Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMP Cerdas Murni Tembung yang beralamat
di Jl. Beringin, Pasar 7 Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
Serdang. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap T.A 2016/2017.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Cerdas Murni
Tembung T.A 2016/2017 yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak
72 siswa.

3.2.2 Sampel Penelitian


Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2016:124) sampling jenuh adalah
teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel, dikarenakan jumlah populasi yang relatif kecil. Sehingga sampel dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Cerdas Murni Tembung. Untuk
kelas eksperimen 1 yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning yaitu kelas VIII-2 sebanyak 36 siswa dan untuk kelas
eksperimen 2 yang diajarkan dengan model pembelajaran Discovery Learning
yaitu kelas VIII-1 sebanyak 36 siswa.

3.3 Variabel Penelitian


Penelitian ini memiliki dua variabel, diantaranya yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.

3.3.1 Variabel Bebas


a. Variabel perlakuan : Model pembelajaran Problem Based Learning pada
kelas ekperimen 1 dan model pembelajaran Discovery
Learning pada kelas eksperimen 2.

40
41

b. Variabel Terkontrol
1) Waktu : Banyaknya waktu yang digunakan untuk pembelajaran di
kelas eksperimen 1 atau kelas yang memakai model
pembelajaran Problem Based Learning dan kelas
eksperimen 2 atau kelas yang memakai model
pembelajaran Discovery Learning adalah sama.
2) Buku : Buku yang digunakan selama pembelajaran di kedua kelas

eksperimen ini adalah sama.


3) Bahan Ajar : Kedua kelas eksperimen ini mendapatkan bahan ajar yang
sama yaitu materi kubus dan balok.
4) Guru : Guru yang mengajar di kedua kelas eksperimen ini adalah
sama yaitu peneliti sendiri.
c. Variabel tidak terkontrol : IQ siswa, keadaan ekonomi siswa, lingkungan
siswa, cara belajar siswa, dan pendidikan orangtua siswa.

3.3.2 Variabel Terikat


Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa pada materi kubus dan balok.

3.4 Intsrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
tes. Tes digunakan untuk mengetahui tingkatan kemampuan matematika siswa.
Tes ini diberikan sebelum dan sesudah penelitian dengan bentuk tes yang
diberikan berupa pretest dan posttest. Dimana tersebut mengacu pada taksonomi
kognitif Anderson dan krathwohl yang meliputi: mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan kreativitas.
1. Pengetahuan/Pengenalan (C1)
Soal yang menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) informasi
yang telah diterima sebelumnya, seperti memberikan definisi,
mengidentifikasi, menyebutkan, menyusun daftar, menggaris bawahi,
menjodohkan, dan memilih.
42

2. Pemahaman (C2)
Soal yang berhubungan dengan kemampuan untuk menjelaskan
pengetahuan/informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri.
Siswa diharapkan untuk menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang
telah didengar dengan kata-kata sendiri.

3. Aplikasi (C3)
Soal yang berhubungan dengan kemampuan untuk menggunakan atau
menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi atau konteks
yang lain atau yang baru. Seperti, melaksanakan, menggunakan,
menjalankan, melakukan, mempraktekkan, memilih, menyusun,
memulai, menyelesaikan, dan mendeteksi.

4. Analisis (C4)
Soal yang berhubungan dengan kemampuan mengidentifikasi,
menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan
menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut.
Seperti menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang,
mengubah struktur, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan,
menyamakan, dan membandingkan.

5. Evaluasi (C5)
Soal yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan suatu
keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk, atau benda
dengan menggunakan kriteria tertentu. Ada dua macam proses kognitif
yang tercakup dalam kategori evaluasi ini diantaranya yaitu memeriksa
dan mengkritik.

6. Kreatifitas (C6)
Soal yang mengharapkan siswa mampu membuat atau menggabungkan
beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses
kognitif yang tergolong dalam kategori ini yaitu membuat,
merencanakan, dan memproduksi.
43

Hanya saja dari keenam aspek kosginitif tersebut, untuk soal pretest dan
posttest dalam penelitian ini hanya mengacu pada dua aspek kognitif yaitu C3 dan
C4. Hal itu dikarenakan kedua asek kognitif tersebut lebih sesuai diterapkan untuk
kemampuan pemecahan masalah.

