Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III TEMBILAHAN
Jalan Jenderal Sudirman No. 69 Tembilahan 29212
Telp. (0768) 21341 Fax. (0768) 21086

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN DETEKSI DINI HIV AIDS PADA


KELOMPOK BERESIKO TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
1. Umum
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini akan
menyerang sistem imun/daya tahan tubuh alami manusia, sehingga manusia
yang terinfeksi oleh virus ini akan jatuh dalam keadaan immunodeficient, atau
dengan kata lain manusia tersebut akan menjadi jauh lebih rentan terkena infeksi
(baik oleh bakteri, virus, atau jamur) dan juga terhadap beberapa tipe kanker.
Bahkan infeksi ringan pada manusia sehat dapat menjadi sangat berbahaya dan
beresiko kematian bagi mereka yang terinfeksi HIV.Status imunitas pasien biasa
diukur melalui hitung jumlah sel CD4.
Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency
Syndrome.Jadi AIDS adalah sindroma (sekumpulan gejala dan tanda) yang
diakibatkan akibat infeksi HIV. AIDS merupakan tahap paling parah dalam
perjalanan penyakit akibat infeksi HIV, sehingga tidak semua orang yang
terinfeksi HIV sudah sampai pada tahapan AIDS. Lama perjalanan penyakit dari
awal infeksi HIV hingga tahap AIDS adalah berkisar antara dua hingga 15 tahun,
bergantung pada kondisi kesehatan individu tersebut. AIDS ditunjukkan dengan
munculnya berbagai infeksi, perkembangan beberapa jenis kanker, dan kondisi
kelainan klinis berat yang lain.
Virus ini hanya dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh yang
berasal dari orang yang terinfeksi HIV, yaitu darah, air susu ibu, air mani, dan
cairan vagina. Virus ini tidak ditularkan melalui kegiatan sehari-hari seperti
bersalaman, berpelukan, berbagi makanan, minuman, gigitan nyamuk, atau
memakai barang dan toilet secara bergantian.Untuk berciuman, berhati-hatilah,
ini termasuk salah satu tindakan beresiko karena anda tidak tahu bahwa
kemungkinan terdapat luka yang berukuran sangat kecil di dalam rongga mulut
yang dapat menjadi jalan masuk virus. Saat ini tenaga kesehatan juga akan
selalu menggunakan alat bantu berupa sungkup apabila akan memberikan nafas
buatan pada semua pasien henti nafas, hal ini bertujuan sebagai tindakan
pencegahan secara umum dari resiko penyebaran infeksi HIV yang tidak kita
ketahui.

