTROL

 Mendukung dan bertanggung jawab kepada Management


Representative.
 Memeriksa dan mengendalikan seluruh dokumen Sistem
Manajemen K3L.
 Memutakhirkan daftar induk atau catatan dan memelihara
filing seluruh dokumen Master.
 Mengendalikan dan memelihara catatan copy/ perbanyakan
dokumen.
 Menyiapkan bahan – bahan tinjauan manajemen.
 Menarik dokumen K3L yang akan direvisi dari seluruh
pemegang dokumen dan mendistribusikan dokumen revisi
baru.
4. PENANGANAN BAHAYA DAN DAMPAK
Tujuan dari penanganan bahaya dan dampak ini adalah
untuk menjalankan identifikasi bahaya dan penilaian resiko
sehingga potensi kerugian terhadap personel, asset dan
lingkungan adalah As Low Reasonably Practicable (ALARP).
Semua bahaya yang teridentifikasi harus dikontrol supaya
resiko yang berkaitan dengan ALARP bahaya. Sebagai
tambahan, identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang
diterapkan harus meliputi seluruh implikasi lingkungan.
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko harus dilakukan oleh
setiap proyek, bagian operasi dan di setiap lokasi kerja
sebelum pekerjaan dimulai dengan prioritas sebagai berikut :
 Pekerjaan kritis yang penting untuk dilaksanakan.
 Pekerjaan kritis yang berdampak signifikan terhadap
lingkungan.
Metode dan penerapan tipikal adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko Secara Generik (
Generik HIRA).
Ini adalah proses generik dari identifikasi bahaya dan
penilaian resiko untuk menganalisis bahaya potensial dan
aspek – aspek dan dampak lingkungan dan
pengkuantifikasikan dari resiko yang terkait dengan proyek
yang direncanakan, resiko kerugian pada personel,
operasi, lingkungan, atau reputasi perusahaan akibat
bahaya – bahaya ini, dan pengindetifikasian kontrol yang
akan digunakan untuk menghindari resiko menjadi ALARP.
Hal ini harus dilaksanakan sebelum menjalankan pekerjaan
operasi yang akan diimplementasikan oleh tim manajemen
proyek. Workshop dan fasilitas dukungan operasional
lainnya juga akan dinilai dengan metode yang sama.

b. Job Safety Analysis (JSA)


JSA yang lengkap ini adalah alat pengidentifikasian bahaya
yang terdiri dari sebuah dokumen yang berisi daftar
langkah – langkah dasar yang harus diambil oleh tim
pekerja, bahaya yang diidentifikasi dengan langkah
langkah pelaksanaan tugas dan cara – cara menghindari
resiko untuk menjaga keamanan bahaya – bahaya tersebut
atau menekan mereka menjadi ALARP.

c. Hazard and Operability Studies (HAZOP)


