Anda di halaman 1dari 7

KEMISKINAN DAN KESENJANGAN SOSIAL

Mochamad Syawie

ABSTRAK
Kadar kemiskinan tidak lagi sekedar masalah kekurangan makanan, tetapi bagi warga
masyarakat tertentu bahkan sudah mencapai tahap ekstrem sampai level kehabisan dan ketiadaan
makanan. Potret kemiskinan itu menjadi sangat kontras karena sebagian warga masyarakat hidup
dalam kelimpahan, sementara sebagian lagi hidup serba kekurangan. Kekayaan bagi sejumlah
orang berarti kemiskinan bagi oarng lain. Tingkat kesenjangan luar biasa dan relatif cukup
membahayakan. Substansi dari kesenjangan adalah ketidakmerataan akses terhadap sumber
daya ekonomi. Masalah kesenjangan adalah masalah keadilan, yang berkaitan dengan masalah
social . Masalah kesenjangan mempunyai kaitan erat dengan masalah kemiskinan.
Kata kunci: kemiskinan dan kesenjangan sosial

ABSTRACT
Levels of poverty are no longer just a problem of lack of food, but certain has even reached the
extreme out stage and the absence of food for people consumption. Portraits of poverty become
very contrasting because most citizens live in abundance, while others deprived of life. Wealth for
some people means poverty for others. Level of inequality is very extraordinary and dangerous
for peoples. The substance of the gap is inequity in access to economic resources. Problem of
inequality is a matter of justice, which deals with many social problems. Problem of inequality has
a strong correlation to poverty.
Key words: Poverty, Inequality, Social Problem, and Social Justice.

I. PENDAHULUAN yang terus menjerit-jerit, crying poverty.


Menarik untuk disimak apa yang ditulis Kadar kemiskinan tidak lagi sekedar masalah
dalam Tajuk Rencana Kompas (18/10/2011) kekurangan makanan, tetapi bagi warga
tentang jeritan kemiskinan. Alangkah tragisnya masyarakat tertentu bahkan sudah mencapai
dampak kemiskinan karena telah membawa tahap ekstrem sampai level kehabisan dan
kematian, seperti terlihat pada beberapa kasus ketiadaan makanan. Tidak sedikit orang
bunuh diri belakangan ini. terkapar karena tidak tahan menderita kelaparan
dan kekurangan gizi yang membuka jalan
Fenomena kemiskinan memang sangatlah lebih cepat kea rah kematian dini. Inilah proses
kasatmata sebagai realitas berlapis-lapis kematian secara pelan-pelan tetapi kejam.

Informasi, Vol. 16 No. 03 Tahun 2011 213


Dikatakan oleh pemikir Martin Heidegger Jum’at (31/12/2010) pagi. Anak-anak mereka
(2011) waktu tidak lain dirasakan sebagai meninggal pada Sabtu dan Minggu. Karena
perjalanan menuju maut, Zeit zum Tode. pendapatan kepala keluarga yang bekerja
di Semarang itu tak cukup untuk membeli
Tidak sedikit orang gagal mengelola rasa
beras, keluarga tersebut makan tiwul, bahan
lapar dan kemiskinan . Kekalutan hidup itu
makanan dari parutan ketela pohon sebagai
menghancurkan harapan, merasa diri kalah
pengganti nasi (Rohman; 2011). Juga terhadap
dan tidak berdaya, serta fatalistic, yang pada
ketakacuhan kita pada kemiskinan yang
orang tertentu tergiring menempuh jalan pintas
memangsa berjuta-juta rakyat di pelosok negeri
dengan bunuh diri sebagai upaya membebaskan
yang busung lapar, kurang gizi, menderita
diri dari situasi tertekan. Tindakan bunuh diri
penyakit mengerikan tanpa pernah dibawa ke
dianggap, liberatif. Tidak semua tindakan
rumah sakit karena tiada beaya, putus sekolah,
bunuh diri karena persoalan ekonomi, tetapi bisa
dan ternista di ruang-ruang pengadilan karena
saja karena faktor lain. Namun, kasus bunuh
lemahnya posisi mereka di depan para pejabat
diri karena alas an ekonomi termasuk sangat
dan pemilik uang yang khianat: di Nusantara
tragis karena memperlihatkan pudarnya rasa
gemah ripa loh jinawi ini (Kurnia JR; 2011).
kemanusiaan dan kepedulian. Jatunya korban
karena kemiskinan sekaligus memperlihatkan Potret kemiskinan itu menjadi sangat
kemiskinan lain, yaitu kemiskinan nurani kontras karena sebagian warga masyarakat
kolektif bangsa dan lemahnya kepedulian. Para hidup dalam kelimpahan, sementara sebagian
pemimpin juga kehilangan sensivisitas atas lagi hidup serba kekurangan. Kekayaan bagi
nasib rakyat yang bergulat dengan kemiskinan. sejumlah orang berrti kemiskinan bagi oarng
Sebagian uang bagi program perbaikan nasib lain. Tingkat kesenjangan luar biasa dan relatif
warga miskin dicuri dalam praktik korupsi yang cukup membahyakan.
semakin kompleks dan merebak luas dari pusat
Karena itu, ketika kebangkitan nasionalisme
sampai ke daerah-daerah. Kemiskinan nurani
tidak bisa meningkatkan taraf hidup
sedang menghinggapi kaum elit bangsa (2011).
berperadaban, nasionalisme dapat meredup
Dampak kemiskinan nurani ini sangatlah dan luruh dengan sendirinya sebagaimana
luar biasa sebagai kejahatan dengan yang kita alami dewasa ini. Kemiskinan
membiarkan sebagian warga masyarakat struktural dan kultural yang permanen
menderita dan bergulat dengan kesulitan dalam kehidupan membuat karakter bangsa
hidup. Persoalan kemiskinan itu terasa semakin ini makin terpuruk. Akibatnya, bangsa ini
dramatis karena berlangsung di negeri yang kehilangan jati diri, yang membuatnya makin
digambarkan sangat kaya sumber daya alam. sulit membangkitkan kembali semangat
Masih ada sebagian warga masyarakat untuk nasionalismenya (Musa Asy’arie, 2011)
dapat makan sekali sehari saja sulit.
Kasus enam anak pasangan Jamhamid II. KESENJANGAN SOSIAL
(45) dan Siti Sunayah (41), warga Jepara, Perekonomian Indonesia tumbuh 6,1
Jateng, tewas setelah sarapan tiwul pada persen, melampaui target 5,8 persen. Nilai

