II - 1
Penanganan Normalisasi Sungai Verkame
LAPORAN AKHIR Ruas Jalan Sarmi-Arbais, Distrik Verkam,
Kab. Sarmi, Prov. Papua
II - 2
Penanganan Normalisasi Sungai Verkame
LAPORAN AKHIR Ruas Jalan Sarmi-Arbais, Distrik Verkam,
Kab. Sarmi, Prov. Papua
Tabel 2.2. Jumlah Desa di Kabupaten Sarmi
Ibu Kota
No Kecamatan Desa/Kelurahan Jumlah
Kecamatan
Subu
Karfasia
1 Apawer Hilir Masep Samorkena 5
Masep
Burgena
Wamariri
Tamaja
Syoremania
2 Apawer Hulu Aurimi 6
Kwapitania
Sasawapece
Aurimi
Airoran
Murara
3 Apawer Tengah Airoran Maniwa 5
Kapeso
Bina
Kiren
Tetom
Bebon Jaya
4 Bonggo Kiren Srum 7
Taronta
Armopa
Narum
Krim/ Podena 1
Rimser Sari
Rotea Anus
5 Bonggo Barat Krim/Podena Anus 2 7
Korur
Podena 2
Yarsun
Mawes Day
Tamar Sari
Mawes Mukti
6 Bonggo Timur Mawes mukti 6
Gwinjaya
Tarawasih Marenggi
Kaptiau
Sumber : Kabupaten Sarmi Dalam Angka 2021
II - 3
Penanganan Normalisasi Sungai Verkame
LAPORAN AKHIR Ruas Jalan Sarmi-Arbais, Distrik Verkam,
Kab. Sarmi, Prov. Papua
Tabel 2.3. Lanjutan Jumlah Desa di Kabupaten Sarmi
Ibu Kota
No Kecamatan Desa/Kelurahan Jumlah
Kecamatan
Mafen Tor
Nika Tidi
Arare
1 Fee'en Wakde I Wakde 1/Ampera 7
Wakde 2/Tabrawar
Keder 1/Timron
Keder 2
Togonfo
Waaf
Waaf 2
Bora-Bora
2 Segar Tor
Ismari Bora-bora 10
Holmafen
Tanjung Batu
Ebram
Weyen
Omte
Martewar
Arbais
Waim
3 Pantai Barat Arbais Niwerawar 7
Aruswar
Webro
Wari
Beneraf /Yamben
Sunum/Yamna
Betaf
4 Pantai Timur Betaf Betaf 2 7
Sunum 2/Yamna 2
Beneraf 2/Simpade
Betaf 3
Nengke
Takar/Vinyabor
Nengke 2
Asyaf/Burtin
5 Pantai Timur Barat Burtin Takar 2/Fito 9
Takar 3/Kwentor
Artibe/Pulau Masi-masi
Dabe I
Dabe II
Sumber : Kabupaten Sarmi Dalam Angka 2021
II - 4
Penanganan Normalisasi Sungai Verkame
LAPORAN AKHIR Ruas Jalan Sarmi-Arbais, Distrik Verkam,
Kab. Sarmi, Prov. Papua
Tabel 2.4. Lanjutan Jumlah Desa di Kabupaten Sarmi
Ibu Kota
No Kecamatan Desa/Kelurahan Jumlah
Kecamatan
Sarmi
Mararena
Sarmo
Tafarewar
1 Sarmi Sarmi Sawar 9
Neidam
Liki
Armo
Armo Pesisir
Petam
2 Kasukwe
Sarmi Selatan Wapoania 4
Wapoania
Munukania
Waskey
3 Sewan
Sarmi Timur Waskey 4
Sewan 2
Binyer
Bagaiserwar
Bagaiserwar 2
4 Sobey Bagaisewrwar 2 Nanot 5
Sumsar
Rorena
Komra
5 Mawes Wares
Sungai Biri Ansudu 1 4
Ansudu 1
Ansudu 2
Samanente
Konderian
6 Danander
Tor Atas Samanente 6
Danander 2
Safrontane
Safrontane 2
Amsira
Siaratesa
Nisro
7 Verkam Amsira 6
Kamenawari
Angkasa 2
Siantoa
Total 114
Sumber : Kabupaten Sarmi Dalam Angka 2021
II - 5
Penanganan Normalisasi Sungai Verkame
LAPORAN AKHIR Ruas Jalan Sarmi-Arbais, Distrik Verkam,
Kab. Sarmi, Prov. Papua
2.2. KONDISI TOPOGRAFI
Wilayah Provinsi Papua terdiri dari wilayah dataran rendah, pesisir, dan pegunungan
yang terdiri atas tiga deretan pegunungan yaitu:
i. Pegunungan Utara di lingkar luar,
ii. Deretan Pegunungan Selatan di lingkar dalam.
iii. Deretan Pegunungan Tengah yang merupakan tepi dari The Australian Continent.
Daerah pegunungan berada pada ketinggian di antara 3000-4000 dan lebih dari 4000
meter dari permukaan laut (mdpl). Wilayah tertinggi terdapat di Kabupaten Puncak
Jaya dengan ketinggian 2.980 mdpl sedangkan yang paling rendah adalah Kota
Jayapura dengan ketinggian rata-rata 4 mdpl.
Kelerengan yang mendominasi wilayah provinsi papua adalah lereng landai (0 – 8)%
menempati 45,9% dan lereng sangat terjal (>40%) menempati 43,3%, yang tersebar
pada wilayah Haanim, Meepago, Mamta dan Laapago.
Kondisi topografi Papua yang sangat ekstrim menyebakan pembangunan jaringan
transportasi darat sangat sulit dilakukan dan membutuhkan biaya lebih besar
dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Termasuk juga dalam pembangunan
jaringan fasilitas publik lainnya seperti listrik, air bersih, informasi dan komunikasi
juga terkendala dengan kondisi topografi ini. Semuanya membutuhkan biaya besar
dan sangat mahal yang tidak dapat ditangani sendiri oleh pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota. Karenanya dalam hal pembangunan infrastruktur Papua, peran
pemerintah pusat sangat diperlukan selama ini
II - 6
Penanganan Normalisasi Sungai Verkame
LAPORAN AKHIR Ruas Jalan Sarmi-Arbais, Distrik Verkam,
Kab. Sarmi, Prov. Papua
Tabel 2.5. Panjang Sungai dan Luas Daerah Tangkapan di Provinsi Papua
Panjang Sungai Luas Daerah
Nama DAS
(Km) Tangkapan (Km2)
Adapun berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11A Tahun 2006
tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai menetapkan pembagian wilayah
sungai di Provinsi Papua sebagai berikut :
i. WS Mamberamo-Tami-Apauvar (kewenangan BWS Papua), terdiri atas beberapa
DAS:DAS Mamberamo, DAS Gesa, DAS Bigabu, DAS Sobger, DAS Tariku, DAS
Nawa, DAS Taritatu, DAS Van Dalen, DAS Tami, DAS Sermo, DAS Grimer dan
DAS Sentani.
II - 7
Penanganan Normalisasi Sungai Verkame
LAPORAN AKHIR Ruas Jalan Sarmi-Arbais, Distrik Verkam,
Kab. Sarmi, Prov. Papua
ii. WS Einlanden-Digoel-Bikuma (kewenangan BWS Papua Merauke), terdiri atas
beberapa daerah aliran sungai:DAS Einlanden, DAS Digoel, DAS Maro, DAS
Kumber, DAS Bulaka, DAS Bian, DAS Dolak, DAS Digoel dan DAS Cemara.
iii. Wilayah sungai Omba (lintas Provinsi Papua-Provinsi Papua Barat, kewenangan
Papua Barat), terdiri atas WS Omba mencakup beberapa DAS:DAS Omba, DAS
Lengguru, DAS Madefa, DAS Bedidi dan DAS Bomberai
iv. Wilayah sungai lintas kabupaten/kota terdiri atas WS Wapoga-Mimika
(kewenangan Dinas PU Provinsi), yang mencakup beberapa DAS:DAS Wapoga,
DAS Aikimuga, DAS Otokwa, DAS Minarjerwi, DAS Kamura, DAS Mimika, DAS
Yawe, DAS Parongga, DAS Aidoma, DAS Wanggar, DAS Siriwo, DAS Rombak,
DAS Nadubuai, DAS Yapen, DAS Biak, DAS Supiori dan DAS Kemabu.
