Anda di halaman 1dari 12

KATEGORI: PENELITIAN

LOMBA KARYA ILMIAH MAHASISWA


(LKIM) XXII TAHUN 2022

PENERAPAN KONSEP ZERO WASTE NEIGHBORHOOD PADA


PERENCANAAN TAPAK KEMBANGAN, JAKARTA BARAT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA JULI 2022
KATEGORI: PENELITIAN

LOMBA KARYA ILMIAH MAHASISWA


(LKIM) XXII TAHUN 2022

PENERAPAN KONSEP ZERO WASTE NEIGHBORHOOD PADA


PERENCANAAN TAPAK KEMBANGAN, JAKARTA BARAT

Fransiska Lois Maria Baeha1, Meisyela Sipasulta2

1
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440
Email: fransiskabaeha2002@gmail.com
2
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440
Email: syelasipasulta05@gmail.com

Nadia Ayu Rahma Lestari, S.T., M.Sc1

1
Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440
Email: nadiarahma@ft.untar.ac.id

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA, JULI 2022

LOMBA KARYA ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK


ABSTRAK
Perencanaan Tapak dengan konsep Zero Waste neighborhood, merupakan upaya penerapan
edukasi lingkungan dengan penyelesaian permasalahan sampah yang bertujuan mewujudkan
kawasan mandiri ramah lingkungan. Sistem pengolahan sampah harus mampu menampung serta
mengolah limbah menjadi barang daur ulang. Disebut dengan 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle.
Objek penelitian merupakan tapak seluas 27,7 Ha yang berlokasi di Jl.Joglo Raya, kondisi tapak
terdiri atas beberapa visualisasi, yaitu area tapak yang masih kosong, vegetasi, tempat
penampungan barang bekas (plastic), serta lahan yang sudah terbangun hunian. Konsep ini
diangkat dengan melihat peluang lahan yangberpotensi menjadi pusat kegiatan Sub-Kecamatan.
Kami mengumpulkan informasi tentang situs dari data sekunder dan survei. Beberapa artikel ilmiah
dan penelitian yang dilakukan institusi lain juga dijadikan dasar untuk merencanakan industry
pengolahan sampah skala kelurahan yang jika berhasil dapat direplikasikan di kelurahan lain di
Jakarta..
Kata kunci: Perencanaan Tapak, Zero Waste Neighborhood, 3R, Pusat Kegiatan Sub-Kecamatan.

