Anda di halaman 1dari 48

PEDOMAN

PELAYANAN KELUARGA BERENCANA RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT SITI KHODIJAH


Jl. Kol. Makmun Rasyid No. 59 Way Urang
Kalianda Lampung Selatan
TAHUN 2022
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 2 dari 56

DAFTAR ISI

Hal.

DAFTAR ISI 2
1. BAB I PENDAHULUAN 3
2. BAB II STANDAR KETENAGAAN 5
3. BAB III STANDAR FASILITAS 6
4. BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN 10
5. BAB V LOGISTIK 34
6. BAB VI KESELAMATAN PASIEN 41
7. BAB VII KESELAMATAN KERJA 44
8. BAB VIII PENGENDALIAN MUTU 45
9. BAB IX MANAJEMEN RESIKO 46
10. BAB X PENUTUP 48
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 3 dari 56

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih menjadi permasalahan utama
bidang kesehatan serta masih jauh dari target global SDGs. Dari hasil Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) 2015 menyebutkan AKI 305/100.000 Kelahiran Hidup (KH), dan
target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024 untuk AKI
sebesar 183/100.000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Neonatal (AKN) masih tinggi di
Indonesia. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menyebutkan AKN
adalah 15/1.000 KH dengan target 2024 adalah 10 per 1.000 kelahiran hidup, Angka
Kematian Bayi (AKB) 24/1.000 KH dengan target 2024 adalah 16/1.000 KH. Sedangkan
target 2030 secara global untuk AKI adalah 70/100.000 KH, AKB mencapai 12/1.000 KH
dan AKN 7/1.000 KH. Salah satu pendekatan yang banyak digunakan adalah
pendekatan Safe motherhood, dimana terdapat empat pilar dalam menurunkan angka
kematian ibu, yaitu keluarga berencana, pemeriksaan kehamilan sesuai standar,
persalinan bersih dan aman, serta PONED dan PONEK. Pelayanan kontrasepsi atau
keluarga berencana merupakan merupakan intervensi strategis dalam menurunkan AKI
dan AKB.
Penggunaan kontrasepsi bertujuan untuk memenuhi hak reproduksi setiap orang,
membantu merencanakan kapan dan berapa jumlah anak yang diinginkan, dan
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Penggunaan alat kontrasepsi secara tepat
juga dapat mengurangi risiko kematian ibu dan bayi, oleh karena itu pemenuhan akan
akses dan kualitas program Keluarga Berencana (KB) sudah seharusnya menjadi
prioritas dalam pelayanan Kesehatan. Dalam rangka meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan KB sesuai rekomendasi International Conference on Population and
Development (ICPD) tahun 1994, upaya penguatan manajemen pelayanan KB menjadi
salah satu upaya yang sangat penting. Hal ini juga selaras dengan amanat Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yaitu pemerintah bertanggung jawab
dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan
pelayanan KB yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
Saat ini, beberapa program yang menyangkut pelayanan kesehatan reproduksi
telah dilaksanakan di Rumah Sakit termasuk pelayanan KB. Rumah Sakit sebagai tingkat
rujukan primer, sekunder dan tersier mempunyai kewajiban menyediakan pelayanan KIE
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 4 dari 56

dan konseling KB yang diarahkan pada terciptanya akseptor mantap (MOW/MOP),


penanganan efek samping dan komplikasi serta kegagalan KB, penanganan rujukan KB
yang meliputi pelimpahan kasus, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, penelitian
dan pengembangan KB serta pembinaan medis pelayanan KB untuk fasilitas pelayanan
dasar.
Kegiatan Keluarga Berencana di Rumah Sakit telah dicanangkan mulai tahun
1973-1974 dengan Program post partum Rumah Sakit (P3RS). Pada tahun 1979-1980
program ini berubah menjadi program keluarga berencana di rumah sakit atau PKBRS.
Maka dalam hal ini RS Siti Khodijah mendukung program KB yang diselenggarakan
Pemerintah, dengan melaksanakan kegiatan pelayanan PKBRS, selain melayani pasien
intern juga melayani rujukan bidan, mitra kerja perusahaan, asuransi yang meliputi
pelayanan KB, konseling KB, penanganan komplikasi, kegagalan KB peningkatan
pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan untuk meningkatkan aksebilitas untuk
pemberian kontrasepsi mantap dan berkualitas.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 5 dari 56

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kualifikasi sumber daya manusia di RS Siti Khodijah yang melaksanakan PKBRS,
melputi :
PENDIDIKAN
NO JENIS TENAGA SERTIFIKASI
FORMAL
Pendidikan Dokter In Alarm, Pelatihan
1. Dokter Spesialis Obgyn
Spesialis PONEK
D3 kebidanan, D4 Pelatihan CTU,
2. Bidan pelaksana kebidanan, S1 Midwifery Update
Kebidanan

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan di RS Siti Khodijah yang melaksanakan PKBRS, meliputi :
Ruangan Jenis Tenaga Jumlah Keterangan
Poliklinik
Bidan 2
Kandungan
Kamar Bersalin Bidan 2
PONEK Bidan 2
Perawatan Bidan

C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jadwal dinas di RS Siti Khodijah adalah sebagai berikut:
Jadwal Dinas Waktu
Dinas Pagi Pkl 08.00 – 14.00
Dinas Sore Pkl 14.00 – 20.00
Dinas Malam Pkl 20.00 – 08.00
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 6 dari 56

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. STANDAR FASILITAS
Fasilitas pelayanan Keluarga Berencana merupakan salah satu mata rantai fasilitas
pelayanan medis Keluarga Berencana yang pada umumnya terpadu dengan fasilitas
pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan Keluarga Berencana meliputi fasilitas
pelayanan Keluarga Berencana professional dan fasilitas pelayanan Keluarga
Berencana masyarakat.
Fasilitas pelayanan Keluarga Berencana professional diselenggarakan oleh tenaga
profesional, yaitu dokter spesialis, dokter umum, bidan dan perawat kesehatan. Fasilitas
pelayanan Keluarga Berencana professional ini dapat bersifat statis dan bersifat
bergerak (mobil).
Fasilitas pelayanan Keluarga Berencana professional yang bersifat statis meliputi
pelayanan-pelayanan Keluarga Berencana yang dilaksanakan pada fasilitas pelayanan
Keluarga Berencana Sederhana, Lengkap, Sempurna dan Paripurna. Pengelompokan
fasilitas tersebut didasarkan pada kemampuan dan kewenangannya.
Fasilitas pelayanan Keluarga Berencana profesional yang bersifat bergerak (mobil)
adalah pelayanan yang menjangkau masyarakat di pedesaan, yaitu Tim Keluarga
Berencana Keliling, Puskesmas Keliling dan Tim Mobil Kontap.
Fasilitas pelayanan Keluarga Berencana oleh masyarakat ialah pelayanan Keluarga
Berencana yang diselenggarakan oleh masyarakat, meliputi PPKBD, Sub PPKBD, Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos KB – Kes, dan Kelompok Akseptor.
1) Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana Sederhana
Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana Sederhana ialah fasilitas yang mampu
dan berwenang memberikan pelayanan kontrasepsi metode :
a. Sederhana (kondom)
b. Pil KB
c. Suntik KB
d. AKDR / Implan bagi fasilitas pelayanan yang mempunyai tenaga bidan terlatih
e. Upaya penanggulangan efek samping, komplikasi ringan dan upaya rujukan.
Fungsi
a. Memberikan pelayanan KIE medis selama ataupun sesudah pelayanan
b. Memberikan pelayanan kontrasepsi sederhana, pil dan suntik KB
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 7 dari 56

c. Memberikan pelayanan AKDR / implan dan pelayanan konseling bagi


fasilitas pelayanan yang memiliki tenaga bidan terlatih
d. Memberikan pelayanan rujukan sesuai dengan kemampuan
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan
Tenaga minimal yang diperlukan :
 Bidan yang sudah mendapat pelatihan Keluarga Berencana
2) Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana Lengkap
Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana Lengkap adalah fasilitas yang mampu
dan berwenang memberikan pelayanan kontrasepsi metode :
a. Sederhana
a. Pil KB
b. Suntik KB
c. AKDR
d. Pemasangan / pencabutan implant
e. Kontrasepsi mantap pria, bagi yang memenuhi persyaratan
Fungsi
a. Memberikan pelayanan KIE medis sebelum ataupun sesudah pelayanan
b. Memberikan pelayanan kontrasepsi sederhana, pil, suntik KB, AKDR, dan
implant serta kontrasepsi mantap pria bagi yang memenuhi persyaratan
c. Memberikan pelayanan konseling bagi fasilitas yang memiliki tenaga bidan
terlatih
d. Memberikan pelayanan penanggulangan efek samping dan komplikasi sesuai
dengan kemampuan
e. Memberikan pelayanan rujukan
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan
Tenaga minimal yang diperlukan adalah :
a. Bidan atau perawat yang sudah mendapat pelatihan
a. Tenaga administrasi
3) Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana Sempurna
Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana Sempurna adalah fasilitas yang mampu
dan berwenang memberikan pelayanan kontrasepsi metode :
a. Sederhana
a. Pil KB
b. Suntik KB
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 8 dari 56

