Disusun oleh:
NIM 2001829
3A D3 Keperawatan
KAMDA SUMEDANG
Adaftif Maladaftif
Pola Perawatan Diri Seimbang Kadang Perawatan Diri Tidak Seimbang Tidakmelakukan perawatan diri
1. Pola perawatan diri seimbang : saat kklien mendapatkan stressor dan mampu melakukan
untuk berpeilaku adaftif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stressor kadang kadang klien
tidak memperhatikan perawatan dirinya
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dai tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stressor
c. Factor Predisposisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kurang perawatan diri adalah, perkembangan.
Dalam perkembangan, keluarga yang terlalu melindungi dan memanjakan klien dapat
menimbulkan perkembangan inisiatif dan keterampilan. Lalu faktor predisposisi selanjutnya
adalah faktor biologis, beberapa penyakit kronis dapat menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri. faktor selanjutnya adalah kemampuan realitas yang
menurun. Klien dengan gangguan jiwa mempunyai kemampuan realitas yang kurang, sehingga
menyebabkan ketidakpedulian dirinya terhadap lingkungan termasuk perawatan diri.
Selanjutnya adalah faktor sosial, kurangnya dukungan serta latihan kemampuan dari
lingkungannya.
d. Factor Presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurangnya atau penurunan
motivasi, kerusakan kognisi, atau persepsi,cemas, lelah atau lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu perawatan diri. Sedangkan menurut Depkes
tahun 2000 faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah body image, praktik sosial,
status sosial ekonomi, pengetahuan, budaya, kebiasaan dan kondisi fisik
e. Jenis-Jenis Perawatan Diri
Menurut Nanda ada jenis perawatan diri terdiri dari
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi2beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri
f. Tanda dan Gejala
1. Tanda dan Gelaja Mayor
Subjektif : a. Menolak melalukan perawatan diri
b. Menyampaikan ketidakinginan muntuk melakukan perawatan diri
c. Mengatakan tidak tahu tentang perawatan diri
Objektif : a. Kulit, rambut, gigi dan kuku kotor
b. Pakaian kotor, tidak rapi dan tidak tepat
c. Makan dan minum tidak beraturan
d. Eliminasi tidak pada tempatnya
e. Lingkungan tempat tinggal tidak rapi dan kotor
2. Tanda dan Gejala Minor
Subjektif : a. –
Objektif : a. Ketidakmampuan menyiapkan perlengkapan mandi
b. Ketidakmampuan melepas dan mengenakan pakaian
c. Ketidakmampyan mengambil makanan dan minum sendiri
d. Ketidakmampuan menggunakan toilet
DS :
- Klien mengatakan malas untuk merawat dirinya karena menurutnya mandi ataupun tidak
mandi tetap tidak akan yang memperhatikannya.
- Klien hanya mengganti baju jika merasa ingin, jika tidak maka pakaiannya akan terus ia
pakai.
- Klien mengatakan tidak pernah mencuci tangan saat makan dan ketika selesai makan klien
hanya melap di pakaiannya saja,
- Klien mengatakan jika BAB/BAK hanya menyiramnya begitu saja.