3.4.1 Pretest (Tes Awal)


Pretest diberikan kepada siswa sebelum dilakukan pembelajaran atau
perlakuan. Pretest ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan
juga sebagai penentuan dalam membentuk kelompok yang heterogen. Tes yang
diberikan berbentuk uraian atau essay test sebanyak 5 butir soal. Soal yang
diberikan merupakan materi prasyarat dari materi bangun ruang yaitu persegi dan
persegi panjang.
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Soal Pretest

Indikator Pencapaian Nomor Aspek


Kompetensi Dasar Kognitif
Kompetensi Soal

Mengidentifikasi Mampu menentukan luas atau


sifat-sifat bangun keliling persegi dan persegi 1 C4
datar dan panjang
menggunakannya Mampu menentukan sisi
untuk menentukan persegi panjang dan persegi
2&4 C4
keliling dan luas jika sisi lain dan luas atau
keliling diketahui
Mampu menyelesaikan
permasalahan nyata yang C3
3&5
berkaitan dengan persegi
panjang dan persegi

Berdasarkan Tabel 3.1 di atas indikator pencapaian kompetensi untuk tiap


kisi-kisi soal pretest adalah mengenai keliling dan luas persegi dan persegi
panjang. Dengan soal nomor 1 dengan aspek kognitif C 4, bentuk soal dirancang
44

agar siswa dapat menentukan luas persegi. Kemudian untuk soal nomor 2 dan 4
dengan aspek kognitif C4, bentuk soal dirancang dengan diketahuinya ukuran
salah satu sisi, luas ataupun keliling persegi dan persegi panjang untuk
menentukan panjang sisi lainnya. Sementara itu untuk soal nomor 3 dan 5 dengan
aspek kognitif C3, bentuk soal dirancang untuk menyelesaikan permasalahan nyata
dengan diketahuinya besarnya ukuran sisi dari persegi ataupun persegi panjang.

3.4.2 Posttest (Tes Sesudah Perlakuan)


Posttest merupakan tes yang diberikan kepada siswa setelah diberikan
perlakuan. Bentuk soal posttest dalam penelitian ini adalah essay test sebanyak 5
butir soal yang dikembangkan dari materi kubus dan balok kelas VIII semester
genap yang disusun sesuai dengan KTSP 2006 dan tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal Posttest

Kompetensi Indikator Pencapaian Nomor Aspek

Dasar Kompetensi Soal Kognitif

Menentukan luas Mampu menemukan volume


permukaan dan atau luas permukaan kubus 1&3
C4
volume dari kubus dan balok
dan balok Mampu menentukan rusuk
kubus dan balok jika luas
2&3 C3
permukaan atau volume
bangun ruang diketahui
Menyelesaikan permasalahan
nyata yang terkait dengan 4&5 C3
kubus dan balok

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas indikator pencapaian kompetensi untuk tiap


kisi-kisi soal posttest adalah mengenai luas permukaan dan volume kubus dan
balok. Untuk soal nomor 1 dan 3 dengan aspek kognitif C 4, bentuk soal dirancang
agar siswa dapat menentukan luas permukaan atau volume dari kubus. Kemudian
45

untuk soal nomor 2 dan 3 dengan aspek kognitif C3, bentuk soal dirancang untuk
menentukan panjang rusuk dari kubus ataupun balok dengan diketahuinya luas
permukaan atau volume dari bangun ruang tersebut. Sementara itu untuk soal
nomor 4 dan 5 dengan aspek kognitif C 3, bentuk soal dirancang dengan
mengaitkan permasalahan nyata dengan diketahuinya besarnya rusuk dari kubus
dan balok tersebut.
Adapun mengenai sistem penskoran dilakukan dengan cara membuat
pedoman penskoran terlebih dahulu sebelum tes diujikan. Sistem penskoran yang
dibuat disesuaikan dengan indikator kemampuan pemecahan masalah siswa.
Masing-masing indikator tersebut diberi bobot sesuai dengan yang terlihat pada
Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Aspek/Indikator Penilaian Kemampuan


Pemecahan Masalah
No Aspek/Indikator Jenis Soal Bobot Maksimal

1. Memahami masalah Essay 20%

2. Merencanakan penyelesaian Essay 30%

3. Melaksanakan rencana Essay 30%

4. Melihat kembali Essay 20%

Sumber: (Gunantara, dkk, 2014:5)

