Anda di halaman 1dari 16

Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189.

Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462

HUBUNGAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN


KINERJA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL KOTA CILEGON

Aini Ridhania, Sudadio & Ahmad Fauzi


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
ainirdhnn@gmail.com dr.dio@untirta.ac.id fauzipls@untirta.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelatihan kepemimpinan


dan motivasi dalam meningkatkan kinerja karyawan PT Krakatau Steel, Kota
Cilegon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 112 orang karyawan
yang telah mengikuti pelatihan kepelatihan dengan jumlah sampel sebanyak
53 orang dengan menggunakan bantuan rumus Slovin dengan taraf kesalahan
10%. Pemilihan Sampel menggunakan teknik Probability
Sampling jenis Cluster Random Sampling. Data dikumpulkan dengan
menggunakan metode angket dengan skala likert dan dokumentasi. Uji
persyaratan analisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji
linieritas. Metode analisis yang digunakan adalah analisis korelasi sederhana
dan regresi ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Terdapat
hubungan positif pelatihan kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja
karyawan. (2) Terdapat hubungan positif motivasi dalam meningkatkan
kinerja karyawan. (3) Terdapat hubungan yang positif antara pelatihan
kepemimpinan dan motivasi secara bersama-sama dalam meningkatkan
kinerja karyawan. Sumbangan relatif yang diberikan dari masing – masing
variable bebas adalah Pelatihan kepemimpinan delapan koma lima persen dan
Motivasi tiga koma satu persen.

Kata Kunci: hubungan, pelatihan kepemimpinan, motivasi, kinerja


karyawan.

174
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462

THE RELATION OF LEADERSHIP AND MOTIVATION TRAINING IN INCREASING PT


KRAKATAU STEEL CILEGON CITY EMPLOYEES PERFORMANCE

AINI RIDHANIA, SUDADIO & AHMAD FAUZI.


SULTAN AGENG TIRTAYASA UNIVERSITY
ainirdhnn@gmail.com dr.dio@untirta.ac.id fauzipls@untirta.ac.id

ABSTRACT

This Research made to know the relation of ledership and motivation training
in increasing the performance of PT Krakatau Steel Employees, in Cilegon
City. The Method that used in this research is quantitative descriptive. The
amount of population in this research are 112 employees that have joined
leadership training with total sample of 53 people using Slovin formula with
10% mistake probability. The choosing of this sample are using Probablity
Sampling technique with Cluster Random Sampling type. The data itself are
accumulated with questionnaire method with likert scale and documentation.
The requeirement analysis test are using normality test, homogeneity test, and
linearity test. The analysis method that used is simple correlation analysis and
double regression. The result of this research shows that (1) Exist a positive
relation of leadership training in increasing the employee performance. (2)
Exist a positive motivation relation in increasing employee performance. (3)
Exist a positive relation between doing a leadership and motivation training
together in increasing the employee performance. The relative contribution
that given from every free variables are Leadership Training eight point five
percent and Motivation tri point one percent.

Keywords: Relation, Training Leadership, Motivation, Performance


Employee.

175
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
PENDAHULUAN KAJIAN LITERATUR
Pentingnya hubungan antara pelatihan Pelatihan
kepemimpinan dan motivasi dalam usaha Notoatmodjo (2010:4), bahwa untuk
meningkatkan kinerja karyawan merupakan satu meningkatkan kualitas kemampuan kerja,
hal yang harus diperhatikan oleh setiap berpikir dan keterampilan maka pendidikan dan
perusahaan. Hal ini disebabkan karena keduanya pelatihan yang paling penting di perlukan.
memiliki keterkaitan dalam hal pembentukan Menurut Rivai dan Sagala (2011:212)
personal karyawan. Dalam dunia pekerjaan, Pelatihan adalah proses secara sistematis
kinerja karyawan merupakan salah satu mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai
komponen penting yang selalu diperhatikan. Jika tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan
kinerja karyawan bagus maka, output lembaga keahlian dan kemampuan pegawai untuk
akan bagus. Sebaliknya, jika kinerja karyawan melaksanakan pekerjaan saat ini.
rendah, maka output yang dihasilkan juga rendah. Dari beberapa pengertian diatas, pelatihan
Oleh karena itu, kinerja merupakan elemen adalah sebuah proses untuk meningkatkan
penting, maka berbagai upaya dilakukan oleh kompetensi karyawan dan dapat melatih
lembaga untuk meningkatkan kinerja kemampuan, keterampilan, keahilan dan
karyawannya. pengetahuan karyawan guna melaksanakan
Salah satu perusahaan di Banten yang pekerjaan secara efektifvitas dan efisien untuk
berupaya meningkatkan kinerja karyawan melalui mencapai tujuan di suatu perusahaan.
pelatihan kepemimpinan adalah PT. Krakatau
Tujuan pelatihan
Steel. Upaya peningkatan kinerja karyawan ini
Menurut Widodo (2015:84),
adalah sebagai salah satu usaha perusahaan dalam
mengemukakan bahwa tujuan pelatihan yang
memecahkan masalah diantaranya adanya
dilakukan oleh perusahaan adalah untuk
karyawan yang kurang berkompeten dalam
meningkatkan produktivitas, meningkatkan
melaksanakan tugas dan kewajibannya, tidak
kualitas, mendukung perencanaan SDM,
sesuainya tupoksi yang dikerjakan oleh setiap
meningkatkan moral anggota, memberikan
karyawannya, adanya karyawan yang tidak
kompensasi yang tidak langsung, meningkatkan
mengunakan alat keselamatan lengkap,
kesehatan dan keselamatan kerja, mencegah
banyaknya tindak indisipliner yang dilakukan
kedaluarsa kemampuan dan pengetahuan
oleh para karyawan seperti tidak masuk kerja,
personel, meningkatkan perkembangan
potong jam kantor, menghindari rapat, pulang
kemampuan dan keahlian personel. Pelatihan
tidak tepat waktu yang ditentukan dan lain
bertujuan untuk meningkatkan penguasaan
sebagainya.
teori dan keterampilan memutusakan terhadap
Dengan terlaksananya pelatihan
persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan
kepemimpinan yang diadakan di PT. Krakatau
mencapai tujuan.
Steel maka peneliti tertarik untuk menyusun
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pelatihan
kedalam sebuah skripsi yang berjudul “
untuk membantu karyawan dalam
Hubungan Pelatihan Kepemimpinan Dan
meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerjanya
Motivasi Dalam Meningkatkan Kinerja
serta membentuk sikap, loyalitas, dan kerja
Karyawan di PT. Krakatau Steel, Kota
sama guna memperoleh kemajuan perusahaan.
Cilegon. “.
Manfaat pelatihan
Perumusan masalah yang akan diteliti
Menurut Rivai dan Sagala (2011:217),
adalah Bagaimana hubungan pelatihan
adapun maanfaat pelatihan yang dibagikan
kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja
menjadi tiga golongan, yaitu:
karyawan di PT. Krakatau Steel?. Bagaiman
a. Manfaat untuk karyawan
hubungan motivasi dalam meningkatkan kinerja
b. Manfaat untuk perusahaan
karyawan di PT. Krakatau Steel?. Bagaimana
c. Manfaat dalam hubungan sumber daya
hubungan pelatihan kepemimpinan dan motivasi
manusia, intra dan antar grup dan individu.
secara bersama-sama dalam meningkatkan kinerja
Maka menurut peneliti pelatihan dapat
karyawan di PT. Krakatau Steel?.
memberikan manfaat bagi karyawan,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perusahaan, dan manfaat dalam hubungan
Hubungan pelatihan kepemimpinan dalam
sumber daya manusia, intra dan antar grup dan
meningkatkan kinerja karyawan PT. Krakatau
individu.
Steel, Kota Cilegon, Hubungan motivasi dalam
Jenis-jenis Pelatihan
meningkatkan kinerja karyawan PT. Krakatau
Menurut Widodo (2015:86), jenis-jenis
Steel, Kota Cilegon, Hubungan pelatihan
pelatihan yang biasa dilakukan dalam
kepemimpinan dan motivasi secara bersama-sama
organisasi antara lain:
dalam meningkatkan kinerja karyawan di PT.
a. Pelatihan dalam kerja (on the job training)
Krakatau Steel, Kota Cilegon.
b. Magang (apprenticeship)
c. Pelatihan di luar kerja (of-the-job training)