DO :
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA PERENCENAAN
TG
KEPERAWATA KRITERIA
L TUJUAN INTERVENSI
N EVALUASI
Difisit Perawatan TUM : Setelah … interaksi, 1. Bina hubungan
Diri : Merawat Klien dapat klien menunjukan saling percaya
Kebersihan Diri melakuakn tanda-tanda percaya dengan :
perawatan pada perawat : - Beri salam
diri secara 1. Wajah cerah setiap
mandiri tersenyum berinteraksi
2. Mau berkenalan - Perkenalkan
TUK 1 : 3. Ada kontak nama. Nama
Klien dapat mata panggilan,
membina 4. Bersedia perawat dan
hubungan mencertiakan tujuan perawat
saling perasaan berinteraksi
percaya 5. Bersedia - Tanyakan ada
mengungkapka panggilan
n masalahnya kesukaan klien\
- Tunjukan sikap
empati, jujur,
dam menepati
janji setiap kali
berinterkasi
- Tanyakan
perasaan klien
dan masalah
yang dihadapi
klien
- Buat kontrak
interaksi yang
jelas
- Dengarkan
dengan empati
- Penuhi
kebutuhan dasar
klien
TUK 2 : Dalam …x interaksi 2. Diskusikan
klien menyebutkan : dengan klien :
Klien 1. Penyebab tidak - Penyeban klien
mengetahui merawat diri tidak merawat
pentingnya 2. Manfaat diri
perawatan menjaga - Manfaaf
diri perawatan diri menjaga
3. Tanda-tanda perawatan diri
bersih dan rapi untuk keadaan
4. Gangguan yang fisik, mental
dialami jika dan social
perawatan diri - Tanda-tanda
tidak perawatan diri
diperhatikan yang baik
- Penyakit atau
gangguan
kesehatan yang
bisa dalami olhe
klien bila
perawatan diri
tidak adekuat
TUK 3 : Dalam …x interaksi 3. Diskusikan
Klien klien menyebutkan frekuensi
mengetahui frekuensi menjaga menjaga
cara-cara perawatan diri : perawatan diri
melakukan 1. Frekuensi selama ini
perawatan mandi seperti
diri 2. Frekuensi sikat - Mandi
gigi - Gosk gigi
3. Frekuensi - Keramas
keramas - Berpakain
4. Frekuensi - Berhias
berhias - Gunting kuku
5. Frekuesnsi 3.1 Diskusikan cara
gunting kuku praktek
Dalam …x interaksi keperawatan
klien menjalaskan cara diri yang baik
perawatan diri : dan benar
1. Cara mandi seperti :
2. Cara gososk - Mandi
gigi - Gosok gigi
3. Cara keramsa - Keramsa
4. Cara - Berpakaian
berpakaian - Berhiasa
5. Cara berhias - Gunting kuku
6. Cara gunting 3.2 Berikan pujian
kuku untuk setiap
respon klien
yang positif
TUK 4 : Dalam …x interaksi 4.1 Bantu klien saat
Klien dapat klien memperaktekan perawatan diri :
melaksanaka perawatan diri dengan - Mandi
n perawatan dibantuk oleh perawat : - Gosok gigi
diri dengan - Mandi - Berhias
bantuan - Gosok gigi - Keramsa
perawat - Berhias - Berpakaian
- Keramsa - Berhias
- Berpakaian - Gunting kuku
- Berhias 4.2 Beri pujian
- Gunting kuku setelah klien selesai
melaksanakan
perawatan diri
TUK 5 : Dalam … x interaksi 5.1 pantau klien
Klien dapat klien melaksanakan dalam
melaksanaka perawatan diri secara melaksanaka
n perawatan mandiri : n perawatan
secara - Mandi 2x sehari diri :
mandiri - Gosok gigi - Mandi
sehabis makan - Gosok gigi
- Keramas 2x - Berhias
seminggu - Keramsa
- Ganti pakaian - Berpakaian
1x sehari - Berhias
- Berhias sehabis - Gunting kuku
mandi 5.2 Beri pujian
- Gunting kuku saat klien
setelah mulai selesai
panjang melaksanaka
n perawatan
diri secara
mandiri.