c. AKDR
d. Pemasangan / pencabutan implant
e. Kontrasepsi mantap wanita bagi fasilitas yang memenuhi persyaratan fungsi
• Memberikan pelayanan KIE medis sebelum ataupun sesudah pelayanan
• Memberikan pelayanan kontrasepsi sederhana, pil, suntik KB, AKDR, implant
dan kontrasepsi mantap wanita bagi fasilitas yang memenuhi persyaratan
• Memberikan pelayanan konseling bagi klien
• Memberikan pelayanan penanggulangan efek samping dan komplikasi
• Memberikan pelayanan rujukan
• Memberikan pelayanan penanggulangan infertilitas sesuai dengan
kemampuan
• Memberikan pelayanan kontrasepsi mantap wanita bagi fasilitas yang
memenuhi persyaratan
• Melakukan pencatatan dan pelaporan
Tenaga yang diperlukan adalah :
a. Dokter spesialis kebidanan yang telah mendapat pelatihan
b. Tenaga bidan yang telah mendapat pelatihan
Fasilitas Pelayanan KB Sempurna berlokasi dan merupakan bagian dari:
a. RSU Kelas C yang mempunyai dokter spesialis obstetrik dan ginekologi
yang telah mendapat pelatihan
b. RSU Swasta setara yang mempunyai dokter spesialis kebidanan yang telah
mendapat pelatihan
c. RSU TNI / POLRI yang mempunyai dokter spesialis kebidanan yang telah
mendapat pelatihan
d. RS Bersalin
4) Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana Paripurna
Fasilitas pelayanan keluarga berencana paripurna ialah fasilitas yang mampu dan
berwenang memberikan semua jenis pelayanan kontrasepsi ditambah dengan
pelayanan rekanalisasi dan penanggulangan infertilitas.
Fungsi
• Memberikan pelayanan KIE medis baik sebelum maupun sesudah pelayanan.
• Memberikan pelayanan kontrasepsi sederhana, pil, suntik KB, AKDR d a n
implant serta kontrasepsi mantap wanita.
• Memberikan pelayanan penanggulangan efek samping dan komplikasi.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 9 dari 56

• Memberikan pelayanan rujukan.


• Memberikan pelayanan rekanalisasi.
• Memberikan pelayanan penanggulangan infertilitas.
• Melakukan pencatatan dan pelaporan.
• Melaksanakan pelatihan medis teknis dan konseling.
• Melakukan penelitian teknologi kontrasepsi dan biomedis.
Tenaga minimal yang diperlukan :
• Dokter spesialis obstetrik dan ginekologi yang telah mendapat pelatihan
penanggulangan infertilitas dan rekanalisasi.
• Dokter spesialis anestesi.
• Bidan yang telah mendapat pelatihan.
Fasilitas pelayanan keluarga berencana paripurna berlokasi dan merupakan
bagian dari:
a. RSU kelas A.
a. RSU TNI/POLRI kelas I.
b. RSU swasta setara.
c. RSU kelas B yang sudah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rekanalisasi.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 10 dari 56

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. SISTEM PELAYANAN KB DI RUMAH SAKIT


1. Pelayanan dilakukan sesuai standar di RS
2. Pendekatan Satu Atap (One Stop Service)
3. Terpadu dengan komponen kesehatan produksi lainnya
4. Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana sesuai ketentuan
5. Dokumentasi tindakan
6. Sistem rujukan
7. Monitoring dan evaluasi
8. Ayoman pasca pelayanan

B. ISU POKOK PENINGKATAN MANAJEMEN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA


DI RUMAH SAKIT
1. Peningkatan tata kelola pelayanan KB di Rumah Sakit
2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan SDM yang kompeten
3. Peningkatan ketersediaan kebutuhan Alkon sesuai kebutuhan dan berkesinambungan
4. Peningkatan sarana, prasarana dan peralatan untuk pelayanan KB di Rumah Sakit
5. Pembiayaan pelayanan KB di Rumah Sakit
6. Peningkatan komitmen Pemda
7. Peningkatan kemitraan Organisasi Profesi dan Asosiasi terkait
8. Monitoring dan Evaluasi dalam PKBRS

C. KEBIJAKAN RUMAH SAKIT


1. Standar pelayanan medis pelayanan KB
2. Alur pencatatan-pelaporan program
RS wajib melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan PKBRS.
Pencatatan dan pelaporan dengan menggunakan formulir dari BKKBN dan Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS)
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 11 dari 56

D. PROSEDUR
1. Identifikasi Klien
Klien/calon akseptor yang datang untuk dilayani KB di RS pada tahap awal
akan melalui prosedur sebagai berikut :
a) Jika klien baru :
 Dapat berasal dari rujukan luar maupun dalam RS serta datang sendiri.
 Dilakukan anamnesis penyakit dan keikutsertaan dalam KB oleh
petugas paramedis.
 Pada status/rekam medik akan diberikan cap/stempel PKBRS.
 Apabila klien bersedia menjadi akseptor KB maka diarahkan ke poli PKBRS.
 Apabila pasien belum mau ikut KB tetap dirujuk ke poli PKBRS untuk
mendapat KIE.
b) Jika klien lama/ulangan :
 Dapat berasal dari rujukan luar maupun dalam RS atau datang sendiri.
 Dilakukan anamnesis penyakit dan keikutsertaan dalam KB oleh petugas
paramedis.
 Apabila telah dilakukan KIE dan konseling sebelum ke RS, maka
konseling yang diberikan berupa pemantapan pilihan.
 Pada status/rekam medik akan diberikan cap/stempel PKBRS.
c) Klien dengan kasus khusus (misalnya : efek samping, komplikasi, pasca
persalinan/keguguran) sebelum dilakukan KIE dan konseling maka
permasalahannya harus ditangani dengan baik terlebih dahulu.
d) Dalam rangka meningkatkan cakupan peserta KB aktif, pelayanan KB pasca
persalinan di RS harus menjadi prioritas utama. Hal ini berarti diharapkan sebelum
pasien pasca persalinan pulang sudah dilakukan pelayanan KB.

E. KOMUNIKASI-INFORMASI-EDUKASI (KIE)
 Setelah dilakukan identifikasi Klien maka dilakukan kegiatan KIE.
 Dalam KIE tersebut akan diberikan informasi mengenai berbagai metode
kontrasepsi yang tersedia di RS tersebut.
 KIE dapat diberikan oleh bagian promosi kesehatan/tenaga kesehatan yang sudah
terlatih dalam memberikan KIE.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 12 dari 56

F. KONSELING
Setelah diberikan KIE maka dilakukan konseling dengan menggunakan alat bantu
pengambilan keputusan (ABPK) untuk memberikan bantuan kepada klien dalam
pengambilan keputusan pemilihan kontrasepsi yang cocok.

G. PENAPISAN MEDIS
Setelah pasien memilih jenis kontrasepsi yang akan digunakan kemudian dilakukan
penapisan medis oleh dokter/dokter spesialis.

H. PELAYANAN KONTRASEPSI
 Pelayanan kontrasepsi diberikan oleh tenaga medis (dokter spesialis/dokter
terlatih/bidan) tergantung jenis kontrasepsi yang digunakan.
 Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi dan memperhatikan
hak pasien termasuk membuat informed consent.
 Apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium, radiologi dan sebagainya.
 Pelayanan yang diberikan meliputi :
- Pelayanan preventif yaitu pelayanan kontrasepsi dengan lebih
mengutamakametode efektif terpilih (IUD, implant dan kontrasepsi
mantap).
- Pelayanan kuratif yaitu pelayanan efek samping, komplikasi dan kegagalan
penggunaan kontrasepsi serta pelayanan ginekologis pada akseptor KB.
- Pelayanan rehabilitatif, berupa pelayanan infertilitas dan
reversibilitas (pemulihan kesuburan).

I. PEMANTAUAN MEDIS DAN PEMBERIAN NASEHAT PASCA TINDAKAN


DILAKUKAN OLEH PETUGAS KLINIK/MEDIS.

J. KUNJUNGAN KONTROL
Dapat dilakukan di tempat pemberi layanan (RS) atau fasilitas kesehatan diluar RS
(Puskesmas, klinik, dokter/bidan swasta) apabila klien sebelumnya merupakan
kiriman/rujukan dari sarana pelayanan kesehatan tersebut.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 13 dari 56

K. ALUR PELAYANAN KB RSUD dr. SAYYIDIMAN MAGETAN

SISTEM RUJUKAN
Rujukan pelayanan kesehatan adalah upaya pelimpahan tanggung jawab dan
wewenang secara timbal balik dalam pelayanan kesehatan untuk penyelenggaraan
kesehatan paripurna. Rujukan penyelenggaraan pelayanan KB dapat dilakukan dari unit
pelayanan KB di luar RS (RSIA/RB/Puskesmas) ke RS atau unit pelayanan KB di RS ke
RS lain dengan kemampuan pelayanan KB lebih tinggi.
Rujukan dapat berlangsung secara vertikal dan horizontal, rujukan balik, rujukan
eksternal dan internal sesuai dengan fungsi koordinasi dan jenis kemampuan yang
dimiliki. Rujukan internal berpedoman pada prosedur rujukan di dalam RS dan
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 14 dari 56

mekanisme kerja di bagian terkait.