176
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
d. Pelatihan di tempat mirip sesungguhnya kemudian melakukan sesuatu yang dapat
(vestibule training) membantu tercapainya suatu tujuan tertentu.
e. Simulasi kerja (job simulation) Syarat-syarat Kepemimpinan
Berdasarkan uraian diatas menurut peneliti Menurut Kartono (2014:36) Konsepsi
jenis-jenis pelatihan tersebut dapat mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu:
pelatihan dan waktu pelaksanaannya. a. Kekuasaan
Sasaran Pelatihan b. Kewibawaan
Sebelum mengenal pelatihan kita harus c. Kemampuan
terlebih dahulu mengetahui beberapa sasaran Menurut peneliti berdasarkan uraian
pelatihan. Menurut Sutrisno (2009:69), diatas syarat-syarat kepemimpinan memiliki
mengemukakan enam sasaran pelatihan sebagai sedikitnya tiga hal harus dimiliki pemimpin
berikut: agar hasil yang diharapkan dapat lebih
a. Meningkatkan produktivitas kerja maksimal diantaranya adalah kekuasaan,
b. Meningkatkan mutu kerja kewibawaan, dan kemampuan.
c. Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan Fungsi Kepemimpinan
sumber daya manusia Menurut Veitzal Rivai (2012:34)
d. Meningkatkan moral kerja terdapat lima fungsi pokok kepemimpinan
e. Menjaga kesehatan dan keselamatan secara operasional, yaitu:
f. Menunjang pertumbuhan pribadi a. Fungsi Instruksi
Berdasarkan uraian diatas menurut peneliti Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah.
sasaran pelatihan tersebut dapat meningkatkan Pemimpin sebagai komunikator merupakan
produktivitas kerja, mutu kerja, ketepatan pihak yang menentukan apa, bagaimana,
dalam perencanaan sdm, moral kerja, serta bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan
mejaga kesehatan dan keselamatan dan agar keputusan dapat dilaksanakan secara
menunjang pertumbuhan pribadi. efektif.
Prinsip-prinsip Pelatihan b. Fungsi Konsultasi
Prinsip-prinsip dasar pelatihan ada 3, yaitu: Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah.
a. Prinsip Relevansi c. Fungsi Partisipasi
b. Prinsip Efektifitas dan Efisiensi Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin
c. Prinsip Kesinambungan berusaha mengaktifkan orang- orang yang
Prinsip-prinsip pelatihan diatas dipimpinnya, baik dalam ke ikut sertaan
menjelaskan bahwa dalam melaksanakan pengambiloan keputusan maupun dalam
pelatihan sedikitnya tiga hal tersebut dapat melaksanakannya.
terlaksana dengan baik, sehingga hasil yang d. Fungsi Delegasi
diharapkan dapat lebih maksimal. Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan
pelimpahan wewenang membuat atau
B. Kepemimpinan
menetapkan keputusan, baik melalui
Kepemimpinan adalah proses
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari
memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin. pembantu pemimpin yang
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
memiliki kesamaan prinsip, persepsi, dan
mencapai tujuan organisasi. Dalam hubungan
aspirasi.
ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari
e. Fungsi Pengendalian
peranya memberikan pengajaran atau instruksi.
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa
Menurut Kartono (2014:55) kepemimpinan
kepemimpinan yang sukses atau efektif
adalah suatu bakat yang diperoleh orang
mampu mengatur aktivitas anggotanya secara
sebagai kemampuan istimewa yang dibawa
terarah dan dalam koordinasi yang efektif
sejak lahir.
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan
Sedangkan menurut Gary Yukl (2015:9)
bersama secara maksimal.
Kepemimpinan adalah Proses mempengaruhi
Menurut peneliti kepemimpinan
orang lain untuk memahami dan menyetujui
memiliki fungsi untuk menjadikan seseorang
apa yang dibutuhkan dalam melaksanakan
mampu memimpin dengan baik diantaranya
tugas dan bagaimana melaksanakan tugas itu,
seperti fungsi instruksi, konsultasi,partisipasi,
serta proses untuk memfasilitasi upaya individu
delegasi, dan pengendalian yang dapat
dan kolektif guna mencapai tujuan bersama.
diterapkan kepada karyawannya.
Berdasarkan uraian diatas, menurut peneliti
kepemimpinan adalah kemampuan yang Gaya Kepemimpinan
dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi, Menurut Miftah Thoha (2013:49) Gaya
menggerakan, dan mengarahkan seseorang atau kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
sekelompok agar menerima pengaruh tersebut digunakan oleh seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang

177
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
lain seperti yang ia lihat. Sedangkan menurut inisiatif yang berbeda-beda dan dihargai
Yukl (2010) Gaya kepemimpinan adalah proses disalurkan secara wajar.
untuk mempengaruhi untuk memahami dan setuju Menurut peneliti berdasarkan uraian diatas tipe-
dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tipe kepemimpinan mampu membedakan cara
tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses memimpin seseorang sesuai sifat dan perilaku
untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif masing-masing individu.
untuk mencapai tujuan bersama.
Motivasi
Berdasarkan pendapat diatas dapat
Menurut Wibowo (2011:379) motivasi
disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah
merupakan dorongan terhadap serangkaian proses
suatu cara pemimpin untuk memberi pengaruh
perilaku manusia pada pencapaian tujuan.
dan memberi contoh kepada bawahannya dalam
Sedangkan menurut Pamela & Oloko (2015:87)
bentuk kepribadian atau tingkah laku.
Motivasi adalah kunci dari organisasi yang sukses
Tipe-tipe kepemimpinan untuk menjaga kelangsungan pekerjaan dalam
Kepimpinan di dalam melaksanakan fungsi- organisasi dengan cara dan bantuan yang kuat
fungsinya, maka akan berlangsung aktivitas untuk bertahan hidup. Motivasi adalah
kepimpinan. Apabila aktivitas dapat dicapai dan memberikan bimbingan yang tepat atau arahan,
sesuai dengan rencana maka akan terlihat gaya sumber daya dan imbalan agar mereka terinspirasi
kepimpinan dengan polanya masing-masing. dan tertarik untuk bekerja dengan cara yang anda
Menurut Veitzhal Rivai (2012:42) gaya inginkan. Dalam pengertian umum, Motivasi
kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu : dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong
a. Gaya kepimpinan yang berpola pada perbuatan kearah suatu tujuan tertentu.
kepentingan pelaksanaan tugas. Berdasarkan beberapa pendapat yang
b. Gaya kepimpinan yang berpola pada dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan
pelaksanaan hubungan kerja sama. bahwa motivasi adalah suatu proses dimana
c. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kebutuhan mendorong seseorang untuk
kepentingan hasil yang dicapai. melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah
Berdasarkan ketiga pola dasar tersebut ke tercapainya tujuan tertentu dan tujuan
maka terbentuk perilaku kepemimpinan yang organisasi dan untuk memenuhi beberapa
terdiri dari tiga tipe pokok kepimpinan, yaitu: kebutuhan. Kuat lemahnya motivasi seorang
a. Tipe Kepemimpinan Otoriter tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya
Tipe kepemimpinan ini menempatkan prestasi.
kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin
Teori-teori Motivasi
bertindak sebagai penguasa tunggal.
Teori-teori motivasi menurut Malayu S.P.
Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata
Hasibuan (2006:152-167) dibagi menjadi dua
hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah,
kelompok, yaitu:
dan bahkan kehendak pimpinan. Pimpinan
a. Teori Kepuasan (Content Theory)
dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan
Teori ini merupakan teori yang mendasarkan
dengan bawahannya. Kemampuan bawahan
atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan
selalu dipandang rendah sehingga dainggap
individu yang menyebabkan bertindak dan
tidak mampu berbuat sesuatu tanpa diperintah.
berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini
b. Tipe Kepemimpinan Kendali Bebas
memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam
Merupakan kebalikan dari tipe
diri orang yang menguatkan, mengarahkan,
kepemimpinanotoriter.Pemimpinberkeduduan
mendukung dan menghentikan perilakunya.
sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan
Jika kebutuhan semakin terpenuhi, maka
dengan memberikan kebebasan penuh pada
semangat pekerjaannya semakin baik. Teori-
orang yang dipimpin dalam mengambil
teori kepuasan ini antara lain:
keputusan dan melakukian kegiatan menurut
1) Teori Motivasi Klasik
kehendak dan kepentingan masing-masing,
2) Teori Maslow
baik secara perorangan maupun kelompok-
3) Teori Herzberg
kelompok kecil. Pemimpin hanya
4) Teori X dan Teori Y Mc. Gregor
memfungsikan dirinya sebagai penasehat.
5) Teori Mc Clelland
c. Tipe Kepemimpinan Demokratis
6) Teori Motivasi Claude S. George
Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia
sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap b. Teori Proses
kelompok atau organisasi. Pemimpin memandang Teori proses mengenai motivasi berusaha
dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya menjawab bagaimana menguatkan,
sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan mengarahkan, memelihara dan menghentikan
berbagai aspeknya. Kemauan, kehendak, perilaku individu. Teori yang tergolong ke
kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreatifitas, dalam teori proses, diantaranya: Teori Harapan

