Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 1

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bahasa
Indonesia

DOSEN PENGAMPU
Drs. Suluri, M.Pd.

Disusun oleh :

Sri Haryati (173111112)

Alrita Mulyaningsih (173111121)

Arbangin Ardin Khoironi (173111131)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2018

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata kuliah sejarah pendidikan islam adalah mata kuliah yang sangat
penting untuk dipelajari, guna menumbuhkan ketrampilan berfikir, membangun
karakter, mengubah dan mewariskan budaya islam pada zaman Rasullulah
bahkan sejak dari Nabi Adam hingga saat ini.

Sejarah pendidikan islam secara umum berguna sebagai faktor


keteladanan, terutama keteladanan kepada Rasulullah. Dengan mempelajari
sejarah pendidikan islam pada masa Rasulullah kita dapat mencontoh proses
pendidikan yang dilakukan Rasullulah dalam mendidik dan membina umatnya
yang dulu dalam keadaan jahilliyah (bodoh) hingga bisa menjadi umat yang
maju dan jaya dalam segala hal.

Tidak dipungkiri lagi, sebelum Nabi Muhammad dingkat oleh Allah


menjadi Rasullunya, ia telah didik dan dipersiapkan oleh Allah untuk
melaksanakan tugas tersebut secara sempurna. Maka dari itu, kami kelompok
satu akan mengupas bagaimana sejarah pendidikan islam pada masa Rasullulah
pada saat di Mekkah dan di Madinah, sehingga kita dapat mengetahui,
bagaimana proses pengajaran dan Pendidikan yang dilakukan Rasullulah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi sosial budaya, ekonomi, politik, keberagaman dan


pendidikan masa Rasulullah SAW.

2. Apa latar belakang sejarah pendidikan islam pada masa Rasullulah di


Mekah?

3. Bagaimana pelaksanaan pendidikan islam pada masa Rasullulah di Mekah?

4. Bagaiman latar belakang sejarah pendidikan islam pada masa Rasullulah di


Madinah?

1
5. Bagaimana pelaksanaan pendidikan islam pada masa Rasullulah di
Madinah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui kondisi sosial budaya, ekonomi, politik, keberagaman


dan pendidikan masa Rasulullah SAW.

2. Untuk mengetahi latar belakang sejarah pendidikan islam pada masa


Rasullulah di Mekkah.

3. Untuk menjelaskan pelaksanaan pendidikan islam pada masa Rasullulah di


Mekah.

4. Untuk menjelaskan latar belakang sejarah pendidikan islam pada masa


Rasullulah di Madinah.

5. Untuk menjelaskan pelaksanaan pendidikan islam pada masa Rasullulah di


Madinah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Sosial Budaya, Ekonomi, Politik, Keberagaman dan Pendidikan Masa


Nabi Muhammad saw.
Kondisi sosiokultural masyarakat Arab pra-Islam terutama pada
masyarakat Mekkah dan Madinah, secara kuantitas orang-orang yang masuk
Islam pada fase Mekkah lebih sedikit daripada orang-orang yang masuk Islam
pada fase Madinah. Hal tersebut disebabkan oleh watak dan budaya nenek
moyang mereka. Sedangkan masyarakat Madinah lebih mudah dimasuki ajaran
agama Islam khususnya Aus dan Khazraj, sangat membutuhkan seorang
pemimpin untuk melindungi ancaman kaum Yahudi.
Dalam bidang sosial budaya bangsa arab pada masa pra-Islam sangat
merosot, sehingga mencemarkan kehidupan bangsa dan negara, antara lain
mereka suka minum arak dan berjudi dan sebagai jaminannya adalah
memotong unta. Salah satu adat mereka sangatlah jelek yaitu mengubur anak
perempuan hidup-hidup dan kebiasaan laki-laki yaitu menikahi dan
menceraikan perempuan sesuka hatinya.
Dalam bidang ekonimi, kehidupan ekonomi masyarakat Arab ditentukan
dengn kondisi geografis negara itu sendiri. Bagi masyarakat pedalaman,
kehidupan sosial ekonomi mereka biasanya dilakukan melalui sektor pertania.
Akan tetapi, bagi masyarakat perkotaan kehidupan ekonomi mereka ditentukan
oleh keahlian mereka dalam perdagangan saat melakukan perjalanan dagang
pada dua musim dalam setahun.
Dalam bidang politik masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki
system pemerintah yang mapan. Mereka hanya memiliki pemimpin yang
disebut syeikh atau amir yang mengurusi persoalan mereka dalam masalah
perang dan pembagian harta dalam pertempuran tertentu.
Dalam bidang pendidikan sebelum islam datang masyarakat Arab sudah
mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, diantara ilmu pengetahuan yang
mereka kembangkan adalah ilmu astronomi yang ditemukan oleh orang-orang
babilonia. Mereka pindah ke negeri Arab pada waktu negara mereka diserang
oleh bangsa persia. Selain itu bangsa Arab juga mengembangkan ilmu
perbintangan dan ilmu iklim.

