Disusun Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
DAFTAR ISI
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
BAB II 6
TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Kompetensi 6
2.1.1. Pengendalian Diri / Self-Control (SCT) 6
2.1.2. Membangun Hubungan Kerja / Relationship Building (RB) 9
2.2. Desain Tools Assessment 11
2.2.1. Behavioral Event Interview (BEI) 11
2.2.2. Role Play 13
BAB III 15
DESIGN TOOLS ASSESSMENT 15
3.1. Kompetensi Pengendalian Diri / Self-Control (SCT) 15
3.1.1 Instrumen BEI (SCT) 15
3.1.2 Instrumen Roleplay (SCT) 15
3.1.3 Skala Kompetensi Pengendalian Diri / Self-Control (SCT) 16
3.2. Kompetensi Membangun Hubungan Kerja / Relationship Building (RB) 17
3.2.1 Instrumen BEI (RB) 17
3.2.2 Instrumen Roleplay (RB) 17
3.2.3 Skala Kompetensi Membangun Hubungan Kerja / Relationship Building (RB)18
BAB IV 20
HASIL DAN PEMBAHASAN 20
4.1. Hasil Analisis Behavioral Event Interview (BEI) 20
4.1.2. Pembahasan Hasil Analisis Behavioral Event Interview 22
4.2. Hasil Analisis Roleplay 23
4.2.1. Pembahasan Hasil Analisis Roleplay 24
BAB V 27
KESIMPULAN DAN SARAN 27
5.1. Kesimpulan 27
5.2. Saran 27
BAB VI 28
INTERVENSI 28
6.1 Latar Belakang 28
6.2 In House Training 28
2
6.3 Teknik Evaluasi 28
6.4 Rancangan Intervensi 30
DAFTAR PUSTAKA 35
LAMPIRAN 37
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN 37
Verbatim 39
3
BAB I
PENDAHULUAN
Guru adalah profesi yang menjadi poros utama dalam kegiatan belajar mengajar.
Individu yang berprofesi sebagai guru harus memiliki kemampuan menjalin hubungan
komunikasi dengan siswa hingga rekan kerja dengan profesi yang sama. Selain itu, guru
diharuskan memiliki kompetensi yang mendukung saat menghadapi siswa dengan berbagai
macam latar belakang dan kemampuan dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu,
dibutuhkan asesmen dan intervensi untuk mengetahui dan mengelola kompetensi sumber
daya manusia yang berprofesi sebagai guru untuk evaluasi individu ketika bekerja.
Kompetensi individu dalam organisasi dapat diidentifikasi melalui beberapa teori dan
asesmen yang tersedia. Pada asesmen kali ini, penulis menggunakan kamus kompetensi
Spencer & Spencer. Kamus kompetensi berfungsi sebagai acuan bagi organisasi maupun
perusahaan baik dalam melakukan seleksi, asesmen, hingga evaluasi jabatan (Spencer &
Spencer, 1993). Kamus kompetensi Spencer berisi 20 poin manajerial, yaitu : achievement
and order, initiative, concern to order, information seeking, customer service orientation,
interpersonal understanding, relation building, organizational awareness, impact and
influence, development other, relation building, organizational commitment, flexibility, self
4
confidence, expertise, conceptual thinking, analytical thinking, team leadership, teamwork,
dan self control.
Penulis memilih dua kompetensi manajerial Spencer untuk diberlakukan asesmen dan
sebagai acuan untuk merancang intervensi, yaitu Kompetensi Pengendalian diri (Self-Control,
SCT) dan Membangun Hubungan Kerja (Relationship Building, RB).
Kompetensi-kompetensi tersebut dipilih karena penulis ingin Kompetensi-kompetensi
tersebut dipilih karena penulis ingin melakukan asesmen terhadap kinerja dan metode-metode
yang digunakan oleh guru saat mengajar siswa dengan perilaku yang bervariasi, serta
melakukan asesmen hubungan kerja antar guru.
Alat asesmen yang akan digunakan untuk mengukur kompetensi SCT dan RB berupa
Behavioral Event Interview (BEI) dan roleplay. Behavioral Event Interview (BEI) adalah
teknik yang meminta kandidat untuk menggambarkan situasi atau pengalaman yang mereka
miliki pada pekerjaan sebelumnya. Behavioral Interview termasuk dalam kategori wawancara
terstruktur yang bertujuan untuk menyesuaikan kandidat secara objektif dan membandingkan
kandidat dalam sebuah posisi dengan menanyakan serangkaian pertanyaan yang berhubungan
dengan pekerjaan yang ingin dilamar, hal ini berlaku untuk seluruh kandidat (Society For
Human Resource Management, 2016). Roleplay merupakan simulasi dimana para asesi akan
dihadapkan pada situasi tertentu; misalnya berhadapan dengan masalah perilaku siswa yang
kurang kondusif.