178
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
(Expectancy), Teori Keadilan, dan Teori keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus
Pengukuhan dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan
Berdasarkan teori-teori diatas, dapat dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang
disimpulan bahwa teori motivasi terbagi dua telah ditentukan).
yaitu teori kepuasan dan teori proses. Menurut Peneliti berdasarkan pendapat
diatas hasil yang dicapai setelah melakukan
Aspek-aspek Motivasi
pekerjaannya dengan aturan yang berlaku dan
Menurut George dan Jones (dalam
dalam kurun waktu tertentu.
Ella,2015) mengemukakan 3 aspek-aspek
motivasi kerja : Aspek Pengukuran Kinerja
a. Perilaku (direction of behavior) Sedarmayati (2016:220) terlepas dari
b. Tingkat Usaha (Level of effort) besar, jenis, sektor atau spesialisasinya, setiap
c. Tingkat Kegigihan (level of persistence) organisasi biasanya cenderung tertarik pada
Berdasarkan pendapat diatas peneliti pengukuran kinerja dalam aspek berikut:
menyimpulkan bahwa motivasi timbul karna a. Aspek Finansial
adanya aspek-aspek baik dari karyawan itu b. Kepuasan Pelanggan
sendiri, atasan dan lingkungan kerja tersebut. c. Operasi Bisnis Internal
d. Kepuasan Karyawan
Faktor Motivasi
e. Kepuasan Komunitas dan Stakeholders
Motivasi merupakan proses psikologi
f. Waktu
dalam diri seseorang dan sangat dipengaruhi oleh
Setelah ukuran pencapaian kinerja
berbagai faktor. Secara umum, faktor inidapat
ditetapkan, maka langkah berikutnya dalam
muncul dari dalam diri (intrinsik) maupun dari
mengukur kinerja pegawai adalah mengumpulkan
luar diri (ekstrinsik). Faktor internal seperti sikap
informasi yang berhubungan dengan hal tersebut
terhadap pekerjaan, bakat, minat, kepuasan,
dari seseorang selama periode tertentu.
pengalaman, dan lain-lain serta faktor dari luar
Membandingkan hasil ini dengan standar yang
individu yang bersangkutan seperti pengawasan,
dibuat oleh periode waktu yang bersangkutan,
gaji, lingkungan kerja, kepemimpinan.
akan dapat meningkatkan kinerja dari seorang
Berdasarkan teori motivasi klasik dari maslow
pegawai. Secara ringkasnya dapatlah dikatakan
dijelaskan ada beberapa hal yang mempengaruhi
bahwa pengukuran tentang kinerja pegawai
motivasi diantaranya:
tergantung kepada jenis pekerjaannya dan tujuan
a. Kebutuhan fisiologis
dari organisasi yang bersangkutan.
b. Kebutuhan keselamatan dan keamanan
c. Kebutuhan sosial Indikator Kinerja
d. Kebutuhan akan penghargaan Mangkunegara (2009:75) mengemukakan
e. Aktualisasi diri indikator kinerja, yaitu:
Berdasarkan uraian diatas menurut peneliti a. Kualitas adalah seberapa baik seorang
ada banyak yang menjadikan faktor-faktor karyawan mengerjakan apa yang seharusnya
motivasi dalam bekerja yang bisa datang dari diri dikerjakan.
sendiri maupun lingkungan kerja. b. Kuantitas adalah seberapa lama seorang
pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas
Pengukuran Motivasi
kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja
Pada umumnya, yang banyak diukur
setiap pegawai itu masing-masing.
adalah motivasi sosial dan motivasi biologis.
c. Pelaksanaan Tugas adalah seberapa jauh
Menurut Notoadmodjo (2010) ada beberapa cara
karyawan mampu melakukan pekerjaannya
untuk mengukur motivasi yaitu dengan tes
dengan akurat atau tidak ada kesalahan.
proyektif, kuesioner, dan observasi perilaku.
d. Tanggung Jawab adalah kesadaran akan
Menurut peneliti berdasarkan uraian diatas
kewajiban karyawan untuk melaksanakan
terdapat beberapa cara untuk mengukur motivasi
pekerjaan yang diberikan perusahaan.
yaitu dengan tes proyektif, kuesioner, dan
obsevasi perilaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara
Kinerja Karyawan
lain:
Mangkunegara (2016:67) Kinerja (prestasi
a. Faktor personal/individual, meliputi:
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan,
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
dimiliki oleh setiap individu.
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
b. Faktor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam
Sedarmayanti (2011:260) Kinerja
memberikan dorongan, semangat, arahan, dan
merupakan terjemahan dari performance yang
dukungan yang diberikan manager dan team
berarti hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses
leader.
manajemen atau suatu organisasi secara

179
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
c. Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam
semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu satu–satuan (unit) umum.
tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, Produktivitas adalah bagaimana
kekompakkan dan keeratan anggota tim. menghasilkan atau meningkatkan hasil barang
d. Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas dan jasa setinggi mungkin dengan
kerja atau insfrastruktur yang diberikan oleh memanfaatkan sumber daya secara efisien.
organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja Produktivitas kerja karyawan bagi suatu
dalam organisasi. perusahaan sangatlah penting sebagai alat
e. Faktor kontekstual (situasional), meliputi: pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha.
tekanan dan perubahan lingkungan eksternal Karena semakin tinggi produktivitas kerja
dan internal. karyawan dalam perusahaan, berarti laba
Menurut peneliti berdasarkan uraian diatas perusahaan dan produktivitas akan meningkat.
ada banyak yang menjadikan faktor-faktor Menurut Manullang, dalam Edyun
peningkatan kinerja dalam bekerja yang bisa (2012) memberi penjelasan bahwa faktor-faktor
datang dari karyawan itu sendiri (internal) yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja
maupun lingkungan kerja (eksternal). antara lain:
Penilaian Kinerja a. Keahlian, merupakan faktor penting dan
Menurut Wilson (2012:231) penilaian kinerja harus dimiliki oleh pengawas pelaksana
adalah “proses yang dilakukan organisasi untuk maupun pemimpin.
mengevaluasi atau menilai keberhasilan karyawan b. Pengalaman, faktor pengalaman sangat erat
dalam melaksanakan tugasnya”. hubungannya dengan intelegensi.
Tujuan penilaian kinerja adalah untuk c. Umur, umumnya karyawan yang sudah
mengetahui keberhasilan atau ketidak berhasilan berumur lanjut mempunyai tenaga fisik
seorang karyawan, dan untuk mengetahui relative terbatas daripada karyawan yang
kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan masih muda
yang dimiliki oleh karyawan yang bersangkutan d. Keadaan fisik, keadaan fisik erat
dalam melaksanakan tugasnya. Hasil penilaian hubungannya dengan tugas yang dihadapi.
kinerja digunakan sebagai bahan pertimbangan e. Pendidikan, pendidikan sering dihubung kan
dalam pembinaan pegawai, antara lain dengan latihan-latihan yang umunya
pengangkatan, kenaikan pangkat, pengangkatan menunjukan kesanggupan kerja.
dalam jabatan, pendidikan dan pelatihan, serta f. Bakat dan temperamen, mempunyai peranan
pemberian penghargaan. Menurut Wilson (2012: penting dalam menunjang kesuksesan kerja.
233) manfaat penilaian kinerja adalah: Menurut Wignjosubroto (Kusuma, 2012)
a. Melakukan evaluasi antar individu dalam aspek-aspek produktivitas teridiri dari :
organisasi a. Motivasi kerja
b. Pengembangan diri setiap individu dalam b. Efisiensi dan efektivitas kerja
organisasi c. Kemampuan kerja
c. Pemeliharaan system d. Pengalaman dan pengetahuan
d. Dokumentasi Menurut peneliti berdasarkan uraian diatas
Berdasarkan uraian diatas menurut peneliti Peningkatan hasil kerja sesuai dengan standar
penilaian kinerja memiliki banyak indikator yang dengan pemanfaatan sumber daya yang efektif
disesuaikan dengan keadaan lingkungan kerja dan efesien.
dan sumber daya manusianya.
Kepuasan Kerja
Produktivitas kerja Menurut Dadang (2013:15) adalah keadaan
Secara filosofi, produktivitas merupakan emosional yang menyenangkan atau tidak
Menurut Hasibuan dalam Edyun (2012:32) menyenangkan terhadap pekerjaan, kepuasan
produktivitas adalah meningkatnya output kerja mencerminkan perasaan seeorang terhadap
(hasil) yang sejalan dengan input (masukan). terhadap pekerjaannya. Banyak faktor-faktor
Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan yang mempengaruhi kepuasan karyawan. Faktor-
oleh adanya peningkatan efisiensi faktor itu sendiri dalam perannya memberikan
(waktu,bahan,tenaga) dan sistem kerja, teknik kepuasan kepada karyawan bergantung pada
produksi dan adanya peningkatan keterampilan pribadi masing-masing karyawan.
dari tenaga kerjanya. Edy Sutrisno (2014:77) mengatakan faktor-
Menurut L. Greenberg dalam Sinungan faktor yang memberikan kepuasan menurut
(2009:117), mendefinisikan produktivitas sebagai Blum adalah :
perbandingan antara totalitas pengeluaran pada a. Faktor Individu, meliputi umur, kesehatan,
waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama watak dan harapan.
periode tersebut. Produktivitas juga diartikan b. Faktor Sosial, meliputi hubungan
sebagai perbandingan ukuran harga bagi masukan kekeluaraan, pandangan pekerja, kebebasan
dan hasil, perbedaan antara kumpulan jumlah berpolitik dan hubungan kemasyarakatan.