Instansi yang terlibat dalam pengelolaan DAS cukup banyak, misalkan Kementerian
Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pertanian, Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup, Bakosurtanal, pemerintah provinsi,
dan pemerintah kabupaten/kota. Dengan banyaknya pihak yang terlibat, baik itu
secara administrasi, perencanaan dan teknis dilapangan, maka diperlukan adanya
koordinasi intensif berbagai pihak terkait baik lintas sektoral maupun lintas daerah.
Selain memberi peluang yang besar untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan
aktifitas ekonomi masyarakat, banyaknya sungai dan rawa juga merupakan
tantangan dalam pembangunan infrastruktur di Papua. Pada wilayah yang dikelilingi
rawa atau banyak rawa membuat pembangunan jalan di daerah-daerah tersebut
II - 8
Penanganan Normalisasi Sungai Verkame
LAPORAN AKHIR Ruas Jalan Sarmi-Arbais, Distrik Verkam,
Kab. Sarmi, Prov. Papua
membutuhkan konstruksi yang lebih kokoh dibanding biasanya, yang dipastikan
mengeluarkan biaya yang lebih tinggi. Seringkali ditemukan pada pembangunan jalan
di Papua, dalam satu lajur tidak sampai ratusan kilo ada perubahan formasi dari
tanah keras ke tanah lunak, gambut dan rawa. Kondisi ini yang menyebabkan
perkiraan biaya pembangunan jalan di wilayah Papua selalu bisa over estimated.
Banyaknya sungai juga menjadi permasalahan tersendiri, karena pembangunan jalan
harus dihubungkan juga dengan banyaknya jembatan yang dibangun di atas sungai,
yang akhirnya membutuhkan biaya yang lebih besar.
Januari 401.8 21
Februari 215.2 18
Maret 169.1 20
April 299.7 25
Mei 266.4 22
Juni 336.6 21
Juli 205.6 26
Agustus 121.2 21
September 231.6 20
Oktober 162.8 21
November 428.2 24
Desember 105 20
Rata-rata 245.27 22
Sumber : Kabupaten Sarmi Dalam Angka 2018
II - 9
Penanganan Normalisasi Sungai Verkame
LAPORAN AKHIR Ruas Jalan Sarmi-Arbais, Distrik Verkam,
Kab. Sarmi, Prov. Papua
II - 10
Penanganan Normalisasi Sungai Verkame
LAPORAN AKHIR Ruas Jalan Sarmi-Arbais, Distrik Verkam,
Kab. Sarmi, Prov. Papua
II - 11
Penanganan Normalisasi Sungai Verkame
LAPORAN AKHIR Ruas Jalan Sarmi-Arbais, Distrik Verkam,
Kab. Sarmi, Prov. Papua
pertanian berskala besar untuk menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja yang
merupakan penduduk asli setempat, baik Orang Asli Papua maupun pendatang.
Potensi pengembangan lahan pertanian di Papua masih terbuka sangat lebar melalui
klarifikasi status lahan untuk pembangunan pertanian oleh Pemerintah dan
masyarakat adat, pengembangan infrastruktur pertanian termasuk jaringan irigasi,
jaringan jalan pendukung pertanian, pasar, peningkatan SDM secara konsisten dan
terpadu, dan pemberdayaan masyarakat untuk membangun sektor pertanian.
Dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lahan yang tersedia secara tepat
dan lestari bukan tidak mungkin mengangkat Provinsi Papua sebagai sentra produksi
pertanian di wilayah timur, memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat asli Papua, dan melestarikan sumber pangan lokal yang sudah terbukti
adaptif untuk ketahanan pangan dan kelestarian budaya setempat. Kegiatan
perkebunan juga masih terbatas pada komoditas dengan orientasi pada pasar lokal.
Meski demikian, beberapa investasi perkebunan untuk kako dan kopi telah
menunjukkan kemajuan dan layak dikembangkan dengan basis pengelolaan oleh
masyarakat adat.
II - 12