Desain asesmen ini dirancang untuk individu yang berprofesi sebagai guru secara
umum. Rancangan desain asesmen ini mengacu pada indikator kompetensi dalam kamus
kompetensi Spencer yang dapat membantu penguji melakukan asesmen yang sesuai dengan
kompetensi yang ingin diamati dan diuji. Diharapkan setelah dilakukannya asesmen ini
individu semakin mengetahui nilai kompetensi yang dimilikinya dan dapat menemukan cara
untuk meningkatkan kinerjanya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kompetensi
Self control atau kontrol diri merupakan salah satu kompetensi pribadi yang
perlu dimiliki oleh setiap individu. Perilaku yang baik, konstruktif, serta
keharmonisan dengan orang lain dipengaruhi oleh kemampuan individu untuk
mengendalikan dirinya. Self control yang berkembang dengan baik pada diri individu
akan membantu individu untuk menahan perilaku yang bertentangan dengan norma
sosial. (Skinner dalam Mulyani, 2009) menyatakan bahwa “Central to our concept of
self control is the ability to override or change one’s inner responses, as well as to
interrupt undesired behavioral tendencies and refrain from acting on them”. Pusat
dari konsep pengendalian diri adalah kemampuan untuk mengesampingkan atau
mengubah tanggapan batin, serta untuk menekan kecenderungan perilaku yang tidak
6
diinginkan dan menahan diri dari tindakan menyimpang. Tingkah laku individu
ditentukan oleh dua variabel yakni variabel internal dan variabel eksternal. Sekuat
apapun stimulus dan penguat eksternal, perilaku individu masih bisa dirubah melalui
proses kontrol diri (Skinner dalam Mulyani, 2009). Artinya meskipun kondisi
eksternal sangat mempengaruhi, dengan kemampuan kontrol diri individu dapat
memilih perilaku mana yang akan ditampilkan.
Self control memiliki beberapa jenis, Block dan Block (Goleman, 2002)
mengemukakan tiga jenis self control yakni:
1. Over control, merupakan kontrol diri yang dilakukan oleh individu secara
berlebihan yang menyebabkan individu banyak menahan diri dalam bereaksi terhadap
stimulus. Individu dengan over control cenderung kesulitan mengekspresikan dirinya
dalam menghadapi segala situasi yang ia hadapi.
7
Individu yang memiliki self control yang baik akan menunjukkan karakteristik
khusus dalam merespon segala hal yang menghampirinya. gambaran individu yang
menggunakan self control yakni:
2. Dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku dimana ia berada.
Kecenderungan individu dalam menaati aturan dan norma yang berlaku
mencerminkan kemampuannya dalam mengendalikan diri meskipun sebenarnya
individu ingin melanggar aturan dan norma tersebut.
4. Toleransi terhadap stimulus yang tidak diharapkan untuk memperoleh manfaat atau
keuntungan yang besar.
8
mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki akan
dihadapi oleh individu.
A. Definisi
Hubungan kerja adalah hubungan antara buruh dan pemberi kerja atau dengan
antar sesama pekerja yang memiliki unsur adanya pekerjaan, upah dan perintah.
Hubungan kerja terjadi setelah adanya perjanjian kerja antara buruh dengan majikan
atau pemberi kerja. Hubungan kerja adalah suatu hubungan hukum yang dilakukan
oleh minimal dua subjek hukum mengenai suatu pekerjaan. Subjek hukum yang
melakukan hubungan kerja adalah pengusaha/pemberi kerja dengan pekerja/buruh.
Hubungan kerja merupakan inti dari hubungan industrial (Phillip, 1993).
9
Dalam upaya menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara pengusaha
dengan karyawan, atau antara satu karyawan dengan karyawan yang lain, perusahaan
berkomitmen mematuhi norma dan aturan ketenagakerjaan yang berlaku dalam
praktek hubungan industrial yang meliputi:
10
yang dilakukan tidak memberikan perubahan kinerja, maka atasan dapat memberikan
hukuman kepada karyawan sesuai dengan aturan yang berlaku (Soetojo, 1984).
A. Definisi
Behavioral Event Interview (BEI) adalah teknik yang meminta kandidat untuk
menggambarkan situasi atau pengalaman yang mereka miliki pada pekerjaan
sebelumnya. Dalam BEI, pewawancara mengumpulkan informasi berharga dari
tanggapan pengalaman tentang kinerja masa lalu untuk memprediksi kinerja masa
depan.
Penting untuk menilai apakah kandidat menunjukkan sifat yang sesuai dengan
budaya tempat kerja. Pertanyaan BEI mengumpulkan tanggapan pengalaman
kehidupan nyata yang menyediakan cara untuk mengevaluasi keterampilan,
pengetahuan, dan perilaku versus pandangan filosofis. Tanggapan kandidat adalah
indikasi sebenarnya tentang bagaimana kandidat akan berperilaku dan tampil dalam
situasi yang berhubungan dengan pekerjaan di masa depan. Penilaian kompetensi
perilaku merupakan bagian integral dari proses manajemen kinerja di organisasi
berkinerja tinggi.
B. Tujuan
11
C. Teknik
Teknik wawancara terstruktur ini memiliki dua prinsip yang selaras dengan sifat dari
BEI itu sendiri, diantaranya:
Kelebihan
Kelemahan
a. Memiliki kekurangan dalam segi alokasi waktu yang begitu lama, karena sifat BEI
individual tidak mungkin dilakukan secara klasikal, begitu juga dalam segi
pembiayaan karena BEI juga perlu melatih para pewawancara (interviewer) agar
mampu melakukan prosedur BEI secara benar.
12
b. Membutuhkan pewawancara ahli. Pewawancara mesti dilatih terlebih dahulu agar bisa
menghasilkan kualitas penelitian yang diharapkan.
c. Kehilangan beberapa aspek kerja. Karena metode BEI hanya berfokus pada
situasi-situasi kritis yang dijumpai pekerja maka BEI kemungkinan beberapa aspek
pekerja yang kurang penting tapi masih relevan dengan pekerjaan.
d. Tidak praktis untuk menganalisis untuk jenis pekerjaan yang banyak, waktu yang
lama, biaya yang lama dan persyaratan keahlian yang ketat akan membuat metode
BEI tidak praktis untuk menganalisis jumlah pekerjaan yang banyak. (Kessler R,
2006).
