Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN WAHAM

Dosen Pengampu :
Deddy Sapadha Putra Sagala, S. kep., Ns., M. kep

Disusun Oleh:

LUTER KRISTIAN ZAI


214201067

PROGRAM PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS IMELDA

MEDAN T.A 2023 / 2024


WAHAM

1.Definisi Waham
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat.2011). Waham adalah
keyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan walaupun walaupun tidak diyakini oleh
orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 2012).

Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi /
informasi secara akurat (Yosep ,2009 ).Waham adalah suatu keadaan dimana seorang
individu mengalami sesuatu kekacauan dalam pengoperasian dan aktivitas – aktivitas kognitif
(Townsend, 2010).

Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan menilai dan merespons pada


realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul perilaku
yang sukar untuk dimengerti dan menakutkan. Gangguan ini biasanya ditemukan pada pasien
skizofrenia dan psikotik lain. Waham merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada
10 isi pikir dan pasien skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi kebutuhan
psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam hidupnya. Misalnya harga diri, rasa
aman, hukuman yang terkait dengan perasaan bersalah atau perasaan takut mereka tidak
dapat mengoreksi dengan alasan atau logika (Kusumawati, 2010).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN WAHAM
1.Pengkajian
Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu dikaji

Masalah Keperawatan : Perubahan Isi Pikir : Waham


1. Data subjektif : Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai kenyataan.
2. Data objektif : Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak
tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.

a. Faktor Predisposisi
1. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon biologis yang maladaptive
2. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks prefrontal dan korteks limbic
3. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan glutamate
4. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli
5. penolakan dari lingkungan pada usia perkembangan anak, pasien halusinasi seringkali
memiliki tingkat pendidikan yang rendah serta pernah mengalami kegagalan dalam
hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja.

b. Faktor Presipitasi
1. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
3. Adanya gejala pemicu
c. Faktor perilaku
Dimensi fisik
1. Nutrisi tidak adekuat terhadap delusi yang menyiksa
2. Kesukaran tidur
3. Kesenangan dan keindahan, kurang perhatian ketika area pada delusi
4. Aktivitas tidak fungsional.
5. Kebiasaan pengobatan menolak tidak menurut aturan hidup karena takut akan
membahayakan (waham penganiayaan)
Perilaku destruktif
1. Kurang pengontrolan pikiran berdasarkan delusi
2. Usaha bunuh diri
3. Pembunuhan

Dimensi emosional
1. Ekspresi emosi, kadang-kadang tidak ada
2. Takut yang berlebihan
3. Mencurigai orang lain tidak percaya pada orang lain
4. Kasar, tidak menghargai, sukar marah
5. Terlihat bingung dan senang berfantasi
6. Merasa bersalah
7. Bermusuhan
8. Dimensi sosial

c. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang
menakutkan dengan respon neurobiologis yang maladaptive meliputi: regresi
berhubungan dengan masalah proses informasi dengan upaya untuk mengatasi
ansietas, proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi, menarik diri,
pada keluarga: mengingkari.

2. Diagnosa keperawatan
1. Perubahan proses pikir : waham
2. Perilaku kekerasan
3. Waham
4. Menarik Diri
5. Harga Diri Rendah
3.Rencana Tindakan
Perencanaan

Diagnosis Tujuan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan (TUK/TUM) Evaluasi

Waham Tujuan Umum : Setelah 1 Bina hubungan Hubungan saling


Curiga Klien dapat dilakukan … x saling percaya percaya menjadi
berkomunikasi pertemuan dengan dasar interaksi
dengan baik dan diharapkan menggunakan selanjutnya dalam
terarah. 1. Ekspresi prinsip komunikasi membina klien
wajah teraupetik. dalam berinteraksi
bersahabat. - Sapa klien dengan baik dan
2. Ada kontak dengan benar,
mata. ramah baik
verbal
maupun non
verbal

TUK 1 : Klien 3. Mau berjabat - Perkenalkan sehingga klien mau


dapat membina tangan diri dengan mengutarakan isi
hubungan saling 4. Mau sopan perasaannya.
percaya. menjawab - Tanyakan
salam. nama
5. Klien mau lengkap dan
duduk nama yang
berdampingan disukai klien.
. - Jelaskan
6. Klien mau tujuan
mengutarakan pertemuan
isi - Jujur dan
perasaannya. menepati
janji
- Tunjukkan Meningkatkan
rasa empati orientasi klien pada
dan realita dan
menerima meningkatkan rasa
klien dengan percaya klien pada
apa adanya. perawat.
2. Jangan
membantah dan
mendukung
waham klien. - Suasana
Katakan lingkungan
perawat persahabatan yang
menerima mendukung dalam
keyakinan klien. komunikasi
- Katakan teraupetik.
perawat tidak
mendukung
keyakinan klien.
3. Yakinkan klien
dalam keadaan Mengetahui
aman dan penyebab waham
terlindung - curiga dan
“Anda berada intervensi
ditempat aman selanjutnya yang
dan terlindung”. akan dilakukan oleh
- Gunakan klien.
keterbukaan dan
kejujuran,
jangan
tinggalkan klien
dalam keadaan
sendiri.
4. Observasi
apakah
wahamnya
mengganggu
aktivitas
sehari-hari dan
perawatan diri
klien.

