Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
MODEL MATEMATIKA
SKRIPSI
Oleh:
NIM: 131414028
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MODEL MATEMATIKA
SKRIPSI
Oleh:
NIM: 131414028
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus yang selalu membimbing dan menuntun
langkahku, baik dalam suka maupun duka
Papi Soejanto, Mami Flora, dan adikku Denny Chandra Limandaru yang sudah
setia membimbing dan peduli padaku selama ini
Semua kerabat dan teman yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
Penulis,
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Kata Kunci: Lalu Lintas, Matlab, Model LWR, Pertigaan Janti, Simulasi.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Based on the data collection that was conducted twice in the leisure time
at 08.45-09.45 and busy time at 4.30-5.30 p.m., traffic jam will happen at 09.10
a.m. in the leisure time and at 04.43 p.m. in the busy time. Simulation for Janti t-
junction can be conducted by LWR model, and use FIS program in Matlab for the
graphic.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dharma dengan:
NIM : 131414028
MODEL MATEMATIKA
LIGHTHILL-WHITHAM-RICHARDS (LWR) PADA PERTIGAAN JANTI
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 22 Agustus 2017
Yang menyatakan,
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Model Matematika Lighthill-Whitham-Richards (LWR) pada
Pertigaan Janti”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusun skripsi ini
tidak lepas dari adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S. Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Bapak Dr. Hongki Julie, M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
4. Bapak Beni Utomo, M. Sc., selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran, meluangkan waktu, dan pikiran
selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M. Pd., selaku dosen pembimbing akademik
yang telah mendampingi dari awal perkuliahan sampai penyusunan skripsi
ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah
berbagi pengalaman dan memberikan ilmu yang berguna bagi penulis.
7. Kedua orang tua penulis yaitu Soejanto dan Flora, yang senantiasa
membimbing dan mendukung penulis dalam berbagai hal, khususnya
dalam pembuatan skripsi ini.
8. Adik penulis, Denny Chandra Limandaru, yang sudah membuat warna
dalam waktu penyelesaian skripsi ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
umumnya.
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BERSINYAL .............................................................................................. 51
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 83
B. SARAN....................................................................................................... 84
LAMPIRAN .......................................................................................................... 88
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Lokasi Pertigaan Janti beserta Area Sekitarnya ....................... 5
Gambar 2.5 Daerah Integral dari Konservasi Kendaraan pada Jalan Raya ....... 23
Lintas .......................................................................................................... 28
.................................................................................................................... 29
Gambar 3.1 Fungsi Medan Kecepatan dan Arus terhadap Kepadatan, (a), (b) . 38
Gambar 3.3 Proses Antrian dalam Satu Siklus menurut Mc Neil (1968) .......... 46
Gambar 4.2 Grafik Banyak Kendaraan pada Jalan ke Arah Timur pada Pukul
08.45-09.45 ................................................................................................. 55
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.3 Grafik Banyak Kendaraan pada Jalan dari Arah Janti pada Pukul
08.45-09.45 ................................................................................................. 56
Gambar 4.4 Grafik Banyak Kendaraan pada Jalan dari Arah Barat pada Pukul
08.45-09.45 ................................................................................................. 57
Gambar 4.5 Grafik Banyak Kendaraan pada Jalan ke Arah Timur pada Pukul
16.30-17.30 ................................................................................................. 58
Gambar 4.6 Grafik Banyak Kendaraan pada Jalan dari Arah Janti pada Pukul
16.30-17.30 ................................................................................................. 59
Gambar 4.7 Grafik Banyak Kendaraan pada Jalan dari Arah Barat pada Pukul
16.30-17.30 ................................................................................................. 60
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Jumlah Kendaraan ke Arah Timur pada Pukul
Gambar 4.9 Grafik perbandingan Jumlah Kendaraan dari Arah Janti pada Pukul
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Jumlah Kendaraan dari Arah Barat pada
Gambar 4.11 Grafik Kepadatan Kendaraan ke Arah Timur pada Pukul 08.45-
Gambar 4.12 Grafik Kepadatan Kendaraan dari Arah Janti pada Pukul 08.45-
Gambar 4.13 Grafik Kepadatan Kendaraan dari Arah Barat pada Pukul 08.45-
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.14 Grafik Aliran/ Arus Kendaraan ke Arah Timur pada Pukul 08.45-
Gambar 4.15 Grafik Aliran/ Arus Kendaraan dari Arah Janti pada Pukul 08.45-
Gambar 4.16 Grafik Aliran/ Arus Kendaraan dari Arah Barat pada Pukul 08.45-
Gambar 4.17 Hasil dari Keadaan Lalu Lintas pada Pagi Hari jika Tanpa Lampu
Gambar 4.18 Hasil dari Keadaan Lalu Lintas pada Sore Hari jika Tanpa Lampu
Gambar 4.21 Visualisasi 3-D dari fuzzy logic pada gambar 4.19 ...................... 81
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lamp. 1 Peta daerah yang akan diteliti dari arah selatan/ Janti (100 m) ........... 88
Lamp. 2 Peta daerah yang akan diteliti dari arah barat/ Jalan Solo (200 m)...... 89
Lamp. 3 Peta daerah yang akan diteliti ke arah timur/ Jalan Solo (300 m) ....... 90
Lamp. 4 Proses pengolahan data pada Matlab mengenai banyak kendaraan pada
Lamp. 5 Proses pengolahan data pada Matlab mengenai banyak kendaraan pada
Lamp. 6 Proses pengolahan data pada Matlab mengenai banyak kendaraan pada
Lamp. 7 Proses pengolahan data pada Matlab mengenai banyak kendaraan pada
Lamp. 8 Proses pengolahan data pada Matlab mengenai banyak kendaraan pada
Lamp. 9 Proses pengolahan data pada Matlab mengenai banyak kendaraan pada
kendaraan dari arah Janti pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30 .......... 98
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari arah Janti pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30 ......................... 101
dari arah barat pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30 ......................... 102
Lamp. 16 Proses pengolahan data pada Matlab mengenai aliran/ arus kendaraan
Lamp. 17 Proses pengolahan data pada Matlab mengenai aliran/ arus kendaraan
dari arah Janti pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30 ......................... 105
Lamp. 18 Proses pengolahan data pada Matlab mengenai aliran/ arus kendaraan
dari arah barat pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30 ......................... 107
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang tak kalah penting adalah permintaan akan kendaraan (terutama kendaraan
bermotor) untuk memudahkan masyarakat menuju tempat lain sesuai yang
diinginkan. Dengan berkurangnya lahan kosong, meningkatnya populasi
kendaraan, serta akses atau jalan raya yang tidak berubah, maka perlu dipikirkan
solusi untuk menanggulangi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kemacetan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2012 jumlah
kendaraan bermotor roda dua dan roda empat di provinsi DIY mencapai 1 juta
unit dengan laju pertumbuhan kendaraan bermotor untuk roda dua mencapai
93.894 unit per tahun dan 11.809 unit per tahun untuk roda empat. Namun
berdasarkan data penerimaan pajak di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset (DPPKA) DIY, jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2011 mencapai
1.210.258 unit dengan jumlah terbesar disumbang oleh Kabupaten Sleman dengan
473.131 unit, tahun 2012 mencapai 1.270.787 unit dengan jumlah terbesar
disumbang oleh Kab. Sleman dengan 533.929 unit, tahun 2013 mencapai
1.396.967 unit dengan jumlah terbesar disumbang oleh Kab. Sleman dengan
533.929 unit. Tahun 2015, jumlah kendaraan roda empat yang berplat AB di
Provinsi DIY sudah mencapai 270.000, dan juga jumlah kendaraan bermotor yang
jumlahnya hingga 4-5 kali lipat dari jumlah mobil yang ada. Hingga akhir tahun
2016, jumlah kendaraan di provinsi DIY mencapai 340.000 dengan perincian ada
25,537 unit sepeda motor baru di Kabupaten Sleman, kemudian diikuti Kabupaten
Bantul dan Kota Yogyakarta, masing masing 18,874 dan 12,284 unit. Untuk roda
empat Sleman juga masih terbanyak, yakni berjumlah 6,018 unit, kemudian Kota
Yogyakarta dengan 2,838 unit serta Bantul 2,730 unit.