A. Definisi
B. Tujuan
Tujuan role play atau bermain peran yaitu mengajarkan tentang empati pada subjek
(Ismail, 1998). subjek diajak untuk mengalami dunia dengan cara melihat dari sudut
pandang orang lain. subjek diminta untuk membayangkan dirinya di posisi orang lain
agar bisa menyelami perasaan dan sikap yang ditunjukkan oleh orang lain, memahami
dan peduli terhadap tujuan dan perjuangan dari orang lain, dan mencoba untuk
13
berperan yang tidak biasa. Dalam artian memainkan peran orang lain yang mungkin
dapat berbeda dengan karakteristik yang ada dalam dirinya.
C. Teknik
Peneliti membuat skenario suatu kejadian atau perkara. Kemudian partisipan diminta
untuk memberikan tanggapan apabila ia berada pada posisi yg sesuai dengan skenario
yang telah dibuat. Tanggapan atau respon partisipan diusahakan semirip mungkin
dengan kejadian sesungguhnya jika kemungkinan skenario tersebut benar-benar
terjadi.
14
BAB III
Aspek Pertanyaan
S Pernahkah anda mengalami suatu keadaan yang membuat anda merasa marah
namun anda mencoba menahan atau mengkondisikan amarah anda? Coba
ceritakan lebih lanjut mengenai pengalaman tersebut.
R Apakah cara tersebut berhasil dalam menyelesaikan situasi yang anda alami?
Bagaimana hasilnya?
Skenario roleplay:
15
Anda sedang mengajar di salah satu kelas yang terkenal dengan keramaian dan
kenakalan murid-muridnya. Saat anda masuk ke dalam kelas, suasana cenderung tidak
kondusif sehingga beliau menghimbau semua murid untuk tenang dan tidak ramai. Semua
murid pun terdiam sehingga anda lanjut mengajar. Namun setelah 5 menit berceramah,
kondisi kelas kembali tidak kondusif dan hanya ada beberapa siswa saja yang memperhatikan
pembelajaran. Anda menghimbau untuk semua murid agar memperhatikan pembelajaran
yang dijelaskan. Namun terdapat dua murid yang duduk sebangku yaitu murid A dan B
sedang asyik mengobrol saat jam pelajaran berlangsung. Beberapa saat kemudian nada suara
antara murid A dan murid B semakin meninggi dan ternyata kedua murid itu sedang
bertengkar. Bayangkan saya adalah murid A, silahkan tanggapi perkataan saya secara nyata
dan kita dapat mengobrol seperti biasa karena disini tidak ada benar atau salah.
3 Bersikap tenang. ingin marah sekali, merasa frustasi, atau stress, tapi
mengendalikan ekspresi dan tindakan dengan tenang
6 Menenangkan orang lain. Dalam situasi stress, menenangkan orang lain seperti
cara menenangkan dirinya sendiri
16
3.2. Kompetensi Membangun Hubungan Kerja / Relationship Building (RB)
Aspek Pertanyaan
T Apa tugas dan tanggung jawab anda saat dihadapkan dengan situasi seperti
itu?
R Lalu bagaimana hasil yang anda dapat setelah melakukan usaha-usaha untuk
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab tersebut?
Skenario Roleplay
Suatu hari, untuk pertama kalinya, anda mengalami perselisihan dengan salah satu
guru senior di tempat kerja anda. Perselisihan tersebut terjadi karena pandangan anda
17
mengenai cara mengajak peserta didik berbeda dengan pandangan senior anda. Anda
beranggapan bahwa proses belajar mengajar harusnya berjalan santai, bagi anda, dekat dan
membangun hubungan yang baik dengan siswa itu penting, namun para senior anda
beranggapan bahwa yang anda lakukan itu salah. Menurut senior anda, saat siswa melakukan
kesalahan, mereka wajib dihukum, sedang menurut anda, seorang guru harus tau alasan siswa
melakukan kesalahan, guru juga perlu tau apa yang dirasakan siswa. Senior-senior anda
masih memiliki pemikiran yang konvensional, sedang anda tipe guru yang open minded dan
terus mengikuti perkembangan zaman.
Beberapa hari setelah terjadinya perselisihan, senior anda mengundang seluruh guru
dan staff untuk datang kerumahnya karena senior anda memiliki acara. Bayangkan, saya
adalah senior anda, silahkan tanggapi perkataan-perkataan saya seolah-olah anda sedang
berbicara langsung pada senior tersebut, tidak ada benar dan salah. Kita dapat mengobrol
sesantai mungkin (percakapannya bakal ku probing, menyesuaikan sikon dan subject).
18
Dengan sengaja melakukan usaha untuk membangun kesan hubungan yang baik.
19
BAB IV
20
dikarenakan para belakang mereka “oiya
siswa yang tidak mereka kan sudah capek,
fokus dengan mereka tenaganya diforsir
pembelajaran, terus” jadi ya aku harus
subjek mengarahkan sadar, harus saling mengerti,
pembelajaran pada aku gabisa maksain mereka
topik pembahasan buat harus selalu fokus
yang lain. pembelajaran aku. Jadi ya
Melakukan sesi harus cari tau gimana
sharing cerita-cerita caranya mereka bisa fokus di
dengan siswa, setiap pembelajaran yang aku
kemudian berikan. Gitu aja sih, coba
mengambil solusi saling mengerti keadaan
dan kesimpulan dari antara guru dengan siswa
sesi tersebut. nya.