Ruang lingkup rujukan mencakup :
- Rujukan kesehatan (rujukan tenaga ahli dan rujukan sarana/logistik).
- Rujukan medis/kasus (rujukan ilmu pengetahuan dan rujukan teknologi termasuk
rujukan spesimen, radiologi dan laboratorium).
Pelaksanaan pelayanan rujukan didasarkan kriteria sebagai berikut :
1. Pelayanan KB belum/tidak tersedia pada fasilitas kesehatan tersebut.
1. Komplikasi atau kegagalan lebih lanjut yang tidak bisa ditangani oleh unit pelayanan
sederhana/diluar RS (Puskesmas, Bidan, RS/RB, dokter praktik swasta).
2. Kasus-kasus yang membutuhkan penanganan dengan sarana/teknologi yang lebih
canggih/memadai (misalnya layanan infertilitas)

M. MENYELENGGARAKAN KONSELING MENGENAI KB DAN KONTRASEPSI TERMASUK


METODE AMENORHEA LAKTASI (MAL) UNTUK PASIEN DAN SUAMI SEBELUM
MENINGGALKAN RS.
Penyelenggaran konseling KB merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
membantu pasien dan suami dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang
akan digunakan sesuai dengan pilihannya
Tujuan pemberian konseling KB
 Memberikan informasi KB yang lebih rinci
 Memastikan bahwa kontrasepsi pilihan klien telah sesuai dengan kondisi
kesehatannya
 Merujuk klien seandainya kontrasepsi yang dipilih tidak tersedia di klinik atau jika
klien membutuhkan bantuan medis.
 Memberikan konseling pada kunjungan ulang untuk memastikan bahwa klien
tidak mengalami keluhan.
Tempat konseling dilaksanakan oleh bidan dan dokter di ruang perawatan maupun di
poli kandungan.

1. Pelayanan KB Alamiah ( MAL, Coitus Interuptus, Sistem Kalender)


1.1 MAL ( Metode Amenore Laktasi )
adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
secara Eksklusif yaitu hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman apa pun lainnya.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 15 dari 56

Cara Kerja: Penundaan /penekanan ovulasi


MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
a. Menyusui secara penuh (Full breast feeding), lebih efektif bila
pemberian > 8 x sehari.
b. Belum haid
a. Umur bayi kurang dari 6 bulan, sehingga MAL efektif sampai 6 bulan.
Keuntungan MAL
a. Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan).
b. Segera efektif dan tidak mengganggu senggama.
c. Tidak ada efek samping
d. Tidak perlu pengawasan medis
e. Tidak perlu obat atau alat dan tanpa biaya.
1.1 Senggama terputus / Coitus Interuptus adalah metode keluarga berencana
tradisional dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya dari vagina sebelum
pria mencapai ejakulasi.
Cara Kerja :
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak
masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan
ovum, dan kehamilan dapat dicegah.
Keuntungan :
a. Efektif bila dilakukan dengan benar.
a. Tidak menganggu produksi ASI
b. Dapat dipakai sebagai pendukung metode KB lain
c. Tidak ada efek samping
d. Dapat digunakan setiap waktu dan tidak membutuhkan biaya.
1.3 Sistem Kalender
Adalah mencegah kehamilan dengan cara tidak melakukan senggama
pada masa subur yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid atau
terdapat tanda tanda adanya kesuburan yaitu keluarnya lendir encer dari
vagina.
Profil Teknik pantang berkala:
a. Ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung.
b. Efektif bila dipakai dengan tertib.
c. Tidak ada efek samping
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 16 dari 56

d. Pasangan secara sukarela menghindari sanggama pada masa subur


ibu Penyelenggaraan pelayanan KB Alamiah berupa kegiatan
konseling dengan menggunakan ABPK (Alat Bantu Pengambilan
Keputusan), dilakukan di Poli Obgyn dan ruang perawatan :
1) Petugas Melakukan persiapan (Tempat, materi, alat bantu).
2) Petugas memberikan Salam
3) Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
4) Petugas menguraikan tentang hal hal yang berkaitan dengan
MAL dan alternative kontrasepsi yang lain.
5) Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai
dengan keadaannya.
6) Petugas menjelaskan secara lengkap tentang kontrasepsi
pilihannya, dan ulangi hal hal yang penting dan perlu untuk di
ingat.
7) Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
8) Petugas mencatat di kartu KB.

2. Pelayanan KB Hormonal (Pil,Suntik,Implan)


KB Hormonal merupakan kontrasepsi dengan menggunakan hormon estrogen
dan hormone progesteron.
2.1 Pil KB
Adalah kontrasepsi bentuk pil / tablet diminum, yang merupakan kombinasi
dari hormone estrogen dan progesteron.
Cara Kerja Pil KB
 Menekan ovulasi
 Mencegah implantasi
 Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
 Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan
sendirinya akan terganggu pula.
Manfaat Pil KB
 Memiliki efektifitas tinggi bila diminum setiap hari.
 Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
 Tidak mengganggu hubungan seksual.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 17 dari 56

 Siklus haid menjadi teratur,banyaknya darah haid berkurang, tidak


terjadi nyeri haid.
 Dapat digunakan jangka panjang selama masih menginginkan untuk
mencegah kehamilan.
 Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
 Mudah dihentikan setiap saat.
 Kesuburan segera kembali setelah pengguna pil dihentikan.
 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
 Membantu mencegah:
a. Kehamilan ektopik
a. Kanker ovarium
b. Kanker endometrium
b. Kista ovarium
c. Penyakit radang panggul
d.Kelainan jinak pada payudara
e. Dismenore
f. Akne
Waktu mulai menggunakan pil KB
 Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut
tidak hamil
 Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid. Boleh menggunakan pada hari
ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom).
Mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan
seksual sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual
sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.
 Setelah melahirkan:
 Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
 Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
 Pasca keguguran ( segera atau dalam waktu 7 hari)
Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan
dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.
Efek Samping menggunakan pil KB timbul:
 Gangguan menstruasi (tidak haid / amenore, haid sedikit tapi lama/
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 18 dari 56

spotting)
 Mual, pusing atau muntah. Kontra Indikasi
 Hamil atau di curigai hamil
 Menyusui eksklusif
 Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
 Penyakit hati akut
 Perokok dengan usia > 35 tahun
 Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah > 180/110 mmhg
 Riwayat faktor pembekuan darah atau kencing manis
 Kanker payudara
 Migrain dan gejala nuerologik dan
 Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
2.2 KB Suntik
Adalah kontrasepsi hormonal yaitu 25 mg Medroksiprogesteron Asetat dan 5
mg Estradiol (Cyklofem) dan yang mengandung progestin (MPA) yang
diberikan secara suntikan.
Cara Kerja
 Menekan ovulasi
 Membuat lender serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu.
 Perubahan pada endometrium ( atrofi ) sehingga implantasi terganggu.
 Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Jenis KB suntik
a. Suntikan 1 bulan
Suntikan 1 bulan atau suntikan kombinasi yang isinya 25 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan
dengan cara di suntikan intramuscular sebulan sekali.
b. Suntikan 3 bulan
Suntikan yang diberikan Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera)
mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntikan intramuscular.
Waktu Mulai menggunakan kontrasepsi suntikan :
 Setiap saat selama siklus haid,mulai hari pertama sampai hari ke-7
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 19 dari 56

siklus haid, asal ibu tidak hamil.


 Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asalkan ibu tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
 Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan, suntikan pertama dapat segera
diberikan asalkan ibu tidak hamil dan sebelumnya menggunakan
kontrasepsi dengan benar dan tidak perlu menunggu haid datang.
 Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat
diberikan asalkan ibu tidak hamil dan ibu saat haid hari pertama
sampai hari ke 7 siklus haid.
 Bila pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan
dapat diberikan asal tidak hamil, bila sudah haid suntikan bisa diberikan
pada siklus hari 1 sampai 7.
 Pasca keguguran, suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari.
 Pasca persalinan 3 minggu tidak menyusui suntikan kombinasi dapat
diberikan
 Pasca persalinan < 6 bulan dan menyusui sebaiknya diberikan suntikan 3
bulan
Keuntungan Kontrasepsi Suntikan
 Sangat efektif untuk pencegahan kehamilan jangka panjang.
 Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
 Tidak pengaruh terhadap ASI
 Sedikit efek samping
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
 Tidak perlu periksa dalam
 Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai pramenopase.
 Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
 Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara, anemia .
 Mencegah beberapa penyakit radang panggul
Kerugian / Efek samping
 Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 20 dari 56

/ spotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari.


 Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan akan hilang
setelah suntikan kedua atau ketiga.
 Penambahan berat badan
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan
infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan
setelah penghentian pemakaian .
Kontra Indikasi Suntik KB
 Hamil atau di duga hamil
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
 Tidak dapat menerima terjadi gangguan haid.
 Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
 Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi
>180/110 mmhg.
 Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun
 Penyakit hati akut.

2.3 Kontrasepsi Implan


Adalah kontrasepsi hormonal yang dipasang dibawah kulit lengan kiri
bagian dalam .
Jenisnya Kontrasepsi implant:
 Norplant terdiri dari 6 batang untuk 5 tahun berisi 36 mg Levonorgestrel.
 Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur, dengan masa kerja 3 tahun,
berisi 68 mg 3-Keto-desogestrel.
 Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang untuk 3 tahun, berisi 75 mg
Levonorgestrel.
Cara Kerja
 Lendir serviks menjadi kental.
 Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi.
 Mengurangi transportasi sperma
 Menekan ovulasi.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 21 dari 56

Keuntungan
 Perlindungan jangka panjang
 Pengembalikan tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
 Bebas dari pengaruh estrogen.
 Tidak mengganggu kegiatan senggama.
 Tidak mengganggu ASI
 Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
 Dapat dicabut setiap sesuai dengan kebutuhan.
 Mengurangi jumlah darah haid
 Menurunkan angka kejadian endometriosis.
Efek Samping
 Nyeri Kepala
 Peningkatan dan penurunan berat badan
 Nyeri payudara
 Perasaan mual
 Perubahan perasaan atau kegelisahan
 Membutuhkan tindak minor untuk insersi dan pencabutan
 Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat tuberculosis dan obat
epilepsy
 Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi
Indikasi Implan
 Usia reproduksi, telah memiliki anak atau belum
 Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi.
 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
 Pasca persalinan dan tidak menyusui, pasca keguguran.
 Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
 Riwayat kehamilan ektopik
 Tekanan darah > 180/110 mmhg, dengan masalah pembekuan darah,
anemia.
 Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 22 dari 56

estrogen.
 Sering lupa menggunakan pil
Kontra Indikasi :
 Hamil / diduga hamil
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
 Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
 Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
 Miom uterus dan kanker payudara
 Gangguan toleransi glukosa

3. Pelayanan KB Non Hormonal ( Kondom, IUD, MOW)


3.1.Kontrasepsi Kondom
adalah jenis kontrasepsi yang berbentuk selubung / sarung karet yang
terbuat dari berbagai bahan karet, plastic, bahan alami yang dipasang pada
penis saat hubungan seksual.
Cara Kerja :
 Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan
cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada
penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran
reproduksi perempuan.
 Mencegah penularan microorganisme dari satu pasangan kepasangan
yang lain.
Keuntungan
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
 Murah dan dapat dibeli secara umum
 Metode kontrasepsi sementara dan tidak perlu periksa dokter

Efek samping
 Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan)
 Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 23 dari 56

 Dicurigai adanya reaksi alergi (Spermisida)


 Mengurangi kenikmatan hubungan seksual.
Langkah-langkahnya:
a. Klien Daftar diloket pendaftaran
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat,materi,alat bantu).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menjelaskan tentang hal hal yang berkaitan dengan
Kontrasepsi dengan memakai ABPK dan APE KB
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai
dengan keadaannya.
g. Petugas melakukan anamnesa dan inform consent kepada klien.
h. Petugas melakukan pemeriksaan dan penapisan.
i. Petugas memberikan pelayanan kontrasepsi Kondom.
j. Petugas menjelaskan kembali tentang hal-hal yang penting yang perlu
diingat seputar kontrasepsi kondom.
k. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
l. Petugas mencatat pada kartu KB dan Regester KB.

3.2 Kontrasepsi IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


Adalah Jenis Kontrasepsi non hormonal yang dipasang di dalam rahim.
Jenis AKDR
 AKDR CuT-380A
 Berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus terbuat dari tembaga
(Cu).
 NOVA T (Schering)
Cara Kerja :
 Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
 Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
 AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
 Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
Keuntungan IUD/AKDR
 Sangat Efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 24 dari 56

 AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.


 Metode jangka panjang (10 tahun).
 Tidak mempengaruhi hebengan seksual
 Tidak ada efek samping hormonal
 Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
 Dapat di pasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (bila
tidak ada terjadi infeksi)
 Dapat digunakan sampai menopause
 Membantu mencegah kehamilan ektopik dan tidak ada interaksi dengan
obat- obat.
Indikasi :
 Tidak hamil
 Usia Reproduksi, Gemuk / kurus.
 Keadaan Nulipara
 Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
 Setelah melahirkan menyusui atau tidak menyusui bayi.
 Setelah abortus atau kegagalan kehamilan dan tidak terlihat infeksi
 Ibu dengan penyakit yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormon.
Kontra indikasi ;
 Sedang hamil
 Perdarahan vagina yang tidak diketahui
 Sedang menderita infeksi alat genital.
 Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau
abortus septic.
 Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim.
 Diketahui penyakit TBC Pelvik
 Kanker alat genital
 Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Efek Samping :
 Amenorea
 Kejang
 Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 25 dari 56

 Benang yang hilang


 Adanya pengeluaran cairan dari vagina/dicurigai adanya PRP.

Langkah-langkahnya:
a. Klien Daftar diloket pendaftaran
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat, materi, alat bantu).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menjelaskan tentang hal hal yang berkaitan dengan
Kontrasepsi dengan memakai ABPK dan APE KB
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai
dengan keadaannya.
g. Petugas melakukan anamnesa dan inform consent kepada klien.
h. Petugas melakukan pemeriksaan dan penapisan.
i. Petugas memberikan pelayanan kontrasepsi IUD.
j. Petugas menjelaskan kembali tentang hal-hal yang penting yang perlu
diingat seputar kontrasepsi IUD.
k. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
l. Petugas mencatat di kartu KB dan Regester KB.
3.3 MOW
Adalah metode KB dengan melakukan pengikatan atau pemotongan pada
tuba fallopi (saluran yang menghubungkan kandung telur dengan rahim), yang
bertujuan untuk mencegah sel telur bertemu dengan sperma di saluran ini.
Waktu Penggunaan:
 Dapat segera diberikan dalam 7 hari pertama setelah persalinan maupun
pasca keguguran (WHO Mec 2015)
 Bila ada infeksi atau pasca abortus tidak aman tunda 3 bulan
Keuntungan:
 Sangat efekti 0.5 kehamilan per 100 pengguna selama setahun pertama
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
 Tidak ada efek samping hormonal
Keterbatasan
 Harus melalui prosedur medis
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 26 dari 56

 Tidak melindungi dari infeksi menular seksual


 Rasa nyeri atau tidak nyaman pasca Tindakan

Yang dapat menjalani MOW


 Usia > 35 tahun
 Paritas > 2
 Yakin dengan jumlah kehamilan yang diinginkan
 Kehamilan berikutnya agan memberikan risiko kesehatan yang serius
 Pasca persalinan dan pasca keguguran
 Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
Kontraindikasi
 Hamil atau dicurigai hamil
 Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
 Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
 Tidak boleh menjalani prosedur pembedahan
 Ragu-ragu untuk menjalani prosedur
 Tidak menandatangani persetujuan medis tertulis

N. PELAYANAN KB PADA PASIEN HIV


Keluarga berencana (KB) pada orang HIV adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri yang terkonfirmasi positif HIV untuk mengindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami dan istri , menentukan jumah anak dalam keluarga dan
pencegahan penularan dari ibu ke anak.
Ibu hamil maupun yang tidak hamil dengan terkonfirmasi HIV positif diberikan pengobatan
ARV segera tanpa memperhitungkan jumlah CD4 dan umur kehamilan, serta pengobatan
ARV diberikan seumur hidup. Semua ibu hamil dengan terkonfirmasi HIV diberi konseling
dan pelayanan KB postpartum. Semua metode kontrasepsi dapat digunakan oleh
perempuan dengan HIV, kecuali kontrasepsi hormonal tertentu yang mengurangi
efektifitas ARV (kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen).
Petugas Kesehatan dapat memberikan pelayanan KB pada pasien HIV positif dengan
syarat menggunakan APD level 2.

O. PELAYANAN KB PADA PASIEN COVID-19


Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 27 dari 56

KePluarga berencana (KB) pada pasien COVID-19 adalah tindakan yang membantu
individu atau pasangan suami istri yang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk mengindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran, mengontrol waktu
saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami dan istri , menentukan jumah anak
dalam keluarga.
Menurut Panduan Pelayanan KB dan Kespro dalam Situasi Pandemi Covid 19 yang
diterbitkan oleh Kemenkes RI yaitu bagi akseptor KB yang sudah habis masa pakainya
atau sudah jadwal kontrol, jika tidak memungkinkan untuk datang ke petugas kesehatan
dapat menggunakan kondom yang dapat diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB
atau kader melalui telfon. Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara tradisional
(pantang berkala atau senggama terputus). Ibu yang sudah melahirkan sebaiknya
langsung menggunakan KB Pasca Persalinan.
Petugas Kesehatan harus menggunakan APD dengan level 3 yang disesuaikan dengan
pelayanan yang diberikan dan memastikan klien menggunakan masker.

P. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KB PARIPURNA


Di RS Siti Khodijah belum tersedia untuk penatalaksanaan KB paripurna.

Q. MENYELENGGARAKAN KONSELING MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI


TERMASUK KONSELING PRA NIKAH
Dalam melakukan peran mereka sebagai pasangan, seorang suami dan istri
haruslah memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik. Salah satu indikasi bahwa calon
pengantin yang sehat adalah bahwa kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang
baik. Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang menunjukkan kondisi kesehatan
fisik, mental, dan sosial seseorang dihubungkan dengan fungsi dan proses reproduksinya
termasuk di dalamnya tidak memiliki penyakit atau kelainan yang mempengaruhi kegiatan
reproduksi tersebut. Dalam kesehatan reproduksi pembagian peran sosial perempuan
dan laki-laki mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan perempuan dan laki-laki.
Peran sosial laki-laki dan perempuan itu semakin dirasakan dalam kesehatan reproduksi.
Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia, misalnya
masalah pergaulan bebas pada remaja, kehamilan remaja, aborsi yang tidak aman,
kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi. Status/posisi perempuan di
masyarakat merupakan penyebab utama masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi
perempuan.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 28 dari 56

Kesehatan karena menyebabkan perempuan kehilangan kendali terhadap


kesehatan, tubuh, dan fertilitasnya. Perempuan lebih rentan dalam menghadapi risiko
kesehatan reproduksi seperti kehamilan, melahirkan, aborsi yang tidak aman, dan
pemakaian alat kontrasepsi. Karena struktur alat reproduksinya, perempuan lebih rentan
secara sosial maupun fisik terhadap penularan IMS, termasuk HIV-AIDS. Masalah
kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dari hubungan laki-laki dan perempuan. Namun
keterlibatan, motivasi, serta partisipasi laki-laki dalam kesehatan reproduksi masih
sangat kurang. Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi, khususnya
yang berkaitan dengan IMS termasuk HIV-AIDS. Karena itu dalam menyusun strategi
untuk memperbaiki kesehatan reproduksi harus diperhitungkan pula kebutuhan,
kepedulian, dan tanggung jawab laki-laki. Walaupun korban kekerasan adalah
perempuan dan laki-laki, perempuan pada dasarnya lebih rentan terhadap kekerasan
atau perlakuan kasar, yang pada dasarnya bersumber pada subordinasi perempuan
terhadap laki-laki atau hubungan gender yang tidak setara.
1. Persiapan Pra Nikah
a. Persiapan Fisik:
Pemeriksaan status kesehatan :
 Tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah)
 Pemeriksaan Darah rutin : Hb, Trombosit, Lekosit,
Pemeriksaan Darah yang dianjurkan :
• Darah lengkap,Golongan Darah, Rhesus Gula Darah Sewaktu (GDS)
• Thalasemia
• Hepatitis B dan C
• Sifilis, HIV, TORCH (Toksoplasmosis, Rubella, Citomegalo virus dan
Herpes simpleks)
 Pemeriksaan Urin
b. Persiapan Gizi :
Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui
penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi besi serta
defisiensi asam folat.
c. Status Imunisasi TT:
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus
dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai kekebalan
penuh.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 29 dari 56

Status TT Interval ( selang waktu) Lama


TT I 0
TT II Seminggu setelah TT I 3 Tahun
TT III 6 bulan setelah TT II 5 Tahun
TT IV 1 Tahun setelah TT III 10 Tahun
TT V 1 Tahun setelah TT IV 25 Tahun
d. Menjaga kebersihan organ reproduksi
 Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.
 Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non sintetik.
 Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab/bau.
 Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang dengan
menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau tisu.
 Khusus untuk perempuan:
 Tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina.
 Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu lama.
 Pergunakan pembalut ketika mentruasi dan diganti paling lama setiap
4 jam sekali atau setelah buang air.
 Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan berwarna
harap memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
 Bagi laki-laki dianjurkan disunat untuk kesehatan.

2. Pemeriksaan Medis yang sebaiknya dilakukan sebelum menikah :


a. Tes Kesuburan
Untuk mengetahui peluang memiliki keturunan, kamu dan pasangan bisa
menjalani tes kesuburan, yaitu sebuah tes yang dilakukan untuk mengetahui
apakah organ reproduksi pria maupun wanita cukup mendukung untuk
mengalami kehamilan secara alami. Sebenarnya pemeriksaan ini tidak wajib
untuk dilakukan, namun tes kesuburan sebelum menikah sedikit banyak bisa
membantu merencanakan kehidupan keluarga kelak.
b. Kesehatan Reproduksi
Selain tes kesuburan, sebenarnya ada jenis tes yang lebih dianjurkan bagi
pasangan yang akan menikah, yaitu terkait kesehatan organ-organ reproduksi.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi risiko penyakit menular seksual ata u
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 30 dari 56

penyakit tertentu yang bisa ditularkan ke pasangan. Dengan demikian, kamu dan
pasangan bisa mengantisipasi penularan penyakit sebelum nantinya aktif
melakukan hubungan intim.
c. Tes Darah
Sebelum menikah, kamu dan pasangan bisa memilih untuk melakukan tes darah
serta mengetahui golongan darah dan rhesus. Pemeriksaan darah bisa dilakukan
secara lengkap meliputi cek Hb, hematokrit, leukosit, trombosit, eritrosit, dan laju
endap darah (LED).
Manfaat dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kadar kolesterol, sehingga
terhindar dari risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Pemeriksaan darah bagi
wanita juga bermanfaat untuk mengukur kadar Hb. Sebab, tingkat Hb yang
rendah bisa meningkatkan risiko thalassemia saat menjalani kehamilan kelak.
d. Tes Hepatitis B
Percaya atau tidak, tes hepatitis B menjadi jenis pemeriksaan yang cukup
dianjurkan untuk dilakukan sebelum menikah. Pemeriksaan ini akan memberi
gambaran apakah kamu atau pasangan memiliki hepatitis B atau tidak, risiko
penyakit ini pun bisa diketahui melalui tes.
Virus hepatitis B bisa bertahan lama di dalam tubuh pengidapnya dan
mengganggu fungsi hati. Kabar buruknya, virus penyebab penyakit ini sangat
mudah menular melalui hubungan intim, bahkan bisa juga ditularkan ke janin di
dalam kandungan yang kemudian bisa menyebabkan bayi lahir cacat.

3. Manfaat Konseling Pernikahan


Konseling pernikahan bukan hanya kegiatan “formalitas” yang dilakukan sebelum
menikah. Kegiatan ini justru punya banyak manfaat untuk kamu dan pasangan
sebelum mengarungi rumah tangga bersama. Apa saja manfaatnya?
a. Perencanaan Keluarga yang Baik
Melalui konseling pernikahan, kamu dan pasangan akan diberikan bekal
informasi mengenai perencanaan keluarga yang baik. Mulai dari bagaimana
cara menghadapi isu rumah tangga, membangun komunikasi yang efektif
dengan pasangan dan mertua, mengelola keuangan keluarga, hingga peran
dan tanggung jawab suami- istri. Dengan begitu, kamu dan pasangan akan
memiliki bekal yang cukup untuk membangun keluarga yang harmonis.
b. Mencegah Perceraian
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 31 dari 56

Sebuah studi melaporkan bahwa pasangan yang pergi ke konseling


pernikahan berisiko lebih kecil untuk bercerai dibandingkan dengan mereka
yang tidak datang. Ini karena melalui konseling pernikahan, kamu dan
pasangan akan diajak untuk mengidentifikasi ketakutan, nilai-nilai, keyakinan,
kebutuhan, dan keinginan dalam membina rumah tangga kelak. Dengan
begitu, kamu dan pasangan akan berupaya bersama untuk melawan rasa
takut dan menerapkan nilai-nilai yang diyakini untuk mewujudkan rumah
tangga yang diharapkan.
c. Berbagi Pengalaman dengan Konselor
Minimnya pengalaman tak jarang membuat hubungan pasangan menjadi
renggang. Oleh sebab itu, melalui konseling pernikahan, kamu bisa bertanya
tentang cara membangun rumah tangga yang baik dengan konselor,
seseorang yang sudah dianggap memiliki pengalaman yang cukup untuk
membantu pasangan menyelesaikan masalah rumah tangga. Jadi, kamu dan
pasangan akan memiliki “rambu-rambu” sebelum mengambil langkah besar
kedepannya.