180
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
c. Faktor Utama dalam Pekerjaan, meliputi menunjukan bahwa populasi merupakan
upah, pengawasan, ketentraman kerja, keseluruhan subyek penelitian atau merupakan
kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. elemen terpenting dalam sebuah proses penelitian
yang hidup dalam kultur perbedaan secara teoritis
Berdasarkan uraian diatas menurut peneliti
menjadi target penelitian. Populasi dalam
kepuasan kerja adalah perasaan dimana
penelitian ini adalah karyawan yang sudah
seseorang mendapatkan hasil yang setimpal
mengikuti pelatihan kepemimpinan dengan
dari apa yang sudah dia kerjakan baik secara
penelitian yang dilakukan di PT. Krakatau Steel
materi dan non materi.
Kota Cilegon sebanyak 112 orang karyawan di
tahun 2019.
METODE PENELITIAN
Sampel
Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:81), sampel adalah
Menurut Sugiyono (2012:5) metode
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
penelitian adalah sebagai cara ilmiah untuk
oleh populasi tersebut. Secara umum, sampel
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
adalah bagian dari populasi yang menjadi objek
ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu
sesungguhnya dalam suatu penelitian dengan
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya
karakteristik, ciri, atau keadaan yang diukur.
dapat digunakan untuk memahami, memecahkan
Untuk itu, penentuan jumlah sampel dari populasi
dan mengantisispasi masalah. Adapun metode
menggunakan rumus Slovin dengan taraf
yang penulis gunakan dalam penelitian adalah
kesalahan 10%. Berdasarkan rumus tersebut dapat
metode deskriptif kuantitatif.
dihitung sampel dari populasi berjumlah 112
Menurut Sugiyono (2015:53) Penelitian
orang dengan tarif kesalahan 10%, maka sampel
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
53 responden.
mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik
hanya pada satu variabel atau lebih tanpa Teknik Sampling
membuat perbandingan atau menghubungkan Dalam penelitian ini teknik sampling yang
dengan variabel lainnya (variabel mandiri adalah digunakan yaitu nonprobability sampling dengan
variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono
independen, karena kalau variabel independen (2016:85) bahwa: “purposive sampling adalah
selalu dipasangkan dengan variabel dependen. teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu.” Alasan menggunakan
Pendekatan Penelitian
teknik Purposive Sampling adalah karena tidak
Menurut Sugiyono (2012:55) Penelitian
semua sampel memiliki kriteria yang sesuai
asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang
dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu,
bersifat menyatakan hubungan antara dua
penulis memilih teknik Purposive Sampling yang
variabel atau lebih. Dalam penelitian ini,
menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau
pendekatan deskriptif akan digunakan untuk
kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh
mengidentifikasi dan menjelaskan mengenai
sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian
pelatihan kepemimpinan, motivasi dan
ini.
peningkatan kinerja karyawan sedangkan
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel yaitu
pendekatan asosiatif ini digunakan peneliti untuk
dinas ME & FSA di divisi Ws 2, Ws 3, Ws 4,
mengetahui dan menguji ada atau tidaknya
Wsrot, dan Gs. Yang memiliki jabatan,
hubungan antara pelatihan kepemimpinan dan
pengetahuan, dan masa kerja yang sama.
motivasi dalam meningkatkan kinerja karyawan
PT. Krakatau Steel. Instrumen penelitian
Menurut Sukmadinata (2010) pengertian
Tempat dan waktu penelitian
instrumen penelitian menurutnya adalah sebuah
Adapun tempat dan waktu penelitian ini
tes yang memiliki karekatristik mengukur
dilakukan sebagai berikut.
informan dengan sejumlah pertanyaan dan
Tempat : PT. Krakatau Steel, Jl. Jendral
pernyataan dalam penelitian, yang bisa dilakukan
Sudirman Km. 3, Kota Cilegon, Banten.
dengan membua garis besar tujuan penelitian
Waktu : Penelitian ini dilakukan selama lima
dilakukan.
bulan yaitu pada Bulan Juni sampai dengan
Tujuan instrumen pengumpulan data baik data
November 2019.
primer maupun data sekunder, penulis
Populasi melakukannya dengan cara yang antara lain:
Menurut Sugiyono (2012:117) Yang dimaksud 1. Angket
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan menggunakan seperangkat daftar pertanyaan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh yang telah disusun dan kemudian disebarkan
peneliti untuk dipelajrai dan kemudian ditarik kepada responden untuk memperoleh data yang
kesimpulannya. Dari pengertian tersebut, diperlukan. Menurut Zainal Arifin (2011:166)

181
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan Uji validitas angket Pelatihan Kepemimpinan
mencatat data atau informasi, pendapat, dan dilakukan dengan menggunakan bantuan program
paham dalam hubungan kausal. Angket yang software SPSS 20 for windows. Dari 25 (dua
digunakan yaitu bentuk angket menggunakan puluh lima) angket yang diuji coba, angket yang
model Skala Likert. valid sebanyak 20 (dua puluh) dinyatakan lebih
besar dari harga rtabel = 0,361, yaitu 1, 2, 4 ,5 ,6
2. Studi Dokumentasi
,7 ,8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23,
Menurut Sugiyono (2013:396) Dokumentasi bisa
dan 25. Sedangkan angket yang tidak valid
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
sebanyak 5 (lima), yaitu 3, 10, 17, 19, dan 24.
monumentar dari seseorang. Metode
Uji validitas angket Motivasi dilakukan dengan
pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel
menggunakan bantuan program software SPSS 20
berupa catatan yang tertulis seperti traskip, buku,
for windows. Dari 36 (tiga puluh enam) angket
surat kabar, foto dan dokumen mengenai
yang diuji coba, angket yang valid sebanyak 27
gambaran obyek penelitian, dokumentasi ini
(dua puluh tuhuh) dinyatakan lebih besar dari
nantinya akan digunakan peneliti untuk
harga rtabel = 0,361, yaitu 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
melengkapi dan memperkuat data dari hasil
11, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28,
kuisioner. Dalam penelitian ini studi dokumentasi
29, 31, 32, 33 dan 35. Sedangkan angket yang
yang digunakan adalah foto-foto dan dokumen
tidak valid sebanyak 9 (sembilan), yaitu 3, 12, 15,
mengenai obyek yang penelitian.
18, 21, 27, 30, 34 dan 36.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Uji validitas angket Peningkatan Kinerja
Sugiyono (2013:205) mengungkapkan bahwa dilakukan dengan menggunakan bantuan program
dalam penelitian kuantitatif teknik analisis data software SPSS 20 for windows. Dari 16 (enam
yang akan digunakan sudah jelas yaitu diarahkan belas) angket yang diuji coba, semua butir angket
untuk menjawab rumusan masalah atau menguji dinyatakan lebih besar dari harga rtabel = 0,361,
hipotesis yang telah dirumuskan pada suatu yaitu 1, 2, 3, 4, 5 ,6 ,7 ,8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15
penelitian. Program SPSS versi 20 digunakan dan 16.
untuk melakukan pengujian secara statistik. Uji validitas dilakukan di Pusdiklat PT. Krakatau
1. Uji Statistik Deskriptif Steel dengan sample karyawan yang sedang
Statistik deskriptif adalah bagian dari ilmu mengikuti Pelatihan Kepemimpinan yang
statistika yang hanya mengolah, menyajikan memiliki tingkat jabatan, pengetahuan, dan lama
data tanpa mengambil keputusan untuk kerja yang sama.
populasi, dengan kata lain hanya melihat
b. Reliabilitas
gambaran secara umum dari data yang
Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas
didapatkan. Penyajian data deskritif dapat
adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
berupa tabel, grafik, modus, median, mean,
merupakan indikator dari perubah atau konstruk.
frekuensi dan presentase (Sugiyono, 2013:206).
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
2. Uji Instrumen
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
a. Uji validitas
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji
waktu. Pengujian reliabilitas instrumen dengan
validitas digunakan untuk mengukur
menggunakan rumus Alpha Cronbach karena
sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner.
instrumen penelitian ini berbentuk angket dan
Butir angket yang digunakan dalam
skala bertingkat. Rumus Alpha Cronbach sebagai
pengumpulan data harus baik dan sesuai
berikut.
dengan kenyataan, yang disebut valid.
Validitas adalah suatu ukuran yang r11 ( ) ( )
menunjukan tingkatan-tingkat kevalidan dan Keterangan:
kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, r11: reliabilitas yang dicari
2010:2011). Peneliti menggunakan rumus n: jumlah item pertanyaan yang diuji
korelasi Product Moment yang dikemukakan ∑ό t² : jumlah varian tiap item
oleh Pearson untuk menentukan validitas ό t² : varian total
data.
Reliabilitas angket pelatihan kepemimpinan
adalah sebesar 0,920. Berdasarkan tabel diatas,
maka klasifikasinya adalah sangat tinggi.
√ Realibilitas angket motivasi adalah sebesar 0,931.
Keterangan: Berdasarkan tabel diatas, maka klasifikasinya
rxy= korelasi antara x dengan y adalah sangat tinggi.
xi = nilai x ke-i Sedangkan angket peningkatan kinerja adalah
yi = nilai y ke-i sebesar 0,970. Berdasarkan tabel diatas, maka
n = banyaknya nilai klasifikasinya adalah sangat tinggi.

