SOCIAL ENVIRONMENT
Oleh:
SUSI PANDUWINATA
(13/360560/PEK/19071)
III. ANALISIS
Generasi Y yang juga dijuluk Geecho boomer dan millennials. Ada yang mengatakan,
generasi Y adalah mereka lahir sekitar tahun 1977 – 2002. Ada juga yang berpendapat, sekitar
tahun 80an hingga tahun 2005. Menurut Ancok (2014), Generasi Y adalah generasi yang lahir
diantara awal tahun 1980 sampai akhir tahun 1999. Namun yang jelas mereka adalah Generasi
baru, anak-anak generasi Baby Boomer yang hidup setelah Perang Dunia Ke-2. Sedangkan
Generasi sebelumnya, yaitu generasi X yang lahir tahun 1965 – 1979 dan Baby boomer yang
lahir tahun 1946 – 1964, mereka adalah generasi dengan katagori usia yang lebih tua.
Menurut Del Hawkins, dkk (2007, p172), suatu generasi atau yang biasa disebut
sebagai kelompok usia merupakan sekelompok orang yang telah mengalami kehidupan sosial,
lingkungan politik, sejarah dan ekonomi.
Tiap generasi memiliki ciri dan karakteristik masing-masing, baik dalam siklus hidup
mereka, cara mereka berinteraksi dilingkungan social, bahkan pandangan dan cara mereka
dalam membeli produk. Kebutuhan dan kecenderungan berubah seiring dengan perubahan
usia. Maka usia dapat menjadi identitas bagi pengenalan pola prilaku yang memberikan
pengaruh terhadap prilaku individu konsumen, perhatian, selera, kemampuan beli, dan lain-
lain.
Parment (2012), mengatakan bahwa tiap generasi memeiliki pengalaman yang berbeda
yang mempengaruhi nilai-nilai mereka, referensi dan perilaku mereka dalam berbelanja.
Motivasi konsumen dalam melakukan pembelian sering kali didasarkan pada usia mereka.
Berdasarkan hasil interview yang ia lakukan pada tiap generasi baik Generasi Y maupun Baby
Boomers, Parment mengidentifikasi terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pembelian
konsumen yaitu:
1. Dampak produk terhadap kondisi keuangan konsumen
2. Minat atau ketertarikan konsumen terhadap produk
3. Persepsi lingkungan social yang kepada konsumen atas produk yang ia dibeli.
Grafik 1 : pengaruh harga terhadap Grafik 2 : pengaruh tingkat ketertarikan Grafik 3 : pengaruh percepsi social
konsumen terhadap konsumen atas pembelian barang
keuangan konsumen
akan produk
Pada Grafik diatas, grafik 1 menggambarkan bagaimana pembelian dan harga dari
memperoleh produk mempengaruhi kondisi keuangan dari konsumen. Pada factor ini Baik
Generasi Y maupun Baby Boomers memiliki respon dan tingkat pengaruh yang hampir sama
(tidak jauh berbeda). Pada grafik 2, menganai factor minat konsumen terhadap produk, tingkat
derajat Generasi Y lebih tinggi dibanding baby boomers yang mencerminkan keterlibatan
emosi dalam tingkat pembelian, memilih dan membeli barang lebih tinggi. Sama halnya pada
grafik 3, mengenai faktor persepsi social, Generasi Y sangat memperhatikan bagaimana
persepsi social kepadanya akibat pembelian produk, jauh labih tinggi dibanding generasi baby
boomers.
Dari ketiga factor tersebut, factor minat terhadap produk serta persepsi social memiliki
pengaruh yang tinggi bagi perilaku pembelian Generasi Y, sehingga kebanyakan Generasi Y
membeli produk tidak hanya berdasarkan kebutuhan (need) tetapi juga didorong oleh hasrat
(desire) dan keinginan (want) serta pandangan socialnya atau image yang diciptakan.
Selain karakteristik diatas, karakteristik lain dari Generasi Y yaitu diantaranya mahir
technology multimedia, generasi banyak bersosialisasi di jejaringan social mulai facebook,
tweeter, path, komunitas blackberry dan media social network lainnya. Dengan penguasaan
teknologi informasi, mereka makin terbiasa berbelanja online. generasi ini beranjak ke
perilaku berbelanja melalui dunia maya. Mereka meninggalkan gaya berbelanja offline atau
berbelanja dengan langsung mendatangi gerai di pusat-pusat berbelanja.
Di Indonesia, golongan generasi Y merupakan golongan yang cukup besar dapat
dilihat dari Struktur penduduk berikut ini:
Pada piramida penduduk Indonesia1 ini,
menunjukkan bahwa Generasi Y yang lahir
diantara tahun 1980 sampai tahun 1999, yaitu
generasi dari struktur usia 15-34 tahun berada
pada generasi dengan populasi yang cukup besar
dari total jumlah penduduk Indonesia yang
mencapai 249,9 juta jiwa2. Secara spesifik
generasi ini berada di kelas menengah. Sehingga
tidak aneh jika banyak dari industry bisnis dan perdagangan, termasuk e-commerce menyasar
generasi ini sebagai segmen pasar potensial mereka.
Peluang (Opportunity) :
Dengan mempelajari karakteristik dari Generasi Y diatas, Lazada Indonesia, yang
merupakan pelaku bisnis e-commerce, memiliki peluang yang besar dengan menjadikan
Generasi Y sebagai target market potensialnya. Generasi ini memiliki daya beli yang cukup
1
Sumber : Statistik Indonesia (2014). Piramida penduduk berdasarkan data sensus penduduk 2000.
2
World Bank
tinggi, serta pengetahuan mereka mengenai teknologi dan keaktifan di media social dan
internet, menjadikan mereka generasi yang paling sering melakukan transaksi pembelanjaan
online. Hal ini sangat sejalan dengan konsep bisnis Lazada, yang merupakan toko online yang
melakukan penjualan berbasis internet.
Ancaman (Threat) :
New Entry Barrier yang mudah untuk melakukan perdagangan di dunia online,
menjadikan Lazada harus memperhatikan banyaknya kompetitor yang bermunculan dalam
bisnis e-commerce. Kompetitor yang dihadapi tidak hanya pelaku e-commerce besar yang
bersifat head to head seperti Amazon.com, dan E-bay, namun juga dari perdagangan online
konventional dari masyarakat yang semakin marak. Kehadiran banyaknya kompetitor di dalam
bisnis e-commerce akan memberikan banyak pilihan bagi masyarakat dalam berbelanja. Hal
ini tentu akan menuntut Lazada Indonesia untuk lebih gencar lagi dalam menarik pasar agar
tidak kalah dengan kompetitornya.
Ancok, Djamaludin. 2014. Social Change and Business How to Manage Generation Y. Bahan
Ajar General Business Environment. MM UGM : Yogyakarta.
Ginanjar, Ary . 2014. Generasi Y Adalah Generasi Penerus Indonesia Saat Ini.
http://aryginanjar.com/generasi-y-adalah-generasi-penerus-indonesia-saat-ini/.
(Diakses tanggal 10 September 2014)
Hawkins, Del I dkk (2007) . Consumer Behavior. New York: The McGraw - Hill
Companies, Inc.
Parment, Anders. 2013. Generation Y vs. Baby Boomers: Shopping behavior, buyer
involvement and implications for retailing. Journal of Retailing and Consumer
Services. Stockholm University School of Business : Sweden