TUK 2 : Klien Setelah 1. Beri pujian pada Reinforcement


dapat dilakukan … x penampilan dan positif dapat
mengidentifikasi pertemuan kemampuan meningkatkan
kan kemampuan diharapkan klien yang kemampuan yang
yang dimiliki. 1. Klien dapat realistis dimiliki oleh klien
mempertahan dan harga diri klien.
kan aktivitas Klien terdorong
sehari-hari untuk memilih
2. Klien dapat 2. Diskusikan aktivitas seperti
mengontrol dengan klien sebelumnya tentang
wahamnya. kemampuan aktivitas yang
yang dimiliki pernah dimiliki oleh
pada waktu lalu klien. Dengan
dan saat ini. mendengarkan klien
akan merasa lebih
diperhatikan
3. Tanyakan apa
sehingga klien akan
yang bisa
mengungkapkan
dilakukan
perasaannya.
(kaitkan dengan
aktivitas
sehari-hari dan
perawatan diri)
kemudian
anjurkan untuk
melakukan saat
ini.
4. Jika klien
selalu bicara
tentang
wahamnya
dengarkan
sampai
kebutuhan
waham tidak
ada. Perawat
perlu
memperhatikan
bahwa klien
sangat penting

TUK 3 : Klien Setelah dilakukan 1. Observasi Observasi dapat


dapat … x pertemuan kebutuhan mengetahui
mengidentifikasi diharapkan klien kebutuhan klien.
kebutuhan yang 1. Klien sehari-hari Dengan mengetahui
tidak dimiliki. dapat 2. Diskusikan kebutuhan yang
berbicara kebutuhan tidak terpenuhi
dengan klien yang maka dapat
realitas. tidak diketahui kebutuhan
2. Klien terpenuhi yang
mengikuti selama akan diperlukan.
Terapi dirumah Dengan melakukan
Aktivitas maupun di aktivitas klien tidak
Kelompok RS. akan lagi
. menggunakan isi
wahamnya. Dengan
3. Hubungkan
situasi tertentu klien
kebutuhan
akan dapat
yang tidak
mengontrol
terpenuhi
wahamnya.
dengan
timbulnya
waham
4. Tingkatkan
aktivitas
yang dapat
memenuhi
kebutuhan
klien dan
memerlukan
waktu dan
tenaga.
5. Atur situasi
agar klien
tidak
mempunyai
waktu untuk
menggunaka
n wahamnya.

TUK 4 : Setelah … x 1. Berbicara dengan Reinforcement


Klien dapat pertemuan klien dalam konteks adalah penting
berhubungan diharapkan realitas (realitas diri, untuk
dengan realitas. Kriteria Evaluasi : realitas orang lain, meningkatkan
1. Klien dapat waktu dan tempat). kesadaran klien
berbicara dengan akan realitas. Pujian
realitas. 2. Sertakan klien dapat memotivasi
2. Klien dalam terapi klien untuk
mengikuti Terapi aktivitas kelompok: meningkatkan
Aktivitas orientasi realitas kegiatan positifnya.
Kelompok. 3. Berikan pujian
tiap kegiatan positif
yang dilakukan oleh
klien
TUK 5 : Setelah … x 1. Diskusikan Perhatian keluarga
Klien dapat pertemuan dengan dan pengertian
dukungan dari diharapkan keluarga keluarga akan dapat
keluarga. Kriteria Evaluasi : tentang : membantu klien
1. Keluarga a. Gejala dalam
dapat waham mengendalikan
membina b. Cara wahamnya.
hubungan merawa
saling c. Lingkung
percaya an
dengan keluarga
perawat. d. Follow
2. Keluarga up dan
dapat obat.
menyebut 2. Anjurkan
kan keluarga
pengertian melaksanaka
, tanda dan n dengan
tindakan bantuan
untuk perawat.
merawat
klien
dengan
waham.

TUK 6 : Setelah … x 1. Diskusikan Obat dapat


Klien dapat pertemuan dengan klien dan mengontrol waham
menggunakan diharapkan keluarga tentang yang dialami oleh
obat dengan Kriteria Evaluasi : obat, dosis, dan klien dan dapat
benar. 1. Klien dapat efek samping obat membantu
menyebutkan dan akibat penyembuhan klien.
manfaat, efek penghentian.
samping dan 2. Diskusikan
dosis obat. perasaan klien
2. Klien dapat setelah minum
mendemonstr obat.
asikan 3. Berikan obat
penggunaan dengan prinsip
obat dengan lima benar dan
benar. observasi setelah
3. Klien dapat minum obat.
memahami
akibat
berhentinya
mengkonsum
si obat tanpa
konsultasi.
4. Klien dapat
menyebutkan
prinsip lima
benar dalam
penggunaan
obat.

Anda mungkin juga menyukai