21
melakukan agenda bersama dengan biasanya kalau hari libur kayak
kontak/kegiatan rekan kerjanya ketika ada agenda nanti makan bakso
sosial hari libur. Kemudian disini yaaa gitu ya hanya sebatas
subjek biasanya juga itu sih, kadang juga karena kan
makan bersama rekan rumahnya jauh-jauh jadi biasanya
kerjanya ketika jam kalau jam istirahat di kantor itu
istirahat kantor. kita pesennya bakso atau mie
atau makanan-makanan apa gitu
nanti bisa dimakan sama-sama.
Gitu biasanya”
22
ada di kantor. Namun, pada akhirnya subjek akan kembali berdiskusi dengan siswa jika
terjadi masalah, lalu subjek akan mencoba mencari jalan keluar untuk permasalahan tersebut.
23
tidak sesuai dengan Kamu berantem ? Kenapa ?
arahannya sebelumnya Kok jadi berisik, kan tadi bu
dan mengingatkan guru sudah bilang diam dulu di
kembali siswanya untuk dengarkan !”
fokus.
24
Berdasarkan hasil asesmen individu dengan metode roleplay untuk mengukur
kompetensi “pengendalian diri” pada indikator perilaku pemegang jabatan, kami
menyepakati bahwa subjek berada pada level 5, yaitu “memberikan respon”. Hal ini
dikarenakan dalam proses roleplay kami menemukan beberapa perilaku yang
mendukung keputusan tersebut, antara lain:
25
mengetahui karena sibuk mengobrol dan bertengkar sehingga guru memberikan
hukuman lain. Guru memerintah untuk mengambil kertas dan bolpoin kemudian
kedua murid diperintah untuk menulis permintaan maaf serta diperintah untuk
meminta tanda tangan guru-guru yang ada di kantor. Guru tidak membatasi berapa
tanda tangan guru-guru lain, guru memberikan perintah untuk mendapatkan
sebanyak-banyaknya guru yang ada di kantor.
26
BAB V
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah didapat melalui BEI dan roleplay, subjek
memerlukan intervensi pada kompetensi Self Control. Kami memilih metode intervensi
training (pelatihan) untuk membantu subjek meminimalisasi kemungkinan anak didik subjek
membuat emosi subjek menjadi negatif sebagai pencegahan. Kemudian, untuk mengatasi
apabila emosi subjek tidak dapat dibendung, diberikan intervensi Breathing exercise for
anger management.
5.2. Saran
27
BAB VI
INTERVENSI
Guru adalah profesi yang bertugas untuk mendidik orang lain dengan beban tanggung
jawab yang cukup tinggi. Sebagian besar waktu yang dimiliki guru diabadikan sepenuhnya
untuk kepentingan tugas dan pengabdiannya sebagai pendidik, pelatih, dan pengajar (Sofyan,
2011; Kashamira & Sudarji, 2013). Selain ilmu, sopan santun, dan semangat mengajar guru
wajib memiliki keterampilan untuk menguasai diri dalam kegiatan belajar mengajar.
Kompetensi tersebut termasuk ke dalam kompetensi Self Control (SCT) atau pengendalian
diri (Spencer & Spencer, 1993). Dalam mengembangkan kompetensi SCT, peneliti memilih
intervensi dengan metode in house training.
Evaluasi hasil pelatihan merupakan tahap yang sangat penting dalam pelatihan karena
memberikan umpan balik efektivitas training yang dapat digunakan untuk memperbaiki
desain pelatihan. Kirkpatrick, D.L. dan Hamblin mengungkapkan bahwa evaluasi pelatihan
adalah usaha pengumpulan informasi secara sistematis untuk mengukur hasil pelatihan
berdasarkan informasi tersebut. (Kirkpatrick, 2006).
28
secara keseluruhan. Evaluasi pelatihan memberikan umpan balik dari peserta yang sangat
membantu dalam memutuskan kebijakan mana yang akan diambil untuk memperbaiki
pelatihan tersebut. Umpan balik yang diperoleh meliputi reaksi peserta, hasil pembelajaran
peserta, perubahan perilaku di tempat kerja dan hasil yang diperoleh. Salah satu model
evaluasi yang umum digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap pelatihan adalah
Kirkpatrick Analysis. Ini adalah model evaluasi pelatihan yang dikembangkan pertama kali
oleh Daniel L. Kirkpatrick pada tahun 1959. Kirkpatrick Analysis mengidentifikasikan empat
level yang berbeda untuk melakukan evaluasi pelatihan. Keempat level tersebut adalah:
1. Level 1 – Reaksi
2. Level 2 – Pembelajaran
3. Level 3 – Perilaku
4. Level 4 – Hasil
Metode Kirkpatrick Analysis memberikan arah yang jelas dalam melakukan evaluasi
pelatihan dengan memberikan titik berat yang penting pada hasil (outcome) pelatihan
terhadap kinerja organisasi. Metode ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai hal-hal
yang harus diukur untuk mengevaluasi efektivitas pelatihan sehingga metode ini
29
menyederhanakan proses evaluasi pelatihan yang dapat menjadi sangat kompleks. Dengan
demikian, metode ini mudah digunakan dan sangat populer dalam organisasi.