Dari jumlah kendaraan bermotor yang tertera, serta lebar jalan yang tidak
memadai di beberapa ruas jalan di DIY, maka tak pelak lagi beberapa tahun
mendatang provinsi DIY akan menjadi provinsi dengan tingkat kemacetan tinggi
di Indonesia. Menurut Undang-Undang no. 38 tahun 2004 mengenai lebar jalan
untuk wilayah perkotaan, lebar jalan ideal untuk jalan arteri sekunder adalah lebih
dari 8 meter. Jalan arteri sekunder adalah ruas jalan yang menghubungkan antara
kawasan primer (jalan raya besar/ highway) dengan kawasan sekunder (jalan raya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penghubung antara jalan raya besar yang satu dengan lainnya). Jalan arteri
sekunder bisa disebut juga jalan protokol. Panjang serta lebar jalan yang tanpa
adanya perubahan berarti terkadang membuat pengemudi menerobos trotoar
supaya mereka bisa sampai di tujuan dengan tepat waktu. Salah satu solusi dari
permasalahan kemacetan adalah dengan pengaturan rambu lalu lintas, khususnya
pengaturan waktu di traffic light atau lampu lalu lintas. Dalam hal ini, yang
diperhitungkan hanya lama waktu lampu berwarna merah dan hijau, sedangkan
lampu berwarna kuning tidak diperhitungkan.
Terlebih lagi banyaknya kendaraan yang berputar balik dari arah Seturan
yang ingin memasuki wilayah Jalan Solo menuju ke UIN Sunan Kalijaga,
kemudian putar balik dari arah bandara yang ingin memasuki area UAJY
Babarsari. Lalu adanya antrian panjang dari arah selatan (Ring Road Timur) yang
akan naik ke flyover Janti atau melewati jalan di bawah flyover. Kendaraan yang
awalnya melaju kencang hingga 1000 m/s tiba-tiba harus mengurangi
kecepatannya hingga 200 m/s saat ada antrian di depannya. Hal itu juga
menyebabkan kendaraan lain yang berada di belakangnya melakukan hal yang
sama dengan kendaraan di depannya tersebut dan kendaraan di belakang-
belakangnya pun akan berhenti total. Hal-hal seperti itulah yang menyebabkan
kepadatan di pertigaan Janti, yaitu karena penumpukan kendaraan di titik-titik
tertentu, terutama pada ruas jalan sebelum pertigaan Janti. Pada waktu-waktu
tertentu, antrian kendaraan di pertigaan Janti dari arah barat bisa mencapai 1000
meter, dari arah selatan bisa mencapai 300 meter, dan ke arah timur bisa mencapai
500 meter di area Babarsari. Banyak kendaraan yang tidak bisa bergerak maju
ataupun mundur karena tidak ada ruas jalan yang cukup untuk melakukan itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjelaskan bagaimana hasil yang diperoleh untuk memutuskan langkah apa yang
harus dipilih. Simulasi juga diperlukan guna menentukan ketepatan waktu
terpadat sehingga bisa dilakukan prediksi untuk pengontrolan lalu lintas sebelum
waktu terpadat tersebut dan membuat prediksi kondisi lalu lintas yang mungkin
terjadi di pertigaan Janti. Namun kebijakan lalu lintas yang akan diambil oleh para
pengambil keputusan juga melihat dari berbagai segi, tidak hanya melihat dari
segi analisis matematisnya saja, bisa dari segi ekonomis maupun geografis,
sehingga hasil pemodelan lalu lintas pada penelitian ini merupakan alat bantu bagi
para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil, bukan
sebagai penentu kebijakan. Pada penelitian ini, simulasi dilakukan menggunakan
program Matlab serta fuzzy interference system (FIS).
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
Tidak ada kendaraan yang salah arah atau berputar balik, tidak ada tilang
atau pemberhentian mendadak dari polisi, lampu lalu lintas yang digunakan hanya
lampu merah dan lampu hijau, cuaca dan kondisi jalan rusak juga tidak
diperhitungkan, panjang dan lebar jalan yang diamati juga terbatas. Ruas jalan
yang diteliti adalah pertigaan Jalan Janti, tepatnya pada ruas jalan sepanjang 200
m dari arah barat (Jalan Solo), 100 m dari arah Selatan (Jalan Janti), serta 300 m
ke arah timur (Jalan Solo). Penelitian ini dilakukan dengan perhitungan jumlah
kendaraan yang berada pada setiap jalan pada jam-jam tertentu di setiap lampu
lalu lintas. Jam yang dimaksud adalah pada jam lengang yaitu pukul 08.45-09.45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan jam sibuk yaitu pukul 16.30-17.30. Gang kecil yang berada di sekitar
pertigaan Janti juga diabaikan.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah menambah pustaka
atau referensi keilmuan bidang penerapan pemodelan matematika dan sebagai
dasar penelitian selanjutnya.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB V KESIMPULAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MODEL MATEMATIKA
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Formulasi Persamaan/
Pertidaksamaan
Bandingkan
Data
1. Model Empiris
12
di mana:
jumlah bakteri
waktu (detik)
2. Model Simulasi
13
Masalah
yang akan
dikaji
Laporan Landasan
Hasil Teori
Model
Matematis
Metode
Program Numeris
14
Gerbang
Penimbangan
Tonase
Gerbang Lokasi
Utama Pembelian
Masuk Dermaga Kapal
Tiket
Pelabuhan Masuk
c. Kajian Pustaka
d. Formulasi Masalah
e. Pengambilan Data
15
g. Pengolahan Data
h. Pembuatan Program
k. Analisis Model
16
3. Model Deterministik
4. Model Stokastik
17
Menurut Iswanto (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi arus lalu lintas adalah
kecepatan, kepadatan, dan aliran kendaraan.