TUK 6 Dalam …x keluarga 6.1 diskusikan
Kklien menjelaskan cara-cara dengan
mendapatkan membantu klien dalam keluarga :
dukungan memenuhi kebutuhan - penyebab klien
keluarga perawatan dirinya tidak
untuk melaksanakan
meningkatka Dalam …x interaksi perawatan diri
n perawatan keluarga menyiapkan - Tindakan yang
diri sarana perawatan diri telah dilakukan
klien : sabun mandi, klien selama di
pasta gigi, sikat gigi. rumah sakit
Sampo, handuk, sandal dalam menjaga
dan alat berhias perawatan diri
dan kemajuan
keluarga yang telah
memperaktikan diri dialami olej
kepada klien. klien
- Dukungan yang
bisa diberikan
oleh keluarga
adalah untuk
meningkatkan
kemampuan
klien dalam
perawatan diri
6.2 Diskusikan
dengan
keluarga
tentang
- Sarana yang
diperlykan
untuk menjaga
perawayan diri
klien
- Anjurkan
kepada keluarga
menyiapkan
sarana tersebut
6.3 disukusikan
dengan
kelaurga hal-
hal yang perlu
dilakukan
keluarga
dalam
perawatan diri
- anjurkan
keluarga untuk
memperaktekan
perawatan diri (
mandis, gosok
gugu, ganti
baju, berhias
dan gunting
kuku)
- ingatkan klien
waktu mandi,
gososk gigi,
keramas, ganti
baju, berhias
dan gunting
kuku
- bantu jika klien
mengalami
hambtan dalam
perawatan diri
- berikan pujian
atas
keberhasilan
klien.
REFERENSI
Keliat, B. A.,dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic Course).
Yogyakarta :EGC
Mukhripah dan Iskandar (2012) Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Pt Refika Aditama
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Disusun oleh:
NIM 2001829
3A D3 Keperawatan
KAMDA SUMEDANG
Adaftif Maladaptif
Saling tergantung
c. Factor Predisposisi
a. Factor Perkembangan
- Tidak terpenuhinya tugas dalam masa perkembanngan
- Kurang stimulasi, kasih sayang, perhatian dan kehangatan
b. Faktor Biologis
- Genetik
- Kelainan struktur otak
- Perubahan system limbik
c. Factor Sosial Budata
- Diasingkan keluarga dan lingkungan
d. Faktor Komunikasi dalam Keluarga
- Kurangnya komuniaksi dalam keluarga
- Selalu diasingkan
d. Factor Presifitasi
a. Stressor Sosial Budaya
TG DIAGNOSA PERENCANAAN
L KEPERAWATA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI
N EVALUASI
Isolasi Sosial TUM: Klien Setelah … x 1. Bina hubungan saling
dapat interaksi, Klien percaya dengan
berinteraksi menunjukan tanda- mengemukakan prinsip
dengan tanda percaya kepada komunikasi terapeutik :
orang lain. perawat: a. Mengucapkan
salam terapeutik.
a. Ekspresi
Sapa Klien dengan
wajah cerah,
TUK 1: ramah, baik verbal
tersenyum
ataupun non
Klien dapat b. Mau
verbal.
berkenalan
membina b. Berjabat tangan
c. Ada kontak
dengan Klien.
hubungan mata
c. Perkenalkan diri
d. Bersedia
saling dengan sopan.
menceritaka
d. Tanyakan nama
percaya n perasaan
lengkap Klien dan
e. Bersedia
nama pangglian
mengungkap
yang disukai
kan masalah
Klien.
e. Jelaskan tujuan
pertemuan
f. Membuat kontak
topik, waktu, dan
tempat setiap kali
bertemu Klien.
g. Tunjukan sikap
empati dan
menerima Klien
apa adanya.
h. Beri perhatian
kepada Klien dan
perhatian
kebutuhan dasar
Klien.
TUK 2 : Kriteria evaluasi : 2. 1 Tanyakn pada klien
Klien a. Klien dapat tentang :
mampu menyebutkan a. Orang yang
menyebutka minimal satu tinggal serumah
n penyebab penyebab atau sekamar
isolasi sosial isolasi sosial. dengan Klien.
b. Penyebab b. Orang yang paling
munculnya dekat dengan
isolasi sosial: Klien dirumah
diri sendiri, atau ruang
orang perawatan.
lain,dan c. Hal apa yang
lingkungan membuat Klien
dekat dengan
orang tersebut.
d. Orang yang tidak
dekat dengan
Klien, baik
dirumah atau di
ruang perawatan.
e. Apa yang
membuat Klien
tidak dekat dengan
orang tersebut.
f. Upaya yang sudah
dilakukan agar
dekat dengan
orang lain.