Intervensi menggunakan in house training ini akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :
B. Tujuan pelatihan
a. Peserta lebih mampu mengontrol dirinya saat menghadapi situasi yang
membuat emosi.
b. Peserta dapat menjadikan kelas lebih hidup dan menciptakan lingkungan
belajar yang menyenangkan dan interaktif.
c. Peserta dapat mengembangkan kemampuan mengajar dan pengelolaan emosi.
C. Peserta dan fasilitator pelatihan
Peserta dalam pelatihan ini dikhususkan pada subjek yaitu guru TIK
(Teknologi, Informasi dan Komunikasi), tetapi disarankan pula guru mata pelajaran
lain untuk mengikuti pelatihan ini. Untuk fasilitatornya, dapat mendatangkan seorang
psikolog untuk mengisi materi regulasi emosi dan fasilitator (penulis) untuk
memberikan metode-metode belajar yang interaktif.
D. Perlengkapan
- Ruangan untuk training
- Laptop
- LCD
- Modul teka teki silang
- Modul puzzle
E. Struktur Program
1. In house training tahap 1
30
Materi dalam in house training untuk meningkatkan kompetensi
self-control / pengendalian diri ini berupa pemberian psikoedukasi oleh
psikolog tentang regulasi emosi agar peserta (guru) lebih mengerti mengenai
emosi yang ia rasakan dan bagaimana cara yang efektif untuk menangani
emosi yang meledak-ledak dengan efektif. Setelah pemberian psikoedukasi
oleh psikolog, proses pelatihan dapat dilanjutkan dengan pemberian materi
mengenai metode pembelajaran teka teki silang secara berkelompok yang
interaktif dan asik untuk menghidupkan kelas sehingga siswa lebih menikmati
pembelajaran dan tidak melakukan hal-hal yang bisa membuat guru marah.
31
F. Jadwal pelaksanaan pelatihan
32
adalah Research and development /
pengembangan multimedia interaktif.
Nantinya fasilitator akan
mempresentasikan materi menggunakan
software macromedia flash. Dalam
presentasi tersebut akan disampaikan
materi mengenai metode pembelajaran
interaktif. (Penjabaran metode
pembelajaran lebih lengkap pada
JURNAL “Pengembangan Media
Pembelajaran Interaktif pada Mata
Pelajaran TIK di SMP N 2 Painan
Provinsi Sumatera Barat (Mulyono,
Darman, & Desriwandi, 2019)”
● Fasilitator menggunakan modul teka teki
silang dalam mempresentasikan
pembelajaran yang menarik. Pembelajaran
ini dilakukan secara berkelompok dengan
minimal 2 orang guru. Setiap kelompok
akan menjawab pertanyaan berisikan
materi pembelajaran yang kemudian akan
dijawab pada tabel teka teki silang.
Kelompok yang selesai terlebih dahulu
akan mendapatkan nilai tambahan atau
reward.
33
menyebutkan nama perangkat pada gambar
puzzle tersebut. Kelompok yang dapat menjawab
lebih dulu akan mendapatkan nilai atau reward.
08:00 - 10:00 Tanya jawab, administrasi peserta pelatihan dan Fasilitator (penulis)
mengulas metode pembelajaran Research and
development / pengembangan multimedia
interaktif
10:30 - 12:30 Tanya jawab, administrasi peserta pelatihan dan Fasilitator (penulis)
mengulas metode pembelajaran menggunakan
modul teka teki silang dan modul puzzle yang
sudah dicoba oleh guru.
34
DAFTAR PUSTAKA
Babcoks, Philip. 1993, A Merriam webster’s third new international dictionary of the English
language un a bridged, Merriam Webster inc, publishers, Springfield, massa chusetts, U.S.A.
Kashamira, C., & Sudarji, S. (2013). Humor Pada Guru Berdasarkan Tinjauan Psikologi
Ulayat.Psibernetika, 74–87. https://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika/article/view/561
Mulyono, H., Darman, R. A., & Desriwandi, F. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran
Interaktif pada Mata Pelajaran TIK di SMP N 2 Painan Provinsi Sumatera Barat. JIPI,
166-174.
Nursalam, dan Efendi, F. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 10. Rosda
Spencer, L. M., & Spencer, S. M. (1993). Kamus Kompetensi dalam Bekerja. 1–36.
35
Tjundjing, Sia. 2001, Hubungan Antara IQ, EQ, dan SQ dengan Prestasi Studi Pada Siswa
SMU. Jurnal Anima Vol.17 no.1.
36
LAMPIRAN
(Informed Consent)
Menyatakan SETUJU dan BERSEDIA untuk terlibat dan berpartisipasi aktif sebagai
subjek wawancara penelitian dari awal hingga akhir penelitian.
Dalam kegiatan ini, saya telah menyadari, memahami, dan menerima bahwa :
1. Saya bersedia terlibat penuh dan aktif selama proses wawancara berlangsung.
2. Identitas dan informasi yang saya berikan DIRAHASIAKAN dan tidak akan
disampaikan terbuka kepada umum di luar dari kelompok.
3. Saya tidak masalah jika selama wawancara dilakukan record video untuk kepentingan
37
dokumentasi
Saya dalam keadaan SADAR dan TIDAK ADA PAKSAAN dari pihak manapun dalam
menandatangani surat persetujuan ini sehingga saya bersedia untuk mengikuti wawancara
dari awal hingga selesai.