d. Mempersiapkan Kehamilan dengan Baik


Hal lain yang juga dibahas dalam konseling pernikahan adalah cara
mempersiapkan kehamilan dengan baik. Ini termasuk menentukan kapan
waktu yang tepat untuk hamil, menghitung jarak kehamilan yang aman,
menyusun langkah-langkah untuk mempersiapkan kehamilan dan persalinan,
hingga cara membesarkan anak kelak (termasuk pola asuh, menentukan
pendidikan, dan lain- lain).
Terdapat tiga masa dalam reproduksi, antara lain :
1. Masa menunda perkawinan dan kehamilan
1. Masa menjarangkan kehamilan
2. Masa mencegah kehamilan
Fase diatas berkaitan dengan 4 terlalu :
1. Terlalu muda hamil
1. Terlalu muda melahirkan
2. Terlalu dekat jarak melahirkan
3. Terlalu sering melahirkan
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 32 dari 56

R. KONSELING
Konseling merupakan suatu bentuk komunikasi interpersonal yang khusus, yaitu
suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan kepada orang lain dalam membuat
suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap klien
meliputi fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Pelayanan konseling dimaksud merupakan proses informed choice, dimana klien
telah menentukan pilihan kontrasepsi berdasarkan informasi yang telah diterima secara
lengkap.
Konseling lebih diutamakan untuk pasien baru serta dapat diberikan pra dan pasca
pelayanan KB oleh petugas medis dan paramedik terlatih yaitu dokter, bidan, perawat.
Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu :
1) Pembinaan hubungan baik (rapport)
2) Penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan, kekuatan diri, dsb)
dan pemberian informasi (sesuai kebutuhan).
3) Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, perencanaan.
4) Menindak lanjuti pertemuan.
Dalam ketrampilan konseling, hal-hal yang harus dilakukan oleh petugas yaitu:
1) Bertanya dengan pertanyaan terbuka
2) Mendorong klien untuk bertanya
3) Memperlakukan klien dengan hormat
4) Melayani klien secara pribadi
5) Mendiskusikan kunjungan berikutnya
6) Menanyakan kekhawatiran klien
7) Menggunakan alat bantu visual
8) Menggunakan rekam medis klien
9) Meyakinkan kerahasiaan klien.
Dalam menjalankan tugas konseling ini Departemen Kesehatan sudah menyusun alat
bantu pengambilan keputusan (ABPK).

S. HUBUNGAN KERJA DALAM PELAYANAN KB RUMAH SAKIT


Pelayanan KB di RS dilakukan secara terpadu oleh tim yang melibatkan unsur-unsur
kesehatan maupun non kesehatan. Seluruh unit/bagian dalam RS turut terlibat dalam
mendukung layanan tersebut terutama dalam KIE dan rujukan internal sehingga
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 33 dari 56

penjaringan calon akseptor potensial meningkat. Disamping itu RS juga memiliki


hubungan kerja dengan institusi lain diluar RS yang bersifat koordinasi dan teknis medis
layanan KB.
a. Koordinasi
Dalam melakukan kegiatan tersebut diatas, RS melakukan koordinasi dengan berbagai
institusi seperti BKKBN Pusat, Institusi KB di daerah, Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota), Dinas Kesehatan, Asuransi, LSM dan sebagainya meliputi :
1. Promosi pelayanan KB RS
2. Pembiayaan
3. Penyediaan fasilitas, sarana/prasarana
4. Penyediaan SDM
5. Pelaporan
6. Monitoring dan evaluasi
7. Pelayanan KB diluar RS
b. Teknis Medis
RS bersama dengan organisasi profesi memiliki hubungan kerja yang bersifat teknis
medis layanan KB dalam rangka pemantapan dan peningkatan mutu pelayanan
terutama penggunaan metode/alat kontrasepsi/meliputi :
a. Pendidikan dan pelatihan
b. Sertifikasi
c. Jaga mutu
RS juga melakukan kemitraan dengan berbagai institusi seperti : Seminar, Institusi
Pendidikan Kesehatan, Klinik-klinik KB di luar rumah sakit, Rumah Bersalin,
Puskesmas dan sebagainya.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 34 dari 56

BAB V
LOGISTIK

a. Panduan dasar penyimpanan alat/obat kontrasepsi


Tata cara penyimpanan alat/obat kontrasepsi yang baik merupakan upaya menjaga agar
kualitas alat/obat kontrasepsi tersebut selalu dalam kondisi yang baik aman untuk
digunakan oleh klien KB. Untuk itu, para petugas di klinik dan di lapangan perlu
memperhatikan pedoman dasar alat/obat kontrasepsi yang isinya antara lain sebagai
berikut.
 Bersihkan dan sterilisasi tempat penyimpanan alat/obat kontraspsi secara
teratur
 Simpan alat/obat kontrasepsi dalam keadaan kering, tidak lembab, \
X mendapat ventilasi udara yang baik, dan tidak terkena sinar matahari langsung
 Pastikan bahwa alat pengaman bahaya kebakaran berada dalam kondisi
baik, serta siap dan mudah digunakan/diambil
 Tempatkan dus kondom terbuat dari karton, agar dijauhkan dari sumber
lisrik/lampu, untuk mencegah bahaya kebakaran
 Tempatkan dus penyimpanan alat/obat kontrasepsi (yang berada di gudang):
1. Kurang lebih 10 cm di atas lantai
1. Kurang lebih 30 cm dari tembok atau dinding
2. Tinggi susunan dus tidak lebih dari 2,5 meter
 Agar diatur dus karton sedemikian rupa sehingga kartu identitas/label yang berisi
batas waktu kadaluarsa atau waktu pembuatan di pabrik dapat mudah dilihat
 Tempatkan alat/obat kontrasepsi pada posisi yang memungkinkan untuk
pendistribusian pada sistem FEFO (first expire-first out distribution yaitu alat/obat
kontrasepsi yang lebih awal kadaluarsanya, agar lebih awal didistribusikan/dipakai
oleh klien)
 Tempatkan tiap jenis alat/obat kontrasepsi secara terpisah, dan jauhkan dari bahan-
bahan yang mengandung insektisida, bahan kimia, arsip tua/lama, peralatan kantor
dan material lain
 Pisahkan alat dan obat kontrasepsi yang sampai pada batas kadaluarsa, sesuai
dengan ketentuan pemerintahan atau Donor Agency/pemberi bantuan
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 35 dari 56

 Pastikan bahwa penyimpanan alat/obat kontrasepsi benar-benar dalam posisi aman

Sistem Distribusi Dengan Cara FEFO


Untuk memastikan bahwa alat/obat kontrasepsi belum sampai pada batas kadaluarsa
pada wkatu disalurkan ke klien, maka perlu ditetapkan kebijakan FEFO ( first expire,
first out), sebagai pengganti sistem yang lama yaitu FIFO (first in first out). Kebijakan ini
harus diinformasikan ke seluruh jajaran petugas (klinik dan lapangan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan pada FEFO:
• Teliti setiap dus alat/obat kontrasepsi yang tiba di gudang atau fasilitas pelayanan
(RS, Puskesmas, Klinik), kapan waktu kadaluarsa
• Letakan setiap dus alat/obat kontrasepsi sesuai dengan urutan waktu kadaluarsa.
Letak dus alat/obat kontrasepsi paling atas adalah alat/obat kontrasepsi yang masa
kadaluarsanya paling tua/dekat. Pastikan bahwa alat/obat kontrasepsi tersebut
mudah terllihat dan mudah diambil oleh petugas untuk disalurkan ke klien
• Umumkan kepada petugas lain agar menggunakan alat/obat kontrasepsi yang
masa kadaluarsanya paling tua terlebih dahulu pastikan untuk tidak menyalurkan
alat/obat kontrasepsi yang masa kadaluarsanya telah lewat.
Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Untuk Penjagaan Kualitas Alat/Obat
Kontrasepsi
Pengamatan alat/obat kontrasepsi secara visual dapat dilakukan apabila secara fisik
terlihat adanya adanya tanda-tanda kelainan sebagai berikut. Jangan digunakan
apabila terdapat tanda-tanda:
a. Pil KB
 Pil terlihat rusak (pecah-pecah, rapuh/remuk, berubah warna)
 Aluminium pembungkus rusak
 Pada paket/strip, ada pil yang hilang
 Pil terlihat buruk/rusak (ada bintik cokelat, mudah pecah)
b. Kondom
 Kondom terlihat rusak
 Kemasan kondom terbuka/bocor
 Segel kemasan tidak utuh
c. Implan
 Kemasan steril sudah rusak/terbuka
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 36 dari 56

d. AKDR
 Kemasan steril sudah rusak/terbuka
Catatan: Efektivitas AKDR Cu tidak berkurang bila Cu-nya terlihat gelap
atau ada noda/bintik hitam.
e. Suntik KB
 Cairan memadat, walaupun sudah dicocok
Catatan: Bila cairan obat suntik terpisah, kocok dahulu sebelum digunakan.