2.2 . Diskusikan dengan
Klien penyebab isolasi
sosial atau tidak mau
bergaul dengan orang lain
2.3. Beri pujian terhadap
kemampuan Klien dalam
TUK 3: Kriteria Evaluasi: 3.1 tanyakan kepada Klien
Klien 1. Klien dapat tentang:
mampu menyebutkan a. Manfaat
menyebutka keuntungan dalam hubungan sosial
n berhubugan sosial b. Kerugian isolasi
keuntungan seperti: social
berhubungan a. Banyak 3.2 Diskusikan bersama
sosial dan teman Klien tentang manfaat
kerugian dari b. Tidak berhubungan sosial dan
isolasi sosial kesepian kerugian isolasi sosial 3.3.
c. Bisa diskusi Beri Pujian terhadap
d. Saling kemampuan Klien dalam
menolong mengungkapkan
2. Klien dapat perasaannya.
menyebutkan
kerugian menarik
diri, seperti:
a. sendiri
b. kesepian
c. tidak bisa
diskusi
TUK 4: Kriteria evaluasi : 4.1 Observasi perilaku
Klien dapat a. Klien dapat Klien ketika
melaksanaka melaksanaka berhubungan sosial
n hubungan n hubungan 4.2 Jelaskan kepada Klien
sosial secara sosial secara cara berinteraksi
bertahap. bertahap dengan orang lain
dengan: 4.3 Berikan contoh cara
Perawaat, berbicara dengan
perawat lain, orang lain
Klien lain, 4.4 Beri kesempatan
keluarga dan kepada Klien
kelompok mempraktikan cara
berinteraksi dengan
orang yang dilakukan
di hadapan perawat
4.5 Bantu Klien
berinteraksi dengan
salah satu orang,
teman atau anggota
keluarga
4.6 Bila Klien sudah
menunjukan
kemajuan, tingkatkan
jumlah interaksi
dengan dua, tiga,
empat orang dan
seterusnya
4.7 Beri pujian untuk
setiap kemajuaan
interaksi yang telah
dilakukan
4.8 Latih Klien bercakap-
cakap dengan anggota
keluarga saat
melakukan kegiatan
harian dan kegiatan
rumah tangga
4.9 Latih Klien bercakap-
cakap saaat
melakukan kegiatan
sosial misalnya:
belanja ke warung, ke
Klien merasa lebih
berguna dan rasa
percaya diri Klien
dapat tumbuh
kembali. 28 pasar, ke k
pasar, ke kantor pos,
ke bank, dan lain-lain.
4.10 Siap
mendengarkan
ekspresi perasaan
Klien setelah
berinteraksi dengan
orang lain. mungkin
Klien akan
mengungkapkan
keberhasilan atau
kegagalan beri
dorongan terus-
menerus agar Klien
tetap semangat
meningkatkan
interaksinya
TUK 5: Kriteria Evaluasi: 5.1 Diskusikan
dengan Klien
Klien a. Klien dapat tentang
mampu menjelaskan perasaannya
menjelaskan perasaannya setelah
perasaannya setelah berhubungan
setelah berhubngan sosial dengan:
berhubugan sosial Orang lain dan
sosial dengan: kelompok.
Orang lain, 5.2 Beri pujian
kelompok. terhadap
kemampuan
Klien
mengungkapkan
perasaannya.
TUK 6 : Kriteria Evaluasi: 6.1 Diskusikan
Klien keluarga dapat pentingnya
mendapat menjelaskan tentang: peran serta
dukungan keluarga
keluarga a. isolasi sosial sebgai
dalam beserta tanda pendukung
memperluas dan untuk
hubungan gejalannya. mengatasi
sosial b. penyebab dan perilaku isolasi
akibat dari social
isolasi sosial. 6.2 Diskusikan
c. Cara merawat potensi
Klien isolasi keluarga untuk
sosial membantu
Klien
mengatasi
perilaku isolasi
sosial.
