Anda di halaman 1dari 7

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW

AZAN HOLIDI

NURRUDDIN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTER ...................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

BAB 1PENDAHULUAN ..............................................................................

1.1 LATARBELAKAN.................................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................

2.1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN

NABI MUHAMMAD SAW ........................................................................

BAB III PENUTUP ......................................................................................

3.1 KESIMPULAN .......................................................................................

3.2 SARAN ...................................................................................................


I. Pendahuluan
1.1 LATARBELAKANG
Pendidikan pada hakekatnya muncul sejak diciptakannya manusia, karena manusia itulah
yang menjadi obyek utama dari pendidikan di samping ia juga sebagai subyek. Dalam
kenyataan, manusia sangat membutuhkan pendidikan karena ia tidak bisa berkembang dan
mengembangkan kebudayaannya secara sempurna apabila tidak ada pendidikan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa eksistensi pendidikan merupakan salah satu syarat yang
mendasar bagi meneruskan dan mengekalkan kebudayaan manusia. Namun fungsi
pendidikan tidak hanya sebatas meneruskan dan mengekalkan kebudayaan, tetapi lebih dari
itu pendidikan berupaya menyesuaikan dan mengembangkan kebudayaan baru secara
proporsional dan dinamis. Pendidikan menempati posisi yang sangat sentral dan strategis
dalam membangun kehidupan sosial dan memposisikan manusia dalam kehidupan secara
tepat. Dalam sejarah, pendidikan Islam sebagai suatu sub sistem dari sistem pendidikan
pada umumnya baru dikenal sesudah diutusnya Muhammad saw. View metadata, citation
and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by E-Jurnal UIN
(Universitas Islam Negeri) Alauddin Makassar Chaeruddin B. 422 Jurnal Diskursus Islam
Volume 1 Nomor 3, Desember 2013 sebagai rasul. Sistem pendidikan Islam mengacu kepada
nilai-nilai Islam. Karena itu, sistem pendidikan Islam menciptakan perbedaan yang mendasar
dengan sistem pendidikan pada umumnya (modern) baik dari Timur maupun dari Barat.
Perbedaan yang menonjol antara keduanya terletak pada sikap atau pandangan terhadap
hidup itu sendiri, dimana Islam menganggap hidup bukan suatu akhir dari segalanya tetapi
alasan untuk mencapai tujuan-tujuan spritual setelah hidup. Sedangkan dalam pandangan
Barat, kenikmatan menjadi tujuan akhir hidup yang didukung oleh materi yang
berkecukupan

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.pendidikan pada zaman rasullullah


2.metode pendidikan pada zaman rasulullah
BAB II PEMBAHASAN

Pada zaman Rasulullah saw., pendidikan Islam dilaksanakan pada dua periode, yaitu periode
Makkah dan periode Madinah. Periode Makkah sebagai fase awal pembinaan pendidikan Islam dan
berpusat di Makkah, sedangkan periode Madinah sebagai fase lanjutan pembinaan pendidikan Islam
sekaligus sebagai pusat kegiatannya. Pelaksanaan pendidikan Islam pada kedua periode tersebut
diuraikan secara singkat sebagai beriku
1. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Makkah
Sebelum Muhammad saw memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan pendidikan Islam
terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya untuk melaksanakan tugas tersebut
secara sempurna, melalui pengalaman, pengenalan serta perannya dalam kehidupan masyarakat dan
lingkungannya. Rasulullah Saw., berusaha mengadakan penyesuaian diri dengan masyarakat
lingkungannya tetapi tidak larut ke dalam kondisi dan keadaan lingkungannya. Dengan potensi
fitrahnya yang luar biasa ia mampu mempertahankan keseimbangan dirinya untuk tidak terbawa arus
budaya masyarakatnya. Rasulullah mampu menemukan mutiara-mutiara Ibrahim yang sudah
tenggelam dalam lumpur budaya masyarakatnya. Di antara tradisi yang terdapat dalam masyarakat
yang merupakan warisan Ibrahim adalah tradisi berkhalwat dan mendekatkan diri kepada Tuhan
dengan bertapa dan berdo‟a mengharapkan diberi rezki dan pengetahuan. Nabi Muhammad saw.
sering melakukan khalwat untuk mendapatkan petunjuk dan kebenaran dari Tuhan. Tempat
berkhalwat Rasulullah saw. adalah di Gua Hira‟ dan di sanalah ia mendapatkan petunjuk dan
kebenaran yang berasal dari Allah swt., ditandai dengan turunnya Q.S al alaq 1-5.
Ayat-ayat tersebut memberi petunjuk kepada Muhammad saw. tentang apa yang harus
dilakukan baik terhadap dirinya maupun terhadap umatnya. Ayat-ayat itulah yang merupakan petunjuk
awal agar Rasulullah saw., memberikan peringatan/pengajaran kepada umatnya.
Ada beberapa pendapat para ilmuan tentang bagamana metode pendidikan pada zaman
Rasulullah saw. Yaitu sebagai berikut
a. Mahmud Yunus mengemukakan dua tahap proses pelaksanaan pendidikan Islam di Makkah yaitu:
Tahap I: Secara sembunyi-sembunyi yaitu kepada karib kerabatnya dan teman-teman sejawatnya.
Tahap II: Secara terang-terangan kepada seluruh penduduk Jazirah Arab baik penduduk Makkah
maupun dari Luar Makkah.
b. H. Soekarno dan Ahmad Supardi mengemukakan tiga tahap pendidikan, yaitu:
Tahap I. Pendidikan perorangan yang dilakukan secara rahasia.
Tahap II. Menyeru dan mengajak Bani Abdul Muttalib ke dalam Islam.
Tahap III. Seruan dan ajakan umum

2. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Madinah

Periode pendidikan Rasulullah di Madinah selama 10 tahun adalah kelanjutan dari pendidikan
yang telah diterima pada periode Makkah. Jika pada periode Makkah pendidikan Rasulullah
memfokuskan diri pada penanaman aqidah dan yang berkaitan dengannya, pada periode Madinah lebih
merupakan penyempurnaan proses pendidikan terdahulu, yaitu pembinaan pendidikan difokuskan pada
pendidikan sosial dan politik (dalam arti yang luas), Dalam hal ini, tujuan pendidikan Rasulullah pada
periode Madinah adalah pendidikan pribadi kader Islam yang diarahkan untuk membina aspek-aspek
kemanusiaan dalam mengelola dan menjaga kesejahteraan alam semesta. Dengan kata lainnya, periode
Madinah adalah periode spesialisasi pendidikan Rasulullah dalam beberapa bidang yang diperlukan
untuk membangun peradaban baru dunia yang berdasarkan pada wahyu. Wahyu secara berurutan
turun selama periode Madinah, kebijaksanaan Nabi Muhammad saw., dalam mengajarkan al-Qur‟an
adalah menganjurkan pengikutnya untuk menghafal dan menuliskan ayat-ayat al-Qur‟an sebagaimana
diajarkannya. Nabi sering mengadakan ulangan-ulangan dalam pembacaan al-Qur‟an, yaitu dalam
shalat, dalam pidato, dalam pelajaranpelajaran, dan lain-lain kesempatan. Dengan demikian, segala
kegiatan yang dilaksanakan oleh nabi Muhammad saw. bersama umat Islam pada masa itu, dalam
rangka pendidikan sosial dan politik, selalu berada dalam bimbingan dan petunjuk dari wahyu-wahyu.
3. Sistem Pendidikan Masa Rasulullah Saw.

sistem pendidikan Islam yang dijalankan pada zaman Rasulullah saw., diuraikan sebagai berikut:
1. Komponen Materi Pendidikan Islam
Materi pendidikan Islam di zaman Rasulullah saw., mempunyai perbedaan dengan
pendidikan yang dilaksanakan di Makkah dan di Madinah.
 Komponen Materi Pendidikan Islam Materi pendidikan Islam di zaman Rasulullah saw.,
mempunyai perbedaan dengan pendidikan yang dilaksanakan di Makkah dan di Madinah.

A.Pendidikan Tauhid, dalam teori dan praktik


. Pokok-pokok ajaran tauhid yang terkandung dalam Q.S. al-Fatihah adalah sbb:
a) Bahwa Allah adalah pencipta alam semesta. Dialah Allah yang menguasai dan mengatur alam
ini sedemikian rupa, sehingga merupakan tempat yang sesuai dengan kehidupan manusia. Dia
pula yang mengatur kehidupan manusia, mendidik dan membimbingnya, sehingga
mendapatkan kehidupan sebagaimana yang mereka alami.
b) Bahwa Allah telah memberi nikmat, memberikan segala keperluan bagi semua makhluk-Nya
dan khusus untuk manusia ditambah dengan petunjuk dan bimbingan agar mendapat
kebahagiaan hidup yang sebenar-benarnya.
c) Bahwa Allah Raja Hari Kemudian, telah memberikan pengertian bahwa segala amal perbuatan
manusia di dunia ini akan diperhitungkan di sana.
d) Bahwa Allah adalah sesembahan yang sebenarnya dan yang satu-satunya. Hanya kepada
Allah segala bentuk pengabdian ditujukan.
e) Bahwa Allah adalah penolong yang sebenarnya dan oleh karenanya hanya kepada-Nyalah manusia
meminta pertolongan.
f) Bahwa Allahlah sebenarnya yang membimbing dan memberi petunjuk kepada manusia dalam merugi
kehidupan dunia yang penuh dengan rintangan, tantangan dan godaan.22 Dari pokok-pokok ajaran
tauhid dalam Q.S. al-Fatihah tersebut di atas menunjukkan manusia dihadapan Allah tidak mempunyai
kekuatan sedikitpun dank arena itu manusia harus menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt.
semata.