Berdasarkan Tabel 3.3 di atas, untuk aspek/indikator merencanakan


penyelesaian dan melaksanakan rencana dengan bobot tertinggi masing-masing
sebesar 30%. Sementara bobot untuk aspek memahami masalah dan melihat
kembali masing-masing sebesar 20%. Selanjutnya dapat dijabarkan teknik
pemberian skor sesuai dengan keempat aspek/indikator kemampuan pemecahan
masalah dan juga kriteria bobot maksimal dari masing-masing indikator yang
tertera pada Tabel 3.4.
46

Tabel 3.4. Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematika


Aspek Penilaian Skor Keterangan
0 Salah menginterpretasikan soal atau tidak
ada jawaban sama sekali

1 Menginterpretasikan soal (menuliskan


apa yang diketahui dan apa yang ditanya-
Memahami Masalah
kan dari permasalahan) namun tidak
lengkap
2 Menginterpretasikan soal dengan lengkap
dan benar
0 Tidak ada strategi sama sekali

1 Strategi yang digunakan tidak relevan


dengan masalah
Merencanakan Strategi
2 Strategi yang digunakan benar, tetapi
Pemecahan Masalah
kurang lengkap
3 Strategi yang digunakan benar dan
mengarah pada jawaban yang benar
0 Tidak ada jawaban sama sekali

1 Menggunakan prosedur yang mengarah


Melaksanakan Rencana kepada jawaban yang salah
Penyelesaian 2 Hasil salah atau sebagian hasil salah
dikarenakan salah perhitungan
3 Prosedur benar dan jawaban benar

0 Tidak ada pemeriksaan dan tidak ada


keterangan apapun
Memeriksa Kembali 1 Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas
Pemeriksaan dilakukan dengan tuntas
2 beserta keterangan yang lengkap
47

Sebelum instrumen tes digunakan, tes tersebut dilakukan uji coba terlebih
dahulu. Untuk memenuhi apakah soal-soal yang telah disusun memenuhi isi suatu
pemecahan masalah atau variabel yang hendak diukur maka dilanjutkan dengan
validitas dan reliabilitas. Nilai kemampuan pemecahan masalah yang diperoleh
selanjutnya dikualifikasikan sesuai dengan Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Pedoman Pengklasifikasian Pemecahan Masalah Matematika


Siswa dengan Skala 5
No Persentase Kriteria
1. 90-100 Sangat tinggi
2. 80-89 Tinggi
3. 65-79 Sedang
4. 55-64 Rendah
5. 0-54 Sangat Rendah
Sumber:
Agung (Gunantara, dkk, 2014:5)

3.5 Uji Prasyarat Instrumen


3.5.1 Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010: 211).
Untuk menentukan validitas tiap butir soal (item) digunakan rumus product
moment sebagai berikut:

(Arikunto, 2010:213)
Keterangan:
N : Jumlah siswa

: Koefisien Korelasi

: Skor yang diperoleh siswa untuk tiap nomor soal


48

: Skor total

: Jumlah perkalian x dan y

Untuk keberartian harga validitas tiap item maka harga tersebut


dikonfirmasikan ke dalam tabel ke harga kritik moment dengan kriteria soal valid
jika . Untuk N = 38 dan α = 0,05 maka diperoleh rtabel = 0,320. Dari
hasil pengujian 5 butir soal pretest dan 5 butir soal posttest yang diujicobakan
pada 38 siswa diperoleh bahwa semua butir soal tersebut valid. Secara ringkas
data hasil validitas soal disajikan dalam Tabel 3.6 dan Tabel 3.7.

Tabel 3.6.Validitas Butir Soal Pretest


Butir Soal ke rhitung rtabel Keterangan

1 0,682 0,320 Valid


2 0,855 0,320 Valid
3 0,855 0,320 Valid
4 0,850 0,320 Valid
5 0,709 0,320 Valid

Tabel 3.7.Validitas Butir Soal Posttest


Butir Soal ke rhitung rtabel Keterangan

1 0,604 0,320 Valid


2 0,708 0,320 Valid
3 0,800 0,320 Valid
4 0,844 0,320 Valid
5 0,632 0,320 Valid

Berdasarkan data hasil validitas dari Tabel 3.6 dan Tabel 3.7 di atas

diperoleh bahwa . Hal tersebut berarti semua butir tes untuk soal

pretest maupun posttest dinyatakan valid.