1. Kecepatan
Kecepatan adalah laju gerak kendaraan pada arus kendaraan yang ada di
jalan raya, sehingga dapat diketahui mengenai perpindahan posisi kendaraan yang
satu dengan posisi yang lain. Sedangkan medan kecepatan adalah kumpulan dari
kecepatan dengan arah yang sama. Pada arus kendaraan yang ada di jalan raya,
akan dapat diketahui mengenai perpindahan posisi kendaraan yang satu dengan
posisi yang lain. Jika posisi kendaraan diberikan dengan , maka laju adalah
① ②
0 L
18
a. Interval terlalu panjang sehingga terlalu banyak kendaraan yang lewat dan
terekam oleh pengamat.
19
3. Aliran Kendaraan
Jika lalu lintas tergantung pada dan sedemikian sehingga dapat ditunjukkan
bahwa
(1)
20
Jika pada saat posisi dan , maka jumlah kendaraan dapat dirumuskan
dengan mengintegralkan kepadatan lalu lintas.
𝑎
𝑁 𝜌 𝑥 𝑡 𝑑𝑥
(2)
𝑏
Jika pada jalan tersebut tidak terdapat pintu, baik yang masuk maupun
yang keluar, maka sejumlah kendaraan pada interval dan masih tetap
dapat berubah sesuai waktu. Maka terdapat penurunan jumlah kendaraan karena
terdapat kendaraan yang keluar dari posisi , sebaliknya terdapat arus
peningkatan, yaitu dengan masuknya sejumlah kendaraan dari segmen . Jika
diasumsikan bahwa jumlah kendaraan yang masuk dan keluar hanya dari dalam
segmen dan , maka perubahan jumlah kepadatan hanya tergantung pada
segmen dan . Misalnya kendaraan yang masuk ke segmen sebanyak 20 per
detik, tetapi kendaraan yang keluar dari segmen sebanyak 15 per detik, sehingga
jumlah peningkatan arus sebesar 5 kendaraan per detik.
Menggunakan generalisasi yang sama, dapat pula ditentukan bahwa jika
terdapat sejumlah aliran kendaraan pada setiap segmen yaitu segmen dan ,
yang diberikan dengan dan yang bukan suatu konstanta, karena
tergantung oleh waktu, sehingga laju perubahan jumlah kendaraan yaitu , sama
dengan jumlah unit yang ada per satuan waktu yang memotong segmen
(bergerak ke kanan) dikurangi dengan jumlah unit yang ada per satuan waktu
yang memotong segmen (bergerak ke kanan) dapat dirumuskan sebagai
(3)
Jumlah kendaraan per unit waktu dikatakan sebagai aliran (flow) yang diberikan
dengan . Persamaan (3) diintegralkan terhadap waktu, kemudian
disubstitusikan menggunakan perbedaan selisih waktu, selisih dimaksud adalah
selisih jumlah kendaraan antara waktu dan sehingga membentuk:
Misalkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dengan teorema dasar Kalkulus yang menyatakan bahwa turunan dari integral
adalah fungsi itu sendiri.
( )
Karena masing-masing nilai dapat berubah sesuai dengan waktu, maka variabel
tersebut dapat diganti dengan menggunakan nilai sesuai keumumannya. Dengan
menggunakan kombinasi dari beberapa persamaan sebelumnya, dapat diperoleh
hubungan mengenai kepadatan, yaitu
𝑏
𝑑
𝜌 𝑥 𝑡 𝑑𝑡 𝑞 𝑎𝑡 𝑞 𝑏𝑡
𝑑𝑡
𝑎
Persamaan di atas berarti kendaraan tidak ada yang keluar dari jalur tersebut.
Misalkan contohnya, terdapat sebuah jalan yang sangat panjang, maka arus aliran
kendaraan dimodelkan dengan panjang jalan sampai dengan tak terhingga. Jika
diasumsikan bahwa kendaraan mendekati nol sepanjang mendekati keduanya
(posisi dan waktu) , maka dapat dirumuskan secara matematis sebagai
22
𝜌 𝑥 𝑡 𝑑𝑥 𝜌 𝑥 𝑑𝑥
(4)
𝑏
𝜕
𝜌 𝑥 𝑡 𝑑𝑥 𝑞 𝑎𝑡 𝑞 𝑏𝑡
𝜕𝑡 (5)
𝑎
23
Pada bagian kiri persamaan tersebut adalah definisi turunan parsial dengan tetap,
atau yang lebih sering dikatakan sebagai ( ) . Nilai limit di sebelah kanan
𝑡 tetap
𝑎 𝑎 𝑎
Gambar 2.5 Daerah integral dari konservasi kendaraan pada jalan raya
Sebagai hasil dari penurunan ini maka diperoleh nilai eror yang semakin baik
dengan kenaikan sehingga dapat diturunkan menjadi
(6)
24
( )
Atau bisa ditulis dengan bentuk yang lebih sederhana sehingga menjadi
(7)
25
c) Alternatif penurunan yang lain adalah dengan mengambil panjang jalan yang
terbatas pada interval .
𝑏
𝜕𝜌 𝑥 𝑡 𝜕𝑞 𝑥 𝑡
𝜕𝑡 𝜕𝑥 (8)
𝑎
26
(10)
(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Dalam keadaan tersebut, kendaraan tidak dapat melaju karena tidak memiliki
ruang untuk bergerak dan akan saling bertabrakan jika dipaksakan, sehingga
, dengan adalah panjang kendaraan. Kurva yang dijumpai untuk
𝜇𝑚𝑎𝑥𝑥
𝜌
𝜌𝑚𝑎𝑥𝑥
Gambar 2.6 Kepadatan Lalu Lintas (kecepatan kendaraan turun ketika kepadatan
meningkat)
Gambar 2.6 menunjukkan hubungan antara dua variabel lalu lintas, yaitu
medan kecepatan dan kepadatan merupakan perbandingan terbalik sehingga
membentuk kurva menurun secara kontinu yaitu . Namun dalam realita,
kecepatan tidak selalu dipengaruhi oleh kepadatan dalam setiap kondisi jalan,
tetapi ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi, misalnya adanya kerusakan
jalan, cuaca yang ekstrem, dll. Akan tetapi dalam penelitian ini, diasumsikan
bahwa medan kecepatan hanya dipengaruhi oleh kepadatan.
Sebagai tambahan, mengindikasikan bahwa jika berubah
maka juga berubah secara spontan.
Keadaan aliran yang padat akan terjadi jika kendaraan berada dalam
keadaan bumper to bumper atau . Dalam hal ini, diasumsikan bahwa
jalan sangat homogen sedemikian rupa sehingga kecepatan kendaraan tergantung
pada kepadatan dan bukan waktu atau posisi sepanjang jalan. Secara
matematisnya, diberikan dalam bentuk medan kecepatan dikalikan dengan
kepadatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
(12)
𝜇𝑚𝑎𝑥𝑥
𝜌
𝜌𝑚𝑎𝑥𝑥
Gambar 2.7 Kecepatan kendaraan hanya tergantung pada kepadatan lalu lintas
Berdasarkan gambar 2.7, aliran akan memenuhi beberapa kriteria yaitu akan
bernilai nol dalam dua cara;
𝑑𝑞
𝑞 𝑞𝜇 𝜌 𝑑𝜌
𝜌
𝜌𝑚𝑎𝑥𝑥
𝜌
𝜌𝑚𝑎𝑥𝑥
Gambar 2.8a Kurva kepadatan dan aliran Gambar 2.8b Fungsi menurun
turunan kepadatan dan aliran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Kepadatan
𝑞 optimum
Kemacetan Kemacetan
rendah tinggi
𝜌
𝑑𝑞
𝑐
𝑑𝜌
𝑞 𝜌
𝜌
𝜌
Kemiringan garis dari titik awal terhadap titik pada kurva aliran-
kepadatan (pada gambar 2.10) memberikan nilai kepadatan konstan adalah
medan kecepatan , karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
PEMBAHASAN
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Menurut Khisty dan Lall (2005), pemodelan lalu lintas dibagi menjadi dua,
yaitu pemodelan arus lalu lintas makroskopis dan pemodelan arus lalu lintas
mikroskopis. Variabel yang terdapat dalam pemodelan arus lalu lintas
makroskopis di antaranya yaitu arus lalu lintas, kepadatan, dan medan kecepatan.
Variabel yang terdapat dalam pemodelan arus lalu lintas mikroskopis antara lain
panjang kendaraan dan hal-hal lain yang berfokus pada perilaku pengemudi itu
sendiri.
Dalam penelitian ini, lebih difokuskan pada pemodelan arus lalu lintas
makroskopis yang di antaranya terdapat model-model lain yang mendukung yaitu
(Tiwari & Marsani, 2011):
1. Model Greenshields
a. Hubungan antara arus kecepatan, dan kepadatan dari sisi ketepatannya dengan
data lapangan yang sebenarnya.
b. Hubungan dianggap memenuhi kondisi batas-batas tertentu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
𝜇𝑓
𝜇𝑠 𝜇𝑓 𝜌
𝜌𝑗 (14)
dengan
= kecepatan
= kecepatan arus bebas
= kepadatan
= kepadatan dalam kemacetan
2. Model Greenberg
C = konstanta
dan dengan mensubstitusikan untuk
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
( ( ) )
( )
Sehingga
( )
dan
( )
( )
Sehingga didapatkan
(16)
34
( )
(17)
dengan
= kepadatan maksimum
Model ini memiliki tingkat ketepatan yang lebih baik daripada model
Greenshields dan model Greenberg saat kondisi lalu lintas tidak terlalu padat,
tetapi gagal dalam memodelkan saat kondisi lalu lintas padat.
4. Model LWR
Pada umumnya, nilai kepadatan yang ada di sebuah jalur adalah sekitar 1
kendaraan per 6,5 meter per jalur dan nilai kepadatan ketika arus maksimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
(18)
dengan
= kecepatan
= aliran kendaraan
= kepadatan
Untuk mencari rumus LWR yang berada pada single road/ jalan tunggal
diberikan:
di mana
sehingga
di mana dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
( ) (20)
Ruas kanan:
= (21)
Ruas kanan
𝑁 𝑎 𝑎 𝑁 𝑎 𝜕𝑁 𝑎 𝑡
(22)
𝑎 𝑎 𝜕𝑎
𝜕𝑁 𝑎 𝑡 (23)
𝜌 𝑎𝑡
𝜕𝑎
sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
𝑎 𝑎
𝜕 𝜕
𝜌 𝑥 𝑡 𝑑𝑡 𝜌 𝑎𝑡 (24)
𝑎 𝑎 𝜕𝑡 𝑎 𝜕𝑡
Persamaan (24) menjadi
( )
( ) ( )
( ) ( )
𝜕 𝜕
𝜌𝜇 𝜌 (26)
𝜕𝑥 𝜕𝑡
dengan
= kepadatan
= medan kecepatan
= aliran lalu lintas
Persamaan (26) di atas disebut model LWR atau adveksi satu dimensi.
Adveksi satu dimensi adalah perpindahan suatu benda yang tidak mempengaruhi
bentuk atau massa dari benda tersebut. Pada model LWR, para pengemudi
bereaksi terhadap kecepatan kendaraan mereka pada kepadatan sekitar, seperti
tampak pada fungsi
(27)
Sedangkan fungsi
(28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dengan = flow rate, yaitu banyaknya kendaraan per satuan waktu yang melalui
suatu fungsi posisi dalam suatu keadaan lalu lintas tertentu, sehingga fungsi
menjadi
𝜕 𝜕
𝑓 𝜌 𝜌 (29)
𝜕𝑥 𝜕𝑡
𝜇 𝜌 𝑓 𝜌
a b
𝜌 𝜌
𝜌𝑚𝑎𝑥 𝜎 𝜌𝑚𝑎𝑥
Gambar 3.1 Fungsi medan kecepatan dan arus terhadap kepadatan, (a) , (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(Daganzo, 1995) di mana kondisi ini dipengaruhi oleh dua variabel konstan yaitu:
{ (30)
b. Model Jaringan
{ (31)
𝑓(𝜌𝑖 𝑡 ) 𝑓 𝜌 𝑡 𝑡 (32)
𝑖=
1 3
2
Gambar 3.2 Sebuah jaringan sederhana
Seperti model jalan tunggal yang telah dipelajari di atas adalah salah satu
masalah Riemann mengenai metode permintaan dan penawaran yang kali ini
diaplikasikan di jalan raya. Permintaan datang dari ruas jalur nomor 3 dan
penawaran datang dari ruas jalur nomor 1 dan 2 (gambar 3.2). Masalah Riemann
pada pertigaan, kita ambil sebagai kondisi awal dengan kepadatan konstan pada
tiga ruas jalan:
(33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Namun persamaan di atas tidak dapat menyajikan solusi yang tepat untuk masalah
Riemann karena tampak tidak realistis. Lebih mudahnya, ambil ̅ ̅
̅ yang selalu memiliki solusi matematika yang mungkin meskipun jelas-
jelas saling bertolak belakang (kecuali ada lampu merah saat akan memasuki jalan
ketiga).
̅
̅
Setelah memiliki nilai spesifik tentang kepadatan sebelum memasuki jalan ketiga,
solusi dari masalah Riemann di pertigaan akan didasarkan pada masalah Riemann
di jalan lain:
{
̅
̅
{ (34)
𝑓 𝜌̅𝑖 (35)
𝑖=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dengan , dan
̅
{ (36)
̅
∑=
faktor prioritas bisa bergantung pada koefisien yang sudah pasti
tergantung dari keadaan geometris jalan
̅
{ (37)
̅
Teorema 1. Misalkan dan adalah variabel bebas dari aliran masuk yang
mensuplai sehingga persamaannya menjadi.
Pembuktian.
(38)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan Jin dan Zhang (2002), dalam model LWR untuk setiap
cabang, dinamika lalu lintas diatur oleh persamaan konservasi lalu lintas
(39)
(40)
dengan adalah faktor yang tidak homogen, seperti karakteristik jalan (jumlah
lajur pada ).
(41)
pada jalur pada waktu . Sedangkan dan adalah arus masuk dan arus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
keluar dari jalur pada waktu ke , sehingga model LWR (41) bisa
diaproksimasi menggunakan persamaan diferensiasi terbatas:
(42)
Persamaan (42) diselesaikan oleh Daganzo (1995) dan Lebacque (1996) dengan
cara aliran yang melalui batas jalur adalah jumlah minimum dari “pemasukan”
bagi jalur penerima dan “keluaran” dari jalur pengirim. Namun sebelum itu, kita
harus mendeskripsikan variabel apa yang akan dipakai, seperti waktu yang akan
dipakai adalah dari ke , kemudian “pengirim” adalah dan ,
sedangkan “penerima” adalah , serta berdasarkan konservasi lalu lintas,
, sehingga fokus utama kita adalah untuk mengoptimasi masalah yang
ada.
max
di mana
𝑞 𝑆𝑖 𝑅 (43)
𝑖=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
𝑅 ′ 𝑅 𝑔 𝑆𝑖 (44)
𝑖
di mana:
C. Siklus Kendaraan
1. Pada awal fase lampu hijau, seluruh kendaraan dalam antrian mulai
bergerak meninggalkan antrian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
1. Pada persimpangan tidak ada jalur putar balik, karena dapat menimbulkan
perbedaan distribusi kedatangan kendaraan.
2. Jika kendaraan sudah masuk ke dalam antrian, maka kendaraan tidak bisa
keluar dari antrian.
3. Tidak memperhatikan percepatan dan perlambatan kendaraan saat
membelok pada persimpangan atau terhenti karena lampu merah.
4. Tidak ada penambahan jumlah kendaraan selain dari jalur yang sudah
ditetapkan.
5. Lebar jalan dari arah barat untuk Jalan Solo (sebelum pertigaan Janti)
diasumsikan hanya 4 meter, sebab jalur tersebut juga digunakan untuk
kendaraan yang akan masuk ke Jalan Janti, sedangkan fokusnya hanya
kendaraan yang akan memasuki Jalan Solo (area Babarsari).
6. Perilaku pengguna jalan tidak dianggap/ tidak mempengaruhi.
7. Mengikuti disiplin antrian First Come First Serve (FCFS) yaitu setiap
kendaraan yang datang lebih awal akan lebih awal pula.
8. Satu siklus hanya terdiri dari fase lampu merah dan hijau saja.
46
Gambar 3.3. Proses antrian dalam satu siklus menurut Mc Neil (1968)
47
(45)
dengan
(46)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dengan
BAB IV
SIMULASI DATA
A. Jenis-Jenis Transportasi
Menurut Khisty dan Lal (2003), arus kendaraan pada fasilitas-fasilitas transportasi
secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori:
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
51
2. Penggunaan jalur
3. Kecepatan kendaraan
52
1. Waktu Siklus
Salah satu cara yang paling mudah untuk meningkatkan kapasitas simpang
adalah dengan cara menaikkan waktu siklus. Semakin tinggi waktu siklus, akan
semakin tinggi kapasitas simpang, tetapi juga akan semakin tinggi antrian dan
tundaan yang terjadi. Di Indonesia, menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 1997, waktu siklus maksimal sebesar 130 detik. Angka ini diambil untuk
menghindari tundaan dan panjang antrian yang tinggi. Walaupun demikian, untuk
kota-kota dengan kemacetan tinggi seperti Jakarta, waktu siklus dapat diambil
lebih dari 130 detik guna menaikkan kapasitas simpang. Sedangkan waktu siklus
yang terlalu kecil menyebabkan kapasitas simpang menjadi sangat rendah.
2. Fase
Kapasitas juga tergantung pada waktu antar hijau, guna menjamin kendaraan yang
melewati simpang pada saat detik akhir hijau, agar tidak tertabrak kendaraan yang
mendapat fase hijau berikutnya. Sedapat mungkin nilai waktu antar hijau ini
minimum dengan membuat garis henti sedekat mungkin dekat pusat simpang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
54
Pada penelitian ini akan difokuskan pada pertigaan Jalan Janti, tepatnya
pada ruas jalan sepanjang 200 m dari arah barat (Jalan Solo), 100 m dari arah
Selatan (Jalan Janti), serta 300 m ke arah timur (Jalan Solo). Penelitian ini
dilakukan dengan perhitungan jumlah kendaraan yang berada pada setiap jalan
pada jam-jam tertentu di setiap lampu lalu lintas. Jam yang dimaksud adalah pada
jam lengang yaitu pukul 08.45-09.45 dan jam sibuk yaitu pukul 16.30-17.30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 4.2 Grafik banyak kendaraan pada jalan ke arah timur pada pukul 08.45-
09.45
Gambar 4.2 menunjukkan banyaknya kendaraan per siklus pada ruas jalan
sepanjang 300 meter ke arah timur (Jalan Solo) pada pukul 08.45-09.45 (pagi
hari). Siklus yang dimaksud di sini adalah satu putaran siklus (67 detik) yang
terdiri dari fase lampu merah dan fase lampu hijau. Garis berwarna ungu, biru,
dan hijau masing-masing menunjukkan banyaknya motor, mobil, dan bus/truk
yang melintas dalam kurun waktu tersebut.
Keterangan:
56
2. Banyak kendaraan pada jalan dari arah Janti pada pukul 08.45-09.45
Gambar 4.3 Grafik banyak kendaraan pada jalan dari arah Janti pada pukul
08.45-09.45
Keterangan:
1. Panjang jalan yang diamati adalah maksimal 100 m pada antrian lampu lalu
lintas.
57
3. Banyak kendaraan pada jalan dari arah barat pada pukul 08.45-09.45
Gambar 4.4 Grafik banyak kendaraan pada jalan dari arah barat pada pukul
08.45-09.45
Keterangan:
1. Panjang jalan yang diamati adalah maksimal 100 m pada antrian lampu lalu
lintas.
58
Gambar 4.5 Grafik banyak kendaraan ke arah timur pada pukul 16.30-17.30
Gambar 4.5 menunjukkan banyaknya kendaraan per siklus pada ruas jalan
sepanjang 300 meter ke arah timur Jalan Solo pada pukul 16.30-17.30 (sore hari).
Siklus yang dimaksud di sini adalah satu putaran siklus (67 detik) yang terdiri dari
fase lampu merah dan fase lampu hijau. Garis berwarna ungu, biru, dan hijau
masing-masing menunjukkan banyaknya motor, mobil, dan bus/truk yang
melintas dalam kurun waktu tersebut.
Keterangan:
59
Gambar 4.6 Grafik banyak kendaraan dari arah Janti pada pukul 16.30-17.30
Keterangan:
1. Panjang jalan yang diamati adalah maksimal 100 m pada antrian lampu lalu
lintas..
60
Gambar 4.7 Grafik banyak kendaraan dari arah barat pada pukul 16.30-17.30
Keterangan:
1. Panjang jalan yang diamati adalah maksimal 200 m pada antrian lampu lalu
lintas..
61
Gambar 4.8 Grafik perbandingan jumlah kendaraan ke arah timur pada pukul
08.45-09.45 dan 16.30-17.30
Gambar 4.8 menunjukkan banyaknya kendaraan per siklus pada ruas jalan
sepanjang 300 meter ke arah timur Jalan Solo. Garis berwarna biru menunjukkan
banyaknya kendaraan yang melintas pada pukul 08.45-09.45 (pagi hari),
sedangkan garis berwarna merah menunjukkan banyaknya kendaraan yang
melintas pada pukul 16.30-17.30 (sore hari). Siklus yang dimaksud di sini adalah
satu putaran siklus (67 detik) yang terdiri dari fase lampu merah dan fase lampu
hijau.
Keterangan:
1. Panjang jalan yang diamati adalah maksimal 300 m.
2. Lebar jalan yang diamati adalah 7,5 m.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
8. Perbandingan jumlah kendaraan dari arah Janti pada pukul 08.45-09.45 dan
16.30-17.30
Gambar 4.9 Grafik perbandingan jumlah kendaraan dari arah Janti pada pukul
08.45-09.45 dan 16.30-17.30
Keterangan:
1. Panjang jalan yang diamati adalah maksimal 100 m pada antrian lampu lalu
lintas..
63
9. Perbandingan jumlah kendaraan dari arah barat pada pukul 08.45-09.45 dan
16.30-17.30
Gambar 4.10 Grafik perbandingan jumlah kendaraan dari arah barat pada pukul
08.45-09.45 dan 16.30-17.30
Keterangan:
1. Saat pagi hari, panjang jalan yang diamati adalah maksimal 100 m pada antrian
lampu lalu lintas. Sedangkan saat sore hari, panjang jalan yang diamati adalah
maksimal 200 m pada antrian lampu lalu lintas..
64
10. Kepadatan kendaraan ke arah timur pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
Gambar 4.11 Grafik kepadatan kendaraan ke arah timur pada pukul 08.45-09.45
dan 16.30-17.30
Gambar 4.11 menunjukkan kepadatan kendaraan per siklus pada ruas jalan
sepanjang 300 meter ke arah timur Jalan Solo. Garis berwarna hijau menunjukkan
kepadatan kendaraan yang melintas pada pukul 08.45-09.45 (pagi hari),
sedangkan garis berwarna biru menunjukkan banyaknya kendaraan yang melintas
pada pukul 16.30-17.30 (sore hari). Siklus yang dimaksud di sini adalah satu
putaran siklus (67 detik) yang terdiri dari fase lampu merah dan fase lampu hijau.
Keterangan:
1. Perilaku pengendara tidak dipedulikan.
2. Panjang jalan yang diamati adalah 300 m.
3. Lebar jalan yang diamati adalah 7,5 m.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
11. Kepadatan kendaraan dari arah Janti pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
Gambar 4.12 Grafik epadatan kendaraan dari arah Janti pada pukul 08.45-09.45
dan 16.30-17.30
Keterangan:
2. Panjang jalan yang diamati adalah maksimal 100 m pada antrian lampu lalu
lintas..
4. Ada 15 kendaraan yang tidak terkena lampu merah dan hanya melewati lampu
hijau saja.
66
12. Kepadatan kendaraan dari arah barat pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
Gambar 4.13 Grafik kepadatan kendaraan dari arah barat pada pukul 08.45-09.45
dan 16.30-17.30
Keterangan:
2. Panjang jalan yang diamati adalah maksimal 200 m pada antrian lampu lalu
lintas.
5. Ada 15 kendaraan yang tidak terkena lampu merah dan hanya melewati lampu
hijau saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
13. Aliran/ arus kendaraan ke arah timur pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
Gambar 4.14 Grafik aliran/ arus kendaraan ke arah timur pada pukul 08.45-09.45
dan 16.30-17.30
Gambar 4.14 menunjukkan aliran/ arus kendaraan per siklus pada ruas
jalan sepanjang 300 meter ke arah timur Jalan Solo. Garis berwarna hijau
menunjukkan aliran/ arus kendaraan yang melintas pada pukul 08.45-09.45 (pagi
hari), sedangkan garis berwarna merah menunjukkan aliran/ arus kendaraan yang
melintas pada pukul 16.30-17.30 (sore hari). Siklus yang dimaksud di sini adalah
satu putaran siklus (67 detik) yang terdiri dari fase lampu merah dan fase lampu
hijau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Keterangan:
69
14. Aliran/ arus kendaraan dari arah Janti pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
Gambar 4.15 Grafik aliran/ arus kendaraan dari arah Janti pada pukul 08.45-
09.45 dan 16.30-17.30
Keterangan:
1. Panjang jalan yang diamati adalah 100 m pada antrian lampu lalu lintas.
70
15. Aliran/ arus kendaraan dari arah barat pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-
17.30
Gambar 4.16 Grafik aliran/ arus kendaraan dari arah barat pada pukul 08.45-
09.45 dan 16.30-17.30
Keterangan:
1. Panjang jalan yang diamati adalah maksimal 200 m pada antrian lampu lalu
lintas.
71
E. Visualisasi Data
Pagi Sore
Dari arah Janti
Ke arah timur
Pagi Sore
Dari arah Janti
Ke arah timur
a. Semua kendaraan adalah sejenis, dengan panjang kendaraan 1,5 m, dan lebar
kendaraan 2 m, sehingga luasnya 3 m2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b. Panjang jalan yang diamati adalah 100 m dari arah selatan (Jalan Janti) dengan
lebar jalan 6 m, 200 m dari arah barat (Jalan Solo) dengan lebar jalan 4 m,
serta 300 m ke arah timur (Jalan Solo) dengan lebar jalan 7,5 m.
Kapasitas jalan =
ditampung dalam radius tertentu. Simbol pewarnaannya adalah hijau/ green untuk
lengang, kuning/ yellow untuk sedang, dan merah/ red untuk padat. Pembagian
kapasitas jalan tampak pada tabel di 4.3 berikut.
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa total kapasitas jalan pada masing-masing ruas,
seperti Jalan Janti adalah 200 kendaraan, sedangkan total kapasitas Jalan Solo
(dari arah barat) ada 267 kendaraan, dan total kapasitas Jalan Solo (ke arah timur)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
ada 250 kendaraan. Lalu cara menghitung apakah sudah termasuk kategori hijau,
kuning, atau merah, adalah dengan cara:
Hijau = , artinya ruas jalan tersebut masih dalam kategori hijau jika
Merah = , artinya ruas jalan tersebut dalam kategori merah jika ada
Begitu pula dengan ruas jalan yang lain, dengan menggunakan rumus yang sama,
maka didapat hasil seperti yang tertera pada tabel 4.3.
Kemacetan terjadi jika sebuah ruas jalan sudah mencapai kategori merah, yaitu
mengalami kepadatan tinggi hingga kepadatan puncak (kendaraan sudah tidak
dapat berpindah tempat sama sekali). Untuk mengetahui pada detik ke berapa
kemacetan terjadi, maka diperlukan asumsi yaitu:
a. Tidak ada lampu lalu lintas, sehingga sebuah fase terdiri dari 67 detik
lampu hijau saja, lampu merah tidak dipedulikan.
b. Untuk mempermudah penghitungan, perhitungan dilakukan pada detik
kelipatan dua atau bilangan genap saja.
Berikut ini adalah m-file tentang keadaan pada sore hari jika tanpa lampu lalu
lintas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
det=2;
s1=1;
s2=2;
r3=2;
sel=s1+s2-r3;
kap=750;
while (sel<kap)
det=det+2;
s1=1+s1;
s2=2+s2;
r3=2+r3;
sel=s1+s2-r3;
if sel<251
disp([num2str(det),' ', num2str(s1),'
', num2str(s2),' ', num2str(r3), '
', num2str(sel),' Green']);
elseif (sel>=251)&&(sel<501)
disp([num2str(det),' ', num2str(s1),'
', num2str(s2),' ', num2str(r3), '
', num2str(sel),' Yellow']);
else
disp([num2str(det),' ', num2str(s1),' ',
num2str(s2),' ', num2str(r3), ' ',
num2str(sel),' Red']);
end;
end;
disp('Jadi ada kemacetan parah pada detik ke-: ');det
75
Gambar 4.17 Hasil dari keadaan lalu lintas pada pagi hari jika tanpa lampu lalu
lintas
Dari gambar 4.17, kolom pertama adalah detik ke-i, kolom kedua adalah masukan
1, kolom ketiga adalah masukan 2, kolom keempat adalah keluaran 3, kolom
kelima adalah selisih, dan kolom keenam adalah kategori (berdasarkan kapasitas
jalan). Sedangkan kategori dibagi menjadi tiga yaitu hijau/ green yang
menandakan bahwa lalu lintas sepi, kuning/ yellow yang menandakan lalu lintas
agak padat/ sedang, dan merah/ red yang menandakan bahwa lalu lintas macet.
Dari perhitungan di atas, tampak kemacetan total akan terjadi pada detik ke-1500,
atau pada menit ke-25. Penelitian dimulai pukul 08.45, sehingga kemacetan terjadi
mulai pukul 09.10.
Berikut ini adalah m-file tentang keadaan pada sore hari jika tanpa lampu lalu
lintas:
76
det=2;
s1=1;
s2=4;
r3=3;
sel=s1+s2-r3;
kap=750;
while (sel<kap)
det=2+det;
s1=1+s1;
s2=4+s2;
r3=3+r3;
sel=s1+s2-r3;
if sel<251
disp([num2str(det),' ', num2str(s1),'
', num2str(s2),' ', num2str(r3), '
', num2str(sel),' Green']);
elseif (sel>=251)&&(sel<501)
disp([num2str(det),' ', num2str(s1),'
', num2str(s2),' ', num2str(r3), '
', num2str(sel),' Yellow']);
else
disp([num2str(det),' ', num2str(s1),' ',
num2str(s2),' ', num2str(r3), ' ',
num2str(sel),' Red']);
end;
end;
disp('Jadi ada kemacetan parah pada detik ke-: ');det
77
Gambar 4.18 Hasil dari keadaan lalu lintas pada sore hari jika tanpa lampu lalu
lintas.
Dari gambar 4.18, kolom pertama adalah detik ke-i, kolom kedua adalah
masukan 1, kolom ketiga adalah masukan 2, kolom keempat adalah keluaran 3,
kolom kelima adalah selisih, dan kolom keenam adalah kategori (berdasarkan
kapasitas jalan). Sedangkan kategori dibagi menjadi tiga yaitu hijau/ green yang
menandakan bahwa lalu lintas sepi, kuning/ yellow yang menandakan lalu lintas
agak padat/ sedang, dan merah/ red yang menandakan bahwa lalu lintas
macet.Dari perhitungan di atas, tampak kemacetan total akan terjadi pada detik
ke-750, atau pada menit ke-12, detik ke-30. Penelitian dimulai pada pukul 16.30,
sehingga kemacetan akan terjadi mulai pukul 16.43.