3
Dalam bidang keagamaan pada masa jahiliyah orang Arab banyak yang
menyembah berhala atau patung-patung yang mereka buat sendiri dari
patung,kayu dan logam. Selain itu mereka ada juga yang menyembah bulan,
bintang, matahari karena mereka menganggap bahwa semua benda alam
mempunyai kekuasaan untuk menentukan jalan seluruh alam ini.1

B. Latar Belakang Sejarah Pendidikan Islam di Mekah

Nabi Muhammad pertama kali menerima wahyu di gua Hira’ tepatnya di


kota Mekkah pada malam 17 Ramadhan, yang bertepatan pada tanggal 6
agustus 610 Masehi. Pada waktu itu malaikat Jibril mendatangi Nabi
Muhammad dengan membawa tulisan dan menyuruh Nabi Muhammad untuk
membacanya. “Bacalah”, ucap malaikat Jibril. Dengan terperanjat Nabi
Muhammad menjawab, “Aku tidak dapat membaca”. Keadaan berulang seperti
itu berlangsung sampai tiga kali, sampai Nabi Muhammad berkata, “Apa yang
kubaca”. Kemudian jibril mengucapkan surat al-Alaq ayat 1-5. 2 Itulah wahyu
pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad. Dan saat itulah
penobatan Nabi Muhammad sebagai seorang utusan Allah kepada seluruh umat
manusia untuk menyampaikan dan mengajarkan risalah-Nya.

Setelah kurang lebih dua tahun Nabi Muhammad menerima wahyu yang
pertama, kemudian barulah ia menerima wahyu yang kedua yaitu surah
Muddatstsir ayat 1-7. Dengan turunnya wahyu ini, sudah sangat jelaslah bahwa
ia harus menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia.

C. Pelaksanaan Pendidikan Islam pada Masa Nabi di Mekkah

1. Tujuan Pendidikan Islam pada Masa Nabi di Mekkah

1
Jamil, (Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang : CV. Toha Putra). Hlm. 4-7
2
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang : CV.
Toha Putra), hal. 59

4
Tujuan utama dan pertama pendidikan islam yang dilakukan Nabi
Muhammad pada saat di Mekkah adalah untuk membersihkan tauhid dari
syrik dan penyembahan terhadap berhala-berhala. Dengan kata lain,
mengajak umat manusia untuk menyembah hanya kepada Allah serta tidak
menyekutukan-Nya dengan yang lain.

Serta tujuan pendidikan masa itu adalah untuk meluruskan budaya


yang menyimpang, mengganti budaya yang telah lapuk, membangun dan
menambah budaya lama menjadi lebih baik, lebih indah dan sesuia dengan
kebutuhan hidup di bawah sinar tauhid.3

2. Materi Pendidikan Islam pada Masa Nabi di Mekkah

a. Pendidikan Tauhid, dalam Teori dan Praktek

Secara teori, ajaran tauhid tercermin dalam surah Al-Fatihah.


Pokok-pokok kandungan surah tersebut adalah;

1. Manusia harus senantiasa memujinya karena pada hakikatnya semua


makhluk memuji-Nya. Memuji Allah harus dilaksanakan secara
langsung kepada-Nya, bukan melalui perantara seperti kebiasaan
masyarakat dahulu memuji Tuhannya melalui perantara berhala-
berhala.

2. Allah bersifat Rahman dan Rahim. Allah telah memberikan keperluan


hidup, membimbing, dan mendidik manusia dengan penuh kasih
sayang.

3. Bahwa Allah adalah raja hari kemudian, yang telah memberikan kita
pengertian bahwa setiap amal perbuatan manusia selama di dunia
akan mendapatkan balasan yang setimpal di sisi-Nya.