214 Informasi, Vol. 16 No. 03 Tahun 2011


produk domestik bruto naik dari Rp. 5.603,9 terbesar, yakni 56,7 persen, disusul investasi
triliun pada 2009 menjadi Rp. 6.422,9 triliun 32,2 persen. Idealnya, konsumsi rumah tangga
tahun lalu. Namun, pertumbuhan ekonomi ini terus menurun hingga di bawah 50 persen,
meninmbulkan kesenjangan di masyarakat seperti yang terjadi di Negara-negara maju.
(Kompas,8/2/2011).
Menurut Yanuar, konsumsi rumah tangga
Pengamat ekonomi Yanuar Rizky (2011), yang tinggi tersebut sebagian besar didukung
mengatakan bahwa kelompok masyarakat oleh kelompok masyarakat berpendapatan
yang sangat kaya masih menjadi penyokong tinggi. Konsumsi nasional pun ternyata gagal
utama pertumbuhan ekonomi malalui mendorong kegiatan produksi karena sebagian
konsumsi rumah tangga mereka. Sementara besar kebutuhan domestic didapat dari impor.
sektor industri berorientasi penciptaan niali
Mengutip laporan Asia Wealth Report
tambah penyerap lapangan kerja, yang menjadi
2010 yang memaparkan secara rinci ke mana
salah satu indikator kesuksesan pertumbuhan
saja distribusi investasi kekayaan orang-orang
ekonomi, justru kian melemah.
Dalam perspektif ekonomi politik, Kelompok orang kaya Indonesia menyimpan
ketimpangan pembangunan antarsektor ekonomi 33 persen asset kekayaan mereka dalam bentuk
akibat kegagalan strategi pembangunan. deposito atau tabungan, real estate (22 persen),
Dukungan kebijakan terhadap pembangunan saham (19 persen), reksa dana pendapatan
sektor industri tanpa menyertakan sektor tetap (16 persen), dan investasi alternatif ,
pertanian di masa lampau telah menciptakan seperti kurs mata uang asing atau komoditas
banyak kantong-kantong orang miskin (Yustika, (10 persen).
2009). Sayangnya, pengembangan skctor
“Jadi, kebanyakan peningkatan
industri secara besar-besaran yang digerakkan
pendapatan ini berasal dari deposito
oleh pemerintah justru mengalami kegagalan,
padahal kebijakan khusus telah diberikan, menikmati hanya 200.000 pemilik rekening
misalnya subsidi, tata niaga, lisensi dan di atas Rp. 100 juta, menurut data BPS
monopoli. Sebaliknya, akibat kebijakan khususu (Kompas, 8/2/2011). Bagaimana bisa
tersebut, sektor industri yang dikembangkan berkualitas kalau pertumbuhan lebih
struktur pasarnya menjadi sangat terkosentrasi.
yang tumbuh saat ini hanya pemilik modal
Kepala Badan Pusat Statistik Rusman yang mampu bermain pasar uang, bukan
Heriawan mengumumkan, bahwa pertumbuhan berproduksi,” ujar Yanuar.
ekonomi pada 2010 dengan nilai produk domestic
Pertumbuhan ekonomi yang kuat menuju
bruto (PDB) Rp. 6.422,9 triliun dan pendapatan per
2013 dengan system ekonomi terbuka sama
kapita mencapai Rp. 27 juta per tahun (Kompas,
sekali bukan jaminan bahwa kesenjangn kaya
8/2/2011). Jumlah ini didapat dari membagi
-miskin di Indonesia akan berkurang banyak.
Rp. 6.422,9 triliun dengan 237,6 juta penduduk
AS saja, sebagai Negara dengan ekonomi
Indonesia. Rusman menjelaskan, konsumsi
terbesar di dunia, mengalami problem dalam
rumah tangga menyumbang kue pertumbuhan