1. PENDAHULUAN dasarnya Kota Jakarta bukanlah kota yang


LATAR BELAKANG terencana, melainkan bertumbuh dengan
sendirinya. Sehingga kami mencoba
Sistem pengelolaan sampah perlu
melakukan penerapan konsep zero waste
ditempatkan sebagai prioritas utama dalam
neighborhood dengan skala penelitian yang
rangka membangun lingkungan yang sehat.
lebih kecil. Lokasi tapak yang menjadi
Salah satu sistem pengelolaan sampah yang
objek penelitian kami, yaitu berada di
paling umum dikenal dan cocok diterapkan
Jl.Joglo Raya, Kelurahan Joglo, Kecamatan
di Jakarta adalah 3R; Reduce, yang berarti
Kembangan. Dengan luas sebesar 27,7 Ha.
mengurangi penggunaan sampah. Reuse,
Lokasi tapak terintegrasi dengan kawasan
yang berarti menggunakan kembali dan
sentra primer barat sebagai pusat kegiatan.
terakhir adalah Recycle yang berarti upaya
mendaur ulang kembali barang yang telah
dipakai alih-alih membuangnya. Menurut
SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan
Sampah Nasional, Jakarta akan
menghasilkan 3 juta ton sampah pada tahun
2021. 45% dari total sampah tersebut adalah
sampah organik dan 41% dari total sampah
tersebut adalah sampah rumah tangga. di
DKI Jakarta dan perlu diselesaikan tidak
hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh
warganya.
San Francisco adalah kota pertama di
Amerika yang menerapkan konsep zero
waste. Dimana lingkungan harus dirancang
untuk memenuhi enam fungsi sosial hidup, Gambar 1. Lokasi tapak terhadap wilayah
bekerja, menyediakan, merawat, belajar, dan administrasi Jakarta barat
menikmati lingkungan yang sehat dan bebas
dari sampah. Komponen-komponen utama
TUJUAN PENELITIAN
yang diperhatikan termasuk penerapan
pembangunan lingkungan bebas sampah, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
menyediakan pembangunan berkelanjutan apakah penerapan konsep zero waste
dengan fokus masyarakat. Untuk neighborhood dapat menjadi solusi dari
menerapkan konsep tersebut di Jakarta, tentu permasalahan sampah di Kota Jakarta,
merupakan hal yang sulit karena pada dengan memaksimalkan pemanfaatannya
menjadi barang-barang daur ulang yang Waste Processing Center
dapat digunakan kembali dan menciptakan Kegiatan pengumpulan sampah
kawasan yang layak huni yang sehat. dilakukan oleh pengelola kawasan
Penerapan konsep ini nantinya dapat permukiman, kawasan komersial, kawasan
diberlakukan di setiap wilayah yang terdiri industry, kawasan khusus, fasilitas umum
atas permukiman, area komersial, fasilitas dan sosial serta oleh pemerintah
publik dan fasilitas penunjang lainnya, kabupaten/kota. Penyediaan sarana
sebagai bentuk perhatian terhadap kondisi pengumpul dan pengangkut sampah
biologis dan sosial kehidupan makhluk diperlukan untuk mendukung kemudahan
hidup di dalamnya. pengangkutan sampah dari tiap kawasan
menuju ke tempat penguraian sampah.
2. LANDASAN TEORI Berikut merupakan spesifikasi
Perencanaan Tapak peralatan sarana persampahan :
Perencanaan tapak adalah seni Tabel 1. Spesifikasi Peralatan
menata lingkungan buatan manusia dan Jenis Kapasitas Pelayanan Umur
lingkungan alamiah, guna menunjang Peralatan Volume KK Jiwa Teknis
kegiatan manusia. Pengkajian perencanaan
tapak (site planning) sering tersusun dalam Wadah 0,5 – 1,0 100-
20-40
Komunal m3 200
dua komponen yang berhubungan, yaitu
faktor lingkungan alam dan faktor Komposter 0,5 – 1,0
10-20 50-100
lingkungan manusia (Felicity Brogden, Komunal m3
1985). Alat
pengumpul
: Gerobak 2-3
Zero Waste Neighborhood sampah 1 m3 128 640
Tahun
Zero waste, berprinsip fokus bersekat/
terhadap pencegahan penumpukan sampah sejenisnya
dan mengutamakan penggunaan kembali Container 6 m3 640 3.200 5-8
barang atau produk yang digunakan sehari- armroll
10 m3 1.375 5.330 Tahun
hari. Merujuk pada Zero Waste International truk
Alliance, konsep zero waste merupakan TPS
500 2.500
konservasi semua sumber daya dengan cara Tipe I 100m2
6000 30.000 20
produksi, konsumsi, penggunaan kembali Tipe II ±300m2
secara bertanggung jawab dan pemulihan 24.000 120.000
Tipe III ±1000m2
semua produk, kemasan dan bahan tanpa
Bangunan
membakarnya tanpa dibuang ke tanah, air pendaur
atau udara yang mengancam lingkungan uang
150 m2 600 3.000 20
atau kesehatan manusia. Konsep ini sampah
mendorong masyarakat untuk merubah pola skala
konsumsi terhadap sampah plastik dengan lingkungan
memilih produk secara cermat dan
memaksimalkan kembali penggunaannya. 3. METODE PENELITIAN
Saat ini telah diterapkan penggunaan seluruh
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
produk sekali pakai menjadi penggunaan
jangka panjang atau dapat diolah kembali, a. Observasi.
misalkan penggunaan sedotan berbahan Observasi merupakan pengamatan
dasar karton dan shopping bag saat secara langsung terhadap suatu objek yang
berbelanja. terdapat di lingkungan baik yang sedang
berlangsung saat itu atau masih berjalan
yang meliputi berbagai aktivitas perhatian aksesibilitas nya didukung dengan
terhadap suatu kajian objek dengan keberadaan JORR sebagai penghubung antar
menggunakan pengindraan (Arikunto, kota secara makro. Persebaran lokasi pusat-
2015). Observasi yang dilakukan di dalam pusat kegiatan di sekitar tapak dapat dilihat
studi ini mengutamakan tentang kondisi pada gambar dibawah ini.
eksisting penggunaan lahan dalam tapak dan
sekitar tapak.

b. Dokumentasi
Dokumentasi berguna sebagai
sumber data visual untuk melengkapi bukti
konkrit dari sebuah dokumen. Dokumentasi
juga bertujuan untuk mendukung data yang
telah diperoleh untuk penggambaran situasi
dan kondisi eksisting yang sesungguhnya.

c. Survei
Survei dilakukan dengan wawancara Gambar 2. Jarak Lokasi Tapak terhadap
terhadap warga disekitar lokasi tapak dan Pusat Kegiatan Kota
survei media online, untuk mendapatkan Secara mikro, lokasi objek studi
data tambahan yang berasal dari internet dan kami terletak di Jl. Raya Joglo, Kelurahan
data fisik dari lokasi objek studi. Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta
Barat, DKI Jakarta. Di bagian utara tapak,
ALAT ANALISIS terdapat banyak titik pengumpulan sampah
yang dikelola oleh masyarakat setempat.
Metode yang digunakan dalam Tempat pengumpulan sampah ini umumnya
penyusunan laporan karya ilmiah ini dekat dengan tempat tinggal warga. Kami
menggunakan metode analisis kuantitatif memilih lokasi TPA di Joglo (Jakarta Barat)
dan metode analisis kualitatif. Data karena memiliki lahan yang luas untuk
kuantitatif merujuk pada penggunaan data dikembangkan, TPA yang ada tersebar dan
angka dan data kualitatif berfokus pada tidak terkelola dengan baik. Didominasi oleh
aspek pemahaman secara deskriptif. perumahan, dikelilingi oleh ruang hijau,
Data yang dianalisis menggunakan lahan kosong, perumahan, dan komersial.
metode kuantitatif yaitu, presentase Tempat pembuangan sementara terbesar
penggunaan lahan eksisting, perhitungan ditempatkan di lapangan sepak bola pribadi
kebutuhan lahan dan unit hunian, (5.400 meter persegi) sementara yang lain
pengukuran dalam infrastruktur dan rencana tersebar di lingkungan itu.
proyeksi dan kepadatan penduduk. Berikut adalah gambar dari batas dan
visualisasi lokasi tapak.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Umum Tapak
Lokasi penelitian secara
administratif berada di perbatasan dua desa
dengan luas wilayah 27,7 Ha. Lokasinya
strategis dan terkoneksi dengan pusat-pusat
kegiatan kota dengan jarak 5-30 km,
2% . Kepadatan penduduk setiap tahun
Kelurahan Joglo lebih dominan mengalami
peningkatan namun masih tergolong
kepadatan rendah ( tidak padat )

Penggunaan Lahan Eksisting Di Dalam


dan Sekitar Tapak
Penggunaan lahan eksisting dalam
tapak tidak seluruhnya berupa lahan kosong,
melainkan terdapat bangunan-bangunan,
Gambar 3. Batas Tapak seperti hunian masyarakat yang sudah ada
sejak awal . Jenis Penggunaan lahan di
dalam tapak di dominasi oleh hunian seluas
Penduduk Kelurahan Joglo 9,1 Ha, Pertanian seluas 6,17 Ha, dan lahan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik kosong seluas 4,36 Ha. Namun jika dilihat
Kelurahan Joglo, jumlah populasi penduduk pada bagian Timur tapak, hampir dipenuhi
pada tahun 2020 yaitu sebanyak 51.222 oleh zona hunian.
Jiwa/ Ha dengan kepadatan Netto 105
Jiwa/Ha. Jika dilihat rata-rata pertumbuhan
penduduk Kelurahan Joglo 10 Tahun
Terakhir yaitu 2%

Tabel 3. Pertumbuhan Penduduk Kelurahan


Joglo
Kepadat
Presentase
an
Jumlah Pertambah Pertumbuh
N Tahu Pendudu
Pendud an an
o n k
uk Penduduk Penduduk
(Jiwa/Ha
(%)
)
1 2011 42.394 - 0% 87

2 2012 42.788 394 1% 88


Gambar 4. Penggunaan Lahan di sekitar
3 2013 41.442 -1.346 -3% 85 Tapak
4 2014 42.502 1.060 3% 87

5 2015 42.502 0 0% 87

6 2016 44.448 1.946 5% 91

7 2017 45.373 925 2% 93

8 2018 48.718 3.345 7% 100

9 2019 49.955 1.237 3% 102

10 2020 51.222 1.267 3% 105 Gambar 5. Visualisasi Eksisting Dalam


Total 8.828 Tapak
Rata-Rata Pertumbuhan
2%
Penduduk
Rencana Pola ruang Tapak dalam RDTR
Kelurahan Joglo Tahun 2030
Keterangan :
Jika dilihat rata-rata pertumbuhan penduduk
Kelurahan Joglo 10 Tahun Terakhir yaitu
Berdasarkan Rencana Detail Tata Tabel 4. Luas dan Persentase Kategorisasi
Ruang (RDTR) Tahun 2030 Kelurahan Lahan dalam Lokasi Tapak
Joglo, lokasi tapak memiliki beberapa
peruntukkan penggunaan lahan didalamnya, Kategorisasi Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

berikut merupakan gambar rencana Siap Dikembangkan 12,09 44%


penggunaan lahan. Dikembangkan Ulang 15,61 56%
Total 27,7 100%

Keterangan :
Berdasarkan gambar dan tabel
diatas, dapat disimpulkan bahwa area yang
sudah siap untuk di kembangkan memiliki
luas dan presentase 44% dari luas tapak,
namun area lainnya perlu di lakukan
redevelopment area tersebut memiliki luas
dan presentase yaitu sebesar 56%
mengingat kualitas ruang pada area
tersebut sebagian besar terdapat
Gambar 6. Rencana Penggunaan Lahan di perumahan padat semi permanen dan
dalam Lokasi Tapak tidak tertata.
Berdasarkan gambar diatas, dapat
disimpulkan lokasi tapak terdiri dari Analisis Pasar
beberapa rencana penggunaan lahan, tetapi Analisis pasar dilakukan untuk
didominasi oleh penggunaan lahan Zona mengetahui target pasar dari properti yang
Perumahan KDB Sedang – Tinggi. akan dibangun dalam tapak. Berdasarkan
analisis pasar didapatkan hasil sebagai
berikut
Analisis Kategorisasi Lahan dalam Tapak
Berdasarkan jenis penggunaan lahan
eksisting yang terdapat di dalam tapak, kami Tabel 5. Jumlah Properti di Sekitar Tapak
melakukan kategorisasi lahan untuk Jenis Property Jumlah Property ( Radius 5 km )
menentukan bagian di dalam tapak yang
Apartement 14
sudah siap untuk langsung di dan ada yang
Landed House 5
perlu dilakukan redevelopment.
Hotel 4

Retail 6
Keterangan :
Tren perkembangan properti di
sekitar tapak didominasi oleh properti
Apartemet, dengan tahun pembangunan
yang masih aktif dalam kurun waktu 5
tahun belakangan ada juga yang sudah
lebih dari 5 tahun. Apartement berpotensi
paling baik untuk dikembangkan di dalam
tapak.
Gambar 7. Pembagian Kategorisasi Lahan KONSEP PERENCANAAN SITE
dalam Lokasi Tapak PROGRAMMING
Site programming merupakan sebuah
perhitungan dan ketentuan luas lahan yang
direncanakan,untuk masing-masing
penggunaan lahan yang berada di dalam
tapak yang telah disesuaikan dengan luas
lahan tapak yaitu 27,7 Ha. Kepadatan
penduduk eksisting kelurahan joglo adalah
105jiwa/Ha, dan di perkirakan kepadatan
penduduk 2040 menjadi 3909 jiwa/Ha
dengan proyeksi penduduk 10.828 jiwa
maka di perlukan hunian sebesar 2.707 unit.
Tabel 6. Komposisi Rencana Hunian
Kelas Hunian Presentase Jumlah
Atas 45% 1218
Gambar 8. Peta Rencana Pola Ruang Tapak
Menengah 40% 1083 Dengan ilustrasi recana pola ruang, berikut
Bawah 15% 406
Total 2.707
terdapat presentase luas dari masing- masing
Keterangan : zona yang direncanakan dalam tapak.
Presentase luas ini sudah termasuk lahan
Berdasarkan tabel diatas, dapat efektif dengan Presentase sebesar 57% dan
disimpulkan hunian kelas atas memiliki luas non-efektif dengan Presentase sebesar 43%.
lahan atau luas bangunan terbesar karena
memiliki pembagian terbesar yaitu sebanyak Tabel 7. Luas Penggunaan Lahandalam
1.218 unit dengan presentase sebasar 45%. Tapak
Luas Area
Tabel diatas juga mempengaruhi No Zona Penggunaan Lahan (m2)
perhitungan site programming untuk 1 Hunian Landed 39.036
masing-masing penggunaan lahan yang ada 2 Hunian Vertikal 43.512
di dalam tapak. Berikut ini adalah tabel site 3 Ruko ( Campuran Hunian dan Toko ) 7.200
programming untuk rencana penggunaan 4
Commercial District ( Perdagangan dan
Jasa ) 35.775
lahan di dalam tapak. 5 Waste Processing 6.496

Berdasarkan perhitungan site 6 Sport Club 30.000

programming yang terlampir pada lembar 7 Jalan 65.704


8 Ruang Terbuka Hijau 30.000
Lampiran 1, dapat diketahui total luas
9 Fasos - Fasum 20.000
yang diperlukan untuk memenuhi
Total Luas Tapak 277.723
kebutuhan rencana hunian adalah sebesar
Keterangan ;
89.748 m2. Sedangkan untuk rencana area
komersial, waste processing building dan Dengan total luas lahan sebesar 27,7 Ha,
sport club memiliki total luas lahan sebesar sebesar 15,7 Ha didalamnya termasuk ke
68.175 m2. Sehingga, sisanya sebesar dalam lahan efektif yang akan
119.800 m2 dapat digunakan untuk dikembangkan hunian tapak, hunian
memenuhi kebutuhan fasilitas sosial dan vertikal, komersial, dan juga sarana.
umum, jalan beserta infrastrukturnya dan Kemudian sebagai penyeimbang antara
ruang terbuka hijau. lingkungan kawasan hunian dan area waste
processing building direncanakan
RENCANA POLA RUANG
penempatan RTH untuk menjaga kualitas
Berikut merupakan ilustrasi rencana udara dan sebagai peredam kebisingan yang
pola ruang lokasi tapak. berasal dari area pengolahan persampahan.
Perencanaan Infrastruktur Jalan KWK di sebelah selatan tapak terdapat
halte pemberhentian bus dan dalam radius
Infrastruktur jalan dan pelengkapnya seperti
500 m terdapat halte bus Transjakarta.
pedestrian merupakan salah satu hal
Dengan pengembangan jalur dan titik
terpenting yang perlu disediakan untuk
transportasi yang telah tersedia, akan
menunjang aktivitas sehari-hari masyarakat
mempermudah aksesibilitas keluar dan
di dalam tapak .infrastruktur jalan yang
masuk lokasi tapak menggunakan
kami rencanakan terdapat 5 bagian berbeda
transportasi umum yang memadai.
yaitu untuk jalan utama depan tapak
mempunyai lebar jalan sebesar 20 meter,
untuk jalan utama dalam tapak mempunyai
lebar jalan sebesar 15 meter di mana untuk
RTH luasnya 1 meter, untuk trotoarnya 1,5
meter, untuk bahu jalannya 1,5 meter dan
untuk perkerasannya yaitu 3 meter pada
kedua sisi kanan kiri jalan. Untuk jalan
kolektor dalam tapak mempunyai lebar jalan
sebesar 12 meter, 10 meter dan 8 meter.
Jalan kolektor 12 meter memiliki vegetasi
pada kedua sisinya 0,5 meter, untuk
trotoarnya 1,5 meter, untuk bahu jalannya
1,5 meter dan untuk perkerasannya 2 meter Gambar 9. Peta Rencana Titik Transportasi
pada kedua sisi jalan. Untuk jalan kolektor Umum Halte Transjakarta
10 meter di mana vegetasi dan trotoarnya
sendiri mempunyai luas 1 meter dan untuk Ilustrasi Desain Perencanaan Tapak
bahu jalan luasnya 1,5 meter, sedangkan Setelah melakukan zoning
untuk jalan perkerasannya sendiri terhadap rencana zona dalam tapak,
mempunyai luas 5 meter . dan untuk jalan dilakukan pembuatan desain tampak 3
kolektor 8 meter di mana vegetasi dan dimensi yang digunakan untuk
trotoarnya sendiri mempunyai luas 1 meter, mempermudah realisasi konsep
mempunyai bahu jalan yang luasnya 1,5 perencanaan tapak. Berikut merupakan
meter dan mempunyai perkerasan jalan yang perspektif desain zoning tapak.

luasnya 3 meter.
Gambar 10. Potongan Jalan Pada Akses
Utama Tapak Joglo
Rencana Titik Transportasi Publik
Berdasarkan kondisi eksisting
transportasi umum yang melalui lokasi
sekitar tapak dilalui oleh JAK Lingko dan
Gambar 11. Desain 3 Dimensi
Pengembangan Tapak joglo kecamatan
Kembangan
Bangunan Komersial berada pada jalan
utama dalam tapak, untuk mempermudah
masyarakat dalam tapak maupun di luar
tapak dalam memenuhi kebutuhan dan
aktivitas sehari hari. Waste Processing
Facilities di rencanakan berada pada bagian
barat tapak, letak WPF ini telah di
perhitungkan tidak mengganggu kawasan
hunian dan di kelilingi RTH untuk Gambar 12. Peta Rencana Zona Hunian
meminimalisir polusi dan kebisingan. Berdasarkan Jenisnya

Perencanaan Hunian Perencanaan Komersial


Rencana hunian dalam tapak Zona Komersial sebagai pusat-pusat
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu kegiatan masyarakat dalam tapak
hunian horizontal (Landed House dan diharapkan dapat memenuhi seluruh
Town House) dan hunian vertikal kebutuhan, tanpa harus bepergian ke pusat
(Apartement dan Rusun) Hunian dengan kegiatan lain dengan jarak yang lebih jauh.
jenis Apartement kembali lagi dibagi Lokasinya berada pada bagian selatan tapak
menjadi 2 kelas, yaitu kelas atas dan untuk memaksimalkan nilai kawasan, dan
menengah dengan fasilitas ekslusif yaitu, mudah dijangkau baik bagi masyarakat
ssunbathing and swimming pool area dalam maupun luar tapak.
untuk hunian kelas atas dan sport club
yang disediakan untuk hunian kelas
menengah. Sedangkan seluruh kebutuhan
hunian kelas bawah tidak disediakan
mengingat harga lahan Jakarta yang kian
meningkat tiap tahunnya. Alternatif
lainnya direncanakan pembangunan
rumah susun skala menengah yang masih
terjangkau.

Gambar 13. Peta Rencana Zona


Komersial Dalam Tapak
menghasilkan 2,4 kg/hari. Dengan demikian
Perencanaan RTH dan Fasosum total sampah yang dihasilkan sebanyak 6,49
ton/hari. Untuk mengolah 1000 ton sampah,
Ketersediaan RTH memiliki banyak fungsi diperlukan lahan seluas 108 Ha dengan
dan manfaat untuk lingkungan dan jangkauan skala kota. Pada perencanaan ini
masyarakat sekitarnya. Direncanakan sistematika bangunan akan dibagi 2 section,
penggunaan lahan untuk RTH dengan luas yaitu untuk pengolahan kompos dan
total 3 Ha, dengan fungsi sebagai median pengolahan produk daur ulang.
jalan, vegetasi, lapangan olahraga dan
taman. Keberadaan fasilitas social dan Berdasarkan proyeksi penduduk
umum juga menjadi 2040, jumlah KK di Kelurahan Joglo
sebanyak 2.707 KK maka total luas yang
dibutuhkan untuk fasilitas pengolahan
sampah di Joglo adalah 6.496 m2.

Gambar 14. Peta Rencana Persebaran


RTH dan Fasosum Dalam Tapak

PERENCANAAN WASTE
PROCESSING CENTER

Gambar 15. Peta Rencana Waste Processing


Perhitungan Rencana Kebutuhan Ruang
Center
Untuk Fasilitas Pengolahan Sampah
(TPA) KESIMPULAN
a. Perkiraan jumlah penduduk di lokasi Berdasarkan data dan analisis yang
pada 2040 sebanyak 10.828 Jiwa di lakukan, dapat di simpulkan bahwa
perencanaan tapak joglo dengan konsep
Kepadatan : 390 Jiwa/ Ha Zero Waste Neigthborhood sudah dapat
b. Rata-rata sampah rumah tangga menyelesaikan permasalahan persampahan
yang berasal dari masyarakat. sistem
Organik = 45%
pengolahan sampah harus mampu
Non-Organik = 55% menampung serta mengolah limbah menjadi
Dimana 1 orang menghasilkan 0,6 kg barang daur ulang. dengan di bangunnya
sampah setiap hari. Maka tiap satu keluarga waste processing di kawasan ini masyarakat
lokal dapat bekerja pada industri limbah [3] “Modul 1: Pengantar Perencanaan
tersebut akan menjadikan kawasan ini Tapak” [Online]. Available:
menjadi kawasan yang mandiri dan ramah http://repository.ut.ac.id/4323/2/PWK
lingkungan untuk masa depan. hal tersebut L4 303-M1.pdf
di buktikan dengan kesadaran masyarakat [4] EPA,
untuk memilah sampah organik dan https://www.epa.gov/transforming-
anorganik dari rumah masing- masing waste-tool/zero-waste-case-study-san-
sebelum di angkut oleh petugas guna francisco
mempermudah pengelolaan sampah. sampah [5] ZWIA, https://zwia.org/
organik akan di angkut ke industri
lingkungan agar bisa di olah menjadi [6] SNI,
kompos dan tanaman hijau, sampah http://asis.org/portal/download/digilib/
anorganik akan di angkut ke industri limbah 273-SNI-2008_3242.pdf
agar bisa di olah dan bisa di gunakan [7] PUPR,
kembali. http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/8
073/mod_resource/content/1/CK-
Spesifikasi%20Teknis%20Persampaha
DAFTAR PUSTAKA n-Lampiran%20A-
Spesifikasi%20Teknis%20Sektor%20
[1] BPS, Administrasi Jakarta Barat. Persampahaan.pdf
(2010-2020). “Kecamatan Kembangan
Dalam Angka”.
[2] Dokumen Zonasi Rencana Detail Tata
Ruang Kecamatan Kembangan, Tahun
2030

Anda mungkin juga menyukai