4. Allah adalah sesembahan yang sesungguhnya dan satu-satunya,


tiada sesembahan selain-Nya.

3
Dr. Andewi Suhartini, M.ag, Sejarah Pendidian Islam, (Jakarta Pusat : Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemaen RI), Hal.34

5
5. Allah adalah penolong sebenarnya, oleh karena itu hanya kepada
Allah kita memohon pertolongan.

6. Allah adalah yang membimbing dan memberi petunjuk kepada


manusia dalam mengarungi kehidupan dunia.4

b. Pengajaran Al-Quran

Al-Quran adalah sumber pokok ajaran umat islam. Semua hal yang
menyangkut kehidupan manusia telah Allah atur dalam kitab-Nya
tersebut. Al-Quran harus dijadikan pedoman dan pegangan umat islam
sepanjang zaman. Pengajaran Al-quran dilakukan nabi secara terus
menerus sampai Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah.

Al-quran diajarkan Nabi Muhammad dengan baik dan sempurna.


Faktor yang mendukung diajarkannya Al-quran adalah: Pertama,
masyarakat Arab saat itu dikenal sebagai masyarakat yang ummi yang
apada umumnya tidak dapat membaca dan menulis. Tradisi budaya
mereka diwariskan secara lisan. Kenyataan itu, menjadi fakta bahwa
kepandaian membaca dan menulis tidak mereupakan hal yang penting;
Kedua, Allah mewahyukan Al-quran secara berangsur-angsur, sedikit
demi-sedikit sehingga memudahkan Nabi Muhammad untuk
menyampaikan pada umatnya. Nabi Muhammad membacakan langsung
bunyi ayat tersebut kepada sahabatnya sebagaimana yang diterimanya
dari Allah. Potensi menhafal sahabat, memudahkan mereka untuk
menhafal ayat-ayat tersebut. Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan
sahabatnya yang pandai menulis untuk menuliskannya.

Pendidikan pada masa Nabi Muhammad di Mekkah secara lebih


rinci dikemukakan oleh Zuhairini dan Mahmud Yunus yang meliputi:

1) Pendidikan Keagamaan

2) Pendidikan akliyah dan ilmiah

4
Dr. Andewi Suhartini, M.ag, Sejarah Pendidian Islam, (Jakarta Pusat : Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemaen RI), Hal.36

6
3) Pendidikan akhlak

4) Pendidikan jasmani (kesehatan)

3. Prinsip dan Metode Pendidikan Islam pada Masa Nabi di Mekkah

Nabi Muhammad mendidik umatnya secara bertahab. Ia mualai dari


keluarganya yang tingal dalam satu rumah dan sahabt-sahabat terdekatnya.
Mula-mula yang diajak istrinya Siti Khatijah kemudian disusul anak
pamannya yang masih muda Ali bi abi Thalib dan Zaid bi haritsah, budak
beliau yang kemuaduan diangkat menjadi anaknya.

Kemudian baru setelah itu Abu Bakar As-siddiq, sahabat karibnya


yang telah lama berbergaul. Dengan perantara Abu Bakkar, banyak orang
yang memeluk islam diantaranya; Usman bib Affan, Zubair bin Awwam,
Sa’aad bin Abi Waqqash,Abdurahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Abu
Ubaidillah bin Jarrah, Arqam bin Abil Arham, Fatimah binti Khaththab
beserta suaminya Saiod bin al ‘Adawl. Mereka itu adalah yang diberi gelar
“As Saabiquunal awwaluun”.

Pembahasan metode pendidikan islam pada masa itu dapat


diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu;

1) Metode pendidikan tauhid

Pada tahab awal pendidikan tauhid dilakuan secara sembunyi-


sembunyi, karena pembelajaran itu jelas-jelas bertentangan dengan
praktik ibadah kaum yang dihadapinya. Pengajaran tauhid dilakukan
secara bertahab dari keluarga terdekat, baru secara terbuka dan kepada
masyarakat luas dikalangan Arab. Pendidikan islam secara sembunyi-
sembunyi berlangsung selama 3 tahun hingga turun turun petunjuk dan
perintah Allah supaya memberikan pendidikan dan seruan secara terang-
terangan melalui surah al-Hijr ayat 94.