Informasi, Vol. 16 No. 03 Tahun 2011 215


kesenjangan kaya-miskin itu (Sayidiman Reaksi lain terhadap meruyaknya
Suryohadiprojo, 2011). Di harian The New York ketimpangan-ketimpangan dalam pembagian
Time edisi 2 Januari 2011 ada tulisan Nicholas pendapatan yang terselubung di balik angka-
D Kristof, “Equality, a True Soul Food”. angka GNP dating dari mereka yang diidentikan
Tulisan itu berhubungan dengan kondisi sebagai pencetus indikator pembangunan
masyarakat AS dewasa ini yang menurut nonekonomi. Meskipun corak ekonomi
Economic Policy Institute di Washington DC, masih jelas dalam konsep mereka, namun
sekarang mengalami pembagian kekayaan ada perubahan fundamental di dalam cara
sangat tak wajar. memberikan makna pertumbuhan ekonomi itu
sendiri jika dibanding dengan ide pendukung
Menurut lembaga itu, satu persen
indikator pembangunan ekonomi klasik. Tokoh
penduduk AS terkaya menguasai 34 persen
utama pendukung indikator nonekonomi ini,
asset nasional, sedangkan 90 persen penduduk
Dudley Seers, sebagaimana dikutip Moeljarto
termiskin menguasai 29 persen. Itu berarti,
(1987), menegaskan bahwa ada tiga hal yang
antara sekitar 2 juta orang terkaya dan 150
perlu ditanyakan tentang pembangunan suatu
juta termiskin ada senjang amat lebar. Jika
Negara, yaitu apa yang tengah terjadi dengan
dihubungkan dengan tulisan Richard Wilkinson
kemiskinan; apa yang tengah terjadi dengan
dan Kate Pickett, dalam bukunya The Spirit
pengangguran; dan apa yang tengah terjadi
Level: Why greater Equality Makes Societies
dengan ketimpangan. Apabila jawaban atas
Stronger, sebagimana dikutip Sayidiman
ketiga hal tersebut adalah “penurunan secara
Suryohadiprojo (2011), mereka mengatakan
substansial” maka tidak diragukan lagi bahwa
bahwa kesenjangan yang lebar mengakibatkan
nrgara tersebut baru mengalami periode
berbagai kelemahan masyarakat, seperti
pembangunan.
kriminalitas tinggi, penggunaan narkotika
meningkat, bahkan tingkat tinggi dalam Sosiolog Mochtar Naim (2011)
penyakit jantung dan kanker. mengabarkan bahwa yang ditonjolkan selama ini
hanyalah “apa dan bagaimana serta dengan hasil
Kesenjangan yang lebar tak hanya
capaian berapa, secara makro, lalu dibagi dengan
berakibat pada ekonomi, tetapi juga amat besar
jumlah penduduk”, tetapi tak pernah “oleh siapa
dampaknya terhadap kondisi psikologi bangsa.
dan untuk siapa, menurut jalur pelapisan sosial”.
Maka boleh dikatakan bahwa “ kesenjangan
Padahal struktur masyarakat kita sangat berlapis
adalah kerawanan yang besar”. Hal ini juga
dan bertingkat, bahkan cenderung dualistik dan
berlaku bagi bangsa Indonesia. Substansi dari
dikotomik. Celakanya, pelapisan dan dualisme
kesenjangan adalah ketidakmerataan akses
ataupun dikotomi sosial itu, seperti pada zaman
terhadap sumber daya ekonomi. Masalah
kolonial dulu, cenderung etnosentrik dan etno-
kesenjangan adalah masalah keadilan, yang
bias pula sifatnya. Artinya, kelompok terkecil
berkaitan dengan masalah sosial (Oman
masyarakat menurut jalur etnik itu, yang
Sukmana, 2005). Masalah kesenjangan
umumnya adalah nonpribumi, mengusai bagian
mempunyai kaitan erat dengan masalah
terbesar kekayaan nasional. Sementara kelompok
kemiskinan.
terbesar dari masyarakat pribumi yang merupakan