Pemeriksaan HIV
Tes hiv memberi tahu kita apakah kita terinfeksi hiv, virus penyebab aids.
kebanyakan tes ini mencari antibodi terhadap hiv. antibodi adalah protein yang
dibuat oleh sistem kekebalan tubuhu ntuk menyerang kuman tertentu. antibodi
terhadap semua kuman berbeda, jadi bila ditemukan antibodi terhadap hiv dalam
darah kita, artinya kita terinfeksi hiv. ada juga jenis tes lain yang mencari tanda
bahwa virus sendiri ada di dalam darah, tetapi tes macam ini belum tersedia di
indonesia.
Tes yang paling lazim untuk HIV adalah tes darah. Sekarang juga ada tes
yang dapat mencari antibodi dalam air seni, atau dalam cairan yang diambil dari
dalam mulut (bukan air liur), digesekkan dari dalam pipi. Tes yang sering dipakai
sekarang disebut tes cepat atau rapid test, yang mampu menyediakan hasil
dalam 20-30 menit setelah contoh darah atau cairan lain diambil.
Untuk tes darah, contoh darah kita diambil dengan jarum suntik sekali
pakai, atau tetes darah diambil setelah jari kita ditusuk dengan jarum sekali
pakai.Jika hasil tes pertama ‘reaktif’ (positif), hal ini menunjukkan kemungkinan
kita terinfeksi HIV. Tetapi tes harus diulang sekali (jika kita
mempunyai gejala penyakit HIV) atau dua kali dengan cara berbeda untuk
memastikan hasilnya benar, dan dapat dinyatakan ‘positif’. Ini biasanya dilakukan
oleh tempat tes tanpa kita ketahui.Hasil juga dapat dilaporkan sebagai ‘non-
reaktif’ (negatif).Kadang laboratorium juga melaporkan angka non-reaktif (mis.
‘non-reaktif, 0,34’). Angka ini tidak ada relevansi sama sekali dan sebaiknya
diabaikan.
Sebelum darah diambil, kita wajib diberi konseling oleh seorang konselor
yang terlatih. Di antara yang lain, konseling ini akan memberi informasi dasar
tentang HIV dan AIDS, manfaat dan kerugian kita mengetahui apakah kita
terinfeksi, dan bagaimana kita akan bereaksi jika nanti hasilnya positif. Setelah
itu, kita diminta menyetujui sebelum darah diambil (sering disebut informed
consent). Kita juga wajib diberi konseling lagi oleh konselor yang sama saat
hasilnya sudah ada. Hasilnya hanya boleh diberikan pada kita, dan tidak boleh
diberikan pada orang lain tanpa persetujuan kita. Tempat melaksanakan tes
bertanggung jawab untuk menjamin nama kita dan hasil tes tidak diketahui orang
lain
Kita dapat terinfeksi HIV tanpa mengetahuinya.Kita mungkin tidak
merasa sakit atau mempunyai keluhan. Tetapi kita tetap bisa menularkan orang
lain. Siapa pun yang aktif secara seksual atau memakai jarum suntik secara
bergantian sebaiknya tes HIV secaraberkala.Kemenkes mengusulkan semua ibu
hamil ditawarkan tes HIV di layanan pranatal.Kalau kita ragu apakah ada
kemungkinan kita terinfeksi HIV, sebaiknya dites.
Jika kita menjadi terinfeksi HIV, biasanya sistem kekebalan tubuh baru
membentuk antibodi tiga minggu hingga tiga bulan setelah kita terpajan.Masa ini
disebut masa jendela.Jadi, jika kita merasa kita terpajan, atau melakukan
perilaku berisiko tertular HIV, kita sebaiknya menunggu tiga bulan setelah
peristiwa berisiko sebelum kita dites.Kita juga dapat langsung tes, dan
mengulangi tes tiga bulan setelah peristiwa (bukan setelah tes pertama). Selama
masa jendela ini, tes antibodi akan menunjukkan hasil non-reaktif (negatif), tetapi
walaupun begitu, jika kita sudah terinfeksi kita dapat menularkan orang lain.
Sebetulnya, selama masa awal infeksi ini, daya menular kita paling tinggi
sehingga kita lebih mungkin menularkan orang lain kalau kita berperilaku
berisiko.
Menurut pedoman Kemenkes RI, hasil tes HIV yang non-reaktif tiga
bulan atau lebih setelah peristiwa berisiko berarti kita tidak terinfeksi HIV, atau
dalam kata lain, kita HIV-negatif.Namun, sekali lagi, kalau kita ragu, tidak salah
kalau tes ulang.
Hasil positif atau reaktif berarti kita mempunyai antibodi terhadap HIV,
dan itu berarti kita terinfeksi HIV. Hasil tes seharusnya disampaikan kepada kita
oleh konselor, yang akan memberi tahu kita apa dampak pada kehidupan kita,
dan bagaimana kita dapat memperoleh layanan dan dukungan kesehatan serta
emosional. Hasil positif bukan berarti kita AIDS untuk informasi Banyak orang
yang positif tetap sehat untuk beberapa tahun, dan tidak tentu langsung perlu
memakai obat apa pun.
Penerimaan diagnosis HIV sering kali sangat sulit.Namun kita tidak
sendiri, dan bertemu dengan teman senasib dapat sangat membantu pada saat
itu. Di beberapa daerah, teman-teman Odhasudah membentuk kelompok
dukungan sebaya (KDS) untuk memudahkan proses ini. Minta dirujuk pada KDS
terdekat oleh petugas klinik VCT.

2. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari pemeriksaan HIV ini adalah :
 Dapat memberikan sosialisasi kepada Tenaga Kerja Bongkar Muat
Porter, ABK, Supir truk dan masyarakat sekitar pelabuhan mengenai
penyakit HIV, yang meliputi penyebab penyakit HIV, cara penularan
penyakit HIV dan cara penanganannya jika terinfeksi virus tersebut
 Untuk mengetahui status HIV Tenaga Kerja Bongkar Muat
Porter,ABK dan masyarakat sekitar pelabuhan yang reaktif HIV

3. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup layanan pengendalian penyakit ini sebagai
pelaksana screening adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Tembilahan yang dilaksanakan di wilayah kerja Kuala Enok dan wilayah
kerja Rengat. Kegiatan Semester 1 dilaksanakan pada bulan Maret dan
Juni 2022.