Pelaksanaan / praktek pendidikan tauhid yang diberikan oleh Nabi


Muhammbad dilakukan dengan cara yang bijaksana, dengan menuntun

7
akal pikiran untuk mendapatkan dan menerima pengertian tauhid ynag
diajarkan , dan sekaligus memberikan contoh atau teladan bagaimana
pelaksanan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari secara konkrit.
Kemudia baru emerintahkan umatnya untuk mencontoh praktek
pelaksanaan tersebut sesuai dengan yang dicontohkannya.

2) Metode Pengajaran Al-Quran

Pada awal permulaan Al-Quran diturunkan, sewaktu Nabi


Muhammmad mengajarkan islam secara sembunyi-sembunyi, para
sahabat mempelajari al-quran di rumah Arqam bin Al-Arqam. Mereka
berkumpul membca Al-Quran, memahami kandungan setiap ayat dengan
jalan bermudarasah dan bertadarrus.

Al-Quran dihafal dan selalu dibaca, dan diwajibkan membaca ayat


Al-uran dalam setiap salat, sehingga menjadi kebiasaan membaca al-
quran dalam kehidupan sehari-hari menggantikan syair-syair indah
sebelum islam.

4. Pendidik dan peserta didik dalam Pendidikan Islam pada Masa Nabi di
Mekkah

Rasulullah sebagai utusan Allah sekaligus sebagai pendidik umat


manusia adalah seorang profil pendidik yang ideal. Rasulullah sebagai
utusan-Nya, dibina dan disiapkan langsung oleh Allah untuk menjadi
pendidik yang sempurna dalam mengemban misi menjadikan manusia
keluar dari masa jahilliyah.

Nabi Muhammad memulai pelaksanaan pendidikannya, sekaligus


menjadi pendiddik yang pertama bagi keluarganya dan sahabat-sahabatnya,
baru masyarakat Arab luas.

5. Lembaga Pendidikan Islam pada Masa Nabi di Mekkah Kuttab

8
Kuttab atau maktab, berasal dari kata dasar kataba yang berarti
menulis atau tempat menulis.jadi kuttab adalah tempat belajar menulis.5

Pada awal perkembangan islam, kuttab dilaksanakan di rumah guru-


guru yang memiliki kompetensi dan yang diajarkan hanya membaca dan
menulis. Yang dibaca dan ditulis adalah syair-syair, hal tersebut dilakukan
agar Al-quran tidak dipermainkan oleh anak-anak.

6. Evaluasi Pendidikan Islam pada Masa Nabi di Mekkah

Pendidikan pada masa Nabi di Makkah difokuskan pada pendidikan


tauhid dan pendidikan Al-quran.

Evaluasi pendidikan Al-quran yang dilakukan oleh Nabi Muhammad


dengan cara mengadakan ulangan terhadap hafalan para sahabatnya. Ia
menyuruh sahabatnya membacakan Al-quran di depannya, kemudian ia
membetulkan hafalan dan bacaan mereka, jika terjadi kesalahan atau
kekeliruan dalam membacanya.

D. Latar Belakang periode Pendidikan Islam di Madinah

Semenjak melakukan dakwah secara terang-terangan di Mekkah,


Rasulullah dan para sahabat selalu mendapatkan tekanan, penganiayaan, dan
ancaman dari kaum kafirin Mekkah. Maka untuk menghindari serta dapat
menyelamatkan diri Rasulullah berusaha mencari suaka (perlindungan) atau
jaminan keamanan ke luar Mekkah. Melihat kejadian serta kondisi keamanan
yang semakin sulit untuk melebarkan penambahan pengikut (berdakwah) serta
tidak menjamin keselamatan para pengikut- nya, maka Rasulullah beserta
pengikut yang lainnya untuk hijrah ke Habsyah, lalu ke Thaif, dan terakhir ke
Madinah.

Hijrah Rasulullah dan para sahabatnya dari Mekkah ke Madinah bukan


hanya sekedar berpindah dan menghindari diri dari tekanan dan ancaman kaum
Quraisy dan penduduk Mekkah yang tidak menghendaki pembaharuan
terhadap ajaran nenek moyang mereka, tetapi juga mengandung maksud untuk
5
Dr. Andewi Suhartini, M.ag, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta Pusat : Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemaen RI), Hal.43

9
mengatur potensi dan menyusun kekuatan dalam menghadapi tantangan-
tantangan lebih lanjut, sehingga akhirnya nanti terbentuk masyarakat baru yang
di dalamnya bersinar kembali ajaran tauhid yang akan disempurnakan oleh
Nabi Muhammad saw melalui wahyu Allah swt.