PANDUAN INVENTARISASI ALAT / OBAT KONTRASEPSI


Guna mengetahui apakah obat/alat kontrasepsi yang tersimpan dalam gudang
atau tempat penyimpanan di RS/Klinik KB masih berada dalam kualitas yang baik dan
aman untuk disalurkan ke klien, perlu dilakukan pengamatan mutu terhadap fisik
alat/obat kontrasepsi secara terbuka.
Manajer atau penyelia yang mengunjungi tempat penyimpanan alat/obat
kontrasepsi yang perlu mengobservasi dan melakukan pengamatann dengan
menggunakan Daftar Tilik. Penggunaan Daftar Tilik dilakukan dengan cara mengisi pada
kolom Ya/Tidak. Jawaban Tidak, dapat mengindikasinkan permasalahan yang perlu
diperhatikan dan dicarikan jalan keluarnya.
Tabel 1: Manajemen Inventarisasi
Kegiatan Ya Tidak
Pencatatan
 Apakah pencatatan alkon teratur dan terkini ( up to date) ?
 Apakah data pencatatannya akurat?
 Apakah angka-angkanya benar?
Kondisi Persediaan
 Apakah persediaan setiap produk memadai (berada pada tingkatan
minimum dan maksimum) ?
 Apakah perkiraan penggunaan bulanan telah diperhitungkan secara
benar dan akurat?
 Apakah ada masalah pada kondisi produk alkon yang ada
(pecah/patah,rapuh)?
 Apakah fasilitas pelayanan dapat menjamin ketersediaan
persediaan alat/obat kontrasepsi?
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 37 dari 56

Jaminan Mutu
 Apakah ada produk alat/obat kontrasepsi yang mengalami
permasalahan (rapuh,retak,pecah)?
Inventaris Fisik
 Apakah inventarisasi fisik dilakukan secara berkala
(bulanan/triwulan) ?
 Apakah inventarisasi dicatat pada kartu persediaan/kartu control
inventaris ?
Pemesanan
 Bila fasilitas pelayanan KB memesan alat/obat kontrasepsi, apakah
pesanan tersebut disesuaikan dengan tingkat minimum/maksimum?
 Apakah jumlah pemesanan dilakukan perhitungan secara teliti?
Pelaporan
 Apakah pelaporan dilakukan secara teratur pada waktunya?
 Apakah ada kesalahan dalam laporan dalam waktu 6 bulan
terakhir?
 Apakah formulir laporan diisi dengan lengkap dan benar?
 Apakah informasi data laporan akurat?
Pembuangan produk yang telah digunakan
 Apakah ada alat/obat kontrasepsi yang telah rusak atau lewat masa
kadaluarsa, tetapi masih disimpan di fasilitas pelayanan KB?
 Apakah alat/obat kontrasepsi yang rusak atau lewat masa
kadaluarsa telah dipishakan dari alat/obat kontrasepsi yang masih
digunakan?
 Apakah staff pada fasilitas pelayanan KB telah melakukan prosedur
pengaturan alat/obat kontrasepsi yang rusak atau lewat masa
kadaluarsa?
 Apakah ada logistik atau manual distribusi yang memadai bagi
petugas pada fasilitas pelayanan KB?
 Apakah diperlukan formulir distribusi yang memadai untuk
pencatatan/pelaporan dan pemesanan?

Tabel 2 : Kondisi tempat penyimpanan


Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 38 dari 56

Kondisi tempat penyimpanan Ya Tidak


 Apakah tinggi susunan dus kraton melebihi 2,5 meter?
 Apakah diletakkan di atas pallet?
 Apakah letaknya tidak menempel dinding?
 Apakah alat/obat kontrasepsi yang sering digunakan diletakkan
pada tempat yang mudah dijangkau?
 Apakah alat/obat kontrasepsi yang sudah tidak digunakan
diletakkan secara terpisah dari alat/obat kontrasepsi yang masih
digunakkan?
 Apakah tempat/dus penyimpanan alat/obat kontrasepsi telah
diberi catatan yang jelas tentang waktu kadaluarsa?
 Apakah tempat penyimpanan telah diatur sesuai dengan FEFO?
 Apakah temperature pada tempat penyimpanan di bawah 40°C ?
 Apakah ada kipas angina atau system ventilasi untuk menjaga
sirkulasi udara?
 Apakah lantai dan dinding dalam kondisi kering?
 Apakah atap dan jendela tidak bocor?
 Apakah kondisi ruang/tempat penyimpanan sesuai dengan kondisi
alat/obat kontrasepsi yang ada?
 Apakah penerangan yang ada pada tempat penyimpanan
memadai untuk melihat label produksi/kartu persediaan?
 Apakah alat/obat kontrasepsi yang disimpan terhindar dari sinar
matahari langsung?
 Apakah tempat penyimpanan dalam kondisi bersih, rapi, dan
bebas debu?
 Apakah tempat alat/obat kontrasepsi terpisah dari barang lain
yang membahayakan seperti insektisida, bahan kimia, arsip lama,
peralatan kantor dan material lainnya?

Penjagaan Mutu Alat/Obat Kontrasepsi pada Tempat Penyimpanan


Efektivitas dan mutu alat/obat kontrasepsi dapat terjaga dengan baik, apabila disimpan dalam
kondisi yang baik. Penyimpanan / Depot alat kontrasepsi berada di Klinik Kandungan. Guna
menjaga kondisi ini maka dapat dilihat uraian berikut ini.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 39 dari 56

Table 3 : Penjaga mutu dan kondisi penyimpanan alat kontrasepsi


Jenis Kontrasepsi Kondisi Penyimpanan Masa Kadaluarsa
Pil KB Simpan di tempat sejuk dan kering, dan 5 tahun
jauhkan dari sinar matahari langsung.
Kondom Simpan di tempat sejuk dan kering, yaitu 3-5 tahun
suhu < 40°C dan jauhkan dari sinar
matahari langsung, bahan kimia, dan
bahan yang mudah terbakar
AKDR Lindungi dari kelembapan, sinar matahari 7 tahun
langsung, suhu 15-30°C
Norplant Simpan di tempat sejuk dan kering, suhu 5 tahun
< 30°C
Suntik KB Simpan pada suhu 15-30°C posisi vials
tegak lurus menghadap ke atas, jauhkan
dari sinar matahari langsung.

Cara Melakukan Pengecekan Kualitas Alat/Obat Kontrasepsi


Untuk memastikan apakah alat/obat kontrasepsi dalam kondisi baik, sebelum didistribusikan
kepada klien, hal-hal yang dilakukan petugas sebagai berikut:
 Petugas melakukan pengecekan kondisi fisik atas alat/obat kontrasepsi yang diterima.
 Apabila kondisi kontrasepsi baik, kemudian akan disimpan lebih dari 6 bulan, apalagi
kondisi tempat penyimpanan kurang baik (terlalu panas/lembab), petugas perlu
melakukan pengecekkan fisik secara berkala (mingguan/bulanan).
 Lakukan pencatatan dan pelaporan atas temuan yang ada untuk mendapatkan solusi
yang baik.

Table 4 : Distribusi Alat Kontrasepsi di RS Siti Khodijah


No Ruangan Jenis Alat Kontrasepsi Jumlah
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 40 dari 56

AKDR
Kondom
1. Poliklinik Kandungan
Suntik KB
Pil KB
AKDR
Kondom
2. Kamar Bersalin
Suntik KB
Pil KB
Kondom
3. Ruang Rawat Inap Suntik KB
Pil KB
4. PONEK AKDR

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 41 dari 56

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat pasien
lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
dalam pelaksanaan pelayanan KB di rumah sakit.
Jenis insiden keselamatan pasien yang mungkin terjadi di Pelayanan KB rumah
sakit, meliputi :
a. Kejadian Sentinel,
b. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC),
d. Kejadian Nyaris Cedera (KNC),
e. Kondisi Potensial Cedera Signifikan (KPCS).

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit khususnya pada pelayanan
Keluarga Berencana.
2. Menurunkan dan atau melakukan pencegahan terkait kejadian insiden keselamatan
pasien di Rumah Sakit.

C. ALUR PENANGANAN INSIDEN


1. Apabila terjadi suatu insiden di Rumah Sakit, wajib segera ditindaklanjuti
(dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, petugas yang menemukan insiden harus membuat laporan
insiden paling lambat 2 x 24 jam sejak insiden terjadi untuk selanjutnya dilaporkan ke
atasan langsung.
3. Atasan langsung membuat laporan investigasi sederhana untuk kemudian dilaporkan
kepada Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP). Untuk grading resiko rendah
(biru) atasan langsung harus membuat investigasi sederhana dengan batas waktu
maksimal 1 minggu, untuk grading resiko sedang (hijau) atasan langsung membuat
investigasi sederhana dengan batas waktu maksimal 2 minggu.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 42 dari 56

4. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP) di RS akan menganalisa kembali hasil
Investigasi dan Laporan insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi
lanjutan (RCA) dengan melakukan Regrading.
5. Untuk grade Kuning / Merah, Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP) di RS
akan melakukan Analisis akar masalah / Root Cause Analysis (RCA) dalam waktu
maksimal 45 hari.
6. Setelah melakukan RCA, Tim KP di RS akan membuat laporan dan Rekomendasi
untuk perbaikan serta "Pembelajaran" berupa : Petunjuk / "Safety alert" untuk
mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
7. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direktur.
8. Rekomendasi untuk "Perbaikan dan Pembelajaran" diberikan umpan balik kepada
unit kerja terkait serta sosialisasi kepada seluruh unit di Rumah Sakit.

D. KEGIATAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Kegiatan sasaran keselamatan pasien pada pelayanan KB di rumah sakit
meliputi :
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Melakukan identifikasi yang benar sesuai SPO setiap memberikan pelayanan KB.
Salah satu pendukung point ini adalah penggunaan gelang identitas pasien untuk
pasien rawat inap serta dengan memastikan kembali identitas pasien dengan
menanyakan nama, tanggal lahir, dan alamat khusus untuk pasien rawat jalan.
2. Peningkatan Service Excellent
a. Melakukan Service Excellent pada saat :
• Komunikasi antar perawat
• Komunikasi perawat dengan dokter
• Komunikasi antar petugas lainnya yang bertugas di Rumah Sakit
b. Menggunakan komunikasi SBAR :
• Saat operan jaga per shift
• Saat terjadi perpindahan perawatan pasien antar ruang
3. Peningkatan Keamanan Obat Obatan yang Perlu Diwaspadai ( High Alert
Medication)
a. Melaksanakan SPO Independent Double Check obat, kewaspadaan tinggi pada
obat-obat yang termasuk dalam daftar obat high alert.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 43 dari 56

b. Memberikan obat sesuai dengan prinsip 6 BENAR (benar pasien, benar obat,
benar dosis, benar cara, benar waktu, benar dokumentasi).
4. Kepastian Tepat Lokasi dan Tepat Prosedur
Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien adalah suatu
usaha yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di RS untuk menjamin pasien yang
akan menjalani suatu tindakan termasuk pelayanan KB mendapatkan tindakan yang
sesuai dengan lokasi keadaan yang perlu ditindak, prosedur yang tepat untuk
melakukan tindakan dan diberikan pada pasien yang benar membutuhkan tindakan
tersebut.
5. Pengurangan Resiko Infeksi
Dengan prosedur Cuci Tangan 6 langkah menurut WHO dan mentaati 5
momen Cuci Tangan.
6. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
a. Melakukan pencegahan resiko pasien jatuh dengan assessment resiko dan
tindak lanjut kepada pasien yang dirawat dan keluarga.
b. Melaporkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang terjadi pada saat
pelayanan KB di rumah sakit.
c. Melakukan analisa sederhana terhadap kejadian KTD yang terjadi pada saat
pelayanan KB di rumah sakit.
d. Melakukan sosialisasi hasil analisa KTD yang terjadi pada saat pelayanan KB
di rumah sakit.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 44 dari 56

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit adalah adalah segala kegiatan
untuk menjamin serta melindungi keselamatan dan Kesehatan sumber daya manusia
yang bekerja di rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan rumah sakit dengan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja di rumah sakit.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Bab XII Pasal
164 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko
bahaya Kesehatan dan mudah terjangkit penyakit.

B. TUJUAN
Menciptakan suatu sistem kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit dengan
melibatkan unsur manajemen, karyawan, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi
dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

C. KESELAMATAN KERJA
Kegiatan / tugas yang dilaksanakan pada pelayanan KB di RS umumnya
mempunyai dampak resiko tinggi terhadap kesehatan petugas.
Upaya yang dilakukan agar petugas tidak berisiko tinggi terhadap dampak dari
melaksanakan pekerjaannya, maka petugas harus :
1. Memakai SarungTangan
2. Memakai Masker
3. Fasilitas wastafel yang dilengkapi dengan skin desinfektan dan air mengalir
4. Safety Box
5. Apron
6. Cuci tangan dengan prinsip 5 momen dan 6 langkah cuci tangan
7. Penanganan sanitasi dan limbah tajam

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 45 dari 56

Pengendalian mutu merupakan teknik dan aktivitas terencana yang dilakukan untuk
mencapai, mempertahankan, serta meningkatkan kualitas pelayanan Keluarga Berencana di
rumah sakit, agar sesuai standar yang telah ditetapkan, sehingga dapat memenuhi kepuasan
pasien.
Langkah-langkah dalam proses pengendalian mutu dalam pelayanan KB di rumah sakit
mengacu pada tahap-tahap sebagai berikut :
1. Memahami kebutuhan akan pentingnya peningkatan mutu pelayanan Keluarga
Berencana di rumah sakit
2. Melakukan identifikasi masalah mutu yang ada.
3. Mememilih prioritas masalah yang akan dievaluasi.
4. Mencari akar penyebab prioritas masalah.
5. Merencanakan solusi atas prioritas masalah.
6. Melaksanakan perbaikan.
Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian mutu, meliputi proses penentuan
indikator mutu, pencatatan dan pelaporan indikator mutu, validasi dan analisa indikator mutu
sebagai bahan dalam melaksanakan perbaikan mutu.
Pengukuran indikator mutu Pelayanan Kelurga Berencana RS Siti Khodijah, meliputi :
a. Prosentase KB pasca persalinan
b. Prosentase KB pasca keguguran
c. Prosentase peserta KB yang sudah mendapat konseling KB

BAB IX
MANAJEMEN RISIKO
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 46 dari 56

Manajemen Risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, menganalisis,


mengevaluasi, mengendalikan, dan berusaha menghindari, meminimalkan, atau bahkan
menghilangkan risiko yang mungkin terjadi di area tersebut.

A. TUJUAN
Menjamin Rumah Sakit dapat memahami, mengukur, serta memonitor berbagai
macam risiko yang terjadi dan juga memastikan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat
dapat mengendalikan berbagai macam risiko yang ada.

B. TATA LAKSANA MANAJEMEN RISIKO


1) Penetapan konteks
Penetapan konteks bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis lingkungan
unit pelayanan KB, tempat Manajemen Risiko akan diterapkan. Dalam proses ini
diidentifikasi pihak-pihak yang paling berkepentingan (stakeholders utama) dengan
proses penerapan manajemen risiko, ruang lingkup dan tujuan proses, kondisi yang
membatasi, serta hasil yang diharapkan dari penerapan manajemen risiko.
2) Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, waktu, sebab dan proses
terjadinya peristiwa risiko yang dapat menghalangi, menurunkan, atau menunda
tercapainya sasaran yang ada. Identifikasi risiko dilakukan melalui pencatatan risk
register Aplikasi PMKP.
3) Analisis Risiko
Proses analisis risiko dilakukan dengan cara mencermati sumber risiko dan tingkat
pengendalian yang ada serta dilanjutkan dengan menilai risiko dari sisi konsekuensi
(level konsekuensi) dan kemungkinan terjadinya (level frekuensi).
4) Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko bertujuan untuk menetapkan prioritas risiko yang telah diidentifikasi
dan dianalisis.
5) Penanganan Risiko
Proses penanganan risiko bertujuan menentukan jenis penanganan yang efektif dan
efisien untuk suatu risiko. Penanganan risiko dilakukan dengan mengidentifikasi
berbagai opsi penanganan risiko yang tersedia ( Mengurangi Kemungkinan
terjadinya Risiko, menurunkan dampak Risiko, Menerima Risiko, Menghindari Risiko
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 47 dari 56

dan Mengalihkan/Mentransfer Risiko) dan memutuskan opsi penanganan risiko


yang terbaik yang dilanjutkan dengan pengembangan rencana mitigasi risiko.
6) Monitoring dan Review
Monitoring dan Reviu risiko ditujukan untuk terutama mendeteksi dan
mengantisipasi adanya perubahan dalam hal: Konteks organisasi, Profil Risiko,
Level setiap risiko dan Efektivitas mitigasi risiko. Proses Monitoring dan Reviu
dilakukan dengan cara memantau efektivitas rencana penanganan risiko, strategi,
dan sistem manajemen risiko.
7) Komunikasi dan Konsultasi
Proses komunikasi dan konsultasi bertujuan memperoleh informasi yang relevan
serta mengkomunikasikan setiap tahapan proses Manajemen Risiko sehingga
pihak-pihak yang terkait dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan baik.

BAB X
PENUTUP
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS SITI KHODIJAH NOMOR : /SK-DIR/RSSK/VIII/2022


LAMPUNG SELATAN REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 08 Agustus 2022
JUDUL: PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT HALAMAN : 48 dari 56

Demikian Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana di RS Siti Khodijah ini dibuat


sebagai kerangka acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan khususnya pada
pelayanan KB di rumah sakit. Kami berharap dengan adanya Pedoman Pelayanan Keluarga
Berencana ini, kinerja SDM unit pelayanan KB dapat berjalan dengan baik sesuai yang
diharapkan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.
Pada akhirnya Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit ini dapat
digunakan sebagai dasar acuan dalam penyelenggaraan pelayanan untuk peningkatan mutu
secara berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai