Pulau Kemaro
syahdan dikisahkan seorang saudagar Tiongkok bernama Tan Bun An
menjalin kasih dengan perempuan asli Palembang bernama Siti
Fatimah. Tan Bun An kemudian mengajak Siti Fatimah berkunjung
ke rumah orangtuanya untuk mendapat restu pernikahan. Setelah
berkunjung, Tan Bun An dan Siti Fatimah lalu kembali ke Palembang
dengan membawa hadiah tujuh buah guci pemberian orangtua Tan
Bun An.