49

3.5.2 Reliabilitas Instrumen Tes


Reliabilitas merupakan ketepatan suatu tes yang diberikan kepada subjek
yang sama. Suatu instrumen dikatakan reliabel berarti itu cukup baik. Sehingga
dapat mengungkapkan data yang bisa dipercaya. Uji reliabilitas ditentukan dengan
dengan rumus alpha ( Arikunto, 2010 : 239) , sebagai berikut:

Keterangan:

: reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir soal


: jumlah varian butir
: varians total

Untuk menafsirkan keberartian harga reliabilitas tes, maka harga tersebut


dikonsultasikan ke tabel kritis Product moment dengan kriteria rhitung > rtabel untuk
signifikan α = 0,05 maka tes tersebut dikatakan reliabel.

Tabel 3.8. Kriteria Pengukuran Reliabilitas Tes

No. Indeks Reliabilitas Klasifikasi

1 0,00 0,20 Sangat rendah

2 0,20 < 0,40 Rendah

3 0,40 < 0,60 Sedang

4 0,60 < 0,80 Tinggi

5 0,80 < 1,00 Sangat tinggi


50

Dari hasil pengujian reliabilitas tes, diperoleh rhitung = 0,846 untuk soal
pretest dan untuk soal posttest diperoleh rhitung = 0,769. Dengan membandingkan
rhitung = 0,846 untuk soal pretest terhadap rtabel = 0,320 dan rhitung = 0,769 untuk soal
posttest terhadap rtabel = 0,320 dengan N = 38 dan α = 0,05 ternyata diperoleh

, maka soal tersebut dikatakan reliabel. Berdasarkan kriteria

pengukuran reliabilitas tes, maka soal pretest dan posttest mempunyai tingkat
reliabilitas tinggi.

3.6 Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi eksperiment (eksperimen
semu), yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat
dari sesuatu yang dikenakan pada subjek, dalam hal ini siswa, dan dikatakan
eksperimen semu sebab berbagai kondisi siswa tidak dapat dikontrol secara
keseluruhan.
Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group
Design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada dua kelompok yang dipilih
secara random. Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen 1 dan
kelas eksperimen 2. Di dalam desain penelitian ini sebelum dimulai perlakuan
kedua kelompok sampel diberi pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa.
Selanjutnya, pada kelas eksperimen 1 diberikan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning sementara itu untuk
kelas eksperimen 2 diberikan perlakuan berupa model pembelajaran Discovery
Learning. Rancangan atau desain yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Desain Penelitian Two Group (Pretest dan Posttest)

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen 1 T1(1) X1 T2(1)


51

Eksperimen 2 T1(2) X2 T2(2)

Keterangan:
X1 : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen 1, yaitu dengan
model pembelajaran Problem Based Learning.
X2 : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen 2, yaitu dengan
model pembelajaran Discovery Learning.
T1(1) : Pemberian pretest pada kelas eksperimen 1
T1(2) : Pemberian pretest pada kelas eksperimen 2
T2(1) : Pemberian posttest pada kelas eksperimen 1
T2(2) : Pemberian posttest pada kelas eksperimen 2

3.7 Prosedur Penelitian


Adapun prosedur penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan, mencakup :
 Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang perihal
kegiatan penelitian.
 Menentukan tempat dan jadwal pelaksanaan penelitian.
 Menyusun RPP.
 Menentukan populasi dan sampel.
 Membuat instrumen penelitian.
 Memvalidasi instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan, mencakup :


 Memberikan pretest kepada kedua kelas untuk mengetahui
kemampuan awal siswa.
 Melakukan pembelajaran pada kedua kelas dengan materi dan waktu
yang sama, hanya teknik pembelajaran yang beda. Untuk kelas
eksperimen 1 diberikan model pembelajaran Problem Based Learning
sedangkan kelas eksperimen 2 diberikan model pembelajaran
Discovery Learning.
52

 Memberikan posttest kepada kedua kelas untuk melihat


pengembangan kompetensi matematika siswa sesudah pembelajaran.
Waktu pelaksanaan posttest pada kedua kelas adalah sama.

3. Tahap Akhir
 Menganalisis data hasil pretest dan posttest yang diberikan kepada
siswa dengan menghitung rata-rata skor, standar deviasi, menguji
normalitas data, menguji homogenitas, dan menguji hipotesisnya.
 Membuat kesimpulan dari data yang telah dianalisis.