182
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
Uji Normalitas signifikasi yang digunakan 0,05 (5%), maka nilai
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan tersebut lebih besar (0,120 > 0,05). Oleh karna
dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada itu, dapat disimpulkan bahwa Hubungan antara
sebuah kelompok data atau variabel, apakah Pelatihan Kepemimpinan (X1) dengan
sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah Peningkatan Kinerja karyawan (Y) bersifat
tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan linearitas. Sedangkan nilai Sig. Motivasi (X2)
menggunakan Kolmogorov Smirnov. dengan Peningkatan Kinerja (Y) adalah 0,179.
Distribusi normal baku adalah data yang telah Nilai tersebut apabila dibandingkan dengan taraf
ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan signifikasi yang digunakan 0,05 (5%), maka nilai
diasumsikan normal. Jika signifikansi di bawah tersebut lebih besar (0,179 > 0,05). Oleh karna
0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, itu, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak motivasi (X2) dengan peningkatan kinerja
terjadi perbedaan yang signifikan. karyawan (Y) bersifat linearitas.
Dari hasil pengujian dengan statistik yang
Uji hipotesis
dilakukan antara Pelatihan Kepemimpinan (X1),
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
Motivasi (X2) dan Peningkatan Kinerja (Y)
analisis korelasi dengan Produk Moment. Analisis
diperoleh signifikasi melebihi 0,05. Dengan
regresi berganda digunakan untuk mengetahui
demikian data penelitian ini normalitas.
hubungan pelatihan kepemimpinan dan Motivasi
Uji Homogenitas dalam meningkatkan kinerja karyawan di PT.
Pengujian Homogenitas digunakan untuk Krakatau Steel Kota Cilegon. Analisis korelasi
memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok berganda juga digunakan untuk mengetahui nilai
data sampel dari populasi yang memiliki varian signifikasi dari setiap variable penelitian sebagai
yang sama (homogen). Pengujian ini dilakukan dasar untuk melakukan penguji hipotesis.
untuk memperkecil kemungkinan kesalahan Jika Sig < 0,05 , Maka Hɑ diterima dan H0 di
dalam pengambilan sampel. Untuk itu sebelum tolak, artinya terdapat hubungan dari variabel
dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih bebas terhadap variable tetapnya secara parsial.
dahulu data yang diperoleh diuji homogenitasnya.
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
uji Levene menggunakan bantuan software SPSS
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. adalah
20 for windows. Berikut kriteria untuk uji
industri pengolahan besi dan baja terbesar
homogenitas yaitu:
di Indonesia yang berdiri sejak tanggal 31
a. Uji signifikasi > ɑ (ɑ=0,05), maka data
Agustus 1970 dengan adanya Surat Keputusan
homogeny
dari Pemerintah Indonesia pada waktu itu oleh
b. Uji signifikasi < ɑ (ɑ=0,05), maka data tidak
Indonesian Goverment Regulation (IGR) dengan
homogeny
PP No. 35 tahun 1970 yang berisi tentang
Dari hasil pengujian dengan statistik yang
penindak lanjutan proyek besi baja dan di sahkan
dilakukan antara pelatihan kepemimpinan (X1)
oleh Tan Hong Kie di Jakarta. Industri baja
dengan peningkatan kinerja (Y) diperoleh
umumnya bersifat padat modal (kapital besar atau
signifikasi 0,405 melebihi 0,05. Dengan demikian
intensif), karena itu di negara berkembang
data penelitian ini homogenitas.
diawali dengan perusahaan negara (BUMN),
Sedangkan motivasi (X2) dengan peningkatan
seperti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Tujuan
kinerja (Y) diperoleh signifikasi 0,230 melebihi
didirikannya pabrik baja adalah untuk memenuhi
0,05. Dengan demikian data penelitian ini
kebutuhan vital industrialisasi dan pembangunan
homogenitas.
nasional. Selain itu biasanya untuk kepentingan
Uji Linieritas nasional dalam rangka pembangunan atau
Pengujian linieritas dimaksudkan untuk pengembangan wilayah terpencil, seperti Cilegon
mengetahui apakah hubungan antar variabel atau Banten pada saat itu. PT Krakatau Steel
bebas dan variabel terikat bersifat linier. Untuk (Persero) Tbk. memasarkan produknya secara
menguji variabel bebas (X) dengan variabel internasional. Sehingga dengan keahliannya
terikat (Y), dapat dilakukan dengan berdasarkan dalam memproduksi baja, perusahaan
pada deviation from linearity dengan kriteria menguatkan posisinya sebagai salah satu industri
yaitu, apabila Sig. lebih besar dari taraf strategis di Indonesia. Berbagai penghargaan pun
signifikasi yang digunakan (0,05) maka model diperoleh perusahaan sebagai salah satu industri
regresi penelitian adalah bersifat linier, begitu strategis di Indonesia.
pula sebaliknya.
Pelatihan Kepemimpinan (X1)
Berdasarkan penelitian, dapat diketahui bahwa
Berdasarkan data hasil penelitian dengan
nilai Sig. Pelatihan Kepemimpinan (X1) dengan
bantuan SPSS 20 diperoleh nilai rata-rata,
Peningkatan Kinerja (Y) adalah 0,120. Nilai
median, modus, simpangan baku, varians, skor
tersebut apabila dibandingkan dengan taraf

183
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
minimum, skor maksimum pelatihan diperoleh hasil nilai rata-rata sebesar 104.58, nilai
kepemimpinan tengah sebesar 105.00, modus sebesar 105,
simpangan baku sebesar 7.784, varian 60.594,
skor minimum 75, dan skor maksimum 119.
Deskripsi Variabel Pelatihan Kepemimpinan
No Ukuran Tendensi Sentral Nilai Deskripsi Variabel Motivasi
N
1 N 53 Ukuran Tendensi Sentral Nilai
o
2 Rerata (Mean) 81.85 1 N 53
3 Nilai Tengah (Median) 81 2 Rerata (Mean) 104.58
4 Modus (Mode) 81
Simpangan Baku (Standard 3 Nilai Tengah (Median) 105.00
5 3.987
Deviation) 4 Modus (Mode) 105
6 Varian (Variance) 15.9 Simpangan Baku (Standard
5 7.784
7 Minimum 71 Deviation)
6 Varian (Variance) 60.594
8 Maksimum (Maxsimum) 90
Tabel 4.4 berdasarkan atas pertanyaan dari 7 Minimum 75
kuesioner yang didesain dengan menggunakan 8 Maksimum (Maxsimum) 119
skala likert, variabel pelatihan kepemimpinan Sebaran data tentang skor angket motivasi seperti
yang memiliki instrumen 20 butir pertanyaan terlihat pada distribusi frekuensi menunjukkan
diperoleh hasil nilai rata-rata sebesar 81.85, nilai bahwa skor rata-rata pelatihan kepemimpinan
tengah sebesar 81, modus sebesar 81, simpangan memperoleh skor 75 sebanyak 1 orang (1,9%),
baku sebesar 3.987, varian 15.9, skor minimum skor 89 sebanyak 1 orang (1,9%), skor 90
71, dan skor maksimum 90. sebanyak 1 orang (1,9%), skor 91 sebanyak 1
Sebaran data tentang skor angket pelatihan orang (1,9%), skor 92 sebanyak 1 orang (1,9%),
kepemimpinan menunjukkan bahwa skor rata-rata skor 97 sebanyak 1 orang (3,8%), skor 99
pelatihan kepemimpinan memperoleh skor 71 sebanyak 1 orang (1,9%), skor 100 sebanyak 3
sebanyak 1 orang (1,9%), skor 72 sebanyak 1 orang (5,7%), skor 101 sebanyak 1 orang (1,9%),
orang (1.9%), skor 76 sebanyak 1 orang (1,9%), skor 102 sebanyak 2 orang (3,8%), skor 103
skor 77 sebanyak 4 orang (7,5%), skor 78 sebanyak 3 orang (5,7%), skor 104 sebanyak 4
sebanyak 4 orang (7,5%), skor 79 sebanyak 2 orang (7,5%), skor 105 sebanyak 7 orang
orang (3,8%), skor 80 sebanyak 2 orang (3,8%), (13,7%), skor 106 sebanyak 4 orang (7,5%), skor
skor 81 sebanyak 13 orang (24,5%), skor 82 107 sebanyak 2 orang (3,8%), skor 108 sebanyak
sebanyak 3 orang (5,7%), skor 83 sebanyak 4 2 orang (3,8%), skor 109 sebanyak 2 orang
orang (7,5%), skor 84 sebanyak 4 orang (7,5%), (3,8%) skor 110 sebanyak 2 orang (3,8%), skor
skor 85 sebanyak 4 orang (7,5%), skor 86 111 sebanyak 3 orang (5,7%), skor 112 sebanyak
sebanyak 4 orang (7,5%), skor 87 sebanyak 2 3 orang (5,7%), skor 114 sebanyak 2 orang
orang (3,8%), skor 88 sebanyak 1 orang (1,9%), (3,8%), skor 115 sebanyak 3 orang (5,7%), skor
skor 89 sebanyak 2 orang (3,8%), skor 90 119 sebanyak 1 orang (1,9%). Berdasarkan
sebanyak 1 orang (1,9%). Berdasarkan rekaptulasi hasil diatas 22 orang (42%) berada
rekaptulasi hasil diatas 15 orang (28%%) berada skor rata-rata (cukup), dan 7 orang (13%) diatas
skor rata-rata (cukup), dan 13 orang (25%%) skor rata-rata (baik), 24 orang (45%)berada skor
diatas skor rata-rata (baik), 25 orang (47%)berada sangat baik. Jika diperoleh skor rata-rata motivasi
skor sangat baik. Jika diperoleh skor rata-rata sebesar 105, maka hubungan motivasi dalam
pelatihan kepemimpinan sebesar 81, maka meningkatkan kinerja dapat dikatakan memiliki
hubungan pelatihan kepemimpinan dalam hubungan yang cukup tinggi.
meningkatkan kinerja dapat dikatakan memiliki
hubungan yang cukup tinggi. Peningkatan Kinerja Karyawan (Y)
Berdasarkan data hasil penelitian dengan bantuan
Motivasi (X2) SPSS 20 diperoleh nilai rata-rata, median, modus,
Berdasarkan data hasil penelitian dengan bantuan simpangan baku, varians, skor minimum, skor
SPSS 20 diperoleh nilai rata-rata, median, modus, maksimum peningkatan kinerja karyawan.
simpangan baku, varians, skor minimum, skor Tabel 4.8 berdasarkan atas pertanyaan dari
maksimum motivasi. kuesioner yang didesain dengan menggunakan
Tabel 4.6 berdasarkan atas pertanyaan dari skala likert, variabel peningkatan kinerja
kuesioner yang didesain dengan menggunakan karyawan yang memiliki instrumen 16 butir
skala likert, variabel pelatihan kepemimpinan pertanyaan diperoleh hasil nilai rata-rata sebesar
yang memiliki instrumen 27 butir pertanyaan 64.66, nilai tengah sebesar 64.00, modus sebesar

184
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
64, simpangan baku sebesar 6.870, varian 47.190, Rangkuman Analisis Uji Normalitas
skor minimum 45, dan skor maksimum 80. Taraf
Variabel Sig. Signifik Keterangan
asi
Deskripsi Variabel Peningkatan kinerja
karyawan. Pelatihan
0,09 Berdistribusi
Kepemimpi 0,05
No Ukuran Tendensi Sentral Nilai 1 Normal
nan
1 N 53 0,36 Berdistribusi
Motivasi 0,05
2 Rerata (Mean) 64.66 9 Normal
3 Nilai Tengah (Median) 64.00 Peningkata 0,34 Berdistribusi
0,05
4 Modus (Mode) 64 n Kinerja 3 Normal
Simpangan Baku (Standard
5 6.870 Uji Homogenitas
Deviation)
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui
6 Varian (Variance) 47.190 varians yang dimiliki karyawan apakah relatif
7 Minimum 45 homogeny atau tidak. Dengan demikian,
kehomogenan dipenuhi dengan kriteria yaitu,
8 Maksimum (Maxsimum) 80
apabila Sig. lebih besar dari taraf signifikasi yang
digunakan (0,05) maka model regresi penelitian
Sebaran data tentang skor angket adalah bersifat homogen, begitu pula sebaliknya.
peningkatan kinerja karyawan seperti terlihat Dari hasil pengujian dengan statistik yang
pada distribusi frekuensi menunjukkan bahwa dilakukan antara pelatihan kepemimpinan (X1)
skor rata-rata kinerja memperoleh skor 47 dengan peningkatan kinerja (Y) diperoleh
sebanyak 1 orang (1,9%), skor sebanyak 1 orang signifikasi 0,405 melebihi 0,05. Dengan demikian
(1.9%), skor 48 sebanyak 1 orang (1,9%), skor 51 data penelitian ini homogenitas. Sedangkan
sebanyak 1 orang (1.9%), skor 56 sebanyak 1 motivasi (X2) dengan peningkatan kinerja (Y)
orang (1.9%), skor 58 sebanyak 1 orang (1.9%), diperoleh signifikasi 0,230 melebihi 0,05. Dengan
skor 59 sebanyak 1 orang (1.9%), skor 61 demikian data penelitian ini homogenitas.
sebanyak 4 orang (7,5%), skor 62 sebanyak 3
orang (5,7%), skor 63 sebanyak 6 orang (11,3%), Uji Linearitas
skor 64 sebanyak 22 orang (41,5%), skor 66 Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui
sebanyak 1 orang (1.9%), skor 68 sebanyak 1 apakah hubungan antar variabel bebas (X) dengan
orang (1.9%), skor 70 sebanyak 2 orang (3,8%), variabel terikat (Y), dapat dilakukan dengan
skor 73 sebanyak 3 orang (5,7%), skor 79 berdasarkan pada simpangan dari linearitas
sebanyak 1 orang (1,9%), skor 80 sebanyak 4 (deviantion from linearity) dengan kriteria yaitu,
orang (7,5%). Berdasarkan rekaptulasi hasil apakah Sig. lebih besar dari taraf signifikasi yang
diatas 19 orang (36%) berada skor rata-rata digunakan (0,05) maka model regresi penelitian
(cukup), dan 22 orang (42%) diatas skor rata-rata adalah bersifat linearitas, begitu pula sebaliknya.
(baik), 12 orang (23%) berada skor sangat baik. Dari hasil perhitungan uji linearitas diperoleh
Jika diperoleh skor rata-rata peningkatan kinerja hasil sebagai berikut:
karyawan sebesar 64, maka peningkatan kinerja
dikatakan cukup tinggi. Rangkuman Analisis Uji Linearitas

Uji Normalitas Taraf


Variabel Sig. Keterangan
Pengujian normalitas data kinerja Signifikasi
karyawan dalam penelitian ini menggunakan X1
bantuan software SPSS 20 for windows. dengan 0,120 0,05 Bersifat Linear
Pengujian dengan SPSS berdasarkan pada uji Y
Shapiro-wilk untuk variabel pelatihan X2
kepemimpinan, motivasi dan kinerja karyawan, dengan 0,179 0,05 Bersifat Linear
hipotesis yang diuji adalah: Y
Ho : Sampel berasal dari populasi berdistribusi
normal Dapat diketahui bahwa nilai Sig. pelatihan
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi kepemimpinan (X1) maupun Motivasi dengan
berdistribusi normal peningkatan kinerja (Y) apabila dibandingkan
Dengan demikian, normalitas dipenuhi yaitu, dengan taraf signifikasi yang digunakan 0,05
apabila Sig. lebih besar dari taraf signifikasi yang (5%), maka nilai tersebut lebih besar. Oleh karna
digunakan (0,05) maka model regresi penelitian itu, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
adalah bersifat normalitas, begitupun sebaliknya. pelatihan kepemimpinan (X1) dan motivasi

185
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
dengan peningkatan kinerja karyawan (Y) bersifat signifikan antara Motivasi dalam
linearitas. Meningkatkan Kinerja Karyawan PT Krakatau
Steel Kota Cilegon.
Uji Hipotesis Cara lain yaitu dengan melihat harga t, dimana
Pengujian hipotesis ini menggunakan taraf t hitung (4,788) lebih besar dari pada harga t
signifikasi 5%. Harga yang dieproleh dari tabel (2,008), sehingga Ha diterima yaitu
perhitungan stastiktik dikonsultasikan dengan Terdapat Hubungan yang signifikan antara-
nilai dalam tabel. Apabila harga rhitung lebih besar pelatihan kepemimpinan dalam meningkatan
dari rtabel atau harga Fhitung lebih besar dari Ftabel kinerja karyawan PT Krakatau Steel Kota
maka koefisien dikatakan signifikan dan begitu Cilegon. Dari hasil uji hipotesis pertama ini
sebaliknya. Hipotesis pertama dan kedua diuji menunjukkan bahwa adanya hubungan yang
menggunakan analisis Korelasi Product Moment signifikan antara pelatihan kepemimpinan
dari Pearson sedangkan hipotesis ketiga dalam meningkatan kinerja karyawan.
menggunakan regresi berganda. c. Terdapat Hubungan Signifikan antara
a. Terdapat hubungan signifikan antara Pelatihan Kepemimpinan dan Motivasi
pelatihan kepemimpinan dalam Secara Bersama-Sama Dalam
meningkatkan kinerja karyawan di PT Meningkatkan Kinerja Karyawan di PT
Krakatau Steel. Krakatau Steel.
Hasil analisis menggunakan Korelasi Product Persamaan garis regresi Hubungan Pelatihan
Moment menunjukkan koefisien korelasi Kepemimpinan dan Motivasi Secara
sebesar 0,292 dan harga koefisien determinasi Berasama–sama Dalam Meningkatkan Kinerja
sebesar 0,085. Hasil tersebut menunjukkan Karyawan di PT. Krakatau Steel kota Cilegon
bahwa antara Pelatihan kepemimpinan dapat dinyatakan Y =
ditentukan 8,5% variabel peningkatan kinerja 0,292X1+0,557X2+22,260.
karyawan. Hasil analisis regresi diatas menunjukkan
Koefisien korelasi sebesar 0,292 koefisien determinasi (r2) sebesar 0,385. Nilai
dikonsultasikan pada rtabel dengan n=53 dan tersebut berati bahwa menunjukkan bahwa
taraf signifikan 5%. Harga rtabel ditunjukan 38,5% perubahan pada variabel peningkatan
sebesar 0,266 sehingga harga rhitung (0,292) kinerja karyawan (Y) dapat ditentukan oleh
lebih besar dari pada r tabel (0,266). Hal ini Pelatihan Kepemimpinan (X1) dan Motivasi
berarti terhadap hubungan positif dan (X2), sedangkan 61,5% dijelaskan oleh faktor
signifikan antara Pelatihan Kepemimpinan atau variabel lain yang tidak diteliti dalam
dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan PT penelitian ini.
Krakatau Steel Kota Cilegon. Pengujian signifikasi bertujuan untuk
Cara lain yaitu dengan melihat harga t, dimana mengetahui hubungan pelatihan kepimpinan
t hitung (2,177) lebih besar dari pada harga t (X1) dan motivasi (X2) dalam meningkatkan
tabel (2,008), sehingga Ha diterima yaitu kinerja karyawan (Y), Berdasarkan hasil uji F
Terdapat Hubungan yang signifikan antara diperoleh Fhitung sebesar 15,683. Nilai tersebut
pelatihan kepemimpinan dalam meningkatan lebih besar dari nilai Ftabel pada taraf
kinerja karyawan PT Krakatau Steel Kota signifikan 5% sebesar 3,18. Hal ini berarti
Cilegon. terdapat hubungan positif dan signifikan antara
Dari hasil uji hipotesis pertama ini pelatihan kepemimpinan (X1) dan Motivasi
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang (X2) bersama-sama dalam meningkatkan
signifikan antara pelatihan kepemimpinan kinerja karyawan.
dalam meningkatan kinerja karyawan.
b. Terdapat hubungan signifikan antara PEMBAHASAN
motivasi dalam meningkatkan kinerja Berdasarkan data penelitian yang dianalisis maka
karyawan di PT Krakatau Steel. dilakukan pembahasan tentang hasil sebagai
Hasil analisis menggunakan Korelasi Product berikut:
Moment menunjukkan koefisien korelasi 1. Hubungan Pelatihan Kepemimpinan dalam
sebesar 0,557 dan harga koefisien determinasi Meningkatkan Kinerja Karyawan di PT.
sebesar 0,310. Hasil tersebut menunjukkan Krakatau Steel Kota Cilegon.
bahwa antara Motivasi ditentukan 3,1% Dalam hasil analisis, dijelaskan bahwa terdapat
variabel peningkatan kinerja karyawan. hubungan yang positif dan signifikan antara
Koefisien korelasi sebesar 0,557 Pelatihan Kepemimpinan dalam Meningkatan
dikonsultasikan pada rtabel dengan n=53 dan Kinerja Karyawan PT Krakatau Steel Kota
taraf signifikan 5%. Harga rtabel ditunjukan Cilegon. Hasil penelitian ini didukung oleh
sebesar 0,266 sehingga harga rhitung (0,557) teori yang dikemukakan oleh Amirulloh
lebih besar dari pada r tabel (0,266). Hal ini (2015:167), kepemimpinan adalah orang yang
berarti terhadap hubungan positif dan memiliki wewenang untuk memberi tugas,

186
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
mempunyai kemampuan untuk membujuk atau dalam meningkatkan kinerja karyawan PT
mempengaruhi orang lain dengan melalui pola Krakatau Steel Kota Cilegon.
hubungan yang baik guna mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
SIMPULAN DAN SARAN
Selain itu hasil penelitian ini juga mendukung
Simpulan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Berdasarkan hasil penelitian yang
Dionysius Dendy Wibowo (2014) dengan judul
dilakukan PT Krakatau Steel Serta mengacu
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Pelatihan
pada rumusan masalah dapat disimpulkan
Kinerja terhadap Kinerja Karyawan Studi
sebagai berikut:
Kasus pada PT Sari Husada Generasi
1. Hubungan pelatihan kepemimpinan dalam
Mahardhika Yogyakarta yang dimana gaya
meningkatkan kinerja karyawan di PT
kepemimpinan, pelatihan kerja, secara persial
Krakatau Steel Kota Cilegon.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
kinerja karyawan. Penelitian ini sudah
antara pelatihan kepemimpinan dalam
membuktikan adanya hubungan yang positif
meningkatkan kinerja karyawan PT Krakatau
dan signifikan antara pelatihan kepemimpinan
Steel Kota Cilegon. Makna dari hasil analisis
dalam meningkatkan kinerja karyawan PT
korelasi produk moment menunjukan adanya
Krakatau Steel Kota Cilegon.
hubungan positif antara pelatihan
2. Hubungan Motivasi dalam Meningkatkan
kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja
Kinerja Karyawan di PT Krakatau Steel
karyawan PT Krakatau Steel Kota Cilegon.
Kota Cilegon.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwan
Dalam hasil analisis, dijelaskan bahwa terdapat
semakin tinggi pelatihan kepemimpinan, maka
hubungan yang positif dan signifikan antara
semakin meningkat pula kualitas kinerjanya.
Motivasi dalam Meningkatkan Kinerja
2. Hubungan motivasi dalam meningkatkan
Karyawan PT Krakatau Steel Kota Cilegon.
kinerja karyawan di PT Krakatau Steel
Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian yang
Kota Cilegon.
dilakukan oleh Dai (2008) tentang hubungan
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara pelatihan terhadap kinerja perawat,
antara motivasi dalam meningkatkan kinerja
menyatakan tentang hubungan antara motivasi
karyawan PT Krakatau Steel Kota Cilegon.
dengan kinerja perawat memperoleh hasil
Makna dari hasil analisis korelasi produk
bahwa terdapat hubungan yang signifikan
moment adanya hubungan positif antara
antara kedua variabel. Hal ini membuktikan
motivasi dalam meningkatkan kinerja
bahwa motivasi berpengaruh dalam kinerja
karyawan PT Krakatau Steel Kota Cilegon.
seseorang. Penelitian ini sudah membuktikan
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
adanya hubungan yang positif dan signifikan
semakin tinggi motivasi, maka semakin
antara motivasi dalam meningkatkan kinerja
meningkat pula kualitas kinerjanya.
karyawan PT Krakatau Steel Kota Cilegon.
3. Hubungan pelatihan kepemimpinan dan
3. Hubungan Pelatihan Kepemimpinan dan
motivasi dalam meningkatkan kinerja
Motivasi dalam Meningkatkan Kinerja
karyawan di PT. Krakatau Steel Kota
Karyawan di PT Krakatau Steel Kota
Cilegon.
Cilegon.
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
Dalam hasil analisis, dijelaskan bahwa terdapat
antara pelatihan kepemimpinan dan motivasi
hubungan pelatihan kepemimpinan dan
dalam meningkatkan kinerja karyawan PT
motivasi dalam meningkatkan kinerja
Krakatau Steel Kota Cilegon. Makna dari hasil
karyawan PT Krakatau Steel Kota Cilegon. Hal
analisis regresi bertujuan untuk mengetahui
ini berkaitan dengan hasil penelitian yang
signifikasi antara Hubungan Pelatihan
dilakukan oleh Dai (2008) tentang hubungan
Kepemimpinan dan Motivasi secara bersama-
antara pelatihan dan motivasi terhadap kinerja
sama dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan.
perawat, menyatakan ada hubungan yang
Hal ini berarti terdapat hubungan positif dan
signifikan antara pelatihan dan motivasi dengan
signifikan antara Pelatihan Kepemimpinan dan
kinerja dengan interprestasi bahwa pelatihan
Motivasi secara bersama-sama dalam
yang diberikan sangat menambah ilmu
meningkatkan kienrja karyawan di PT Krakatau
pengetahuan sehingga dapat meningkatkan
Steel Kota Cilegon.
kinerja dan memperoleh hasil bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara kedua Saran
variabel. Hal ini membuktikan bahwa pelatihan Berdasarkan analisis terhadap judul
dan motivasi berpengaruh dalam kinerja “Hubungan Pelatihan Kepemimpinan dan
seseorang. Penelitian ini sudah membuktikan Motivasi Kerja dalam Meningkatkan Kinerja
adanya hubungan yang positif dan signifikan Karyawan PT Krakatau Steel Kota Cilegon”,
antara pelatihan kepemimpinan dan motivasi

187
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
maka penulis membeikan saran-saran sebagai melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan
berikut: yang dimana hasilnya akan dijadikan bahan
1. Hubungan Pelatihan Kepemimpinan dalam evaluasi agar kinerja karyawan dapat
Meningkatkan Kinerja Karyawan di PT ditingkatkan lebih baik lagi guna terealisasinya
Krakatau Steel Kota Cilegon. Visi dan Misi PT Krakatau Steel.
Pelatihan Kepemimpinan menunjukan adanya
hubungan dalam meningkatkan kinerja DAFTAR PUSTAKA
karyawan. Dari hasil penelitian ditemukan A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2009.
bahwa pada pernyataan indikator kepuasan Manajemen Sumber Daya Manusia
kerja memiliki skor memiliki skor terendah. Perusahaan. Bandung : PT. Remaja
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya upaya Rosdakarya.
kepala divisi selaku pimpinan agar lebih Abdilah, Rokhmaloka Habsoro. 2011. “Analisis
memperhatikan atau meningkatkan sistem Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi
pengembangan karyawan untuk kepuasan kerja Kerja terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada
dan pengawasan kinerja karyawan yang sudah Pegawai Badan Kesatuan Bangsa Politik dan
ada. Hal ini tentunya agar tercapainya kinerja Perlindungan Masyarakat Provinsi Jawa
karyawan yang optimal. Kemudian bagi Tengah)”. Skripsi. Semarang: Fakultas
karyawan lebih berpartisipasi aktif dalam Ekonomi, Universitas Diponegoro.
menyampaikan aspirasi kepada perusahan agar Bangun, Wilson. 2012. “Manajemen Sumber
pertimbangan perusahan dalam mengambil Daya Manusia”. Jakarta: Erlangga.
kebijakan lebih dan tepat sesuai dengan apa Dai, k. 2008. Hubungan Pelatihandan Motivasi
yang diharapkan bersama. Teradap Kinerja Perawat di RSUPK GMIM
2. Hubungan Motivasi dalam meningkatkan Manado. Skripsi. Fakultas Kesehatan
kinerja karyawan di PT Krakatau Steel Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Kota Cilegon. Manado.
Pada umumnya PT Krakatau Steel Edy Sutrisno. 2014. Manajemen Sumber Daya
sudah memiliki karyawan yang mempunyai Manusia. Cetak Ke Enam. Jakarta: Pranada
motivasi cukup tinggi, hal ini ditunjukkan Media Group.
dengan adanya hubungan dalam meningkatkan George, Jennifer and Gareth R Jones. (2012).
kinerja karyawan. Dari hasil penelitian Understanding and Managing
ditemukan bahwa pada pernyataan indikator Organizational Behavior. Pearson Education,
adanya penghargaan atas prestasi memiliki skor Inc, New Jersey.
memiliki skor terendah. Berdasarkan hal Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis
tersebut, perlu adanya upaya kepala divisi Multivariate dengan Program SPSS “.
selaku pimpinan agar lebih memotivasi Semarang : UNDIP.
karyawannya dengan memberikan apresiasi Hasibuan, Malayu S. P. 2006, Manajemen
atas prestasi kerja karyawan dalam bentuk Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta:
penghargaan. Penghargaan yang diberikan Bumi Aksara
dapat melalui pemilihan karyawan yang Kartono dan Kartini. 2014. Pemimpin dan
berprestasi setiap bulannya dengan Kepemimpinan. Jakarta : PT Raja Grafindo
memberikan piagam atau plakat karyawan Persada
sehingga merasa memiliki nilai lebih, apalagi Kusuma. L. P (2012) Hubungan antara displin
bila diberi penghargaan berupa fasilitas-fasilitas kerja dengan produktifitas kerja karyawan PT.
dalam bentuk materi dengan cara tersebut Divisi Consumer Area Purwokerto. Skripsi.
karyawan merasa lebih dihargai dan lebih Purwokerto Universitas Muhammadiyah
termotivasi untuk berprestasi dalam pekerjaan. Purwokerto.
3. Hubungan Pelatihan Kepemimpinan dan Mardalis. 2009. Populasi dan Sampel Penelitian.
Motivasi dalam meningkatkan kinerja Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
karyawan di PT. Krakatau Steel Kota Muchdarsyah Sinungan. 2009. Produktivitas apa
Cilegon. dan bagaimana. Jakarta: Bumi aksara
PT Krakatau Steel sudah memiliki karyawan Notoatmodjo, S. 2010. Metodologo Penelitian
yang mempunyai kinerja cukup tinggi. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Walaupun sudah dalam kategori tinggi tentunya Omollo, Pamela Akinyi dan Oloko. 2015. Effect
pihak perusahaan harus selalu terus menerus of Motivation on Employee
mempertahankan dan bahkan meningkatkan Performance of commercial Banks in Kenya: A
kinerja karyawannya. Hal itu bisa dilakukan Case Study of Kenya
dengan cara pihak perusahaan selalu Commercial Bank in Migori County.
mengingatkan kepada karyawan akan International Journal of Human
pentingnya kuantitas dan kualitas dalam Resource Studies, Vol. 5, No. 2. Pp. 87-103
bekerja, dan pihak perusahaan harus selalu

188
Vol. 4 No 2 Hlm. 174 - 189. Agustus 2019
P-ISSN 2549-1717
e-ISSN 2541-1462
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2011.
Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke
Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo.
_________.2012. Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi Edisi Ketiga. Jakarta : PT.
Rajagrafindo Persada.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
________.2011. Metode Penelitian Administratif.
Bandung: Alfabeta.
________.2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
________.2013. Metode Penelitian Pendidikan
PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
________.2014. Metode Penelitian Pendidikan
PendekatanKuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Widodo, S. E. 2015. Manajemen Pengembangan
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Pusaka
Pelajar.
Yukl, Gary. 2010. Kepemimpinan dalam
organisasi, edisi kelima. Jakarta: PT. Indeks.
________2015. Kepemimpinan dalam organisasi,
edisi ketujuh. Jakarta: PT. Indeks.

189

Anda mungkin juga menyukai