Kedatangan Nabi Muhammad saw bersama kaum muslimin Mekkah


disambut baik oleh penduduk Madinah dengan gembira dan penuh rasa
persaudaraan. Di sini, Islam mendapat lingkungan baru yang bebas dari
ancaman kaum Quraisy sekaligus lingkungan yang memungkinkan bagi Nabi
Muhammad untuk meneruskan da’wahnya, menyampaikan ajaran Islam dan
menjabarkannya dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, Nabi Muhammad
menghadapi kenyataan bahwa umatnya sendiri terpevah menjadi dua
kelompok, yakni: (1) mereka yang berasal dari Mekkah yang disebut dengan
kaum muhajirin; dan (2) mereka yang merupakan penduduk asli Madinah yang
disebut kaum Anshor.

Sebuah riwayat menyebutkan bahwa ketika jumlah pengikut Rasulullah


ber- jumlah tujuh puluh orang, Rasulullah sangat merasa bahagia. Karena
dengan jumlah tersebut dapat membuat benteng keamanan bagi mereka, tapi
ternyata permusuhan dan penyiksaaan kaum musyrik terhadap kaum Muslim
semakin gencar dan bertubi- tubi. Mereka menerima cacian dan penyiksaan
yang sebelumnya tidak terlalu mereka alami, sehingga para sahabat mengadu
kepada Rasul dan Rasul menjawab, "Sesungguhnya aku pun telah
diberitahukan bahwa tempat kalian adalah Yatsrib. Barang siapa yang ingin
benar-benar keluar, maka hendaklah keluar Ke Yatsrib (Madinah). Lama waktu
pengajaran Nabi di Yastrib kurang lebih 10 tahun lamanya dari tahun 1-11 H
atau 622-632 M.

E. Pelaksanaan Pendidikan Periode Madinah

1. Bentuk Kegiatan Pendidikan Nabi Muhammad SAW Periode Madinah

Setelah Rasulullah hijrah ke Yatsrib (Madinah) kegiatan yang pertama kali


dilakukan oleh Rasulullah adalah membangun masjid, masjid tersebut yang
nantinya selain digunakan sebagai tempat beribadah, Rasul juga

10
menggunakannya sebagai tempat pelaksanaan pendidikan Islam. Ulasan
sejarah mencatat bahwa masjid yang pertama kali dibangun Rasul adalah
Masjid At-Taqwa di Quba dengan jarak perjalanan kurang lebih 2 mil dari kota
Madinah, lalu kemudian Rasul membangun masjid sebalah Utara Masjid
Madinah dan Masjid Haram yang disebut Al-Suffah. Masjid Al-Suffah ini
selain dijadikan sebagai tempat peribadatan juga dijadikan sebagai tempat
tinggal orang-orang fakir miskin yang tekun menuntut ilmu.

Sejarah Islam menyebutkan hal yang juga dilakukan oleh Rasulullah untuk
mengawali perluasan Islam setelah sampai di Yastrib adalah
mempersaudarakan kaum Anshar dengan kaum Muhajirin dan mengeluarkan
piagam Madinah. Kacamata sejarah pendidikan Islam hal tersebut
diperuntukkan agar mempermudah perluasan atau cakupan wilayah
pembelajaran Islam itu sendiri ke wilayah yang lebih luas. Langkah yang
digunakan oleh Rasul beserta sabahat barmacam-macam, baik berbentuk damai
hingga terjadi pembunuhan dalam perang melawan kaum kafir. Selain itu
banyak hal yang dilakukan oleh Rasul guna memberikan dan menyebarkan
pendidikan Islam kepada Masyarakat Madinah. Memindahkan berbagai elemen
penting, membangun kelompok perlindung, memindahkan sentral
kepemimpinan (pendidikan) ke Madinah.