6.3 Jelaskan pada
keluarga
tentang: a.
Isolasi sosial
beserta tanda
dan gejalanya
b. Penyebab
dan akibat
isolasi sosial
c. Cara
merawat Klien
isolasi sosial
6.4 Latih keluarga
cara merawat
Klien isolasi
sosial
6.5 Tanyakan
perasaan
keluarga
setelah
mencoba cara
yang
dilatihkan
6.6 Beri motivasi
keluarga agar
membantu
Klien untuk
bersosialisasi
6.7 Beri pujian
kepada
keluarga atas
keterlibatanny
a merawat
Klien dirumah
sakit
TUK 7: Kriteria Evaluasi: 7.1 Diskusikan
Klien dapat Klien bisa dengan Klien
memanfaat menyebutkan: tentang
kan obat a. Manfaat manfaat dan
dengan baik minum obat kerugian tidak
b. Kerugian minum obat.
yang 7.2 Pantau Klien
dtimbulkan pada saat
akibat tidak penggunaan
minum obat obat
c. Nama, 7.3 Berikan pujian
warna, dosis, kepada Klien
efek terapi, jika Klien
dan efek menggukan
samping obat obat dengan
d. Akibat benar
berhenti 7.4 Diskusikan
minum obat akibat berhenti
tanpa minum obat
konsultasi tanpa
dokter konsultasi
dokter.
7.5 Anjurkan
Klien untuk
konsultasi
dengan dokter
atau perawat
jika terjadi
halhal yang
tidak
diinginkan
Referensi
Eko Prabowo (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Medical Book.
Lilik Ma’rifatul A (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Graha Ilmu.
Trimelia (2011). Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial. CV. Trans Info Media.
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Disusun oleh:
NIM 2001829
3A D3 Keperawatan
KAMDA SUMEDANG
Adaptif Maladaptif
c. Faktor Predisposisi
1. Biologis
- Riwayat herediter
- Trauma kepala
- Penyakit fisik
- Riwayat NAPZA
2. Psikologis
- Kegagalan berulang
- Korban kekerasan
- Kegagalan pola asuh
- Kemampuan mekanisme koping
- Kehilangan orang yang dicintai
3. Sosial Budaya
- Masalah ekonomi
- Perceraian
- Tidak bekerja
- Diskriminasi dan Stigma
- Pendidikan
- Konflik social budaya
- Bencana alam
- Peperangan
d. Faktor Presifitasi
a. Biologis
- Gangguan dalam umpan baluk otak
- Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak
b. Lingkungan
- Kemiskinan
- Masalah perumahan
- Stigmatisasu
- Kurang dukungan social
- Tekanan pekerjaan
- Perubahan pola aktivitas
- Isolasi social
- Gangguan dalam hubungan interpersonal
c. Prilaku
- Konsep diri rendah
- Prilaku agresif
- Manajement obat yang buruk
- Prilaku kekerasan
- Keputusasaan
- Keterampilan social yang buruk
d. Kesehatan
- Gizi yang buruk
- Kurang tidur
- Infeksi
- Kelelahan
- Kurang olahraga
- Hambatan mengakses Yayasan kesehatan
Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
.Keliat, Budi Anna. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN (Kursus Dasar).Jakarta:
EGC
Kusumawati & Hartono. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta: Salemba Medika.Maramis, W.F.
2005. Ilmu Kedokteran Jiwa (Edisi 9). Surabaya: Pers Universitas Airlangga.Trimelia. 2011.
Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Jakarta: Trans Info Media
LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun oleh:
NIM 2001829
3A D3 Keperawatan
KAMDA SUMEDANG
Dalam setiap orang terdapat kapasitas untuk berprilaku pasif, asertif, dan agresif/
perilaku kekerasan
Objektif : - Melotot
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nuraenah. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga dan Beban Keluarga dalam Merawat Anggota
dengan Riwayat Perilaku Kekerasan di RS. Jiwa Islam Klender Jakarta Timur, 29-37.