216 Informasi, Vol. 16 No. 03 Tahun 2011


pewaris sah dari republik ini mendapatkan bagian diterapkan di banyak Negara, termasuk
dan porsi terkecil. Akibatnya, cita-cita Pasal 34 Indonesia, adalah konsep kemampuan
UUD 1945, “pembangunan itu adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar. Dengan konsep ini,
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”, hanyalah
isapan jempol belaka. penyempitan makna karena kemiskinan hanya
dipandang sebagai ketakmampuan dari sisi
Cobalah lihat atau cermati, siapa yang
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar
menggarap dan menguasai bumi, air, lautan
makanan dan bukan makanan (Suhariyanto,
dan langit Indonesia selama ini? Pemilik
2011).
dan pewaris sah yang 95 persen penduduk
asli pribumi atau 5 persen nonpribumi dan Dalam terapannya, dihitunglah garis
kapitalis multinasional lainnya? Jawaban yang kemiskinan absolut. Penduduk yang memiliki
jujur dan apa adanya itulah yang menjelaskan rata-rata pengeluaran atau pendapatan per kapita
kepada kita bagaimana dan betapa keadaan per bulan di bawah garis kemiskinan disebut
sesungguhnya dari negara dan masyarakat kita penduduk miskin. Perhitungan penduduk
saat ini. miskin ini didasarkan pada data sampel, bukan
data sensus, sehingga hasilnya sebetulnya
III. KEMISKINAN hanyalah estimasi. Data yang dihasilakan biasa
disebut data kemiskinan makro. Di Indonesia,
Mencoba menghitung jumlah penduduk
sumber data yang digunakan adalah Survei
miskin bukan pekerjaan mudah. Secara umum,
Sosial ekonomi Nasional. BPS menyajikan
data kemiskinan makro ini sejak tahun 1984
saat seseorang atau sekelompok orang tak
sehingga perkembangan jumlah dan persentase
mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk
penduduk miskin bisa diikuti dalam waktu ke
mempertahankan dan mengembangkan
waktu.
kehidupan yang bermartabat (Kecuk
Suharyanto, 2011). Hanya satu kalimat, Salah satu data kemiskinan yang
tetapi maknanya sangat luas sehingga bisa mengundang polemik panjang adalah
mengundang perdebatan panjang. Contohnya, data kemiskinan pada Maret 2006. BPS
apa yang dimaksud dengan kehidupan mengumumkan jumlah penduduk miskin naik
bermartabat. Apa pula yang termasuk hak-hak dari 35,1 juta jiwa (15,97 persen) pada Februari
dasar? Apalagi, tidak semua hak dasar dapat 2005 menjadi 39,30 juta jiwa (17,75 persen)
pada Maret 2006 karena kenaikkan harga bahan
atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk bakar minyak (BBM) (Kecuk Suharyanto,
berpatisipasi dalam kehidupan sosial-politik. 2011). Adapun data kemiskinan makro yang
terakhir dikeluarkan BPS adalah posisi Maret
2010 ketika jumlah penduduk miskin 31,02 juta
merupakan masalah multidemensi Sulit
jiwa atau 13,33 persen total penduduk Indonesia.
mengukurnya sehingga perlu kesepakatan
Data ini hanya menunjukkan estimasi jumlah
pendekatan pengukuran yang dipakai. Salah
dan persentase penduduk miskin yang berguna
satu konsep perhitungan kemiskinan yang