Salah satu visualisasi data yang bisa dan mudah digunakan adalah
penggunaan fuzzy interference system (FIS) pada Matlab. Sistem fuzzy atau logika
fuzzy adalah salah satu bahasan soft computing yang memiliki karakteristik dan
keunggulan dalam menangani permasalahan yang bersifat ketidakpastian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
a. Jika input 1 berupa kategori „hijau‟ dan input 2 berupa kategori „hijau‟, maka
output berupa kategori „hijau‟.
b. Jika input 1 berupa kategori „kuning‟ dan input 2 berupa kategori „hijau‟,
maka output berupa kategori „hijau‟.
c. Jika input 1 berupa kategori „kuning‟ dan input 2 berupa kategori „kuning‟,
maka output berupa kategori „kuning‟.
d. Jika input 1 berupa kategori „merah‟ dan input 2 berupa kategori „kuning‟,
maka output berupa kategori „kuning‟.
e. Jika input 1 berupa kategori „merah‟ dan input 2 berupa kategori „merah‟,
maka output berupa kategori „merah‟.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Penjelasan:
80
Contoh kasus:
Penjelasan:
Input 1 bernilai 190 yang termasuk kategori „merah‟, input 2 bernilai 150 yang
termasuk kategori „kuning‟, maka menurut aturan fuzzy logic di atas yang
berbunyi: Jika input 1 berupa kategori ‘merah’ dan input 2 berupa kategori
‘kuning’, maka output berupa kategori ‘kuning‟. Output menunjukkan angka 375,
yang termasuk dalam kategori „kuning‟.
Atau kita bisa lihat dari warna yang tampak, untuk kondisi input 1 dan input 2
yang memenuhi semuanya terletak pada nomor 4, sehingga yang dipakai adalah
aturan ke-4 yang berbunyi: Jika input 1 berupa kategori ‘merah’ dan input 2
berupa kategori ‘kuning’, maka output berupa kategori ‘kuning‟.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Untuk visualisasi secara 3-D bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.21 Visualisasi 3-D dari fuzzy logic pada gambar 4.17
Pada gambar 4.21, daerah yang berwarna hijau adalah daerah yang terkena
rules, atau disebut daerah benar (bernilai 1), sedangkan daerah yang berwarna biru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
adalah daerah yang tidak terkena rules.Lalu daerah yang berwarna kuning
merupakan daerah benar yang terluar dari nilai yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan rumusan masalah yang akan diselesaikan, maka dilakukan analisis
dan visualisasi data dari pengamatan yang sudah dilakukan, maka hasilnya model
matematika khususnya model Lighthill-Richard-Whitham (LWR) bisa diterapkan
di Indonesia, khususnya pada pertigaan Janti, dengan beberapa asumsi yang sudah
dijelaskan.Visualisasi dilakukan dengan menggunakan FIS jenis Mamdani dengan
beberapa aturan/ rules yang sudah dijelaskan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
interference.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Burghes, D.N. dan M.S. Borrie. 1981. Modelling with Differential Equations.
West Sussex: Ellis Horwood Limited.
Coleman, Matthew P. 2004. An Introduction to Partial Differential Equations
with Matlab. Florida: Chapman & Hall.
Daganzo, Carlos F..1995. “The Cell Transmission Model Part ii: Network
Traffic.” Transportation Research Part B, 29(2):79–93.
Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Jalan Kota Republik Indonesia.
1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta: Direktorat
Jenderal Bina Marga Republik Indonesia.
Haberman, Richard. 1977. Mathematical Models: Mechanical Vibrations,
Population Dynamics, and Traffic Flow. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Haut, Bastin, and Chitour. 2005. “A Macroscopic Traffic Model for Road
Networks with a Rrepresentationof the Capacity Drop Phenomenon at the
Junctions.” IFAC.
Holden, H. and Risebro, N.H. 1995.“A Mathematical Model of Traffic Flow on a
Network of Unidirectional Roads.”SIAM J. MATH. ANAL., 26(4):999–
1017.
Hoppner, Frank, dkk. 1999. Fuzzy Cluster Analysis: Methods for Classification,
Data Analysis, and Image Recognition. New York: John Wiley & Sons,
Ltd.
Hunt, Brian, dkk. 2004. Differential Equations with Matlab. New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc.
Iswanto, Ripno Juli. 2012. Pemodelan Matematika: Aplikasi dan Terapannya.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jin, W. L. and Zhang H. M. 2002. “On the Distribution Schemes for Determining
Flows through a Merge.”
Khisty, C. Jotin dan B. Kent Lall. 2003. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Jilid
1 (Ed. 3). Jakarta: Erlangga.
Lebacque, J.P. 1996. “The Godunov Scheme and What it Means for First Order
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
87
LAMPIRAN
Lamp 1. Peta daerah yang akan diteliti dari arah selatan/ Janti (100 m)
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lamp 2. Peta daerah yang akan diteliti dari arah barat/ Jalan Solo (200 m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lamp 3. Peta daerah yang akan diteliti ke arah timur/ Jalan Solo (300 m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lamp 4. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai banyak kendaraan pada
jalan ke arah timur pada pukul 08.45-09.45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lamp 5. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai banyak kendaraan pada
jalan dari arah Janti pada pukul 08.45-09.45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lamp 6. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai banyak kendaraan pada
jalan dari arah barat pada pukul 08.45-09.45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lamp 7. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai banyak kendaraan ke arah
timur pada pukul 16.30-17.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lamp 8. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai banyak kendaraan dari
arah Janti pada pukul 16.30-17.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lamp 9. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai banyak kendaraan dari
arah barat pada pukul 16.30-17.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lamp 10. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai perbandingan jumlah
kendaraan ke arah timur pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lamp 11. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai perbandingan jumlah
kendaraan dari arah Janti pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lamp 12. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai perbandingan jumlah
kendaraan dari arah barat pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lamp 13. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai kepadatan kendaraan ke
arah timur pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lamp 14. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai kepadatan kendaraan
dari arah Janti pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lamp 15. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai kepadatan kendaraan
dari arah barat pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lamp 16. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai aliran/ arus kendaraan
ke arah timur pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lamp 17. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai aliran/ arus kendaraan
dari arah Janti pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lamp 18. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai aliran/ arus kendaraan
dari arah barat pada pukul 08.45-09.45 dan 16.30-17.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lamp 19. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai perhitungan kapasitas
jalan pada pagi hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lamp 20. Proses pengolahan data pada Matlab mengenai perhitungan kapasitas
jalan pada sore hari