Bentuk rangkaian prosedur penelitian yang digunakan pada penelitian ini


dapat dilihat pada Gambar 3.1

Populasi

Sampel

Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2

Pretest

Model Pembelajaran Model Pembelajaran


Problem Based Discovery Learning
Laearning

Posttest

Data

Analisis Data

Kesimpulan
53

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian

Berdasarkan skema prosedur penelitian diatas, tahap pertama yang


dilakukan adalah dengan menentukan populasi penelitian. Untuk selanjutnya
ditentukan sampel penelitian yang terdiri atas dua kelas eksperimen yaitu kelas
eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
dan kelas eksperimen 2 dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning. Sebelum melakukan penelitian kedua kelas eksperimen diberikan
pretest terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah
diketahui kemampuan awal siswa maka dimulai dengan melakukan pembelajaran.
Untuk melihat pengembangan kompetensi matematika siswa sesudah
pembelajaran maka diberikanlah posttest pada kedua kelas eksperimen.
Selanjutnya keseluruhan data pretest dan posttest dianalisis untuk kemudian
membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

3.8 Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini data yang diolah adalah data postest kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen 1 (pengajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning) dan kelas
eksperimen 2 (pengajaran menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning). Hipotesis penelitian ini dianalisis dengan distribusi t. Sebelum
melakukan Uji-t tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas varians kedua kelompok.
1. Menghitung Rata – Rata Skor

(Sudjana, 2008:67)

2. Menghitung Standar Deviasi


Standar deviasi dapat dicari dengan rumus :
54

(Sudjana, 2008 : 94)


Selanjutnya menghitung varians dengan memangkatduakan standar
deviasi.

3.8.1. Uji Normalitas


Untuk menguji apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak digunakan uji normalitas liliefors. Metode liliefors
menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel distribusi frekuensi. Data
ditransformasikan dalam nilai z untuk dapat dihitung luasan kurva normal sebagai
probabilitas kumulatif normal. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Data hasil belajar diubah ke dalam bentuk

dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

= Data ke-i

= Rata-rata sampel

s = Simpangan baku

2. Menghitung peluang , dengan menggunakan daftar

distribusi normal baku.

3. Menghitung proporsi dengan rumus:


55

4. Menghitung selisih kemudian ditentukan harga

mutlaknya.

5. Menentukan harga terbesar dari selisih harga mutlak

sebagai . Untuk menerima dan menolak distribusi normal data

penelitian dapatlah dibandingkan nilai dengan nilai kritis L uji

liliefors dengan taraf signifikan 0,05.

Dengan daerah kriteria :


Jika < maka populasi berdistribusi normal

Jika > maka populasi tidak berdistribusi normal


(Sudjana, 2008 : 466)

3.8.2. Uji Homogenitas


Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah kedua sampel
memiliki varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji
homogenitas adalah sebagai berikut.
H0 :

Ha:
Kesamaan varians ini akan diuji dengan rumus :

(Sudjana, 2008:250)
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

Jika Fhitung < Ftabel maka diterima

Jika Fhitung ≥ Ftabel maka ditolak


56

Dimana didapat dari daftar distribusi F dengan peluang ,

sedangkan derajat kebebasan dan masing-masing sesuai dengan

dk pembilang = ( – 1) dan dk penyebut = ( – 1) pembilang dan taraf nyata

= 0,05.

3.9.3. Uji Hipotesis


Hipotesis yang diuji adalah :
Ho : Rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning


tidak lebih baik dari model pembelajaran Discovery
Learning pada materi kubus dan balok kelas VIII
SMP Cerdas Murni Tembung

Ha : Rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa


menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
lebih baik dari model pembelajaran Discovery Learning pada

materi kubus dan balok kelas VIII SMP Cerdas Murni


Tembung
Keterangan:

: Rata–rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang

diajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

: Rata–rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar

dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki


rata-rata yang sama atau tidak. Ketentuan pengujian untuk data yang
berdistribusi normal dan homogen maka menggunakan uji t yaitu:
57

Dengan

Dimana:

: nilai rata–rata kelompok eksperimen 1

: nilai rata–rata kelompok eksperimen 2

n : jumlah sampel kelompok eksperimen 1


n : jumlah sampel kelompok eksperimen 2
s : standard deviasi gabungan dari kedua kelompok sampel

: varians kelompok eksperimen 1

: varians kelompok eksperimen 2

Kriteria pengujian adalah terima Ho jika dengan dk = (


) dengan peluang dan taraf nyata = 0,05 Untuk harga-harga
t lainnya Ho ditolak atau terima Ha.

Anda mungkin juga menyukai