Sari, K. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info MEdia
LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun oleh:
NIM 2001829
3A D3 Keperawatan
KAMDA SUMEDANG
Adaftif Maladaptif
1. Aktualisasi diri : konsep diri yang positif dg latar belakang pengalaman yang sukses
2. Konsep diri positif : individu mempunyai pengalaman positif dalam perwujudan dirinya
3. Harga Diri Rendah : individu mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri
4. Kekacauan identitas : kegagalan indiv.mengintegrasikan aspek2 identitas diri
5. Depersonalisasi: perasaan tdk realistik dan merasa asing dg diri sendiri
d. Faktor Predisposisi
1) Biologis
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa Selain itu ada riwayat penyakit kronis merupakan salah satu faktor
penyebab gangguanjiwa.
2) Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri adalah pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan, dari lingkungan dan orang terdekat serta harapan
yang tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang tanggung jawab pribadi dan memiliki
faktor yang tinggi pada orang lain merupakan penyebab gangguan jiwa. Selain itu
pasiendengan harga diri rendah memiliki penilaian negatif terhadap dirinya sendiri,
mengalami krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realistis.
3) Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri adalah keadaan negatif
dari lingkungan terhadap lingkungan, sosial ekonomi rendah, serta riwayat lingkungan
pada tahap tumbuh kembang anak
e. Factor Presifitasi
1) Riwayat trauma maupun pemeriksaan seksual dan pengalaman psikologis yang tidak
menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan, pelaku, korban
dari perilaku kekerasan.
2) Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan karenaa
a. Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan
denganpertumbuhan transisi dari masa kanak-kanak ke remaja.
b. Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian
c. Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari kondisi sehatkesakit
f. Tanda dan Gejala
1. Harga Diri Rendah Kronis
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi atau perasaan negatif terhadapdiri sendiri atau
kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidakberdaya yang berlangsung
dalam waktu lama dan terus – terus menerus.
Tanda dan gejala Mayor :
1) Subyektif
- Menilai diri negatif (misalnya Tidak berguna, tidak tertolong)
- Merasa malu atau bersalah
- Merasa tidak mampu melakukan apapun
- Meremahkan kemampuan mengatasi masalah
- Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
- Melebih – lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
- Menolak penilaian tentang positif diri sendiri
2) Objektif
- Engga mencoba hal baru
- Berjalan menunduk
- Postur tubuh menunduk
1. Subjektif
- Merasa sulit konsentrasi
- Sulit tidur
- Mengungkapkan keputusan
2. Objektif
- Kontak mata kurang
- Lesu dan tidak bergairah
- Berbicara pelan dan pelan
- Pasif
- Perilaku tidak tegas
- Mencari peningkatan secara berlebihan
- Bergantung pada pendapat orang lain
- Sulit membuat keputusan
- Berkali-kali mencari penegasa
2. Harga Diri Rendah Situasional
Harga Diri Rendah Situasional adalah evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri
atau kemampuan klien sebagai respons terhadap situasi saat ini.
Tanda dan Gejala Mayor
1. Subjektif
- Menilai diri negatif (mis. tidak berguna, tidak tertolong)
- Merasa malu atau bersalah
- Melebih – lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
- Menolak positif tentang diri sendiri2)
2. Objektif
- Berbicara pelan dan pelan
- Menolak berinteraksi dengan orang lain
- Berjalan menunduk
- Postur tubuh menunduk
1. Subjektif
- Sulit berkonsentrasi
2. Objektif
- Kontak mata kurang
- Lesu dan tidak bergairah
- Pasif
- Tidak mampu membuat keputusan
DS: Klien mengatakan tidak ada harapan punya teman, klien mengatakan malu berinteraksi dengan
orang lain
DO: Kontak mata kurang, expresi wajah malu, sering menunduk saat berinteraksi
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Isolasi sosial
Keliat, B. A.,dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic Course).
Yogyakarta :EGC
Eko Prabowo (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Medical Book.