38
Verbatim
Interviewer Subjek
“Coba ceritakan lebih lanjut mengenai “Oh, ini kalau lagi pas di kelas gitu ya?”
pengalaman tersebut”
39
sadar, harus saling mengerti, aku gabisa
maksain mereka buat harus selalu fokus
pembelajaran aku. Jadi ya harus cari tau
gimana caranya mereka bisa fokus di setiap
pembelajaran yang aku berikan. Gitu aja
sih, coba saling mengerti keadaan antara
guru dengan siswa nya”
“Mungkin ada respon lain selain itu ?” “Gaada sih cuman saling mengerti aja,
karena kan kalau nggak mengerti siswa
nanti komunikasi nya juga bakalan sulit.
Kadang aku juga ajakin mereka ngobrol
kenapa bisa sampe ngantuk, kenapa bisa
sampe ga fokus gitu kan, mereka kalau udah
cerita ya aku tanggepin cerita mereka, terus
kasih solusi ke mereka gimana enaknya buat
di aku, dan gimana enaknya buat mereka.
Itu aja sih”
“Mungkin ada cara lain untuk “Cara yang lain…. sejauh ini belum pernah.
menyelesaikan masalah mbak Tayuk dalam Maksudnya cara yang lain kayak gimana
ngajar tadi ?” yah?”
40
“Ya kan tadi mbak Tayuk cerita “Yang dilakukan secara nyata…. eemmm…
permasalahannya saat mengajar itu tidak apa yaaa”
kondusif ya istilahnya, kemudian responnya
mbak Tayuk sendiri mendengarkan gimana
permasalahan siswa mengerti siswa
kesibukannya siswa itu ga cuman sekolah
aja. Nah cara penyelesaiannya mbak Tayuk
yang dilakukan secara nyata gitu”
“Yang mbak Tayuk lakukan dalam “Selain ngajak mereka ngobrol itu ya…”
menyelesaikan masalah itu”
“Kalau cara lebih spesifik nya bagaimana “Ooohh… mereka kan biasanya cerita,
sih menyelesaikan situasi yang terjadi, awalnya itu biasanya aku pancing kayak
kayak tadi yang mbak Tayuk bilang tadi malam kegiatannya ngapain aja kok
mendengarkan siswa nya. Gimana sih cara sekarang jadi ngantuk? La aku biasanya
lebih spesifik saat mendengarkan siswa kaya gitu kan terus sama mereka nanti
nya?” biasanya diceritain, tadi malam itu selesai
kegiatan sampai jam segini kadang sampai
jam 10 gitu kan, terus kan mereka juga
harus piket kamar, masih harus bebersih diri
gitu baru bisa tidur. Terus paginya bangun
jam 3 terus habis gitu setelah jam 3 sampai
pagi itu ada aja kegiatannya mereka harus
41
berangkat sekolah. Terus itu ya setelah ada
cerita seperti itu ya aku kasih saran,
mungkin mereka bisa bilang ke ustad-ustad
nya mungkin bisa dipendekkan jam nya
biasanya kegiatannya selesai jam 10
mungkin bisa dipendekkan lagi sampai jam
9. Baru setelah jam 9 itu mereka bisa
bebersih diri bisa istirahat, nah seperti itu
jadi kan lebih banyak waktu nya. Jadi
setelah kita cerita-cerita terus aku kasih
saran gitu kadang aku juga bilang ke pihak
pondok nya jadi ada kolaborasi gitu lo
antara pihak pondok nya dan pihak
sekolahnya. Kan juga kita masih 1 yayasan
gimana caranya supaya anak-anak ini gak
merasa diberatkan dalam 1 hal gitu.
Biasanya seperti itu sering ngobrol sama
guru-guru yang lain juga.
42
capek di pondok kayak gini, kayak gini
terus di sekolah masih harus
dimarah-marahi itu kan juga ga baik buat
mental anaknya. jadi ya ambil jalan
tengahnya buat cari jalan keluar yaa salah
satu dari pondok atau SMP itu juga harus
mengalah. Jadi saran nya itu akhirnya kalau
anak-anak SMP yang dari pondok itu
diusahakan gaada pekerjaan yang harus
dibawa pulang / PR gitu, jadi usahakan
gaada PR buat mereka. Jadi jam nya itu
bener-bener di padatkan semua tugas-tugas
ya harus selesai di kelas gitu. Terus juga
cara mengajarnya juga harus diubah
bagaimana cara nya supaya mereka itu
merasa nyaman dan pembelajaran terasa
menyenangkan. Sejauh ini setelah ada
obrolan seperti itu anak-anak juga udah
mulai mengerti gimana menempatkan diri
mereka. Kalau waktu nya sekolah ya
mereka harus siap dengan sekolah, kalau
waktu nya di pondok ya mereka harus siap
dengan ada nya kegiatan di pondok. Itu aja
sih
“Ya terus hasil nyata nya mungkin “Heem, anak-anak lebih aktif pada
anak-anak lebih aktif atau bagaimana ?” akhrinya, setelah diberi “yawes gausa ada
PR untuk semua pembelajaran yang ada di
SMP, semuanya harus selesai di kelas” itu
mereka lebih seneng karena kan gaada
beban buat mereka lagi pas ke pondok nya
itu. Jadi waktu di kelas ya mereka semangat
gaada PR gaada tugas banyak-banyak buat
43
mereka gitu”
“Okey, nah ini ada roleplay, jadi ada cerita “Oh terus Intan jadi murid yang sedang
kemudian nanti mbak Tayuk nanti marah itu tadi ?”
menanggapi. Nah tolong dengerin dulu ya..