Tabel 1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Deteksi Dini HIV/AIDS


NO WILAYAH KERJA WAKTU PELAKSANAAN
1 Kuala Enok 1 07 s.d 09 Maret 2022
2 Rengat 2 15 s.d 17 Juni 2022

4. Dasar
a. Undang-undang No.6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
b. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular
c. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
d. PP No. 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular.
e. Keputusan Presiden No. 15 tahun 1983 tentang kebijakan
Pengembangan Kepariwisataan.
f. International Health Regulation ( IHR ) tahun 2005
g. Permenkes RI No. 560 tahun 1989 tentang jenis penyakit tertentu yang
dapat menimbul kan wabah.
h. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.33 Tahun 2021 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.

B. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN


Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah :
 Memberikan sosialisasi kepada kepada Tenaga Kerja Bongkar Muat
Porter,ABK dan masyarakat sekitar pelabuhan mengenai penyakit
HIV, yang meliputi penyebab penyakit HIV, cara penularan penyakit
HIV dan cara penanganannya jika terinfeksi virus tersebut
 melakukan pemeriksaan HIV kepada Tenaga Kerja Bongkar Muat
Porter,ABK dan masyarakat sekitar pelabuhan

C. HASIL YANG DICAPAI


Adapun jumlah pemeriksaan HIV dengan metode rapid yang dicapai pada
semester 1 tahun 2022 adalah sebanyak 170 orang. Sedangkan target dari
pemeriksaan HIV tahun 2022 sesuai dengan Perjanjian Kinerja adalah sebanyak
60 orang/ tahun, artinya capain target mencapai 283,3%. Adapun Rinciannya
dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini:

Tabel 2. Distribusi jumlah target dan capaian target Deteksi Dini HIV Aids
Semester 1 tahun 2022
No Wilker Target Capaian Persentase
Target
1. Rengat 20 orang 85 orang 425%
2. Kuala Enok 20 orang 85 orang 425%
Grafik 1. Distribusi jumlah target dan capaian target Deteksi Dini HIV Aids
Semester 1 tahun 2022

Dari 170 orang peserta kegiatan pengendalian penyakit HIV AIDS, peserta
laki-laki berjumlah 147 orang (86%) dan jumlah peserta perempuan sebanyak 23
orang (14%).

Diagram 1. Distribusi Frekuensi Jumlah Peserta Berdasarkan Jenis Kelamin


Pemeriksaan HIV KKP Kelas III Tembilahan Semester 1 Tahun 2022

Dari grafik 1 dan diagram 1 diatas dapat dilihat bahwa persentase jenis
kelamin laki-laki lebih banyak melakukan pemeriksaan HIV dengan metode rapid
test yaitu 147 orang (86%) dibandingkan dengan peserta yang berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 23 orang (14%).
Hasil pemeriksaan screening HIV dengan metode rapid tes dapat dilihat pada
grafik di bawah ini ;
Grafik 2. Hasil Pemeriksaan screening HIV
KKP Kelas III Tembilahan Semester 1 tahun 2022

Dari grafik 2 diatas dapat dilihat bahwa dari total 170 orang yang bersedia
untuk dilakukan pemeriksaan HIV, 170 orang dinyatakan nonreaktif (negatif).

D. SIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan :
 Jumlah peserta yang bersedia untuk melakukan pemeriksaan HIV
Semester 1 tahun 2022 adalah 170 orang. Peserta laki-laki berjumlah
147 orang (86%) dan peserta yang berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 23 orang (14%). Adapun target dari pemeriksaan HIV
tahun 2022 sesuai dengan Perjanjian Kinerja adalah sebanyak 60
orang/ tahun, artinya capain target mencapai 283,3%.
 Hasil pemeriksaan HIV dengan metode rapid test 170 dinyatakan non
reaktif.
 Data peserta yang bersedia melakukan screening terlampir
Saran :
 Dapat melakukan sosialisasi HIV secara berkesinambungan dan
 dapat meningkatkan kerja sama lintas sektor dan lintas program
 Pemeriksaan diharapkan diulang 3 bulan kemudian, karena masa
periode jendela virus HIV ini adalah dalam jangka waktu 3 bulan,
mungkin pada pemeriksaan yang pertama virus HIV tersebut belum
terdeteksi.
 Melakukan kerja sama dengan puskesmas setempat untuk
menindaklanjuti peserta yang reaktif HIV agar mendapatkan tindakan
rehabilitatif dan mendapatkan pendampingan dari konselor

Tembilahan, Juni 2022


Kepala Kantor

Jufrihadi, SKM, M.Kes


NIP 196903301991031002

Dokumentasi Screening HIV AIDS


KKP Kelas III Tembilahan Tahun 2022
Screening HIV Wilker Rengat

Screening HIV Wilker Rengat

Screening HIV Wilker Kuala Enok

Anda mungkin juga menyukai