Informasi, Vol. 16 No. 03 Tahun 2011 217


untuk perencanaan serta evaluasi program sarana yang memungkinkan orang-orang
bisa hidup bermasyarakat dengan baik dan
tenang, tidak menimbulkan kecemburuan
Akan tetapi, data itu tidak dapat
sosial. Kemerataan sama pentingnya dengan
menunjukkan siapa dan di mana alamat
kemakmuran. Pengurangan kesenjangan
penduduk miskin sehingga tidak operasional
atau kesenjangan sama pentingnya dengan
untuk program penyaluran bantuan langsung,
pengurangan kemiskinan.
seperti bantuan langsung tunai, beras untuk
rakyat miskin dan Jaminan Kesehatan Ditilik berdasarkan berbagai indikator,
Masyarakat. terlihat masih berlangsungnya kesenjangan
kesejahteraan antara orang-orang desa dengan
Politik ekonomi untuk kesejahteraan
orang-orang kota. Bahkan untuk beberapa
rakyat mendapat ujian yang cukup serius pada
variable atau indikator, sekalipun tingkat
saat ini ketika pertumbuhan ekonomi dinilai
kesejahteraannya mengisyaratkan adanya
berhasil, tetapi kesejahteraan untuk rakyat
perbaikan, perbedaan itu cukup mencolok.
bawah dipertanyakan. Ada kontradiksi didalam
Persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas
wacana kinerja dan kebijakan ekonomi, yakni
yang melek huruf lebih besar di kota daripada
klaim kinerja ekonomi yang “kinclong”
di desa. Keadaan bayi dan anak-anak balita di
oleh pemerintah pada satu sisi, dan masalah
kota lebih baik daripada teman-teman mereka
kemiskinan serta sektor informal yang masih
yang tinggal di desa. Kelayakan rumah orang-
luas dan buruk pada sisi lain (Rachbini, 2010).
orang kota jauh lebih baik daripada rumah
Keadaan ini berasosiasi dengan kemiskinan
orang-orang desa. Indeks mutu hidup di kota
yang meluas dan tidak bisa diukur dengan satu
juga lebih baik daripada di desa. Semua ini
kreteria garis kemiskinan.
cukup membutikan masih memprihatinkannya
kesenjangan sosial anatar masyarakat desa
IV. PENUTUP dan masyarakat kota. Kesenjangan sosial pun
Kesejahteraan atau keadaan tidak miskin bukan hanya berlangsung antardaerah, tetapi
merupakan keinginan lahiriah setiap orang. juga antar wilayah.
Keadaan semacam itu, akan tetapi, barulah
Pengurangan kemiskinan memang perlu.
sekadar memenuhi kepuasan hidup manusia
Kemiskinan , sampai kadar tertentu, memang
sebagai makhluk individu. Padahal, di
bertalian dengan ketimpangan. Akan tetapi
samping sebagai makhluk individu, manusia
pengurangan kemiskinan tidak selalu
juga merupakan makhluk sosial. Setiap
berarti pengurangan ketimpangan.
orang merupakan bagian dari masyarakatnya.
Sebagai suatu bangsa, kita bukan hanya
Dalam kapasitas sebagai mahluk sosial ini
ingin hidup lebih makmur (tidak miskin),
(Dumairy, 1997), manusia membutuhkan
tetapi juga mendabakan kebersamaan dalam
“kebersamaaan” dengan manusia-manusia
kemakmuran, kesejahteraan bersama yang
lain di dalam masyaraktnya. Kesetaraan
relatif setara, tanpa perbedaan mencolok satu
kemakmuran dalam arti perbedaan yang ada
sama lain.
tidak terlalu mencolok, merupakan salah satu

218 Informasi, Vol. 16 No. 03 Tahun 2011


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Erani Yustika, 2009. Ekonomi Politik


Kajian Teoritis dan Analisis Empiris,
Pustaka Pelajar, Yogakarta.
Didik J Rachbini, 2010. Kemiskinan dan
Politik Ekonomi, Media Indonesia,
12/01/2010.
Dumairy, 1997. Perekonomian Indonesia,
Erlangga, Jakarta
Kecuk Suhariyanto, 2011. “Jumlah Si Miskin,”
Kompas.
Kurnia JR, 2011. “Bangsa Paling Merepotkan,”
Kompas.
Mochtar Naim, 2011. “Kita Belum Merdeka,”
Kompas.
Moeljarto T, 1987, Politik Pembangunan Sebuah
Analisis Konsep, Arah, dan Strategi,
Yogyakarta; Tiara Wacana.
Musa Asy’arie, 2011, “Kebangkitan Nasional,
Perspektif Kebudayaan,” Kompas.
Oman Sukmana, 2005. Sosiologi dan Politik
Ekonomi, Malang, UMM Press.
Saifur Rohman, 2011, “Memaknai Ekonomi
Tiwul,” Kompas.
Sayidiman Suryohadiprojo, 2011. “Kesenjangan
adalah Kerawanan,” Kompas.

Biodata Penulis
Mochamad Syawie. Alumnus Fakultas Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakrta,
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakri,
Jakarta. Saat ini sebagai Peneliti Madya di
Puslitbang kessos.

Informasi, Vol. 16 No. 03 Tahun 2011 219

Anda mungkin juga menyukai