1. Lembaga Pendidikan Nabi Muhammad SAW Periode Madinah.

Lembaga pendidikan Islam di masa kepemimpinan Rasulullah sangat


memiliki perbedaan dengan lembaga pendidikan hari ini. Lembaga pendidikan
masa Rasulullah khususnya di Madinah Al-Munawwarah lebih banyak
menggunakan masjid sebagai lembaga atau wadah untuk memberikan
pendidikan dan pembelajaran bagi masyarakat Madinah. Menelusuri sejarah
pendidikan Islam, maka Masjid yang pertama sekali digunakan sebagai sarana
pendidikan Islam adalah Masjid At-Taqwa yang memiliki jarak lebih kurang 2
mil dari kola Madinah. Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah: 108.

Artinya: ”Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-


lamanya. sesungguh-nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid

11
Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di
dalam- nya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri, dan
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.

Setalah Masjid At-Taqwa masjid lain yang digunakan sebagai lembaga pen-
didikan di Madinah adalah Masjid Al-Haram yang dinamai juga sebagai al-
Suffah. Al-Suffah inilah yang ditempati oleh orang-orang fakir miskin untuk
menimba ilmu pengetahaun Islam. Seorang sejarawan yang bernama Fahmi
menjelas- kan bahwa Masjid dapat dianggap sebagai lembaga ilmu
pengetahuan yang tertua dalam Islam, pembangunannya telah dimulai sejak
zaman Nabi dan ia tersebar ke seluruh negeri Arab. Bersamaan dengan
tersebarnya Islam di berbagai pelosok negeri. Dalam masjid inilah dimulai
pengajaran Al-Qur’an dan dasar-dasar agama Islam pada masa Rasulullah,
disamping fungsinya yang utama sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah ia
juga digunakan sebagai tempat kegiatan sosial-politik, pengembangan
ekonomi, dan lain-lain.

2. Isi dan Kurikulum Pendidikan Nabi Muhammad SAW. Periode Madinah

Mengingat masyarakat Madinah sangat antosias untuk menerima dan me-


mahami pembelajaran pendidikan Islam yang dibawa oleh Rasulullah, maka
proses pendidikan Islam relatif tidak mengalami kendala yang signifikan.
Perbandingan masyarakat Mekkah dengan masyarakat Madinah cukup
signifikan, masyarakat Mekkah lebih dikenal dengan keberutalan, sedangkan
masyarakat Madinah lebih memiliki karakter pencinta kedamaian antar sesama.
Latar belakang inipula yang membedakan materi atau kurikulum pendidikan
Islam yang diberikan oleh Rasul di Mekkah dengan di Madinah.

Secara garis besar kurikulum atau bahan pendidikan yang diberikan oleh
Rasulullah di Madinah lebih mengarah pada beberapa bidang diantaranya,
pendidikan keimanan, pendidikan ibadah, pendidikan akhlak, pendidikan
kesehatan, dan pendidikan kemasyarakatan (muamalah). (Nizar, 2008: 12-13).
Pendapat ini juga diperoleh melalui Zuhairini membagi materi atau kurikulum
pendidikan Islam di Madinah kepada tiga bagian pertama pendidikan tauhid,

12
kedua pembelajaran Al- Qur’an, dan ketiga pendidikan sosial. Materi atau
kurikulum pendidikan juga dapat dianalisasi melalui wahyu, surat atau ayat
yang diturukan di Madinah, seperti sebagian besar ayat-ayatnya panjang-
panjang, dan disusun kalimatnya yang mengenai hukum bernada tenang (had,
fara'id, sipil. sosial. dan hukun antar negara, mengemukaan dalil dan
pembuktian mengenai kebenaran agama Islam Secara ter- perinci, surat yang
turun lebih banyak mengandung tentang kaum munafik.

Melalui materi atau kurikulum yang diberikan oleh Rasulullah di kota


Madinah terlihat jelas bahwa tujuan pendidikan Islam yang diberikan di
Madinah lebih mendekati pada perbaikan sosial. Rasulullah menginkan
kehidupan masyarakat Madinah mendapatkan kehidupan yang penuh dengan
kerukunan, perdamaian serta melaksanakan norma-norma agama atau hukum
Islam dengan sebaik-baiknya.

3. Metode Pendidikan Nabi Muhammad SAW. Periode Madinah

Secara garis besar metode pendidikan di Mekkah yang digunakan oleh


Rasulullah hampir sama dengan metode di Madinah. Hanya saja ruang
lingkupnya lebih besar dibandingkan apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah
di Mekkah. Menyesuiakan dengan kondisi masyarakat dan materi yang
disampaikan oleh Rasulullah, maka Najib Khalid Anwar dalam bukunya
Tarbiyah Rasulullah yang diterjemahkan oleh Ibnu Muhammad Fakhruddin
Nursyam yang disimpulkan oleh Samsul Nizar bahwa metode pendidikan
Islam yang dilakukan oleh Rasulullah adalah:

a. Dengan teguran langsung, seperti apa yang dilakukan Rasulullah pada saat
mengajarkan tata cara makan yang benar.

b. Dengan sindiran, ketika Rasul mengajarkan sebuah amalan yang baik agar
dapat juga dilakukan oleh para pengikut- nya.

c. Dengan perbandingan kisah atau metode cerita orang terdahulu dengan


sekarang.

13
d. Metode pemukulan yang bernilai pendidikan, seperti ketika Rasul ingin
membiasakan anak untuk shalat pada usia-usia tertentu.

e. Dengan menggunakan kata isyarat seperti menunjukkan tangan pada saat


memberikan pengajaran bagi para sahabat.

f. Dengan ceramah, seperti pada saat khutbah atau memberikan pengarahan di


depan para sahabat.

g. Dengan keteladanan seperti apa yang selalu diberikan contoh yang baik oleh
perilaku Rasulullah.

Banyak referensi lainnya juga ditemukan bahwa metode pendidikan yang


dilakuan oleh Rasulullah ketika memecahkan masalah-masalah yang sering
muncul ditengah para sahabat adalah metode diskusi atau dialog. Metode
dialog sangat efektif dalam memberi solusi jika terjadi kesalah- pahaman antar
kaum muslimin, baik berkenaan dengan agama, sosial, ekonomi dan sampai
politik.

Metode pendidikan ala Rasulullah terus mengalami perkembangan,


perkem- bangan ditandainya dengan cara halaqah-halaqah (lingkaran) yang
dilakukan dibeberapa pusat pendidikan Islam. Seperti yang dilakukan pengikut
Rasulullah di Masjid At-Taqwa dan Masjid al-Suffah, metode halaqah adalah
metode pendidikan dimana murid yang lebih tinggi pengetahuannya duduk
lebih dengan syakh. Murid yang levelnya lebih rendah pengetahuannya dengan
sendirinya akan duduk sedikit lebih jauh, sementara berjuang belajar keras agar
dupat mengubah posisinya dalam Perjalanan pendidikannya. Meskipun tidak
ada batasan resmi, sebuah halaqah biasa- nya terdiri atas 20 mahasiswa.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

14
1. Kondisi Sosial Budaya, Ekonomi, Politik, Keberagaman dan Pendidikan
Masa Nabi Muhammad saw. Pada saat itu kondisi sosial di Arab sangatlah
buruk yaitu minum-minum arak dan berjudi, bayi perempuan dikubur
hidup-hidup dan laki-laki dengan mudahnya menikahi dan menceraikan
perempuan. Kondisi ekonomi tergantung pada letak geografis tiap negara
Arab itu sendiri. Kondisi politiknya tidak memiliki sistem pemerintahan
yang mapan. Kondisi pendidikannya sudah berkembang seperti ilmu
astronomi, ilmu perbintangan dan ilmu iklim. Dan kondisi agamanya dahulu
menyembah patung dan berhala yang mereka buat sendiri dari patung, besi
dan logam.
2. Pendidikan Islam di Mekkah. Pokok pembinaan pendidikan Islam di
Mekkah adalah pendidikan tauhid yaitu menanamkan nilai-nilai tauhid ke
dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka tertanam tauhid dan
tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pendidikan islam di Madinah. Pokok pembinaan pendidikan Islam di
Madinah yaitu tentang pendidikan keagamaan meliputi keimanan,ibadat,
puasa dan zakat, tentang pendidikan akhlak dan pendidikan kesehatan.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami selaku penyusun mengharap agar pembaca memberikan
saran dan kritikan yang dapat bermanfaat dan dapat dijadikan acuan untuk
pembuatan makalah kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran. 1989. Al-Quran dan


Terjemahannya. Semarang: CV. Toha Putra.

15
Suhartini, Andewi. 2009. Sejarah Pendidian Islam. Jakarta Pusat: Direktorat
Jendral Pendidikan Islam Departemaen RI.

Jamil. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: CV. Toha Putra

16

Anda mungkin juga menyukai