HAZOP dapat diterapkan pada desain dan fungsi unit
operasional lainnya, dimana persyaratan untuk
menjalankan salah satu dari pihak dari praktek ini telah
dipandang perlu oleh klien/konsumen.
Tujuan dari metode – metode di atas adalah untuk
memberikan manajer ini yang bertanggung jawab
serangkaian teknik – teknik yang dapat diterima untuk
HIRA.
Setelah sebuah proyek selesai, Bagian atau arena kerja
telah menyelesaikan HIRA dari berbagai aktivitas/
pekerjaan, hal ini hanya perlu dilihat kembali jika dan
bilamana metode, prosedur, praktek atau personel
berganti.
5. PROSEDUR DAN PERENCANAAN
Setiap pekerjaan yang akan dilakukan oleh PT. Kasadasa
Perkasa harus memiliki prosedur khusus contoh
pengangkatan untuk kerja bertekanan, bekerja di ketinggian,
pengelasan, kerja di ruang tertutup dan lain – lain. Sebelum
pekerjaan dimulai diharuskan ada pembuatan JSA dan
disosialisasikan kepada pekerja yang akan melakukan
pekerjaan tersebut.
Apabila pekerjaan di lapangan tidak sesuai dengan prosedur,
JSA dan SIKa, maka PT. Kasadasa Perkasa
mengkomunikasikan kepada pimpinan tertinggi dan meminta
persetujuan atas perubahan tersebut.
Adapun rencana kerja K3L yang akan dilaksanakan oleh PT.
Kasadasa Perkasa pada operasi slickline meliputi :
 Orientasi K3L.
 Pelatihan Khusus dan Kompetensi.
 Pelatihan di Lokasi Kerja.
 Rapat K3L.
 Penanganan Bahaya dan Dampak.
 Program Kerja K3L.
 Tanggap Darurat.
5.1 Orientasi K3L
Semua Personel baru atau tamu yang memasuki area
kegiatan slickline harus diikutsertakan dalam program
pengenalan/ induksi (Safety Induction).
Orientasi lokasi kerja dilakukan untuk memperkenalkan
setiap personel baru atau tamu pada lingkungan kerja,
wilayah kerja yang berpotensi bahaya, prosedur tanggap
darurat dan evaluasi. Orientasi ini dimaksudkan untuk
meyakinkan bahwa persyaratan K3L di lokasi kerja telah
sesuai standard yang ditentukan, antara lain tata letak
peralatan operasi, jalur/ jalan untuk menghadapi kondisi
darurat (P3K, Ambulan), jumlah dan penempatan
peralatan pemadam kebakaran (APAR), tempat
penampungan sementara berbagai limbah termasuk
limbah bahan berbahaya dan beracun, peralatan
pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta
berbagai hal yang mendukung keberhasilan pelaksanaan
operasi slickline.
Hal ini dimaksud sebagai induksi umum untuk
membicarakan keadaan pekerjaan, lingkup pekerjaan dan
informasi yang diperlukan lainnya, dan termasuk
pengenalan akan proyek yang ditekankan pada kebijakan
K3L.
Topik – topik yang dibicarakan meliputi hal – hal yang tidak
dibatasi sebagai berikut :
 Kebijakan K3L.
 Tanggung Jawab Keselamatan Kerja.
 Kebutuhan akan alat pelindung diri.
 Kebijakan minuman keras dan alkohol.
 Kepedulian pada lindungan lingkungan.
 Pelaporan pada accident/ incident.
 Rapat – rapat safety dan safety talk.
 Prosedur tanggap darurat.

5.2 Pelatihan Khusus dan Kompetensi


Pelatihan harus mencakup penyediaan pengetahuan dan
keahlian yang memadai untuk mengatur sistem K3L pada
semua level. Pelatihan personel harus mencerminkan
kebutuhan yang sesuai dan diidentifikasi oleh fungsi
terkait. Program pelatihan personel dibuat dan
didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang relevan.
Semua personel baru akan dilatih mengenai peraturan
tempat kerja mereka dan sistem manajemen K3L PT.
Kasadasa Perkasa.
Dokumen Kontrol menjalankan fungsi administrasi
personel PT. Kasadasa Perkasa dan menyimpan file yang
diperbaharui dari semua pelatihan personel.
Penilaian kinerja personel K3 harus dilaksanakan secara
periodik dan kebutuhan pelatihan terkait dengan K3L
diidentifikasi oleh fungsi terkait dan fungsi K3L secara
tahunan dan didasarkan pada pertemuan dengan masing-
masing personel.
Semua level kompetensi dan pelatihan kontraktor akan
dievaluasi lebih dahulu sebelum kontrak diberikan dan
diawasi secara terus menerus selama waktu kontrak.
Dalam penyelesaian kontrak keseluruhan, evaluasi K3L
akan dibuat dan hasilnya disimpan dalam file untuk
referensi di masa yang akan datang.

5.3 Pelatihan di Lokasi Kerja


Dalam rangka meningkatkan kecakapan kerja dan
meningkatkan pemahaman seluruh personel rig terhadap
kegiatan operasi berdasarkan aspek K3L, PT. Kasadasa
Perkasa sudah melaksanakan In House Training untuk
semua personel slickline yang dilaksanakan rutin setiap
bulan selama satu tahun.
Uji coba (drill) yang terdiri dari : Medivac Drill, Fire Drill
dan H2S drill dilakukan minimal 1 (satu) kali untuk masing
– masing crew pada 1 sumur.
5.4 Rapat K3L
Tailgate Meeting
Berdasarkan rencana kerja, maka rapat awalan kerja
dilakukan di semua tempat kerja. Identifikasi bahaya dan
penilaian resiko akan menjadi bagian yang menyatu dalam
rapat ini hasilnya akan menjadikan rencana perlindungan
tambahan yang dilakukan bila diperlukan.
Semua personel yang terlibat dengan pelaksanaan kerja
tersebut akan mengikuti rapat tersebut. Pengawas pada
shift kerja yang terkait akan memimpin rapat tersebut.
Pengawas harus mencatat subjek pembahasan dan
tindaklanjutnya dalam buku catatan kerja hariannya.

Risk Assestment Meeting/Pre Job Meeting


Rapat penilaian resiko harus dilakukan untuk pekerjaan
yang non rutin dimana bahaya dan resiko yang signifikan
ada.
Metode identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang
digunakan dalam pekerjaan, seperti : Job Safety Analysis
harus disertakan dalam rapat.
Supervisor akan menyiapkan daftar hadir peserta dan
meyakinkan rencana tindakan dari penilaian resiko
tersebut dilaksanakan oleh bawahannya.
Rapat K3L Tingkat Manajemen
Manajemen PT. Kasadasa Perkasa mengadakan rapat
setiap bulan untuk membahas masalah yang tidak bisa
dipecahkan dan yang memerlukan saran dari manajemen
tingkat atas. Forum rapat K3L tingkat manajemen ini
terdiri dari Direktur dan para Manajer.
Permasalahan yang dibahas pada rapat K3L Tingkat
Manajemen antara lain :
 Menyediakan masukan untuk menetapkan dan
memperbaharui sesuai keperluan serta meyakinkan
kepatuhan terhadap prosedur kerja aman perusahaan.
 Meninjau masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh
Rapat Tingkat Pengawas dan Membantu memberikan
dukungan yang penting agar kesimpulan yang
memuaskan dapat dicapai.
 Mengidentifikasi dan mengimplementasikan semua
persyaratan pelatihan dan peningkatan K3L.
 Memberikan penjabaran peraturan keselamatan kerja
yang ada.
 Meninjau kinerja K3L sebelumnya.
 Ringkasan Kecelakaan yang terjadi.
 Kejadian – kejadian signifikan.
 Hasil Inspeksi K3L.
 Masalah klien yang belum terpecahkan.
 Mengidentifikasi semua trend positif dan negatif serta
merekomendasikan tindakan perbaikan atau
menyampaikan kepada mereka yang bertanggung
jawab.
 Mengevaluasi alat – alat pelindung diri yang dipakai oleh
personel dan menetapkan standard yang berlaku serta
ketersediaan untuk digunakan.

5.5 Penanganan Bahaya dan Dampak


PT. Kasadasa Perkasa telah memilik seperangkat sistem
untuk mengurangi bahkan menghilangkan resiko pekerja
terpapar bahaya saat bekerja.
Sistem yang digunakan antara lain :
 Safety Sign
 Kewajiban Menggunakan APD
 Prosedur Kerja Aman
 Safety Monitoring Card
 Ijin Kerja
 Log Out Tag Out (LOTO)
 Job Safety Analisys
 Hazard Identification & Risk Assesment (HIRA)
5.6 Program Kerja K3L

No Program Personel yang Frekuensi Aktivitas & Tujuan


Bertanggung
Jawab
1 Inspect WL equipment Slickline Sebelum WL Untuk meyakinkan
Supervisor/ dioperasikan sema peralatan
Chief Operator slickline serta
fasilitas layak dan
aman untuk
dioperasikan
2 Observasi HSE Slickline Harian Peningkatan prilaku
Supervisor/ selamat (aman)
Chief Operator karyawan sekaligus
mengurangi
kecelakaan ditempat
kerja
3 Inspeksi HSE Slickline Weekly Mengindetifikasi
Supervisor/ perbuatan dan
Chief Operator kondisi tidak aman
pada operasi slickline
dan fasilitas slickline
4 Job Safety Analysis Semua personel Untuk Mengidentifikasi
pekerjaan bahaya – bahaya
harian yang yang berhubungan
kritikal dengan langkah –
langkah kerja dari
suatu pekerjaan,
menilai resikonya
dan langkah
pengendalian bahaya
5 Pelatihan Safety HSE Engineer/ Sebelum Mereview dan
Induction Slickline Tajak dan menegaskan
Supervisor & Penambahan persyaratan HSE
Chief Operator personel perusahaan
baru khususnya cara–cara
kerja aman dan
kesiagaan tanggap
darurat
6 Briefing HSE awal kerja Slickline Setiap Membicarakan
(tailgate meeting) Supervisor/ awalan bahaya–bahaya
Chief Operator shift/kerja berhubungan dengan
pekerjaan dan
lingkungan kerja
yang sedang
dilaksanakan hari
tersebut serta
meninjau ulang cara
– cara kerja aman
7 Rapat HSE Tingkat Slickline Mingguan Membahas masalah
pengawas Supervisor/ – masalah operasi
Chief Operator slickline yang terkait
dengan K3L, dan
pemecahan
masalahnya
8 Latihan Gladi Kasus Slickline Minggu Familirisasi program
Darurat/ Emergency Supervisor/ pertama dan tanggap darurat
(Kebakaran,Peledakan Chief Operator 2 kali dalam (kebakaran dan
dan kecelakaan mayor) sebulan evakuasi kecelakaan)
untuk shift
siang dan
malam
9 Latihan Gladi adanya Slickline Tidak lebih Familiarisasi program
bahaya gas H2S (H2S Supervisor/ dari 3 hari tanggap darurat dari
drill) Chief Operator setelah tajak bahaya Gas H2S
dan 2 kali
sebulan
untuk shift
siang dan
malam
10 Keselamatan Slickline Harian Untuk
mengemudi dan Supervisor/ mengidentifikasi
control manajemen Chief Operator bahaya awal.
perjalanan Penilaian resiko dan
control dari
pengoperasian
kendaraan
10 Peralatan Berat dan Personel Sebelum Meningkatkan sistem
Pemantauan peralatan pemeliharaan dimulai pemeliharaan dari
keselamatan pekerjaan peralatan
pengangkatan angkat berat pengangkatan dan
atau peralatan berat
pekerjaan lainnya
resiko tinggi/
minimum
dilakukan
tiap bulan
5.7 Tanggap Darurat
6. IMPLEMENTASI DAN PENGUKURAN KINERJA K3L
Implementasi K3L
Setiap pekerjaan yang telah diselesaikan akan selalu
mengacu pada sistem manajemen keselamatan, kesehatan
kerja dan lingkungan (SMK3L) yang berlaku melalui prosedur
– prosedur baku yang telah ditetapkan. Pemeliharaan dan
kaji ulang atas dokumentasi pekerjaan yang telah
diselesaikan akan dilakukan secara berkesinambungan guna
peningkatan mutu dan kualitas SMK3L yang telah ada.

Statistik Kecelakaan / Insiden


Banyaknya kecelakaan/insiden dan frekuensinya akan
dicatat. Koordinator K3L akan membuat laporan indicator
statistic setiap minggu dan setiap bulannya. Frekuensi
kecelakaan, jumlah kecelakaan ringan, P3K, kecelakaan lalu
lintas, tumpahan minyak dan bahan kimia, sakit karena kerja,
tidak hadir karena sakit.

 TRIR (Total Recordable Incident Rate) adalah laju incident


tercatat total yang dihitung dengan rumus :
Jumlah Insident (MTC+RWC+LTA+FAT) x 1.000.000
TRIR =
Jumlah Kerja
 Accident Frequency Rate (AFR) adalah tingkat kekerapan
kecelakaan dengan kategori hilang hari kerja (LTA) – jumlah
LTA per satu juta jam kerja pekerja
Jumlah LTA yang tercatat x 1.000.000
AFR =
Jumlah Jam Kerja
7. AUDIT DAN KAJI ULANG
Audit
Evaluasi yang meliputi banyak hal dilakukan untuk
membuktikan bahwa program K3L dan fasilitas PT. Kasadasa
Perkasa memenuhi standard dan peraturan yang bisa
diterima. Evaluasi ini menilai kinerja system manajemen dan
tempat kerja apakah memenuhi standard dan peraturan
yang telah ditetapkan.
Hal – hal yang menjadi perhatian utama dalam melaksanakan
audit antara lain :
 Pengelolaan kepatuhan harus sesuai dengan persyaratan
program yang berhubungan dengan seluruh elemen dari
system manajemen K3L.
 Kepatuhan dilakukan sesuai dengan standar kondisi fisik
tubuh pada umumnya.
 Kepatuhan harus mengikuti standar pencegahan
kebakaran dan standar pengendalian.
 Kepatuhan mengikuti standar kesehatan dalam pekerjaan.
 Hasil kepatuhan akan mengikuti program penghargaan
kinerja tahunan bagi personel.
 Kepatuhan dijadikan alat dalam penilaian kinerja
kontraktor.
Kaji Ulang
Hal yang meliputi dalam pengkajian ulang adalah sebagai
berikut :
 HSE Coordinator melakukan pemantauan atau monitoring
hasil audit yang dilanjutkan dengan target pelaksanaan
untuk menindak lanjuti Non Conformance Report dengan
menggunakan Form Audit Status.
 Non Conformance Report dan permintaan tindakan
pencegahan dianggap selesai bila sudah ditutup dan
ditanda tangani oleh HSE Coordinator.
 HSE Coordinator melaporkan hasil pencapaian system
manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
serta hasil pelaksanaan audit HSE internal kepada direktur.
Hasil audit HSE internal lebih lanjut akan dibahas dalam rapat
tinjauan manajemen yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur
operasi tinjauan manajemen.

Anda mungkin juga menyukai