B. Pengajaran al-Qur‟an

Tugas Nabi Muhammad saw., di samping mengajarkan tauhid juga mengajarkan al-Qur‟an.
Materi ini dirinci kepada materi baca tulis al- Qur‟an, materi menghafal ayat-ayat al-Qur‟an, dan
materi pemahaman al-Qur‟an. Para sahabat berkumpul membaca dan memahami setiap kandungan
ayat. Meskipun kenyataannya, masyarakat Arab pada masa itu dikenal masyarakat ummi yang pada
umumnya tidak dapat membaca dan menulis, hanya sebagian dari mereka yang dapat menulis dan
membaca. Tradisi budaya lisan yang merupakan warisan budaya sehingga mereka dikenal sebagai
orang yang kuat hafalannya.23 Dan ini memberi indikasi bahwa baca tulis belum membudaya dalam
kehidupan mereka sehari-hari, tetapi tidak berarti al-Qur‟an tidak ada yang menulisnya, karena
diantara sahabat ada yang pandai menulis.

 Materi Pendidikan Islam di Madinah


Materi Pendidikan Islam pada fase ini tidak lagi terbatas pada masalahmasalah aqidah, ibadah
dan akhlak tetapi materinya lebih kompleks dan cakupannya lebih luas dibanding dengan materi
pendidikan Islam pada fase Makkah. Ciri pokok pembinaan pendidikan Islam di Makkah adalah
pendidikan tauhid (dalam artinya yang luas), sedangkan ciri pokok pendidikan Islam di Madinah adalah
pembinaan pendidikan sosial dan politik (dalam artinya yang luas pula). Namun kedua ciri pokok
tersebut bukanlah merupakan dua hal yang terpisah antara satu dengan lainnya, artinya bahwa
pendidikan sosial politik tetap harus dilandasi atau dijiwai oleh pendidikan tauhid/ aqidah.

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN
1. Pendidikan Islam berawal setelah Muhammad saw., diutus menjadi rasul dan diperintahkan
menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam kepada umatnya dan beliaulah menjadi pendidik
pertama bagi umat Islam.
2. Pendidikan Islam yang dijalankan oleh Rasulullah saw. melalui dua periode, yaitu periode
Makkah dan periode Madinah. Di Makkah pendidikan Islam diawali dengan cara sembunyi-
sembunyi di lingkungan keluarga dan sahabat-sahabat dekat beliau. Nanti setelah pengikut Nabi
bertambah banyak barulah dilaksanakan secara terang-terangan. Sedangkan di Madinah
pendidikan Islam lebih berkembang lagi.

3.2 SARAN
Jika dikaji secara mendalam pelaksanaan dan sistem pendidikan Islam masa Rasulullah saw.,
ada beberapa hal yang perlu dikemukakan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan
pendidikan Islam dewasa ini, antara lain adalah:
1. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh Rasulullah saw., disesuaikan dengan kondisi orang-
orang yang dihadapinya sehingga materi ajar tersebut mudah dicerna, dimengerti dan diamalkan,
juga disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat lingkungannya. Misalnya ketika beliau di Makkah
menghadapi orang-orang musyrik dan akhlak yang buruk, maka materi pembelajaran agama yang
ditekankan oleh beliau adalah masalah aqidah, menanamkan dalam hati mereka bahwa Tuhan itu
satu, Maha Esa yaitu Allah swt., dan membentuk pribadi-pribadi berakhlak terpuji. Dalam satu
riwayat dijelaskan bahwa ketika Nabi ditanya tentang amal-amal yang paling afdhal yang harus
dilakukan maka Rasulullah saw. menjawab dengan jawaban yang berbeda sesuai dengan kondisi
masing-masing orang yang bertanya.
2. Lembaga Pendidikan tempat Rasulullah mengajarkan agama Islam adalah lembaga pendidikan
informal (rumah tangga), dan non formal (masjid), belum dijumpai lembaga pendidikan formal
seperti sekolah atau madrasah. Namun demikian pendidikan Islam yang dilaksanakan oleh
Rasulullah saw. berhasil dengan baik.
3. Pendidik di zaman Rasulullah tidak mengharapkan imbalan jasa berupa gaji dan pemberian lainnya
tetapi semata-mata mengharapkan ridha Allah swt., mereka menjalankan tugasnya dengan penuh
keikhlasan.
4. Materi pembelajaran yang diajarkan tidak hanya terbatas pada masalahmasalah keagamaan tetapi
juga masalah sosial kemasyarakatan seperti: hukum, pertahanan, keimanan, dan
ekonomi/perdagangan, dan lain-lain. Karena itu umat Islam dewasa ini diharapkan untuk tidak
hanya mendalami pengetahuan-pengetahuan agama tetapi juga pengetahuanpengetahuan umum
lainnya.
5. Kesuksesan Rasulullah saw., dan sahabat–sahabatnya mencapai tujuan pendidikan Islam karena apa
yang diajarkan oleh beliau dan sahabatsahabatnya diamalkannya dengan baik dalam kehidupan,
beliau mencontohkan dalam wujud perbuatan sehari-hari.
6. Metode pembelajaran yang digunakan Rasulullah saw. banyak merujuk kepada wahyu yang
diturunkan kepadanya dan digunakan secara bervariasi, sehingga terhindar dari rasa bosan.

Anda mungkin juga menyukai