Anda di halaman 1dari 2

Nama : Josua Ambasang Sagala

Nim : 362041333016
Kelas : 3C
Perbedaan Produk WPH dan WPC
1. Produk Whey Protein Concentrate (WPH) jenis whey satu ini merupakan bagian dari
whey protein isolate atau concentrate yang sudah mengalami minimalisir kandungan
laktosa, lemak, serta beragam mineral lain. Yang mana kemudian melalui proses
hidrolisis untuk menyederhanakan rantai asam amino (peptide) pada tahapan
produksinya. Hasilnya nanti akan membuat whey protein hydrolyzed tersusun atas
sekumpulan peptide yang lebih sederhana daripada tipe lainnya. Ketika rantai asam
amino yang sudah masuk ke dalam tubuh, nantinya akan terpecah-pecah menjadi lebih
sederhana. Dengan begitu, membuat tubuh lebih mudah dan ringan untuk menyerap
serta memanfaatkannya.
Sama seperti dengan tipe dua whey protein di atas, whey protein hydrolyzed juga
terbuat dari bahan dasar susu murni dan kemudian diambil bagian whey cairnya. Lalu
protein dalam whey cair tersebut akan dipisahkan dari senyawa laktosa, lemak, hingga
mineralnya. Tujuannya untuk memperoleh kemurnian protein dalam jumlah sangat
tinggi. Biasanya proses pemisahan untuk WPH sendiri memakai teknologi ulrafiltrasi
pada WPC atau teknologi mikrofiltrasi serta ion exchange untuk WPI. Perbedaan
pemakaian teknologi tersebut, berdasarkan kebutuhan tingkat kemurnian protein pada
WPH yang akan dihasilkan. Untuk proses hidrolisisnya, menggunakan hidrolisis
enzimatis yang mengadopsi proses hidrolisis protein alami pada saluran pencernaan
tubuh. Yang mana tahap awalnya mulai dengan memanaskan protein murni dalam
kondisi asam atau alkalin, lalu menambahkan enzim proteolitik. Dengan begitu, akan
membelah serta menghidrolisis ikatan peptida yang ada dalam protein menjadi rantai
asam amino lebih sederhana. Berdasarkan pemaparan dari Chris Lockwood, Ph.D.,
saran mengonsumsi WPH yakni untuk mengoptimalkan kadar asam amino plasma
darah lebih cepat, daripada tipe lainnya. Makin cepat asam amino darah naik, maka
semakin besar total sistesis protein pada otot.
Menurut jurnal Protein Hydrolysates in Sports Nutrition, menyatakan bahwa whey
protein hydrolyzed dipergunakan sebagai suplemen pada olahragawan dan bukan
sebagai pengganti makanan. Mereka dapat memaksimalkan anabolisme protein otot
serta pemulihan pasca latihan dengan lebih cepat saat sebelum, selama, maupun
sesudah mengonsumsinya.

2. Sedangkan Produk whey protein concentrate (WPC). Melansir dari Reference Manual
for US Whey and Lactose Products, whey protein concentrate mempunyai kandungan
protein sekitar 34-80% per sajiannya. Tetapi di pasaran umumnya akan lebih mudah
untuk menemukan WPC dengan kandungan 75-80% protein. Whey protein concentrate
sendiri masih mempunyai kandungan laktosa serta lemak, sehingga Anda harus jeli
sebelum memilihnya. Baiknya apabila Anda mengonsumsi WPC tersebut pada kisaran
80%. Karena di samping kandungan proteinnya lebih tinggi, lemak serta laktosanya
hanya memiliki kadar 4-9% saja.
Untuk WPC ini, melalui step produksi dengan memakai teknologi ultrafiltrasi untuk
mengisolasi inti protein dari whey cair pada susu murni. Teknologi tersebut nantinya
bekerja untuk memisahkan inti protein whey cair dari lemak, laktosa, dan mineral lain
dengan mendongkrak whey cair lewat suatu membran berukuran pori-pori sangat kecil
antara 0,05 µ m hingga 1 nm. Bahkan ukuran tersebut lebih kecil dari bakteri maupun
virus. Protein cairnya akan tertahan pada membran filtrasi karena ukurannya yang lebih
besar, kemudian kandungan lainnya akan lolos serta melewatinya. Tahap terakhir,
pemisahan dengan membran ini tidak butuh tambahan senyawa kimia apapun.
Tujuannya untuk tetap melindungi kemurnian bahan baku whey protein yang asalnya
dari susu sapi.
WPC ini biasanya diminum sebagai asupan protein pada tubuh untuk mendukung
pertumbuhan dan menambah energi tubuh agar aktivitas harian tetap lancar. Kemudian
cara mengonsumsinya juga dapat dikombinasikan dalam minuman smoothie/shake
ataupun olahan makanan ringan.

Anda mungkin juga menyukai