“Iya murid A, gimana menurut mbak Tayuk “Hehehe.. okey jadi ini kayak main peran
?” gitu ya hehe”
44
“Iya bener hehe” “Tadi… lo ini langsung mulai ? hehehe”
“Lo iya mulai” “Intan.. itu kenapa kok suaranya jadi keras
gitu ? Kenapa ? Ada apa disana ? Kamu
berantem ? Kenapa ? Kok jadi berisik, kan
tadi bu guru sudah bilang diam dulu di
dengarkan ! Ayo sudah jangan berisik
berisik lagi, didengarkan bu guru ! Fokus !
Hadap depan gausa ngomong sama
sebelah-sebelahnya ! Udah..? bisa tenang ?
Okey kalau bisa tenang dilanjut ya”
“Atau mungkin ada cara lain kayak eee “Oh biasanya kalau udah diperingati satu
selain memperingati murid, karena kan tadi kali, dua kali itu masih tetep ya ga kasih
uda diperingati berkali-kali tapi tetep aja respon baik terus aku itu yang diem, aku
ternyata ada yang bertengkar yang diem lama, sampe nanti kan nak-anak
itu kan “loh kok bu guru diem jadinya?”.
Nah kan nanti jadinya mikir kayak gitu,
nanti lama-lama mereka juga jadi diem.
Kalau kadang itu gabisa, masih aja ribut
sendiri sama temen di bangku nya itu ya aku
suruh maju orang yang bikin ribut itu, suruh
njelasin apa yang tadi aku jelasin, biasanya
sih gitu.
“Kalau muridnya tidak bisa menjelaskan “Oohh.. kalau udah gabisa disuruh hukuman
lagi gimana ? kayak ga memperhatikan lagi mereka gabisa nah itu aku suruh tulis
terus mbak Tayuk kayak gimana ?” biasanya. suruh nulis dikertas “Saya berjanji
tidak akan mengulangi hal ini” gitu, terus
45
nanti aku suruh keliling ke guru-guru yang
ada di sekolah itu buat tanda tangan guru
nya. Baru nanti dikasih ke aku lagi biasanya
gitu”
46
“Kemudian pernahkah kalian itu “Eeemm sejauh ini sih belum”
menghabiskan waktu bersama diluar jam
kerja ?”
“Kayak jalan-jalan bersama, makan bersama “Kalau saling berkunjung iya, biasanya
diluar atau mungkin saling berkunjung ke kalau hari libur kayak ada agenda nanti
rumah gitu ?” makan bakso disini yaaa gitu ya hanya
sebatas itu sih, kadang juga karena kan
rumahnya jauh-jauh jadi biasanya kalau jam
istirahat di kantor itu kita pesennya bakso
atau mie atau makanan-makanan apa gitu
nanti bisa dimakan sama-sama. Gitu
biasanya”
“Terus apa saja yang kalian bicarakan saat “Ya ngobrolin banyak sih, ngobrolin tentang
sedang bertemu selain tentang makanan ?” anak-anak gimana perkembangannya
anak-anak terus kadang ya cerita pribadi
gitu lah”
“Oke, saat rekan kerja atau mbak Tayuk “Pernah sih, ya pernah ngasih saran kayak
memiliki masalah pribadi nah apakah mbak gitu, kan kayak kalau perempuan itu gaperlu
Tayuk pernah membantunya dalam dikasih saran kalau cerita sih cukup di
menyelesaikan masalah nya ?” dengerin terus kita ngasih empati gitu aja
kan orang perempuan bisa seneng gitu kan,
mereka cuman perlu di denger. Tapi kalau
mereka minta saran ya sebisa mungkin saya
kasih saran yang menurut saya masuk akal
dan bisa mereka lakukan”
“Kemudian apa tugas dan tanggung jawab “Eee.. maksudnya situasi yang ?”
mbak Tayuk saat dihadapkan dengan situasi
seperti itu ?”
“Yaaa tadi mungkin eee temen nya mbak “Oh, aku terus harus gimana gitu ya ?
Tayuk atau rekan kerja nya mbak Tayuk hehehe”
47
yang curhat soal eee persoalannya kayak hal
pribadi nya gitu”
“Eee mungkin ada cara lain atauuu… apa “Gaada lagi sih, tindakanku sejauh ini
yah tugas-tugas lain sama temennya tadi ?” cuman kayak gitu aja”
“Sebatas mendengarkan sama ngasih saran “Nanti kalau sampai dia nangis ya kadang
aja gitu ya” dipeluk-peluk udah gitu ajah”
“Lalu bagaimana hasil yang anda dapat “Kebanyakan dari mereka ya merasa lega
setelah melakukan usaha-usaha untuk karena kan apa yang ada di dalam hati nya
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab itu akhirnya bisa diutarakan gitu kan, ya
48
tersebut ? Setelah mbak Tayuk ngerasa lega kadang mereka bilang makasih
mendengarkan, ngasih nasehat gitu gimana ya gitu-gitu. Terus aku juga bisa ngehibur
hasilnya ?”” mereka aja gitu sih. Mungkin hanya sampai
situ, tapi kan setidaknya dengan adanya
orang yang bercerita dan ada yang orang
yang mau mendengarkan dengan seksama
itu kan mereka ngerasa jadi kayak lebih
plong aja gitu aja sih”
“Kalau hasilnya untuk mbak Tayuk sendiri ? “Manfaat yang aku terima biasanya aku
Manfaat yang diterima mbak Tayuk ?” belajar dari cerita mereka, karena kan
banyak hal yang ga aku alami tapi dialami
oleh orang lain. Jadi nanti aku bisa
memposisikan diriku gimana kalau aku
mengalami posisi yang kayak temenku
ceritakan itu aku bisa memprediksi “Oh aku
harus kayak gini”. Karena aku dulu ngasih
saran temenku kayak gini berarti mungkin
saran itu juga bisa aku lakukan sendiri
ketika aku mengalami hal yang sama. kayak
gitu sih”
“Suatu hari untuk yang pertama kali nya “Oke, jadi Intan jadi seniornya sekarang
anda mengalami perselisihan dengan salah yah”
satu guru senior di tempat kerja anda.
Perselisihan tersebut terjadi karena
pandangan anda terhadap cara mengajar..
eee.. maksudnya mengajak peserta didik
berbeda dengan pandangan senior anda.
Anda beranggapan bahwa proses belajar itu
harusnya berjalan santai, bagi anda dekat
49
dan membangun hubungan dengan siswa itu
penting. Namun para senior ini eee
beranggapan bahwa yang anda lakukan itu
salah, menurut senior anda saat siswa
melakukan kesalahan siswa wajib dihukum,
sedangkan menurut anda seorang guru harus
tau alasan siswa melakukan kesalahan. Guru
juga perlu tau apa yang dirasakan siswa.
“Eee iya ini tak tanggepin… “iyaa bu” “Okee.., ini saya ada sedikit bingkisan untuk
50
ibu”
gitu
“Sebenernya gapernah di posisi kayak gini
ya jadi bingung yaa”
“Oo.. iya makasih, taruh aja disana” “eee mohon maaf atas perihal yang kemarin,
mungkin menurut.. apa yang saya lakukan
kemarin mungkin kurang sopan bagi ibu”
“Eeee ya gapapa sih mbak, tapi kan saya “Hehehe iya bu saya mohon maaf, kan juga
disini lebih tua gitu jadi ya lain kali jangan seperti kemarin cuman yaaa tujuan kita
diulangin lagi” disini kan sama-sama untuk eee
mencerdaskan anak didik kita.. hehe saya
mohon maaf sekali lagi ya bu yaa”
“Iya mbak, gapapa” “Heeh, gitu aja sih, aku juga bingung”
“Oo gitu, okey. Jadi cara mbak Tayuk itu “Iyaa, saling menghormati aja sih”
ngobrol terus minta maaf gitu ya, karena
beliau ini tetap senior, jadi gimana pun
51
meskipun beda pandangan tetap minta maaf
gitu ya ?
“Kalau seandainya senior nya ini tetap “Dilihat dulu permasalahannya kayak
kekeh “Anak itu harus dihukum mbak” gimana, kalau semisal anaknya itu pantas
kayak gitu mbak Tayuk gimana ?” buat dapat hukuman ya akhirnya gapapa di
hukum. Kalau seandainya permasalahan
yang ditimbulkan si murid itu sepele ya
gaperlu dihukum sih seharusnya, dan itu
nanti bisa diobrolkan dengan guru-guru
yang lain kan apa perlu si anak ini dihukum
apa engga gitu”
“Okey, oiya tadi yang roleplay yang awal “Iya mangkannya aku kan kayak orang gila
gak tak tanggepin ya mbak ?” hahahaha”
“Hehehee lupa Ya Allah, tapi skenario nya “Masih kok, yang itu yang berantem itu kan
masih inget ngga ?” ?”
“Iya heeh heeh, ya terus mbak Tayuk tadi ee “Iya terus kan aku suruh maju ke depan”
roleplay nya kan dinasehati. Nah terus aku
tetep bertengkar nih sama temenku”
“Iya coba, maaf aku ga ngeh soalnya. Coba “Oke ini yang nyuruh ke depan ya ?”
mbak Tayuk itu apa suruh aku ke depan”
“Iya bu, tapi ini saya ga mendengarkan tadi “Nah kan..,kan tadi udah diingatkan berapa
bu karena temen saya ini lo ngajak kali udah di bilang 2x ya ayo perhatikan ke
berdebat” depan ! Masih aja kamu itu. Sekarang kalau
kayak gini gimana ? Disuruh njelaskan gak
52
mau gak bisa”
“Iya maaf bu, lain kali ga diulangin” “Sekarang ayo diambil kertas nya, diambil
kertasnya sama bolpen nya, kamu ambil !
Tulis kata permintaan maaf mu nanti minta
tanda tangan ke ke semua guru yang ada di
kantor
“Iya bu, ini berapa tulisan bu ? gak banyak “Cari guru sebanyak yang kamu temui di
kan bu ?” kantor, kamu tulis kata permintaan maaf mu
terus kamu minta tanda tangan ke mereka”
“Teman saya juga di hukum kan ini ? Ga “Iya kamu sama temenmu, kan kamu yang
adil kalau saya sendirian” buat ulah”
“Loh tapi kan bukan saya bu sebenarnya “Iya kan tapi sama aja kamu juga
yang buat ulah bu, si temen ku ini” ikut-ikutan kan, kamu nanggepin dia kan.
Udah tau dia salah masih diikutin. Tadi bu
guru udah ingetin kamu berapa kali. Rudy
juga kamu ngobrol apa aja sama Intan ?”
“Makasi” “Sama-sama”
53